• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR PKn MATERI PEMERINTAHAN PROVINSI MELALUI STRATEGI RODA KEBERUNTUNGAN PADA SISWA KELAS IV MI AL HIDAYAH GEDANGAN SIDOARJO.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR PKn MATERI PEMERINTAHAN PROVINSI MELALUI STRATEGI RODA KEBERUNTUNGAN PADA SISWA KELAS IV MI AL HIDAYAH GEDANGAN SIDOARJO."

Copied!
115
0
0

Teks penuh

(1)

PADA SISWA KELAS IV MI AL-HIDAYAH GEDANGAN SIDOARJO

SKRIPSI

Oleh:

AHMAD ZAINUR ROSYIDI NIM: D07212042

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

Ahmad Zainur Rosyidi, NIM D07212042, tahun 2017. “Peningkatan Motivasi Belajar

PKn Materi Pemerintahan Provinsi Melalui Strategi Roda Keberuntungan pada Siswa Kelas IV MI Al-Hidayah Gedangan Sidoarjo.”

Kata kunci :Strategi Roda Keberuntungan, Peningkatan Motivasi Belajar.

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kenyataan lapangan bahwa siswa kelas IV MI Al-Hidayah Gedangan Sidoarjo mengalami kesulitan pada meningkatkan motivasi belajar. Rendahnya motivasi belajar siswa kelas IV MI Al-Hidayah Gedangan Sidoarjo ini terbukti pada skor motivasi belajar yang diberikan peneliti kepada siswa. Dari 21 siswa kelas IV MI AL-Hidayah Gedangan Sidoarjo jumlah perolehan skor angket motivasi belajar keseluruhan yakni sebesar 1.326 dengan rata-rata skor 63. Hal ini tidak sesuai dengan indikator kinerja yang ditetapkan yakni 85. Fokus penelitian ini adalah meningkatkan motivasi belajar PKn materi pemerintahan provinsi melalui strategi roda kebeeruntungan. Penggunaan strategi ini merupakan salah satu cara yang dapat digunakan untuk membantu meningkatkan motivasi belajar siswa materi pemerintahan provinsi.

Tujuan penelitian ini adalah (1) untuk mengetahui penerapan strategi roda keberuntungan dalam meningkatkan motivasi belajar siswa dan (2) untuk mengetahui peningkatan motivasi belajar siswa melalui strategi roda keberuntungan pada siswa kelas IV MI Al-Hidayah Gedangan Sidoarjo. Metode penelitian yang digunakan adalah metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) model Kurt Lewin dengan menggunakan data kualitatif dan kuantitatif. Peneltian ini dilaksanakan dalam dua siklus pembelajaran yang meliputi 4 tahap; perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan, dan refleksi. Berdasarkan model PTK ini maka tahap pelaksanaan tindakan dan pengamatan dilakukan pada saat yang bersamaan. Pengumpulan data diperoleh melalui wawancara, observasi guru dan siswa, serta hasil tes tiap siklus. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah butir soal tes siswa, angket motivasi belajar dan lembar observasi. Tes ini digunakan untuk mengukur ketuntasan siswa dalam materi dan sebagai salah satu penunjang peningkatan motivasi. Angket motivasi belajar digunakan untuk mengukur tingkat motivasi siswa. Observasi digunakan untuk mengukur aktifitas guru dan siswa selama proses pembelajaran pada materi pemerintahan provinsi.

(7)

x

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL

HALAMAN JUDUL i

HALAMAN PERSETUJUAN ii

HALAMAN PENGESAHAN iii

MOTTO iv

PERSEMBAHAN v

ABSTRAK vii

KATA PENGANTAR viii

DAFTAR ISI x

DAFTAR TABEL xv

DAFTAR GAMBAR xvi

DAFTAR LAMPIRAN xvii

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah 1

B. Rumusan Masalah Penelitian 4

C. Tindakan yang dipilih 4

D. Tujuan Penulisan 5

E. Manfaat Penelitian 5

F. Lingkup Penelitian 6

(8)

xi

H. Sistematika Pembahasan 8

BAB II :KAJIAN TEORI A. Motivasi Belajar

1. Devinisi Motivasi Belajar 10

2. Fungsi Motivasi Belajar 12

3. Indikator Motivasi Belajar 13

4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar 16

B. Pembelajaran PKn

1. Pengertian PKn 19

2. Visi dan misi PKn 20

3. Tujuan PKn tingkat SD/MI 22

4. Ruang lingkup dan materi PKn tingkat SD/MI 23

5. Materi pemerintahan provinsi 25

C. Strategi Roda Keberuntungan

1. Pengertian Strategi Pembelajaran 35

2. Pengertian Strategi Roda Keberuntungan 37

3. Prosedur Penerapan Strategi Roda Keberuntungan 37

D. Peningkatan motivasi belajar PKn Melalui Strategi Roda

(9)

xii

BAB III :METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian 40

B. Setting dan subyek Penelitian 42

C. Variabel yang Diteliti 43

D. Rencana Tindakan 43

E. Data dan Teknik Pengumpulan 48

F. Validasi Instrumen 55

G. Analisis Data 55

H. Indikator Kinerja 58

I. Tim Peneliti dan Tugasnya 59

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Lokasi Penilitian

1. Profil Sekolah 61

2. Kondisi Sekolah 62

3. Tenaga Guru Kelas IV dan Siswa Kelas IV 63

4. Kondisi Kelas IV 65

B. Hasil Penelitian

1. Kegiatan Pengamatan Sebelum Penelitian 66

2. Siklus I 68

3. Siklus II 82

(10)

xiii

BAB V : PENUTUP

A. Kesimpulan 102

B. Saran 103

DAFTAR PUSTAKA 105

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN 107

RIWAYAT HIDUP 108

(11)

Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) merupakan pendidikan wajib

bagi warga negara yang dilaksanakan setiap negara, karena dalam pendidikan

kewarganegaraan akan mendidik warga negara menjadi warga negara yang

baik. PKn menjadi mata pelajaran wajib yang diberikan di sekolah mulai dari

tingkat dasar hingga tingkat tinggi. Pembelajaran PKn memiliki tiga fungsi

pokok, yaitu mengembangkan kecerdasan warga negara, membina tanggung

jawab warga negara, dan mendorong partisipasi warga negara.1

Pembelajaran PKn di tingkat rendah berisi tentang individu sebagai

warga masyarakat yang hidup di lingkungan sosial mulai dari keluarga,

sekolah hingga lingkungan masyarakat. Materi yang diajarkan dalam hal ini

sangatlah sederhana, akan tetapi menjadikan landasan pokok untuk

membangun karakter siswa untuk dapat menjadi warga negara dan individu

yang baik. Materi yang disampaikan seputar kehidupan di lingkungan rumah,

sekolah, dan masyarakat. Namun pada kenyataannya, tingkat motivasi siswa

dalam pembelajaran PKn masih rendah. Jika hal ini terjadi terus-menerus

siswa tidak bisa menanamkan karakter yang menjadi tujuan pembelajaran

PKn.

1

(12)

Selain itu, dalam mengajarkan Pembelajaran PKn guru juga dituntut

untuk dapat menyelesaikan target ketuntasan belajar siswa. Sehingga

memerlukan perencanaan pembelajaran yang tepat. Dalam perencanaan dan

pelaksanaan pembelajaran guru juga harus memerhatikan karakteristik

masing-masing siswa. Oleh karena itu pembelajaran PKn haruslah

mengakomodir semua tujuan dari pembelajaran PKn. Kenyataan di lapangan

menunjukkan bahwa pembelajaran PKn tidak menggunakan pembelajaran

yang bervariatif. Guru lebih banyak memberikan bacaan dan mengulang

penjelasan yang terdapat dalam bacaan tersebut, sehingga siswa merasa jenuh,

kurang termotivasi, dan tidak aktif dalam proses pembelajaran. Akibat dari hal

tersebut menyebabkan tingkat motivasi belajar siswa rendah.

Dampak tersebut juga terjadi di MI Al-Hidayah Gedangan Sidoarjo.

Berdasarkan hasil wawancara, diketahui bahwa dalam proses pembelajaran

PKn pada materi pemerintahan provinsi terdapat permasalahan pada tingkat

motivasi belajar. Peristiwa seperti ini terlihat ketika proses kegiatan

belajar-mengajar sedang berlangsung, karena keaktifan, keikutsertaan dan partisipasi

siswa untuk mengikuti pembelajaran sangatlah kurang. Sehingga berdampak

pada ketidak-maksimalan hasil belajar siswa yang diperoleh dari nilai uji

kompetensi yang diberikan oleh guru kelas. Dari 21 Siswa kelas IV MI

Al-Hidayah Gedangan Sidoarjo hanya ada 4 siswa yang mampu mencapai KKM

(Kriteria Ketuntasan Minimal) sedangkan 17 siswa yang lain belum ada yang

(13)

siswa saja yang mampu mencapai KKM dan 81% siswa belum mencapai

KKM.2 Kurangnya motivasi belajar siswa juga terlihat pada skor motivasi belajar yang diberikan peneliti kepada siswa. Dari 21 siswa kelas IV MI

AL-Hidayah Gedangan Sidoarjo jumlah perolehan skor angket motivasi belajar

keseluruhan yakni sebesar 1.326 dengan rata-rata skor 63. Dari hasil tersebut

di atas, diuraikan bahwa hanya ada 4 siswa yang memperoleh skor kategori

“tinggi” (skor antara 76-85) dan “sangat tinggi” (skor antara 86-100).

Kemudian sebanyak 17 siswa masih belum bisa memperoleh skor yang

seharusnya dicapai yakni ≥75. Terdapat 6 siswa yang memperoleh skor

kategori “Rendah” yakni skor antara 66-75, dan total terdapat 11 siswa yang

memperoleh skor motivasi belajar kategori “Sangat Rendah” yakni skor antara

50-65. Permasalahan tersebut dikarenakan strategi yang digunakan kurang

sesuai dengan pembelajaran.

Oleh karena itu diperlukan strategi yang tepat untuk dapat

meningkatkan motivasi belajar siswa materi pemerintahan provinsi pada siswa

kelas IV MI Al-Hidayah Gedangan Sidoarjo. Salah satu strategi yang dapat

digunakan adalah menggunakan Strategi Roda Keberuntungan. Strategi ini membuat guru akan berusaha mengubah proses pembelajaran yang pasif

menjadi aktif, sehingga siswa akan lebih berpartisipasi dan aktif dalam proses

pembelajaran. Hal ini juga akan meningkatkan motivasi belajar pada siswa.

2

(14)

Karena semakin siswa tertarik dan aktif dalam proses pembelajaran maka

seacara tidak langsung perhatian siswa pada materi yang diajarkan juga akan

meningkat sehingga tujuan pembelajaran akan lebih mudah dicapai.

Berdasarkan latar belakang tersebut maka perlu diadakan Penelitian

Tindakan Kelas (PTK) yang berjudul “Peningkatan Motivasi Belajar PKn Materi Pemerintahan Provinsi Melalui Strategi Roda Keberuntungan

pada Siswa Kelas IV MI Al-Hidayah Gedangan Sidoarjo”.

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang di atas, dapat ditarik beberapa rumusan masalah

yang akan dibahas dalam penelitian mengenai penerapan strategi

pembelajaran ini, yakni:

1. Bagaimana penerapan strategi roda keberuntungan dalam meningkatkan

motivasi belajar mata pelajaran PKn materi pemerintahan provinsi pada

siswa kelas IV MI Al-Hidayah Gedangan Sidoarjo?

2. Bagaimana peningkatan motivasi belajar PKn materi pemerintahan

provinsi melalui strategi roda keberuntungan pada siswa kelas IV MI

Al-Hidayah Gedangan Sidoarjo?

C. Tindakan Yang Dipilih

Tindakan yang dipilih untuk memecahkan masalah yang dihadapi

dalam peningkatan motivasi belajar PKn materi pemerintahan provinsi kelas

(15)

keberuntungan. Penerapan strategi roda keberuntungan diharapkan motivasi

belajar siswa meningkat sesuai dengan tujuan yang diinginkan. Sehingga

memberikan dampak yang positif pada peningkatan motivasi siswa mata

pelajaran PKn khusunya materi pemerintahan provinsi.

D. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui peningkatan motivasi belajar PKn materi pemerintahan

provinsi melalui strategi roda keberuntungan pada siswa kelas iv mi

al-hidayah gedangan sidoarjo.

2. Untuk mengetahui penerapan strategi roda keberuntungan dalam

meningkatkan motivasi belajar mata pelajaran PKn materi pemerintahan

provinsi pada siswa kelas IV MI Al-Hidayah Gedangan Sidoarjo.

E. Manfaat Penelitian

Penelitian yang dilakukan ini diharapkan bermanfaat bagi:

1. Bagi guru

Melihat dari hasil pengamatan, diharapkan dapat menambah inspirasi

guru dalam meningkatkan prestasi belajar siswa di kelas serta membantu

guru dalam menentukan strategi pembelajaran yang tepat pada proses

belajar mengajar di kelas.

2. Bagi siswa

Berdasarkan hasil penelitian, diharapkan siswa dapat memperoleh

(16)

Keberuntungan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa, sehingga materi yang disampaikan dapat dipahami dengan baik dan motivasi belajar

siswa semakin meningkat.

3. Bagi peneliti

Berdasarkan hasil dari penelitian, diharapkan bisa menambah pengetahuan

dan wawasan peneliti tentang peran guru dalam meningkatkan motivasi

belajar siswa pada pelajaran PKn khususnya materi pemerintahan

provinsi.

F. Lingkup Penelitian

Agar penelitian ini tuntas dan terfokuskan, penelitian ini dibatasi pada

hal-hal sebagai berikut:

1. Subjek penelitian adalah pada siswa kelas IV MI Al-Hidayah Gedangan

Sidoarjo semester ganjil tahun ajaran 2016/2017, karena pada kelas ini

tingkat motivasi belajar siswa masih rendah pada mata pelajaran PKn

terutama pada materi pemerintahan provinsi. PTK ini dilakukan sebanyak

dua kali pertemuan, tiap pertemuan dua jam pelajaran.

2. Penelitian ini difokuskan pada mata pelajaran PKn kelas IV MI

Al-Hidayah Gedangan Sidoarjo semester ganjil tahun ajaran 2016/2017

dengan materi pemerintahan provinsi. Menerapkan SK, KD dan Indikator

(17)

• Standart Kompetensi: Memahami sistem pemerintahan kabupaten,

kota, dan provinsi

• Kompetensi Dasar: Mengenal lembaga-lembaga dalam susunan

pemerintahan, kota, dan provinsi

• Indikator: 1. Menyebutkan lembaga-lembaga dalam susunan

pemerintahan provinsi

2. Menjelaskan tugas dan fungsi lembaga-lembaga

dalam susunan pemerintahan provinsi.

G. Definisi Operasional

Untuk mengarahkan fokus peneliti dalam mengambil data, maka perlu

adanya batasan operasional dalam penelitian, yakni:

1. Pengertian Motivasi Belajar adalah kekuatan atau dorongan yang ada

dalam diri individu untuk melakukan sesuatu yang dikehendaki.

2. Strategi Roda Keberuntungan merupakan strategi yang memanfaatkan

panah kardus dan paku sebagai medianya. Dalam strategi ini, siswa

melakukan pemutaran terhadap roda keberuntungan yang didalamnya

sudah ada pertanyaan materi pemerintahan provinsi yang nanti akan

dijawab dari individu maupun kelompok. Dalam hal ini adalah upaya

(18)

pemerintahan provinsi karena dalam penerapannya nanti terlihat lebih

berkesan dan mudah diingat bagi siswa.

3. Mata Pelajaran Pkn merupakan mata pelajaran yang membahas

tentang kehidupan warga negara dalam menjalankan tugas dan

kewajibannya sebagai warga negara yang baik dalam kehidupan

bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. PKn merupakan mata

pelajaran yang diajarkan di MI Al-Hidayah Gedangan Sidoarjo.

4. Materi Pemerintahan Provinsi yaitu materi pelajaran PKn kelas IV

SD/MI semester ganjil. Hal ini sesuai dengan Kompetensi Dasar mata

pelajaran PKn yakni, “Mengenal lembaga-lembaga dalam susunan

pemerintahankabupaten, kota, dan provinsi”.

H. Sistematika Pembahasan

Sistematika pembahasan dalam skripsi ini peneliti menyusun secara

sistematis dari bab ke bab yang terdiri dari lima bab dan antara bab satu dengan

bab yang lainnya merupakan integritas atau satu-kesatuan yang tak terpisahkan

serta memberikan atau menggambarkan secara lengkap dan jelas tentang

penelitian dan hasil-hasilnya.

Adapun sistematika penulisan penelitian ini adalah sebagai berikut:

Bab Satu, berisi pendahuluan. Dalam bab ini penulis akan memaparkan

(19)

penelitian, lingkup penelitian, manfaat penelitian, definisi operasional, dan

sistematika penelitian.

Bab Dua, berisi kajian teori. Dalam bab ini penulis akan memaparkan

beberapa teori tentang motivasi belajar, pembelajaran PKn dan penjelasan

strategi roda keberuntungan.

Bab Tiga, berisi metode dan rencana penelitian. Dalam bab ini penulis akan memaparkan jenis penelitian, setting dan subyek penelitian, variabel yang

diteliti, rencana tindakan, data dan teknik pengumpulannya, analisis data,

indikator kinerja, dan tim peneliti dan tugasnya.

Bab Empat, berisi hasil penelitian dan pembahasan. Dalam bab ini penulis akan memaparkan hasil penelitian per siklus, hasil kuisioner, hasil

wawancara, dan pembahasan temuan hasil tindakan.

Bab Lima, berupa penutup. Yang akan memuat tentang kesimpulan dan

(20)

A. Motivasi Belajar

1. Definisi Motivasi Belajar

Motivasi berasal dari kata “motif” yang diartikan sebagai kekuatan

yang terdapat dalam diri individu, yang meyebabkan individu tersebut

bertindak atau berbuat. Motif tidak bisa diamati secara langsung, tetapi dapat

diinterprestasikan dalam tingkah lakunya, berupa rangsangan, dorongan, atau

pembangkit tenaga munculnya satu tingkah laku tertentu.3

Motivasi dipandang sebagai suatu dorongan kehendak yang

menyebabkan seseorang melakukan suatu perbuatan untuk mencapai tujuan

tertentu. Kata motivation dalam bahasa Inggris berasal dari bahasa Latin

motivum yang menunjuk pada alasan tertentu mengapa sesuatu itu bergerak.4 Seperti yang dikutip Sadirman A.M. pada bukunya Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, bahwasanya Mc Donald mengemukakan pendapat tentang pengertian motivasi yakni perubahan energi dalam diri seseorang yang

ditandai dengan munculnya perasaan dan didahului dengan tanggapan

terhadap adanya tujuan.5

3

Hamzah B Uno,Teori Motivasi dan Pengukurannya, (Jakarta: Bumi Aksara. 2011), hlm 23 4

Sri Esti W,Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Grasindo, 2008), hlm 329 5

(21)

Pada diri siswa terdapat kekuatan mental yang menjadi penggerak

belajar. Kekuatan penggerak tersebut berasal dari berbagai sumber. Pada

peristiwa pertama, motivasi siswa yang rendah dapat menjadi lebih baik

setelah mendapat informasi yang benar. Pada peristiwa kedua, motivasi

belajar dapat menjadi rendah dan dapat diperbaiki kembali. Pada kedua

peristiwa tersebut peranan guru untuk mempertinggi motivasi belajar siswa

sangat berarti.

Dalam memotivasi siswa terkandung adanya keinginan yang

mengaktifkan, menggerakkan, menyalurkan, dan mengarahkan sikap dan

perilaku individu belajar. Ada tiga komponen utama dalam motivasi, yaitu:

a. Kebutuhan

b. Dorongan

c. Tujuan

Kebutuhan terjadi bila individu ada ketidakseimbangan antara apa

yang ia miliki dan yang ia harapkan. Dorongan merupakan kekuatan mental

untuk melakukan kegiatan dalam rangka memenuhi harapan. Tujuan adalah

hal yang ingin dicapai oleh seorang individu. Sedangkan belajar adalah suatu

proses perubahan di dalam kepribadian manusia dan perubahan tersebut

ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku

seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman,

(22)

Menurut pandangan Skinner, sebagaimana yang dijelaskan oleh

Mudjiono dalam karyanya yang berjudul Belajar dan Pembelajaran.6 (yaitu belajar adalah suatu perilaku pada saat orang belajar, maka responnya akan

menjadi lebih baik. Sebaliknya bila ia tidak belajar maka responnya akan

menurun.)

Motivasi belajar penting artinya dalam proses belajar siswa karena

fungsinya yang mendorong menggerakkan dan mengarahkan kegiatan belajar.

Karena itu, prinsip-prinsip menggerakkan motivasi belajar sangat erat

kaitannya dengan prinsip-prinsip belajar itu sendiri.

Dalam perilaku belajar terdapat motivasi belajar. Motivasi belajar

tersebut ada yang intrinsik dan ada yang ekstrinsik. Penguatan

motivasi-motivasi belajar tersebut berada di tangan para guru/pendidik.

2. Fungsi motivasi belajar

Motivasi belajar dianggap penting di dalam proses belajar dan

pembelajaran dilihat dari segi fungsi dan nilainya atau manfaatnya. Hal ini

menunjukkan bahwa motivasi belajar mendorong timbulnya tingkah laku dan

mempengaruhi serta mengubah tingkah laku siswa. Fungsi motivasi dalam

belajar yang akan diuraikan sebagai berikut:7

6

Mudjiono,Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: PT RINEKA CIPTA, 1994), hlm 9 7

(23)

a. Mendorong timbulnya tingkah laku atau perbuatan. Motivasi dalam hal

ini merupakan motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan

dikerjakan.

b. Motivasi berfungsi sebagai pengarah. Motivasi mengarahkan perubahan

untuk mencapai yang diinginkan. Dengan demikian, motivasi dapat

memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan

rumusan tujuannya.

c. Motivasi berfungsi sebagai penggerak. Motivasi dapat menggerakkan

tingkah laku seseorang. Selain itu, motivasi belajar berfungsi sebagai

pendorong usaha dan pencapaian prestasi.

3. Indikator Motivasi Belajar

Untuk mengetahui siswa yang mempunyai motivasi belajar yang tinggi

dapat dikenali melalui proses belajar mengajar di kelas sebagaimana yang

dikemukakan oleh Sardiman yang dijelaskan Ali imran dalam bukunya

Belajar dan Pembelajaran bahwa ciri-ciri motivasi yang ada pada diri seseorang adalah:8

a. Tekun dalam menghadapi tugas atau dapat bekerja secara terus menerus

dalam waktu yang lama yakni siswa tidak menganggap tugas sebagai

beban dalam menuntut ilmu, melainkan kewajibannya sebagai siswa

untuk menyelesaikan tugas yang telah menjadi kewajibannya. Contoh:

siswa segera mengerjakan tugas yang diberikan guru di kelas.

8

(24)

b. Ulet menghadapi kesulitan dan tidak mudah putus asa artinya kesulitan

atau rintangan dalam menuntut ilmu itu pasti ada, dan siswa diharapkan

selalu memiliki semangat dan optimisme yang tinggi dalam menghadapi

kesulitan dan rintangan yang ada. Contoh: siswa akan belajar dengan

temannya ketika menemukan kesulitan.

c. Tidak cepat puas atas prestasi yang diperoleh yakni sepandai-pandainya

siswa dilarang memiliki sifat merasa puas dan cukup atas prestasi yang ia

peroleh, karena kedepannya masih banyak lagi rintangan atau ujian yang

memungkinkan siswa tersebut mengalami kesulitan atau kejanggalan

untuk menyelesaikannya. Contoh: siswa mengerjakan soal latihan di buku

siswa meskipun tidak diperintahkan oleh guru.

d. Menunjukkan minat yang besar terhadap bermacam-macam masalah

belajar. Selain harus pandai, siswa harus juga menunjukkan bakat dan

minat yang ia miliki, karena dengan ini guru sangat terbantu mencari

solusi apabila siswa tersebut sedang dalam permasalahan. Contoh: siswa

belajar di tempat lain selain di sekolah seperti di tempat les, atau

bimbingan belajar.

e. Lebih suka bekerja sendiri dan tidak bergantung pada orang lain. Sikap

mandiri haruslah tertanam dalam diri siswa, bahkan dari saat mereka

masih berusia sedini mungkin, agar nanti dalam kedepannya siswa bisa

(25)

ada yang bisa dimintai bantuan. Contoh: siswa belajar terlebih dahulu

sebelum pelajaran dimulai.

f. Tidak cepat bosan dengan tugas-tugas rutin. Bosan merupakan sifat

umum yang dimiliki setiap manusia, namun hal ini bisa diminimalisir

dengan permainan-permainan atau olah putar otak yang bisa membuat

manusia khususnya para siswa untuk selalu merasa senang, rileks, dan

semangat selalu muncul disaat otak kita sudah mulai lelah dengan beban

tugas yang dimiliki siswa. Contoh: siswa mengerjakan soal di buku

meskipun tidak diperintahkan oleh guru.

g. Dapat mempertahankan pendapatnya. Sikap teguh pendapat sangatlah

penting dalam membangun motivasi belajar siswa. Umtuk itu sikap ini

sebaiknya harus terpelihara dan selalu dikembangkan dalam dirinya.

Contoh: siswa tidak akan mengikuti pendapat temannya jika terdapat

perbedaan pendapat.

h. Tidak mudah melepaskan apa yang diyakini. Tidak melepaskan apa yang

diyakini ini juga sangatlah penting untuk membangun motivasi dan

keratifitas siswa. Contoh: siswa tidak akan merubah jawaban, jika

jawabannya berbeda dengan jawaban teman.

i. Senang mencari dan memecahkan masalah. Tugas sebagai siswa yakni

mencari inovasi permasalahan untuk mengembangkan daya berfikir dan

meningkatkan pengetahuan mereka. Selain mencari inovasi

(26)

pemecahan masalah yang ada. Contoh:siswa mengerjakan soal-soal lain

di internet, di buku, atau di sumber yang lain.

4. Faktor-faktor yang mempengaruhi Motivasi Belajar

Ada 6 faktor yang mempengaruhi motivasi belajar, yaitu:

a. Sikap adalah kombinasi antara konsep, informasi, dan emosi yang

menyebabkan kecenderungan individu untuk mereaksi senang atau tidak

senang terhadap orang, kelompok, ide, kejadian atau objek-objek tertentu.

Maka setiap siswa harus menunjukkan sikap yang seharusnya ditunjukkan

dalam proses pembelajaran agar guru bisa menilai siswa yang senang

terhadap model atau gaya pembelajaran yang disampaikan oleh guru atau

sebaliknya.

b. Kebutuhan adalah suatu kondisi kekurangan yang mendorong individu

untuk melakukan sesuatu untuk mencapai tujuan. Dalam hal ini siswa

jangan tertutup terhadap guru, keluarga, maupun teman sebaya, karena

akan membatasi pengetahuan mereka tentang kebutuhan yang diperlukan

dirinya.

c. Rangsangan adalah segala perubahan dalam persepsi atau pengalaman

dalam lingkungan yang menyebabkan individu menjadi aktif. Sikap

peduli terhadap siswa dari guru sangat diperlukan untuk membangun

keterbukaan dan keaktifan siswa.

d. Emosi mempunyai dua kategori, yakni emosi postif dan emosi negatif.

(27)

siswa mempunyai emosi yang berbeda-beda yang mengkibatkan emosi

belajar dari siswa juga beragam.

e. Kemampuan ini sama hal-nya dengan emosi, kemampuan ini juga

berbeda-beda antar siswa. Untuk itu guru harus mengacu kepada

kemampuan masing-masing individu siswa untuk merespon sebagai hasil

belajar.

f. Penguatan adalah segala kegiatan yang memelihara dan meningkatkan

kemungkinan untuk merespon lebih lanjut. Guru harus benar-benar

menguasai materi yang akan disampaikan agar apabila ada pertanyaan

atau masalah, guru bisa menemukan titik terang atau jawaban yang sesuai

dengan permasalahan.

Guru dapat menggunakan berbagai cara untuk menggerakkan atau

membangkitkan motivasi belajar siswanya, diantara dengan cara-cara sebagai

berikut:

a. Memberi angka yang merupakan simbol dari kegiatan belajar, banyak

siswa yang belajar hanya untuk mendapatkan angka/nilai yang baik.

Biasanya siswa yang dikejar adalah nilai ulangan atau nilai-nilai dalam

raport.

b. Hadiah, juga dapat digunakan sebagai motivasi tetapi tidak selalu

demikian. Karena hadiah untuk pekerjaan mungkin tidak akan menarik

bagi seseorang yang tidak senang dan tidak berbakat dalam pekerjaan

(28)

c. Saingan/kompetisi, persaingan dapat juga digunakan sebagai motivasi,

baik persaingan individual atau persaingan kelompok dapat meningkatkan

prestasi belajar siswa. Untuk itu guru dituntut untuk mengaktifkan siswa

dalam pembelajaran maupun dalam diskusi.

d. Keterlibatan diri ini menumbuhkan kesadaran pada siswa agar merasakan

pentingnya tugas dan menerimanya sebagai tantangan. Sehingga kerja

keras akan mucul dalam diri siswa dengan mempertaruhkan harga diri,

adalah sebagai salah satu bentuk motivasi yang sangat penting.

e. Memberi ulangan termasuk salah satu senjata ampuh dari guru untuk para

siswa, agar para siswa mempunyai gerak untuk belajar. Para siswa akan

giat belajar apabila mengetahui akan adanya ulangan.

f. Mengetahui hasil, dengan adanya ulangan, guru sedikit banyak akan

terbantu dengan mengetahui hasil kemajuan atau bahkan kemunduran dan

akan mendorong siswa untuk lebih giat belajar.

g. Pujian dalam Kegiatan Belajar Mengajar (KBM), pasti ada yang namanya

RewarddanPunishment.Sebagai hadiah yang positif (Reward)dalam hal ini memberikan pujian yang sekaligus memberikan motivasi yang baik.

h. Hukuman, seperti hal-nya pujian dalam KBM, Sebagai hadiah yang

negative (Punishment). Akan tetapi patutnya diberikan secara tepat dan bijak agar bisa menjadi alat motivasi untuk selalu meningkatkan motivasi

(29)

i. Hasrat untuk belajar, meskipun kita menyuruh siswa untuk belajar,

namun dalam diri siswa tidak ada sedikitpun hasrat untuk belajar maka

akan sia-sia usaha guru untuk membimbing siswa untuk selalu belajar.

j. Minat motivasi muncul karena adanya kebutuhan, begitu juga minat

sehingga tepatlah kalau minat merupakan motivasi yang pokok, proses

belajar itu akan berjalan lancar apabila disertai dengan minat.

k. Tujuan yang diakui merupakan alat motivasi yang sangat penting. Sebab

dengan memahami tujuan yang harus dicapai, karena dirasa sangat

berguna dan menguntungkan, maka akan timbul gairah untuk terus

belajar.

B. Pembelajaran PKn

1. Pengertian PKn

Pendidikan kewarganegaraan berasal dari kepustakaan asing yang

memiliki dua istilah, Yakni civic education dan citizenship education. Kedua istilah tersebut dijelaskan oleh Cogan yang terangkum dalam buku

(Taksonomi Kognitif) karangan Wowo Sunaryo.9(yaitu:

a. Civic education, diartikan sebagai mata pelajaran dasar di sekolah yang dirancang untuk mempersiapkan warga negara muda agar kelak

setelah dewasa dapat berperan aktif dalam masyarakat.

b. Citizenship education, diartikan sebagai istilah generik yang mencakup pengalaman belajar di sekolah maupun di luar sekolah.

9

(30)

Seperti yang terjadi di lingkungan keluarga, dalam organisasi

keagamaan, dalam organisasi kemasyarakatan, dan dalam media yang

membantu untuk menjadi warga negara seutuhnya.)

Dari kedua istilah tersebut,Civic educationlebih cenderung digunakan untuk mata pelajaran di sekolah yang identik dengan pelajran PKn yang

memiliki tujuan utama mengembangkan siswa sebagai warga negara yang

yang cerdas dan baik. PKn dirumuskan secara luas untuk mencakup proses

penyiapan generasi muda untuk mengambil peran dan tanggung jawabnya

sebagai warga negara, dan secara khusus peran pendidikan termasuk di

dalamnya persekolahan, pengajaran, dan belajar dalam proses penyiapan

warga negara tersebut.10

Pendidikan kewarganegaraan merupakan suatu mata pelajaran dasar di

sekolah yang dirancang untuk mempersiapkan warga negara muda, agar kelak

setelah dewasa dapat berfikir aktif dalam masyarakat. Pendidikan

kewarganegaraan merupakan program pendidikan yang materi pokoknya

adalah demokrasi politik yang ditujukan pada peserta didik atau warga negara

yang bersangkutan.

2. Visi dan Misi PKn

Menurut Winataputra sebagaimana dikutip oleh Winarno dalam

Pembelajaran Kewarganegaraan, visi Pendidikan Kewarganegaraan dalam arti

luas, yakni sebagai sistem pendidikan kewarganegaraan yang berfungsi dan

10

(31)

berperan sebagai program kurikuler dalam konteks pendidikan formal dan non

formal, program aksi sosial-kultural dalam konteks kemasyarakatan, dan

sebagai bidang kajian ilmiah dalam wacana pendidikan disiplin ilmu

pengetahuan sosial. Visi ini mengandung dua dimensi, yakni dimensi subtantif

berupa muatan pembelajaran (content and learning experiences) dan objek telaah serta objek pengembangan (aspek ontologi) dan dimensi proses berupa

penelitian dan pembelajaran (aspek epistemologi dan aksiologi).

Dalam konteks proses reformasi menuju Indonesia baru dengan

konsepsi masyarakat madani sebagai tatanan ideal sosial-kulturalnya, maka

pendidikan kewarganegaraan mengembangkan misi:

a. Sosio-Pedagogis: mengembangkan potensi individu sebagai insan

Tuhan dan makhluk sosial menjadi warga negara Indonesia yang cerdas,

demokratis, taat hukum, beradab, dan religius.

b. Sosio-Kultural: memfasilitasi perwujudan cita-cita, sistem

kepercayaan/nilai, konsep, prinsip, dan praksis demokrasi dalam

konteks pembangunan masyarakat madani Indonesia melalui

pengembangan partisipasi warga negara secara cerdas dan bertanggung

jawab melaluiberbagai kegiatan sosio-kultural secar kreatif yang

bermuara pada tumbuh kembangnya komitmen moral dan

kewarganegaraan.

c. Subtantif-Akademis: mengembangkan struktur atau tubuh pengetahuan

(32)

dan generalisasi mengenai dan yang berkenaan dengan civic virtueatau

kebajikan kewarganegaraan melalui kegiatan penelitian dan

pengembangan (fungsi epistemologis) dan memfasilitasi praksis

sosio-pedagogis dan sosio-kultural dengan hasil penelitian dan

pengembangannya itu (fungsi aksiologis).11

3. Tujuan PKn Tingkat SD/MI

Berdasarkan Permendiknas No. 22 Tahun 2006 tentang Kurikulum

Nasional, Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di SD/MI bertujuan

agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut12:

a. Berfikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu

kewarganegaraan.

b. Berpartisipasi secara aktif, bertanggung jawab dan bertindak secara

cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, serta

anti korupsi

c. Berkembang secara positif dan demokrasi untuk membentuk diri

berdasarkan karakter-karaktermayarakat Indonesia agar hidup bersama

dengan bangsa-bangsa lain.

d. Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam persatuan dunia secara

langsung atau tidak langsung dengan mamanfaatkan teknologi

informasi dan komunikasi.

11

Winarno,Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan, hlm. 12-13 12

(33)

Berdasarkan tujuan tersebut, dapat diketahui bahwa pembelajaran PKn

bukan hanya sekedar menyampaikan teori, namun juga hendaknya diterapkan

dalam kehidupan sehari-hari dan dapat mengembangkan pengetahuan dan

kemampuan memahami serta menghayati nilai-nilai pancasila dan sumpah

pemuda dalam rangka pembentuan sikap dan perilaku sebagai individu dan

anggota masyarakat.

4. Ruang Lingkup dan Materi Pkn Tingkat SD/MI

Materi dalam mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan

bidang kajian yang bersifat interdisipliner, artinya meterinya dijabarkan dari

berbagai disiplin ilmu lain, yaitu; ilmu politik, ilmu negara, ilmu hukum tata

negara, hukum, negara, ekonomi, moral, dan filsafat. Sedangkan untuk

kepentinga pembelajaran, materi tersebut diorganisasikan secara psikologis

dan ilmiah13.

Materi pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dikemas dalam tiga

bagian, yaitu pengetahuan kewarganegaraan, nilai kewarganegaraan, dan

keterampilan kewarganegaraan yang pada dasarnya sejenis dengan kognitif,

afektif, dan psikomotor.

Tabel 2.1Pemetaan ruang lingkup dan materi Belajar PKn SD/MI.14

No Ruang Lingkup Materi

13

Winarno,Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan, (Jakarta: Pt Bumi Aksara, 2013), hlm. 29 14

(34)

1. Persatuan dan Kesatuan

Bangsa

Hidup rukun dalam perbedaan, Cinta

lingkungan, Kebanggaan sebagai bangsa

Indonesia, Sumpah pemuda, Keutuhan

NKRI, Parisipasi dalam pembelaan negara,

Sikap positif terhadap NKRI, Keterbukaan

dan Jaminan keadilan

2. Norma Hukum , dan

Peraturan

Tertib dalam kehidupan keluarga, Tata tertib

di sekolah, Norma yang berlaku di

masyarakat, Peraturan-peraturan daerah,

norma-norma yang berlaku dalam kehidupan

berbangsa dan bernegara, Sistem hukum dan

peradilan nasional, Hukum dan Peradilan

internasional

3. Hak Asasi Manusia Hak dan kewajiban anak, Hak dan kewajiban

anggota keluarga dan masyarakat, instrumen

nasional dan internasional HAM,

penghormatan dan perlindungan HAM

4. Kebutuhan Warga Negara Hidup bergotong royong, Harga diri sebagai

warga masyarakat, kebebasan berorganisasi,

menghargai keputusan bersama,

(35)

prestasi diri, persamaan kedudukan warga

negara

5. Konstitusi Negara Proklamasi kemerdekaan dan konstitusi

pertama, konstitusi-konstitusi yang pernah

digunakan di Indonesia, Hubungan dasar

konstitusi dan negara

6. Kekuasaan dan Polotik Pemerintahan desa dan kecamatan,

Pemerintahan daerah dan otonomi,

Pemerintah pusat, demokrasi dan sistem

politik, budaya politik, budaya demokrasi

menuju masyarakat madani, sistem

pemeritahan, pers dalam masyarakat

demokrasi

7. Pancasila Proses perumusan pancasila sebagai dasar

negara, pengamalan nilai-nilai pancasila

dalam kehidupan sehari-hari, Pancasila

sebagai ideologi terbuka

5. Materi Pemerintahan Provinsi

Pemerintahan provinsi adalah pemerintahan yang langsung berada

dibawah pemerintahan pusat. Wilayah negara kesatuan republik indonesia

(36)

pusat atau presiden dalam mengatur dan mengurus wilayah negara indonesia

yang sangat luas. Dengan demikian, pemerintah provinsi bertugas mengatur

dan mengurus wilayahnya sendiri.

Wilayah indonesia dibagi kedalam 34 daerah provinsi. Jumlah ini di

masa yang akan datang dapat terus bertambah. Suatu daerah, misalnya sebuah

kabupaten, bisa saja menjadi sebuah provinsi asalkan memenuhi syarat-syarat

sebagai berikut :

1. Memiliki kemampuan ekonomi yang sudah mantap

2. Jumlah penduduk yang cukup besar

3. Luas daerah yang memungkinkan untuk menjadi sebuah provinsi

4. Mampu mendukung pertahanan dan keamanan nasional

5. Adanya syarat-syarat lain yang memungkinkan daerah

melaksanakan pembangunan, pembinaan kemantapan politik dan

kesatuan bangsa dalam rangka pelaksanaa otonomi daerah yang

nyata dan bertanggung jawab.

Seperti yang dikemukakan oleh C. F. Strong, dalam buku karangan inu

kencana syafiie (Etika Pemerintahan) beliau menjelaskan pengertian

pemerintahan dalam arti luas mempunyai kewenangan untuk memelihara

kedamaian dan keamanan negara, oleh karena itu pertama harus mempunyai

kekuatan militer atau kemampuan untuk mengendalikan angkatan perang,

yang kedua yaitu harus mempunyai kekuatan legislatif atau dalam arti

(37)

keuangan (finansial) atau kemampuan untuk mencukupi keuangan masyarakat

dalam rangka membiayai ongkos keberadaan negara dalam penyelenggaraan

peraturan, hal tersebut digunakan dalam rangka penyelenggaraan kepentingan

negara. Sementara Pemerintahan Provinsi adalah penyelenggaraan urusan

pemerintahan oleh pemerintah daerah dan dewan perwakilan rakyat daerah

menurut asa otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi

seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia

sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik

Indonesia Tahun 1945.15

Lembaga pemerintahan daerah provinsi yang utama meliputi kepala

daerah atau yang disebut gubernur dan wakil gubernur serta DPRD provinsi.

1. Gubernur dan wakil gubernur

Pemerintahan daerah provinsi dipimpin oleh seorang kepala

daerah yang disebut gubernur. Gubernur dibantu oleh seorang wakil

gubernur. Gubernur dan wakil gubernur dipilih langsung oleh rakyat

melalui pemilihan kepala daerah (pilkada). Masa jabatan seorang

gubernur dan wakilnya adalah lima tahun. Gubernur terpilih dapat

dipilih kembali untuk lima tahun masa jabatan berikutnya. Walaupun

gubernur dan wakilnya dipilih oleh rakyat, tetapi dalam melaksanakan

pemerintahannya, mereka bertanggung jawab kepada presiden melalui

menteri dalam negeri.

15

(38)

Seorang gubernur memiliki hak, wewenang dan kewajiban yang

meliputi :

a. Menjalankan hak, wewenang dan kewajiban pimpinan

pemerintahan daerah provinsi.

b. Bertanggung jawab kepada presiden melalui menteri dalam

negeri menurut jenjangnya.

Tabel 2.2Struktur organisasi pemerintahan provinsi

2. DPRD Provinsi

DPRD provinsi dibentuk untuk menampung kehendak rakyat

diwilayah provinsi. Anggota DPRD provinsi adalah wakil-wakil rakyat

di daerah provinsi. Anggota DPRD provinsi dipilih oleh rakyat melalui

pemilihan umum yang dilaksanakan setiap lima tahun sekali. Anggota

DPRD provinsi berjumlah sekurang-kurangnya 35 orang dan

sebanyak-banyaknya 100 orang.

Dalam menjalankan tugasnya, DPRD provinsi diberi wewenang, yaitu: Presiden

Menteri Dalam Negeri

Gubernur Bappeda

Sekda

DPRD Provinsi Itwil Provinsi

(39)

a. Menetapkan gubernur dan wakil gubernur hasil pemilihan

umum

b. Bersama gubernur membuat peraturan daerah

c. Bersama dengan gubernur menetapkan APBD

d. Mengusulkan pengangkatan dan pemberhentian para kepala

dan wakil kepala daerah kepada presiden melalui menteri

dalam negeri

e. Memberikan pendapat dan pertimbangan kepada pemerintah

pusat terhadap rencana perjanjian internasional yang

menyangkut kepentingan daerahnya

f. Melaksanakan pengawasan terhadap jalannya :

1) Pelaksanaan peraturan daerah dan peraturan

perundang-undangan lainnya

2) Pelaksanaan APBD oleh kepala daerah

3) Pelaksanaan keputusan gubernur, bupati dan walikota

4) Pelaksanaan pemerintah daerah

5) Pelaksanaan kerjasama internasional didaerahnya

g. Menampung dan menindak lanjuti aspirasi warga masyarakat

h. Meminta laporan pertanggungjawaban kepala daerah dalam

menjalankan pemerintahan

DPRD memiliki beberapa hak, yaitu :

(40)

b. Meminta keterangan kepada pemerintah daerah (hak

interpelasi)

c. Mengadakan hak penyelidikan (hak angket)

d. Mengadakan perubahan atas rancangan perda

e. Mengajukan pernyataan pendapat

f. Mengajukan rancangan perda

g. Menentukan anggaran belanja DPRD

h. Menetapkan peraturan dan tata tertib DPRD (pasal 19

undang-undang pemerintah daerah)

Selain memiliki beberapa hak, DPRD juga memiliki beberapa

kewajiban yang harus dijalankan, yaitu :

a. Mempertahankan dan memelihara keutuhan negara kesatuan

republik indonesia

b. Mengamalkan pancasila dan UUD 1945 serta menaati dan

menjalankan segala perundang-undangan perda yang berlaku

c. Memelihara dan membina demokrasi dalam penyelenggaraan

pemerintahan daerah

d. Meningkatkan kesejahteraan rakyat di daerah berdasarkan

demokrasi ekonomi

e. Memperhatikan dan menyalurkan kehendak, menerima keluhan

dan pengaduan masyarakat dan memfasilitasi tindak lanjut

(41)

f. Mendahulukan kepentingan negara di atas kepentingan pribadi

dan golongan

g. Menjaga hubungan kerjasama dengan lembaga terkait

Lembaga-Lembaga di Tingkat Provinsi, antara lain sebagai berikut:

1) Dinas Pertanian dan Perikanan

Dinas pertanian provinsi membantu tugas gubernur dibidang

pertanian, perikanan, peternakan, dan perhutanan.

2) Dinas Pertambangan dan Energi

Dinas pertambangan dan energi menangani bidang

pertambangan dan energi seperti pengeboran tambang minyak

bumi dan gas alam, pertambangan batu bara, dan bahan-bahan

galian (besi, baja, nikel, alumunium, timah). Dinas pertambangan

dan energi mengelola sumber daya alam yang dimiliki oleh

provinsi.

3) Dinas Pendidikan dan Kebudayaan

Dinas pendidikan dan kebudayaan mengurusi bidang yang

berkaitan dengan pendidikan dan kebudayaan. Dinas ini

bertanggung jawab terhadap peningkatan mutu pendidikan dan

pelestarian serta pengembangan budaya daerah. Program kegiatan

yang ditanganu dinas pendidikan dan kebudayaan, antara lain

(42)

a) Melakukan pembinaan dan pengawasan pelaksanaan

pendidikan di lembaga pendidikan formal dan non formal

(sekolah, kursus, dan lembaga pendidikan lainnya).

b) Memberikan dana pembangunan gedung-gedung sekolah,

saran pendidikan lainnya.

c) Melaksanakan pendidikan dan pelatihan (diklat) tenaga

guru dan tenaga kependidikan lainnya.

4) Dinas sosial

Dinas sosial menangani urusan sosial yang mencakup masalah:

a) Penanganan korban bencana alam

b) Penanganan panti asuhan, panti wreda, gelandangan dan

anak terlantar

c) Melakukan penertiban dan pembinaan wanita tuna susila,

pengemis dan gelandangan

5) Komando Daerah Militer (Kodam)

Kodam merupakan lembaga kemiliteran di tingkat provinsi.

Kodam memiliki hubungan komando/vertikal dengan kodim dan

koramil. Kodam mengurusi bidang pertahanan dari gangguan

musuh dari dalam dan luar yang mengancam keutuhan wilayah

negara. Kodam memiliki berbagai jenis kesatuan seperti kesatuan

infantri, kopasus, dan marinir.

(43)

Kepolisian daerah merupakan lembaga kepolisian di tingkat

provinsi. Kepolisian daerah bertugas menciptakan keamanan dan

ketertiban daerah. Dalam melaksanakan tugas dan keawajibannya,

kepolisian daerah dapat memberikan kewenangan kepada

kepolisian resort dan kepolisian sektor. Kepolisian daerah

dipimpin oleh kepala kepolisian daerah (Kapolda).

7) Pengadilan Tinggi

Pengadilan tinggi merupakan lembaga peradilan tingkat

provinsi yang bertugas menyelidiki perkara tingkat banding.

Pengadilan tinggi mengadili perkara yang tidak dapat

diselesaikan/diputuskan di Pengadilan Negeri. Pengadilan tinggi

beranggotakan para hakim.

8) Kejaksaam Tinggi

Kejaksaan tinggi merupakan lembaga vertikal kejaksaan negeri

di tingkat kabupaten/kota. Kejaksaan tinggi merupakan lembaga

yang bertugas melakukan penuntutan perkara yang dilimpahkan

dari kejaksaan negeri. Kejaksaan tinggi beranggotakan para jaksa.

9) Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi

DPRD provinsi berkedudukan sebagai lembaga pemerintahan

daerah provinsi. DPRD provinsi memiliki fungsi sebagai berikut :

(44)

Fungsi DPRD provinsi untuk membentuk peraturan daerah

provinsi bersama gubernur.

b) Anggaran

DPRD provinsi bersama pemerintah daerah menyusun dan

menetapkan APBD

c) Pengawasan

DPRD provinsi berfungsi melakukan pengawasan terhadap

pelaksanaan undang-undang, peraturan daerah, dan keputusan

guberbur serta kebijakan yang ditetapkan pemerintah daerah.

Adapun hak DPRD adalah sebagai berikut :

a) Hak Interpelasi

Hak DPRD untuk meminta keterangan kepada gubernur.

Keterangan tersebut berkaitan dengan kebijakan yang

berdampak kepada kehidupan masyarakat. Misalnya,

kebijakan kenaikan tarif dasar listrik (TDL)

b) Hak Angket

Hak DPRD untuk melakukan penyelidikan terhadap suatu

kebijakan gubernur yang menyangkut kepenitngan

masyarakat luas.

(45)

Hak DPRD menyatakan pendapat atas kebijakan gubernur

atau mengenai kejadian luar biasa. Misalnya masalah

penanganan mewabahnya penyakit.

C. Strategi Roda Keberuntungan 1. Pengertian Strategi Pembelajaran

Istilah strategi berasal dari kata benda dan kata kerja dari bahasa

Yunani. Sebagai kata benda strategos merupakan gabungan kata stratus

(militer) dengan ago (memimpin). Sebagai kata kerja stratego berarti merencanakan (to plan). Strategi adalah suatu pola yang direncanakan dan ditetapkan secara sengaja untuk melakukan kegiatan atau tindakan. Strategi

mencakup tujuan kegiatan, siapa yang terlibat dalam kegiatan, isi kegiatan,

proses kegiatan, dan sarana penunjang kegiatan.

Sedangkan secara sederhana, istilah pembelajaran dapat diartikan

sebagai “upaya untuk membelajarkan seseorang atau kelompok orang melalui

berbagai upaya dan berbagai strategi, metode, dan pendekatan kearah

pencapaian tujuan yang telah direncanakan”. Pembelajaran dapat pula

dipandang sebagai kegiatan guru secara terprogram dalam desain instruksional

untuk membuat siswa belajar secara aktif yang menekankan pada penyediaan

sumber belajar.

Pembelajaran adalah suatu konsep dari dua dimensi kegiatan (belajar

(46)

pada pencapaian tujuan atau penguasaan sejumlah kompetensi dan

indikatornya sebagai gambaran hasil belajar. pembelajaran merupakan

kegiatan terencana yang mengondisikan/ merangsang seseorang agar bisa

belajar dengan baik sesuai dengan tujuan pembelajaran. Oleh sebab itu,

kegiatan pembelajaran akan bermuara pada dua kegiatan pokok. Pertama,

bagaimana orang melakukan tindakan perubahan tingkah laku melalui

kegiatan belajar. Kedua, bagaimana orang melakukan tindakan penyampaian

ilmu pengetahuan melalui kegiatan mengajar.

Strategi pembelajaran adalah pendekatan menyeluruh dalam suatu

sistem pembelajaran yang berupa pedoman umum dan kerangka kegiatan

untuk mencapai tujuan umum pembelajaran, yang dijabarkan dari pandangan

falsafah atau teori belajar tertentu. Berikut pendapat para ahli mengenai

pengertian strategi pembelajaran16:

a. Kemp, menjelaskan bahwa strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan

pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan peserta didik agar tujuan

pembelajaran dapat tercapai secara efektif dan efisien.

b. Kozma, secara umum menjelaskan bahwa strategi pembelajaran dapat

diartikan sebagai setiap kegiatan yang dipilih, yaitu yang dapat

memberikan fasilitas atau bantuan kepada peserta didik menuju

tercapainya tujuan pembelajaran tertentu.

16

(47)

c. Gerlach dan Ely, menjelaskan bahwa strategi pembelajaran adalah

cara-cara yang dipilih untuk menyampaikan materi pembelajaran dalam

lingkungan pembelajaran tertentu. Selanjutnya dijabarkan oleh mereka

bahwa strategi pembelajaran dimaksud meliputi sifat, lingkup dan

urutan kegiatan pembelajaran yang dapat memberikan pengalaman

belajar kepada peserta didik.

d. Dari berbagai pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa strategi

pembelajaran merupakan suatu rencana tindakan (rangkaian kegiatan)

yang termasuk penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber

daya atau kekuatan dalam pembelajaran.

2. Pengertian Strategi Roda Keberuntungan

Roda keberuntungan adalah permainan dimana bagi yang beruntung,

akan ikut serta dalam permainan. Nukilan Thomas Armstrong,

mengemukakan bahwa strategi pembelajaran multiple intelligences adalah suatu cara mengakses informasi melalui delapan jalur kecerdasan yang ada

pada masing-masing siswa. Namun untuk mengeluarkannya kembali seluruh

kecerdasan bersinergi dalam satu kesatuan yang unik sesuai dengan

kebutuhan. Sehingga siswa mampu memecahkan masalah-masalah

pembelajaran dengan cara yang menakjubkan.

3. Prosedur Penerapan Strategi Roda Keberuntungan

Dalam prosedur penerapan strategi Roda Keberuntungan dilakukan

(48)

a. Memilih tema atau materi ajar yang bisa menggunakan permainan Roda

Keberuntungan dalam proses pembelajarannya.

b. Guru memberikan penjelasan atau penjabaran tentang materi yang akan

diajarkan sebagai bekal untuk siswa dalam memahami permainan roda

keberuntungan.

c. Memilih media (roda keberuntungan) dengan tingkat kompleksitas

tinggi agar dalam penerapan proses strategi roda keberuntungan mudah

dipahami.

d. Membuat “Roda Keberuntungan” dari kardus. Bagi roda menjadi sektor

-sektor sejumlah kartu pertanyaan yang dimasukkan amplop dan beri

angka pada sektor-sektor tersebut. Buat pemutar dari anak panah kardus

dan paku.

e. Siswa duduk dalam lingkaran antar kelompok.

f. Satu siswa memulai, mengambil roda dan memutar. Angka

ditunjukkkan. Siswa tersebut berdiri, mengambil kartu pertanyaan sesuai

dengan angka di roda di dalam amplop dan menjawab pertanyaan yang

ada.

g. Diskusi singkat berlangsung antara guru dan antar kelompok. Jika

mereka memutuskan bahwa siswa tersebut telah menjawab dengan

lengkap dan akurat, kartu diletakkan di luar amplop. Angka itu sekarang

(49)

dikembalikan ke dalam amplop untuk diganti siswa lain yang mencoba

keberuntungannya.

h. Roda diberikan untuk siswa selanjutnya. Begitu waktu berlalu lebih

banyak kartu terambil dari amplop. Saat angka yang hangus muncul,

pemain hanya memberikan roda ke siswa berikutnya mereka bebas. Jadi

permainan semakin cepat.17

D. Peningkatan Motivasi Belajar PKn Melalui Strategi Roda Keberuntungan

Dari data hasil beberapa penelitian terdahulu diketahui bahwa penerapan

strategi roda keberuntungan dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. Seperti

pada penelitian Alisa Silvia, Nurhadi dan Annika Maizeli tahun 2013 dengan

judul “Pengaruh Penerapan Strategi Roda Keberuntungan Terhadap Hasil Belajar

Biologi Siswa Kelas VII SMPN 1 Kinali Kabupaten Pasaman Barat”. Selain itu.

berdasarkan data yang diperoleh selama penelitian tersebut juga dapat diketahui

bahwa penerapan strategi roda keberuntungan dapat meningkatkan hasil belajar

siswa. Hasil penelitian ini mendukung penelitian dari Devi Susanti tahun 2011

yang berjudul “Penerapan Teknik Roda Keberuntungan Dalam Proses

Pembelajaran Biologi Pada Siswa Kealas VII SMPN 2 Lubuk Sikaping Kabupaten

Pasaman Timur”. Pembelajaran dengan penerapan strategi roda keberuntungan

didesain dengan menarik, Pembelajaran yang aktif dan menarik akan

membangkitkan minat anak dalam belajar.

17

(50)

Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas

(PTK). PTK dipilih dalam penelitian ini sebab penulis ingin meningkatkan

kualitas pembelajaran secara khusus dalam hal meningkatkan motivasi belajar

di MI Al-Hidayah Gedangan Sidoarjo. Penelitian ini didesain untuk

membantu guru mengetahui apa yang terjadi di dalam kelasnya. Informasi

yang didapatkan oleh guru ini kemudian dijadikan pertimbangan dalam

mengambil keputusan yang berkaitan dengan strategi pembelajaran yang akan

diterapkan. PTK ini bertujuan untuk meningkatkan profesionalisme guru dan

peningkatan motivasi belajar siswa materi pemerintahan provinsi mata

pelajaran PKn.

PTK ini memadukan antara penelitian kualitatif dan kuantitatif.

Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami

fenomena-fenomena sosial dari sudut atau perspektif partisipan.18 Penelitian kualitatif mengkaji perpektif partisipan dengan berbagai strategi, strategi

yang digunakan bersifat interaktif, seperti observasi langsung, observasi

partisipan, wawancara, dokumen-dokumen, serta teknik-teknik pelengkap

berupa foto maupun rekaman. Sedangkan penelitian kuantitatif menggunakan

18

(51)

data berupa angka-angka sebagai alat untuk menemukan keterangan mengenai

apa yang ingin kita ketahui.

Dalam pelaksanaannya penelitian tindakan kelas ini menggunakan

Model Kurt Lewin. Menurut Kurt Lewin konsep pokokaction researchterdiri dari empat komponen, yaitu:

1. perencanaan (planning), 2. tindakan (acting),

3. pengamatan (observing), dan 4. refleksi (reflecting).

(52)

Hubungan keempat komponen itu dipandang sebagai satu siklus19. Untuk mengatasi permasalahan di dalam kelas mungkin diperlukan lebih dari

satu siklus. Siklus-siklus tersebut saling berkaitan dan berkelanjutan. Apabila

pada siklus pertama belum berhasil, maka dilakukan siklus kedua.

B. Setting dan Subjek Penelitian

1. Setting Penelitian

Setting penelitian ini meliputi: tempat penelitian, waktu penelitian, dan

siklus PTK.

a. Tempat penelitian

Tempat penelitian atau lokasi penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan

di MI Al-Hidayah Gedangan Sidoarjo

b. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan 2 kali pertemuan, yaitu tanggal 10 dan 17

November 2016. Penentuan waktu penelitian mengacu pada kalender

akademik Madrasah, karena Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

memerlukan beberapa siklus yang membutuhkan proses belajar

mengajar yang efektif di kelas.

c. Siklus PTK

Penelitian ini direncanakan menggunakan dua siklus, setiap siklus

dilaksanakan mengikuti prosedur perencanaan (planning), tindakan (action), pengamatan (observation), dan refleksi (reflection). Melalui 19

(53)

kedua siklus tersebut dapat diamati peningkatan motivasi belajar PKn

materi pemerintahan provinsi, dengan penerapan strategi roda

keberuntungan.

2. Subjek penelitian

Sebagai subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV MI

Al-Hidayah Gedangan Sidoarjo tahun ajaran 2016/2017 dengan jumlah siswa

sebanyak 21 siswa, yang terdiri dari 12 siswa laki-laki dan 9 siswa

perempuan.

C. Variable yang Diteliti

Variabel-variabel penelitian yang dijadikan titik incar untuk menjawab

pemasalahan yang dihadapi yaitu:

1. Variabel Input : Siswa kelas IV MI Al-Hidayah Gedangan Sidoarjo

2. Variabel Proses : Penerapan Strategi Roda Keberuntungan

3. Variabel Output : Peningkatan Motivasi Belajar materi Pemerintahan

Provinsi

D. Rencana Tindakan

Model penelitian yang digunakan dalam Penelitian Tindakan Kelas ini

adalah modal Kurt Lewin yang menyatakan bahwa dalam satu siklus terdiri

(54)

1. Siklus I

a) Perencanaan (Planning)

1) Menyusun rencana pembelajaran atau RPP mengenai materi

pemerintahan provinsi dengan mengunakan Strategi roda

keberuntungan. RPP ini digunakan sebagai pedoman bagi guru

dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran di kelas.

2) Menyusun dan menyiapkan pedoman observasi pelaksanaan

pembelajaran dan lembar observasi. Menganalisis proses dan hasil

tindakan seperti lembar observasi dan pedoman wawancara untuk

guru dan siswa. Pedoman observasi digunakan untuk mencatat

hasil pengamatan terhadap pelaksanaan pembelajaran serta

digunakan untuk mencatat segala prilaku dan aktivitas siswa dan

guru selama proses pembelajaran berlangsung.

3) Mempersiapkan media dan sumber pembelajaran

4) Memperrsiapkan alat evaluasi.

b) Pelaksanaan (Acting)

Pada tahap pelaksanaan peneliti melaksanakan pembelajaran pada

materi pemerintahan provinsi dengan menerapakan Strategi roda

keberuntungan. Kegiatan pelaksanaan yang dilakukan sebagai berikut:

1) Guru memberikan motivasi kepada siswa, agar siap dalam

(55)

2) Guru melakukan apersepsi mengenai pengaitan materi dengan

materi sebelumnnya atau mengaitkan materi dengan pengalaman

yang dimiliki oleh siswa.

3) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan diajarkan.

4) Guru memperkenalkan kepada siswa mengenai strategi yang akan

digunakan dalam proses pembelajaran yakni strategi roda

keberuntungan.

5) Guru melakukan langkah-langkah pembelajaran sesuai dengan

rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)

6) Menyiapkan lembar pengumpulan data dengan bantuan guru yang

mengajar. Peneliti melakukan penelitian pada semua proses

pembelajaran serta aktivitas yang dilakukan oleh siswa dan guru

dalam melakukan pembelajaran.

7) Melaksanakan tes untuk semua siswa pada akhir siklus.

c) Pengamatan (Observing)

Pada tahap pengamatan ini, peneliti melakukan pengamatan

mengenai semua proses pelaksanaan pembelajaran yang sedang

berlangsung. Pengamatan yang dilakukan di antaranya, sebagai

berikut:

1) Mengamati secara langsung aktivitas guru untuk mengetahui

(56)

2) Mengamati aktifitas siswa dalam proses pembelajaran, yang

bertujuan mengetahui keaktifan siswa selama proses pembelajaran

menggunakan strategi roda keberuntungan.

d) Refleksi (Reflecting)

1) Peneliti merefleksikan kegiatan selama proses belajar yang telah

dilaksanakan.

2) Peneliti mencatat kendala yang dihadapi selama proses

pembelajaran berlangsung.

3) Peneliti melakukan evaluasi, yang mana agar dapat diketahui

kekurangan dalam siklus I seperti apakah kegiatan siklus I dapat

meningkatkan motivasi belajar pada siswa kelas IV MI

Al-Hidayah Gedangan Sidoarjo pada materi pemerintahan provinsi.

2. Siklus II

a) Perencanaan (Planning)

Pada tahap perencanaan siklus II ini, kegiatan yang dilakukan

adalah:

1) Mengidentifikasi masalah pada siklus I dan penerapan alternatif

pemecahan masalah.

2) Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) berdasarkan

refleksi pada siklus I dan penetapan alternatif pemecahan masalah

3) Menyusun dan menyiapkan pedoman observasi pelaksanaan

(57)

tindakan seperti lembar observasi dan pedoman wawancara untuk

guru dan siswa.

4) Mempersiapkan alat dan sumber pembelajaran.

b) Tindakan (Action)

Tahapan ini merupakan penerapan pelaksanaan pembelajaran

PKn dengan materi Pemerintahan Provinsi menggunakan strategi

roda keberuntungan sebagai pembelajaran secara nyata di kelas IV

MI Al-Hidayah Gedangan Sidoarjo. Kegiatan pelaksanaan tindakan

ini mengacu pada skenario dan langkah kegiatan pembelajaran yang

tertera di RPP. Selanjutnya melaksanakan tes untuk semua siswa

pada akhir siklus.

c) Pengamatan (Observing)

Observasi pada siklus II ini juga dilakukan oleh peneliti dan guru

kolaborator untuk mengetahui performansi guru dan aktifitas siswa

saat proses pembelajaran berlangsung untuk kemudian dibandingkan

dengan siklus sebelumnya. Observasi performansi guru juga

dilakukan oleh guru kolaborator, sedangkan observasi aktifitas siswa

dilakukan oleh peneliti yang juga bertindak sebagai pengajar. Hasil

observasi dievaluasi dan dibandingkan untuk mengetahui hasil

(58)

d) Refleksi (Reflecting)

Melakukan refleksi terhadap pelaksanaan siklus II seperti pada

siklus I, serta menganalisis untuk membuat kesimpulan atas

pelaksanaan strategi roda keberuntungan terhadap peningkatan

motivasi belajar PKn materi pemerintahan provinsi di MI Al-Hidayah

Gedangan Sidoarjo.

Dalam tahap refleksi siklus II ini, jika hasil refleksi dari proses

kegiatan pembelajaran yang dilihat dari RPP, lembar observasi guru,

lembar observasi siswa sudah baik. Prosentase ketuntasan skor

motivasi belajar siswa telah mencapai target yang direncanakan yakni

75 maka siklus terhenti sampai siklus II.

E. Data dan Teknik Pengumpulan Data

1. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitiaan ini, peneliti menggunakan Lima teknik

pengumpulan data,yaitu :

a. In-depth Interview

Wawancara mendalam (in-depth interview) dilakukan oleh dua pihak yaitu komunikasi antara peneliti dengan informan. Dalam hal ini

peneliti melakukan wawancara mendalam kepada guru kelas IV MI

Al-Hidayah Gedangan Sidoarjo. Untuk mendapatkan informasi

(59)

b. Observasi

Observasi adalah cara menghimpun bahan-bahan keterangan yang

dilakukan dengan mengadakan pengamatan dan pencatatan secara

sistematis terhadap fenomena yang dijadikan objek pengamatan.20 Dalam penelitian ini observasi dibutuhkan untuk dapat mengamati

proses penerapan strategi roda keberutungan, aktivitas-aktivitas yang berlangsung, orang-orang yang terlibat, serta makna kejadian yang

berhubungan dengan peningkatan motivasi belajar siswa.

c. Angket

Angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan

dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis

kepada responden untuk dijawab. Angket dapat digunakan untuk

mengukur motivasi belajar siswa.

d. Dokumentasi

Dokumentasi ialah laporan tertulis yang berupa gambar,

dokumen-dokumen resmi, foto mengenai peristiwa yang isisnya memberikan

penjelasan atas gambaran terhadap suatu peristiwa. Dokumentasi

dalam penelitian ini digunakan untuk mengumpulkan data-data foto

serta rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang ada pada proses

pembelajaran mata pelajaran PKn kelas IV MI Al-Hidayah Gedangan

20

(60)

Sidoarjo dengan menggunakan strategi roda keberuntungan yang

bertujuan sebagai penunjang hasil penelitian.

e. Tes tulis

Tes tulis merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan

dengan cara memberi soal atau pertanyaan tertulis kepada responden

untuk dijawab. Tes tulis ini juga bisa dipakai sebagai penunjang

tambahan mengukur motivasi belajar siswa.

2. Instrumen Pengumpulan Data

Penulis sangat berperan dalam seluruh proses penelitian, mulai dari

memilih topik, mendeteksi topik tersebut, mengumpulkan data, hingga

analisis, menginterprestasikan dan menyimpulkan hasil penelitian. Dalam

mengumpulkan data-data penulis membutuhkan instrumen penelitian.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan 4 alat bantu, yaitu :

a. Pedomanin-depth interview

Pedoman in-depth interview digunakan agar diskusi yang dilakukan tidak menyimpang dari tujuan penelitian. Pedoman ini

disusun tidak hanya berdasarkan tujuan penelitian, tetapi juga

(61)

b. Pedoman Observasi

Pedoman observasi digunakan agar peneliti dapat melakukan

pengamatan sesuai dengan tujuan penelitian. Pedoman observasi

disusun berdasarkan hasil observasi terhadap perilaku subjek selama

pembelajaran berlangsung. Penilaian observasi keaktifan guru adalah

sebagai berikut:

Persentase penskoran untuk skala penilaian yang digunakan untuk

lembar observasi guru adalah sebagai berikut :

25≤ nilai ≤ 45: pengelolaan pembelajaran kurang

45≤ nilai ≤ 65: pengelolaan pembelajaran cukup baik.

65≤ nilai ≤ 85: pengelolaan pembelajaran baik

85≤ nilai ≤ 100: pengelolaan pembelajaran sangat baik

Sedangkan persentase penskoran untuk skala penilaian yang

digunakan untuk lembar observasi aktivitas siswa secara individu

adalah sebagai berikut :

25≤ nilai ≤45: aktivitas siswa kurang

45≤ nilai≤ 65: aktivitas siswa cukup baik

(62)

85≤ nilai ≤ 100: aktivitas siswa sangat baik

c. Butir-butir Angket

Butir-butir Angket digunakan untuk mengukur motivasi belajar

siswa. Sedangkan metode penilaian yang digunakan adalah metode

skala likert. Skala likert merupakan skala yang mempunyai tingkat

jawaban dari sangat positif sampai dengan sangat negatif atau

sebaliknya. Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat

dan persepsi seseorang atau sekelompok tentang kejadian atau gejala

sosial. 21

Penyebaran angket dilakukan setiap akhir siklus. Oleh karena itu,

diperlukan kisi-kisi angket motivasi belajar siswa sebagai dasar

penyusunan butir-butir angket.

Tabel 3.1Kisi-kisi butir angket motivasi belajar

Variabel Indikator Pertanyaan Jumlah Soal

Motivasi

Belajar

Tekun dalam menghadapi tugas 2, 3 2

Ulet dalam menghadapi kesulitan 7 1

Menunjukkan minat 10 1

Senang bekerja mandiri 4, 5 2

Cepat bosan pada tugas-tugas rutin 1 1

21

Gambar

Tabel 2.1 Pemetaan ruang lingkup dan materi Belajar PKn SD/MI.14
Tabel 2.2 Struktur organisasi pemerintahan provinsi
Gambar 3.1 Prosedur PTK model Kurt Lewin
Tabel 3.1 Kisi-kisi butir angket motivasi belajar
+6

Referensi

Dokumen terkait

Adapun permasalahan yang dikaji adalah bagaimana cara mempromosikan Barapan Kebo (Karapan Kerbau) menjadi sebuah wisata budaya dari Kabupaten Sumbawa melalui Desain

ANALISIS TAHAN HIDUP DATA TERSENSOR TIPE II MENGGUNAKAN MODEL DISTRIBUSI WEIBULL PADA PENDERITA HEPATITIS C.. Fakultas Matematika dan Ilmu

Jadi upaya yang dilakukan oleh para ilmuan muslim untuk mengatasi masalah dikotomi ini adalah pengintegrasian antara ilmu agama dan ilmu umum yang kita kenal dengan istilah

Menindaklanjuti Berita Acara Hasil Evaluasi Penawaran Nomor : 04/84/Pokja.JK/ULP-MTW/IV-2016 tanggal 16 Mei 2016, bahwa Pokja Pengadaan Jasa Konstruksi Pekerjaan Pembangunan

Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 t ent ang Pendidikan Tinggi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 158, Tambahan Lembaran Ne- gara Republik Indonesia Nomor

Setelah dibuat kontur muka air sumur dapat dibuat pola aliran air tanahnya, maka tampak bahwa arah aliran air tidak menuju sumur bor pabrik sehingga tidak ada hubungan antara

[r]

Penerapan pendidikan karakter disiplin belajar siswa Sekolah Dasar Negeri 2 Pajagan dapat berjalan melalui metode pembiasaan karena pentingnya kedisiplinan bagi