• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perspektif Budaya Minang Terhadap Perawatan Ibu Pospartum di Kelurahan Tegal Sari Mandala 3 Kecamatan Medan Denai Tahun 2014

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perspektif Budaya Minang Terhadap Perawatan Ibu Pospartum di Kelurahan Tegal Sari Mandala 3 Kecamatan Medan Denai Tahun 2014"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Postpartum atau masa nifas adalah periode waktu saat selesai persalinan

sampai 40 hari setelah persalinan. Menurut Prawiharjo (2010), masa nifas dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti

keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung kira-kira 6 minggu. Pengertian lain menurut Mochtar (1998) adalah masa pulih kembali, mulai dari persalinan selesai sampai alat-alat kandungan kembali seperti prahamil. Lama masa Nifas 6-8 minggu.

Pada masa postpartum atau yang biasa disebut masa nifas terjadi perubahan-perubahan, salah satunya perubahan fisiologis. Perubahan fisiologis ini sangat jelas

terlihat, dimulai dari perubahan sistem reproduksi, sistem perkemihan, sistem pencernaan, sistem muscolusskeletal, dan sirkulasi cardiovaskuler pada ibu (Rukiyah, 2011).

Secara psikologi seorang ibu akan merasakan gejala-gejala psikiartik setelah melahirkan. Beberapa penyesuaian dibutuhkan oleh wanita yang tengah mengalami

masa melahirkan baik secara fisik maupun psikis, dimana seorang wanita harus menjadi ibu dan merawat bayi yang dilahirkannya dan juga harus memperhatikan kebutuhan untuk dirinya sendiri. Sebagian wanita ada yang behasil menghadapi masa

tersebut dan sebagian wanita ada pula yang tidak bisa menyesuaikan diri, bahkan bagi mereka yang tidak dapat menyesuaikan diri akan mengalami

gangguan-gangguan psikologis (Suryani, 2005).

Perubahan fisiologis yang terjadi, dapat mengindikasikan terjadinya komplikasi pada masa post partum diantaranya infeksi nifas, endometritis,

(2)

ditemukan juga beberapa komplikasi diantaranya depresi postpartum, postpartum blues dan psikosa postpartum (Maryunani, 2009).

Menurut Prawiharjo (2010), penyebab utama kematian ibu adalah

perdarahan, infeksi, hipertensi pada kehamilan, partus macet dan aborsi. Kematian karena perdarahan pascapersalinan terjadi dalam waktu 4 jam setelah persalinan.

WHO memperkirakan sekitar 10% kelahiran hidup mengalami komplikasi perdarahan pasca persalinan.Infeksi menular seksual (IMS) dalam kehamilan juga merupakan factor resiko untuk sepsis.

Berdasarkan penelitian WHO di seluruh dunia terdapat kematian ibu sebesar 500.000 jiwa per tahun dan kematian bayi khususnya neonates sebesar 10.000.000

jiwa per tahun. Di Amerika Serikat, emboli, perdarahan, hipertensi dan infeksi menyumbang 65% kematian ibu setelah pertengahan kehamilan (Cunningham, 2012).

Di Indonesia (2012) jumlah ibu nifas dalam beberapa tahun terakhir terlihat mengalami peningkatan sedangkan angka kematian ibu nifas mengalami

penurunan.Pada tahun 2009 angka ibu nifas diperkirakan sebesar 96.000 dengan jumlah kematian sebanyak 12%.Pada tahun 2010 sebanyak 125.000 ibu nifas dengan angka kematian sebanyak 7%. Sedangkan pada tahun 2011 jumlah ibu nifas

sebanyak 176.000 dengan angka kematian sebanyak 4%. Sementara pada tahun 2012 ibu nifas sebanyak 198.300 dengan angka kematian ibu sebanyak 3%

(wordpress.com/AKI).

Menurut Prawiharjo (2010) pelayanan masa postpartum bertujuan untuk memenuhi kebutuhan ibu dan bayi, yang meliputi upaya pencegahan, deteksi dini

(3)

ibu. Dibutuhkan juga pemantauan dan asuhan pada masa nifas untuk dapat mencegah beberapa kematian ibu.Sebagian besar asuhan diberikan untuk memulihkan atau menyembuhkan dan pengembalian alat-alat kandungan ke keadaan sebelum hamil.

Salah satu hal yang mempengaruhi kesehatan di Indonesia, antara lain masih adanya pengaruh sosial budaya yang turun menurun masih dianut sampai saat ini.

Selain itu ditemukan pula sejumlah pengetahuan dan perilaku yang tidak sesuai dengan prinsip-prinsip kesehatan menurut ilmu kedokteran ataupun ilmu kebidanan atau bahkan memberikan dampak kesehatan yang kurang menguntungkan bagi ibu

dan anaknya.Tradisi yang ada di masyarakat seperti pandangan budaya mengenai penanganan kesehatan, kehamilan dan kelahiran, mengenai kesakitan, kematian di

tiap-tiap daerah sesuai kepercayaan dan adat istiadat yang berlaku (Perry, 2005). Budaya memiliki nilai-nilai tersendiri tergantung dengan budaya yang dianut oleh seseorang dan dianggapnya benar secara turun temurun atau secara agama yang

bisa diterima dikalangan masyarakat.Budaya atau kebiasaan merupakan salah satu yang mempengaruhi status kesehatan.Di antara kebudayaan maupun adat-istiadat

dalam masyarakat ada yang menguntungkan, ada pula yang merugikan.Banyak sekali pengaruh atau yang menyebabkan berbagai aspek kesehatan di negara kita, bukan hanya karena pelayanan medik yang tidak memadai atau kurangnya perhatian dari

instansi kesehatan (Syafrudin, 2009).

Suku Minangkabau adalah salah satu dari ratusan suku bangsa di Indonesia

yang berasal dari Propinsi Sumatera Barat.Suku ini merupakan etnik mayoritas setelah Batak Mandailing dan Mentawai.Mereka memiliki kebudayaan yang telah dianggap mapan, yang sesungguhnya memiliki hubungan etnik kultural dengan

(4)

Menurut beberapa ibu-ibu suku Minang, perawatan ibu postpartum menurut budaya Minang meliputi: minum telur dan kopi, penguapan dari bahan rempah-rempah (betangeh), pemanasan batu bata (duduk di atas batu bata), meletakkan

bahan-bahan alami di atas perut ibu (tapal), minum jamu dari bahan rempah-rempah, membersihkan alat kelamin dengan air rebusan daun sirih.Tetapi info yang lengkap

belum peneliti temukan. Untuk itu peneliti berminat untuk melakukan penelitian terhadap perspektif budaya Minang terhadap ibu post partum.

Menurut Moleong (2007), kualitatif lebih tertarik pada hasil yang bermakna

universal. Artinya, hasil penemuan kualitatif tidak hanya dapat digeneralisasikan pada latar substantif yang sama, tetapi juga pada latar lainnya. Jadi menurut Bogdan

dan Taylor (1982 :41), dapat digeneralisasikan lebih banyak digunakan oleh peneliti yang tertarik pada teori dari dasar (grounded theory).

Berdasarkan konsep tersebut peneliti tertarik mengangkat judul perspektif

budaya Minang terhadap perawatan ibu postpartum di Kelurahan Tegal Sari Mandala 3, Kecamatan Medan Denai untuk menggeneralisasikan hasil penelitian yang lebih

luas berdasarkan penelitian yang diteliti oleh Rahmi Hayati (2011) yang berjudul perspektif budaya Minang terhadap perawatan ibu postpartum di Kelurahan Kotamatsum IV, Kecamatan Medan Area, Kota Madya Medan, yang memperoleh

hasil penelitian yaitu banyak manfaat dan dampak dari tradisi perawatan postpartum budaya Minang yang dirasakan oleh partisipan. Ini disebabkan oleh semua

(5)

B. Tujuan Penelitian

Tujuan dalam penelitian ini adalah “Mengeksplorasi perspektif budaya Minang terhadap perawatan ibu postpartum”.

C. Pertanyaan Penelitian

Bagaimana perspektif budaya Minang terhadap perawatan ibu postpartum?.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi pendidikan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi institusi pendidikan

kebidanan di Sumatera Utara untuk mengetahui dan menambah pengetahuan bagaimana perawatan ibu postpartum dalam budaya Minang.

2. Bagi pelayanan kebidanan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan pelayanan kesehatan tentang perawatan ibu nifas dan menambah wawasan pelayanan kesehatan

untuk memberikan asuhan kebidanan pada ibu postpartum tanpa meninggalkan budaya dasar yang telah ada.Perlu diperhatikan dari aspek kesehatan.

3. Bagi penelitian kebidanan

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai informasi awal dan dapat menjadi sumber pengetahuan dan penelitian berikutnya tentang perawatan ibu

postpartum menurut budaya, khususnya budaya Minang. 4. Bagi ibu

Hasil penelitian ini diharapkan ibu dapat meninggalkan dan mengubah kebiasaan yang dapat merugikan kesehatan ibu dan anaknya, ibu juga mendapat pengetahuan tentang bagaimana perawatan masa nifas yang benar menurut

Referensi

Dokumen terkait

ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PEMILIHAN UMUM TAHUN 2014.. PARTAI

Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) bekerja sama dengan Pusat Kurikulum dan Perbukuan Balitbang Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan akan menyelenggarakan penilaian buku

Dari atas ke bawah dalam satu golongan jari-jari atom bertambah sehingga daya tarik inti terhadap elektron terluar semakin kecil.. Elektron semakin mudah dilepas dan energi yang

(Simone Noveck, 2009) calls the problem “the single point of failure”, specifically, decision-making systems based on the belief that government experts can

Hasil Terlaksananya Pelayanan Administrasi Perkantoran 5,52% Kelompok Sasaran Kegiatan : Aparatur. Rincian Anggaran

A new approach from the combination of Weibull Multiplicative Model (WMM) and Neural Network models (Pulse Coupled Neural Networks (PCNN) and Multilayer Perceptron

Menurut Program dan Per Kegiatan Satuan Kerja Perangkat

International Archives of the Photogrammetry, Remote Sensing and Spatial Information Sciences, Volume XL-1/W3, 2013 SMPR 2013, 5 – 8 October 2013,