• Tidak ada hasil yang ditemukan

data Potensi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "data Potensi"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

Provinsi Kepri memiliki luas wilayah 251,810.71 km2, terdiri dari lautan 241.2153 ka (96%) dan daratan 10.595,41 km2 (4%), dan panjang garis pantai 2367.6 km. Dengan kondisi demikian, Provinsi Kepulauan Riau tentunya menyimpan potensi kelautan dan perikanan yang sangat besar, terutama potensi marikultur dan pariwisata bahari.

Sumberdaya Kelautan

Sumberdaya kelautan meliputi ekosistem terumbu karang, pantai dan pulau kecil tersebar di beberapa lokasi di Provinsi Kepulauan Riau. Wilayah di Provinsi Kepulauan Riau memiliki kondisi ekosistem terumbu karang yang potensial untuk dikembangkan menjadi daerah wisata bahari, dengan prioritas kawasan yaitu: Kabupaten Natuna, Kabupaten Lingga, Kota Batam, Kabupaten Bintan, dan Kabupaten Kepulauan Anambas. Beberapa lokasi memiliki ekosistem terumbu karang yang indah, masih dalam kondisi baik dan jenis-jenis ikan karang yang cukup banyak dengan bentuk dan warna yang menarik. Lokasi tersebut diantaranya yaitu, Natuna Bagian Selatan (Selat Lampa) tepatnya di Pulau Burung dan Pulau Setahi, Natuna Bagian Utara (Teluk Buton) tepatnya di Pulau Panjang dan Pulau Pendek, Natuna Bagian Timur tepatnya Selat Senua dan Pulau Senua, serta Natuna Bagian Timur Laut tepatnya di Pulau Sahi.

Provinsi Kepulauan Riau memiliki potensi pantai yang tinggi untuk dikembangkan menjadi kawasan wisata dengan kategori rekreasi pantai. Hal ini didukung dengan banyaknya pulau kecil yang dimiliki oleh Kepulauan Riau. Beberapa pantai yang potensial untuk dikembangkan menjadi kawasan wisata dengan kategori rekreasi pantai, tersebar di Kabupaten Natuna, Kabupaten Kepulauan Anambas. Kabupaten Karimun, Kabupaten Lingga, Kota Batam, Kabupaten Bintan dan Kota Tanjungpinang.

Perikanan

(2)

Perikanan Tangkap

Potensi sumber daya ikan laut di Laut Cina Selatan (WPP 711) diperkirakan sebesar 1.057.050 ton/tahun dan diperkirakan wilayah perairan laut Kepulauan Riau memiliki potensi sumber daya ikan sebesar 860.650,11 ton/tahun meliputi ikan pelagis besar sejumlah 53,802.34 ton/tahun, ikan pelagis kecil sejumlah 506.025.30 ton/tahun, ikan demersal sejumlah 272.594,16 ton/tahun, ikan karang sejumlah 17.562.29 ton/tahun, lainnya (cumi, udang, lobster) sejumlah 10.666,02 ton/tahun. Sementara, dengan pendekatan hasil survei kapal riset MV. SEAFDEC tahun 2006 diperkirakan total potensi sumber daya ikan di perairan laut Kepri sebesar 689.345.17 ton/tahun terdiri dari ikan pelagis besar sejumlah 16.48329 ton/tahun, ikan pelagis kecil sejumlah 14630934 ton/tahun, ikan demersal sejumlah 491.653,06 ton/tahun, Krustase (Udang, Kepiting, Rajungan, Lobster, Mantis) sejumlah 4402,70 ton/tahun, Moluska (Cumi, Sotong, Gurita) sejumlah 30.496,77 ton/tahun.

Potensi perikanan tangkap di Provinsi Kepulaun Riau terbesar berada di perairan Natuna dengan tingkat pemanfaatan baru mencapai 4-6% dari total potensi Kabupaten Natuna sebesar 504.212,85 ton/tahun [58,59% dari total potensi Provinsi Kepulauan Riau) , diikuti Kabupaten Bintan, Kabupaten Kepulauan Anambas, dan Kabupaten Lingga.

Budidaya Laut

Provinsi Kepri yang memiliki laut seluas 24.121.530,0 ha (95,79%] dan daratan seluas 1.059.511,0 ha (4,21%) menyimpan potensi pengembangan perikanan budidaya (akuakultur) yang sangat besar, terutama budidaya laut [marikultur). Diperkirakan terdapat kurang lebih 455.7799 ha areal laut yang berpotensi untuk pengembangan marikultur, yang terdiri dari 54.672,1 ha untuk marikultur pesisir (coastal marine culture) dan 401.1079 ha untuk marikultur lepas pantai [offshore marine culture) yang tersebar hampir di setiap kabupaten/kota,

(3)

Budidaya Air Payau dan Tawar

Dengan luas daratan 1.059.511,0 ha, Propinsi kepri memiliki potensi pengembangan perikanan budidaya air payau dan tawar yang diperkirakan masing-masing seluas 2.063 ha dan 819 ha, dan menyebar hampir di semua Kabupaten/Kota.

PELUANG INVESTASI SEKTOR PERIKANAN

Potensi kelautan dan perikanan di Provinsi Kepulauan Riau sangat besar karena sekitar 96% wilayah Kepulauan Riau adalah lautan. Potensi perikanan yang dimiliki Provinsi Kepulauan Riau terdiri dari perikanan tangkap, perikanan budidaya, pengolahan produk perikanan, industri bioteknologi kelautan, industri sumberdaya laut-dalam dan pemanfaatan muatan barang kapal tenggelam, wisata bahari dan potensi mangrove dan terumbu karang. Komoditas hasil kelautan dan perikanan yang dikembangkan merupakan komoditas unggulan yang terdiri dari rumput laut (seaweed), ikan dan biota laut ekonomis tinggi serta komoditi hasil budidaya perikanan. Potensi perikanan berupa ikan kecil (pelagis) dengan potensi sekitar 513.000 ton namun pemanfaatannya baru sekitar 65%. Ikan demersal potensi 656.000 ton baru dimanfaatkan 75%. Lobster dan cumi-cumi dengan potensi masing-masing 400 ton dan 2.700 ton. Ikan karang dan ikan hias dengan potensi 27.600 ton dan 293.600 ton, dimana yang baru dimanfaatkan pada tahun 2008 tercatat 225.439 ton atau sebesar 97,23%.

Peluang pasar sektorperikanan antara lain :

 Meningkatnya kebutuhan masyarakat lokal maupun ekspor luar negeri khususnya Singapore, Vietnam, Malaysia, Hongkong, dan China

 Produk ekspor berupa ikan segar maupun ikan yang bisa diolah dalam kalengan sehingga lebih tahan lama dan bisa mencakup pengiriman produk hasil olahan ikan yang lebih banyak

 Pemenuhan restoran, hotel, rumah makan dan tempat kuliner baik local maupun eskpor Singapore, Vietnam, Malaysia, Hongkong, dan China

Berkaitan dengan potensi alam serta potensi pasar pengembangan sektor perikanan, maka peluang investasi di sektor perikanan yang dapat di kembangkan antara lain :

(4)

Produksi ikan demersal hanya sebesar 27,67% atau sebesar 75.435 ton/tahun dari keseluruhan potensi produksi sebesar 272.594 ton/tahun. Dengan demikian masih terdapat 197.159 ton/tahun yang dapat diproduksi per tahunnya atau senilai Rp 1,38 triliun/tahun. Peluang ini memerlukan penyediaan alat tangkap berupa rawai dasar 5 GT dan lampara dasar 60 Gtsejumlah 1.183 unit rawai dasar 5 GT dan 172 unit lampara dasar 60 GT.

Selain ikan tangkap juga terdapat potensi perikanan budi daya dengan potensi unggulan sebagai berikut:

 Budi daya air laut : rumput laut, ikan dan biota laut bernilai ekonomis tinggi serta komoditi hasil budidaya perikanan

 Budi daya air payau : usaha budidaya udang (vannamei dan windu) dan ikan (bandeng, kakap putih dan kerapu lumpur). usaha budidaya rumput laut Gracilaria

 Budi daya air tawar : budidaya ikan lele (lele dumbo, lele sangkuriang), nila, gurami, mujair dan ikan air tawar lainnya

Potensi pasar yang tersedia antar lain banyak jenis ikan konsumsi dari budidaya laut yang mempunyai nilai jual tinggi. Diantaranya, ikan Kerapu, Bawal bintang dan Kakap putih yang merupakan komoditi ekspor dan banyak diminati pasar luar negeri (Vietnam, Thailand, Iepang dan Korea).

Investasi yang dapat di kembangkan

 budidaya karamba (jaring apung dan tancap),  kolam, tambak, bak.

 Usaha Pengolahan Hasil Perikanan yang Dilakukan Secara Terpadu dengan Penangkapan ikan di Perairan Umum

 Pengolahan rumput laut

Referensi

Dokumen terkait

Masalah pokok dalam penelitian ini para mufasir umumnya menafsirkan kata ‘abdan dalam surah al-Kahfi ayat 65 sebagai seorang Nabi, sedangkan Quraish Shihab

Waktu tunggu hasil pemeriksaan laboratorium < 60 menit, kecuali waktu tunggu pemeriksaan BTA < 120 menit Prosedur pemeriksaan sesuai SOP, kelengkapan informed consent

Penelitian ini menggunakan metode SIG ( Sistem Informasi Geografis ) Penggunaan metode GIS dilakukan pada penelitian ini adalah untuk mengetahui identifikasi luas

Metode ini berjudul  Air dan air limbah – Bagian 8: Cara uji timbal (Pb) dengan Spektrofotometri Serapan Atom (SSA)-nyala yang merupakan revisi dari SNI

Berdasarkan hasil penelitian, didapatkan kesimpulan bahwa Pemerintah Daerah Kabupaten Semarang melalui BKD Kabupaten Semarang berupaya melakukan manajemen sumber daya manusia

Kao što navodi Stiglitz (Stiglitz, 2009:26), „ekonomija pokreće globalizaciju, no oblikuje je politika“. Doista, „pravila igre“ određuju visoko razvijene industrijske

(2) Mobile Teacher yang tidak melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dilakukan pemberhentian sebagai Mobile Teacher oleh Pemerintah

Adapun Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah yang dibuat oleh Dinas Kebersihan dan Pertamanan ( DKP ) Kota Mojokerto ini memuat pokok – pokok laporan