ILMUSAHID.COM
Mari kita mulai dengan peristiwa
sehari-hari ...
Apa yang Anda katakan ketika mobil berhenti ketika menabrak sebuah pohon?
Mobil tersebut mungkin hancur tergantung dengan kecepatan dan massa yang dimilikinya.
A. Momentum dan Implus
Tetapi pada FISIKA, tidak dikenal mobil (benda) hancur akibat kecepatan dan massa yang dimilikinya, tetapi mobil (benda) tersebut dikatakan memiliki momentum (P). Hancurnya mobil (benda) dinamakan Momentum.
Faktor-faktor yang mempengaruhi Momentum (P) terbagi menjadi 2, yaitu :
1. Kecepatan (v) v ~ P 2. Massa benda (m) m ~ P
Persamaan Momentum (P) adalah …
Bola bermassa 0,2 kg dilempar mendatar dengan kecepatan 10 m/s ke kiri membentur dinding tembok lalu bola dipantulkan kembali dengan kelajuan yang sama. Perubahan momentum bola adalah…
Pembahasan Diketahui :
Massa bola (m) = 0,2 kg
Kelajuan awal bola (v) = -10 m/s Kelajuan akhir bola (v’) = 10 m/s
Hukum Kekalan Momentum
Setiap tumbukan berlaku hukum kekekalan Momentum yang berbunyi “jika tidak ada gaya luar yang bekerja pada sistem, maka momentum total sesaat sebelum sama dengan momentum total sesudah tumbukan”
Δp
1= – Δp
2m
1v
1– m
1v’
1= -(m
2v
2– m
2v’
2)
m
1v
1+ m
2v
2= m
1v’
1+ m
2v’
2Bagaimana menghentikan objek/benda yang bergerak ??
Atau membuat benda diam menjadi bergerak ???
Untuk menghentikan sebuah objek/benda bergerak atau
membuat benda diam menjadi bergerak, kita harus
menerapkan gaya selama periode waktu. Inilah yang
disebut dengan Implus (I)
Jawabannya adalah …
Jadi …
I ~ F
I ~
Δ
t
Persamaan Implus (I) adalah ..
I= F Δt
Dengan :I = Implus (Ns) F= Gaya (N)
Contoh:
Sebuah bola dipukul dengan gaya 50 Newton dengan waktu 0,01 sekon. Berapa besar Impuspada bola tersebut?
Penyelesaian Diketahui :
Gaya (F) = 50 Newton Waktu (t) = 0,01 s
Ditanya : Berapa implus pada bola tersebut ? Jawab :
I=F.Δt
Hubungan Momentum (P) dan Implus (I)
Dengan syarat :
Contoh soal
Sebuah bola sepak massa 200 gram menggelinding ke arah timur dengan kecepatan 2 m/s. Ditendang dalam waktu 0,1 sekon. Sehingga kecepatannya menjadi 8 m/s pada arah yang sama. Tentukan gaya yang diberikan kaki penendang terhadap bola!
Kecepatan akhir (v’) = 8 m/s ke timur
Ditanya : Gaya yang diberikan kaki penendang bola ?
I =F Δt
I = m(v’ – v) F Δt = m(v’ – v)
F 0,1 s = 0,2 kg (8 m/s – 2 m/s)
F = ((0,2 kg (8 m/s – 2 m/s) / 0,1 s) F = 12 N
B. Tumbukan
Kata tumbukan digunakan untuk melambangkan kejadian
dimana dua partikel saling mendekat dan saling berinteraksi
menggunakan gaya-gaya. Selang waktu dimana kecepatan
partikel berubah dari nilai awal ke nilai akhir diasumsikan sangat singkat. Gaya interaksi diasumsikan sangat singkat.
Gaya interaksi diasumsikan lebih besar daripada semua
gaya eksternal lain yang ikut terlibat sehingga kita dapat
1. Tumbukan Elastik (Tumbukan Lenting)
Misalkan dua partikel masing-masing dengan massa m1 dan m2 mula-mula bergerak dengan kecepatan v1 dan v2 yang arahnya berlawanan. Kedua benda bertumbukan secara langsung dan meninggalkan lokasi tumbukan dengan kecepatan masing-masing v1’ dan v2’.
m2
m2 m1
Jika tumbukannya lenting, maka momentum dan energi
kinetik sistem adalah kekal dan berlakulah hukum kekekalan momentum dan hukum kekekalan energi kinetik
Hukum Kekekalan Momentum
Hukum kekekalan energi kinetik
Pada tumbukan lenting ini, besar nilai koefisien restitusinya e=1
Dimana :
Pada tumbukan lenting ini, besar nilai koefisien restitusinya e=1
2. Tumbukan Tidak Elastik (Tumbukan Tidak Lenting)
Suatu tumbukan tidak lenting terjadi apabila energi kinetik
total sistemnya sebelum dan setelah tumbukan adalah
tidak sama (walaupun momentum sistemnya
kekal). Tumbukan tidak lenting terbagi dua yaitu tumbukan
a. Tumbukan tidak lenting sempurna
Ketika benda yang bertumbukan saling menempel setelah tumbukan, Pada tumbukan jenis ini, kecepatan benda-benda sesudah tumbukan sama besar (benda yang bertumbukan saling melekat). Tumbukan ini disebut tidak lenting sempurna.
b. Tumbukan
Ketika benda yang bertumbukan tidak saling menempel, namun kehilangan sebagian energi kinetiknya, seperti dalam kasus bola karet menumbuk permukaan keras, tumbukan tersebut dinamakan tidak lenting.
Secara matematis tumbukan tidak lenting dapat ditulis sebagai berikut :
m1v1 + m2v2 = m1v’1 + m2v’2
Jika v’1 = v’2 = v’,
maka m1v1 + m2v2 = (m1 + m2) v’
C. Momentum sudut
Dalam gerak rotasi, besaran yang analog dengan momentum linier adalah momentum sudut. Untuk benda yang berotasi di sekitar sumbu yang tetap, besarnya momentum sudut dinyatakan :
L = I . ω
Dengan:
L = momentum sudut (kgm2/s)
I = momen inersia (kgm2)
ω = kecepatan sudut (rad/s)
Kaidah tangan kanan
L L
ω
ω
Jika benda bermassa m bergerak rotasi pada jarak r dari sumbu rotasi dengan kecepatan linier v, maka persamaan (1) dapat
dinyatakan sebagai berikut:
L = I . ω
Karena I = m.r2 dan ω = v /r , maka:
L = m.r2 . v/r
Hukum Kekekalan Momentum Sudut:
Jika tidak ada momen gaya yang bekerja (Στ = 0), maka momentum sudut benda yang berotasi adalah tetap.
Secara matematis dirumuskan: Στ = 0
Maka:
L = konstan L 1 = L2
Contoh Soal
Sebuah silinder tipis berongga dengan diameter 120 cm dan massa 20 kg berotasi melalui pusat sumbunya seperti gambar berikut ini.