• Tidak ada hasil yang ditemukan

MODUL : 1 JENIS-JENIS PAJAK DAN KETENTUAN UMUM-TATA CARA PERPAJAKAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "MODUL : 1 JENIS-JENIS PAJAK DAN KETENTUAN UMUM-TATA CARA PERPAJAKAN"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

MODUL : 1

JENIS-JENIS PAJAK DAN KETENTUAN UMUM-TATA CARA PERPAJAKAN https://forms.gle/2sWjPfQjNTgLLap49

Kompetensi Dasar:

3.1 Memahami jenis-jenis pajak dan ketentuan umum dan tata cara perpajakan 4.1 Mengelompokkan jenis-jenis pajak dan tata cara perajakan

A. DEFINISI PAJAK

Banyak ahli yang mendefinisikan tentang pajak, adapun pengertian pajak menurut beberapa ahli sebagai berikut.

a. Prof. Dr. Rochmat Soemitro, SH ,:

pajak ialah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang (bisa dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa timbal (kontra prestasi) yang langsung bisa ditunjukkan dan digunakan untuk membayar pengeluaran umum.

b. Prof. Dr. P. J. A. Andriani

: pajak adalah pungutan masyarakat kepada negara yang bisa dipaksakan dan terutang oleh yang waib membayarnya berdasarkan Undang-undang dengan tidak memperoleh pemberian kembali yang langsung bisa ditunjuk dan dipakai untuk membiayai pengeluaran umum pemerintah

.

c. Dr. Suparman Sumawidjaya :

pajak adalah pungutan wajib warga negara berupa uang yang ditarik oeh pemerintah berdasarkan norma hukum yang dimanfaatkanuntuk menutup biaya produksi barang dan jasa kolektif agar bisa tercapainya kesejahteraan umum.

d. Leory Beaulieu :

pajak merupakan bantuan baik secara langsung ataupun tidak langsung, yang dipaksakan oleh kekuasaan publik dari barang atau dari penduduk untuk menutupi pengeluaran pemerintah

.

e. Ray M Sommer :

pajak adalah pengalihan sumber-sumber dari sektorswasta ke sektor pemerintah, yang wajib dilaksanakan berdasarkan ketentuan yang telah ditetapkan lebih dahulu dan tanpamendapat imbalan yang langsung. Sehingga pemerintah bisa melaksanakan tugasnya untuk mencapai tujuan ekonomi dan sosial

.

f. Prof. Dr. M. J. H. Smeets

: pajak adalah prestasi kepada pemerintah yang terutang melalui norma- norma umum, dan yang bisa dipaksakan tanpaada kontra prestasi yang bisa ditunjukkan dalam

halindividual; maksudnya adalah untuk membiayai pengeluaran pemerintah.

g. UU No. 28 Tahun 2007 :

pajak adalah kontribusi kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat

.

(2)

Berdasarkan pengertian pajak yang terdapat dalam undang-undang maupun yang diungkapkan para ahli bisa diketahui bahwa:

1. Pajak dipungut berdasarkan undang-undang dan aturan pelaksanaan yang sifatnya dipaksakan.

2. Dalam pembayaran pajak tidak dapat ditunjukkan adanya kontraprestasi individual oleh pemerintah 3. Pajak dipungut oleh negara, baik oleh pemerintah pusat maupun pemerintah daerah.

4. Pajak diperuntukkan bagi pengeluaran pemerintah yaitu bila dari pemasukkannya yang masih terdapat surplus, dipergunakan untuk membiayai public investment

.

B. FUNGSI DAN MANFAAT PAJAK

Secara umum, pajak memiliki 2 (dua) fungsi utama yaitu : a. Fungsi Anggaran (Budgedtair )

Pajak merupakan sumber pemasukan keuangan negara dengan cara mengumpulkan dana atau utang dari wajib pajak ke kas negara untuk membiayai pembangunan nasional atau pengeluaran negara lainnya.

Sehingga fungsi pajak merupakan sumber pendapatan negara yang memiliki tujuan menyeimbangkan pengeluaran negara dengan pendapatan negara.

b. Fungsi Mengatur (Regulerend)

Pajak merupakan alat untuk melaksanakan atau mengatur kebijakan negara dalamlapangan sosial dan ekonomi. Adapun fungsi mengatur, sebagai berikut.

© Pajak digunakan untukmenghambat laju inflasi.

© Pajak digunakan sebagai alat untuk mendorong kegiatan ekspor, seperti pajak ekspor barang.

© Pajak digunakan untuk menyesuaikan dan menyeimbangkan antara pembagian pendapatan dengan kebahagiaan dan kesejateraan masyarakat

.

© Pajak digunakan untukmenstabilkan kondisi dan keadaan ekonomi

.

C. JENIS-JENIS PAJAK

REPORT THIS AD REPORT THIS AD

Menurut Waluyo, pajak dapat dikelompokkan menjadi beberapa kelompok menurut golongan, sifat dan lembaga pemungutnya .

a. Menurut Golongannya

1. Pajak Langsung ,

adalah pajak yang pembebanannya tidak dapat dilimpahkan pihaklain, tetapi harus menjadi beban langsung wajib pajakyang bersangkutan. Contoh: Pajak Penghasilan

.

2. Pajak Tidak Langsung

, adalah pajak yang pembebanannya dapat dilimpahkan kepada pihaklain.

Contoh: Pajak Pertambahan Nilai

.

b. Menurut Sifatnya

(3)

1. Pajak Subjektif

, adalah pajak yang pengenaannya berpangkal pada diri orang atau badan yang dikenai pajak (wajib pajak). Pajak subjektig dimulai dengan menetapkan orangnya kemudian dicari syarat-syarat objektifnya. Contohnya: Pajak Penghasilan (PPh).

2. Pajak Objektif ,

adalah pajak yang pengenaannya berpangkalpada objek yang dikenai pajak, dan untuk mengenakan pajaknya harus dicari subjeknya

.

c. Menurut Pemungut dan Pengelolanya

1. Pajak Pusat ,

adalah pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat dan digunakan untuk membiayai rumah tangga negara. Contoh: Pajak Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah, Pajak Bumi dan Bangunan, dan Bea Materai

.

© Pajak Penghasilan (PPh), adalah pajak yang dikenakan kepada orang pribadi atau badan atas penghasilan yang diterima atau diperoleh dalam suatu Tahun Pajak.

© Pajak Pertambahan Nilai (PPN), adalah pajak yang dikenakan atas konsumsi Barang Kena Pajak atau Jasa Kena Pajak di dalam Daerah Pabean. Tarif PPN adalah tunggal yaitu 10%.

© Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM), adalah pajakyang dikanakan atas barang-barang kena pajak tertentu yang tergolong mewah.

© Bea Materai adalah pajak yang dikenakan atas dokumen

.

© Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) adalah pajak yang dikenakan atas kepemilikan atau pemanfaatan tanah dan atau bangunan. PBB merupakan Pajak Pusat namun demikian hampir seluruh realisasi penerimaan PBB diserahkan kepada Pemerintah Daerah baikpropinsi maupun kabupaten/kota.

© Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) adalah pajak yang dikenakan atas perolehan hak atas tanah dan atau bangunan.

2. Pajak Daerah ,

adalah pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah dan digunakan untuk membiayai rumah tangga daerah. Pajak-pajak yang dipungut pemerintah daerah ada yang dipungut oleh pemerintah daerah provinsi dan ada pula yang dipungut oleh pemerintah daerah kabupaten/kota.

a. Pajak

Provinsi

© Pajak Kendaraan Bermotor di Atas Air

© Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor dan Kendaraan di Atas Air

© Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor

© Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah dan Air Permukaan

REPORT THIS AD REPORT THIS AD

b. Pajak Kabupaten/Kota

(4)

© Pajak Hotel

© Pajak Restoran

© Pajak Hiburan

© Pajak Reklame

© Pajak Penerangan Jalan

© Pajak Pengambilan Bahan Galian Golongan

C

D. TARIF PAJAK

Berikut ini jenis-jenis tarif dalam perpajakan :

1. Tarif Tetap ,

yaitu tarif berupa jumlah yang tetapatau sama terhadap berapa pun jumlah yang dikenai pajak, sehingga besarnya pajak terutang tetap. Contoh: bea materai.

2. Tarif Sebanding/Proporsional ,

yaitu tarif berupa persentase tetap terhadap berapa pun jumlah yang dikenai pajak, sehingga besaran pajakyang proporsional terhadap besarnya nilai yang dikenai pajak

. 3. Tarif Progresif ,

yaitu tarif pajak yang persentasenya semakin besar jika objek pajak bertambah.

Semakin besar pendapatan yang diterima wajib pajak, maka semakin besar persentase pajak yang hasru dibayar

.

4. Tarif regresif ,

yaitu persentase yang digunakan semakin kecil/menurun bila jumlah yang dikenai pajak semakin besar/meningkat

.

REPORT THIS AD REPORT THIS AD

E. TEORI PENERAPAN PAJAK

Berikut ini teori-teori mengenai penerapan pajak dalam suatu negara :

1. Teori Asuransi

: Teori ini mengibaratkan pajak sebagai suatu premi asuransi yang harus dibayar oleh setiap orang karena mendapatkan perlindungn atas hak-haknya dari negara.

2. Teori Kepentingan :

Teori ini menyatakan bahwa negara mengenakan pajakkarena negara telah melindungi kepentingan rakyat

.

3. Teori Gaya Pikul:

Teori ini menyatakan bahwa biaya atas jasa yang diberikan negara berupa perlindungan dipikul oleh orang yang menikmati jasa tersebut

.

4. Teori Kewajiban Mutlak :

Teori ini menyatakan bahwa negara sebagai suatu organ satu kesatuan yang di dalamnya warga negara terikat dengan aturan yang dibuatnya

.

5. Teori Daya Beli:

Teori ini menyatakan bahwa pajak ibarat pompa yang menyedot daya beli masyarakat dan akhirnya dipompakan kembali kepada masyarakat.

6. Teori Pembenaran Pancasila:

Teori ini menyatakan bahwa berdasarkan asas kekeluargaan dan gotong-royong, pajak merupakan pengorbanan setiap anggota keluarga untuk kepentingan bersama tanpa imbalan

.

(5)

F. TATA CARA PEMUNGUTAN PAJAK

1. Stelsel Nyata (Riil Stelsel):

pengenaan pajak didasarkan pada objek (penghasilan yang nyata), sehingga pemungutannya baru dapat dilakukan pada akhir tahun pajak,yakni setelah penghasilan yang sesungguhnya diketahui

.

2. Stelsel Anggapan (Fictive Stelsel):

pengenaan pajak didasarkan pada suatu anggapan yang diatur oleh undang-undang. Misalnya, penghasilan suatu tahun dianggap sama dengan tahun sebelumnya, sehingga awal tahun pajak sudah dapat ditetapkan besarnya pajak yang terutang untuk tahun pajak berjalan. Kebaikan stelsel ini adalah pajak dapat dibayar selama tahun berjalan, tanpa harus menunggu pada akhir tahun. Sedangkan kelemahannya adalah pajak yang dibayar tidak berdasarkan pada keadaan yang sesungguhnya.

REPORT THIS AD REPORT THIS AD

3. Stelsel Campuran:

stelsel ini merupakan kombinasi antara stelsel nyata dan stelsel anggapan. Pada awal tahun, besarnya pajak dihitung berdasarkan suatu anggapan, kemudian pada akhir tahun besarnya pajak disesuaikan dengan keadaan yang sebenarnya. Bila besarnya pajak menurut kenyataan lebih besar dari pada pajak menurut anggapan, maka Wajib Pajak harus menambah. Sebaliknya, jika lebih kecil kelebihannya dapat diminta kembali

.

G. ASAS PEMUNGUTAN PAJAK

1. Asas Domisili (Asas Tempat Tinggal)

Negara berhak mengenakan pajak atas seluruh penghasilan Wajib Pajak yang bertempat tinggal di wilayahnya,baik penghasilan yang berasal dari dalam maupun di luar negeri. Asas ini berlaku untuk Wajib Pajak dalam negeri.

2. Asas Sumber

Negara berhak mengenakan pajakatas penghasilan yang bersumber di wilayahnya tanpa memperhatikan tempat tinggal wajib pajak

.

3. Asas Kebangsaan

Pengenaan pajak dihubungkan dengan kebangsaan suatu negara. Misalnya pajak bangsa asing di

Indonesia dikenakan pada setiap orang yang bukan berkebangsaaan Indonesia yang bertempat tinggal di Indonesia. Asas ini berlaku untuk wajib pajak luar negeri.

H. SISTEM PEMUNGUTAN PAJAK 1. Official Assessment System

REPORT THIS AD

REPORT THIS AD

Suatu sistem pemungutan yang memberi wewenang kepada pemerintah (fiskus) untuk menentukan besarnya pajak yang terutang oleh Wajib Pajak. Ciri-cirinya:

a. Wewenang untuk menentukan besarnya pajak terutang ada pada fiskus b. Wajib Pajak bersifat pasif

c. Pajak timbul setelah dikeluarkan surat ketetapan pajak oleh fiskus.

2. Self Assessment System

(6)

Suatu sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada Wajib Pajak untuk menentukan sendiri besarnya pajak yang terutang. Ciri-cirinya:

a. Wewenang untuk menentukan besarnya pajak yang terutang ada pada Wajib Pajak sendiri.

b. Wajib pajak aktif, mulai dari menghitung, menyetor, dan melaporkan sendiri pajak yang terutang.

c. Fiskus tidak ikut campur dan hanya mengawasi

. 3. With Holding System

Suatu sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada pihak ketiga (bukan fiskus dan bukan Wajib Pajak yang bersangkutan) untuk menentukan besarnya pajak yang terutang. Ciri-cirinya:

wewenang menentukan besarnya pajak yang terutang ada pada pihak ketiga, pihak selain fiskus dan wajib pajak

.

Sumber.

1. UU No. 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan

2. Mulyono, Agus dan Reham Munas. 2018. Administrasi Pajak kelas XI. Yogyakarta:Penerbit Andi

3. Fitriana, Anisyah dan Rusma Wulan Sari. 2018. Administrasi Pajak 2. Surakarta: Putra

Nugraha

Referensi

Dokumen terkait

28 Tahun 2007 pengertian pajak yaitu kontribusi wajib kepada Negara yang terutang oleh orang- orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang- undang, dengan tidak

Pajak adalah kontribusi wajib pajak kepada Negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang- Undang dengan tidak mendapatkan imbalan

“Pajak adalah Kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang – undang, dengan tidak mendapatkan

Pajak merupakan Kontribusi Wajib kepada Negara yang terutang oleh Orang. Pribadi atau Badan yang bersifat memaksa berdasarkan

Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara

28 Tahun 2007 pengertian pajak yaitu kontribusi wajib kepada Negara yang terutang oleh orang- orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang- undang, dengan tidak

Pajak Daerah adalah kontribusi wajib kepada daerah yang terutang oleh pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang- undang, dengan tidak mendapatkan imbalan

28 Tahun 2009 adalah “kontribusi wajib kepada daerah yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan