OLEH:
ARY PRASTONO
WIDJAJA
Pengertian Pajak
Rochmat Soemitro
Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tidak mendapat jasa timbal balik (kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukkan dan digunakan untuk membayar pengeluaran umum.
P.J.A Adriani
Pajak adalah iuran masyarakat kepada negara (yang dapat dipaksakan) yang terutang oleh yang wajib membayarnya menurut peraturan-peraturan umum (undang-undang) dengan
Pengertian Pajak (cont’d)
Pasal 1 Undang-Undang No. 16 Tahun 2009
(UU KUP)
Fungsi Pajak
1.
Fungsi
Budgeter
:
mengisi
Kas
Negara/Anggaran
Negara
yang
diperlukan untuk menutup pembiayaan
penyelenggaraan pemerintahan (contoh:
gaji pegawai)
Pengertian Hukum Pajak
R Santoso Brotodiharjo “
Hukum Pajak yangdisebut juga Hukum Fiskal, adalah keseluruhan dan peraturan-peraturan yang meliputi wewenang pemerintah, untuk mengambil kekayaan seseorang dan menyerahkannya kembali kepada masyarakat dengan melalui Kas Negara, sehingga ia merupakan bagian dari Hukum Publik, yang mengatur hubungan-hubungan hukum antar negara dan orang-orang atau badan-badan (Hukum) yang berkewajiban membayar pajak (selanjutnya disebut Wajib Pajak)
Prof DR. Rochmat Soemitro : Hukum Pajak adalah
Kedudukan Hukum Pajak Dalam
Hukum Indonesia
Hukum di Indonesia
1.
Hukum Perdata ( arti luas )
a. Hukum Perdata
b. Hukum Dagang
2.
Hukum Publik
a. Hukum Tata Negara
b. Hukum Tata Usaha Negara
c. Hukum Pidana
Pembagian Hukum Pajak
Hukum Pajak Material
Memuat norma norma yang menerangkan
keadaan , perbuatan dan peritiwa hukum yang
harus dikenakan pajak, siapa yang harus
dikenakan pajak dan berapa besar pajaknya.
( Contoh : UU PPh, PPN, Bea Materai, PBB )
•
Hukum Pajak Formil
Teori Pemungutan Pajak
Teori Asuransi
Teori Kepentingan
Teori Gaya Pikul
Teori Bakti ( Kewajiban Mutlak )
Teori Asas Gaya Beli
Tarif Pajak
Tarif Tetap : Berapapun dasar pengenaan
pajaknya, besarnya pajak tetap . ( contoh : bea
materai )
Tarif proposional / sebanding : berupa prosentase
yang tetap terhadap berapapun besarnya dasar
pengenaan pajak ( contoh : PPN , PBB , Pajak
Restoran )
Tarif Progresif / Meningkat : prosentase yang
makin besar apabila DPP nya juga makin besar
( contoh : PPh )
Tarif Degresif / Menurun : merupakan kebalikan
Sistem Pemungutan Pajak
Official Assesment : Aparatur pajak diberi
kewenangan menentukan jumlah pajak yang
terutang pada setiap wajib pajak. Inisiatif
menghitung dan memungut ada pada aparatur
( sebelum tahun 1984 )
Self Assesment : memberi wewenang wajib pajak
dalam menentukan sendiri jumlah pajak yang
terutang dan dibayar setiap tahun berdasarkan
Undang Undang perpajakan yang berlaku.
With holding system : Adanya pihak ketiga yang
Azas Pemungutan Pajak
Asas Domisili : Negara berhak mengenakan
pajak atas seluruh penghasilan Wajib Pajak
yang bertempat tinggal di wilayahnya, baik
penghasilan dari dalam negeri maupun luar
negeri.
Asas Sumber : Negara berhak mengenakan
pajak atas penghasilan yang bersumber dari
wilayahnya terhadap wajib pajak di manapun
dia berada ( tanpa memperhatikan tempat
tinggal )
Asas
Kebangsaan
:
Pengenaan
pajak
Cara Pemungutan Pajak
1 . Stelsel Nyata ( Riil ) : Pengenaan pajak didasarkan pada objek yang sesungguhnya terjadi . Pemungutan Pajaknya baru dapat dilakukan pada akhir tahun pajak, setelah semua penghasilannya diketahui.
Kelebihan stelsel riil :
Penghitungan pajak berdasarkan penghasilan yang
sebenarnya dan berdasarkan data yang sudah valid, sehingga hasilnya lebih akurat dan realistis
Kelemahan :
Wajib Pajak pada akhir tahun terbebani pajak yang tinggi
Karena semua WP membayar pada akhir tahun, maka
Cara Pemungutan Pajak
2.
Stelsel Anggapan ( Fiktif ) :
pengenaan pajak
didasarkan pada suatu anggapan yang diatur oleh UU.
Misalnya di awal tahun 2011 ditetapkan pajak sama
dengan pajak tahun 2010. Sehingga tiap bulan wajib
pajak melakukan angsuran untuk melunasi pajak
tersebut.
Kelebihan :
Pembayaran dapat diangsur per bulan , tidak harus di
akhir tahun ( tidak memberatkan wajib pajak )
Kelemahan
Cara Pemungutan Pajak
Stelsel Campuran :
penghitungan pajak
merupakan kombinasi dari stelsel riil dan stelsel
fiktif. Pada awal tahun ditetapkan besarnya
pajak yang harus dibayar tiap bulan. Kemudian
pada akhir tahun dihitung jumlah pajak
terhutang / yg sebenarnya.
Jika :
Jumlah Pajak Anggapan > Pajak Sesungguhnya =
WP mendapat restitusi
Jenis Pajak
1.
Menurut Golongan ( Penanggung
Pajaknya )
A. Pajak Langsung : pajak yang harus
dipikul / ditanggung sendiri oleh wajib
pajak dan tidak dapat dilimpahkan ke
orang lain
( contoh : pajak penghasilan , PBB )
B. Pajak Tidak Langsung : beban pajak
pada akhirnya dapat dibebankan orang
lain .
Jenis Pajak ( cont’d )
2.
Menurut Sifatnya
A.
Pajak Subjektf : Pajak yang dikenakan
berdasar keadaan subjeknya (c0ntoh :
PPh )
B.
Pajak Objektif : Pajak yang dikenakan
berdasarkan objeknya baik berupa benda,
keadaan, perbuatan atau peristiwa tanpa
memperhatikan keadaan subjeknya.
Jenis Pajak ( cont’d )
3. Menurut Pemungutnya
A.
Pajak Negara ( Pemerintah Pusat ) :
dipungut oleh Pemerintah pusat melalui
Direktorat Jenderal Pajak ( contoh : PPh,
PPN, Bea Materai , )
B.
Pajak Daerah : dipungut oleh pemerintah
Timbulnya Hutang Pajak
Menurut pasal 1233 BW, perikatan timbul karena
undang-undang dan karena perjanjian. Sedangkan
perikatan Pajak timbul karena UU
Dalam Hukum Pajak dikenal ada dua ajaran tentang
timbulnya utang pajak, yaitu :
1. Ajaran Material : Suatu Hutang pajak timbul karena
diberlakukannya UU Perpajakan
Penerapan Self Assesment
2. Ajaran Formil : Suatu hutang pajak timbul karena
dikeluarkannya Surat Ketetapan Pajak oleh Fiskus
Berakhirnya Hutang Pajak
Hutang Pajak akan terhapus bila terjadi hal – hal sebagai
berikut :
1. Pembayaran / Pelunasan : dapat dilakukan dengan
membayar sendiri atau dipotong oleh pihak lain
2. Kompensasi : dapat berupa kompensasi kerugian maupun
kompensasi kelebihan pembayaran pajak
3. Daluwarsa : sudah lewat batas waktu. Jadi apabila sudah
melewati batas waktu tertentu suatu utang pajak tidak ditagih oleh pemungut pajak, maka secara otomatis
dianggap telah lunas dan tidak dapat ditagih lagi ( di UU 28 tahun 2007 pasal 13 , daluwarsa 5 tahun )
4. Pembebasan / Penghapusan : Setelah dilakukan pemeriksaan
Aspek – aspek yang harus dipenuhi dalam penerapan
pajak :
Aspek Yuridis : Hukum Pajak harus memberikan
jaminan hukum yang tegas untuk keadilan. Dasar
pemungutan pajak adalah UUD 1945 pasal 23
Aspek Ekonomis : Diusahakan pajak tidak
menghambat lancarnya produksi dan
perdagangan. Pajak juga tidak boleh merugikan
kepentingan umum sehingga menghalangi rakyat
mencapai kemakmuran
Aspek Finansial : sesuai fungsi budgeter maka
pajak juga harus memperhitungkan biaya