• Tidak ada hasil yang ditemukan

AGAMA ISLAM Ekonomi Islam dan Kesejaht

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "AGAMA ISLAM Ekonomi Islam dan Kesejaht"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH

EKONOMI ISLAM DAN KESEJAHTERAAN UMAT

Disusun oleh :

PRETTY YUNITA 041411131034

PUTRI ROUDINA MAS’UD 041411331084

NUR LAILIYA 041411331089

MEDIANA TRI WIJAYATI 041411331085 NAHDLIATUL AMALIA 041411431027

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS AIRLANGGA

2014/2015

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

(2)

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalahini.

Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb

Salam

Penyusun

DAFTAR ISI

Cover……….……….. 1 Kata Pengantar………. 2 Daftar Isi……….. 3

BAB I Pendahuluan

1.1 Latar Belakang Masalah……….4

1.2 Rumusan Masalah……….. 5

1.3 Tujuan……….5

BAB II Metode Penelitian

2.1 Studi literatur………...6 2.2 Diskusi……….6

BAB III Pembahasan

3.1 Pengertian Ekonomi Islam dan Kesejahteraan Umat …..………....7 3.2 Filantrofi Islam………10

BAB IV Penutup

(3)

Daftar Pustaka……….………..………..28

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Ekonomi Islam atau Ekonomi berbasis Syariah adalah sebuah sistem ekonomi yang memiliki tujuan utama untuk kesejahteraan umat. Sistem ekonomi syariah berpedoman penuh pada Al - Qur’an dan As - Sunnah. Hukum - hukum yang melandasi prosedur transaksinya sepenuhnya untuk kemaslahatan masyarakat, sehingga tidak ada satu pihak yang merasa dirugikan. Kesejahteraan masyarakat dalam Ekonomi Islam tidak hanya diukur dari aspek materilnya, namun mempertimbangkan dampak sosial, mental dan spiritual individu serta dampak yang ditimbulkan bagi lingkungan. Syariat Islam telah mengajarkan tatacara manusia dalam menjalankan hidupnya dari segala aspek. Tidak hanya dalam aspek religious, tetapi juga mengatur perilaku manusia sebagai mahluk sosial, menjaga hubungan antar sesama manusia, hubungan manusia dengan alam, dan menghindarkan dari perilaku – perilaku menyimpang agar dapat tercipta kedamaian dan ketentraman.

(4)

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian ekonomi Islam dan kesejahteraan umat?

2. Bagaimana pengaruh ekonomi Islam terhadap kesejahteraan umat?

1.3 Tujuan

1. Mengetahui pengertian ekonomi Islam dan kesejahteraan umat. 2. Mengetahui pengaruh ekonomi Islam terhadap kesejahteraan umat.

BAB II

METODE PENELITIAN 2.1 Studi literatur

(5)

2.2 Diskusi

Setelah membaca berbagai literatur agama Islam, proses pemahaman ekonomi Islam dan kesejahteraan umat diperoleh dengan diskusi sehingga inti dari pokok permasalahan dapat terjawab.

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Pengertian Ekonomi Islam dan Kesejahteraan Umat 3.1.1 Pengertian Ekonomi Islam

Ekonomi Islam merupakan ilmu yang mempelajari perilaku ekonomi manusia yang perilakunya diatur berdasarkan aturan agama Islam dan didasari dengan tauhid sebagaimana dirangkum dalam rukun iman dan rukun Islam. Sistem Ekonomi Islam berbeda sama sekali dengan sistem ekonomi kufur buatan manusia.

Secara dasarnya, pengelolaan kepemilikan harta kekayaan yang telah dimiliki mencakup dua kegiatan, yaitu:

1. Pembelanjaan Harta (Infaqul Mal)

(6)

dimanfaatkan untuk hal-hal yang mubah (harus). Dan hendaknya harta tersebut tidak dimanfaatkan untuk sesuatu yang terlarang seperti untuk membeli barang-barang yang haram seperti minuman keras, babi, dan lain-lain.

2. Pengembangan Harta (Tanmiyatul Mal)

Pengembangan harta (tanmiyatul mal) adalah kegiatan memperbanyak jumlah harta yang telah dimiliki. Seorang muslim yang ingin mengembangkan harta yang telah dimiliki, wajib terikat dengan ketentuan Islam berkaitan dengan pengembangan harta. Secara umum Islam telah memberikan tuntunan pengembangan harta melalui cara-cara yang sah seperti jual-beli, kerja sama syirkah yang Islami dalam bidang pertanian, perindustrian, maupun perdagangan.

Pengelolaan kepemilikan yang berhubungan dengan kepemilikan umum itu adalah hak negara (Daulah Islamiyah), kerana negara (Daulah Islamiyah) adalah wakil ummat. Meskipun menyerahkan kepada negara (Daulah Islamiyah) untuk mengelolanya, namun Allah SWT telah melarang negara (Daulah Islamiyah) untuk mengelola kepemilikan umum tersebut dengan jalan menyerahkan penguasaannya kepada orang tertentu. Sementara mengelola dengan selain dengan cara tersebut diperbolehkan, asal tetap berpijak kepada hukum-hukum yang telah dijelaskan oleh syara'.

3.1.2 Konsep Ekonomi Islam

Ekonomi Islam pada hakekatnya bukanlah sebuah ilmu dari sikap reaksioner terhadap fenomena ekonomi konvensional.awal keberadaannya sama dengan awal keberadaan Islam di muka bumi ini (1500 tahun yang lalu), karena ekonomu uslam merupakan bagian yang tak terpisahkan dari Islam sebagai system hidup.Islam yang diyakini sebagai konsep hidup tentu melingkupi ekonomi sebagai salah satu aktivitas hidup manusia.jadi dapat dikatakan bahwa ekonomi Islam merupakan aktivitas agama atau ibadah kita dalam berekonomi.

(7)

atau tidak samapi kepada titik kematangan untuk menetapkan suatu paham yang benar.

3.1.3 Sistem Ekonomi Islam

Sistem ekonomi Islam harus terikat dengan syariat Islam, sebab segala aktivitas manusia ( termasuk kegiatan ekonomi) wajib tunduk kepada syariat Islam. Sistem ekonomi Islam adalah suatu konsep penyelenggaraan kegiatan kehidupan perekonomian baik yang berhubungan dengan produksi, distribusi, ataupun penukaran yang berlandaskan kepada syariat Islam yaitu al-Qur’an dan as- Sunnah. Sistem ekonomi Islam kontras dengan system ekonomi kapitalis yaitu sekulerisme di mana paham sekularisme yaitu pemisahan agama dari kehidupan. Dalam kapitalisme pemanfaatan kepemilikan tidak membuat batasan tatacaranya, dan tidak ada pula batasan jumlahnya. Sebab pada sistem ekonomi kapitalisme adalah cermin dari paham kebebasan (freedom/liberalisme) di bidang pemanfaatan hak milik. Seseorang boleh memiliki harta dalam jumlah berapa saja dan diperoleh dengan cara apa saja.oleh karena itu tidak heran dibolehkan seseorang bekerja dalam usaha perjudian dan pelacuran. Sedang dalam Islam ada batasan tatacara tetapi tidak membatasi jumlahnya. Tatacara itu berupa hukum-hukum syariah yang berkaitan dengan cara pemanfaatan (tasharruf) harta, baik pemanfaatan yang berupa kegiatan pembelanjaan (infaqul mâl), seperti nafkah, zakat, shadaqah, dan hibah, maupun berupa pengembangan harta (tanmiyatul mal), seperti jual beli, ijarah, syirkah, shina’ah (industri), dan sebagainya. Seorang Muslim boleh memiliki harta berapa saja, sepanjang diperoleh dan dimanfaatkan sesuai syariah Islam.

3.1.4 Prinsip Ekonomi Islam

(8)

Secara garis besar ekonomi Islam memiliki beberapa prinsip dasar sebagai berikut:

1. Berbagai sumber daya dipandang sebagai pemberian atau titipan dari Allah SWT kepada manusia.

2. Islam mengakui pemilikan pribadi dalam batas-batas tertentu. 3. Kekuatan penggerak utama ekonomi Islam adalah kerja sama.

4. Ekonomi Islam menolak terjadinya akumulasi kekayaan yang dikuasai oleh segelintir orang saja.

5. Seorang muslim harus takut kepada Allah swt dan hari penentuan di akhirat nanti.

6. Zakat harus dibayarkan atas kekayaan yang telah memenuhi batas (nisab). 7. Islam melarang riba dalam segala bentuk.

3.1.5 Tujuan Ekonomi Islam

Adapun tujuan hidup manusia ada dua dimensi yang harus dipelihara yaitu hubungan manusia dengan Allah (hablum minallah) untuk mencapai ridho-Nya dan hubungan manusia dengan manusia (hablum minanas) mendatangkan rahmat bagi seluruh alam.sehingga tercipta kesejahteraan hidup didunia dan akhirat.

Secara umum tujuan ekonomis Islam adalah sebagai berikut.

 Untuk meningkatkan ekonomi umat supaya lebih makmur atau meningkatkan tarap hidup ke arah yang lebih baik

 Menciptakan ekonomi umat yang adil dan merata

 Mewujudkan perekonomian yang stabil, namun tidak menghambat laju pertumbuhan ekonomi masyarakat

 Mewujudkan perekonomian yang serasi, damai, bersatu, dalam suasana kekeluargaan sesama umat, menghilangkan nafsu menguasai atau serakah

 Mewujudkan perekonomian yang menjamin kemerdekaan dalam hal produksi, distribusi serta menumbuhkan rasa kebersamaaan

 Mewujudkan peri kehidupan ekonomi yang tidak membuat kerusakan di muka bumi, sehingga kelestarian alam dapat dijaga dengan sebaik – baiknya, baik alam fisik, kultural, sosial maupun spiritual keagamaan

 Menciptakan ekonomi yang mandiri

3.2 Filantrofi Islam

(9)

berasal dari bahasa Yunani, philos (cinta) dan anthropos (manusia). Secara harfiah filantropi adalah konseptualisasi dari praktik memberi (giving), pelayanan (services) dan asosiasi (assiciation) secara sukarela untuk membantu pihak lain yang membutuhkan sebagai ekspresi rasa cinta. Di dalam Al-Qur’an perintah berderma mengandung makna kemurahan hati, keadilan sosial, saling berbagi dan saling memperkuat. Aktivitas berderma inilah yang disebut sebagai filantrofi Islam.

Di dalam sistem ekonomi Islam terdapat lembaga sosial ekonomi yang dapat menjembatani dua kelompok sosial, yaitu golongan kelas atas dan golongan kelas bawah.

Adapun lembaga-lembaga sosial ekonomi dalam Islam adalah sebagai berikut : 1. Zakat

3.2.1 Pengertian Zakat

Zakat adalah salah satu ibadah pokok yang menjadi kewajiban bagi setiap individu (Mukallaf) yang memiliki harta untuk mengeluarkan harta tersebut sesuai dengan aturan-aturan yang berlaku dalam zakat itu sendiri. Zakat merupakan rukun Islam yang ketiga setelah Syahadat dan Shalat, sehingga merupakan ajaran yang sangat penting bagi kaum muslimin, juga sebagai pengikat solidaritas dalam masyarakat dan mendidik jiwa untuk mengalahkan kelemahan dan mempraktikkan pengorbanan diri serta kemurahan hati.

Secara bahasa zakat berarti suci, baik, berkah, tumbuh, dan berkembang. Secara istilah zakat adalah sebagian harta yang wajib diberikan kepada orang-orang tertentu dengan syarat-syarat tertentu pula (Didin Hafidhuddin, 1998:13).

Zakat merupakan dasar prinsipil untuk menegakkan struktur sosial Islam. Zakat bukanlah derma atau sedekah biasa, ia adalah sedekah wajib. Setiap muslim yang memenuhi syarat tertentu, berdasarkan dalil sebagai berikut: a. Al-Qur’an

Surat at-Taubah : 103

ذذخخ نذمم مذهملماوومذأوصوةةقودو مذهخرخههمطوتخ مذهميكهمزوتخوو اهوبم لهمصووو مذهميذلوعو نهوإم كوتوالوصو

(

١٠٣

:

ةبوتلا

)

ننكوسو مذهخلو هخلهولاوو منيلمعو عنيممسو

(10)

b. Hadits Riwayat Bukhori dan Muslim

"

هلال نا ةدهش سمخ ىلع ملسل ا ينب ملسو هيلع هللا ىلص هللا لوسر لاق

,

ناضمر موصو تيبلا خحو ةاكزلاءاتياوةلصلا ماقياو هللا لوسرادمحم ناو هللالا

Artinya: Islam itu berdiri di atas lima dasar yaitu bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan Nabi Muhammad adalah utusan Allah, mendirikan sholat, membayar zakat, naik haji, dan puasa ramadhan.

Zakat bukan hanya kewajiban yang apabila tidak dilaksanakan akan mendapat dosa, tetapi lebih dari itu zakat memiliki tujuan yang jelas. dengan terlaksananya lembaga zakat secara baik dan benar diharapkan kesulitan dan penderitaan fakir miskin dapat berkurang. Di samping itu dengan pengelolaan zakat yang professional berbagai permasalahan yang terjadi dalam masyarakat yang ada hubungannya dengan mustahiq zakat juga dapat dipecahkan.

Zakat menurut istilah berarti, sejumlah harta tertentu yang diwajibkan oleh Allah swt. untuk diberikan kepada para mustahik yang disebutkan dalam Al-Qur’an. Atau bisa juga berarti sejumlah tertentu dari harta tertentu yang diberikan untuk orang tertentu.

Zakat menurut segi kebahasaan berarti, berkah, bersih, berkembang dan baik. Dinamakan zakat karena, dapat mengembangkan dan menjauhkan harta yang telah diambil zakatnya dari bahaya. Dengan mengeluarkan zakat diharapkan hati dan jiwa seseorang yang menunaikan kewajiban zakat itu menjadi bersih. Hal ini sesuai dengan ayat al-Qur’an :

“Pungutlah zakat dari kekayaan mereka, engkau bersihkan dan sucikan mereka dengannya” (al-Taubah:10).

Dari ayat tersebut tergambar bahwa zakat yang dikeluarkan oleh para “muzakki” (wajib zakat) itu dapat mensucikan dan membersihkan hati mereka. Zakat selain merupakan ibadah kepada Allah juga mempunyai dampak sosial yang nyata. Dari satu segi zakat adalah ibadah, namun dari segi lain merupakan kewajiban sosial. Zakat merupakan dasar prisipiil untuk menegakkan struktur sosial Islam. Zakat bukanlah derma atau sedekah biasa, namun sedekah wajib.

(11)

منيلمعو منيكمحو

نومم هملهولا هخلهولاوو

هملهولا نمبذاوو لميبمسهولا ةةضويرمفو

يفموو لميبمسو

نويممرماغولذاوو

Artinya: Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir,orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, para mu´allaf yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan untuk mereka yuang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.

3.2.2 Pengelolaan Zakat

Terkait dengan perkenomian saat ini yang masih dikategorikan ekonomi rendah, terutama di Indonesia. Maka pengelolaan zakat dikembangkan dalam perkonomian tersebut dengan tujuan dapat meningkatkan sedikit demi sedikit perekonomian rendah yang masih ada, sehingga mampu meningkatkan kesejahteraan umat Islam khususnya dan masyarakat pada umumnya. Oleh karena itu pada tahun 1990-an , beberapa perusahaan dan masyarakat membentuk Baitul Mal atau lembaga zakat yang bertugas mengelola dana.

Tujuan utama usaha-usaha pengelolaan zakat di Indonesia adalah agar bangsa Indonesia lebih mengamalkan seluruh ajaran agamanya, dalam hal ini zakat yang diharapkan dapat menunjang perjuangan bangsa Indonesia dalam mencapai masyarakat adil dan makmur materiil dan spiritual berdasarkan Pancasila UUD 1945.

Dalam pelaksaannya, pengelolaan zakat tidaklah selalu berjalan mulus, ada beberpa masalah dan solusi yang harus dilaksanakan. Salah satunya adalah masalah pemahaman zakat, masih banyak masyarakat yang pengertian

Dalam menjalankan pengelolaan zakat, amil zakat sebagai pengelola juga harus berpegang teguh pada tujuan pengelolaan zakat, antara lain:

(12)

2. Membantu pemecahan masalah yang dihadapi oleh para mustahik.

3. Menjembatani antara yang kaya dengan yang miskin dalam suatu masyarakat.

4. Meningkatkan Syi’ar Islam.

5. Mengangkat harkat dan martabat bangsa dan negara.

6. Mewujudkan kesejahteraan dan keadilan sosial dalam masyarakat.

Dengan prinsip-prinsip pengelolaan dan tujuan pengelolaan zakat dipegang oleh amil zakat baik berupa badan atau lembaga, maka zakat , infaq, maupun, shodaqoh dapat tersalurkan dan tercapainya tujuan utama zakat tersebut dengan baik dan tepat sasaran.

2. Wakaf

3.2.3 Pengertian Wakaf

Wakaf berasal dari kata “waqofa” artinya menahan, dalam hal ini menahan harta untuk diwakafkan. Harta yang telah diserahkan oleh Wakif kepada Nazhir (untuk waktu selamanya), kepemilikannya berpindah kepada Allah SWT. Harta tersebut bukan milik wakif dan juga bukan milik nazhir. Sedangkan harta yang diserahkan oleh Wakif kepada Nazhir agar dimanfaatkan (untuk waktu tertentu), masih menjadi milik Wakif, sehingga harus dikembalikan kepada Wakif setelah jangka waktu pemanfaatan harta wakaf berakhir.

Harta wakaf (baik untuk waktu selamanya maupun untuk waktu tertentu) tidak dapat dijual, dihibahkan, diwariskan atau apapun yang dapat menghilangkan kewakafannya. Peran Nazhir adalah hanya mengelola harta wakaf tersebut agar jangan berkurang, dan mengupayakannya berkembang sehingga hasil (keuntungannya) dapat digunakan untuk keperluan sosial (mauquf alaih).

(13)

Artinya: Hai orang-orang yang beriman, ruku´lah kamu, sujudlah kamu, sembahlah Tuhanmu dan perbuatlah kebajikan, supaya kamu mendapat kemenangan. yang baik-baik dan hasil bumi yang kalian dapatkan seperti pertanian, tambang dan sebagainya. Janganlah kalian sengaja berinfak dengan yang buruk-buruk. Padahal kalian sendiri, kalau diberikan yang buruk seperti itu, akan mengambilnya dengan memicingkan mata seakan tidak ingin memandang keburukannya. Ketahuilah Allah tidak membutuhkan sedekah kalian. Dia berhak untuk dipuji karena kemanfaatan dan kebaikan yang telah ditunjuki-Nya.

2. Hadits

(14)

saya menceritakan hadis tersebut kepada Ibnu Sirin, lalu ia berkata ghaira mutaatstsilin malan' (tanpa menyimpanya sebagai harta hak milik. (H.R. al-Bukhari, Muslim, al Tharmidzi, al-Nasa'i).

Secara etimologi, wakaf berasal dari kata waqf yang berarti al-habs yang berbentuk masdar (infinitive noun) dengan arti “menahan, berhenti, atau diam”. Apabila kata tersebut dihubungkan dengan harta seperti tanah, binatang dan yang lain, berarti pembekuan hak milik untuk faedah tertentu. Secara lexicografis (perkamusan), kata al-waqf sama artinya dengan at-tahbis dan att-asbil, yaitual-habs‘an at-tas{arruf, “mencegah agar tidak mengelola”. Kata waqf dibatasi penggunaanya pada obyek tertentu, yakni benda wakaf, sehingga kata al-waqf disamakan pengertiannya dengan al-habs. Kata ini dalam dalam Mausu‘ah Fiqh Umar Ibn Khottab diartikan dengan menahan asal harta dan menjalankan hasilnya.

(15)

Di dalam Undang-Undang Wakaf No. 41 tahun 2004 dinyatakan bahwa wakaf adalah perbuatan hukum seseorang atau kelompok orang atau badan hukum yang memisahkan sebagian dari harta miliknya dan melembagakannya untuk selama-lamnya guna kepentingan ibadat atau keperluan umum lainnya sesuai dengan ajaran agama Islam. Definisi yang termuat dalam Undang-Undang ini tampaknya sama dengan definisi wakaf yang tercantum dalam kompilasi hukum Islam di Indonesia pasal 215 jo. pasal 1 (1) PP No. 28 Tahun 1977.

Dari beberapa definisi wakaf tersebut, dapat disimpulkan bahwa wakaf bertujuan untuk memberikan manfaat atau faedah harta yang diwakafkan kepada orang yang berhak dan dipergunakan sesuai dengan ajaran syari’ah Islam. Sebagaimana fungsi wakaf yang disebutkan dalam pasal 5 Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2004, yakni wakaf berfungsi untuk mewujudkan potensi dan manfaat ekonomis harta benda wakaf untuk kepentingan ibadah dan untuk memajukan kesejahteraan umum.

3.2.4 Praktik perwakafan tanah di Indonesia

Hal lain yang sering menimbulkan permasalahan dalam praktik wakaf di Indonesia adalah dimintanya kembali tanah wakaf oleh ahli waris wakif dan tanah wakaf dikuasai secara turun temurun oleh Nadzir yang penggunaannya menyimpang dari akad wakaf. Dalam praktik sering didengar dan dilihat adanya tanah wakaf yang diminta kembali oleh ahli waris wakif setelah wakif tersebut meninggal dunia. Kondisi ini pada dasarnya bukanlah masalah yang serius, karena apabila mengacu pada ketentuan peraturan perundang-undangan, wakaf dapat dilakukan untuk waktu tertentu, sehingga apabila waktu yang ditentukan telah terlampaui, wakaf dikembalikan lagi kepada ahli waris wakif. Namun khusus untuk wakaf tanah, ketentuan pembuatan akta ikrar wakaf telah menghapuskan kepemilikan hak atas tanah yang diwakafkan sehingga tanah yang diwakafkan tersebut tidak dapat diminta kembali.

(16)

penggunaannya bebas sesuai kepentingan mereka sendiri. Hal ini akibat ketidaktahuan ahli waris Nadzir.

3.2.5 Solusi

Pasal 62 Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2004 tentang wakaf menegaskan bahwa penyelesaian sengketa perwakafan ditempuh melalui musyawarah untuk mufakat. Apabila penyelesaian sengketa melalui musyawarah tidak berhasil, sengketa dapat diselesaikan melalui mediasi, arbitrase, atau pengadilan. Selanjutnya disebutkan dalam penjelasannya, bahwa yang dimaksud dengan mediasi adalah penyelesaian sengketa dengan bantuan pihak ketiga (mediator) yang disepakati oleh pihak yang bersengketa. Dalam hal mediasi tidak berhasil menyelesaikan sengketa, maka sengketa tersebut dapat dibawa kepada badan arbitrase syariah. Dalam hal badan arbitrase syariah tidak berhasil menyelesaikan sengketa, maka sengketa tersebut dapat dibawa ke pengadilan agama dan/atau mahkamah syariah.

Selain daripada itu, tugas BWI sebagai lembaga tertinggi dalam hal perwakafan harus lebih aktif lagi membina para nadzir dalam hal penerimaan dan pengelolaan harta wakaf. Karena sangketa yang terjadi dalam wakaf tanah ini karena kurang profesionalnya nadzir dalam menerima tanah wakaf saat akad wakaf terjadi. Seharusnya ketika ada wakif yang akan mewakafkan sebidang tanah, nadzir harus memberikan fasilitas notaris apabila tanah tersebut belum mempunyai akta atau sertifikat tanah. Nadzir juga harus memberikan sertifikat wakaf yang dikeluarkan oleh BWI sebagai bukti yang menjelaskan apasaja akad yang tertuang dalam wakaf tersebut, apakah akad wakaf tanah untuk selamanya atau hanya untuk jangka waktu tertentu. Sehingga tidak akan terjadi sangketa antara ahli waris wakif dan nadzir karena telah memiliki bukti akad wakaf yang sah dan dikuatkan secara hukum. Yang tidak kalah penting adalah adanya para saksi ketika akad wakaf terjadi.

3. INFAQ

3.2.6 Pengertian Infaq

(17)

merupakan sumbangan sukarela atau seikhlasnya (berupa materi). Misalnya, untuk menolong orang orang yang kesusahan; membangun masjid, jalan, jembatan, dan sebagainya.

Infaq dikeluarkan setiap orang yang beriman, baik yang berpenghasilan tinggi maupun rendah, apakah ia di saat lapang maupun sempit. Sebagaimana firman Allah SWT dalam Surat Ali Imron: 134

ۗ

ذملهوا نويقخفمنذيخونو يفم ا رهوسهول

ءما ووارهوضهولاءمووانويممظماكولذظويذغولذا

ووانويفماعولذ نمعو اسمانهول

بهخحميخا نوينمسمحذمخلذ

وواهخلهول

Artinya: Yaitu orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik diwaktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan orang, Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.

Terkait dengan infaq ini Rasulullah SAW bersabda: ada malaikat yang senantiasa berdo'a setiap pagi dan sore : "Ya Allah SWT berilah orang yang berinfak, gantinya. Dan berkata yang lain : "Ya Allah jadikanlah orang yang menahan infak, kehancuran". (HR. Bukhori)

3.2.7 Tujuan Infaq

Adapun tujuan infaq dalam Islam adalah sebagai berikut :

1. Hendaklah infaq itu dilakukan dengan semata-mata mengharapkan keridhaan Allah SWT dan kecintaannya untuk memperoleh pahala dari-Nya sertaridha-dari-Nya.

2. Infaq hendaklah untuk menolong sesama di dalam masyarakat serta mewujudkan solidaritas sosial.

3. Agar manusia mernyadari tanggung jawabnya, baik terhadap dirinya sendiri, keluarganya, memperhatikan kesejahteraan sosial serta mendinamisir perekonomiannya.

4. Untuk mengurangi beban baitul mal dalam menghidupi orang-orang yang kurang mampu serta membantu negara untuk memberantas kemiskinan atau mensejahterakan masyarakat.

3.2.8 Manfaat Infaq

(18)

Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir; pada setiap bulir seratus biji. Allah melipatgandakan (ganjaran) bagi siapa yang dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-nya) lagi Maha Mengetahui”.

Sehingga dapat ditafsirkan bahwa seseorang yang memberikan hartanya di jalan Allah atau berinfaq akan mendapatkan imbalan 700kali dari apa yang dia berikan kepada orang lain. Hal ini membuktikan bahwa berinfaq tidak hanya memberikan keuntungan bagi yang menerima, namun juga dapat memberi keuntungan kepada pemberi infaq.

Selain dari Surat Al-Baqarah ayat 261, masih banyak manfaat atau pahala yang diberikan kepada Allah SWT kepada umat muslim yang melukan infaq.

Beberapa diantaranya yaitu :

1. Dalam Hadis Qudsi, Allah berfrman :

Wahai Bani Adam! lakukanlah infaq, pasti Aku akan limpahkan kurnia kepadamu. Sesungguhnya nikmat dan kelebihan Nya, sangat penuh berlimpah ruah, tidak susut sedikitpun baik siang maupun malam.

2. Allah memerintahkan manusia supaya melakukan infaq dan membelanjakan sebagian rizqi yang telah dilimpahkan-Nya kepada fakir, miskin, orang yang sangat memerlukannya dan untuk kebaikan dan kemanfaatan orang banyak.

3. Allah tetap dan pasti membalas infaq atau belanja yang telah dikeluarkan hamban-Nya, dan akan dibalas berlipat ganda. Allah membalas dengan cara-Nya sendiri, baik hamba-Nya sadar atau tidak sadar, balasan-Nya akan melimpah kepadanya di dunia atau ditangguhkan pada waktu yang ditentukan-Nya sendiri atau ditangguhkan-Nya pada hari akhirat kelak. 4. Allah mempunyai gudang rizki dan nikmatnya sangat penuh, bertumpuk

(19)

agamanya. Demikianlah seterusnya dan diutamakan mana yang lebih besar manfaatnya, lebih bermanfaat kegunaannya dan lebih banyak buahnya.

5. Dalam Surat Al-Baqarah ayat 245 :

Siapakan yang mau memberi pinjaman kepada Allah pinjaman yang baik? Allah akan melipatgandakan pahalanya dengan lipat ganda yang banyak. Dan Allah yang menyempitkan dan Yang melapangkan rizki. Dan kepa-Nya kalian dikembalikan

6. Dalam Surat Al-Hadid ayat 7 :

Siapakah yang mau memberikan pinjaman kepada Allah pinjaman yang baik? Allah akan melipatkan gandakan pahala baginya yang mulia.

7. Dalam Surat Fathir Ayat 29-30

Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah dan mendirikan shalat dan menafkahkan sebagian rizkinya yang Kami anugerahkan kepada mereka baik secara diam-diam maupun secara terang terangan. Merekalah yang mengharapkan perniagaan yang tidak akan rugi. Karena Allah akan menyempurnakan pahala mereka dan menambah kepada mereka dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penerima Syukur.

3.2.9 Ketentuan Infaq Dalam Ekonomi Islam

Adapun ketentuan-ketentuan umum dalam menafkahkan harta dalam Islam dapat dibagi menjadi dua, yaitu ketentuan-ketentuan untuk menafkahkan harta yang merupakan milik perorangan (fardi) dan ketentuan-ketentuan menafkahkan harta yang merupakan milik (kepentingan) umum.

1. Ketentuan-ketentuan untuk menafkahkan harta yang merupakan milik perorangan (fardi).

a. Hendaklah ia tidak berlebih-lebihan (at-tabdzir) dalam menafkahkan hartanya dan tidak pula terlalu sedikit dalam menafkahkan harta ( at-taqtir).

b. Membatasi dalam menafkahkan hartanya pada halal-halal yang merupakan kebutuhan sekunder maupun tersier (kamaliyyat) dan lebih mengutamakan pada kebutuhan primer.

c. Janganlah menafkahkan seluruh harta yang dimiliki.

(20)

2. Ketentuan-ketentuan untuk menafkahkan harta yang merupakan milik (kepentingan) umum.

a. Hendaklah pemerintah (ulul amri) bisa menjadi teladan (qudwah) dalam infaq terhadap harta yang merupakan milik umum.

b. Penertiban dan pengaturan dalan eksploitasi kebutuhan-kebutuhan pokok. c. Hendaklah harta milik umum tersebut difungsikan dengan benar dan

menginvestasikannya, mempergunakannya agar memiliki hasil serta menjaga serta memeliharanya dengan baik.

d. Membiasakan diri untuk melakukan mu'amalah maliyah pada lembaga-lembaga keuangan (baik bank maupun yang bukan bank) yang telah ditetapkan oleh agama kita (Islam) (yang sesuai dengan ketentuan agama Islam).

e. Penyesuaian penggunaan harta milik umum pada masalah-masalah perekonomian yang dominan, seperti ketikan terjadinya inflasi ataupun pada masalah kredit macet.

f. Hendaklah menghindari dalam penggunaan harta milik umum pada mu'amalah yang mengandung riba (mu'amalah ribawiyah)

g. Hendaknya harta milik umum tersebut digunakan untuk menolong negara-negara yang miskin, atau yang tertimpa bencana alam.

3.2.10 Pelaksanaan Infaq

Pelaksanaan Infaq dilakukan dengan cara memberikan infaq secara langsung kepada orang menerima infaq, baik secara tersembunyi/rahasia (sirry) maupun secara terang-terangan (alaniy), asalkan dilakukan dengan cara ikhlas dan terlepas dari sikap ria. Dalam surat Al-Baqarah ayat 271 yang berarti:

Jika kamu menampakkan sedekah(mu), maka itu adalah baik sekali. Dan jika kamu menyembunyikannya dan kamu berikan kepada orang-orang fakir, maka menyembunyikan itu lebih baik bagimu. Dan Allah akan menghapuskan dari kamu sebagian kesalahan-kesalahanmu; dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.”

4. SHODAQOH

(21)

Sedekah asal kata bahasa Arab shadaqoh yang berarti suatu pemberian yang diberikan oleh seorang muslim kepada orang lain secara spontan dan sukarela tanpa dibatasi oleh waktu dan jumlah tertentu. Juga berarti suatu pemberian yang diberikan oleh seseorang sebagai kebajikan yang mengharap ridho Allah SWT dan pahala semata. Sedekah dalam pengertian di atas oleh para fuqaha (ahli fikih) disebuh sadaqah at-tatawwu’ (sedekah secara spontan dan sukarela).

Di dalam Alquran banyak sekali ayat yang menganjurkan kaum Muslimin untuk senantiasa memberikan sedekah. Di antara ayat yang dimaksud adalah firman Allah SWT yang artinya: ”Tidak ada kebaikan pada kebanyakan bisikan-bisikan mereka, kecuali bisikan-bisikan dari orang yang menyuruh (manusia) memberi sedekah, atau berbuat ma’ruf atau mengadakan perdamaian di antara manusia. Dan barangsiapa yang berbuat demikian karena mencari keridhaan Allah, maka kelak Kami akan memberi kepadanya pahala yang besar.” (QS An Nisaa [4]: 114). Hadis yang menganjurkan sedekah juga tidak sedikit jumlahnya.

Menurut fuqaha, sedekah dalam arti sadaqah at-tatawwu’ berbeda dengan zakat. Sedekah lebih utama jika diberikan secara diam-diam dibandingkan diberikan secara terang-terangan dalam arti diberitahukan atau diberitakan kepada umum. Hal ini sejalan dengan hadits Nabi SAW dari sahabat Abu Hurairah. Dalam hadits itu dijelaskan salah satu kelompok hamba Allah SWT yang mendapat naungan-Nya di hari kiamat kelak adalah seseorang yang memberi sedekah dengan tangan kanannya lalu ia sembunyikan seakan-akan tangan kirinya tidak tahu apa yang telah diberikan oleh tangan kanannya tersebut.

Sedekah adalah salah satu manfaat dan kebaikan harta. Banyak jenis ibadah yang tidak bisa dilakukan kecuali dengan harta. Keterbatasan dalam harta bisa menjadi keterbatasan dalam beribadah.

(22)

pada menyedekahkan harta yang tidak dibutuhkan meski banyak. Hal ini dikarenakan motivasi orang tak punya dalam bersedekah harta adalah keimanan, tawakal kepada Allah, serta keyakinan terhadap rezeki dan bantuan Allah. Berbeda dengan orang kaya yang bersedekah dari hartanya yang berlimpah. Artinya yang miskin dan tidak punya harta juga dapat bersedekah.

Rasulullah sukses membangun masyarakat Muslim yang sejahtera, adil dan makmur di atas landasan kasih sayang, antara lain sedekah. Sedekah itu mempunyai artinya sangat luas, tidak hanya berupa mengeluarkan harta benda untuk orang-orang dhuafa. Mengusap kepala anak yatim juga termasuk sedekah. Membantu orang-orang tua yang kesulitan melangkah atau membawa sesuatu juga termasuk sedekah. Bahkan, menyingkirkan duri dari jalan juga termasuk sedekah.

Rasulullah memberikan contoh melalui perbuatan dan perkataannya. Hal ini serupa dengan yang dikatakan oleh Imam Ibnul Qoyyim:

“Apabila beliau melihat seseorang yang bakhil, beliau mendoakannya agar keadaan berubah, sehingga mau berkorban dan memberi. Barangsiapa yang berinteraksi dengan beliau dan melihat petunjuk beliau, niscaya ia tidak kuasa untuk menolak toleransi dan seruan beliau.”

“Al-Hasan mengatakan: Al Ahnaf pernah melihat seorang laki-laki yang menggenggam uang dirham. Lalu ia bertanya: “Milik siapa itu?”, lelaki itu menjawab: “Milikku”, Al Ahnaf berkata: “Tidak, uang itu bukan milikmu hingga engkau mengeluarkannya untuk mendapatkan pahala atau sebagai rasa syukur”.

Perkataan tersebut menjelaskan bahwa didalam harta yang kita punya masih terdapat hak orang lain yang membutuhkan, dan akan menjadi milik kita apabila telah dikeluarkan untuk sedekah dan berbagi kepada orang lain.

(23)

cara, dan mensosialisasikannya melalui perkataan dan perbuatan beliau saat itu.

3.2.12 Hukum Shodaqoh

Para fuqaha sepakat hukum sedekah pada dasarnya adalah sunah, berpahala bila dilakukan dan tidak berdosa jika ditinggalkan. Di samping sunah, adakalanya hukum sedekah menjadi haram yaitu dalam kasus seseorang yang bersedekah mengetahui pasti bahwa orang yang bakal menerima sedekah tersebut akan menggunakan harta sedekah untuk kemaksiatan. Terakhir ada kalanya juga hukum sedekah berubah menjadi wajib, yaitu ketika seseorang bertemu dengan orang lain yang sedang kelaparan hingga dapat mengancam keselamatan jiwanya, sementara dia mempunyai makanan yang lebih dari apa yang diperlukan saat itu. Hukum sedekah juga menjadi wajib jika seseorang bernazar hendak bersedekah kepada seseorang atau lembaga.

BAB IV PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Masalah ekonomi merupakan masalah yang universal. Oleh karena itu, seluruh dunia menaruh perhatian yang besar terhadap permasalahan ekonomi. Dalam pandangan Islam, permasalahan ini tidak dapat diselesaikan hanya melalui perubahan yang bersifat kosmetik belaka, diperlukan perubahan yang bersifat mendasar mulai dari tatanan filosofi yang akan membentuk teori ekonomi Islam, yang kemudian akan membentuk prinsip-prinsip sistem ekonomi Islam sehingga pada akhirnya akan terbentuk secara otomatis perilaku Islami dalam ekonomi.

(24)

kepentingan umat manusia yang pada akhirnya semua akan kembali kepada Allah SWT untuk dipertanggungjawabkan.

MANFAAT ZAKAT, INFAQ DAN SHODAQAH: 1. SARANA PEMBERSIH JIWA

2. REALISASI KEPEDULIAN SOSIAL

3. SARANA UNTUK MERAIH PERTOLONGAN ALLAH SWT 4. UNGKAPAN RASA SYUKUR KEPADA ALLAH SWT

Infaq dapat diberikan kepada siapa saja dan dimana saja kepada orang yang memerlukan. Berbeda dengan zakat, infaq tidak menentukan jumlah harta yang harus dikeluarkan. Dalam pelaksanaannya, infaq dapat dilakukan secara sembunyi atau terang-terangan, tergantung dari maksud pemberi infaq. Ketentuan infaq juga sudah jelas diautur oleh beberapa ayat di Al-quran, jadi sudah tidak ada alasan bagi seseorang yang mempunyai harta lebih untuk berinfaq.

4.2 Saran

(25)

DAFTAR PUSTAKA

 Ali, Mohammad Daud. 1988. Sistem Ekonomi Islam Zakat dan Wakaf. Jakarta: Universitas Indonesia Press.

 Behesti, Muhammad H. 1992. Kepemilikan dalam Islam, Penerjemah: Luqman Hakim, dkk. Jakarta: Pustaka Hidayah.

 Imtihana, Aida, dkk. 2009. Buku Ajar Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian (MPK) Pendidikan Agama Islam untuk Perguruan Tinggi Umum. Palembang: Universitas Sriwijaya

 Lubis, Suhrawardi K. 2004. Hukum Ekonomi Islam. Jakarta: Sinar Grafika.

 Mannan, M. Abdul. 1970. Islamic Economics: Theory and Practice. dalam Delhi. Sh. M. Ashraf.

 Pusat Pengkajian dan Pengembangan Ekonomi Islam. 2009. Ekonomi Islam. Jakarta: Rajawali Pers

 Prihatna, Andi Agung. 2005. Revitalisasi Filantrofi Islam Studi Kasus Lembaga Zakat dan Wakaf di Indonesia, Editor: Chaidar S. Bamualim, dkk. Jakarta: Pusat Bahasa dan Budaya UIN Syarif Hidayatullah.

 Disampaikan pada acara Diskusi Publik, yang diselenggara oleh Hizbut Tahrir Australia, di Masjid al-Hijrah, Sydney, Australia.

 Istitsmar Al-Waqf wa Thuruquhu Al-Qadimah wa Al-Haditsah, Prof. Dr. Ali Muhyiiddin Al-Qarrah Daghy, Maktabah Misykah Al-Islamiyah (Guru Besar Fak. Syariah- Qatar University, Anggota Majami’ Fiqhiyyah, Anggota Majelis Eropa untuk Fatwa dan Penelitian Islam).

 http://chandrayuliasman.blogspot.com/2013/06/fiqh-kontemporer-ziswaf-zakat-infaq.html

 http://alhada-fisip11.web.unair.ac.id/artikel_detail-45452-Islamiah-Ekonomi%20Syari

%27ah.html

 http://candra-pacitan.blogspot.com/2009/04/zakat-infaq-dan-shodaqoh.html

(26)

 http://echtheid-irsan.blogspot.com/2012/05/normal-0-false-false-false-en-us-x-none.html

Referensi

Dokumen terkait

16 Penelitian lain, Perea et al yang meneliti prevalensi dan faktor risiko tinea pedis dan tinea unguium pada populasi umum di Spanyol menjumpai dari 1000 orang subjek

Sebaiknya tidak menggunakan motif wallpaper yang terlalu besar atau berlebihan sehingga komposisinya dalam ruangan akan tetap sesuai porsi dan dengan begitu bisa tetap merasa nyaman

Kaleng untuk proses steril ditutup il ditutup sampai sampai bersifat kedap udara dengan alat khusus. bersifat kedap udara dengan alat khusus. Bahan pembuat kaleng ini ada 3 macam

Pembelajaran dengan menggunakan alat peraga kantong nilai plastik transparan sangat cocok diterapkan pada proses pembelajaran setiap siklus, walaupun pada siklus I dan

Zakat adalah harta yang wajib disisihkan oleh seorang muslim atau badan yang dimiliki oleh orang muslim sesuai dengan ketentuan agama untuk diberikan kepada yang berhak

Keberadaan gunung api yang seringkali di dekat – atau tidak jauh dari – kota-kota dan wilayah perkembangan ekonomi, apabila potensi sumber daya airnya

Lembar ini disebut lembar control karena lembar ini akan diambil oleh petugas security sebagai alat control saat calon penumpang memasuki ruang tunggu. Untuk membedakan

DSSC berbasis nanorod ZnO tanpa doping menghasilkan efisiensi sebesar 0,150%, sedangkan DSSC berbasis nanorod ZnO yang di-doping aluminium 2% menghasilkan