• Tidak ada hasil yang ditemukan

LK SEMESTER I T.A 2017 yg sudag di Revisi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "LK SEMESTER I T.A 2017 yg sudag di Revisi"

Copied!
67
0
0

Teks penuh

(1)

KATA PENGANTAR

Sebagaimana diamanatkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara bahwa Menteri/Pimpinan Lembaga sebagai Pengguna Anggaran/Barang mempunyai tugas antara lain menyusun dan menyampaikan laporan keuangan Kementerian Negara/Lembaga yang dipimpinnya.

Kantor Pusat Penelitian Laut Dalam LIPI adalah salah satu entitas akuntansi di bawah Badan Akuntansi dan Pelaporan Keuangan yang berkewajiban menyelenggarakan akuntansi dan laporan pertanggungjawaban atas pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara. Salah satu pelaksanaannya adalah dengan menyusun laporan keuangan berupa Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan Operasional, Laporan Perubahan Ekuitas dan Catatan atas Laporan Keuangan.

Penyusunan Laporan Keuangan Semester I Kantor Pusat Penelitian Laut Dalam LIPI mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan dan kaidah-kaidah pengelolaan keuangan yang sehat dalam Pemerintahan. Laporan Keuangan ini telah disusun dan disajikan dengan basis akrual sehingga akan mampu menyajikan informasi keuangan yang transparan, akurat dan akuntabel.

Laporan Keuangan ini diharapkan dapat memberikan informasi yang berguna kepada para pengguna laporan khususnya sebagai sarana untuk meningkatkan akuntabilitas/pertanggungjawaban dan transparansi pengelolaan keuangan negara pada Kantor Pusat Penelitian Laut Dalam LIPI. Di samping itu, laporan keuangan Semester I ini juga dimaksudkan untuk memberikan informasi kepada manajemen dalam pengambilan keputusan dalam usaha untuk mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik (good

(2)

Ambon, 25 Juli 2017 Kepala,

Pusat Penelitian Laut Dalam LIPI

Dr. Augy Syahailatua

(3)

DAFTAR ISI

TAR ISI

Kata Pengantar 1

Daftar Isi 3

PernyataanTanggung Jawab 4

Ringkasan 5

I. Laporan Realisasi Anggaran 8

II. Neraca 9

III. Laporan Operasional 10

IV. Laporan Perubahan Ekuitas 11

V. Catatan atas Laporan Keuangan 12

A. Penjelasan Umum 12

B. Penjelasan atas Pos-Pos Laporan Realisasi Anggaran 27

C. Penjelasan atas Pos-Pos Neraca 36

D. Penjelasan atas Pos-Pos Laporan Operasional 53 E. Penjelasan atas Pos-Pos Laporan Perubahan Ekuitas 60

F. Pengungkapan Penting Lainnya 64

VI. Lampiran dan Daftar 65

- Rincian Nilai Perolehan, Beban Penyusutan/Amortisasi - Aplikasi SAIBA

- Laporan Barang Pengguna (CARBMN) - Laporan Rekening Pemerintah

- Berita Acara Rekonsiliasi (BAR) - Fotokopi Rekenig Koran

- Dipa Awal dan Dipa Revisi - Rekening Satker

(4)

( INDONESIAN INSTITUTE OF SCIENCES )

PUSAT PENELITIAN LAUT DALAM

Alamat : Jl. Y. Syaranamual, Guru-Guru, Poka - Ambon 97233 Telp : 0911 - 322676, 322677 ; Fax : 0911 – 322700

E-mail : [email protected] Website : www.deepsea.lipi.go.id

PERNYATAAN TANGGUNG JAWAB

Laporan Keuangan Semester I Kantor Pusat Penelitian Laut Dalam LIPI yang terdiri dari: Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan Operasional, Laporan Perubahan Ekuitas, dan Catatan atas Laporan Keuangan Tahun Anggaran per 30 Juni 2016 sebagaimana terlampir, adalah merupakan tanggung jawab kami.

Laporan Keuangan Semester I tersebut telah disusun berdasarkan sistem pengendalian interen yang memadai ,dan isinya telah menyajikan informasi pelaksanaan anggaran dan posisi keuangan secara layak sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan.

Ambon, 25 Juli 2017 Kepala,

Pusat Penelitian Laut Dalam LIPI

Dr. Augy Syahailatua

(5)

RINGKASAN LAPORAN KEUANGAN

Laporan Keuangan Semester I Kantor Pusat Penelitian Laut Dalam LIPI Tahun 2017 ini telah disusun dan disajikan sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) dan berdasarkan kaidah-kaidah pengelolaan keuangan yang sehat di lingkungan pemerintahan. Laporan Keuangan ini meliputi:

1. LAPORAN REALISASI ANGGARAN

Laporan Realisasi Anggaran menggambarkan perbandingan antara anggaran dengan realisasinya, yang mencakup unsur-unsur Pendapatan-LRA dan Belanja selama periode 1 Januari sampai dengan Per 30 Juni 2017.

Realisasi Pendapatan Negara per 30 Juni T.A 2017 adalah berupa Penerimaan Negara Bukan Pajak sebesar Rp 1.640.077 atau mencapai 0 persen dari estimasi Pendapatan-LRA sebesar Rp 0.

Realisasi Belanja Negara pada Semester I T.A 2017 adalah sebesar Rp 6.787.610.307 atau mencapai 36,56 persen dari alokasi anggaran sebesar Rp 18.563.861.000.

2. NERACA

Neraca menggambarkan posisi keuangan entitas mengenai aset, kewajiban, dan ekuitas pada Semester I T.A 2017. Nilai Aset per 30 Juni 2017 dicatat dan disajikan sebesar Rp 50.927.577.237 yang terdiri dari: Aset Lancar sebesar Rp 210.644.125; Piutang Bukan Pajak (netto) sebesar Rp 9.950.000; Aset Tetap sebesar Rp 50.634.201.627; dan Aset Lainnya (neto) sebesar Rp 82.731.485.

Nilai Kewajiban dan Ekuitas masing-masing sebesar Rp 50.927.577.237.

3. LAPORAN OPERASIONAL

(6)

surplus/defisit sebelum pos luar biasa, pos luar biasa, dan surplus/defisit-LO, yang diperlukan untuk penyajian yang wajar. Pendapatan-LO untuk periode sampai dengan per 30 Juni 2017 adalah sebesar Rp 0, sedangkan jumlah beban dari kegiatan operasional adalah sebesar Rp 8.627.460.506 sehingga terdapat Defisit dari Kegiatan Operasional senilai Rp (8.627.460.506). Surplus/(Defist) dari Kegiatan Non Operasional sebesar Rp. 1.333.277 dan Surplus/(Defisit) Pos-pos Luar Biasa masing-masing sebesar Rp 0 sehingga entitas mengalami Defisit-LO sebesar Rp (8.826.127.229).

4. LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS

Laporan Perubahan Ekuitas Semester I T.A 2017 menyajikan informasi kenaikan atau penurunan ekuitas tahun pelaporan dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Ekuitas pada tanggal 01 Januari 2017 adalah sebesar Rp 52.567.734.236 dikurangi Defisit-LO sebesar Rp (8.626.127.229) ditambah dengan koreksi-koreksi senilai Rp 0 dan Transaksi Antar Entitas sebesar Rp 6.785.970.230 sehingga Ekuitas entitas pada tanggal 30 Juni 2017 adalah senilai Rp 50.727.577.237.

5. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK) Semester I T.A 2017 menyajikan informasi tentang penjelasan atau daftar terinci atau analisis atas nilai suatu pos yang disajikan dalam Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan Operasional, dan Laporan Perubahan Ekuitas. Termasuk pula dalam CaLK adalah penyajian informasi yang diharuskan dan dianjurkan oleh Standar Akuntansi Pemerintahan serta pengungkapan-pengungkapan lainnya yang diperlukan untuk penyajian yang wajar atas laporan keuangan.

(7)
(8)

I. LAPORAN REALISASI ANGGARAN

KANTOR PUSAT PENELITIAN LAUT DALAM LIPI LAPORAN REALISASI ANGGARAN

UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR per 30 Juni 2017 dan per 30 Juni 2016

(Dalam Rupiah)

PER 30 JUNI 2016

ANGGARAN REALISASI REALISASI

PENDAPATAN

PENERIMAAN NEGARA B.1 - 1,640,077 0.00 146 Penerimaan Negara Bukan Pajak B.2 - 1,640,077 0.00 146

JUMLAH PENDAPATAN - 1,640,077 0.00 146

BELANJA B.3.

Belanja Pegawai B.4 11,230,000,000 4,559,286,521 40.60 3,482,516,968 Belanja Barang B.5 5,033,861,000 2,154,318,536 42.80 4,607,747,436 Belanja Modal B.6 2,300,000,000 74,005,250 3.22 222,020,000 Belanja Bantuan Sosial B.7 - - 0.00 JUMLAH BELANJA 18,563,861,000 6,787,610,307 36.56 8,312,284,404

% thd Angg CATATA

N

URAIAN PER 30 JUNI 2017

(9)

LAPORAN KEUANGAN SEMESTER I TA. 2017 Hal - 9 -

KODE/SATKER : 450015/PUSAT PENELITIAN LAUT DALAM LIPI

II. NERACA

KANTOR PUSAT PENELITIAN LAUT DALAM LIPI NERACA

Per 30 Juni 2017 dan 31 Desember 2016

(Dalam Rupiah) Penyisihan Piutang Tak Tertagih - Bagian Lancar Tagihan

Tuntutan Perbendaharaan/TGR C.6 -

(10)

LAPORAN KEUANGAN SEMESTER I TA. 2017 Hal - 10 -

KODE/SATKER : 450015/PUSAT PENELITIAN LAUT DALAM LIPI

III. LAPORAN OPERASIONAL

KANTOR PUSAT PENELITIAN LAUT DALAM LIPI LAPORAN OPERASIONAL

UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR per 30 Juni 2017 dan per 30 Juni 2016

(Dalam Rupiah)

Catatan atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan

CATATAN PER 30 JUNI 2017 PER 30 JUNI 2016

Pendapatan Negara Bukan Pajak Lainnya D.1 - 16

SURPLUS (DEFISIT) DARI KEGIATAN OPERASIONAL (8,627,460,506) (10,824,494,014)

(11)

LAPORAN KEUANGAN SEMESTER I TA. 2017 Hal - 11 -

KODE/SATKER : 450015/PUSAT PENELITIAN LAUT DALAM LIPI

IV. LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS

KANTOR PUSAT PENELITIAN LAUT DALAM LIPI LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS

UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR per 30 Juni 2017 dan per 30 Juni 2016

(Dalam Rupiah)

URAIAN CATATAN PER 30 JUNI 2017 PER 30 JUNI 2016 EKUITAS AWAL E.1 52,567,734,236 56,311,217,287 SURPLUS/DEFISIT LO E.2 (8,626,127,229) (9,979,917,714) KOREKSI YANG MENAMBAH/MENGURANGI

EKUITAS E.3 - 4,432,862 DAMPAK KUMULATIF PERUBAHAN

KEBIJAKAN/KESALAHAN MENDASAR

PENYESUAIAN NILAI ASET E.3.2 - KOREKSI NILAI PERSEDIAAN E.3.3 - SELISIH REVALUASI ASET TETAP E.3.4 - KOREKSI NILAI ASET TETAP NON REVALUASI E.3.5 - 4,432,862 KOREKSI LAIN-LAIN E.3.6 - -TRANSAKSI ANTAR ENTITAS E.4 6,785,970,230 9,459,054,758 KENAIKAN/PENURUNAN EKUITAS E.5 (1,840,156,999) (516,330,094) EKUITAS AKHIR E.6 50,727,577,237 55,794,887,193

E.3.1 -

(12)

A. PENJELASAN UMUM

A.1. Penjelasan Umum, Profil dan Kebijakan Teknis

Kantor Pusat Penelitian Laut Dalam – Ambon

Dasar

Hukum

Entitas dan

Rencana

Strategis

Sejalan dengan dinamika pembangunan dan perkembangan kemajuan ilmu pengetahuan serta upaya mendukung visi dan misi LIPI 2015-2019, maka ditetapkan visi dan misi Pusat Penelitian Laut Dalam LIPI untuk periode 2015-2019, yaitu:

Visi

“Menjadi institusi yang tangguh dalam

penguasaan ilmu pengetahuan laut dalam di

Kawasan Indo-Pasifik”

Misi

1. Melaksanakan penelitian laut dalam, pemanfaatan

dan pengelolaan sumberdaya laut secara

berkelanjutan di Kawasan Timur Indonesia dan Indo-Pasifik,

2. Turut serta dalam meningkatkan kesejahteraan

masyarakat di sektorkemaritiman,

3. Mendukung pemerintah dalam memperkuat daya

saing regional dan global pada aspek pembangunan sektor kemaritiman.

Tugas dan Fungsi (Tusi)

Sesuai dengan SK Kepala LIPI NO. 1 Tahun 2014, P2LD LIPI mempunyai tugas melaksanakan penelitian di bidang laut dalam. Pada pelaksanaan tugasnya, P2LD LIPI menyelenggarakan fungsi:

1. Penyusunan kebijakan teknis, rencana dan program penelitian di bidang laut dalam;

2. Penelitian di bidang laut dalam;

3. Pemantauan, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan penelitian di bidang laut dalam; dan

4. Pelaksanaan urusan tata usaha.

(13)

Sasaran Strategis

Berdasarkan visi,misi dan tusi di atas maka Pusat Penelitian Laut Dalam LIPI memiliki sasaran strategis yang merupakan penjabaran dari misi yang akan diemban dalam periode 2015-2019, yaitu sebagai berikut:

1 Melakukan pengkajian proses-proses laut dalam dan dinamika dasar laut, melalui:

- Terlaksananya ekspedisi kelautan di KTI;

- Telaksananya kajian sumberdaya dasar laut dalam baik hayati (mikro dan makro) maupun nirhayati;

- Terlaksananya kajian siklus materi di kawasan laut dalam, dan dinamika dasar laut.

2 Melakukan kajian interaksi iklim dan lautan, melalui: - Terlaksananya kajian interaksi atmosfer dan laut; - Terlaksananya kajian mengenai dampak

perubahan iklim terhadap ekosistem laut di KTI. 3 Mendukung upaya pemerintah pusat dan daerah

dalam rangka pengelolaan wilayah pesisir di KTI, melalui:

- Terlaksananya kajian mengenai dampak aktivitas antropogenik terhadap lingkungan laut;

- Terlaksananya kajian potensi wilayah pesisir di kawasan laut dalam (a.l. ekowisata, budidaya, konservasi, dan taman laut);

- Terlaksananya kajian potensi sumber daya laut di pulau-pulau terluar KTI;

- Terlaksananya kajian kerentanan wilayah pesisir terhadap perubahan iklim;

- Terlaksananya kajian potensi dan pemanfaatan biota laut bernilai ekonomis dan/atau ekologis penting untuk memperkuat ketahanan masyarakat pesisir (a.l. bank bibit, teknologi tepat guna, dan rehabilitasi ekosistem)

(14)

terdistribusinya materi diseminasi yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat (ilmiah, industri dan umum);

 Terwujudnya kerjasama yang lebih luas dengan institusi pemerintah maupun swasta dalam rangka pemanfaatan sumberdaya laut dengan lebih bijaksana

Pendekatan

Penyusunan

Laporan

Keuangan

A.2. Pendekatan Penyusunan Laporan Keuangan

Laporan Keuangan Semester I T.A 2016 ini merupakan laporan yang mencakup seluruh aspek keuangan yang dikelola oleh Kantor Pusat Penelitian Laut Dalam LIPI. Laporan Keuangan Semester I T.A 2017 ini dihasilkan melalui Sistem Akuntansi Instansi (SAI) yaitu serangkaian prosedur manual maupun yang terkomputerisasi mulai dari pengumpulan data, pencatatan dan pengikhtisaran sampai dengan pelaporan posisi keuangan dan operasi keuangan pada Kementerian Negara/Lembaga.

(15)

Basis

Akuntansi

A.3. Basis Akuntansi

Kantor Pusat Penelitian Laut Dalam LIPI menerapkan basis akrual dalam penyusunan dan penyajian Neraca, Laporan Operasional, dan Laporan Perubahan Ekuitas serta basis kas untuk penyusunan dan penyajian Laporan Realisasi Anggaran. Basis akrual adalah basis akuntansi yang mengakui pengaruh transaksi dan peristiwa lainnya pada saat transaksi dan peristiwa itu terjadi, tanpa memperhatikan saat kas atau setara kas diterima atau dibayarkan. Sedangkan basis kas adalah basis akuntansi yang yang mengakui pengaruhi transaksi atau peristiwa lainnya pada saat kas atau setara kas diterima atau dibayar. Hal ini sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) yang telah ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan.

Dasar

Pengukuran

A.4. Dasar Pengukuran

Pengukuran adalah proses penetapan nilai uang untuk mengakui dan memasukkan setiap pos dalam laporan keuangan. Dasar pengukuran yang diterapkan Kantor

Pusat Penelitian Laut Dalam LIPI dalam penyusunan dan penyajian Laporan Keuangan adalah dengan menggunakan nilai perolehan historis.

(16)

bersangkutan.

Pengukuran pos-pos laporan keuangan menggunakan mata uang rupiah. Transaksi yang menggunakan mata uang asing ditranslasi terlebih dahulu dan dinyatakan dalam mata uang rupiah.

Kebijakan

Akuntansi

A.5. Kebijakan Akuntansi

Penyusunan dan penyajian Laporan Keuangan Semester I T.A 2017 telah mengacu pada Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP). Kebijakan akuntansi merupakan prinsip-prinsip, dasar-dasar, konvensi-konvensi, aturan-aturan, dan praktik-praktik spesifik yang dipilih oleh suatuentitas pelaporan dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan. Kebijakan akuntansi yang diterapkan dalam laporan keuangan ini adalah merupakan kebijakan yang ditetapkan oleh Badan Akuntansi dan Pelaporan Keuangan yang merupakan entitas pelaporan dari Kantor Pusat Penelitian Laut Dalam LIPI. Disamping itu, dalam penyusunannya telah diterapkan kaidah-kaidah pengelolaan keuangan yang sehat di lingkungan pemerintahan.

Kebijakan-kebijakan akuntansi penting yang digunakan dalam penyusunan Laporan Keuangan Kantor Pusat Penelitian Laut Dalam LIPI adalah sebagai berikut:

Pendapatan-LRA

(1) Pendapatan- LRA

 Pendapatan-LRA diakui pada saat kas diterima pada Kas Umum Negara (KUN).

(17)

membukukan penerimaan bruto, dan tidak mencatat jumlah nettonya (setelah dikompensasikan dengan pengeluaran).

 Pendapatan-LRA disajikan menurut klasifikasi sumber pendapatan.

Pendapatan-LO

(2) Pendapatan- LO

 Pendapatan-LO adalah hak pemerintah pusat yang diakui sebagai penambah ekuitas dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan dan tidak perlu dibayar kembali.

 Pendapatan-LO diakui pada saat timbulnya hak atas pendapatan dan /atau Pendapatan direalisasi, yaitu adanya aliran masuk sumber daya ekonomi. Secara khusus pengakuan pendapatan-LO pada Badan Akuntansi dan Pelaporan Keuangan adalah sebagai berikut:

o Pendapatan Jasa Pelatihan diakui setelah pelatihan selesai dilaksanakan

o Pendapatan Sewa Gedung diakui secara proporsional antara nilai dan periode waktu sewa.

o Pendapatan Denda diakui pada saat dikeluarkannya surat keputusan denda atau dokumen lain yang dipersamakan

 Akuntansi pendapatan LO dilaksanakan berdasarkan azas bruto, yaitu dengan membukukan penerimaan bruto, dan tidak mencatat jumlah nettonya (setelah dikompensasikan dengan pengeluaran).

(18)

pendapatan.

Belanja (3) Belanja

 Belanja adalah semua pengeluaran dari Rekening Kas Umum Negara yang mengurangi Saldo Anggaran Lebih dalam peride tahun anggaran yang bersangkutan yang tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh pemerintah.

 Belanja diakui pada saat terjadi pengeluaran kas dari KUN.

 Khusus pengeluaran melalui bendahara pengeluaran, pengakuan belanja terjadi pada saat pertanggungjawaban atas pengeluaran tersebut disahkan oleh Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN).

 Belanja disajikan menurut klasifikasi ekonomi/jenis belanja dan selanjutnya klasifikasi berdasarkan organisasi dan fungsi akan diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan.

Beban (4) Beban

 Beban adalah penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa dalam periode pelaporan yang menurunkan ekuitas, yang dapat berupa pengeluaran atau konsumsi aset atau timbulnya kewajiban.

 Beban diakui pada saat timbulnya kewajiban; terjadinya konsumsi aset; terjadinya penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa.

(19)

atas Laporan Keuangan.

Aset (5) Aset

Aset diklasifikasikan menjadi Aset Lancar, Aset Tetap, Piutang Jangka Panjang dan Aset Lainnya.

Aset Lancar a. Aset Lancar

 Kas disajikan di neraca dengan menggunakan nilai nominal. Kas dalam bentuk valuta asing disajikan di neraca dengan menggunakan kurs tengah BI pada tanggal neraca.

 Investasi Jangka Pendek BLU dalam bentuk surat berharga disajikan sebesar nilai perolehan sedangkan investasi dalam bentuk deposito dicatat sebesar nilai nominal.

 Piutang diakui apabila menenuhi kriteria sebagai berikut:

a) Piutang yang timbul dari Tuntutan Perbendaharaan/Ganti Rugi apabila telah timbul hak yang didukung dengan Surat Keterangan Tanggung Jawab Mutlak dan/atau telah dikeluarkannya surat keputusan yang mempunyai kekuatan hukum tetap.

b) Piutang yang timbul dari perikatan diakui apabila terdapat peristiwa yang menimbulkan hak tagih dan didukung dengan naskah perjanjian yang menyatakan hak dan kewajiban secara jelas serta jumlahnya bisa diukur dengan andal

(20)

dapat direalisasikan (net realizable value). Hal ini diwujudkan dengan membentuk penyisihan piutang tak tertagih. Penyisihan tersebut didasarkan atas kualitas piutang yang ditentukan berdasarkan jatuh tempo dan upaya penagihan yang dilakukan pemerintah. Perhitungan penyisihannya adalah sebagai berikut:

Kualitas Piutang

Uraian Penyisihan

Lancar Belum dilakukan pelunasan

s.d. tanggal jatuh tempo 0.5%

Kurang Lancar

Satu bulan terhitung sejak tanggal Surat Tagihan Pertama tidak dilakukan pelunasan

10%

Diragukan

Satu bulan terhitung sejak tanggal Surat Tagihan Kedua

tidak dilakukan pelunasan 50%

Macet

1. Satu bulan terhitung sejak tanggal Surat Tagihan Ketiga tidak dilakukan pelunasan

100%

2. Piutang telah diserahkan kepada Panitia Urusan Piutang Negara/DJKN

 Tagihan Penjualan Angsuran (TPA) dan Tuntutan Perbedaharaan/Ganti Rugi (TP/TGR) yang akan jatuh tempo 12 (dua belas) bulan setelah tanggal neraca disajikan sebagai Bagian Lancar TP/TGR atau Bagian Lancar TPA.

(21)

 harga pembelian terakhir, apabila diperoleh dengan pembelian;

 harga standar apabila diperoleh dengan memproduksi sendiri;

 harga wajar atau estimasi nilai penjualannya apabila diperoleh dengan cara lainnya.

Aset Tetap b. Aset Tetap

 Aset tetap mencakup seluruh aset berwujud yang dimanfaatkan oleh pemerintah maupun untuk kepentingan publik yang mempunyai masa manfaat lebih dari 1 tahun.

 Nilai Aset tetap disajikan berdasarkan harga perolehan atau harga wajar.

 Pengakuan aset tetap didasarkan pada nilai satuan minimum kapitalisasi sebagai berikut:

a) Pengeluaran untuk per satuan peralatan dan mesin dan peralatan olah raga yang nilainya sama dengan atau lebih dari Rp300.000 (tiga ratus ribu rupiah);

b) Pengeluaran untuk gedung dan bangunan yang nilainya sama dengan atau lebih dari Rp10.000.000 (sepuluh juta rupiah);

(22)

 Aset Tetap yang tidak digunakan dalam kegiatan operasional pemerintah yang disebabkan antara lain karena aus, ketinggalan jaman, tidak sesuai dengan kebutuhan organisasi yang makin berkembang, rusak berat, tidak sesuai dengan rencana umum tata ruang (RUTR), atau masa kegunaannya telah berakhir direklasifikasi ke Aset Lain-Lain pada pos Aset Lainnya.

 Aset tetap yang secara permanen dihentikan penggunaannya, dikeluarkan dari neraca pada saat ada usulan penghapusan dari entitas sesuai dengan ketentuan perundang-undangan di bidang pengelolaan BMN/BMD.

Penyusutan

Aset Tetap

c. Penyusutan Aset Tetap

 Penyusutan aset tetap adalah penyesuaian nilai sehubungan dengan penurunan kapasitas dan manfaat dari suatu aset tetap.

 Penyusutan aset tetap tidak dilakukan terhadap: a. Tanah

b. Konstruksi dalam Pengerjaan (KDP)

c. Aset Tetap yang dinyatakan hilang berdasarkan dokumen sumber sah atau dalam kondisi rusak berat dan/atau usang yang telah diusulkan kepada Pengelola Barang untuk dilakukan penghapusan

(23)

 Penyusutan Aset Tetap dilakukan dengan menggunakan metode garis lurus yaitu dengan mengalokasikan nilai yang dapat disusutkan dari Aset Tetap secara merata setiap semester selama Masa Manfaat.

 Masa Manfaat Aset Tetap ditentukan dengan berpedoman Keputusan Menteri Keuangan Nomor: 59/KMK.06/2013 tentang Tabel Masa Manfaat Dalam Rangka Penyusutan Barang Milik Negara berupa Aset Tetap pada Entitas Pemerintah Pusat. Secara umum tabel masa manfaat adalah sebagai berikut:

Penggolongan Masa Manfaat Aset Tetap

Kelompok Aset Tetap Masa Manfaat

Peralatan dan Mesin 2 s.d. 20 tahun Gedung dan Bangunan 10 s.d. 50 tahun Jalan, Jaringan dan Irigasi 5 s.d 40 tahun Aset Tetap Lainnya (Alat Musik

Modern) 4 tahun

Piutang

Jangka

Panjang

d. Piutang Jangka Panjang

 Piutang Jangka Panjang adalah piutang yang diharapkan/dijadwalkan akan diterima dalam jangka waktu lebih dari 12 (dua belas ) bulan setelah tanggal pelaporan.

(24)

Aset

Lainnya

e. Aset Lainnya

 Aset Lainnya adalah aset pemerintah selain aset lancar, aset tetap, dan piutang jangka panjang. Termasuk dalam Aset Lainnya adalah aset tak berwujud, tagihan penjualan angsuran yang jatuh tempo lebih dari 12 (dua belas) bulan, aset kerjasama dengan pihak ketiga (kemitraan), dan kas yang dibatasi penggunaannya.

 Aset Tak Berwujud (ATB) disajikan sebesar nilai tercatat neto yaitu sebesar harga perolehan setelah dikurangi akumulasi amortisasi.

 Amortisasi ATB dengan masa manfaat terbatas dilakukan dengan metode garis lurus dan nilai sisa nihil. Sedangkan atas ATB dengan masa manfaat tidak terbatas tidak dilakukan amortisasi.

 Masa Manfaat Aset Tak Berwujud ditentukan dengan berpedoman Keputusan Menteri Keuangan Nomor: 620/KM.6/2015 tentang Masa Manfaat Dalam Rangka Amortisasi Barang Milik Negara berupa Aset Tak Berwujud pada Entitas Pemerintah Pusat. Secara umum tabel masa manfaat adalah sebagai berikut:

Penggolongan Masa Manfaat Aset Tak Berwujud

Kelompok Aset Tak Berwujud Masa Manfaat

(tahun)

Software Komputer 4

Franchise 5

Lisensi, Hak Paten Sederhana,

(25)

Dagang, Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu.

Hak Ekonomi Lembaga Penyiaran, Paten Biasa, Perlindungan Varietas Tanaman Semusim.

20

Hak Cipta Karya Seni Terapan, Perlindungan Varietas Tanaman Tahunan

25

Hak Cipta atas Ciptaan Gol.II, Hak Ekonomi Pelaku Pertunjukan, Hak Ekonomi Produser Fonogram.

50

Hak Cipta atas Ciptaan Gol.I 70

 Aset Lain-lain berupa aset tetap pemerintah disajikan sebesar nilai buku yaitu harga perolehan dikurangi akumulasi penyusutan.

Kewajiban (6) Kewajiban

 Kewajiban adalah utang yang timbul dari peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya mengakibatkan aliran keluar sumber daya ekonomi pemerintah.

 Kewajiban pemerintah diklasifikasikan kedalam kewajiban jangka pendek dan kewajiban jangka panjang.

a. Kewajiban Jangka Pendek

(26)

Dibayar, Pendapatan Diterima di Muka, Bagian Lancar Utang Jangka Panjang, dan Utang Jangka Pendek Lainnya.

b. Kewajiban Jangka Panjang

Kewajiban diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka panjang jika diharapkan untuk dibayar atau jatuh tempo dalam waktu lebih dari dua belas bulan setelah tanggal pelaporan.

 Kewajiban dicatat sebesar nilai nominal, yaitu sebesar nilai kewajiban pemerintah pada saat pertama kali transaksi berlangsung.

Ekuitas (7) Ekuitas

(27)

B. PENJELASAN ATAS POS-POS LAPORAN

REALISASI ANGGARAN

Selama periode berjalan, Pusat Penelitian Laut Dalam LIPI

telah mendapat Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) awal Nomor : SP DIPA-079.01.02.450015/2017 tanggal 07 Desember 2016.

ANGGARAN ANGGARAN AWAL SETELAH REVISI 0

Pendapatan

Pendapatan Jasa 0 -Pendapatan Lain-lain 0

-Jumlah Pendapatan - -Belanja

Belanja Pegawai 11,230,000,000 -Belanja Barang 5,033,861,000 -Belanja Modal 2,300,000,000 -Belanja Bantuan Sosial 0

-Jumlah Belanja 18,563,861,000 0 2017

Uraian

Realisasi

Pendapatan

Rp 1.640.077

B.1 Pendapatan

Realisasi Pendapatan untuk periode yang berakhir pada per 30 Juni 2017 adalah sebesar Rp 1.640.077 atau mencapai 0 persen dari estimasi pendapatan yang ditetapkan sebesar Rp 0. Pendapatan Kantor Pusat Penelitian Laut Dalam LIPI terdiri dari Pendapatan Jasa dan Pendapatan Lain-lain dengan rincian sebagai berikut:

Rincian Estimasi dan Realisasi Pendapatan

Pendapatan Jasa - - -Penerimaan Negara Bukan Pajak - 1,640,077

-Jumlah - 1,640,077 -Uraian

per 30 Juni 2017

Anggaran Realisasi % Real

(28)

Realisasi Penerima Negara bukan Pajak per 30 Juni 2017 mengalami penurunan 99 persen dibandingkan T.A per 30 Juni 2016. Hal ini disebabkan di Tahun Anggaran 2017 Kantor Pusat Penelitian Laut Dalam LIPI tidak menagani Anggaran PNBP.

Perbandingan Realisasi Pendapatan per 30 Juni T.A 2017 dan Per 30 Juni 2016

URAIAN REALISASI PER 30 JUNI T.A. 2017

REALISASI PER 30 JUNI T.A. 2016

NAIK (TURUN) %

Pendapatan Jasa - - 0.00

Penerima Negara Bukan Pajak 1,640,077 146 0.00 Jumlah 1,640,077 146 0.00

Realisasi

Belanja Negara

Rp

6.787.610.307

B.2 Belanja Negara

Realisasi Belanja per 30 Juni T.A 2017 dan per 30 Juni 2016 adalah sebesar Rp 6.787.610.307 atau 36,56% dari anggaran belanja Dipa Awal sebesar Rp 18.563.861.000. Rincian anggaran dan realisasi belanja pada 30 Juni T.A 2017 adalah sebagai berikut:

Rincian Anggaran dan Realisasi Belanja per 30 Juni T.A 2017

Belanja Pegawai 11,230,000,000 4,559,286,521 40.60 Belanja Barang 5,033,861,000 2,154,318,536 42.80 Belanja Modal 2,300,000,000 74,005,250 3.22 Belanja Bantuan Sosial - -

-Total Belanja Kotor 18,563,861,000 6,787,610,307 36.56 Pengembalian -

-Jumlah 18,563,861,000 6,787,610,307 36.56

Uraian

Anggaran Realisasi % Real Angg.

Komposisi anggaran dan realisasi belanja dapat dilihat dalam

(29)

Dibandingkan dengan T.A per 30 Juni 2016, Realisasi Belanja per 30 Juni T.A 2017 mengalami Kenaikan sebesar 18.34% dibandingkan realisasi belanja pada tahun sebelumnya. Hal ini disebabkan antara lain:

1. Anggaran Dipa Awal yang dimiliki Pusat Penelitian Laut LIPI per 30 Juni T.A 2017 lebih Besar, dibandingkan dengan anggaran per 30 Juni T.A 2016.

Perbandingan Realisasi Belanja per 30 Juni T.A 2017 dan per 30 Juni 2016

URAIAN REALISASI per 30 Juni TA 2017

REALISASI per 30 Juni TA 2016

NAIK (TURUN)

%

Belanja Pegawai 4,559,286,521 3,482,516,968 30.92 Belanja Barang 2,154,318,536 4,607,747,436 (53.25) Belanja Modal 74,005,250 222,020,000 (66.67) Belanja Bantuan Sosial - -

-Jumlah 6,787,610,307 8,312,284,404 (18.34)

Belanja Pegawai

Belanja Barang Belanja Modal Jumlah

11.230.000.000

5.033.861.000

2.300.000.000

18.563.861.000

4.559.286.521

2.154.318.536

74.005.250

6.787.610.307

40,60 42,80 3,22 36,56

(30)

Belanja

Pegawai Rp

4.559.286.521

B.3 Belanja Pegawai

Realisasi Belanja Pegawai per 30 Juni T.A 2017 dan per 30 Juni 2016 adalah masing-masing sebesar Rp 4.559.286.521 dan Rp 3.428.516.968. Belanja Pegawai adalah belanja atas kompensasi, baik dalam bentuk uang maupun barang yang ditetapkan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang diberikan kepada pejabat negara, Pegawai Negeri Sipil (PNS), dan pegawai yang dipekerjakan oleh pemerintah yang belum berstatus PNS sebagai imbalan atas pekerjaan yang telah dilaksanakan kecuali pekerjaan yang berkaitan dengan pembentukan modal. Realisasi belanja per 30 Juni T.A 2017 mengalami kenaikan sebesar 30,92 persen dibandingkan realisasi belanja tahun sebelumnya. Hal ini disebabkan antara lain oleh:

1. Adanya penambahan Belanja Pegawai Tunjangan Khusus/Kegiatan (Tukin), uang makan lembur untuk ABK KR. Baruna Jaya VII, dan penambahan anggaran untuk Tunjangan Hari Raya (THR) serta adanya kenaikan pangkat, golongan yang mendukung program maupun kegiatan di Tahun 2017.

Perbandingan Belanja Pegawai per 30 Juni 2017 dan Per 30 Juni 2016

Belanja Gaji dan Tunjangan PNS 2,977,370,446 3,447,175,252 (13.63)

Belanja Gaji dan Tunjangan Non PNS 0 0

-Belanja Tunjangan Khusus/Kegiatan 1,558,148,288 0

-Belanja Honorarium 0 0

-Belanja Lembur 34,632,000 40,906,000 -Belanja Vakasi - -

-Jumlah Belanja Kotor 4,570,150,734 3,488,081,252 31.02

Pengembalian Belanja Pegawai (10,864,213) (5,564,284)

(31)

Belanja

Barang Rp 2.154.318.536

B.4 Belanja Barang

Realisasi Belanja Barang per 30 Juni T.A 2017 dan per 30 Juni 2016 adalah masing-masing sebesar Rp 2.154.318.536 dan Rp 4.607.747.436. Realisasi Belanja Barang per 30 Juni T.A 2017 mengalami penurunan 53.25% dari Realisasi Belanja Barang per 30 Juni 2016. Hal ini antara lain disebabkan oleh Realisasi Belanja Pemeliharaan dan Belanja Barang Persediaan Menurun selama Semester I Tahun 2017.

Perbandingan Belanja Barang per 30 Juni T.A 2017 dan

per 30 Juni 2016 74.005.250 dan Rp 222.020.000. Belanja modal merupakan pengeluaran anggaran untuk perolehan aset tetap dan aset lainnya yang memberi manfaat lebih dari satu periode akuntansi.

(32)

akuntansi berbasis akrual, dan berakibat peningkatan kebutuhan fasilitas pelatihan akuntansi, berupa tanah, gedung dan bangunan, peralatan dan mesin, jalan, jaringan, irigasi serta belanja modal lainnya.

Perbandingan Realisasi Belanja Modal per 30 Juni T.A 2017 dan per 30 Juni 2016

Belanja Modal Peralatan dan Mesin 0 222,020,000 (100.00) Belanja Modal Gedung dan Bangunan 74,005,250 0 100.00 Belanja Modal Jalan, Irigasi dan Jaringan 0 0 0.00

Belanja Modal Lainnya 0 0 0.00 dan per 30 Juni 2016 adalah masing-masing sebesar Rp 0 dan Rp 0. Realisasi tersebut Per 30 Juni 2016 tidak mengalami kenaikan maupun penurunan. Hal ini disebabkan di Kantor Pusat Penelitian Laut Dalam LIPI pada Semester I T.A 2017 tidak ada penambahan tanah yang akan digunakan sebagai sarana pelatihan Sumber Daya Manusia di bidang Penelitian dan Perkantoran.

Perbandingan Realisasi Belanja Modal per 30 Juni T.A 2017 dan per 30 Juni 2016

URAIAN JENIS BELANJA REALISASI per 30 Juni T.A. 2017

Belanja Modal Pembayaran Honor Tim Tanah 0 0 0.00

Belanja Modal Pembuatan Sertifikat Tanah 0 0 0.00

Belanja Modal Pengurukan dan Pematangan Tanah 0 0 0.00

Belanja Modal Perjalanan Pengadaan Tanah 0 0 0.00

Jumlah Belanja Kotor 0 0 0.00

Pengembalian Belanja Modal - -

(33)

B.5.2 Belanja Modal Peralatan dan Mesin

Realisasi Belanja Modal Peralatan dan Mesin per 30 Juni T.A 2017 dan per 30 Juni 2016 adalah sebesar Rp 0, dan 510.000.000, mengalami penurunan sebesar 0 persen bila dibandingkan dengan realisasi T.A per 30 Juni 2016 sebesar Rp 510.000.000. Hal ini disebabkan di Kantor Pusat Penelitian Laut Dalam LIPI pada Semester I T.A 2017 tidak ada penambahan peralatan dan mesin sebagai fasilitas gedung sebagaimana terlampir pada CRBMN Pusat Penelitian Laut Dalam LIPI.

Perbandingan Realisasi Belanja Modal Peralatan dan Mesin per 30 2017 dan per 30 Juni 2016

URAIAN REALISASI per 30 Juni TA 2017

REALISASI per 30 Juni TA 2016

NAIK (TURUN) %

Peralatan dan Mesin 0 510,000,000 -100.00

Peralatan Komputer 0 0 0.00

Jumlah Belanja Kotor 0 510,000,000 -100.00

Pengembalian - (402,900)

-Jumlah Belanja 0 509,597,100 -100.00

B.5.3 Belanja Modal Gedung dan Bangunan

(34)

Perbandingan Realisasi Belanja Gedung dan Bangunan

B.5.4 Belanja Modal Jalan, Irigasi, dan Jaringan

Realisasi Belanja Modal Jalan, Irigasi, dan Jaringan per 30 Juni T.A 2017 dan T.A per 30 Juni 2016 adalah masing-masing sebesar Rp 0 dan Rp 0. Realisasi Belanja Modal per 30 Juni T.A 2017 dan per 30 Juni 2016 tidak mengalami kenaikan maupun penurunan. Hal ini disebabkan Kantor Pusat Penelitian Laut Dalam LIPI tidak ada penambahan jaringan teknologi informasi dalam rangka mendukung rencana strategis.

(35)

mengalami kenaikan maupun penurunan. Hal ini disebabkan Kantor Pusat Penelitian Laut Dalam LIPI tidak ada pengadaan belanja modal lainnya untuk mendukung implementasi akuntansi pendapatan berbasis akrual.

Belanja

Bantuan

Sosial Rp 0

B.6 Belanja Bantuan Sosial

Realisasi Belanja Bantuan Sosial per 30 Juni T.A 2017 dan per 30 Juni 2016 adalah masing-masing sebesar Rp 0 dan Rp 0. Belanja bantuan sosial merupakan belanja pemerintah dalam bentuk uang/barang atau jasa kepada masyarakat untuk menghindari terjadinya risiko sosial dan bersifat selektif. Realisasi Belanja Modal per 30 Juni T.A 2017 dan T.A per 30 Juni 2016 tidak mengalami kenaikan maupun penurunan. Hal ini disebabkan Kantor Pusat Penelitian Laut Dalam – Ambon tidak ada Anggaran untuk Belanja Bantuan Sosial yang disalurkan adalah dalam bentuk barang.

Perbandingan Realisasi Belanja Bantuan Sosial per 30 Juni T.A 2017 dan per 30 Juni 2016

URAIAN REALISASI per 30 Juni T.A. 2017

REALISASI per 30 Juni T.A 2016

NAIK (TURUN)

%

Kelompok Pendidikan Jaya Maju 0 0 0.00

Kelompok Pendidikan Cenderawasih 0 0 0.00

Jumlah Belanja Kotor 0 0 0.00

Pengembalian - -

(36)

C. PENJELASAN ATAS POS-POS NERACA

Kas di

Bendahara

Pengeluaran

Rp

200.000.000

C.1 Kas di Bendahara Pengeluaran

Saldo Kas di Bendahara Pengeluaran per 30 Juni T.A 2017 dan 31 Desember 2016 adalah masing-masing sebesar Rp 200.000.000 dan Rp 0 yang merupakan kas yang dikuasai, dikelola dan berada di bawah tanggung jawab Bendahara Pengeluaran yang berasal dari sisa UP/TUP yang belum dipertanggung-jawabkan atau belum disetorkan ke Rekening Kas Negara per tanggal neraca. Rincian Kas di Bendahara Pengeluaranadalah sebagai berikut:

Rincian Kas di Bendahara Pengeluaran per 30 Juni T.A

2017 dan 31 Desember 2016

Keterangan Per 30 Juni 2017 31 Desember 2016

Kas di Bendahara Pengeluaran 200,000,000 -Bank Tabungan Negara Cbang Ambon

No.Rek 00024-01300000-253 -

-Jumlah 200,000,000

-Kas di

Bendahara

Penerimaan

Rp 0

C.2 Kas di Bendahara Penerimaan

(37)

Rincian Kas di Bendahara Penerimaan per 30 Juni T.A

2017 dan 31 Desember 2016

Keterangan Per 30 Juni 2017 31 Desember 2016 bendahara pengeluaran yang bukan berasal dari UP/TUP, kas lainnya dan setara kas. Setara kas yaitu investasi jangka pendek yang siap dicairkan menjadi kas dalam jangka waktu 3 bulan atau kurang sejak tanggal pelaporan. Rincian sumber Kas Lainnya dan Setara Kas pada tanggal pelaporan adalah sebagai berikut:

Rincian Kas Lainnya dan Setara Kas per 30 Juni T.A

2017 dan per 31 Desember 2016

per 30 Juni 2017 31 Desember 2016

(38)

namun belum diselesaikan pembayarannya. Rincian Piutang Bukan Pajak disajikan disajikan sebagai berikut:

Rincian Piutang Bukan Pajak per 30 Juni T.A 2017 dan 31 Desember 2016

Uraian per 30 Juni 2017 31 Desember 2017

Piutang Bukan Pajak 10,000,000 11,640,000 Piutang Lainnya -

-Jumlah 10,000,000 11,640,000

Bagian Lancar

Tagihan

TP/TGR

Rp 0

C.5 Bagian Lancar Tagihan Tuntutan Perbendaharaan/

Tuntutan Ganti Rugi (TP/TGR)

Saldo Bagian Lancar Tagihan Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi per tanggal 30 Juni 2017 dan 31 Desember 2016 adalah masing-masing sebesar Rp 0 dan Rp 0. Bagian Lancar TP/TGR merupakan TP/TGR yang belum diselesaikan pada tanggal pelaporan yang akan jatuh tempo dalam 12 (dua belas) bulan atau kurang sejak tanggal pelaporan. Rincian Bagian Lancar TP/TGR adalah sebagai berikut:

Rincian Bagian Lancar TP/TGR per 30 Juni T.A 2017 dan

31 Desember 2016

No Nama per 30 Juni 2017 31 Desember 2017 1

2 3 4 5 6

(39)

Bagian Lancar

TPA

Rp 0

C.6 Bagian Lancar Tagihan Penjualan Angsuran

Saldo Bagian Lancar Tagihan Penjualan Angsuran (TPA) per tanggal 30 Juni 2017 dan 31 Desember 2016 masing-masing adalah sebesar Rp 0 dan Rp 0. Bagian Lancar TPA merupakan Tagihan TPA yang akan jatuh tempo dalam waktu 12 (dua belas) bulan atau kurang sejak tanggal pelaporan, dengan rincian sebagai berikut:

Rincian Bagian Lancar TPA per 30 Juni T.A 2017 dan 31

Desember 2016

No Nama per 30 Juni 2017 31 Desember 2016

1 -

-2 -

-3 -

-4 -

-5 -

-Jumlah

Penyisihan

Piutang Tak

Tertagih –

Piutang Bukan

Pajak

Rp (50.000)

C.7 Penyisihan Piutang Tak Tertagih –Piutang Bukan

Pajak

Nilai Penyisihan Piutang Tak Tertagih – Piutang Bukan Pajak per 30 Juni 2017 dan 31 Desember 2016 adalah sebesar Rp (50.000) dan Rp (58.200).

(40)

Rincian Penyisihan Piutang Tak Tertagih - Piutang Lancar

Saldo Belanja Dibayar di Muka per tanggal 30 Juni 2017 dan 31 Desember 2016 masing-masing adalah sebesar Rp 0 dan Rp 0. Belanja dibayar di muka merupakan hak yang masih harus diterima setelah tanggal neraca sebagai akibat dari barang/jasa telah dibayarkan secara penuh namun barang atau jasa belum diterima seluruhnya. Rincian Belanja Dibayar di Muka adalah sebagai berikut:

Rincian Belanja Dibayar di Muka per 30 Juni T.A 2017

dan 31 Desember 2016

Jenis per 30 Juni 2017 31 Desember 2016

Pembayaran Internet - -Pembayaran Sewa Peralatan dan Mesin - -Pembayaran Sewa Gedung Kantor -

(41)

-Pendapatan

yang Masih

Harus

Diterima Rp 0

C.9 Pendapatan yang Masih Harus Diterima

Pendapatan yang Masih Harus Diterima per tanggal 30 Juni 2017 dan 31 Desember 2016 masing-masing adalah sebesar Rp 0 dan Rp 0, merupakan hak pemerintah atas pelayanan yang telah diberikan namun belum diserahkan tagihannya kepada penerima jasa. Rincian Pendapatan yang Masih Harus Diterima berdasarkan jenis pendapatan sebagai berikut:

Perbandingan Rincian Pendapatan yang Masih Harus

Diterima per 30 Juni T.A 2017 dan 31 Desember 2016

Jenis per 30 Juni 2016 31 Desember 2017

Pendapatan Jasa Pelatihan - -Pendapatan Jasa Pelayanan Pendidikan -

-Jumlah -

-Persediaan Rp 694.125

C.10 Persediaan

Nilai Persediaan per 30 Juni 2017 dan 31 Desember 2016 masing-masing adalah sebesar Rp 694.125 dan Rp 65.838.100 .

Persediaan adalah aset lancar dalam bentuk barang atau perlengkapan yang dimaksudkan untuk mendukung kegiatan operasional pemerintah, dan/atau untuk dijual, dan/atau diserahkan dalam rangka pelayanan kepada masyarakat. Rincian Persediaan per 30 Juni 2017 dan 31 Desember 2016 adalah sebagai berikut:

Rincian Persediaan per 30 Juni T.A 2017 dan 31 Desember 2016

Jenis per 30 Juni 2017 31 Desember 2016

Barang Konsumsi 694,125 216,000 Barang untuk Pemeliharaan - 98,000 Bahan Baku - 65,524,100 Suku Cadang - -Persediaan Lainnya -

(42)

Semua jenis persediaan pada tanggal pelaporan berada dalam kondisi baik.

Tagihan

TP/TGR

Rp 0

C.11 Tagihan Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan

Ganti Rugi (TP/TGR)

Nilai Tagihan Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi (TP/TGR) per 30 Juni 2017 dan 31 Desember 2016 masing-masing sebesar Rp 0 dan Rp 0. Tuntutan Perbendaharaan adalah tagihan kepada bendahara akibat kelalaiannya atau tindakannya yang melanggar hukum yang mengakibatkan kerugian negara. Sedangkan Tuntutan Ganti Rugi adalah tagihan kepada pegawai bukan bendahara untuk penggantian atas suatu kerugian yang diderita oleh negara karena kelalaiannya. Rincian Tagihan Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi (TP/TGR) per tanggal per 30 Juni 2017 adalah sebagai berikut:

Perbandingan Rincian Tagihan TP/TGR per 30 Juni T.A

2017 dan 31 Desember 2016

No Debitur per 30 Juni 2017 31 Desember 2016

(43)

PA untuk masing-masing debitur adalah sebagai berikut:

Rincian Tagihan TPA per 30 Juni T.A 2017 dan 31

Desember 2016

No Debitur per 30 Juni 2017 31 Desember 2016

1 Panjang per 30 Juni 2017 dan 31 Desember 2016 adalah masing-masing sebesar Rp 0 dan Rp 0. Penyisihan Piutang Tak Tertagih– Piutang Jangka Panjang merupakan estimasi atas ketidaktertagihan Tagihan PA dan TP/TGR yang ditentukan oleh kualitas masing-masing piutang.

Perhitungan Penyisihan Piutang Tak Tertagih– Piutang Jangka Panjang untuk masing-masing kualitas piutang adalah sebagai berikut:

Rincian Penyisihan Piutang Tak Tertagih – Piutang Jangka

(44)

Tanah

Rp

23.100.000.000

C.14 Tanah

Nilai aset tetap berupa tanah yang dimiliki Kantor Pusat Penelitian Laut Dalam LIPI per 30 Juni 2017 dan 31 Desember 2016 adalah sebesar Rp 23.100.000.000 dan Rp 23.100.000.000 . Pada Semester I T.A 2017 Kantor Pusat Penelitian Laut Dalam LIPI tidak ada kenaikan maupun penurunan nilai aset tetap tanah. Mutasi nilai tanah tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

Saldo Nilai Perolehan per 31 Desember 2016 23,100,000,000 Mutasi tambah:

Pembelian 0

Mutasi kurang:

Revaluasi aset

-Penyitaan pengadilan 0

Saldo per 30 Juni 2017 23,100,000,000

Rincian saldo Tanah per 30 Juni 2017 adalah sebagai berikut:

Rincian Tanah T.A 2017

No Luas Lokasi Nilai

1 80.000 m2 Jl. Y. Syaranamual Guru-Guru Poka - Ambon 17,600,000,000 2 10.100 m2 Jl. Y. Syaranamual Guru-Guru Poka - Ambon 5,050,000,000 3 10.000 m2 Jl. Y. Syaranamual Guru-Guru Poka - Ambon 450,000,000 23,100,000,000

Jumlah

Tanah Bangunan Gedung Kantor Pemerintah, Rumah Singgah,

Laboratorium, Dermaga dan Rumah Dinas yang terletak di Jl

Y. Syaranamual Guru-Guru Poka Ambon, Rincian aset tetap

Tanah disajikan pada Lampiran CRBMN Laporan Keuangan ini

Peralatan dan

Mesin

Rp

29.256.721.506

C.15 Peralatan dan Mesin

(45)

Mesin tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

Saldo Nilai Perolehan per 31 Desember 2016 29,256,721,506

Mutasi tambah:

Mutasi kurang merupakan penghentian penggunaan barang Inventaris Kantor yang sudah dalam kondisi 21.706.594.785. Mutasi transaksi terhadap Gedung dan Bangunan pada tanggal pelaporan adalah sebagai berikut:

Rincian aset tetap Gedung dan Bangunan disajikan pada Lampiran Laporan Keuangan ini CRBMN.

Jalan,Jaringan

dan Irigasi Rp 3.836.079.397

C.17 Jalan, Irigasi, dan Jaringan

(46)

terhadap Jalan, Irigasi, dan Jaringan pada tanggal pelaporan adalah sebagai berikut:

Saldo Nilai Perolehan per 31 Desember 2017 3,836,079,397

Mutasi tambah:

Penambahan jaringan teknologi informasi Mutasi kurang: -Saldo per 30 Juni 2017 3,836,079,397 Akumulasi Penyusutan s.d. 30 Juni 2017 (1,262,006,980) Nilai Buku per 30 Juni 2017 3,836,079,397

Rincian aset tetap Jalan, Irigasi dan Jaringan disajikan pada Lampiran Laporan Keuangan ini CRBMN .

Aset Tetap

Lainnya

Rp 82.731.485

C.18 Aset Tetap Lainnya

Aset Tetap Lainnya merupakan aset tetap yang tidak dapat dikelompokkan dalam tanah,peralatan dan mesin, gedung dan bangunan, jalan, irigasi dan jaringan. Saldo Aset Tetap Lainnya per 30 Juni 2017 dan 31 Desember 2016 adalah Rp 82.731.485 dan Rp 123.463.639 . Aset tetap tersebut berupa barang bercorak kesenian, sebagaimana disajikan pada tabel berikut:

Saldo Nilai Perolehan per 31 Desember 2016 123,463,639 Mutasi tambah:

- 0

Mutasi kurang:

- 40,732,154

Saldo per 30 Juni 2017 82,731,485

Akumulasi Penyusutan s.d 30 Juni 2017 (685,609,535)

Nilai Buku per 30 Juni 2017 82,731,485

Rincian Aset Tetap Lainnya disajikan pada Lampiran Laporan Keuangan ini CRBMN.

Konstruksi

Dalam

Pengerjaan Rp 123.905.250

C.19 Konstruksi Dalam Pengerjaan (KDP)

(47)

Pekerjaan Jasa Konsultansi Rehabilitasi Lantai 2 Laboratorium yang belum diselesaikan Sehingga biaya konsultansi Rehabilitasi Lantai 2 Laboratorium dimasukan dalam Kontruksi Dalam Pengerjaan (KDP), Rincian Kontruksi Dalam Pengerjaan (KDP) ini disajikan pada Lampiran CRBMN Laporan Keuangan ini.

Akumulasi

Penyusutan

Aset Tetap Rp

(27.498.099.311)

C.20 Akumulasi Penyusutan Aset Tetap

Saldo Akumulasi Penyusutan Aset Tetap per 30 Juni 2017 dan 31 Desember 2016 adalah masing-masing Rp (27.498.099.311) dan Rp (25.682.444.991). Akumulasi Penyusutan Aset Tetap merupakan alokasi sistematis atas nilai suatu aset tetap yang disusutkan selama masa manfaat aset yang bersangkutan selain untuk Tanah dan Konstruksi dalam Pengerjaan (KDP). Rincian Akumulasi Penyusutan Aset Tetap per 30 Juni 2017 adalah sebagai berikut:

Rincian Akumulasi Penyusutan Aset Tetap

per 30 Juni T.A 2017

No Aset Tetap Nilai Perolehan Akumulasi

Penyusutan Nilai Buku 2 Peralatan dan Mesin 29,256,721,506 20,471,680,469 8,785,041,037 3 Gedung dan Bangunan 21,806,594,785 5,635,011,862 16,171,582,923 4 Jalan, Irigasi dan Jaringan 3,836,079,397 1,382,406,980 2,453,672,417

5 Aset Tetap Lainnya 0 0

54,899,395,688 27,489,099,311 27,410,296,377 Akumulasi Penyusutan

(48)

Aset Tak

Berwujud Rp 2.783.000

C.21 Aset Tak Berwujud

Saldo Aset Tak Berwujud (ATB) per 30 Juni 2017 dan 31 Desember 2016 adalah Rp 2.783.000 dan Rp 2.783.000. Aset Tak Berwujud merupakan aset yang dapat diidentifikasi dan dimiliki, tetapi tidak mempunyai wujud fisik. Aset Tak Berwujud pada Kantor Pusat Penelitian Laut Dalam – Ambon berupa software yang digunakan untuk menunjang operasional kantor. Mutasi transaksi terhadap Aset Tak Berwujud pada tanggal pelaporan adalah sebagai berikut:

Saldo Nilai Perolehan per 31 Desember 2016 2,783,000

Mutasi tambah:

Pembelian

Mutasi kurang:

-Saldo per 30 Juni 2017 2,783,000

Akumulasi Amortisasi s.d. 30 Juni 2017 1,043,625

Nilai Buku per 30 Juni 2017 2,783,000

Rincian Aset Tak Berwujud per 30 Juni 2017 adalah sebagai berikut:

RincianAset Tak berwujud per 30 Juni T.A 2017

Uraian Nilai Perolehan

Software 2,783,000

(49)

Aset Lain-Lain

Rp 765.558.020

C.22 Aset Lain-Lain

Saldo Aset Lain-lain per 30 Juni 2017 dan 31 Desember 2016 adalah Rp 765.558.020 dan Rp 765.558.020. Aset Lain-lain merupakan Barang Milik Negara (BMN) yang berada dalam kondisi rusak berat dan tidak lagi digunakan dalam operasional entitas. Adapun mutasi aset lain-lain adalah sebagai berikut:

Saldo per 31 Desember 2016 765,558,020 Mutasi tambah:

- reklasifikasi dari aset tetap -Mutasi kurang:

- penggunaan kembali BMN yang dihentikan -- penghapusan BMN -Saldo per 30 Juni 2017 765,558,020 Akumulasi Penyusutan (684,218,035) Nilai Buku per 30 Juni 2017 765,558,020 Rincian Aset Lain-lain berdasarkan nilai perolehan, akumulasi penyusutan dan nilai buku tersaji pada Lampiran Laporan Keuangan ini CRBMN.

Akumulasi

Penyusutan

dan Amortisasi

Aset Lainnya

Rp

(685.609.535)

C.23 Akumulasi Penyusutan dan Amortisasi Aset

Lainnya

(50)

Rincian Akumulasi Penyusutan dan Amortisasi Aset

Lainnya per 30 Juni T.A 2017

Aset Tetap Nilai Perolehan

Akumulasi Penyusutan/

Amortisasi

Nilai Buku

Aset Tak Berwujud

Software 2,783,000 1,391,500 1,391,500

Jumlah 2,783,000 1,391,500 1,391,500 Aset Lain-lain 765,558,020 684,218,035 81,339,985

Jumlah 768,341,020 685,609,535 82,731,485

Amortisasi ATB dengan masa manfaat terbatas dilakukan dengan metode garis lurus dan nilai sisa nihil. Sedangkan atas ATB dengan masa manfaat tidak terbatas tidak dilakukan amortisasi.

Uang Muka

dari KPPN Rp

200.000.000

C.24 Uang Muka dari KPPN

Saldo Uang Muka dari KPPN per 30 Juni 2017 dan 31 Desember 2016 masing-masing sebesar Rp 200.000.000 dan Rp 0. Uang Muka dari KPPN merupakan Uang Persediaan (UP) atau Tambahan Uang Persediaan (TUP) yang diberikan KPPN sebagai uang muka kerja dan masih berada pada atau dikuasai oleh Bendahara Pengeluaran pada tanggal pelaporan.

Utang kepada

Pihak Ketiga

Rp 0

C.25 Utang kepada Pihak Ketiga

(51)

Rincian Utang kepada Pihak Ketiga per 30 Juni 2017

Nilai Pendapatan Diterima di Muka per 30 Juni 2017 dan 31 Desember 2016 adalah masing-masing sebesar Rp 0 dan Rp 0. Pendapatan Diterima di Muka merupakan pendapatan yang sudah diterima pembayarannya, namun barang/jasa belum diserahkan. Keseluruhan Pendapatan Diterima di Muka tersebut bersumber dari jasa konsultasi akuntansi yang jangka waktu kontraknya lebih dari satu tahun, dengan rincian sebagai berikut:

Rincian Utang kepada Pihak Ketiga per 30 Juni 2017

Uraian Jumlah dan Per 30 Juni 2016 sebesar Rp 0 dan Rp 0, merupakan kewajiban pemerintah kepada pihak ketiga yang pada tanggal pelaporan keuangan belum diterima tagihannya, dengan rincian sebagai berikut.

(52)

Pendapatan

PNBP Rp 0

D.PENJELASAN ATAS POS-POS LAPORAN

OPERASIONAL

D.1 Pendapatan Penerimaan Negara Bukan Pajak

Jumlah Pendapatan untuk periode yang berakhir pada per 30 Juni T.A 2017 dan per 30 Juni 2016 adalah sebesar Rp 0 dan Rp 0. Pendapatan tersebut terdiri dari:

Rincian Pendapatan Negara Bukan Pajak per 30 Juni T.A 2017 dan per 30 Juni 2016

URAIAN per 30 Juni 2017 per 30 Juni 2016

NAIK (TURUN)

% Pendapatan Jasa

Pendapatan Lain-lain

Jumlah 0 0 0

Pendapatan Jasa berasal dari pelatihan akuntansi dan desain sistem akuntansi. Sedangkan Pendapatan Lain-Lain merupakan pengembalian belanja pegawai dan belanja lainnya yang berasal dari transaksi tahun 2017.

Beban

Pegawai Rp

4.559.286.521

D.2 Beban Pegawai

Jumlah Beban Pegawai per 30 Juni T.A 2017 dan per 30 Juni 2016 adalah masing-masing sebesar Rp

Ekuitas

Rp 50.727.577.237

C.28 Ekuitas

(53)

4.559.286.521 dan Rp 3.482.516.968. Beban Pegawai adalah beban atas kompensasi, baik dalam bentuk uang maupun barang yang ditetapkan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang diberikan kepada pejabat negara, Pegawai Negeri Sipil (PNS), dan pegawai yang dipekerjakan oleh pemerintah yang belum berstatus PNS sebagai imbalan atas pekerjaan yang telah dilaksanakan kecuali pekerjaan yang berkaitan dengan pembentukan modal.

Rincian Beban Pegawai per 30 Juni T.A 2017 dan per 30 Juni 2016

URAIAN TH 2017 TH 2016

NAIK (TURUN)

%

Beban Gaji 2,756,600,233 3,207,402,968 (14)

Beban Uang Makan PNS 209,906,000 234,208,000 (10)

Beban Pegawai/Tunjangan Khusus

(Tukin) 1,558,148,288 0 0

Beban Uang Lembur 34,632,000 40,906,000 (15)

Jumlah 4,559,286,521 3,482,516,968 31

Beban

Persediaan Rp

125.619.575

D.3 Beban Persediaan

(54)

Rincian Beban Persediaan per 30 Juni T.A 2017 dan per

30 Juni 2016

URAIAN per 30 Juni 2017 per 30 Juni 2016

NAIK dan per 30 Juni 2016 adalah masing-masing sebesar Rp 1.012.069.187 dan Rp 779.116.353. Beban Barang dan Jasa terdiri dari beban barang dan jasa berupa konsumsi atas barang dan/atau jasa dalam rangka penyelenggaraan kegiatan entitas serta beban lain-lain berupa beban yang timbul karena penggunaan alokasi belanja modal yang tidak menghasilkan aset tetap. Rincian Beban Barang dan Jasa untuk per 30 Juni 2017 dan per 30 Juni 2016 adalah sebagai berikut:

Rincian Beban Barang dan Jasa per 30 Juni T.A 2017 dan per 30 Juni 2016

URAIAN JENIS BEBAN per 30 Juni 2017 Beban penambah daya tahan tubuh 0 10,079,000 (100.00) Beban pengiriman surat dinas pos pusat 1,913,800 5,781,640 (66.90) Beban honor operasional satuan kerja 66,600,000 50,450,000 32.01 Beban honor output kegiatan 0 6,300,000 (100.00) Beban barang operasional lainnya 403,642,859 0 0.00 Beban barang non operasional lainnya 0 14,380,000 (100.00)

(55)

Beban 721.527.409 dan Rp 961.264.393. Beban Pemeliharaan merupakan beban yang dimaksudkan untuk mempertahankan aset tetap atau aset lainnya yang sudah ada ke dalam kondisi normal. Penurunan beban pemeliharaan karena adanya penghematan pada pemeliharaan peralatan dan mesin. Rincian beban pemeliharaan untuk per 30 Juni T.A 2017 dan per 30 Juni 2016 adalah sebagai berikut:

Rincian Beban Pemeliharaan per 30 Juni T.A 2017 dan per 30 Juni 2016

URAIAN JENIS BEBAN per 30 Juni 2017 per 30 Juni 2016 NAIK (TURUN)

%

Beban Pemeliharaan Gedung dan Bangunan 148,682,450 0 0.00

Beban Pemeliharaan Peralatan dan Mesin 29,073,900 44,914,000 (35.27)

Beban bahan bakar minyak dan pelumas 31,607,166 32,816,500 (3.69)

Beban Pemeliharaan Peralatan dan Mesin

Lainnya 506,155,091 0 0.00

Beban persediaan bahan untuk pemeliharaan 5,058,800 154,545,593 (96.73)

(56)

30 Juni 2016 adalah sebagai berikut:

Rincian Beban Perjalanan Dinas per 30 Juni T.A 2017 dan per 30 Juni 2016

URAIAN JENIS BEBAN per 30 Juni 2017 per 30 Juni 2016 NAIK (TURUN)

% Beban Perjalanan Biasa 354,903,542 621,704,457 -42.91 Beban Perjalanan Dinas Dalam Kota 6,676,000 4,350,000 53.47

Jumlah 361,579,542 626,054,457 -42.24

Beban Barang untuk Diserahkan kepada Masyarakat per 30 Juni T.A 2017 dan per 30 Juni 2016 adalah masing-masing sebesar Rp 0 dan Rp 0. Beban Barang untuk Diserahkan kepada Masyarakat merupakan beban pemerintah dalam bentuk barang atau jasa kepada masyarakat yang bertujuan untuk mencapai tujuan entitas. Dalam hal ini, Kantor Pusat Penelitian Laut Dalam LIPI untuk meningkatkan pemahaman masyarakat mengenai akuntansi berbasis akrual yang sudah mulai diterapkan pada tahun 2017. Rincian Beban Barang untuk Diserahkan kepada Masyarakat per 30 Juni T.A 2017 dan per 30 Juni 2016 adalah sebagai berikut:

Rincian Beban Barang untuk Diserahkan kepada Masyarakat per 30 Juni T.A 2017 dan per 30 Juni 2016

(57)

Beban

Bantuan

Sosial Rp 0

D.8 Beban Bantuan Sosial

Beban Bantuan Sosial per 30 Juni T.A 2017 dan per 30 Juni 2016 adalah masing-masing sebesar Rp 0 dan Rp 0. Beban bantuan sosial merupakan beban pemerintah dalam bentuk uang/barang atau jasa kepada masyarakat untuk menghindari terjadinya risiko sosial dan bersifat selektif. Penurunan beban bansos karena adanya penghematan alokasi anggaran. Rincian Beban Bantuan Sosial per 30 Juni T.A 2017 dan per 30 Juni 2016 adalah sebagai berikut:

Rincian Beban Bantuan Sosial per 30 Juni T.A 2017 dan per 30 Juni 2016

URAIAN JENIS BEBAN per 30 Juni 2017 per 30 Juni 2016 % NAIK (TURUN)

Beban Bantuan Sosial Untuk Rehabilitasi Sosial 0.00

Beban Bantuan Sosial Untuk Jaminan Sosial 0.00

Beban Bantuan Sosial Untuk Pemberdayaan Sosial 0.00

Jumlah 0 0 0.00

Beban

Penyusutan

dan Amortisasi

Rp

1.847.386.474

D.9 Beban Penyusutan dan Amortisasi

(58)

Rincian Beban Penyusutan dan Amortisasi

per 30 Juni T.A 2017 dan per 30 Juni 2016

URAIAN BEBAN PENYUSUTAN DAN

AMORTISASI per 30 Juni 2017 per 30 juni 2016

NAIK

D.10 Beban Penyisihan Piutang Tak Tertagih

Beban Penyisihan Piutang Tak Tertagih merupakan beban untuk mencatat estimasi ketidak tertagihan piutang dalam suatu periode. Jumlah Beban Penyisihan Piutang Tak Tertagih per 30 Juni T.A 2017 dan per 30 Juni 2016 adalah masing-masing sebesar Rp 8.200 dan Rp 0. Rincian Beban Penyisihan Piutang Tak Tertagih per 30 Juni T.A 2017 dan per 30 Juni 2016 adalah sebagai berikut:

Rincian Beban Penyisihan Piutang Tak Tertagih per 30 Juni T.A 2017 dan per 30 Juni 2016

URAIAN JENIS BEBAN TH 2017 TH 2016

NAIK (TURUN)

%

Beban Penyisihan Piutang Lainnya 8,200 -

-Beban Penyisihan Piutang Tak Tertagih - Piutang Non Lancar - -

(59)

Rincian Kegiatan Non Operasional per 30 Juni T.A 2017 dan per 30 Juni 2016

URAIAN per 30 Juni 2017 per 30 Juni 2016 sifatnya tidak sering terjadi, tidak dapat diramalkan dan berada di luar kendali entitas. Pos Luar Biasa untuk periode yang berakhir pada per 30 Juni T.A 2017 dan per 30 Juni 2016 adalah masing-masing sebesar Rp 0.

PENJELASAN ATAS POS-POS LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS

Ekuitas Awal

Rp

52.567.734.236

E.1 Ekuitas Awal

Nilai ekuitas per 30 Juni T.A 2017 dan per 30 Juni 2016 adalah masing-masing sebesar Rp 52.567.734.236 dan Rp 56.311.217.287.

Rincian Ekuitas Awal per 30 Juni T.A 2017 dan per 30 Juni 2016

URAIAN per 30 juni 2017 per 30 Juni 2016 NAIK (TURUN)

% Ekuitas Awal 52,567,734,236 56,311,217,287 -6.65

Defisit LO

Rp

(8.626.127.229)

E.2 Surplus (Defisit) LO

(60)

(8.626.127.229) dan Rp (9.979.817.714). Defisit LO merupakan selisih kurang antara surplus/defisit kegiatan operasional, surplus/defisit kegiatan non operasional, dan pos luar biasa.

Rincian Surplus (Defisit) LO per 30 Juni T.A 2017 dan per

30 Juni 2016

URAIAN TH 2017 TH 2016

NAIK (TURUN)

% SURPLUS/DEFISIT LO (8,626,127,229) (9,979,817,714) -13.56

Penyesuaian

Nilai Aset

Rp 0

E.3.1Penyesuaian Nilai Aset

Nilai Penyesuaian Nilai Aset untuk periode yang berakhir per 30 Juni T.A 2017 dan per 30 Juni 2016 adalah sebesar Rp 0 dan Rp 0. Penyesuaian Nilai Aset merupakan hasil penyesuaian nilai persediaan akibat penerapan kebijakan harga perolehan terakhir.

Koreksi Nilai

Persediaan Rp

0

E.3.2 Koreksi Nilai Persediaan

Koreksi Nilai Persediaan mencerminkan koreksi atas nilai persediaan yang diakibatkan karena kesalahan dalam pecatatan persediaan yang terjadi pada periode sebelumnya. Koreksi tambah atas nilai persediaan untuk tahun 2017 dan Per 30 Juni 2016 adalah masing-masing sebesar Rp 0 dan Rp 0. Rincian Koreksi Nilai Persediaan untuk tahun 2017 adalah sebagai berikut:

Rincian Koreksi Nilai Persediaaan

Barang Konsumsi

-Suku Cadang

-Jumlah -Koreksi Jenis Persediaan

(61)

Revaluasi Aset

Tetap Rp 0

Selisih Revaluasi Aset Tetap merupakan selisih yang muncul pada saat dilakukan penilaian ulang aset tetap. Selisih Revaluasi Aset Tetap untuk periode yang berakhir per 30 Juni T.A 2017 dan per 30 Juni 2016 adalah masing-masing sebesar Rp 0 dan Rp 0.

KoreksiAset

Rincian Koreksi Aset Tetap Non Revaluasi per 30 Juni T.A 2017 dan per 30 Juni 2016

URAIAN per 30 Juni 2017 per 30 Juni 2016 NAIK Juni T.A 2017 dan per 30 Juni 2016 adalah sebesar Rp 0 dan Rp 0. Koreksi ini merupakan koreksi selain yang terkait Barang Milik Negara, antara lain koreksi atas pendapatan, koreksi atas beban, koreksi atas hibah, piutang dan utang. Koreksi lain-lain terdiri dari:

Gambar

grafik berikut ini:

Referensi

Dokumen terkait

Demikian pula jika pilihan jatuh pada melakukan emisi saham, juga harus dengan berbagai pertimbangan yang cukup rumit pula, mengingat sasaran yang akan diharapkan sebagia

VoIP adalah teknologi yang memungkinkan percakapan suara jarak jauh melalui media internet dalam proses komunikasinya suara diubah menjadi kode digital dan

Pengganti pada Pengadilan Agama Sumenep atas perintah Panitera Pengadilan Agama Sumenep tersebut, telah memberitahukan dan menyerahkan kontra memori Kasasi yang

Dalam melakukan aktivitas fisik berupa latihan terhadap otot jantung, maka otot jantung akan memiliki respon menjadi lebih baik seperti halnya semakin kencangnya

Hal tersebut disebabkan sudah tidak adanya lagi ikatan yang kuat antar anggota keluarga, sehingga remaja cenderung mencari sosok pengganti keluarga yaitu dengan

(1) Retribusi terutang berdasarkan SKRD atau dokumen lain yang dipersamakan, SKRDKBT, STRD dan Surat Keputusan Keberatan yang menyebabkan jumlah Retribusi yang

BALAI PENELITIAN TANAMAN PALMA adalah salah satu entitas akuntansi di bawah Kementerian Pertanian yang berkewajiban menyelenggarakan akuntansi dan laporan

Sehingga dengan menghitung besarnya kerapatan daya sesaat yang menggunakan daya speaker dan luas permukaan bola maka dapat dihitung pula besarnya medan listrik dan kerapatan