• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pemanfaatan Batang Kaligi dalam Perkalian dan Pembagian Kelas 2 SD PTK BATANG KALIGI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pemanfaatan Batang Kaligi dalam Perkalian dan Pembagian Kelas 2 SD PTK BATANG KALIGI"

Copied!
54
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Saat ini pengetahuan dan teknologi mengalami perkembangan yang sangat pesat. Manusia dengansegala persoalan dan kegiatannya secara dinamis dituntut mampu beradaptasi dan memecahkan segala persoalan yang sudah dihadapi saat ini. Tentunya dalam memecahkan segala persoalan dibutuhkan kecerdasan, kreativitas, dan kearifan agar dalam menyelesaikan masalah tidak menimbulkan masalah yang lebih sulit.

Untuk menciptakan manusia yang berkualitas tentu tidak terlepas dari dunia pendidikan. Karena pendidikanmerupakan salah satu wadah untuk melahirkan generasi yang berkualitas dan mandiri. Oleh karena itu pendidikan dituntut memiliki kualitas yang baik.

Perbaikan mutu pendidikan dan pengajaran senantiasa harus tetap diupayakan dan dilaksanakan dengan jalan meningkatkan kualitas pembelajaran. Melalui peningkatan kualitas pembelajaran, siswa akan semakin termotivasi dan belajar, daya kreativitasnya akan semakin meningkat, semakin positif sikapnya, semakin bertambah jenis pengetahuan dan keterampilan yang dikuasai, dan semakin mantap pemahaman terhadap materi yang dipelajari.

(2)

pengalaman secara langsung untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah.

Sesuai dengan Undang-Undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (Anwar Arifin:2003). Tujuan di atas dapat dicapai salah satunya melalui proses pembelajaran matematika.

Tujuan pembelajaran matematika menurut Kurikulum 2006 (KTSP) adalah agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut (Depdiknas, 2006:135) 1. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan

mengaplikasikan konsep algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan tepat, dalam pemecahan masalah.

2. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika.

3. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh.

(3)

5. Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.

Oleh karena itu kegiatan pembelajaran matematika yang dilakukan harus selalu mengacu pada tujuan diatas dengan memperhatikan karakteristik siswa sebagai pembelajar.

Agar proses belajar dapat berlangsung dengan efektif para guru hendaknya memperhatikan faktor – faktor sebagai berikut (Mohamad Surya,2006):

1. Penjabaran tujuan,

2. Memotivasi kepada siswa, 3. Penggunaan model, 4. Urutan materi,

5. Bantuan dalam usaha pertama, 6. Pengaturan latihan secara efektif, 7. Masalah perbedaan individu, 8. Evaluasi dan bimbingan, 9. Usaha menghafal,

10. Bantuan dalam aplikasi hasil belajar.

(4)

bilangan dalam kaitannya dengan prakteknya dalam kehidupan sehari-hari. (Ruseffendi,1988).

Berdasarkan hasil analisis terhadap nilai ulangan harian mata pelajaran matematika terutama dalam melakukan operasi hitung perkalian dan pembagian pada siswa Kelas II semester ganjil tahun pelajaran 2011 / 2012 di SDN Pasrujambe 06 didapat bahwa prestasi belajar matematika siswa masih rendah. Fakta di atas menunjukkan bahwa sebagian besar siswa masih mengalami kesulitan dalam memahami mata pelajaran matematika. Hal ini mungkin disebabkan oleh pendekatan, strategi, model, atau metode yang diterapkan oleh guru kurang sesuai, juga kemampuan guru serta sarana pembelajaran yang meliputi media, alat peraga, dan buku pegangan siswa yang terbatas, atau sebab lain yang tidak diketahui.

Untuk itu diperlukan guru matematika yang berkualitas, yang menguasai pendekatan, strategi, model, dan metode mengajar yang bervariasi sehingga dapat mengelola kegiatan pembelajaran matematika yang optimal pada berbagai situasi siswa dan materi pembelajaran. Namun karena berbagai sebab, kenyataan dilapangan sering tidak sesuai dengan harapan para guru matematika.

(5)

yang ditunjukkan oleh adanya peningkatan keaktifan siswa dalam pembelajaran dan peningkatan nilai ulangan hariannya.

B. Rumusan Masalah

Hasil refleksi awal terhadap kualitas proses dan hasil belajar matematika mengindikasikan berbagai masalah yang dialami oleh sebagian besar siswa yang bermuara pada prestasi belajar matematika yang masih rendah. Namun karena berbagai keterbatasan yang ada pada penelitian maka masalah yang akan dipecahkan dalam penelitian ini dibatasi yaitu:

“Apakah pemanfaatan alat peraga berupa Batang Kaligi dapat meningkatkan prestasi belajar matematika Materi Perkalian dan Pembagian Bilangan pada siswa kelas II SDN Pasrujambe 06 Tahun Pelajaran 2011/2012?”

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah untuk meningkatkan prestasi belajar matematika Materi Perkalian dan Pembagian Bilangan pada siswa kelas II SDN Pasrujambe 06 Tahun Pelajaran 2011/2012 dengan pemanfaatan alat peraga berupa Batang Kaligi.

D. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan masalah yang diuraikan di atas maka dibuat hipotesis tindakan sebagai berikut :

(6)

pada siswa kelas II SDN Pasrujambe 06 Tahun Pelajaran 2011/2012 akan semakin meningkat.

2. Bila menggunakan alat peraga berupa Batang Kaligi maka hasil belajar matematika Materi Perkalian dan Pembagian Bilangan pada siswa kelas II SDN Pasrujambe 06 Tahun Pelajaran 2011/2012.

E. Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat bermanfaat : 1. Bagi Siswa:

a) Siswa lebih menyukai pelajaran matematika.

b) meningkatkan peran aktif dalam pembelajaran mata pelajaran matematika sehingga dapat meningkatkan hasil belajarnya.

c) Siswa lebih menyadari kaitan matematika dengan kehidupan sehari – hari. d) Menumbuhkan sikap kritis pada siswa.

2. Bagi guru :

a) Memberikan pengalaman merancang kegiatan pembelajaran dan pengelolaan kelas dalam pembelajaran matematika dengan menggunakan media pembelajaran berupa Batang Kaligi.

b) Meningkatkan kemampuan guru untuk memecahkan permasalahan yang muncul dari siswa.

c) Meningkatkan kualitas proses dan hasil kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan.

d) Membantu memberikan informasi peningkatan kemampuan siswa. e) Dapat meningkatkan minat guru untuk melakukan tindakan kelas. 3. Bagi sekolah penelitian tindakan kelas ini diharapkan:

(7)

b) Meningkatkan kualitas layanan pendidikan kepada masyarakat c) Mendapatkan informasi baru tentang model pembelajaran

4. Bagi pengembangan keilmuan, penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat merupakan salah satu alternatif dalam mengelola kegiatan pembelajaran.

F. Definisi Operasional

Berikut ini diberikan penjelasan istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini, antara lain :

1. Meningkatkan adalah usaha untuk menaikkan hasil atau nilai.

2. Hasil belajar matematika adalah kemampuan siswa yang ditunjukkan oleh keaktifan siswa dalam proses pembelajaran dan hasil nilai ulangan hariannya. 3. Aktifitas siswa adalah keterlibatan siswa dalam bentuk sikap, pikiran dan

perhatian yang ditunjukkan oleh kemampuan pengerjaan tugas secara berkelompok serta mengajukan pertanyaaan kepada guru.

4. Alat peraga : alat yang digunakan untuk memperagakan fakta, konsep, prinsip atau prosedur tertentu agar tampak lebih nyata / kongkrit.

BAB II

(8)

A. Pembelajaran Matematika

Matematika sekolah itu bagian dari matematika yang dipilih antara lain dengan berorientasi pada kependidikan. Dengan demikian dalam pembelajaran matematika perlu diusahakan sesuai dengan kemampuan kognitif siswa, mengkonkritkan objek matematika yang abstrak menjadi mudah dipahami siswa. Hal ini disebabkan anak seusia Sekolah Dasar masih dalam pola berpikir kongkrit, yaitu berpikir yang didasari oleh manipulasi fisik dari objek-objek atau benda-benda konkrit (Piaget dalam Surya, 2007:1.36).

Dalam hubungannya dengan pembelajaran matematika, teori Piaget mengacu kepada kegiatan pembelajaran yang harus melibatkan partisipasi peserta didik. Sehingga menurut teori ini pengetahuan tidak hanya sekedar dipindahkan secara verbal tetapi harus dikonstruksi dan direkonstruksi peserta didik. Sebagai realisasi teori ini, maka dalam kegiatan pembelajaran peserta didik haruslah bersifat aktif.

Setiap konsep matematika dapat dipahami dengan mudah apabila kendala utama yang menyebabkan anak sulit memahami dapat dikurangi. Anak pada umumnya melakukan abstraksi berdasarkan pengalaman konkrit, sehingga mengajarkan matematika dapat dilakukan menggunakan objek-objek konkrit dan permainan-permainan matematika (Diemas dalam Ruseffendi, 1988:11).

(9)

berupa diskusi kelompok kecil, mengerjakan tugas kelompok dalam waktu yang sama dan untuk soal yang sama, tugas bersama membuat laporan kegiatan atau mengomunikasikan pendapat atau presentasi tentang sesuatu yang terkait dengan matematika. Dengan kegiatan yang beragam, peserrta didik akan membangun pengetahuannya sendiri melalui membaca, diskusi, tanya jawab, kerja kelompok, pengamatan, pencatatan, pengerjaan dan presentasi.

Teori Jerome Bruner (Muhsetyo, 1982:16) berkaitan dengan perkembangan mental, yaitu kemampuan mental anak berkembang secara bertahap melalui dari sederhana ke yang rumit, yang nyata (konkrit) ke yang abstrak. Urutan tersebut dapat membantu peserta didik untuk mengikuti pelajaran dengan lebih mudah. Urutan bahan yang dirancang sesuai dengan umur / usia anak. Lebih jelas Bruner menyebut 3 tingkatan yang perlu diperhatikan dalam mengakomodasi keadaan peserta didik, yaitu : 1)enactive (manipulasi objek langsung), 2)symbolic (manipulasi simbol), 3)iconic (manipulasi objek tidak langsung). Contoh : bagi anak kelas V tentu mereka dalam situasi enactive, artinya matematika lebih banyak diajarkan secara manipulasi objek langsung dengan memanfaatkan permainan anak berupa dakon, kerikil, manik, kotak, mistar dll, dan dihindari penggunaan symbol-simbol, huruf dan lambang-lambang operasi yang berlebihan.

(10)

sekolah diharapkan menggunakan teknologi informasi dan komunikasi seperti computer, alat peraga, atau media lainnya (Depdiknas, 2008:134).

B. Alat Peraga

Matematika sekolah itu bagian dari matematika yang dipilih antara lain dengan berorientasi pada kependidikan. Dengan demikian dalam pembelajaran matematika perlu diusahakan sesuai dengan kemampuan kognitif siswa, mengkongkretkan objek matematika yang abstrak menjadi mudah dipahami siswa. Hal ini disebabkan anak seusia Sekolah Dasar masih dalam pola berpikir konkrit, yaitu berpikir yang didasari oleh manipulasi fisik dari objek-objek atau benda-benda konkrit (Piaget dalam Hudoyo,1990).

Setiap konsep matematika dapat dipahami dengan mudah apabila kendala utama yang menyebabkan anak sulit memahami dapat dikurangi. Anak pada umumnya melakukan abstraksi berdasarkan pengalaman konkrit, sehingga mengajarkan matematika dapat dilakukan menggunakan objek-objek konkrit dan permainan-permainan matematika (Diemas dalam Ruseffendi,1990).

Dari penjelasan itu jelas maka dalam mengajarkan matematika perlu adanya benda – benda konkrit yang merupakan model dari ide-ide matematika yang disebut alat peraga. Alat peraga adalah alat untuk menerangkan atau mewujudkan konsep matematika. Benda – benda itu misalnya batu – batuan atau kacang – kacangan untuk menerangkan konsep bilangan. (Ruseffendi,1988)

(11)

indera dalam proses pembelajaran, sebab siswa dapat melihat, meraba, merasakan serta bisa menggunakan objek yang dipelajari.

Bila menggunakan alat peraga, supaya diperhatikan agar alat peraga itu (Ruseffendi,1988):

a) Tahan lama (dibuat dari bahan – bahan yang cukup kuat). b) Bentuk dan warnanya menarik.

c) Sederhana dan mudah diolah (tidak rumit).

d) Ukurannya sesuai (seimbang) dengan ukuran fisik anak.

e) Dalam menyajikan (dalam bentuk real,gambar atau diagram) konsep matematika.

f) Sesuai dengan konsep.

g) Dapat menunjukkan konsep matematika dengan jelas.

h) Peragaan itu supaya merupakan dasar bagi tumbuhnya konsep abstrak. i) Dapat dimanipulasi, yaitu dapat diraba, dipegang, dipindah, dan diutak –

atik, atau dipasang dan dicopot sehingga siswa dapat belajar kreatif baik sendiri maupun berkelompok.

Manfaat alat peraga secara garis besar,antara lain (Ruseffendi,1988): 1. Proses belajar mengajar termotivasi. Baik murid maupun guru, dan terutama

murid, minatnya akan timbul. Ia akan senang, terangsang, tertarik, dan karena itu akan bersikap positif terhadap pengajaran matematika.

(12)

3. Hubungan antara konsep abstrak matematika dengan benda – benda di alam sekitar akan lebih dapat dipahami.

4. Konsep – konsep abstrak yang tersaji dalam bentuk konkrit yaitu dalam bentuk model matematika yang dapat dipakai sebagai obyek penelitian maupun sebagai alat untuk meneliti ide – ide baru dan relasi baru, menjadi bertambah banyak.

Penelitian dan penggunaan alat peraga yang tepat untuk setiap materi akan sangat membantu terlaksananya pembelajaran matematika di SD. Menurut beberapa penelitian yang telah dilakukan oleh para ahli, penggunaan alat peraga dapat menunjang penjelasan konsep matematika. Hasil penelitian para ahli itu diantaranya (Higgins dalam Ruseffendi,1988):

1. Alat peraga berhasil (efektif) dalam mendorong siswa untuk berhasil belajarnya.

2. Terdapat perbandingan 6:1 menunjukkan keberhasilan yang meyakinkan dari yang belajarmenggunakan alat peraga terhadap yang tidak menggunakan. 3. Memanipulasi (mengotak – atik) alat peraga itu penting bagi siswa SD di

semua tingkat.

4. Ditemukan sedikit bukti bahwa memanipulasi alat peraga itu hanya berhasil di tingkat yang rendah.

(13)

pembelajaran matematika juga akan membantu guru dalam menerapkan pembelajaran yang lebih menyenangkan dan bermakna.

C. Batang Kaligi

Batang Kaligi adalah salah satu alat peraga untuk bermain dan belajar lebih dalam tentang perkalian dan pembagian dengan cara yang menyenangkan. Batang Kaligi merupakan singkatan dari Batang Perkalian dan Pembagian. Batang Kaligi ini terbuat dari batang kayu dengan panjang 10cm dengan beberapa macam warna dengan tujuan agar siswa lebih tertarik.

Di bawah ini merupakan gambar Batang Kaligi:

Gambar 2.1 Batang Kaligi

Alat ini disebut Batang Kaligi karena alat ini dapat mencari hasil perkalian dan pembagian dari bilangan–bilangan yang diinginkan tanpa membuat operasi bersusun atau menghitung dengan jari tangan. Alat ini bisa dibuat sesuai dengan kebutuhan bilangan yang mau dicari hasil perkalian dan pembagiannya dengan cara menambah jumlah lidinya. Syarat awal dalam menggunakan Lidi Berhitung ini, siswa harus memahami konsep tentang perkalian suatu bilangan.

Misalnya:

1. Kita akan menentukan hasil perkalian dari 3 x 4 Caranya:

a) Letakkan 4 buah batang kaligi di atas meja.

(14)

c) Lanjutkan hingga 3 susunan.

d) Kemudian hitung jumlah seluruh batang kaligi yang telah tersusun.

e) Setelah dihitung jumlah batang tersebut ada 12 buah, maka dapat ditentukan bahwa hasil perkalian 3 x 4 adalah 12.

2. Kita akan menentukan hasil pembagian 20 : 4 Caranya:

1) Ambillah 20 Batang Kaligi dari kotak penyimpanan.

2) Letakkan batang kaligi satu per satu di atas meja sebanyak 4 susunan hingga batang tersebut habis.

3) Kemudian hitunglah jumlah batang kaligi tiap deret.

(15)

D. Hasil Belajar

Secara umum belajar dapat diartikan sebagai proses perubahan tingkah laku, akibat interaksi individu dengan lingkungan. Proses perubahan ini ada yang terjadi karena direncanakan dan secara alamiah. Proses yang direncanakan disebut proses belajar. Perubahan perilaku ini merupakan prestasi belajar yang mencakup tiga kawasan , yaitu (1)kognitif, (2)Afektif, dan (3)psikomotor.(Bloom,dalam Mohamad Surya, 2005:125)

Menurut Sujana (dalam Iskandar, 2008 : 128), prestasi belajar adalah suatu akibat dari proses belajar dengan menggunakan alat pengukuran, yaitu berupa tes yang disusun secara terencana, baik tes tertulis, tes lisan maupun tes perbuatan. Nasution menyatakan bahwa hasil belajar merupakan suatu perubahan pada individu yang belajar, tidak hanya mengenai pengetahuan tetapi juga membentuk kecapan dan penghayatan dalam diri pribadi individu yang belajar. Hasil belajar adalah hasil yang diperoleh siswa setelah mengikuti suatu materi tertentu dari mata pelajaran yang berupa data kuantitatif maupun kualitatif.

(16)

E. Aktivitas Belajar

Menurut tokoh ilmu jiwa lama John Lock, mengungkapkan bahwa murid ibarat kertas putih yang tidak bertulis. Dalam hal ini terserah kepada guru mau dibawa kemana, mau diapakan murid itu. Guru adalah yang mengatur dan memberi isinya aktivitas guru dalam pembelajaran mendominasi kegiatan, sementara murid bersifat pasif dan menerima begitu saja. Guru yang menentukan bahan dan metode sedang aktivitas murid terbatas pada mendengarkan, mencatat, dan menjawab pertanyaan guru apabila bertanya. Para siswa bekerja dan berpikir karena atas perintah guru, sehingga proses pembelajaran tidak mendorong anak didik untuk berpikir dan beraktivitas.

Peaget dalam Ratna Wilis Dahar (1989:149) menjelaskan bahwa anak itu berpikir sepanjang ia berbuat, tanpa perbuatan anak itu tidak berpikir, agar anak berpikir sendiri maka harus diberi kesempatan untuk berbuat sendiri. Dalam hal ini berbuat berarti melakukan aktivitas, aktivitas belajar merupakan aktivitas yang bersifat fisik (jasmani) dan mental (rohani).

Paul B. Diedrich dalam Oemar Hamalik (2001:172) membedakan aktivitas siswa di sekolah menjadi :

a. Visual aktivities (aktivitas visual), yaitu kegiatan oleh indramata yang meliputi membaca, memperhatikan gambar, demonstrasi.

b. Oral activities (aktivitas mulut) merupakan kegiatan fisik yang memberdayakan indera mulut yang meliputi menyatakan, menanyakan, memberi saran, intercepsi, menyampaikan pendapat, melakukan wawancara. c. Listening activities (aktivitas pendengaran) adalah kegiatan fisik dengan

(17)

d. Writing activities (aktivitas penulisan), yaitu kegiatan fisik yang berkaitan dengan tulis menulis, misalnya; menulis laporan, mengerjakan tugas, menyalin catatan.

e. Drawing activities (aktivitas gambaran), merupakan kegiatan fisik yang berkaitan dengan gambar, yaitu; membuat peta, menggambar, membuat grafik, membuat diagram.

f. Motor activities (aktivitas motorik) yaitu kegiatan yang berkaitan dengan gerakan badan meliputi: melakukan percobaan, membuat konstruksi, bermain. g. Mental activities (aktivitas mental) yakni kegiatan yang berhubungan dengan

psikis (nalar / pikir) misalnya menanggapi, mengingat, memecahkan masalah, melihat hubungan dan menganalisis.

h. Emotional activities (aktivitas perasaan) yaitu kegiatan psikis yang ada kaitannya dengan sikap dan perasaan. Misalnya: menaruh miat, merasa bosan, gembira, sedih, bersemangat, bergairah, tenang-tenang, sungguh-sungguh.

Berdasarkan uraian tersebut menunjukkan bahwa aktivitas belajar siswa di sekolah cukup komplek dan bervariasi antara siswa yang satu dengan yang lain. Jika berbagai aktivitas tersebut diciptakan, maka sekolah akan dinamis, tidak membosankan dan benar-benar menjadi pusat aktivitas belajar yang optimal, yang pada gilirannya akan mampu memperlancar fungsi dan peranan sebagai pusat transformasi kebudayaan.

(18)

BAB III

METODE PENELITIAN

(19)

Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di kelas II SD Negeri Pasrujambe 06 untuk mata pelajaran Matematika. Materi pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah Perkalian dan Pembagian Bilangan.

2. Waktu Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada semester ganjil tahun pelajaran 2011 / 2012 sesuai kurikulum KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan). Sedangkan jadwal penelitian tindakan kelas adalah sebagai berikut : Tabel 3.1. Jadwal Rencana Penelitian

No Jenis Kegiatan

Bulan

Januari Pebruari Maret April 1 2 3 4 5 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 5

1 Pengajuan judul √

2 Penyusunan proposal √ √

3 Pembuatan instrumen penelitian √ √ √

4 Izin penelitian √

5 Pelaksanaan penelitian √ √ √

6 Konsultasi hasil penelitian √ √

7 Perbaikan revisi √ √

8 Penulisan laporan

penelitian √ √

3. Subjek dan Obyek Penelitian

(20)

pekebun dan sisanya pedagang. Kondisi semacam ini menyebabkan motivasi belajar siswa kelas II SDN Pasrujambe 06 sedikit rendah. Hasil pengamatan sementara hanya 45% siswa yang bisa menyelesaikan pekerjaan materi Perkalian dan Pembagian Bilangan dengan baik melalui pemanfaatan alat peraga berupa Batang Kaligi. Peneliti adalah guru di SDN Pasrujambe 06 dan berkolaborasi dengan guru kelas lain di SDN Pasrujambe 06.

B. Rancangan Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilakukan 2 siklus berdasarkan materi dibagi dua, yaitu Perkalian Bilangan dan Pembagian Bilangan. Adapun prosedur tindakan penelitian tiap siklusnya sebagai berikut:

1. Siklus I

a. Rencana Tindakan ( Planing )

Hal-hal yang harus dipersiapkan dalam pada siklus I, diantaranya: 1) Perencanaan refleksi awal, yaitu Tes Refleksi Awal (lampiran G); 2) Perencanaan Daftar Kelompok Siklus I (lampiran C);

3) Perencanaan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I (lampiran E); 4) Perencanaan Lembar kerja LKS Siklus I (lampiran H);

5) Perencanaan lembar observasi aktivitas siswa Siklus 1 (lampiran Q); 6) Perencanaan lembar observasi kegiatan guru Siklus I (lampiran P); 7) Perencanaan lembar angket tanggapan siswa Siklus I (lampiran T); 8) Perencanaan evaluasi akhir siklus, yaitu:

a) Soal Tes Akhir Siklus I (lampiran L);

(21)

b) Pelaksanaan Rencana (Acting) dan Observasi

Sebelum melaksanakan pembelajaran pada siklus I, guru memberikan tes awal siklus dan diberikan pada hari sebelumnya di luar pembelajaran. Kemudian tes refleksi awal dikumpulkan dan dianalisis untuk dijadikan acuan dalam pembuatan daftar kelompok pada masing-masing siklus secara heterogen berdasarkan tingkat kemampuan akademik. Dari hasil tes refleksi awal juga dikumpulkan sebagai sumber data dan pengolahan data pada akhir penelitian.

Pada tahap acting/tindakan ini dilakukan sekaligus dengan observasi terhadap proses pembelajaran menggunakan alat peraga Batang Kaligi, secara terperinci sebagai berikut :

1) Guru mengucapkan salam dan dilanjutkan doa bersama.

2) Guru melakukan apersepsi, guru mengulang kembali materi penjumlahan yang diajarkan di kelas I

i) Coba kalian hitung,berapa hasil dari 6 ditambah 6? ii) Bagaimana dengan hasil 8 ditambah 8?

iii) Apakah kalian tahu,berapa hasil dari 10 ditambah 10?

5. Guru motivasi untuk mengarahkan siswa memasuki materi menentukan hasil perkalian suatu bilangan yang akan dibahas.

6. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.

7. Guru membimbing siswa untuk berkelompok dengan 4 siswa setiap kelompok duduk berhadapan. Kelompok didasarkan pada pengetahuan siswa tentang matematika.

(22)

9. Dengan memegang alat peraga, guru menjelaskan tentang pengerjaan menentukan hasil hitung perkalian dengan baik, sedangkan kolabolator mengamati.

10. Guru membagi lembar kerja LKS (lampiran H) pada semua kelompok untuk diselesaikan. Selanjutnya, berkeliling ke setiap kelompok. Guru bersama kolabolator mengamati kerja setiap kelompok dan memberikan pengarahan pada kelompok yang memerlukan serta mencatat kejadian atau hal-hal penting pada lembar catatan lapangan.

11. Guru bersama siswa dengan tanya jawab membahas pemasalahan pada setiap kelompok.

12. Guru memberikan tes akhir siklus (lampiran L) untuk dikerjakan secara individu.

13. Secara klasikal guru menekankan materi penting yang harus dipelajari siswa dan merangkum materi.

14. Guru membimbing siswa untuk mengisi lembar angket yang sebelumnya telah dibagikan.

15. Guru memberi kata-kata pujian kepada siswa atas keaktifan dan kesungguhannya dalam mengikuti proses pembelajaran.

c) Refleksi

(23)

a) Peneliti akan melakukan analisis dan perbandingan nilai hasil tes akhir siklus I dengan nilai tes refleksi awal. Dengan demikian, dapat diketahui peningkatan hasil belajar yang telah dicapai

b) Berdasarkan hasil tes akhir Siklus I, maka akan dilakukan revisi planning pada proses Siklus II.

c) Hasil observasi aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung akan dijadikan acuan untuk mengubah komposisi kelompok. Pada Siklus I, siswa dikelompokkan berdasarkan nilai hasil refleksi awal. Jika komposisi kelompok tersebut belum menunjukkan hasil maksimal dalam artian prosentase siswa yang pasif masih besar, maka pada siklus berikutnya dalam setiap kelompok, diusahakan terdiri dari siswa yang berkemampuan tinggi, sedang dan rendah. Dengan demikian, dalam menyelesaikan tugas kelompok, siswa yang berkemampuan lebih tinggi dapat membantu siswa yang berkemampuan dibawahnya.

2. Siklus II

a. Rencana Tindakan ( Planing )

Berdasarkan hasil refleksi pada siklus I, pada tahap ini dilakukan perencanaan sebagai berikut :

1) Perencanaan Daftar Kelompok Siklus II (lampiran D);

2) Perencanaan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II (lampiran F); 3) Perencanaan Lembar kerja LKS siklus II (lampiran J);

(24)

6) Perencanaan lembar angket tanggapan siswa Siklus II (lampiran T); 7) Perencanaan evaluasi akhir siklus, yaitu:

a) Soal Tes Akhir Siklus II (lampiran N); b) Kunci Soal Tes Akhir Siklus II (lampiran O);

b. Pelaksanaan Rencana (Acting) dan Observasi

1) Guru melakukan apersepsi, guru mengulang kembali materi perkalian bilangan yang telah dipelajari pada pertemuan sebelumnya.

a) Adakah yang tahu, berapa hasil dari 2 kali 6 ? b) Coba kalian hitung, berapa hasil dari 3 kali 4 ? c) Bagaimana hasil perkalian 4 kali 3 ?

2) Guru motivasi untuk mengarahkan siswa memasuki materi menentukan hasil pembagian bilangan yang akan dibahas.

3) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.

4) Guru meminta siswa untuk duduk sesuai kelompok baru yang telah ditentukan.

5) Dengan memegang Batang Kaligi, guru menjelaskan tentang pengerjaan menentukan hasil pembagian bilangan dengan baik, sedangkan kolabolator mengamati.

(25)

7) Guru bersama siswa dengan tanya jawab membahas pemasalahan pada setiap kelompok.

8) Guru memberikan tes tertulis (lampiran N) untuk dikerjakan secara individu. 9) Secara klasikal guru menekankan materi penting yang harus dipelajari siswa

dan merangkum materi.

10) Guru membimbing siswa untuk mengisi lembar angket yang sebelumnya telah dibagikan.

11) Guru memberi kata-kata pujian kepada siswa atas keaktifan dan kesungguhannya dalam mengikuti proses pembelajaran.

c) Refleksi

Pada tahap ini, peneliti dengan bimbingan kolabolator melakukan analisis menyeluruh terhadap proses pembelajaran yang telah dilakukan. Diharapkan pada Siklus II, hasil belajar matematika kelas II SDN Pasrujambe 06 pada materi “Perkalian dan Pembagian Bilangan” telah memenuhi semua kriteria keberhasilan penelitian yang telah ditetapkan. Selanjutnya peneliti dapat mengambil kesimpulan baik secara global maupun secara detail terhadap hasil penelitian ini.

C. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini sangat diperlukan. Data yang akurat sangat membantu dalam melakukan tindakan dan pengambilan kesimpulan. Data yang dijaring adalah data awal dan data pada saat pelaksanaan penelitian. Untuk keperluan itu diperlukan instrumen antara lain :

(26)

3. angket tanggapan siswa 4. format catatan lapangan 5. lembar kerja siswa

6. lembar soal tes akhir siklus

Adapun waktu pengumpulan data yaitu pada setiap akhir pembelajaran di setiap siklus.

D. Analisis Data

Analisis Data yang telah terkumpul menggunakan analisis deskriptif memaparkan hasil pengamatan, dan hasil angket pada setiap akhir siklus dengan membandingkan hasil yang dicapai tiap siklus dan tabulasi sederhana secara kuantitatif. Prosedur analisis data pada penelitian ini adalah sebagai berkut:

1. Analisis Data Nilai Tes Tulis (Hasil Belajar Siswa) a. Format Analisis Nilai Tes Tulis

No Nama

Nomor dan Skor soal Jml

skor nilai KKM Ket 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

5 5 5 5 5 5 5 5 5 5

b. Kriteria Penilaian

1) Nilai siswa, dengan rumus: nilai siswa =

SS

SM

x 100

Ket.

SS

= jumlah skor siswa

SM

= jumlah skor maksimal

(27)

3) Ketuntasan, dengan kriteria sebagai berikut: Tuntas : jika nilai siswa sama atau diatas KKM Tidak Tuntas : jika kurang dari KKM

4) Rata-rata kelas, dengan rumus:

rata-rata kelas =

NSS

S

Ket.

NSS

= jumlah nilai seluruh siswa

S

= jumlah siswa

5) Prosentase ketuntasan siswa secara klasikal, dengan rumus:

Ketuntasan Klasikal =

A

B

x 100%

Ket.

A

= jumlah siswa yang mencapai KKM

B

= jumlah seluruh siswa dalam kelas

2. Analisis Data Observasi Aktivitas Siswa a. Format Analisis Observasi Aktivitas Siswa

(28)

b. Kriteria Penilaian

Aspek Kriteria Kemampuan Skor

Pengerjaan tugas

mengerjakan tugas dan berpartisipasi selama pembelajaran

berlangsung 3

bertanya kepada guru lebih dari 2 kali 3

minimal 1 kali 2

tidak pernah bertanya 1

Bekerja kelompok

berinteraksi dan dapat membantu teman sekelompok yang

mengalami kesulitan 3

berinteraksi dan tidak dapat membantu teman sekelompok

yang mengalami kesulitan 2

memperhatikan interaksi dan penjelasan guru tetapi terlihat

kurang serius 2

hanya sesekali saja memperhatikan dan kurang serius 1 Skor maksimal = 12

E. Indikator Keberhasilan Penelitian

Penelitian ini dinyatakan berhasil, jika mencapai indikator yang sudah ditetapkan oleh peneliti sebagai berikut:

1. Rata-rata kelas sekurang-kurangnya mencapai nilai 65;

2. Adanya peningkatan nilai rata-rata kelas dari tindakan awal sampai tindakan akhir

(29)

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Anwar , . 2003 .Memahami Paradigma Baru Pendidikan Nasional dalam UU Sisdiknas . Jakarta : Depag

Basrowi, Suwandi. 2008 . Prosedur Penelitian Tindakan Kelas . Bogor : Ghalia Indonesia.

Depdiknas. 2008 . Kurikulum Kelas II SD . Jakarta : Depdiknas.

Depdiknas. 2008 . Peraturan Menteri Pendidikan Nasional. Jakarta : Depdiknas

(30)

Identifikasi Permasalahan Iskandar . 2009 . Penelitian Tindakan Kelas . Ciputat : Gaung Persada Karso. 2007 . Pendidikan Matematika II . Jakarta : Universitas Terbuka.

Khafid,M, Suyati . 2002 . Pelajaran Matematika Penekanan pada Berhitung 2. Yogyakarta : Penerbit Erlangga.

Gatot Muhsetyo. 2009 . Pembelajaran Matematika SD . Jakarta : Universitas Terbuka.

Ruseffendi, E.T. 1988 . Pengajaran Matematika Modern dan Masa Kini Seri Pertama . Bandung : Tarsito.

Ruseffendi, E.T. 1988 . Pengajaran Matematika Modern dan Masa Kini Seri Ke Lima . Bandung : Tarsito.

Soenarjo. 2008 . Matematika 2 . Jakarta : Pusat Pembukuan, Depdiknas.

(31)

LAMPIRAN B

DATA SUBJEK

PENELITIAN TINDAKAN KELAS MATA PELAJARAN MATEMATIKA

SDN PASRUJAMBE 06 KELAS : I

No Nama Siswa Kota Kelahiran L / P

1 Riski Adi S. Lumajang L

2 Dwi Widiono Lumajang L

3 Riki Ripin Lumajang L

4 Saputra Lumajang L

5 Adam Maulana Lumajang L

6 Iva Dwiyanti Lumajang P

7 Novita Wulandari Lumajang P

8 Noval Aditya Lumajang L

(32)

10 Wina Vadia Lumajang P

11 Chotibul Umam Lumajang L

12 Anisatus Solika Lumajang P

LAMPIRAN C

DAFTAR KELOMPOK BELAJAR SIKLUS I

Kelompok Jeruk

No Nama Siswa

1 Riski Adi S. 2 Dwi Widiono 3 Riki Ripin 4 Iva Dwiyanti

Kelompok Anggur

No Nama Siswa

1 Sugeng

2 Wina Vadia 3 Chotibul Umam 4 Anisatus Solika

Kelompok Apel

No Nama Siswa

1 Saputra

2 Adam Maulana

(33)

LAMPIRAN D

DAFTAR KELOMPOK BELAJAR SIKLUS

II

Kelompok Mawar

No Nama Siswa

1 Riki Ripin 2 Iva Dwiyanti

3 Sugeng

4 Wina Vadia

Kelompok Anggrek

No Nama Siswa

1 Saputra

2 Adam Maulana

3 Novita Wulandari Noval Aditya

Kelompok Melati

No Nama Siswa

(34)

LAMPIRAN E

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I

Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

Satuan pendidikan : SDN Pasrujambe 06 Mata Pelajaran : Matematika

Kelas/Semester : II/2

Alokasi Waktu : 2 × 35 menit

I. Standar Kompetensi: 3. Melakukan perkalian dan pembagian bilangan sampai dua angka.

II. Kompetensi Dasar : 3.1 melakukan perkalian bilangan yang hasilnya bilangan dua angka

2. Menghitung perkalian dengan menggunakan Batang Kaligi B. Proses

1. Melakukan operasi hitung perkalian dengan menggunakan Batang Kaligi 2. Mencatat hasil dari operasi hitung perkalian dengan menggunakan Batang

Kaligi

Afektif

1. Mengembangkan perilaku berkarakter, meliputi: bekerjasama, kreatif, teliti, jujur dan peduli

(35)

IV. Tujuan Pembelajaran Kognitif

A. Produk

1. Melalui kegiatan Tanya jawab, siswa dapat menjelaskan cara menghitung perkalian dengan menggunakan Batang Kaligi

2. Disediakan LKS Siklus I, siswa dapat menghitung perkalian dengan menggunakan Batang Kaligi

B. Proses

1. Disediakan LKS Siklus I, siswa dapat melakukan operasi hitung perkalian dengan menggunakan Batang Kaligi

2. Disediakan LKS Siklus I, siswa dapat Mencatat hasil dari operasi hitung perkalian dengan menggunakan Batang Kaligi

Afektif

1. Terlibat dalam proses pembelajaran yang berpusat pada siswa, sambil mengembangkan perilaku berkarakter, meliputi: bekerjasama, kreatif, teliti, jujur dan peduli

2. Terlibat dalam proses pembelajaran yang berpusat pada siswa, sambil mengembangkan keterampilan sosial, meliputi: menyumbang ide/pendapat dengan komunikatif, menjadi pendengar yang baik, terampil bertanya

V. Materi Ajar

Melakukan Operasi Hitung Perkalian Perkalian Bilangan dengan Hasilnya Bilangan Dua Angka

Ibu memiliki 2 kotak kue yang disimpan di atas meja.

Masing-masing kotak berisi 6 buah kue. Bagaimana cara yang paling mudah untuk menghitung jumlah semua kue? Agar lebih mudah,

mari kita gunakan cara perkalian

.

(36)

Jadi, 2 kotak = 6 + 6 = 12 kue Bentuk Perkaliannya

2 x 6 = 12

banyak kotak banyak kue

kue dalam 1 kotak

Jadi, jumlah kue seluruhnya adalah 12 buah

Ibu mempunyai 3 kantong plastik berisi apel. Masing-masig kantong berisi 5 apel Berapa jumlah seluruh apel ibu ?

Perhatikan cara menghitung banyak apel ibu

Perkalian merupakan penjumlahan yang berulang. Contoh :

(37)

1. 8 + 8 = 2 x 8 = 16 A. Kegiatan Awal (±10 menit)

1) Guru mengucapkan salam dan dilanjutkan doa bersama

2) Guru melakukan apersepsi, guru mengulang kembali materi penjumlahan yang diajarkan di kelas I

i) Coba kalian hitung,berapa hasil dari 6 ditambah 6? ii) Bagaimana dengan hasil 8 ditambah 8?

iii) Apakah kalian tahu,berapa hasil dari 10 ditambah 10?.

3) Guru motivasi untuk mengarahkan siswa memasuki materi menentukan hasil perkalian suatu bilangan yang akan dibahas.

4) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.

B. Kegiatan Inti (±50 menit) Eksplorasi

1) Guru membimbing siswa untuk berkelompok dengan 4 siswa setiap kelompok duduk berhadapan. Kelompok didasarkan pada pengetahuan siswa tentang matematika.

2) Setiap kelompok diberikan nomor dan seperangkat alat peraga berupa Batang Kaligi untuk menyesuaikan dengan materi yang diajarkan

3) Dengan memegang alat peraga, guru menjelaskan tentang pengerjaan menentukan hasil hitung perkalian dengan baik, sedangkan kolabolator mengamati.

Elaborasi

(38)

kolabolator mengamati kerja setiap kelompok dan memberikan pengarahan pada kelompok yang memerlukan serta mencatat kejadian atau hal-hal penting pada lembar catatan lapangan.

5) Guru bersama siswa dengan tanya jawab membahas pemasalahan pada setiap kelompok.

Konfirmasi

6) Guru memberikan tes akhir siklus (lampiran I) untuk dikerjakan secara individu.

7) Secara klasikal guru menekankan materi penting yang harus dipelajari siswa. C. Kegiatan Akhir (±10 menit)

1) Guru membimbing siswa untuk menyimpulkan hasil kegiatan dan meminta siswa mencatat hasil rangkuman secara individu

2) Memberikan pujian kepada siswa yang aktif dalam mengikuti proses pembelajaran;

3) Dibagikan lembar angket tanggapan siswa (lampiran Q) untuk diisi;

4) Setelah selesai dan dikumpulkan, proses pembelajaran diakhiri dengan salam.

VIII. Alat/Bahan/Sumber Belajar

a. KTSP 2006 / Kurikulum SDN Pasrujambe 06 b. Standar Isi Mata Pelajaran MTK Sekolah Dasar c. Buku Matematika Gemar Berhitung 2.

d. Lembar Kerja Siswa e. Batang Kaligi IX. Penilaian 1. Tes tertulis

(39)

2. Kinerja/Perbuatan

Tingkah laku siswa, minat belajar, sikap, keaktifan dalam bertanya dan menjawab pertanyaan, serta keaktifan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran.

Guru Peneliti

MUAWANAH

NIP. 19580607 197803 2 016

LAMPIRAN F

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I

Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

Satuan pendidikan : SDN Pasrujambe 06 Mata Pelajaran : Matematika

Kelas/Semester : II/2

Alokasi Waktu : 2 × 35 menit

I. Standar Kompetensi : 3. Melakukan perkalian dan pembagian bilangan sampai dua angka.

II. Kompetensi Dasar : 3.2 melakukan pembagian bilangan dua angka. 2

3

(40)

III. Indikator : Kognitif

A. Produk

1. Menjelaskan cara menghitung pembagian dengan menggunakan Batang Kaligi

2. Menghitung pembagian dengan menggunakan Batang Kaligi B. Proses

1. Melakukan operasi hitung pembagian dengan menggunakan Batang Kaligi 2. Mencatat hasil dari operasi hitung pembagian dengan menggunakan

Batang Kaligi Afektif

1. Mengembangkan perilaku berkarakter, meliputi: bekerjasama, kreatif, teliti, jujur dan peduli

2. Mengembangkan keterampilan sosial, meliputi: menyumbang ide/pendapat dengan komunikatif, menjadi pendengar yang baik, terampil bertanya

I. Tujuan Pembelajaran Kognitif

1) Produk

1. Melalui kegiatan tanya jawab, siswa dapat menjelaskan cara menghitung pembagian dengan menggunakan Batang Kaligi

2. Disediakan LKS Siklus I, siswa dapat menghitung pembagian dengan menggunakan Batang Kaligi

2) Proses

1. Disediakan LKS Siklus I, siswa dapat melakukan operasi hitung pembagian dengan menggunakan Batang Kaligi

2. Disediakan LKS Siklus I, siswa dapat mencatat hasil dari operasi hitung pembagian dengan menggunakan Batang Kaligi

Afektif

(41)

2. Terlibat dalam proses pembelajaran yang berpusat pada siswa, sambil mengembangkan keterampilan sosial, meliputi: menyumbang ide/pendapat dengan komunikatif, menjadi pendengar yang baik, terampil bertanya

II. Materi Ajar

Pembagian Bilangan Dua Bilangan

Lia mempunyai 6 es krim. Lia ingin membagikannya

kepada Fitri dan Anis. Jadi dia membagi es krim tersebutmenjadi 3 bagian. Berapa banyak es krim yang dimakan masing-masing?

Caranya, setiap anak diberi satu. Kemudian sisanyadibagikan lagi masing-masing satu hingga habis

.

Setiap anak akan memperoleh 2 es krim Jadi, 6 dibagi 3 adalah 2

Perhatikan lagi contoh saat Liamembagi es krim kepada Anis dan Fitri

6 : 3 = 2

6 es krim dibagi 3 2 2 2

(42)

Jika dibalik, sebanyak 3 orang 1. Kegiatan Awal (±10 menit)

a) Guru melakukan apersepsi, guru mengulang kembali materi perkalian bilangan yang telah dipelajari pada pertemuan sebelumnya.

i) Adakah yang tahu, berapa hasil dari 2 kali 6 ? ii) Coba kalian hitung, berapa hasil dari 3 kali 4 ? iii) Bagaimana hasil perkalian 4 kali 3 ?

b) Guru motivasi untuk mengarahkan siswa memasuki materi menentukan hasil pembagian bilangan yang akan dibahas.

c) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.

d) Guru meminta siswa untuk duduk sesuai kelompok baru yang telah ditentukan.

1. Kegiatan Inti (±50 menit) Eksplorasi

a) Dengan memegang Batang Kaligi, guru menjelaskan tentang pengerjaan menentukan hasil pembagian bilangan dengan baik, sedangkan kolabolator mengamati.

b) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mencoba dan mempelajari cara mengerjakan pembagian menggunakan Batang Kaligi.

Elaborasi

(43)

d) Apabila waktu kerja kelompok habis, guru menghentikan dan secara bersama-sama dengan metode tanya jawab guru menjelaskan dan membahas kesalahan-kesalahan dan kesulitan yang dialami siswa dalam kerja kelompok tadi;

Konfirmasi

e) Guru memberikan kesempatan bertanya kepada siswa yang masih mengalami kesulitan.

f) Guru memberikan tes tertulis (lampiran K) untuk dikerjakan secara individu. 2. Kegiatan Akhir (±10 menit)

a) Guru membimbing siswa untuk menyimpulkan hasil kegiatan dan meminta siswa mencatat hasil rangkuman secara individu

b) Memberikan pujian kepada siswa yang aktif dalam mengikuti proses pembelajaran;

c) Dibagikan lembar angket tanggapan siswa (lampiran Q) untuk diisi;

d) Setelah selesai dan dikumpulkan, proses pembelajaran diakhiri dengan salam.

V. Alat/Bahan/Sumber Belajar

a. KTSP 2006 / Kurikulum SDN Pasrujambe 06 b. Standar Isi Mata Pelajaran MTK Sekolah Dasar c. Buku Matematika Gemar Berhitung 2.

d. Lembar Kerja Siswa e. Batang Kaligi VI. Penilaian 1. Tes tertulis

Kerjakan soal di bawah ini !

1. Lomba senam diikuti oleh 20 anak. Mereka dikelompokkan menjadi 5 kelompok. Setiap kelompok ada ... orang.

Jadi 20 : 5 = ....

2. Empat puluh lima buku tulis diberikan kepada 9 anak. Setiap anak mendapat ______ buku.

3. Dua puluh empat apel dibagikan kepada 6 anak. Setiap anak mendapat ______ apel.

4. Tiga puluh dua pensil dibagikan kepada 8 orang. Setiap orang akan mendapat ______ pensil .

Jadi, 32 : 8 = ______

5. Farhan memiliki dua puluh empat kelereng. Dia akan meminjamkan kelereng itu kepada 8 orang temannya. Teman Farhan masing-masing akan memperoleh kelereng sebanyak ____ buah.

(44)

2. Kinerja/Perbuatan

Tingkah laku siswa, minat belajar, sikap, keaktifan dalam bertanya dan menjawab pertanyaan, serta keaktifan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran.

Guru Peneliti

MUAWANAH

NIP. 19580607 197803 2 016 LAMPIRAN G

Melakukan Operasi Hitung Perkalian

 Standar Kompetensi : 3. Melakukan perkalian dan pembagian bilangan sampai dua angka.

 Kompetensi Dasar : 3.1 Melakukan perkalian bilangan yang hasilnya bilangan dua angka

Lakukan bersama kelompokmu!

Dengan menggunakan Batang Kaligi, Tentukan Pasangan Bilangan Berikut ini!

2 x 8 45

6 x 3 10

9 x 5 35

5 x 7 18

2 x 5 16

LKS

(45)

... Selamat Mengerjakan ...

LAMPIRAN H

Melakukan Operasi Hitung Pembagian

 Standar Kompetensi : 3. Melakukan perkalian dan pembagian bilangan sampai dua angka.

 Kompetensi Dasar : 3.2 Melakukan pembagian bilangan dua angka

Lakukan bersama kelompokmu!

Dengan menggunakan Batang Kaligi, Tentukan Hasil Pembagian Bilangan Berikut ini!

24 : 4 =

….

21 : 3 =

….

36 : 6 =

….

27 : 3 =

….

LKS

(46)

25 : 5 =

….

... Selamat Mengerjakan ... LAMPIRAN I

LEMBAR SOAL TES AKHIR SIKLUS Mata Pelajaran : Matematika

Kelas : II ( Dua )

Semester : 2 / Genap

Siklus : I

Satuan Pendidikan : SDN Pasrujambe 06

Standar Kompetensi :3.Melakukan perkalian dan pembagian bilangan sampai 2 angka. Kompetensi Dasar :3.1 Melakukan perkalian bilangan yang hasilnya bilangan dua angka I. Mari kerjakan soal perkalian di bawah ini !

1. 2 x 5 =

2. 4 x 2 =

3. 5 x 2 =

4. 5 x 3 =

5. 6 x 3 =

II. Hitunglah berapa banyaknya!

Nama Siswa : No. Absen : Nilai :

1

2

(47)

... Selamat Mengerjakan ... LAMPIRAN J

LEMBAR KUNCI SOAL TES AKHIR SIKLUS I

I. 1) 10 2) 8 3) 10 4) 15 5) 18 II.

1. 4 x 7 = 28 2. 5 x 3 = 15 3. 6 x 5 = 30 4. 3 x 6 = 18

(48)

LAMPIRAN K

LEMBAR SOAL TES AKHIR SIKLUS Mata Pelajaran : Matematika

Kelas : II ( Dua )

Semester : 2 / Genap

Siklus : I

Satuan Pendidikan : SDN Pasrujambe 06

Standar Kompetensi :3.Melakukan perkalian dan pembagian bilangan sampai 2 angka. Kompetensi Dasar :3.2 Melakukan pembagian bilangan dua angka

Kerjakan soal di bawah ini !

1. Lomba senam diikuti oleh 20 anak. Mereka dikelompokkan menjadi 5 kelompok. Setiap kelompok ada ... orang.

Jadi 20 : 5 = ....

2. Empat puluh lima buku tulis diberikan kepada 9 anak. Setiap anak mendapat ______ buku.

3. Dua puluh empat apel dibagikan kepada 6 anak. Setiap anak mendapat ______ apel.

4. Tiga puluh dua pensil dibagikan kepada 8 orang. Setiap orang akan mendapat ______ pensil .

Jadi, 32 : 8 = ______

5. Farhan memiliki dua puluh empat kelereng. Dia akan meminjamkan kelereng itu kepada 8 orang temannya. Teman Farhan masing-masing akan memperoleh kelereng sebanyak ____ buah.

Jadi, 24 : 8 = ______

(49)

... Selamat Mengerjakan ...

LAMPIRAN L

LEMBAR KUNCI SOAL TES AKHIR SIKLUS II

1) 4

2) 45 : 9 = 5 3) 24 : 6 = 4 4) 4

(50)

LAMPIRAN M

LEMBAR OBSERVASI KEGIATAN GURU PENELITIAN TINDAKAN KELAS Mata Pelajaran : Matematika

Sekolah : SDN Pasrujambe 06 Kelas : II ( Dua )

3. Guru menjelaskan tujuan yang akan dicapai 4. Guru menjelaskan langkah-langkah PBM

B. Kegiatan Inti

1. Guru mengelompokkan siswa

2. Guru mengontrol kesiapan siswa dalam berkelompok 3. Guru menjelaskan materi / memberi contoh

4. Guru mengamati kerja kelompok 5. Guru membantu kelompok 6. Guru memberikan pujian

7. Guru melakukan penilaian proses

8. Guru melakukan pengembangan materi pelajaran C. Penutup

1. Guru membuat rangkuman materi bersama siswa 2. Guru melaksanakan tes

3. Guru memberikan tugas rumah

(51)

LAMPIRAN N

LEMBAR OBSERVASI KEGIATAN SISWA PENELITIAN TINDAKAN KELAS Mata Pelajaran : Matematika

Sekolah : SDN Pasrujambe 06 Kelas : II ( Dua )

NIP. 19580607 197803 2 016 LAMPIRAN O

LEMBAR ANALISIS NILAI TES TULIS AKHIR SIKLUS PENELITIAN TINDAKAN KELAS

(52)

Sekolah : SDN Pasrujambe 06

NIP. 19580607 197803 2 016

LAMPIRAN P

FORMAT CATATAN LAPANGAN

Mata Pelajaran : Matematika Hari, Tanggal: Materi Pelajaran : Perkalian dan Pembagian Waktu :

Kelas : II ( Dua) Siklus ke :

(53)

LAMPIRAN Q

LEMBAR ANGKET SISWA

Mata Pelajaran : Matematika Hari, Tanggal: Materi Pelajaran : Perkalian dan Pembagian Waktu :

Kelas : II ( Dua) Siklus ke :

Nama Guru : Muawanah

Petunjuk : Berilah tanda ( √ ) pada kolom yang sesuai dengan pendapatmu !

No Pertanyaan Ya Tidak Ket

1.

(54)

2. Apakah anda mengalami kesulitan dalam pembelajaran ?

3. Menurut anda apakah model belajar ini menyenangkan ?

4. Jika “Ya” apakah perlu diteruskan ?

Gambar

Tabel 3.1. Jadwal Rencana Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Terdapat perbedaan hasil belajar yang signifikan antara kelas eksperimen yaitu siswa yang di ajar dengan metode peta konsep dengan menggunakan macromedia flash dan kelas kontrol

Yaitu merupakan bahan yang terdiri dari campuran nutrisi yang dapat digunakan untuk isolasi, memperbanyak, pengujian sifat fisiologi, dan perhitungan jumlah

Aplikasi pemetaan digital ini dapat menampilkan letak client hasil optimasi beserta data hasil pengukuran bit rate dan field strength dari program pengukur

Februari 2017 Tempat dari kegiatan ini adalah posko KKN UAD. Dalam pelaksanaan kegiatan ini, siswa sangat antusias sehingga. kegiatan ini terlaksana melebihi

Penelitian tindakan kelas ini terlaksana sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah disusun sebagaipemanfaatan aplikasi GeoGebra dalam memahamani karakteristik

Penggunanan kata ‘siram’ yang berbeda (walaupun sama-sama dialek bahasa Jawa) menunjukkan bahwa masyarakat Jawa kraton dan masyarakat Jawa pesisir merupakan komunitas bahasa

siswa dan mengukur kemampuan siswa dalam menerima materi yang telah disampaikan. Dari sini juga dapat diperoleh informasi apakah praktikan dapat menyampaikan materi

a. Pertumbuhan Perusahaan, di dalam perusahaan semakin tinggi kemampuan perusahaan tersebut untuk memperoleh laba, maka semakin besar pula tingkat pengembalian atas