• Tidak ada hasil yang ditemukan

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. S DENGAN EMPIEMA PARU | Karya Tulis Ilmiah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. S DENGAN EMPIEMA PARU | Karya Tulis Ilmiah"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. S DENGAN

EMPIEMA PARU DI RUANG PENYAKIT PARU LAKI

RSUD Dr. SOETOMO

SURABAYA

Oleh : Subhan

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN UNAIR

(2)

LEMBAR PENGESAHAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. S DENGAN EMPIEMA DI RUANG PARU LAKI RSUD Dr. SOETOMO SURABAYA

Oleh : Subhan

Pembimbing Akademik

Tintin Sukartini, S.Kp

Pembimbing Klinik

(3)

EMPIEMA

A. Pengertian

Adalah kondisi dimana terdapatnya udara dan nanah dalam rongga pleura dengan yang dapati timbul sebagai akibat traumatik maupun proses penyakit lainnya

B. Etiologi

1. Berasal dari Paru

 Pneumonia

 Abses Paru

 Adanya Fistel pada paru

 Bronchiektasis

 TB

 Infeksi fungidal paru

2. Infeksi Diluar Paru

 Trauma dari tumor

 Pembedahan otak

 Thorakocentesis

 Subdfrenic abces

 Abses hati karena amuba 3. Bakteriologi

 Staphilococcus Pyogenes,. Terjadi pada semua umur, sering pada anak

 Streptococcus Pyogenes

 Bakteri gram negatif

 Bakteri anaerob

C. Patofisiologi

Akibat invasi kuman progekin ke pleura timbul keradangan akut yang diikuti dengan pembentukan eksudat serous. Dengan makin banyaknya sel-sel PMN baik yang hidup atau yang mati serta peningkatan kadar cairan menjadi keruh dan kental serta adanya endapan fibrin akan membentuk kantong-kantong yang melokalisir nanah tersebut.

D. Gejala Klinis

(4)

Gejala mirip dengan pneumonia yaitu panas tinggi, nyeri pleuritik, apabila stadium ini dibiarkan dalam beberapa minggu akan timbul toksemia, anemia, pada jaringan tubuh. Jika nanah tidak segera dikeluarkan akan timbul fistel bronchopleura dan empiema neccesitasis.

2. Empiema kronik

Batasan yang tegas antara akut dan kronis sukar ditentukan disebut kronis apabila terjadi lebih dari 3 bulan. Penderita mengelub badannya lemah, kesehatan penderita tampak mundur, pucat pada jari tubuh.

E. Diagnosis

Pemeriksaan Fisik

Adanya tanda cairan disertai pergerakan hemithoraks yang sakit berkurang. Terdengar suara redup pada perkusi. Pada auskultasi suara nafas menurun sampai menghilang disisi hemithorak yang sakit.

Foto Dada

Foto thoraks PA dan lateral didapatkan gambaran opacity yang menunjukkan adanya cairan dengan atau tanpa kelainan paru. Bila terjadi fibrothoraks, trakea di mediastinum tertarik ke sisi yang sakit dan juga tampak adanya penebalan.

Diagnosa pasti

Aspirasi pleura akan menunjukkan adanya nanah didalam rongga dada (pleura). Nanah dipakai sebagi bahan pemeriksaan : Citologi, Bakteriologi, Jamur, Amoeba dan dilakukan pembiakan terhadap kepekaan antibiotik.

Penatalaksanaan

Prinsip pengobatan pada empiema : a. Pengosongan ronga pleura dari nanah

 Aspirasi Sederhana

Dilakukan berulangkali dengan memakai jarum lubang besar. Cara ini cukup baik untuk mengeluarkan sebagian besar pus dari empiema akut atau cairan masih encer. Kerugian teknik seperti ini sering menimbulkan “pocketed” empiema. USG dapat dipakai untuk menentukan lokasi dari pocket empiema.

 Drainase Tertutup

Pemasangan “Tube Thoracostomy” = Closed Drainage (WSD)

(5)

selang yang cukup besar. Apabila tiga sampai 4 mingu tidak ada kemajuan harus ditempuh dengan cara lain seperti pada empiema kronis.

 Drainase Terbuka (open drainage)

Tindakan ini dikerjakan pada empiema kronis dengan memotong sepenggal iga untuk membuat “jendela”. Cara ini dipilih bila dekortikasi tidak dimungnkinkan dan harus dikerjakan dalam kondisi betul-betul steril.

b. Pemberian antibiotika

Mengingat sebab kematian umumnya karena sepsis, maka pemberian antibiotik memegang peranan yang penting. Antibiotik harus segera diberikan begitu diagnosa diegakkan dan dosisnya harus adekuat. Pilihan antibiotik didasarkan pada hasil pengecatan gram dari hapusan nanah. Pengobatan selanjutnya tergantung pada hasil kultur dan tes kepekaan obat. Bila kuman penyebab belum jelas dapat dipakai Benzil Penicillin dosis tinggi.

c. Penutupan rongga pleura

Empiema kronis gagal menunjukkan respon terhadap drainase selang, maka dilakukan dekortikasi atau thorakoplasti. Jika tidak ditangani dengan baik akan menambah lama rawat inap.

d. Pengobatan kausal

Tergantung penyebabnya misalnya amobiasis, TB, aktinomeicosis, diobati dengan memberikan obat spesifik untuk masing-masing penyakit.

e. Pengobatan tambahan dan Fisioterapi

Dilakukan untuk memperbaiki keadaan umum

Komplikasi

Yang sering timbul adalah vistula Bronchopleura dan komplikasi lainnya. Yang mungkin timbul misalnya syock, sepsis, kegagalan jantung, kongestif, dan otitis media.

F. Penatalaksanaan Keperawatan 1. Pengkajian Data Dasar

 Riwayat/adanya faktor-faktor penunjang

Merokok, terpapar polusi udara yang berat, riwayat alergi pada keluarga

 Riwayat yang dapat mencetuskan

(6)

Stress emosional, aktivitas fisik berlebihan Infeksi saluran nafas

Drop out pengobatan

 Pemeriksaan Fisik

 Manifestasi klasik dari PPOM Peningkatan dispnea

Retraksi otot-ot\ot abdominal, menganngkat bahu saat inspirasi, pernafasan cuping hidung (penggunaan otot aksesories pernafasan)

Penurunan bunyi nafas Tachipnea, orthopnea

 Gejala-gejala menetap pada proses penyakit dasar ASMA

Batuk (produktif/non produktif) Dada terasa seperti terikat

Mengi saat inspirasi dan ekspirasi (terdengar tanpa stetoskop) Pernafasan cuping hidumng

Ketakutan dan diaphoresis BRONCHITIS

Batuk produktif dan sputum warna putih, terjadi pada pagi hari (disebut batuk perokok)

 Makanan/Cairan

- Mual, muntah, anorkesia, penurunan BB menetap (empisema) - Peningkatan BB menetap (oedema) pada bronchitis

- Turgor menurun

- Penurunan massa otot/lemak sub kutan (emfisema) - Hepatomegali (bronchitis)

 Higiene

Penurunan kemampuan ADL

 Pernafasan

- Nafas pendek (disepnea sebagai keluhan menonjol pada emphisema) - Episode sukar bernafas (asma)

- Rasa dada tertekan

(7)

selama tiga bulan berturut-turut sedikitnya selama dua tahun - Sputum banyak sekali (pada bronchitis kronis)

- Riwayat pneumonia berulang, terpajan polusi pernafasan/zat kimia (rokok, debu/asap, asbes, kain katun, serbuk gergaji)

- Defisiensi alfa – antitripsin (emphisema) - Penggunaan otot bantu pernafasan

- Buny naffas : redup denga ekspirasi mengi (emfisema) - Perkusi : Hipersonan (jebakan udara pada emfisema)

Bunyi pekak (konsolidasi, cairan) - Kesulitan bicara kalimat / lebih dari 4 – 5 kata

- Pink buffer (warna kulit normal kalau frekuensi nafas cepat)

 Seksualitas Penuruan Libido

2. Diagnosa Keperawatan

A. Tidak efektif Bersihan Jalan nafas b.d bronchospasme, sekret kental Tujuan : Bersihan Jalan nafas efektif

Secara verbal menyatakan kesulitan bernafas Penggunaan otot bantu penafasan

Mengi, ronchi, cracles

Batuk (menetap) dengan/tanpa produksi sputum

Kriteria Hasil

- Bunyi nafas bersih - Batuk efektif

- Mengi (-), Ronchii (-) Cracles (-)

INTERVENSI RASIONAL

Auskultasi bunyi nafas Derajad spasme broncus (dengan / tanpa obstruksi saluran nafas) : ekspirasi mengi, tidak ada bunyi nafas, bunyi nafas redup

Kaji frekuensi pernafasan Prose infeksi akut (tachipnea) Catat : Keluhan Dispnea,

keluhan lapar udara : Gelisah, distres nafas, penggunaan otot bantu pernafasan

Klien denga distres berat akan mencari posisi yang paling mudah untuk bernafas

(8)

polusi yang dapat mentriger episode akut

B. angguan Pertukaran Gas b.d Obstruksi Jalan Nafas sekunder terhadap penumpukan sekret, Bronchospasme

Tujuan :

Pertukaran gas dapat dipertahankan Data :

Dispnea, gelisah, ketidakmampuan mengeluarkan sekret, GDA (hipoksia), Perubahan tanda vital, penurunan toleransi aktivitas

Kriteria Hasil :

- Perbaikan sirkulasi dan oksigenasi - GDA dalam batas normal

- Tanda distress pernafasan tidak ada

INTERVENSI RASIONAL

Kaji frekuensi dan kedalaman pernafasan, catat penggunaan otot bantu pernafasan dan ketidakmampuan bicara karena sesak

Evaluasi derajad distress nafas dan kronis atau tidaknya proses penyakit.

Bantu klien untuk mencari posisi yang nenudahkan bernafas, dengan kepala lebih tinggi

Suplai O2 dapat diperbarui dalam

latihan nafas agar paru tidak kolaps.

Bantu klien untuk batuk efektif Batuk efektif membantu mengeluarkan sputum sebagai sumber utama gangguan pertukaran gas.

Auskultasi suara nafas Suara nafas redup oleh karena adanya penurunan penurunan aliran udara/ konsolidasi. Mengni menunjukkan adanya bronkospasme dan kracles menunjukkan adanya cairan

C. Perubahan Nutrisi : Kurang dari Kebutuhan Tubuh b.d Sesak nafas,anoreksia, mual, muntah, efek obat, kelemahan.

Tujuan : Status nutrisi dapat dipertahankan

Data : Penurunan B, Intke makanan dan minuman menurun, mengatakan tidak nafsu makan

(9)

- BB tidak mengalami penurunan - Intake makanan dan cairan adekuat - Nafsu makan meningkat/baik

INTERVENSI RASIONAL

Obserasi intake dan output/8 jam. Jumlah makanan dikonsumsi tiap hari dan timbang BB tiap hari

Mengidentifikasi adanya kemajuan/ penyimpanan dari tujuan yang diharapkan Ciptakan suasana yang menyenangkan,

lingkungan yang bebas dari bau selama waktu makan :

- Lakukan perawatan mulut sebelum dan setelah makan

- Bersihkan lingkungan tempat penyajian makanan

- Hindari pengunaan

pengharum berbau menyengat

- Lakukan chest fisioterapi dan nebulizer selambat-lambatnya satu jam sebelum makan

- Sediakan tempat yang tepat untuk membuang tissue/sekret batuk

(10)

TINJAUAN KASUS

1. PENGKAJIAN Identitas Klien

Nama : Tn. S

Jenis Kelamin : Laki-laki Umur : 52 tahun Suku/bangsa : Jawa/Indonesia Status marital : Kawin

Pendidikan : SD Pekerjaan : Dagang Bahasa yang dig : Jawa

Alamat : Pesuwan Porong

Penanggungjawab

Nama : Ny. S

Hub. Dg klien : Istri Pendidikan :

-Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Alamat : Pesuwan Porong

Alasan Masuk Rumah Sakit

Sesak nafas dan batuk sejak dua bulan yang lalu dan dirasakan makin lama makin bertambah berat. Setelah periksa ke dokter dianjurkan untuk dirujuk ke RSUD Dr. Soetomo surabaya

Keluhan Utama : Sesak Nafas

Klien mengeluh seak sejak 2 bulan yang lalu dan dirasakan makin hari makin memberat, sesak dirasakan bertambah bila klien jalan sekitar 10 meter dan timbul nyeri pada dada serta saat klien berbaring terlentang. Sessak dirasa berkurang bila klien duduk. Untuk mengurangi rasa sesak klien hanya tidur dengan posisi duduk dan sulit tidur. Sesak yang timbul dirasakannya menekan pada dada bagian bawah dan hingga membuat klien merasa kepayahan untuk melakukan kegiatan sehingga klien hanya di tempat tidur dan jarang tidur terlentang.

Riwayat Kesehatan Sebelumnya

(11)

minum obat dari warung. Klien tidak pernah MRS sebelumnya, klien mengatakan tidak pernah alergi obat / makanan tertentu. Klien sebelumnya biasa menggunakan rokok sekitar 2 bungkus tiap harinya selama sekirat 35 tahun.

Riwayat Kesehatan Sekarang

Kien saat ini mengalami batuk-batuk ringam nulai 2 bulan yang lalu, gejala menjadi lebih berat sekitar satu bulan. Awalnya klien berobat ke dokter swasta sebanyak dua kali namun tidak sembuh. Satu bulan terakhir klien menjadi sesak dan rasa sesak meningkat. Lalu klien berobat ke dokter dan karena pengobatan tidak sembuh dianjrukan untuk dibawa ke RS.

Riwayat kesehatan keluarga

Klien mengatakan bahwa dalam keluarga tidak ada yang mengalami penyakit jantung, asma, kening manis, gondok dam tidak ada yang mengalami sakit batuk-batuk selama satu tahun terakhir.

Aktivitas Hidup Sehari-hari

Aktivitas Sehari-hari Sebelum MRS Saat MRS Makan dan Minum

a. Pola Makan b. Makanan disukai c. Makanan Pantang

Minuman

a. Jenis minuman b. Jumlah (24 jam) c. Minuman disukai

3 X/hari satu porsi nasi pecel

(12)

a. Frekuensi b. Banyak c. Warna

d. Kelainan dan bau KERINGAT

a. Banyaknya b. Kelainan dan bau

8 – 10 X/hari

Istirahat dan Tidur ISTIRAHAT

tidur dengan duduk AKTIVITAS

Hambatan dalam PH

Mandiri Mandiri Mandiri Mandiri

-Di tempat tidur Di tempat tidur

-mandiri Sesak nafas REKREASI

a. Mendengarkan radio b. Menonton televisi c. Olah raga

d. Tempat hiburan

(13)

Sosial

Klien selalu dijenguk oleh keluarga, tetangganya dan menyatakan biasa ikut perkumpulan RT yang dilakukan di lingkungannnya.

Spiritual

Klien mengatakan ia idak shalat karena sekarang sedang mengalami sakit. Klien mengatakan bahwa iaakan istirahat selama sakit.

Pemeriksaan Fisik

 Umum

Kesadaran Composmentis, GCS = 15 Penampilan Kurus, TB 170 Cm BB 43 Kg, TD = 120/80 mmHg, Nadi 92 X/mnt, RR 28 X/mnt, S : 37,2OC

 Kepala

Bentuk oval, ukuran relatif proporsional dengan tubuh, kulit kepala lesi (-) tumor (-)

 Rambut

Lurus, tebal, hitam, dan bersih

 Mata

Mampu menghitung jari dengan baik pada jarak 5 meter, icterus (-) conjungtiva tidak anemis, pupil isokhor reflek baik +/+ posisi okular simetris, tidak menggunakan kacamata.

 Hidung

Simetris, sekret tidak ada, penciuman baik, tidak ditemukan polip/peradangan mukosa.

 Telinga

Pendengaran baik, posisi simetris, tidak ada serumen/cairan

 Mulut dan Gigi

Bibir simetris, bau mulut tidak sedap, perdarahan gusi (-) halitosis (-), kerusakan mukosa (-), Jumlah gigi 32 Caries (-) kebersihan gigi kurang, hiperemis tepi lidah (-) fungsi pengecapan baik, peradanngan faring (-)

 Leher

Pembesaran KGB (-) Pembesaran Thiroid (-) Peningkatan VJP (-), kaku kuduk (-)

 Thoraks

Dada simetris, pergerakan simetris, retraksi intercostal (+)supralavicula (+), Terpasang selang WSD pada ICS 4-5 midaxila dekstra, Keluaran (+)

(14)

Perkusi sonor simetris kanan kiri Whezing (-) Ronchii (-)

 Abdomen

Meteorismus (-) tidak teraba adanya massa distensi (+) BU 10 X/mnt, intensitas lemah

 Genital

Tidak ada keluhan berkemih

 Ekstremitas

Simetris, deformitas (-), lessi (-) oedema (-) cyanosis (-) Teraba keringat dingin pada akral

 Integumen

(15)

ANALISA DATA

DATA ETIOLOGI MASALAH

DS :

dada nyeri sebelah kiri bila untk bernafas

DO :

Sering mengusap dada kiri Perilaku distraksi

N : 92 X/mnt T : 140/90 mmHg

Penumpukan Pus

Tekanan Intrapleural

Rangsang saraf nyeri

Gangguan rasa Nyaman : Nyeri

DS :

Mengatakan nafsu makan menurun dan terasa mual

DO :

Makan habis 6 – 7 sendok makan, Turgor cukup, BB 49 Kg,TB 170 Cm

Sesak Diagnosa Keperawatan :

Gangguan rasa nyaman : nyeri b.d proses infeksi pada paru Tujuan :

Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3 X 24 jam nyeri berkurang dan klien dapat beradaptasi dengan nyeri yang ada

Kriteria hasil :

 Mengungkapkan rasa nyeri di dada kiri berkurang

 Dapat bernafas tanpa rasa nyeri

 Tanda vital dalam batas normal

 Hasil laborat : Leukosit dalam batas normal

Tgl Intervensi Rasional

14/01 Pantau nadi dan tekanan darah tiap 3 – 4 jam

Identifikasi kemajuan/penyimpangan dari hasil yang diharapkan

Kaji tinkat nyeri dan kemampuan adaptasi

Memantau tingkat nyeri dan respon klien terhadap nyeri yang timbul

Berikan tindakan untuk

memberikan rasa

nyaman/menurangi nyeri

Berupa relaksasi, distraksi visual, distraksi motorik, pengaturan posisi

Kolaborasi : pemberian analgetik Mengontrol nyeri dan memblok jalan rangsang nyeri

(16)

bertambah mungkin timbul

Diagnosa Keperawatan

Resiko Perubahan Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d anoreksia Tujuan :

Dalam waktu 5 X 24 Jam nafsu makan klien meningkat Kriteria hasil :

- Rasa mual berkurang /tidak ada - Turgor meningkat

- Diit dari RS habis

Tgl Intervensi Rasional

14/01 Berikan penjelasan tentang pentingnya makanan yang adekuat dan bergizi

Meningkatkan pengetahuan dan kepatuhan untuk menjalankan program diet sesuai aturan

Dorong klien untuk makan diet TKTP

Peningkatan pemenuhan kebutuhan dan kebutuhan pertahanan tubuh

Anjurkan makan dalam prosi kecil dan sering

Distensi abdomen akibat makanan banyak mungkin menriger adanya nyeri Pertahankan higiene mulut Akumulasi partikel makanan di mulut

menambah rasa ketidaknyamanan pada mulut dan menurunkan nafsu makan Kolaborasi dengan tim gizi untuk

mengganti bubur mulai makan siang (14/02/02)

Meninkatkan kemampuan asupan sesuai dengan kemampuan klien

3. PELAKSANAAN

(17)

10.00 13.00 13.15 14.00

Memberikan minuman hanggat

Melakukan injeksi Cefotaxim 3 X 1 gram IV Menganjurkan untuk menghirup uap air panas Observasi tanda vital

Mengganti cairan infus RL

14/02/02 Dx. 2

08.00 09.15 10.00 10.15

12.30

Memberikan penjelasan tentang pentingnya nutrisi Observasi tanda vital TD 130/90mmHg N 90 X/mnt Menganjurkan untuk makan sedikit tapi sering

Menyuruh klien untuk berkumur terlebih dahulu sebelum dan sesudah makan

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan : Untuk mengetahui pelaksanaan Fisioterapi dalam mengurangi sesak nafas, meningkatkan ekspansi thorak, mengurangi nyeri dada, dan mengurangi spasme otot

e. Observasi tingkat nyeri, dan respon motorik klien, 30 menit setelah pemberian obat analgetik untuk mengkaji efektivitasnya. Pengetahuan yang akan dirasakan

Diagnosa keperawatan :Nyeri yang berhubungan dengan saraf yang terbuka, kesembuhan luka dan penanganan luka bakar d.dklien mengeluh nyeri pada area

Nyeri dada dapat timbul dalam berbagai bentuk tapi biasanya dialami sebagai rasa sakit atau tidak nyaman sebagai akibat penyebaran neopalstik ke

Pada pasien didapatkan keluhan sesak napas sejak 6 hari SMRS yang makin lama makin memberat, tidak dipengaruhi oleh aktivitas dan cuaca, disertai adanya nyeri dada sejak

Soehadi Projonegoro Sragen didapatkan jumlah pasien Old Miocard infark (OMI), yaitu sebesar 4 pasien. Klien dibawa ke IGD RS Sragen karena nyeri dada dan sesak nafas

mendengar sejak 2 tahun yang lalu, klien juga mengatakan terasa nyeri pada kedua tulang telinga bagian belakang, skala nyeri 6, dan klien mengeluh telinga kanan dan kiri 1

Deep Breathing Exercises Indikator pre test post test Nyeri P : klien mengatakan nyeri P : klien mengatakan nyeri di dada kiri post WSD didada kiri post WSD Q : klien mengatakan nyeri