• Tidak ada hasil yang ditemukan

bab_45.doc 285KB Mar 29 2010 04:41:34 AM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "bab_45.doc 285KB Mar 29 2010 04:41:34 AM"

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

BAB VI

HASIL PENELITIAN

A. Kondisi Umum Fluktuasi JII

JII di buka dengan nilai indeks 71,750 pada akhir agustus 2000. pada

minggu berikutnya nilai indeks mengalami kenaikan sebesar 443 poin menjadi

72,193. nilai indeks JII ini terus mengalami penurunan sampai akhir tahun 2000.

penurunan nilai indeks ini disebabkan adanya privatisasi beberapa BUMN.

BUMN yang diprivatisasi tersebut beberapa diantaranya termasuk sebagai

anggota JII.

Pada tahun 2001, JII belum menunjukkan perbaikan kinerja yang cukup

signifikan. Kondisi ini dipengaruhi oleh keadaan polituk Indonesia yang sedang

mengalami pergolakan yang mengakibatkan banyak kebijakan pemerinyah

mengalami perubahan. Berbagai perubahan kebijakan yang dilakukan oleh

pemerinyah memicu reksi investasi untuk melakukan Wait and Sea dalam

investasinya. Dalam kondisi ini investor lebih memilih untuk melarikan dana

mereka pada perbankan.

Nilai indeks JII pada awal tahun 2001, yaitu antara januari sampai februari

mengalami gejala rebound. Peningkatan yang cukup drastis terjadi pada minggu

terutama februari. Nilai indeksnya mencapai 94,366. indeks ini terus mengalami

penurunan sampai akhir bilan mei yang kemudian kembali menunjukkan gejala

(2)

dengan awal tahun 2002. fluktuasi tersebut disebabkan oleh presiden Abdurahman

Wahid yang merubah susunan kabinet.

Pada pertengahan februari 2002, JII mengalami rebound sampai bulan jili

2002. peningkatan tersebut karena kondisi polotik Indonesia telah membaik. Hal

tersebut dapat dilihat dari nilai indeks yang terus merangkak naik hingga

mencapai titiktertinggi sebesar 87.418 pada mei 2002 di minggu 2. JII kembali

mengalami penurunan yang cukup signifikan sampai dengan bulan maret 2003.

penurunan ini disebabkan investor kembali melakukan strategi Wait and Sea. Hal

ini dipicu oleh kondisi politik Indonesia yang kembali memanas dengan terjadinya

demonstrasi yang dilakukan oleh mahasiswa di seluruh Indonesia yang meminta

presiden Abdurahman Wahid untuk mengundurkan diri dari kursi kepresidenan.

JII kembali menunjukkan gejala rebound pada bulan april 2003 yang terus

terjadi sampai tahun 2004. kenaikan ini akibat adanya pergeseran jabatan presiden

dari AbdurahmanWahid kepaga wakil presiden Megawati Soekarno Putri.

Pergantian tersebut menimbulkan sentimen positif pada investor yang kembali

berinvestasi di pasar modal. JII menunjukkan angka tertinggi pada akhir tahun

2003 dengan nilai 114,702.

JII yang terus naik selama tahun 2004 meski mengalami sedikit fluktuasi

menjadi indikator bahwa iklim investasi di Indonesia mengalami pertumbuhan.

Investor semakin banyak yang melakukan investasi pada pasar modal karena

didukung oleh kondisi politik yang stabil dan perekonomian yang membaik.

Kondisi tersebut didukung pula oleh adanya harapan dan keyakinan dari investor

(3)

memulihkan kondisi perekonomian Indonesia setelah terpilihnya presiden Susilo

Bambang Yudoyono.

1. Obyek Penelitian

Tabel 4.1. Daftar saham yang menjadi obyek penelitian

NO Kode Nama Emiten

1 ANTM PT. Aneka Tambang, Tbk

2 ASGR PT. Astra Graphia, Tbk

3 INDF PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk

4 ISAT PT.Indosat, Tbk

5 SMGR PT. Semen Gresik, Tbk

6 TLKM PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk

7 UNTR PT . United Tractors, Tbk

Sumber: lampiran I

Metode purposive sampling digunakan untuk menyeleksi populasi yang

ada pada penelitian ini seperti yang telah dijelaskan dalam bentuk penelitian.

Hasil dari seleksi tersebut didapatkan 7 saham yang secara berturut-turut termasuk

dalam anggota JII selama periode penelitian. Daftar saham yang menjadi obyek

penelitian ini dapat dilihat pada tabel 4.1

Gambaran umum tentang perusahaan yang akan menjadi obyek investasi

sangat diperlukan sebagai bahan perimbangan dalam pengambilan keputusan

investasi. Gambaran umum perusahaan yang menjadi obyek penelitian ini

(4)

a. PT. Aneka Tambang, Tbk (ANTM)

PT Aneka Tambang, Tbk didirikan pada tanggal 5 juli 1969.

perusahaan ini terbentuk dari 7 perusahann independen yang kemudian

melakukan merger menjadi PT Aneka Tambang. Status perusahaan pada

saat pendiriannya adalah Badan Umum Milik Negara (BUMN) dengan

bidang usaha pertambangan. Bahan tambang yang di eksplorasi serta

diolah oleh perusahaan ini antara lain nikel, bauksit, pasir besi, emas, dan

perak.

Berdasarkan pada keputusan Mentri Kehakiman RI pada tahun

1975 perusahaan ini berubah status dari BUMN menjadi PT. Sejak awal

pendiriannya, PT Aneka Tambang mengalami perkembangan yang cukup

pesat, hal ini dibuktikan dengan pendirian pabrik-pabrik baru diberbagai

daerah di Indonesia, serta memiliki kantor perwakilan di Tokyo dengan

tujuan perluasan pasar.

PT Aneka Tambang listing di Bursa Efek Jakarta pada tanggal 27

November 1997. sebagian besar sahamnya dimiliki oleh pemerintah yaitu

sebesar 65% dan publik sebesar 35%. Harga saham PT Aneka Tambang

dari tahun 2000 sampai tahun 2002 mengalami penurunan. Pada tahun

2003 harga saham menguat sebesar Rp 1.925 dari Rp 600 di tahun 2002.

Harga saham mengalami penurunan di pertengahan tahun 0224 sebesar

(5)

b. PT. Astra Graphia, Tbk

Perusahaan ini pada awlnya adalah sebuah divisi xerox dari PT

Astra International yang memasarkan dan melakukan layanan purna jual

secara ekslusif diseluruh Indonesia. Divisi ini berkembang pesat dan pada

tahun 1976 divisi ini memisahkan diri menjadi sebuah perusahaan yang

mandiri dengan nama PT Astra Graphia.

PT Astra Graphia milai memasuki bisnis teknilogi informasi pada

tahun 1983. hal ini diawali dengan menjadi distributor ekslusif produk

digital dari Digital Equipment Corporation dari Amerika Serikat untuk

seluruh wilayah Indonesia. Perusahaan ini melakukan perubahan

organisasi bisnisnya pada tahun 2000. perusahaan ini dilakukan dengan

memfokuskan usahanya pada 2 unit bisnis informasi yaitu Document

Solution dan Information Technology Solutions

Perusahaan melakukan kerjasama strategis (strategic aliances)

dengan mitra usaha yang memilki reputasi internasional untuk

mengembangkan usaha dan memperkuat kemampuan dalam membari

solusi bisnis berbasis teknologi informasi yang terbaik dan inovatif bagi

pelanggan. Saat ini perusahaan menjalin kerjasama strategis dengan

perusahaan terkemuka dunia antara lain: Fujixerox, Compag, IBM,

Ericson, Cisco System, SAP, Oracle dan Microsof.

PT Astra Graphia, Tbk menjadi perusahann publik sejak tahun

1989. PT Astra Graphia listing di BEJ tanggal 25 November 1989. saat ini

(6)

tahun 2001 jumlah saham perusahaan ini seliruhnya sebanyak

1.306.875.000 lembar saham. Komposisi kepemilikan saham PT Astra

Grap[hia adalah 79,09% dimilki oleh PT Astra Graphia dan 20,91%

dimilki oleh publik

c. PT. Indofood Sukses Makmur

PT. Indofood Sukses Makmur didirikan pada tahun 1974 yang

merupakan merger dari 19 instan noodle manufactures. Produknya

dipasarkan dengan merek: Indomi, Sarimi, Supermi, Pop Mie. Perusahaan

juga memproduksi masakan Indofood dan saus kecap dengan merek

Indofood dan piring lombok, termasuk juga produk makanan ringan

seperti Chiki, Chitato, Chitos, Tugu Lawak dan Cafela Coffe. Lokasi

kantor pusat berada di gedung Ariobimo Sentral, HR Rasuna Said Jakarta,

sedangkanuntuk lokasi pabriknya berada di Jakarta, Bekasi Jawa Barat,

Semarang Jawa Tengah, malang, Bangil Jawa Timur, Medan, Riau,

palembang, Banjarmasin dan Ujung Pandang.

Perusahaan ini mempunyai 12 cabang, diantaranya adalah PT.

Ciptakemas Abadi, PT. Intranusa Cipta, PT. Tristara Makmur (100%

kepemilikan), PT. Indosentra Pelangi (70% kepemilikan), PT.

Arthanugraha Mandiri (51%) dan PT. Putri Usaha Tama (50%

kepemilikan). PT Indofood Sukses Makmur Tbk mencatat dirinya pertama

kali di Bursa Efek jakarta pada tanggal 14 juli 1994, dengan jumlah saham

(7)

d. PT. Indosat, Tbk

Indosat didirikan oleh Merican Cable & Radio Corporation, suatu

perusahaan yang didirikan berdasarkan peraturan perundang-undangan

Negara bagian, Delaware USA dan WayneTim Maglia, sebagai perseroan

terbatas menurut peraturan perundang-undangan Republik Indonesia

dalam rangka Undang-undang penanaman modal asing dengan akta

pendirian tanggal 10 Nopembar 1067 No 55 dan telah disetujui oleh

Mentri Kehakiman RI dengan penetapan no. J.A.5/88/24 tanggal 20

November 1967.

Indosat saat ini ditunjuk oleh Pemerintah Indonesia untuk

membangun dan mengoperasikan stasiun bumi Intelsat di Indonesia.

Stasiun bumi tersebut menyediakan akses ke satelit Intelsat untuk wilayah

IOR dalam jangka waktu 20 tahunan dioperasikan secara BTO (Built

Transfer nd Operate). Indosat mulai beroperasi secara komersial sejak

september 1969. tahun 1979 indosat menyelesaikan pembangunan stasiun

bumi Intelsat ke dua, yang menyediakan akses ke satelit Intelsat untuk

wilayah POR. Balasan kepemilikan asing atas fasilitas telekomunikasi,

maka indosat membangun stasiun bumi Intelsat untuk diserahkan kepada

Pemerintah Indonesia, kemudian disewa kembali oleh Indosat. Tahun 1980

Indosat mulai mengoperasikan jaringan kabel laut pertama yaitu kabel

antara Indonesia dan Singapura (IS). Kepemilikan Indosat untuk kabel laut

telah dialihkan ke perumtel setelah selesai pembangunannya dan kemudian

(8)

Tahun 1982 dalam rangka pemisahan jaringan telekomunikasi

domestic dan internasional, semua kepemilikan PT Telkom pada kabel laut

internasional dan operator internasionalnya, serta SGI di Jakarta dialihkan

ke Indosat dan sebaliknya. Indosat mengalihkan beberapa asset yang

berhubungan dengan sistem telekomunikasi domestik PT. Telkom. Tahun

1987, Indosat memperkenalkan SLI,

e. PT. Semen Gresik, Tbk

PT Semen Gresik, Tbk didirikan dengan nama N.V. pabrik Gresik

dengan status sebagai perusahaan perseroan berdasarkan No.41 tanggal 25

maret 1953. pada tahun 1969 status perseroan dirubah menjadi perseroan

terbatas dengan nama PT Semen Gresik (persero). Perusahaan ini bergerak

dibidang industri semen dan telah mulai berproduksi sejak tahun 1957 di

pabrik gresik dengan kapasitas awal sebesar 250.000 ton semen pertahun.

Pada tanggal 15 september 1995, perusahaan ini melakukan

akuisisi terhadap 2 perusahaan produsen semen milik pemerintah yaitu PT

Semen Padang dan PT Semen Tonasa yang pembiayaannya dilakukan

melalui penawaran umum terbatas I. PT Semen Padang memiliki 5 pabrik

semen berkapasitas produksi terpasang keseluruhan sebesar 5.570.000 ton

semen pertahun, yang keseluruhannya berlokasi di Indrarung, Sumatra

Barat. PT Semen Tonasa memilki 4 pabrik semen berkapasitas produksi

terpasang keseluruhan sebesar 3.480.000 ton pertahun yang

keseluruhannya berlokasi di Biringere, Pangkep Sulawesi Selatan.

(9)

f. PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk

PT Telekomunikasi Indonesia adalah suatu perusahaan yang

bergerak dalam bidang pelayanan jasa telekomunikasi, yang berdiri pada

tahun 1884 dan merupakan awal berdirinya Pos dan telekomunikasi

Indonesia. Setelah melalui proses evaluasi yang panjang, di tahun 1991

Telkom berubah dari Perusahaan Umum (perum) menjadi perusahaan

perseroan (persero). Pelayanan yang diberikan diantaranya telepon, telex,

VSAT, e-mail dan yang lainnya. Menurut UU No. 36 tahun 1974, perum

telekomunikasi dinyatakansebagai penyelenggara telekomunikasi untuk

umum, baik hubungan telekomunikasi dalam negri maupun luar negri.

PT. Indonesia Satelit Corporation (Indosar) berstatus sebagai

perusahaan asing, yang pada tahun 1980 ditetapkan bahwa perum

telekomunikasi sebagai badan usaha penyelenggara telekomunikasi dalam

negri. PT. Telkom terdiri 7 Devisi regional, diantaranya Devisi I

(sumatra), Devisi II (jakarta Raya yang meliputi wilayah Jabotabek,

Serang, Kerawang, Puewakarta), Devisi III (jawa Barat), Devisi IV (jawa

Tengah dan Jogyakarta), Devisi V (Jawa Timur), Devisi VI (Seluruh

kalimantan), Devisi VII (kawasan Timur Indonesia). PT Telkom

mencatatkan dirinya pertama kali di Bursa Efek Jakarta pada tanggal 14

November 1995, dengan jumlah saham sebanyak 700.000.000 dan harga

(10)

g. PT. United Tractors, Tbk

PT. United Tractors Tbk didirikan di Indonesia pada tanggal 13

Oktober 1972 berdasarkan akta notaris Djojo muljadi, SH. No. 69. akta

pendirian tersebut telah disahkan oleh Mentri Kehakiman Republik

Indonesia dengan surat Keputusan No. Y.A.5/34/8 tanggal 6 Februari 1973

dan telah diumumkan dalam lembaran Berita Negara No. 31, tambahan

No.281 tanggal 17 April 1973. anggaran dasar perusahaan telah

mengalami beberapa kali perubahan, perubahan yang terkhir mengenai

peningkatan modal dasar perusahaan dilakukan dengan akta notaris

Refizal,SH, No. 36 tanggal 18 juli 2000. perubahan tersebut telah disetujui

oleh Mentri Hukum dan perundang-undangan Republik Indonesia dalam

Surat Keputusan No. C-16066.HT.01.04. tahun 2000 tanggal 2 Agustus

2000.pada tahun 1989, perusahaan melalui penawaran umum perdana

saham menawarkan sebanyak 2,7 juta sahamnya dengan nilai niminal Rp

1.ooo per sham dengan harga penawaran sebesar Rp 7.250 per saham.

Pada tanggal 31 Desember 2002, perusahaan telah mencatatkan seluruh

saham yang telah ditempatkan dan disetor pada Bursa Efek jakarta (BEJ)

(11)

B. Analisa Data

Pembentukan portofolio optimal dengan menggunakan model indeks

tunggal dilakukan untuk menyederhanakan peritungan. Pembentukan portofolio

dalam penelitian ini menggunakan langkah-langkah yang telah dijabarkan

sebelumnya pada bab 3. proses dalam penyelesaian masalah analisis portofolio

dalam penelitian ini akan dijelaskan pada bahasan berikut ini

1. Menghitung pengembalian saham individual (Ri)

Pengembalian saham individual dihitung dengan mengurangi harga

penutupan dengan harga penutupan sebelumnya dan dibagi dengan harga

penutupan sebelumnya. Secar matematis penentuan besarnya

pengembalian saham individual ditulis dengan persamaan:

(12)

Hasil perhitungan tingkat pengembalian saham individu (Ri) dapat

dilihat pada table 4.2. dari table tersebut terlihat bahwa pengembalian

terbesar diberikan oleh saham ISAT yaitu sebesar 7,,055249127.

sedangkan pengembalian terkecil diberikan oleh saham ANTM sebesar

-2,04271331. nilai tersebut memberikan pengertian jika investor

menanamkan dananya pada saham ISAT akan mendapatkan pengembalian

sebesar 7,,055249127 sedang apabila menanamkan saham pada ANTM

akan mengalami kerugian sebesar -2,04271331. pengembalian yang

bernilai positif menunjukkan bahwa saham tersebut memnerikan

keuntungan dan apabila bernilai negative menunjukkan bahwa saham

tersebut memberikan kerugian

2. Menghitung pengembelian saham individual dengan menggunakan model

indeks tunggal (Ri)

Pengembalian saham individual yang dihitung dengan

menggunakan model indeks tunggal sangat dipengaruhi oleh indeks harga

pasar. Besarnya nilai pengembalian dengan menggunakan model indeks

tunggal berdasarkan pada persamaan :

1 1

1

1 .Rm e

R   

Hubungan antara pengembalian sekuritas dan pengembalian pasar

adalah linier, secara sederhana dapat dituliskan dalam persamaan.

(13)

Keterangan :

Y = variabel terikat (Ri)

X = Variabel Bebas (Rm)

a = Intercept Coefficient, besarnya nilai Y kalau X = 0 (α)

b = Slope Coefficient, besarnya pengaruh X terhadap Y apabila X naik satu

unit (β)

Perhitungan 1 dan 1 mingguan menggunakan persamaan

regresi linier sederhana tersebut. Nilai 1 dalam pengembalian

menunjukan bahwa selain dipengaruhi oleh nilai indeks harga pasar

pengembalian juga dipengaruhi oleh pengembalian yang diharapkan dari

suatu saham berdasarkan kondisi perusahaan. Nilai 1 merupakan

sensitifitas pengembalian suatu saham terhadap pengembalian indeks

pasar.

Hasil dari perhitungan pengembalian saham dengan menggunakan

model indeks tunggal terdapat pada table 4.3. dari table tersebut dapat

dilihat pengembalian terbesar diberikan oleh saham ISAT sebesar

12,68140943. nilai pengembalian yang besar dari saham ISAT ini

merupakan akibat dari adanya peningkatan kinerja saham ISAT yang

(14)

Tabel 4.3 perhitungan pengembalian saham individual

Pengembalian pasar dihitung dengan mengurangi harga penutupan

indeks saham JII dengan harga penutupan indeks hari sebelumnya dan

dibagi dengan harga penutupan indeks hari sebelumnya.

Pengukuran pengembalian pasar dapat ditulis dengan persamaan

JII

JII

pengembalian pasar yang lebih lengkap dapat dilihat pada lampiran 2. nilai

pengembalian pasar yang cukup tinngi tersebut mengindikasikan bahwa

(15)

keuntungan yang cukuo signifikan dan mempunyai prospek investasi yang

menjanjikan

4. pengembalian yang diharapkan dari saham individual [E(Ri)]

table 4.4. pengembalian yang diharapka

Saham E (Ri) keterangan

ANTM 0,005325259 Diterima

ASGR 0,002516863 Diterima

INDF -0,008226721 Ditolak

ISAT 0,046866237 Diterima

SMGR 0,005607127 Diterima

TKLM 0,007186959 Diterima

UNTR 0,01677794 Diterima

Sumber: lampiran 4

Hasil perhitungan pengembalian yang diharapkan dari saham

individual dapat dilihat pada table 4.4. dari table tersebut terlihat bahwa

saham PT Indosat, Tbk (ISAT) memiliki pengembalian yang diharapkan

terbesar yaitu sebesar 4,6866237 %. Nilai pengembalian yang diharapkan

terendah oleh PT Indofood Sukses Makmur, Tbk sebesar -0,0226721

Pengembalian yang diharapkan yang bernilai negative tersebut

membuat saham INDF harus dieliminasi dari kandidat portofolio optimal.

Seleksi ini perlu dilakukan untuk menghindari adanya pengembalian yang

negative dalam proses investasi sesuai dengan preferensi rasional investor.

(16)

5. Pengembalian pasar yang diharapkan E (Rm)

Kondisis pasar modal Imdonesia selama periode penelitian

mengalami bullish yang ditandai dengan meningkatnya salah satu indeks

di BEJ, yaitu JII. Kenaikan nilai indeks JII selama periode penelitian yang

cukup signifikan juga menunjukkanbahwa saham-saham yang tergabung

dalam JII mampu menarik minat para investor.

Perhitungan pengembalian pasar yang diharapkan menunjukkan

bahwa JII memiliki nilai sebesar 0,0056. hasil perhitungan tersebut untuk

lebih jelasnya dapat dilihat kembali di lampiran 2. nilai pengembalian

yang diharapkan memiliki nilai yang cukup tinggi, nilai tersebut

menunjukkan bahwa JII mampu memberikan keuntungan yang cukup

besar kepada investor.

6. Tingkat bunga bebas risiko

Tingkat bungan bebas risiko merupakan alternative investasi yang

mempunyai risiko sama dengan nol. Investasi ini dilakukan dengan

menanamkan dana pada deposito bank-bank milik pemerintah atau pada

Sertifikat Bank Indonesia (SBI). Pemilihan SBI sebagai tingkat bunga

bebas risiko adalah karena SBI dijamin sepenuhnya oleh pemerintah.

Perhitungan tingkat bunga bebas risiko dilakukan dengan mencari

rata-rata tingkat bunga SBI selama periode juli 2000 sampai desember

2004. hasil perhitungan dapat dilihat pada lampiran 5. perhitungan tersebut

memberikan hasil nilai tingkat bunga bebas risiko sebesar 123,062% yang

(17)

memberikan tingkat pengembalian sebesar 13,062% dengan tingkat risiko

sama dengan nol.

7. Pengukuran risiko sistematis

Risiko sistematis merupakan risiko yang tidak dapat

didiversifikasikan karena disebabkan kejadian diluar kegiatan emiten.

Risiko sistematis atau risiko pasar

12.

m2

terdiri dari beta dan varian pasar. Beta dihitung dengan menggunakan program SPSS. Hasil

perhitungan beta dapat dilihat pada lampiran 6. varian pasar merupakan

risiko dari pasar dalam perhitungannya menggunakan persamaan:

 

n

t

mt mt

M R R

1

2 2

Hasil perhitungan dari varian pasar dapat dilihat pada table .5,

yaitu sebesar 1,589712311 atau sebesar 15,89712311 %. Perhitungan

risiko sistematis dapat dilihat pada table 4.5

Table 4.5. Risiko Sistematis

(18)

(i2.m2)

Hasil perhitungan risiko sistematis tersebut menunjukkan bahwa

risiko ristematis setiap saham cukup besar, yang berarti kondisi eksternal

perusahaan dalam kondisi yang kurang stabil sehingga kurang mendukung

iklim investasi. Saham yang memiliki risiko sistematis terbesar adalah PT

United Tractors, Tbk yaitu sebesar 18,6510087%. Risok0o sistematis

terkecil dimiliki oleh PT ISAT, Tbk yaitu sebesar 0,1123232386%

8. Risiko tidak sistematis

Risiko tidak sistematis merupakan risiko yang dapat dihilangkan

dengan melakukan didiversifikasi. Risiko ini bersifat unik, yaitu apabila

terjadi kerugian di satu saham akan dapat dikurangi atau bahkan

dihilangkan oleh saham-saham yang lain. Risiko inilah yang berusaha

untuk diatur sedemikian rupa agar dapat memperoleh risiko yang minimal.

(19)

ISAT 0,491232091

table 4.6 . hasil perhitungan risiko tidak sistematis tersebut menunjukkan

bahwa saham yang memiliki risiko tidak sistematis terbesar adalah PT

Indosat, Tbk yaitu sebesar 49,12232091%. Risikotidak sistematis terkecil

dimiliki oleh PT Astra Graphia, Tbk sebesar 0,0022315023%.

Didiversifikasi dapat dilakukan dengan menggabungkan antara

saham-saham yang memiliki risiko tidak sistematis besar dengan saham

yang memiliki risiko tidak sistematis kecil. Nilai-nilai tersebut

menunjukkan bahwa risiko tidak sistematis setiap saham tidak terlalu

besar, yang berarti kondisi internal perusahaan dalam keadaan yang baik

sehingga menarik minat investor untuk berinvestasi pada saham tersebut.

Total risiko dari masing-masing sekuritas dapat dilihat pada table

4.7. table 4.7 dibawah inin menunjukkan bahwa risiko terbesar dimiliki

(20)

ANTM 4,635162 0,42850489 5,0609651

mempunyai tingkat pengembalian yang diharapkan tertinggi dibandingkan

dengan saham yang lain.

9. Portofolio Optimal

Pembentukan portofolio optimal dengan model indeks tunggal

sangat dimudahkan jika hanya didasarkan pada sebuah angka yang dapat

menentukan apakah suatu sekuritas dapat dimasukkan kedalam portofolio

optimal. Angka tersebut adalah yang diperoleh melalui persamaan:

 

Excess Return to Beta Ratio (ERBi) adalah selisih pengembalian

yang diharapkan E(Ri) dengan aktifa bebas risiko (RBR). Rasio ini

mengukur kelebihan relative terhadap 1 unit risiko yang tidak dapat

didiversifikasikan yang di ukur dengan beta.

Portofolio optimal hanya akan terdiri dari saham-saham yang

(21)

dimasukkan kedalam portofolio optimal, dengan demikian diperlukan

sebuah titik pembatas (Cut Off Point) yang menentukan batas nilai ERB

berapa yang dikatakan inggi. Besarnya titik pembatas ini ditentukan

dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. mengurutkan sekuritas-sekuritas berdasarkan nilai ERB terbesar ke

nilai ERB terkecil. Sekuritas-sekuritas dengan nilai ERB terbesar

merupakan kandidat untuk dimasukkan ke portofolio optimal.

Hasil perhitungan dapat dilihat pada table 4.8

Table 4.8 nilai ERBi

Saham E(Ri) i RBR ERBi

ISAT 0,046866237 -0,02705 0,0013062 3,09247464

ANTM 0,01677794 0,173 0,0013062 -0,724247058

UNTR 0,015806127 0,347 0,0013062 -0,328075101

TKLM 0,007186959 0,301 0,0013062 -0,410076548

ASGR 0,002516863 0,272 0,0013062 -0,470967415

SMGR 0,005607127 0,222 0,0013062 -0,56312105

Sumber: lampiran 7

2. Menghitung nilai Ai dan Bi untuk masing-masing sekuritas ke i.

hasil perhitungan Ai dan Bi dapat dilihat pada table 4.9

Table 4.9 nilai Ai dan Bi

(22)

ISAT 0,0468662 -0,02705 0,0013062 3,09247464 0,4285049 0,0046063

ANTM 0,0167778 0,173 0,0013062 -0,724247058 0,023150 -5,0996462

UNTR 0,0158061 0,347 0,0013062 -0,328075101 49,123209 -0,7978077

TKLM 0,0071869 0,301 0,0013062 -0,410076548 0,426 -2,0974713

ASGR 0,0025168 0,272 0,0013062 -0,470967415 1,771339 -150,51232

SMGR 0,0056071 0,222 0,0013062 -0,56312105 4,939086 -6514,7554

Sumber: lampiran 7

3. Menghitung nilai Ci. Hasil perhitungan Ci dapat dilihat pada table

4.10

Table 4.10 nilai Ci

Saham E(Ri) ERBi Ai i ΣAj ΣBj Ci

ISAT 0,0468662 3,09247464 0,0046063 -0,02705 0,0082912 0,0070267 0,0127045 ANTM 0,0167778 -0,724247058 -5,0996462 0,173 -5,0913550 7,0483342 -0,6617371 UNTR 0,0158061 -0,328075101 -0,7978077 0,347 -5,9811628 9,4862143 -0,58145 TKLM 0,0071869 -0,410076548 -2,0974713 0,301 -7,9886341 14,601043 -0,5239605 ASGR 0,0025168 -0,470967415 -150,51232 0,272 -158,50095 334,18221 -0,4733805 SMGR 0,0056071 -0,56312105 -6514,7554 0,222 -6673,2563 11903,196 -0,5605968

Sumber: lampiran 7

4. Menentukan besarnya Cut Off Point (C*) Cut Off Point adalah

nilai Ci dimana nilai ERB terakhir kali masih lebih besar dari nilai

Ci. Saham yang terakhir kali memiliki nilai ERBi lebih besar

daripada nilai Ci dari hasil perhitungan yang dapat dilihat pada

(23)

5. Sekuritas-sekuritas yang membentuk portofolio optimal adalah

sekuritas yang mempunyai nilai ERB lebih besar atau sama dengan

nilai ERBi dititik C*. sekuritas-sekuritas yang mempunyai nilai

lebih kecil dengan ERBi di titik C* tidak diikutsertakan dalam

pembentukan portofolio optimal.

Nilai C* sebesar -0,5605968 yaitu untuk saham SMGR

yang memeliki nilai ERB sebesar -0,56312105 terakhir kali lebih

besar dari nilai Ci. Nilai ERBi yang masih optimal dapat

diikutsertakan dalam pembentukan portofolio optimal, sedangkan

untuk saham ANTM tidak dapat diikutsertakan dalam

pembentukan portofolio optimal.

6. Menentukan proporsi masing-masing sekuritas yang telah

terbentuk dalam portofolio optimal. Besarnya proporsi untuk

sekuritas tersebut dapat dilihat pada tabel 4.11

Tabel 4.11. proporsi dana portofolio

Saham i

σ

ei^

2

ERBi Ci Xi Wi

ISAT -0,02705 0,4912320 3,09247464 0,0127045 -0,201158 0,0069594 ANTM 0,173 0,0042504 -0,724247058 -0,6617371 -6,660759 0,2304379 UNTR 0,347 0,043908 -0,328075101 -0,58145 1,6376027 -0,056517 TKLM 0,301 0,017713 -0,410076548 -0,5239605 2,5577593 -0,088489 ASGR 0,272 2,32E-04 -0,470967415 -0,4733805 105,30838 -3,043285 SMGR 0,222 4,26E-06 -0,56312105 -0,5605968 -131,5426 4,5508937

C* = -0,5690509 Σ = -28,90479 Σ = 1

Sumber lampiran 8

Tabel 4.11 diatas memperlihatkan terdapat 6 saham yang

membentuk portofolio optimal dengan proporsi dana untuk saham

(24)

UNTR sebesar -0,056517, saham TKLM sebesar -0,088489, saham

ASGR sebesar -3,643285 dan sahamSMGR sebesar 4,5108937

Pembentukan portofolio optimal dalam penelitian ini menghasilkan suatu

portofolio yang terdiri dari 6 saham dengan karakter:

a. ISAT dengan pengembalian yang diharapkan sebesar 0,046866237

dan total risiko sebesar 0,498705908, masuk kedalam portofolio

optimal dengan proporsi dana sebesar 0,0669594

b. ANTM dengan pengembalian yang diharapkan sebesar

0,005325259 dan total risiko sebesar 0,050609651, masuk kedalam

portofolio optimal dengan proporsi dana sebesar 0,2304379

c. UNTR dengan pengembalian yang diharapkan sebesar 0,0167794

dan total risiko sebesar 0,235900949, masuk kedalam portofolio

optimal dengan proporsi dana sebesar -0,056517

d. TKLM dengan pengembalian yang diharapkan sebesar

0,007186959 dan total risiko sebesar 0,158051749, masuk kedalam

portofolio optimal dengan proporsi dana sebesar -0,008489

e. ASGR dengan pengembalian yang diharapkan sebesar

0,002516863 dan total risiko sebesar 0,114830596, masuk kedalam

portofolio optimal dengan proporsi dana sebesar -3,643285

f. SMGR dengan pengembalian yang diharapkan sebesar 0,00560712

dan total risiko sebesar 7,6343762, masuk kedalam portofolio

optimal dengan proporsi dana sebesar 4,5508937

(25)

Saham pembentuk portofolio dan proporsi dananya telah ditentukan .

langkah selanjutnya yang perlu diperhitungkan adalah pengembalian

portofolio yang diharapkan dengan tingkat risiko portofolio. Pengembalian

yang diharapkan dari suatu portofolio selalu merupakan rata-rata tertimbang

yang membentuk portofolio. Pengembalian portofolio yang diharapkan ini

dihitung dengan rumus:

 

R

p r p

R

M

E

Tabel .12. pengembalian yang diharapkan

Saham Wi i αi βp αp E(Rp)

ISAT 0,0069594 -0,02705 0,0209183 -0,00018825 0,00014558

ANTM 0,2304379 0,173 0,0039794 0,03986576 0,000917

UNTR -0,056517 0,347 0,0076436 -0,0196129 -0,00043199 0,01316547

TKLM -0,088489 0,301 0,0030295 -0,02663522 -0,00026808

ASGR -3,043285 0,272 -0,001961 -0,99097356 -0,00714529

SMGR 4,5508937 0,222 0,0051206 1,01029839 0,00750780

Σ 1 0,01275583 0,01501560

Sumber lampiran 8

Hasil perhitungan pengembalian yang diharapkan dari portofolio dapat

dilihat pada tabel 4.12 pada tabel tersebut terlihat nilai

β

p portofolio sebesar

0,01275583,

α

p portofolio sebesar 0,01501560 dan pengembalian portofolio

yang diharapkan sebesar 0,01316547

Nilai

α

p memp[unyai arti bahwa portofolio tersebut mempunyai nilai

pengembalian yang diharapkan dari portoifolio yang independen terhadap

pengembalian pasar sebesar 0,01501560, artinya pada keadaan pasar bullish

(26)

Nilai sensitifitas portofolio terhadap pasar (

β

p) sebesar 0,01275583. nilai

tersebut mempunyai arti apabila terjadi pengembalian pasar sebesar 1% akan

mengakibatkan perubahan pengembalian dari portofolio optimal tersebut

dengan arah yang sama sebesar 0,01275583 atau 1,275583%.

Pengembalian yang diharapkan dari portofolio bernilai sebesar

0,01316547. nilai tersebut berarti pengembalian yang diharapkan dari

portofolio sebesar 0,01316547atau 1,316547%, akan tetapi nilai tersebut

masih mengandung ketidakpastian sehingga hasil dapat menyimpang dari nilai

realisasi yang akan terjadi.

Varian portofolio yang merupakan risiko portofolio tersebut dari 2 risiko

yaitu risiko sistematis dan risiko tidak sistematis. Risiko tidak sistematis ini

akan semakin kecil nilainya dengan semakin banyaknya jumlah sekuritas yang

ada dalam portofolio. Penjumlahan dari 2 risiko tersebut sebagai risiko total

dari portofolio. Risiko ini dinyatakan dalam persamaan:

(27)

Table 4.13

p (( 0,01275583 x 1,548971311) + -0,000784764)

2

p (0,000162711 x 1,546971311) + -0,000784764

2

p 0,000252034 + -0,000784764

2

p -0,000532729 atau -0,0532729%

C. Pembahasan Hasil Analisa Data

Tujuan pembentukan portofolio dari investasi pada sekuritas adalah untuk

mendapatkan tingkat pengembalian yag maksimal dengan tingkat risiko yang

(28)

pengembalian tertentu. Pembentukan portofolio dengan menggunakan model

indeks tunggal memakai suatu rasio untuk menentukan apakah suatu sekurits

dapat dimasukkan kedalam portofolio optimal

Rasio yang menentukan apakah suatu sekuritas dapat dimasukkan kedalam

portofolio optimal atau tidak tersebut adalah excess return to beta ratio (ERB).

Sekuritas-sekuritas yang memiliki nilai ERB tinggi akan dimasukkan sebagai

anggota portofolio optimal. Tinggi rendahnya nilai ERB ini ditentukan oleh Cut

Off Point. Sekuritas yang memiliki nilai ERB dibawah nilai Cut Off Point tidak

dapat dimasukkan sebagai anggota portofolio optimal.

Pembentukan portofolio optimal dalam penelitian ini menghasilkan sebuah

portofolio optimal yang berisikan saham-saham anggota JII yang terdiri atas 6

saham yaitu ISAT, ANTM, UNTR, TKLM, ASGR dan SMGR. Berdasarkan atas

hasil penelitian portofolio optimal tersebut memberikan pengembalian ekspektasi

(yang diharapkan) sebesar 1,316547% yang lebih besar daripada pengembalian

ekspektasi yang diberikan oleh pasar yaitu sebesar 0,56%. Risiko dari portofolio

optimal yang terbentuk sebesar -0,0523729%, yang jauh lebih kecil daripada

risiko yang diberikan oleh pasar yaitu sebesar 154,8971311%.

Pengembalian ekspektasi dan risiko portofolio optimal tersebut sangat

dipengaruhi oleh perubahan pasar dan kondisi internal perusahaan. JII yang

mengalami peningkatan yang cukup signifikan berpengaruh terhadap tingginya

tingkat pengembalian yang diharapkan. Pengembalian ekspektasi juga memiliki

pengembalian yang unik yang tidak terpengaruh oleh pasar tetapi hanya

(29)

adanya penjualan saham pemerintah dari beberapa saham anggota portofolio

optimal yang berstatus BUMN. Risiko pasar yang tinggi sangat dipengaruhi oleh

fluktuatifnya nilai indeks dari indeks yang terbentuk ini.

Pepatah yang mengatakan no pain no gain high risk high gain, yang berarti

bahwa apabila mendapatkan pengembalian yang tinggi pasti diikuti dengan risiko

yang tinggi pula. Pepatah ini didukung oleh sebuah teori yang menyatakan bahwa

antara pengembalian dan risiko menpunyai hubungan yang searah. Teori tersebut

memiliki pengertian bahwa apabila suatu investasi memberikan tingkat

pengembalian yang besar dapat dipastikan bahwa risiko yang ditanggung juga

besar dan sebaliknya apabila investasi tersebut menjanjikan tingklat pengembalian

yang kecil maka risiko yang ditanggung juga kecil.

Imvestor yang rasional dalam melakukan kegiatan atas investasinya dapat

menyiasati teori tersebut dengan menggunakan teori portofolio. Teori portofolio

ini menyatakan bahwa risiko dapat dikurangi dengan diversifikasi melalui

pembentukan portofolio. Pembentukan portofolio dapat mengurangi risiko dan

memeksimalkan pengembalian yang akan diterima oleh investor. Hal tersebut

terbukti dari hasil penelitian ilmiah ini dan juga hasil dari penelitian sebelumnya

yang digunakan sebagai referensi oleh penulis yang berkaitan dengan

pembentukan portofolio optimal

BAB V

KESIMPULAN DAN IMPLIKASI

(30)

Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini didasarkan pada

perumusan masalah dan tujuan penelitian yaitu:

1. saham yang dijadikan obyek penelitian antara juli 2000 sampai

dengan 2004 sebanyak 7 saham dan dari seleksi dalam

pembentukan portofolio optimal sendiri didapatkan 6 saham yang

pantas atau layak untuk dimasukkan sebagai anggota oprtofolio

optimal. Saham-saham tersebut adalah ISAT, ANTM, UNTR,

TKLM, ASGR dan SMGR. Sedangkan untuk proporsi dana

masing-masing saham adalah 0,0069594, 0,223042379, 0,056517,

-0,088489, -3,643285, dan ,55089237.

2. portofolioyang telah terbentuk dari saham-saham anggota JII

memberikan nilai pengembalian yang diharapkan dari pasar yang

benilai 0,56%, sedangkan varian yang mengukur risiko

menunjukkan hasil bahwa risiko dari portofolio optimal yang

terbentuk sebesar -0,0532729% lebih kecil dari pada risikoyang

diberikan oleh pasar yaitu sebesar 154,89712311%

B. Implikasi

1. Bagi Investor.

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan

(31)

saham-saham yang termasuk dalam JII di BEJ. Investor juga disarankan untuk

menginvestasikan dananya pada saham-saham yang terbentuk dalam

portofolio

2. Bagi Peneliti Selanjutnya.

Hasil peneliianini dapat digunakan sebagai referensi untuk penelitian

selanjutnya terutama yang berkaitan dengan bidang permasalahan yang

Gambar

Tabel 4.1. Daftar saham yang menjadi obyek penelitian
Tabel 4.2. pengembalian saham individual
Tabel 4.3 perhitungan pengembalian saham individual
table 4.4. pengembalian yang diharapka
+7

Referensi

Dokumen terkait

Bagaimana kevalidan media pembelajaran pocket book berbasis pendekatan matematika realistik terhadap kemampuan pemahaman matematis siswa pada materi teorema

Penyelesaian sengketa dalam hubungan hukum perjanjian asuransi pada perasuransian syariah, dapat ditempuh penyelesaian melalui pengadilan (litigasi), atau penyelesaian

Judul Skripsi : Politik Media : Analisis Perbandingan Pemberitaan Berita Yudha, Suara Karya, dan Kompas Dalam Peristiwa 15 Januari 1974.. Dengan ini menyatakan

Ditanya tentang rahasia eksistensi club hingga sekarang, Ko- rpri Hadi 35 tahun pemain andalan juga pengurus menambahkan bahwa satu hal yang unik di Bimantara ini adalah pengurus dan

Faktor komunitas penduduk pesantren yang lebih banyak akan lebih sulit pengelolaannya dibanding yang lebih sedikit, hal ini adalah gambaran terhadap tuntutan

Pada hari Senin, 22 Mei 2017, dilakukan wawancara dengan ibu Wulan Utoyo selaku produsen dan pemilik Batik Bulan Pekalongan sekaligus anggota ASEPHI kota

Yaitu data yang diperoleh melalui study kepustakaan, study terhadap peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang fungsi Legislasi DPRD. Undang-Undang No 32

Sedangkan menurut Swasta dan Handoko (2000:15) “Keputusan pembelian adalah sebuah pendekatan penyelesaian masalah pada kegiatan manusia untuk membeli suatu barang atau