• Tidak ada hasil yang ditemukan

Overview PSAK lengkap 11112016

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Overview PSAK lengkap 11112016"

Copied!
147
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

Agenda

Standar Akuntansi di Indonesia

1.

Perkembangan PSAK sd 2015

2.

Overview PSAK

3.

St

an

da

r

Ak

un

ta

ns

(3)

Standar Akuntansi

Untuk keseragaman laporan keuangan, laporan keuangan

yang relevan dan reliable (

representational faitfullness

)

Memudahkan penyusun laporan keuangan karena ada

pedoman baku sehingga meminimalkan bias dari penyusun

Memudahkan auditor dalam mengaudit

Memudahkan pembaca laporan keuangan untuk

menginterpretasikan dan membandingkan laporan

keuangan entitas yang berbeda.

Pengguna laporan keuangan banyak pihak sehingga

penyusun tidak dapat menjelaskan kepada masing-masing

pengguna

Untuk keseragaman laporan keuangan, laporan keuangan

yang relevan dan reliable (

representational faitfullness

)

Memudahkan penyusun laporan keuangan karena ada

pedoman baku sehingga meminimalkan bias dari penyusun

Memudahkan auditor dalam mengaudit

Memudahkan pembaca laporan keuangan untuk

menginterpretasikan dan membandingkan laporan

keuangan entitas yang berbeda.

Pengguna laporan keuangan banyak pihak sehingga

(4)

Tujuan Laporan Keuangan

Laporan keuangan memberikan infomasi  posisi keuangan, kinerja perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan

Laporan keuangan memberikan infomasi  posisi keuangan, kinerja perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan

Laporan keuangan menunjukkan apa yang telah dilakukan manajemen (stewardship), dan pertanggungjawaban sumber daya yang dipercayakan

kepadanya. Laporan keuangan disusun untuk memenuhi sebagian besar pemakai.

Laporan keuangan menunjukkan apa yang telah dilakukan manajemen (stewardship), dan pertanggungjawaban sumber daya yang dipercayakan

kepadanya. Laporan keuangan disusun untuk memenuhi sebagian besar pemakai.

Laporan keuangan disusun berdasarkan standar akuntansi keuangan (SAK/IFRS). Penerapan standar akuntansi keuangan untuk hal-hal yang bersifat material:

“Pernyataan ini tidak wajib diterapkan untuk unsur-unsur yang tidak material” Laporan keuangan disusun berdasarkan standar akuntansi keuangan (SAK/IFRS). Penerapan standar akuntansi keuangan untuk hal-hal yang bersifat material:

“Pernyataan ini tidak wajib diterapkan untuk unsur-unsur yang tidak material”

Laporan keuangan,

Laporan Tahunan (Annual Reporting),

Laporan Berkelanjutan (Sustainability Reporting) – Tripple bottom line,

Laporan Terintegrasi (Integrated Reporting) – Laporan yang lebih ringkas dan

menekankan pada EVA

Laporan keuangan,

Laporan Tahunan (Annual Reporting),

Laporan Berkelanjutan (Sustainability Reporting) – Tripple bottom line,

Laporan Terintegrasi (Integrated Reporting) – Laporan yang lebih ringkas dan

menekankan pada EVA Laporan perusahaan

(5)

Empat Pilar Standar Akuntansi Indonesia

5  IFRS hanya diadopsi PSAK full 2012, pada tahun 2013 dilakukan revisi

beberapa standar dan ditambahkan standar baru 65, 66, 67, 68 yang akan efektif pada tahun 2015. Pada tahun 2015 dikeluarkan PSAK 69 Agrikultur  SAK ETAP digunakan untuk entitas yang tidak memiliki akuntabilitas publik

signifikan.

DSAS telah mengeluarkan 10 PSAK Syariah

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik signifikan - SAK-ETAP Standar Akuntansi Syari’ah – SAK Syariah

(6)

SAK ETAP

SAK ETAP: Standar akuntansi keuangan untuk entitas tanpa akuntabilitas

publik signifikan.

ETAP adalah entitas yang:

Tidak memiliki akuntabilitas publik signifikan; dan

Menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum (general purpose financial

statement) bagi pengguna eksternal.

Menggunakan acuan IFRS untuk Small Medium Enterprises.Lebih sederhana antara lain:

Aset tetap, tidak berwujud menggunakan harga perolehan

Entitas anak tidak dikonsolidasi tetapi sebagai investasi dengan metode ekuitas.Pajak menggunakan konsep pajak terutang bukan pajak tangguhan

(7)

PSAK SYARIAH

Basis transaksi

Digunakan oleh entitas yang melakukan transaksi syariah baik

entitas lembaga syariah maupun non lembaga syariah

Pengembangan dengan model PSAK umum namun berbasis syariah

dengan acuan fatwa MUI

PSAK 100 – PSAK 110

Bank Syariah  PSAK Syariah + PSAK

BPR Syariah  PSAK Syariah + SAK ETAP

7

• PSAK 106 Akuntansi Musyarakah

• PSAK 107 Akuntansi Ijarah

• PSAK 108 Akuntansi Transaksi Asuransi Syariah

• PSAK 109 Akuntansi Zakat, Infaq dan Shadaqoh

PSAK 110 Akuntansi Sukuk

PSAK 106 Akuntansi Musyarakah • PSAK 107 Akuntansi Ijarah

PSAK 108 Akuntansi Transaksi Asuransi

Syariah

• PSAK 109 Akuntansi Zakat, Infaq dan Shadaqoh

• PSAK 110 Akuntansi Sukuk

• PSAK 101 Penyajian Laporan Keuangan Syariah

• PSAK 102 Akuntansi Murabahah (Revisi 2013)

• PSAK 103 Akuntansi Salam

• PSAK 104 Akuntansi Istishna

PSAK 105 Akuntansi MudharabahPSAK 101 Penyajian Laporan

Keuangan Syariah

• PSAK 102 Akuntansi Murabahah (Revisi 2013)

• PSAK 103 Akuntansi Salam

PSAK 104 Akuntansi Istishna

(8)

SAP

Instansi Pemerintah menggunakan Standar Akuntansi

Pemerintahan, PP 24 tahun 2005

PP 71 tahun 2010

Standar disusun oleh Komite Akuntansi Pemerintahan

kemudian ditetapkan dengan PP

Diterapkan untuk entitas pemerintah dalam menyusun LKPP

dan LKPD:

instansi pemerintah pusatInstansi pemerintah daerah

BLU dikonsolidasikan dengan LKP – menggunakan PSAP dan PSAK, BUMN (sbg investasi pemerintah) menggunakan PSAK

(9)

1. Laporan Realisasi Anggaran

2.

Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih

(SAL)

3. Neraca

4. Laporan Arus Kas

5.

Laporan Operasional

6.

Laporan Perubahan Ekuitas

7. Catatan atas Laporan Keuangan

(10)

PSAK – IFRS BASED

Wajib diterapkan untuk entitas dengan akuntabilitas publik

seperti: Emiten, perusahaan publik, perbankan, asuransi, dan

BUMN.

Dapat diterapkan oleh entitas lainya.

Basis transaksi, bukan basis industri.

Tujuan: memberikan informasi yang relevan bagi user laporan

keuangan

(11)

PSAK – INDUSTRI – TIDAK BERLAKU LAGI

PSAK 59 Perbankan Syariah

PSAK 31 Perbankan

PSAK 29 Pertambangan Minyak dan Gas

PSAK 33 Pertambangan Umum

PSAK 32 Kehutanan

PSAK 35 akuntansi pendapatan Jasa Telekomunikasi

PSAK 27 Akuntansi Koperasi

PSAK 37 Akuntansi Penyelenggaraan Jalan Tol

PSAK 39 Kerjasama Operasi

(12)

IFRS Global Standard

IFRS merupakan Standar Akuntansi Keuangan yang berlaku secara globalProses akuntansi merupakan proses umum yang terjadi pada setiap

entitas sehingga penggunaan standar yang sama akan memudahkan pengguna dalam memahami laporan keuangan.

Hasil dari pertemuan pemimpin negara G20 forum di Washington DC, 15

November 2008 :

“Strengthening Transparency and Accountability”

Pertemuan G20 di London, 2 April 2009 menghasilkan kesepakatan untuk

Strengthening Financial Supervision and Regulation  “to call on the accounting standard setters to work urgently with supervisors and regulators to improve standards on valuation and provisioning and

(13)

Manfaat IFRS

Meningkatkan daya banding laporan keuangan.

Memberikan informasi yang berkualitas di pasar modal

internasional

Menghilangkan hambatan arus modal internasional dengan

mengurangi perbedaan dalam ketentuan pelaporan keuangan.

Mengurangi biaya pelaporan keuangan bagi perusahaan

multinasional dan biaya untuk analisis keuangan bagi para

analis.

Meningkatkan kualitas pelaporan keuangan menuju

“best

practise”.

(14)

Karakteristik Standar ??

Principle Based :

Judgment

Dinamis

Fair Value

Lebih banyak

(15)

Karakteristik IFRS

IFRS menggunakan Principles Base “ :

Lebih menekankan pada intepreatasi dan aplikasi atas standar sehingga harus

berfokus pada spirit penerapan prinsip tersebut.

Standar membutuhkan penilaian atas substansi transaksi dan evaluasi apakah

presentasi akuntansi mencerminkan realitas ekonomi.

Membutuhkan profesional judgment pada penerapan standar akuntansi.

Menggunakan fair value dalam penilaian, jika tidak ada nilai pasar aktif harus melakukan penilaian sendiri (perlu kompetensi) atau menggunakan jasa penilai

Mengharuskan pengungkapan (disclosure) yang lebih banyak baik kuantitaif maupun kualitatif

IFRS secara dinamis akan berubah mengikuti perkembangan lingkungan bisnis dan kebutuhan informasi para pengguna.

(16)

“Judgment”

IFRS = Principles

Penerapan standard mengacu pada substansi ekonomi bukan

bentuk hukumnya.

Pemahaman underlying transaksi dan detail kontrak menjadi

penting

Pengajaran dengan menggunakan kasus

Ilustrasi

PT. ABC memiliki kontrak dengan PT. XYZ untuk membeli semua produk

yang dihasilkan. Produknya khusus dan hanya dapat dijual kepada PT. ABC. Kontrak meliputi jangka waktu 30 tahun. Kontrak tersebut menjamin

(17)

Dinamis

IFRS membuka wawasan, bahwa mengajarkan akuntansi

keuangan harus sesuai dengan standar bukan

teks book

.

Awareness terhadap standar akuntansi meningkat

Materi pengajaran harus dinamis mengikuti perkembangan

standar.

IFRS sering berubah

Digunakan perusahaan banyak di negara sehingga kesulitan penerapan

akan membuahkan kritik terhadap standar yang ada  perubahan

Perubahan lingkungan usaha

Contoh

instrumen keuangan, PSAK 50 (2006), PSAK 50 (2010), PSAK 50 (2013)Penyajian laporan keuangan PSAK 1 (2009), PSAK 1 (2013), PSAK 1

(18)

Definisi Nilai Wajar

nilai wajar sebagai harga yang akan diterima untuk menjual suatu aset

atau harga yang akan dibayar untuk mengalihkan suatu liabilitas dalam transaksi teratur antara pelaku pasar pada tanggal pengukuran.

nilai wajar sebagai harga yang akan diterima untuk menjual suatu aset

atau harga yang akan dibayar untuk mengalihkan suatu liabilitas dalam transaksi teratur antara pelaku pasar pada tanggal pengukuran.

“...the price that would be received to sell an asset or transfer a liability in

an orderly transaction between market participants at the measurement date.”

IFRS 13 para 9

Tiga level nilai wajar

Level 1 – harga kuotasian dalam pasar aktif untuk aset atau liabilitas yang identik

Level 2 - input selain harga kuotasian yang dapat diobservasi baik secara langsung atau

tidak langsung

Level 3 - input yang bukan berdasarkan harga pasar yang dapat diobservasi

Tiga level nilai wajar

Level 1 – harga kuotasian dalam pasar aktif untuk aset atau liabilitas yang identik

Level 2 - input selain harga kuotasian yang dapat diobservasi baik secara langsung atau tidak langsung

(19)

“Fair value”

IAS 41 Agriculture

Biological asset dinilai sebesar nilai wajar dikurangi dengan biaya penjualan (point-of-sale costs), baik pada pengakuan pertama maupun pada tanggal laporan

Agriculture product dinilai nilai wajar dikurangi dengan biaya penjualan (point-of-sale costs), pada pengakuan pertama.

both on initial recognition and at each balance sheet date

Fair value menggunakan harga kuotasi jika tidak ada menggunakan

harga wajar alternatif

Perlu tidak mengajarkan perhitungan fair value

Bagaimana menentukan estimasi arus kas, tingkat suku bunga

Teknik valuasi

Model opsi

Judgment : produk serupa, transaksi terkini, biaya penjualan

(20)

Pengungkapan Lebih Banyak

Ilustrasi laporan keuangan.

Membaca dan membuat pengungkapan

pengungkapan yang diinginkan oleh standar

Judgment : apa yang perlu diungkapkan

Ilustrasi laporan keuangan.

Membaca dan membuat pengungkapan

pengungkapan yang diinginkan oleh standar

Judgment : apa yang perlu diungkapkan

PSAK 60 – Instrumen keuangan

Pengungkapan kualitatif :

eksposure dan timbulnya risiko; tujuan,

kebijakan dan proses pengelolaan risiko; perubahan dua hal tersebut.

(21)

Pasca Konvergensi PSAK 2012 = IFRS (kecuali IFRS

terbaru)

Perbedaan IFRS dengan PSAK dijelaskan dalam

Standar bagian depan.

Substansi / konseptual

Redaksional

Tanggal efektif

Secara gradual, IFRS sudah diterapkan mengikuti

pemberlakuan PSAK yang bersangkutan.

Setelah konvergensi IFRS  PSAK akan berkembang

dinamis mengikuti IFRS

IFRS - PSAK

(22)

Sejarah Standar Akuntansi

Pra PAI 1973 PAI 1973 Harmonisasi IAS 1994-2007 Konvergensi IFRS 2008-2012 Konvergensi IFRS 2012-2014 Konvergensi IFRS 2015

8 Desember 2008 Komitmen mendukung IFRS sebagai standar akuntansi keuangan global

8 Desember 2008 Komitmen mendukung IFRS sebagai standar akuntansi keuangan global

Efektif 1 Januari 2015Efektif 1 Januari 2015

Adopsi IAS mulai

(23)

Perkembangan PSAK

Efektif < 2013 Efektif < 2013PSAK

Revisi PSAK20 ISAK15 PPSAK

Efektif 2014-2015

Efektif 2014-2015

4 PSAK

9 Revisi PSAK4 ISAK (2014)1 PPSAK (2014)

Efektif 2016 Efektif 2016

8 Amandemen PSAK9 Penyesuaian PSAK1 ISAK

23

IAS / IFRS dalam proses adopsi: a. IFRS 9 Financial Instruments

b. IFRS 14 Regulatory Deferral Accounts c. IFRS 15 Revenue from Contracts with

Customers d. IFRS 16 Leases

Diskusi IFRS

a. IFRS 4 Insurance Contract b. Conceptual Framework –

(24)

Penjelasan PSAK

PSAK yang terkait dengan pengaturan baru misal PSAK 69, PSAK 70

PSAK yang merubah pengaturan lama namun berbeda sangat substansial misal

PSAK 65 Laporan Keuangan Konsolidasian menggantikan PSAK 4 Laporan Keuangan Konsolidasian dan Tersendiri

PSAK Baru

Perubahan PSAK berdampak signifikan pada pengukuran, penyajian atau

pengunkapan misal PSAK 24 (Revisi 2013), PSAK 1 (Revisi (2013)

Didahului dengan penerbitan Exposure draf

Revisi Perubahan

Perubahan tidak signifikan

Didahului dengan pengeluaran ED

PSAK Amandemen

Dampak dari perubahan PSAK lain

(25)

PSAK 2013 & 2014

25

NO IFRS STATUS

1 IFRS 10: Consolidated Financial

Statements PSAK 65: Laporan Keuangan Konsolidasian [1 Jan 2015]

2 IFRS 11: Joint Arrangements PSAK 66: Pengaturan Bersama [1 Jan 2015]

3 IFRS 12: Disclosure of Interests in

Other Entities PSAK 67: Pengungkapan Kepentingan dalam Entitas Lain [1 Jan 2015]

4 IFRS 13: Fair Value Measurement PSAK 68: Pengukuran Nilai Wajar [1 Jan 2015]

5 IFRIC 18: Transfer of Assets from

Customers ISAK 27: Pengalihan Aset dari Pelanggan [1 Jan 2014]

6 IFRIC 19: Extinguishing Financial

Liabilities with Equity Instruments ISAK 28: Pengakhiran Liabilitas Keuangan dengan Instrumen Ekuitas [1 Jan 2014]

7 IFRIC 20: Stripping Costs in the

(26)

PSAK 2013 & 2014

NO IFRS STATUS

1 IAS 1: Presentation of Financial

Statements PSAK 1: Penyajian Laporan Keuangan [1 Jan 2015]

2 IAS 19: Employee Benefits PSAK 24: Imbalan Kerja [1 Jan 2015]

3 IAS 27: Separate Financial Statements PSAK 4: Laporan Keuangan Tersendiri [1 jan 2015] 4 IAS 28: Investments in Associates and

Joint Ventures PSAK 15: Investasi pada Entitas Asosiasi dan Ventura Bersama [1 Jan 2015] 5 IAS 32: Financial Instruments:

Presentation PSAK 50: Instrumen Keuangan: Penyajian [Disahkan pada 29 April 2014, berlaku 1 Jan 2015] 6 IAS 36: Impairment of Assets PSAK 48: Penurunan Nilai Aset [Disahkan pada 29

April 2014, berlaku 1 Jan 2015] 7 IAS 39: Financial Instruments:

Recognition and Measurement (IFRS 9 eff 2018 belum diadopsi)

PSAK 55: Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran [Disahkan pada 29 April 2014, berlaku 1 Jan 2015]

8 IFRS 7: Financial Instruments:

Disclosures PSAK 60: Instrumen Keuangan: Pengungkapan [Disahkan pada 29 April 2014, berlaku 1 Jan 2015]

9 IAS 12: Income Tax PSAK 46: Pajak Penghasilan [Disahkan pada 29

(27)

Perkembangan Setelah 1 Januari 2015

27

IFRS 9 Financial Instruments (efektif 1 Januari 2018)

IFRS 14 Regulatory Deferral Accounts (efektif 1 Januari 2016)IFRS 15 Revenue from Contracts with Customers (efektif 1

Januari 2018)

IFRS 16 Leases (efektif 1 Januari 2019)

IFRS terbaru:

Amandemen IFRS 4 Insurance ContractsAmandemen Conceptual FrameworkPenyesuaian IFRS lain

(28)

PSAK 2015

ISAK 30 Pungutan

Amandemen IAS 1 Disclosure Initiative

Amandemen PSAK 1 : Prakarsa Pengungkapan

Amandemen IFRS 4 IAS 16 dan IAS 38

Amandemen PSAK 16 dan PSAK 19: Klarifikasi yang Diterima untuk Penyusutan dan Amortisasi

Amandemen IAS 19 Defined Plans: Employee Contributions

(29)

PSAK 2015

29 PSAK 69 Agrikultur efektif 1 Jan 2018

ISAK 31 Interpretasi atas Ruang Lingkup Properti Investasi

Amandemen PSAK 4 : Metode Ekuitas dalam Laporan Keuangan Tersendiri

Amandemen PSAK 15, 65 dan 67 : Entitas Investasi Penerapan Pengecualian Konsolidasi

Amandemen PSAK 66: Akuntansi Akuisisi Kepentingan dalan Operasi Bersama

(30)

ED PSAK 2016

Kerangka Konseptual Pelaporan Keuangan;

Amandemen PSAK 2 Laporan Arus Kas tentang Prakarsa Pengungkapan;

Amandemen PSAK 46 Pajak Penghasilan tentangPengakuan Aset Pajak Tangguhan untuk Rugi yang Belum Direalisasi; dan

Penyesuaian Tahunan 2016.

(31)

AMANDEMEN PSAK 2015

31

Amandemen PSAK Tanggal Efektif

Amandemen PSAK 1: Penyajian Laporan Keuangan tentang

Prakarsa Pengungkapan 1 Januari 2017

Amandemen PSAK 4:Laporan Keuangan Tersendiri 

tentangMetode Ekuitas dalam Laporan Keuangan Tersendiri 1 Januari 2016

Amandemen PSAK 15:Investasi Pada Entitas Asosiasi dan Ventura Bersama tentangEntitas Investasi: Penerapan Pengecualian

Konsolidasi

1 Januari 2016

Amandemen PSAK 16:Aset Tetap tentangKlarifikasi Metode yang

Diterima untuk Penyusutan dan Amortisasi 1 Januari 2016

Amandemen PSAK 16:Agrikultur: Tanaman Produktif 1 Januari 2018

Amandemen PSAK 19:Aset Takberwujudtentang Klarifikasi

(32)

PENYESUAIAN PSAK 2015

Amandemen PSAK Tanggal Efektif

Amandemen PSAK 24:Imbalan Kerja tentangProgram Imbalan Pasti

: Iuran Pekerja 1 Januari 2016

Amandemen PSAK 65:Laporan Keuangan Konsolidasian tentang

Entitas Investasi: Penerapan Pengecualian Konsolidasi 1 Januari 2017

Amandemen PSAK 66:Pengaturan Bersamatentang Akuntansi

Akuisisi Kepentingan dalam Operasi Bersama 1 Januari 2016

Amandemen PSAK 67:Pengungkapan Kepentingan Dalam Entitas

Lain tentang Entitas Investasi: Penerapan Pengecualian Konsolidasi 1 Januari 2016

(33)

PENERBITAN ISAK 2015

33

ISAK Baru Tanggal Efektif

ISAK 30: Pungutan

Interpretasi atas PSAK 57:Provisi, Liabilitas Kontinjensi dan Aset Kontinjensi yang mengklarifikasi akuntansi liabilitas untuk membayar pungutan, selain pajak penghasilan yang berada dalam ruang lingkup PSAK 46: Pajak Penghasilan serta denda lain atas pelanggaran perundang-undangan, kepada Pemerintah.

1 Januari 2016

ISAK 31: Interpretasi atas Ruang Lingkup PSAK 13: Properti Investasi

Interpretasi atas karakteristik bangunan dalam PSAK 13: Properti Investasi. Bangunan dalam definisi properti  

investasi mengacu pada struktur yang memiliki karakteristik fisik yang umumnya diasoasiasikan dengan suatu bangunan yang mengacu pada adanya dinding, lantai, dan atap yang melekat pada aset.

(34)

PENYESUAIAN PSAK 2015

Penyesuaian PSAK Tanggal Efektif

PSAK 5 (Penyesuaian 2015): Segmen Operasi 1 Januari 2016

PSAK 7 (Penyesuaian 2015):Pengungkapan Pihak-pihak Berelasi 1 Januari 2016

PSAK 13 (Penyesuaian 2015): Properti Investasi 1 Januari 2016

PSAK 16 (Penyesuaian 2015): Aset   Tetap 1 Januari 2016

(35)

PENYESUAIAN PSAK 2015

35

Penyesuaian PSAK Tanggal Efektif

PSAK 19 (Penyesuaian 2015): Aset   Takberwujud 1 Januari 2016

PSAK 22 (Penyesuaian 2015):Kombinasi Bisnis 1 Januari 2016

PSAK 25 (Penyesuaian 2015):Kebijakan Akuntansi, Perubahan

Estimasi Akuntansi dan Kesalahan 1 Januari 2016

PSAK 53 (Penyesuaian 2015):Pembayaran Berbasis Saham 1 Januari 2016

(36)

IFRS 9 Financial Instrument

Dikeluarkan Juli 2014; Efektif 1 Januari 2018 boleh diterapkan lebih dahalu

Klasifikasi amortized cost dan fair value

Amortized cost jika memenuhi tes bisnis model (tujuan entitas untuk memperoleh arus kas yang diperjanjikan dan arus kas (dari pembayaran pokok dan bunga atas pokok)

Perubahan klasifikasi dibolehkan jika terjadi perubahan bisnis model Klasifikasi dan pengukuran untuk instrumen keuangan.

Menggunakan expected losses dalam perhitungan penurunan nilai aset keuangan

(37)

IFRS 9 Financial Instrument

Financial instrument : Measured at amortized cost and measured at

fair value.

Fair value diklasifikasikan menjadi FVPL=fair value to profit and loss

dan FVOCI=fair value to other comprehensive income.

Debt instrument diklasifikasikan menjadi amortized cost jika

memenuhi test bisnis model dan cash flow test:

Business model test: The objective of the entity's business model is to

hold the financial asset to collect the contractual cash flows (rather than to sell the instrument prior to its contractual maturity to realise its fair value changes).

Cash flow characteristics test: The contractual terms of the financial asset

give rise on specified dates to cash flows that are solely payments of principal and interest on the principal amount outstanding.

(38)

IFRS 9

DEBT INVESTMENTS

Debt investments

are characterized by contractual

payments on specified dates of

principal and

interest on the principal amount outstanding.

Companies measure debt investments at

(39)

IFRS 9

(40)
(41)

IFRS 15 Revenue Recognition

Joint project between IASB and FASB,

Establishes a single, comprehensive framework for revenue recognition.

To be applied consistently across transactions, industries and capital markets, and

will improve comparability in the ‘top line’

IFRS yang tidak berlaku akibat IFRS 15: IAS 11 Construction contracts, IAS 18

Revenue, IFRIC 13 Customer Loyalty Programmes, IFRIC 15 Agreements for the Construction of Real Estate, IFRIC 18 Transfers of Assets from Customers, SIC-31 Revenue - Barter Transactions Involving Advertising Services.

A contract with a customer will be within the scope of IFRS 15 if all the following

conditions are met: [IFRS 15:9]

the contract has been approved by the parties to the contract;

each party’s rights in relation to the goods or services to be transferred can be

identified;

the payment terms for the goods or services to be transferred can be identified;the contract has commercial substance; and

it is probable that the consideration to which the entity is entitled to in exchange for

(42)

IFRS 15 Revenue Recognition

Identify the contract(s) with the customer

Identify the contract(s) with the customer

Identify the performance obligations in the contract

Identify the performance obligations in the contract

Determine the transaction price

Determine the transaction price

Allocate the transaction price

Allocate the transaction price

Recognise revenue when a performance obligation is satisfied

Recognise revenue when a performance obligation is satisfied

(43)

IFRS 16 Leases

Efektif 1 Januari 2019 boleh diterapkan lebih dahaluDikeluarkan Juli 2015

43 Sewa yang lebih dari satu tahun diakui sebagai aset dan liabilitas

Aset / / Right of Use Aset = nilai kini dari pembayaran sewa, disajikan sebagai line tersendiri dalam posisi keuangan

(44)

IFRS – ED Conceptual Framework

CHAPTER 1—THE OBJECTIVE OF GENERAL PURPOSE FINANCIAL REPORTING

Fundamental: relevance & representation faithfulness

Enhancing: comparability, verifiability, timelines, understandability

CHAPTER 2—QUALITATIVE CHARACTERISTICS OF USEFUL FINANCIAL INFORMATION

CHAPTER 3—FINANCIAL STATEMENTS AND THE REPORTING ENTITY

Asset, liability, equity, income and expense

CHAPTER 4—THE ELEMENTS OF FINANCIAL STATEMENTS

Historical, current value, fair value, value in used & fulfilment value CHAPTER 6—MEASUREMENT

(45)
(46)
(47)

Laporan Keuangan - 2011

PSAK 1

Penyajian Laporan Keuangan

Komponen

Tanggung jawab laporan keuangan

Identifikasi laporan keuangan  Laporan Posisi KeuanganLaporan Laba Rugi

Komprehensif

Laporan Perubahan EkuitasLaporan Arus Kas

Catatan atas Laporan Keuangan

Karakteristik umum

Penyajian secara wajar dan kepatuhan terhadap SAK  Kelangsungan usahaDasar akrual

Material dan agregasiSaling hapus

Frekuensi pelaporanInformasi komparatifKonsistensi penyajian

(48)

Karakteristik Umum

Penyajian secara wajar dan kepatuhan terhadap SAK

Menyebutkan secara explisit kepatuhan terhadap SAK

Kepatuhan terhadap PSAK memberikan pemahaman yang salah (kondisi jarang

terjadi)  tidak sesuai PSAK

Kelangsungan usaha

Laporan keuangan disusun berdasarkan asumsi kelangsungan usaha,

mengungkapkan fakta jika terjadi pelanggaran asumsi

Dasar akrual

Material dan agregasi

Saling hapus Tidak boleh kecuali disyaratkan atau diizinkan

suatu PSAK

Frekuensi pelaporan Tahunan

(49)

Laporan Posisi Keuangan (Neraca) - 2011

Nama menjadi Laporan Posisi Keuangan (Neraca), tambahan neraca

untuk sinkronisasi dengan regulasi di Indonesia

Perubahan definisi-definisi seperti Kewajiban menjadi Liabilitas dan hak

minoritas menjadi kepentingan nonpengendali (non-controlling interest)

Penyajian kepentingan non pengendali sebagai bagian ekuitas dan bagian

laba bukan sebagai pengurang laba LK konsolidasian

Laporan keuangan awal periode (dr periode sajian) untuk penyajian

retroaktif  perubahan kebijakan dan koreksi kesalahan

Minimum line item Penyajian Neraca

Properti Investasi

– Investasi dengan menggunakan metode ekuitas

– Aset yang dimiliki untuk dijual

– dll

Urutan penyajian laporan keuangan dalam ilustrasi menurut PSAK 1

berbeda dengan IAS 1 (Aset tidak lancar di atas)

(50)

Laporan Laba Rugi Komprehensif - 2011

Laporan Laba rugi Laporan Laba Rugi Komprehensif.

Penyajian laporan laba rugi dengan memasukkan unsur

laba komprehensif

Laba dialokasikan untuk pemegang saham minoritas dan

mayoritas

Ketentuan minimum item dalam laporan laba rugi.

Klasifikasi beban berdasarkan fungsi dan sifat, jika disajikan

berdasarkan fungsi ada pengungkapan berdasarkan sifat

Penyajian “pos luar biasa / extraordinary item” tidak

diperkenankan lagi

Minimum line item : Pendapatan, Biaya keuangan, Beban pajak, pendapatan investasi asosiasi, Pendapatan komprehensif, dll

Pendapatan komprehensif: Perubahan aset atau liabilitas

(51)

Pendapatan komprehensif: Perubahan aset atau

liabilitas yang tidak mempengaruhi laba pada

periode rugi

Selisih revaluasi aset tetap

Perubahan nilai investasi available for sales

Dampak translasi laporan keuangan

Dalam dua laporan :

Laba sebelum laba komprehensif

Laporan laba komprehensif dimulai dari laba/rugi bersih

Laporan laba rugi komprehensif - 2011

(52)

PSAK 1 Revisi (2013)

Adopsi IAS 1 Presentation of Financial Statements 1 Januari 2013

Pedoman Implementasi, ilustrasi laporan posisi keuangan berbeda dengan IAS, aset lancar

dan liabilitas lancar masih di atas

Informasi Komparatif

– Informasi komparatif tambahan  laporan possi keuangan ketiga sebagai tambahan atas laporan komparatif (prinsip utama).

– Informasi komparatif tambahan tidak harus lengkap

Menyajikan dalam catatan L/K informasi komparatif terkait laporan tambahan.

Laporan laba rugi komprehensif

– Pendapatan komprehensif lain  Penghasilan komprehensif lain

– Pos minimal  jumlah tunggal untuk operasi dihentikan; dihilangkan laba rugi, bagian pendapatan komprehensif asosiasi, total laba rugi komprehensif)

– Pengashilan komprehensit  tidak akan direklasifikasi ke laba rugi dan akan direklasifikasi ke laba rugi jika kondisi tertentu terpenuhi

– Pos minimal  jumlah tunggal untuk total operasi yang dihentikan (lihat PSAK 58).

(53)

LAPORAN ARUS KAS

Informasi arus kas entitas berguna sebagai dasar untuk

menilai kemampuan entias dalam menghasilkan kas

dan setara kas serta menilai kebutuhan kas entitas

untuk menggunakan arus kas tersebut.

Laporan arus kas menggambarkan perubahan historis

dalam kas dan setara kas yang diklasifikasikan atas

aktivitas operasi, investasi dan pendanaan selama satu

periode

(54)

Pelaporan Arus kas dari Aktivitas Operasi

Metode yang dapat digunakan:

Metode langsung  kelompok utama dari penerimaan dan pengeluaran

kas bruto diungkapkan;

Metode tidak langsung  laba disesuaikan dengan mengoreksi transaksi

non kas, penangguhan atau akrual dan unsur penghasilan/beban yang terkait aktivitas investasi dan pendanaan.

Dianjurkan melaporkan dengan metode langsung

informasi

yang lebih berguna

(55)

Laporan Arus Kas

Arus kas bunga dan dividen diungkapkan secara terpisah dan diklasifikasikan secara konsisten.

Beban bunga dapat disajikan sebagai arus kas operasi atau pendanaan

(alternatif)

Pendapatan bunga dapat disajikan sebagai arus kas operasi atau investasi

(alternatif)

Dividen yang dibayarkan dapat disajikan sebagai arus kas pendanaan atau

operasi (alternatif)

Pendapatan dividen dapat disajikan sebagai arus kas operasi atau investasi

(alternatif)

Arus kas yang berkaitan dengan pajak penghasilan diungkapkan secara terpisah.

Perubahan nilai tukar dilaporkan dalam LAK untuk merekonsiliasi saldo awal dan akhir kas dan setara kas

(56)

PSAK 3 : Laporan Interim

Laporan keuangan interim: laporan keuangan, baik laporan keuangan

lengkap atau laporan keuangan ringkas untuk suatu periode interim.

LK Interim dapat disajikan secara lengkap atau ringkasKomponen Minimal Laporan Interim

Laporan posisi keuangan ringkas

Laporan laba rugi komprehensif ringkas.

Kebijakan akuntansi yang sama dalam laporan keuangan tahunan

diterapkan dalam laporan keuangan interim, kecuali untuk perubahan kebijakan akuntansi yang dilakukan setelah tanggal laporan keuangan tahunan terkini.

Untuk laporan posisi keuangan, komparasi dengan laporan keuangan

(57)

PSAK 7 Pengungkapan Pihak Berelasi

Mengapa perlu ??

57

Laporan Posisi

Keuangan

Dan Laba Rugi

Transaksi dan

Saldo

Dipengaruhi

Keberadaan pihak yang mempunyai

hubungan istimewa

(58)

PSAK 7 Pengungkapan Pihak Berelasi

Identifikasi hubungan dan transaksi dengan

pihak-pihak berelasi

Identifikasi saldo, komitmen antara entitas dengan

pihak-pihak berelasi.

Menentukan pengungkapan yang diperlukan baik

untuk LK konsolidasian, tersendiri, yang disajikan

individual.

Pengungkapan atas hubungan

(59)

PSAK 8 Peristiwa setelah Periode Pelaporan

Peristiwa setelah periode pelaporan adalah peristiwa yang terjadi antara

akhir periode pelaporan dan tanggal laporan keuangan diototisasi untuk terbit

Peristiwa setelah periode pelaporan yang memerlukan penyesuaian

adalah peristiwa yg memberikan bukti atas adanya kondisi pada akhir periode pelaporan

Peristiwa setelah periode pelaporan yang tidak memerlukan penyesuaian

adalah peristiwa yang mengindikasikan kondisi setelah periode pelaporan

Tanggal laporan keuangan diotorisasi untuk terbit adalah tanggal laporan

keuangan sudah final

Laporan keuangan diaudit : tanggal laporan auditor

Laporan keuangan tidak diaudit : tanggal laporan keuangan selesai disusun

manajemen

(60)
(61)

Perubahan Kebijakan Akuntansi dan Kesalahan - PSAK 25

Kebijakan akuntansi harus menjelaskan pengakuan,

pengukuran dan penyajian.

Kebijakan akuntansi harus tunduk pada PSAK dan

mempertimbangkan panduan aplikasi, jika tidak ada,

menggunakan pertimbangan manajemen.

Perubahan kebijakan akuntansi tidak diperkenankan kecuali

dipersyaratkan PSAK atau menghasilkan laporan keuangan

yang lebih andal dan relevan

diterapkan secara retrospektif,

kecuali tidak praktis

Koreksi kesalahan

retroaktif

Perubahan Estimasi

prospektif

(62)

Segmen Operasi – PSAK 5

PSAK 5 (2009)

PSAK 5 Lama

• Aktivitas untuk menghasilkan

pendapatan dan terjadinya beban

• Dikaji secara reguler untuk alokasi

sumber daya dan menilai kinerja

• Tersedia infomasi terpisah

• Dibedakan dalam menghasilkan

produk/jasa

• Risiko dan imbalan berbeda dari

segmen lain

Segmen dilaporkan:

• Syarat kualitatif • Syarat kuantitatif

Segmen dilaporkan:

• Syarat kuantitatif

• Pengungkapan level segmen

(63)

PSAK 10 :

Pengaruh Perubahan Kurs Valuta Asing

Akuntansi

transaksi dan saldo

dalam mata uang

asing

, kecuali

transaksi dan

saldo derivatif

(PSAK 55)

Menjabarkan hasil dan posisi keuangan dari kegiatan

usaha

luar negeri

yang termasuk dalam laporan keuangan entitas

secara konsolidasi, proporsional atau metode ekuitas.

Menjabarkan hasil dan posisi keuangan suatu entitas ke dalam

mata uang penyajian.

Translasi

Remeasurement

(64)

Transaksi Mata Uang Asing PSAK 10

Perihal PSAK No. 10

(revisi 2009) PSAK 10, 11, dan 52

Penentuan mata uang fungsional

Terdapat hirarki indikator dalam

penentuan suatu mata uang fungsional

PSAK No. 52: ada 3 indikator mata uang fungsional, yaitu: 1. Indikator arus kas 2. Indikator harga jual 3. Indikator biaya

Pengukuran dan penyajian mata

uang

• Pengukuran mata uang menggunakan mata uang fungsional

• Penyajian mata uang dapat menggunakan mata uang selain mata uang fungsional

• Pengukuran dan

penyajian mata uang menggunakan Rupiah.

• Entitas dapat

(65)

PSAK 56 : Laba Per Lembar Saham

Menetapkan teknik perhitungan, penyajian, dan

pengungkapan LPS.

Meningkatkan daya banding kinerja antar perusahaan dan

antar periode.

65

LPS Dasar = Laba Bersih Residual

Jumlah Rata-rata Tertimbang Saham Biasa

LPS Dasar = Laba Bersih Residual

Jumlah Rata-rata Tertimbang Saham Biasa

EPS

EPS

Laba Bersih Residual Jumlah Rata-rata Tertimbang

Saham Biasa

Laba Bersih Residual Jumlah Rata-rata Tertimbang

Saham Biasa

Penyesuaian atas Efek berpotensi saham

biasa yang dilutif

Penyesuaian atas Efek berpotensi saham

biasa yang dilutif

(66)

Instrumen Keuangan 50,55,60

• Definisi dan klasifikasi

• Pemisahan liabilitas keuangan dan ekuitas

Akuntansi untuk instrumen

keuangan majemuk.

• Akuntansi untuk penarikan saham dan saham treasury

Saling hapus atas aset dan

liablitas

• Definisi, klasifikasi dan reklasifikasi

Pengakuan dan

penghapusan

• Pengukuran setelah pengakuan awal

Akuntansi untuk derivarif

untuk diperdagangkan dan hedging.

Instrumen Keuangan

IAS 32

IAS 39

IFRS 7

PSAK 50

PSAK 55

PSAK 60

Pengungkapan

(67)

Klasifikasi Instrumen Keuangan

67

Definisi Instrumen Keuangan

setiap kontrak yang menambah nilai aset keuangan entitas dan kewajiban keuangan atau instrumen ekuitas entitas lain

Kewajiban kontraktual

Kas Kontrak diselesaikan dengan instrumen ekuitas entitas Hak kontraktual

Instrumen ekuitas entitas lain

Aset Keuangan

Liabilitas keuangan

kontrak yang diselesaikan dengan instrumen ekuitas entitas

Ekuitas

(68)

Instrumen Keuangan

setiap kontrak yang menambah nilai:

aset keuangan entitas , dan (disisi lain)

kewajiban keuangan atau instrumen ekuitas entitas lain.

Aset Keuangan

Kas

Instrumen ekuitas yang diterbitkan entitas

lain

Hak kontraktual:

untuk menerima kas atau aset

keuangan lainnya dari entitas lain; atau

untuk mempertukarkan aset keuangan

dengan entitas lain dengan kondisi berpotensi untung; atau

Kontrak yang akan diselesaikan dengan

penerbitan instrumen ekuitas entitas

nonderivatifderivatif

Kewajiban Keuangan

Kewajiban kontraktual:

untuk menyerahkan kas atau aset keuangan

lain kepada entitas lain; atau

untuk mempertukarkan aset keuangan atau

kewajiban keuangan dengan entitas lain dengan kondisi yang berpotensi tidak menguntungkan entitas;

kontrak yang akan atau mungkin diselesaikan

dengan menggunakan instrumen ekuitas yang diterbitkan entitas dan merupakan suatu:

(69)

Jenis Instrumen Keuangan

69

Instrumen Keuangan

Aset

Keuangan KeuanganLiabilitas InstrumenEkuitas Instrumen Derivatif Lindung NilaiInstrumen

Aset Keuangan yang diukur pada

nilai wajar melalui laporan laba rugi Investas dimiliki hingga jatuh tempo Pinjaman diberikan dan Piutang Aset keuangan tersedia untuk dijual Liabilitas Keuangan yang diukur pada nilai

wajar melalui laporan laba rugi

Kewajiban Lainnya Instrumen Ekuitas Biasa Instrumen Ekuitas Majemuk Instrumen Ekuitas Sinstesis Derivatif Biasa Derivatif Melekat

Atas Nilai Wajar

Atas Arus Kas

Atas Investasi Neto pada Operasi Luar

(70)

Empat kategori aset keuangan:

1. Aset keuangan yang ditetapkan untuk diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi;

2. Investasi dimiliki hingga jatuh tempo;

3. Pinjaman yang diberikan atau piutang; dan 4. Aset keuangan tersedia untuk dijual.

Dua kategori liabilitas keuangan

1) Kewajiban keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi 2) Kewajiban lain

Pengukuran aset keuangan dengan menggunakan nilai wajar

dalam arti luas

Beberapa perbedaan dalam praktik dalam mengidentifikasi

derivatif majemuk.

(71)

Instrumen keuangan diukur pada pengakuan awal sebesar

nilai

wajar

ditambah dengan biaya transaksi

kecuali

untuk instrumen

yang diukur dengan menggunakan nilai wajar.

Penghapusan (

derecognition

) aset keuangan didasarkan atas

kombinasi “risk and reward” dan pendekatan

pengendalian

. Evaluasi

atas

risk and reward

diakukan sebelum evaluasi atas transfer

pengendalian

Pengakuan

gain/loss

atas penghapusan (

extinguishment

) liabilitas

keuangan ketika utang baru diterbitkan memiliki persyaratan (term)

yang berbeda dengan utang lama.

Restrukturisasi utang yang menyebabkan modifikasi substansial term

dapat menghasilkan gain/loss pada saat penerbitan liabilitas baru.

71

(72)

PSAK 55 R – Instrumen keungan pengakuan dan Pengukuran

Harga pasar atas aset yang dimiliki atau liabilitas yang akan

diterbitkan adalah harga penawaran(

bid price

) dan untuk aset

yang akan dibeli atau liabilitas yang dimiliki adalah harga

permintaan (

asking price

).

Pengukuran instrumen keuangan sebesar nilai amortisasi,

premium dan diskon dimartisasi dengan menggunakan

effective

interest rate

.

(73)

PSAK 55 R – Instrumen keungan pengakuan dan Pengukuran

Bukti obyektif atas penurunan nilai aset keuangan dan

penilaiannya dilakukan setiap tanggal laporan keuangan.

Penilaian penurunan nilai dilakukan secara individu dan kolektif

Pembalikan atas penurunan atas piutang, investasi HTM dan AFS

instrumen utang dapat dilakukan jika memenuhi kriteria.

Reklasifikasi menjadi atau keluar dari FVPL dilarang yang

didesain untuk tujuan hedging

(74)

PSAK 60 –

Instrumen Keuangan Pengungkapan

Secara lebih tegas mensyaratkan Entitas harus untuk mengungkapkan

informasi yang memungkinkan pengguna laporan keuangan untuk

mengevaluasi signifikansi instrumen keuangan terhadap posisi dan kinerja keuangan.

Pengungkapan hirarki nilai wajar

Tingkat 1 harga kuotasi pasar

Tingkat 2 Input selain harga kuotasian (dapat diobservasi)Tingkat 3 Input yang bukan berdasar harga pasar

Jenis dan tingkat risiko yang timbul dari instrumen keuangan

Pengungkapak kualitatif (ekposure timbulnya risiko, tujuan, kebijak dan

proses pengelolaan risiko)

(75)

Kas dan Piutang – PSAK 50 & 55

Pada pengakuan awal menggunakan nilai wajar. Biaya transaksi yang dapat

diatribusikan secara langsung:

Dibebankan untuk aset keuangan atau kewajiban keuangan diukur pada nilai wajar

melalui laporan laba rugi dan menambah nilai perolehan untuk lainnya

Pengukuran aset keuangan

• Nilai wajar

Biaya diamortisasi

Biaya (penggunaan terbatas hanya jika nilai wajar tidak dapat ditentukan)

Penyisihan piutang mengikuti aturan penurunan nilai instrumen

keuangan, berdasarkan bukti obyektif pada tanggal neraca.

Reklasifikasi antar instrumen mengikuti aturan tainting rule.

Derecognition kombinasi pendekatan risk & reward dan control. Evaluasi

atas risk and reward dilakukan terlebih dahulu setelah itu baru transfer of control.

(76)

AK 2 – Liabilitas Jangka Panjang & Investasi

Alokasi nilai buku atas utang dan ekuitas untuk gabungan

instrumen keuangan, utang ditentukan lebih dahulu

.

Klasifikasi investasi nilai wajar melalui laba rugi (Fair Value to

Profit and Loss)

Penggunaan metode bunga untuk amortisasi

Pengungkapan atas risiko dari instrumen keuangan

Pembelian treasury shares diperlakukan sebagai perubahan

ekuitas sehingga tidak ada gain/loss diakui.

(77)

Provisi dan Kontijensi – PSAK 57

Provisi liabilitas yang waktu dan jumlahnya belum pasti, diakui jika

(a) Memiliki kewajiban kini

(b) Penyelesaian mengakibatkan arus keluar sumber daya

(c) Estimasi yang andal

• Kewajiban kontinjensi adalah:

(a) kewajiban potensial yang timbul dari peristiwa masa lalu dan

keberadaannya menjadi pasti dengan terjadi atau tidak terjadinya satu peristiwa atau lebih pada masa datang yang tidak sepenuhnya berada dalam kendali entitas; atau

(b) kewajiban kini yang timbul sebagai akibat peristiwa masa lalu, tetapi tidak diakui karena:

(c) tidak terdapat kemungkinan besar entitas mengeluarkan sumber daya yang mengan dung manfaat ekonomis (selanjutnya disebut sebagai “sumber daya”) untuk menyelesaikan kewajibannya; atau

(d) jumlah kewajiban tersebut tidak dapat diukur secara andal.

(78)

Persediaan – PSAK 14

Biaya perolehan terkait selisih valuta asing yang terkait pembelian

persediaan dapat diakui sebagai biaya perolehan persediaan.

Nilai persediaan tidak termasuk pembayaran yang ditagihkan kepada pihak

ketiga contoh pajak.

Biaya perolehan persediaan secara tangguh diatur dan dapat menimbulkan

beban bunga.

Persediaan disajikan di neraca sebesar nilai terendah antara harga

perolehan dan nilai realisasi bersih  kerugian yang timbul atau recovery kerugian diklastifikasikan dalam pendapatan lain-lain

Metode LIFO tidak diperkenankan lagi

Perlu dipertimbangkan untuk tidak mengajarkan konsep advance LIFO,

(79)

Aset Tetap - PSAK 16

Komponen biaya perolehan adalah estimasi biaya untuk

memindahkan aset (dismantling cost).

Suku cadang dengan kriteria tertentu diakui sebagai aset tetap

Penilaian aset tetap

dikurangi dengan depresiasi dan

penurunan nilai

Pertukaran aset tetap tidak membedakan similar atau non

similar, menggunakan harga wajar. Kecuali pertukaran yang tidak

memiliki nilai komersial atau nilai wajar tidak diperoleh

nilai

buku.

Review atas masa manfaat, nilai residu setiap pelaporan

Penilaian dengan menggunakan model revaluasi sebagai pilihan

metode.

(80)

Dismantling Cost

PT. ABC membangun instalasi minyak lepas pantai. Biaya yang dikeluarkan sebesar 300 milyar. Peraturan pemerintah mengharuskan entitas memindahkan instalasi tersebut di akhir konsesi (20 tahun yang akan datang). Estimasi biaya untuk melakukan pemindahan dan restorasi sebesar 80 milyar. Tingkat bunga yang berlaku 6%. PV dari biaya restorasi 24,94.

Example

Example

Instalasi minyak diakui dalam neraca dengan jurnal berikut: Dr Aset Tetap 324,94 milyar

Cr Kas 300 milyar

Kewajiban diestimasi 24,94 milyar

Jurnal penyesuaian kewajiban tahun 1 CrBeban bunga 1,497 milyar

Kewajiban diestimasi 1,497 milyar

Instalasi minyak diakui dalam neraca dengan jurnal berikut: Dr Aset Tetap 324,94 milyar

Cr Kas 300 milyar

Kewajiban diestimasi 24,94 milyar

Jurnal penyesuaian kewajiban tahun 1 CrBeban bunga 1,497 milyar

(81)

Pengukuran setelah Pengakuan Awal

Entitas harus memilih antara:

Cost Model

Cost Model

Revaluation Model

Revaluation Model

Sebagai kebijakan akuntansinya,

dan

Menerapkan kebijakan tersebut

terhadap seluruh aset tetap

dalam kelompok yang sama.

(82)

Pengukuran setelah Pengakuan Awal

Cost Model Cost Model

Revaluation Model

Revaluation Model

Setelah diakui sebagai aset, aset tetap dicatat sebesar : – Biaya perolehan

dikurangi

Akumulasi penyusutan dan

Akumulasi rugi penurunan nilai aset

Setelah diakui sebagai aset, aset tetap dicatat sebesar : – Jumlah revaluasian, yaitu nilai wajar pada tanggal

revaluasi, – dikurangi

Akumulasi penyusutan dan

Akumulasi rugi penurunan nilai aset

(83)

Revaluation Model

Metode Proporsional

Metode Proporsional Peralatan senilai 4.000.000 diperoleh tanggal 1 Januari 2012 dengan masa manfaat ekonomis 5 tahun tanpa nilai sisa. tanggal 31 Desember 2012 nilai wajar aset adalah 4.800.000.

Peralatan senilai 4.000.000 diperoleh tanggal 1 Januari 2012 dengan masa manfaat ekonomis 5 tahun tanpa nilai sisa. tanggal 31 Desember 2012 nilai wajar aset adalah 4.800.000.

1/1/2012 Aset tetap 4.000,000

Kas 4.000,000

31/12/2012 Beban Penyusutan 800.000

Akumulasi Penyusutan 800.000

31/12/ 2012 Aset Tetap 2.000,000

Akumulasi Penyusutan 400.000* Surplus Revaluasi 1.600.000

*(4.800.000 - 3.200.000) / 3.200.000) x 800.000 = 400.000

Example

Example

(84)

Revaluation Model

Metode Eliminasi

Metode Eliminasi Peralatan senilai 4.000.000 diperoleh tanggal 1 Januari 2012 dengan masa manfaat ekonomis 5 tahun tanpa nilai sisa. tanggal 31 Desember 2010 nilai wajar aset adalah 4.800.000.

Peralatan senilai 4.000.000 diperoleh tanggal 1 Januari 2012 dengan masa manfaat ekonomis 5 tahun tanpa nilai sisa. tanggal 31 Desember 2010 nilai wajar aset adalah 4.800.000.

Example

Example

1/1/ 2012 Aset tetap 4.000,000

Kas 4.000,000

31/12/ 2012 Beban Penyusutan 800.000

Akumulasi Penyusutan 800.000

31/12/ 2012 Akumulasi Penyusutan 800.000

Aset Tetap 800.000

(85)

Revaluation Model

PT. Kenanga membeli mesin

dengan harga 100.000 pada 1 Jan 2010 dan

menggunakan metode revaluasi

Mesin tersebut disusutkan

dengan metode garis lurus 5thn.

Pada 31 Desember 2010

direvaluasi sebesar 96.000

Buat jurnal untuk tahun

2010 dan 2011.

Contoh

Contoh

Dr Aset tetap 100,000

Cr Kas 100,000

Dr Aset tetap 100,000

Cr Kas 100,000

Dr Beban Penyusutan 20,000

Cr Akumulasi Penyusutan 20,000 Dr Beban Penyusutan 20,000

Cr Akumulasi Penyusutan 20,000

Dr Akumulasi Penyusutan 20,000

Cr Aset tetap 4,000

Cr Surplus Revaluasi 16,000 Dr Akumulasi Penyusutan 20,000

Cr Aset tetap 4,000

Cr Surplus Revaluasi 16,000

Revaluation Model Revaluation Model

Dr Beban Penyusutan ($48K/4) 24,000

Cr Akumulasi Penyusutan 24,000 Dr Surplus Revaluasi 4,000

Cr Saldo Laba 4,000

Dr Beban Penyusutan ($48K/4) 24,000

Cr Akumulasi Penyusutan 24,000 Dr Surplus Revaluasi 4,000

Cr Saldo Laba 4,000

1.1.2010

31.12.2011

85

(86)

Bunga Pijaman PSAK 26

Biaya pinjaman yang dapat diatribusikan secara langsung

dengan perolehan, konstruksi, atau produksi aset kualifikasian

adalah bagian dari biaya perolehan aset tersebut.

biaya pinjaman aktual yang terjadi atas pinjaman tersebut selama periode berjalan dikurangi

penghasilan investasi dari investasi temporer pinjaman tersebut.

Menggunakan dana secara umum

tingkat kapitalisasi untuk

pengeluaran atas aset tersebut.

Jumlah biaya pinjaman yang dikapitalisasi selama suatu periode

tidak boleh melebihi jumlah biaya pinjaman yang terjadi.

(87)

Dana yang tidak dipakai diinvestasikan dengan return 6%.

Perusahaan sebelumnya memiliki utang outstanding utang

dalam bentuk notes. Sumber pendanaan pembangunan tersebut

adalah sbb:

1.

10%, 2-year note specifically for the project: 500.000

2.

8%, 5-year note (other debt): 400.000

Berapa bunga yang dikapitalisasi ??

Ilustrasi Kapitalisasi Bunga Pinjaman

PT. Melati membangun sendiri gedung dengan melakukan

pengeluaran selama tahun 2011:

(88)

Ilustrasi Kapitalisasi Bunga Pinjaman

45.833 avoidable

Expenditure

840.000

Up to specific loan,

500.000 at 10% x 11/12

Excess (840,000 less 500.000 = 340.000)

At 8% x 5/12

+

56.567

11.333 avoidable

(89)

Bunga yang dapat dihindari :

56.567

Bunga aktual :

500.000 @ 10% = 50.000

400.000 @ 8% = 32.000

82.000

Bunga yang dihindari lebih kecil dari bunga aktual

sehingga bunga yang dapat dikapitalisasi 56.567.

Beban bunga 25.433 (82.000-56.567).

(90)

Properti Investasi – PSAK 13

Properti (tanah atau bangunan—atau bagian dari bangunan—atau

keduanya) yang dikuasai (oleh pemilik atau lessee melalui sewa pembiayaan) untuk menghasilkan rental atau untuk kenaikan nilai, atau kedua-duanya.

Pengakuan

Entitas dapat memilih model nilai wajar atau model biaya sebagai

kebijakan akuntansi dan menerapkan kebijakan tersebut pada seluruh properti investasinya.

Laba atau rugi yang timbul dari perubahan nilai wajar atas properti

investasi diakui dalam laporan laba rugi

(91)

Pengukuran setelah Pengakuan Awal

Fair Value Model

Fair Value Model

Nilai

wajar

properti

investasi

harus

mencerminkan

kondisi pasar pada tanggal neraca

Properti investasi tidak disusutkan.

Laba atau rugi

yang timbul dari

perubahan nilai wajar

atas

properti investasi harus

diakui dalam laporan laba rugi

pada

periode terjadinya.

(92)

Pengukuran setelah Pengakuan Awal

Fair value model (PSAK 13)

Menggunakan nilai wajar

Menggunakan nilai wajar Menggunakan nilai wajarMenggunakan nilai wajar

Revaluation model (PSAK 16)

Perubahan nilai wajar diakui dalam

laporan laba rugi pada periode terjadinya.

Perubahan nilai wajar diakui dalam

laporan laba rugi pada periode terjadinya.

Perubahan nilai wajar diakui dalam

ekuitas atau laporan laba rugi jika rugi (loss)  impairment

Perubahan nilai wajar diakui dalam

ekuitas atau laporan laba rugi jika rugi (loss)  impairment

Tidak ada penyusutan.

Tidak ada penyusutan. Penyusutan.Penyusutan.

Mencerminkan kondisi pasar pada

tanggal neraca.

Mencerminkan kondisi pasar pada

tanggal neraca. • Tidak spesifik, hanya mengharuskan secara reguler (terjadi perbedaan signifikan )

Tidak spesifik, hanya mengharuskan

secara reguler (terjadi perbedaan signifikan )

Example

(93)

Aset takberwujud – PSAK 19

Aset tidak berwujud

memiliki manfaat ekonomi di masa

mendatang, dapat diukur dengan andal

Masa manfaat –

terbatas dan tidak terbatas

Direview setiap tanggal laporan keuangan

Ketentuan tentang masa manfaat tak terbatas

Model Biaya dan Model Revaluasi

Akuisisi aset tak berwujud dalam kombinasi bisnis

Akuisisi melalui hibah pemerintah

Biaya situs web bukan aset tidak berwujud kecuali memenuhi

konsep pengembangan

(94)

Penurunan Nilai – PSAK 48

Pada setiap tanggal neraca, perusahaan harus mereview ada atau tidaknya

indikasi penurunan nilai aktiva.

Pertimbangan dalam menentukan penurunan nilai :Informasi dari luar perusahaan

Informasi dari dalam perusahaan

Jumlah terpulihkan suatu aset atau unit penghasil kas adalah jumlah yang lebih

tinggi antara nilai wajarnya dikurangi biaya penjualan dengan nilai pakainya.

Jika nilai yang dapat diperoleh kembali dari suatu aktiva lebih kecil dari nilai

tercatatnya maka nilai tercatat harus diturunkan menjadi sebesar nilai yang dapat diperoleh kembali.

Penurunan tersebut merupakan rugi penurunan nilai aktiva dan harus segera

diakui sebagai beban pada laporan laba rugi.

Beban depresiasi aktiva untuk periode yang akan datang harus disesuaikan agar

(95)

Pendekatan Umum dari Pengukuran Penurunan Nilai

Carrying

Amount

Carrying

Amount

Nilai Aset

Nilai Aset

Akumulasi Penyusutan dan Akumulasi Rugi Penurunan Nilai Akumulasi Penyusutan dan Akumulasi Rugi Penurunan Nilai

Nilai Wajar dikurangi Biaya Penjualan

Nilai Pakai Recoverable

Amount 

Nilai tertinggi

Recoverable Amount 

Nilai tertinggi

Recovered through sale

Recovered through sale

Recovered through use Recovered through use

(96)

Contoh: Misalkan PT Anggrek melakukan uji penurunan nilai terhadap peralatan yang dimilikinya. Nilai tercatat dari peralatan sebesar Rp 400 juta, nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual Rp360 juta dan nilai pakainyaRp 410 juta.

Rp 400 juta Rp 410 juta

Tidak ada

penurunan nilai

(97)

Contoh: Misalkan infromasi PT Mawar yang tersedia sama kecuali nilai pakai dari peralatan sebesar Rp 350 juta.

Illustration 11-15

Rp 400 juta Rp 360 juta

Rp 350 juta Rp20 juta Rugi Penurunan Nilai

97

Ilustrasi Penurunan Nilai 2

Rp 360 juta

Dr. Kerugian Penurunan Nilai Rp 40 juta

(98)

Suatu unit penghasil kas memiliki aset bersih berikut ini: Rp M

Goodwill 10

Properti 20

Pabrik dan Peralatan 30 60

Nilai yang dapat dipulihkan sebesar Rp 45 M.

Diminta : Alokasikan kerugian penurunan nilai pada aset bersih perusahaan.

Kasus

Goodwill Properti Pabrik &

Peralatan Total

Nilai buku 10 20 30 60

Penurunan Nilai (10) (2) (3) (15)

(99)

PSAK 58

Aset tidak lancar dimiliki untuk dijual dan operasi dihentikan

• Kriteria :

• aset (atau kelompok lepasan) harus berada dalam keadaan yang dapat dijual dengan segera

• penjualan tersebut dapat dikatakan sangat mungkin terjadi, manajemen pada hirarki yang memadai harus mempunyai komitmen terhadap

rencana penjualan aset.

– Diukur pada nilai yang lebih rendah antara jumlah

tercatat dan nilai wajar setelah dikurangi biaya untuk

menjual, dan penyusutan atas aset tersebut dihentikan

Aset Yang Dimiliki Untuk Dijual disajikan sebagai aset lancar

dan terpisah dari pos lainnya.

(100)

PSAK 30 & ISAK 8 SEWA

Sewa adalah suatu perjanjian dimana lessor memberikan hak kepada

lessee untuk menggunakan suatu aset selama periode waktu yang

disepakati.

Sewa Pembiayaan (Finance Lease) adalah sewa yang mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan suatu aset. Hak milik pada akhirnya dapat dialihkan, dapat juga tidak dialihkan (par. 8)

ISAK 8 : Dalam menentukan apakah suatu perjanjian merupakan perjanjian sewa atau mengandung sewa, perlu diperhatikan substansi perjanjian dan dilakukan evaluasi apakah

Referensi

Dokumen terkait

Keuntungan Metode Waterfall adalah kualitas dari sistem yang dihasilkan akan baik. Ini dikarenakan oleh pelaksanaannya secara bertahap. Sehingga tidak terfokus pada

Pelajar dilarang mengganggu guru mengajar dengan melakukan apa-apa perbuatan atau tingkah laku yang mendatangkan gangguan kepada ketenteraman bilik darjah.. Pelajar

Untuk Menganalisis pengolahan adalah data Pemeriksaan data pelanggan Yang Baru Masuk, Daftar Identitas pelanggan, Daftar Usulan Remisi dan Surat Keterangan pelanggan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perkembangan seni kerajinan akar kayu di Desa Tempellemahbang, meliputi faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan bentuk

Dari uraian tersebut penggerak utama dipilih varian kedua, yaitu motor listrik dengan alasan karena dalam perancangan mesin perajang ini tidak diperlukan daya

8enis hepatitis B dapat menimbulkan peradangan dan kerusakan sel-sel hati, #irus dapat bertahan dan menetap di dalam tubuh, sehingga bersifat kronis dan selanjutnya

Berbagai permasalahan kompleks diharapkan bukan menjadi faktor penghalang untuk meningkatkan peran industri nasional dalam pembangunan ekonomi melainkan sebagai

Jumlah PPh-21 terutang dari buruh Pajak bisa dihitung dengan cara penghasilan buruh dalam satu bulan dikalikan 12 hasilnya dikurangi PTKP yang sesuai dengan status buruh