Penerimaan Pajak untuk
Pembangunan & Kesejahteraan
oleh Direktur Jenderal Pajak November 2017
Peran strategis penerimaan pajak dalam menopang APBN demi Indonesia Sejahtera
Daftar Isi
Peran Strategis Penerimaan Pajak
APBN untuk
Pembangunan &
Kesejahteraan Rakyat
01 02 03
04 05 06
Pajak yang Pro-Rakyat
Tax
Amnesty
Globalisasi
&
Keterbukaan Informasi Keuangan
Pajak di Era Digital & e- Commerce
“Kebijakan Perpajakan untuk Kesejahteraan Rakyat”
Mewujudkan Penerimaan Pajak yg Berkelanjutan
Peran Strategis
Penerimaan Pajak
Apa Itu Pajak?
Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 23A:
“Pajak dan pungutan lain yang bersifat memaksa untuk keperluan negara diatur dengan undang- undang”
Pajak adalah
kontribusi wajib kepada negara
yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifatmemaksa
berdasarkan Undang-Undang, dengantidak mendapatkan imbalan secara langsung
dan digunakan untukkeperluan negara
bagi sebesar- besarnyakemakmuran rakyat
Undang-Undang KUP:
Jenis-Jenis Pajak:
Pajak Pusat
oleh Pemerintah Pusat, masuk dalam APBN & sebagian
dibagihasilkan ke daerah (APBD) contoh pajak pusat:
PPh, PPN, Meterai
Pajak Daerah
oleh Pemerintah Daerah, hanya masuk di APBD
contoh pajak daerah:
Pajak Kendaraan Bermotor, Pajak Restoran (PB1),
Pajak Hiburan
Pajak & Retribusi
6
Pajak
Retribusi
“pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus
disediakan dan/atau diberikan oleh Pemerintah
Daerah untuk kepentingan pribadi atau badan”
Sistem Perpajakan di Indonesia
2016 2002
1984 1983
Official Assessment
System Self Assessment System
“besarnya pajak terutang ditentukan oleh
petugas pajak”
“Wajib Pajak menghitung, memperhitungkan, membayar,
& melaporkan pajak yg seharusnya terutang”
fungsi DJP sebagai pengawas/penguji kepatuhan
terdapat 15 jenis pajak, seperti pajak penjualan, pajak BDR (bunga, dividen, royalti),
pajak pendapatan, pajak kekayaan, pajak
upah, dsb
Reformasi Perpajakan I
Modernisasi DJP
(Reformasi Jilid II) Tax Amnesty & Tax Reform (Reformasi Jilid III)
perubahan sistem secara mendasar &
penyederhanaan (jenis &
tarif pajak)
✓ perubahan ke self- assessment system
✓ UU perpajakan diganti menjadi UU KUP, UU PPh, UU PPN, UU PBB, UU Bea Meterai
restrukturisasi DJP:
pembentukan kantor Modern seperti LTO (2002), Khusus (2003), KPP Madya (2004), dan KPP Pratama (2006-2008) Dilanjutkan dengan
amandemen UU KUP, PPh, dan PPN
Sunset Policy 2008
Memulai babak baru hubungan Wajib Pajak &
DJP berdasarkan trust dan voluntary compliance
Kepatuhan & Penerimaan Pajak
8
Peran Pajak dalam APBN
Pendapatan Negara dalam APBN 2018 Peran Penerimaan
Perpajakan dalam APBN
Peran Penerimaan Pajak (DJP)
Pajak Rp 1424 T
Bea & Cukai Rp 194,1 T
PNBP
Rp 275,4 T
Pajak yang
Pro-Rakyat
Alur Uang
Pajak Kita
Fungsi Pajak
12
Pajak sebagai
sumber pendapatan
negara Pajak sebagai
alat
pengatur (instrument)
mis. mendorong konsumsi jangka pendek (kenaikan
PTKP) Apabila pajak digunakan
sebagai instrument, dalam beberapa kondisi akan berlawanan dengan fungsi
budgetair (mis. naiknya PTKP akan menimbulkan
potential loss)
Pajak yang Pro-Rakyat: PTKP Tinggi
Rasio PTKP thd PDB per Kapita
perbandingan PTKP dengan UMP (2017) Batasan PTKP di Indonesia Relatif Tinggi
111%
Selain batasan PTKP yang tinggi, struktur tarif PPh Orang Pribadi relatif lebih
sederhana (4 lapisan tarif) jika
dibandingkan dengan Vietnam (7), Malaysia
(11), Thailand (8), dan Filipina (7)PTKP sebesar Rp 54 juta per tahun jauh melebihi standar upah provinsi sehingga
memberikan tambahan
daya beli bagi masyarakat
Pajak yang Pro-Rakyat: PPN
14
batasan pengusaha kena pajak
(subyek PPN) relatif tinggi … tarif PPN relatif setara dengan negara tetangga …
Filipina mengenakan tarif 3% atas penyerahan barang/jasa oleh non-PKP
(non-VAT taxpayers) Vietnam mengenakan tarif 5% atas Essential Goods & Services (mis. air bersih, peralatan mengajar, buku, bahan
makanan yg belum diproses, beberapa produk agrikultur, gula, perumahan rakyat, dsb)
Fasilitas/Kemudahan PPN
Penyerahan BKP/JKP dalam DAERAH PABEAN oleh PENGUSAHA
PMK-197 Tahun 2013 Batasan pengusaha kecil
Rp 4,8 miliar FTZ / Kawasan Berikat?
Negative List
Pasal 4A UU PPN (No 42/2009) ayat (2)
a. barang hasil pertambangan atau hasil pengeboran yang diambil langsung dari sumbernya;
b. barang kebutuhan pokok yang sangat dibutuhkan oleh rakyat banyak;
c. makanan dan minuman yang disajikan di hotel, restoran, rumah makan, warung, dan sejenisnya, meliputi makanan dan minuman baik yang dikonsumsi di tempat maupun tidak, termasuk makanan dan minuman yang diserahkan oleh usaha jasa boga atau katering; dan d. uang, emas batangan, dan surat
berharga.
a. jasa pelayanan kesehatan medik;
b. jasa pelayanan sosial;
c. jasa pengiriman surat dengan perangko;
d. jasa keuangan;
e. jasa asuransi;
f. jasa keagamaan;
g. jasa pendidikan;
h. jasa kesenian dan hiburan;
i. jasa penyiaran yang tidak bersifat iklan;
j. jasa angkutan umum di darat dan di air serta jasa angkutan udara dalam negeri yang
menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari jasa angkutan udara luar negeri;
k. jasa tenaga kerja;
l. jasa perhotelan;
m.jasa yang disediakan oleh pemerintah dalam rangka menjalankan pemerintahan secara umum;
n. Jasa penyediaan tempat parkir;
o. Jasa telepon umum dengan menggunakan uang logam;
p. Jasa pengiriman uang dengan wesel pos; dan
q. Jasa boga atau katering ayat (3)
Ekspor = tarif PPN 0%
Kemana Uang Pajak Kita?
16
19 ribu
20 ribu
5 ribu
4 ribu 4 ribu
9 ribu
2 ribu
12 ribu
Transfer ke Daerah &
Dana Desa
(di luar Infrastruktur, Pendidikan & Kesehatan)
Transfer ke Daerah Dana
Desa Infrastruktur
Pendidikan
Kesehatan Pertahanan Keamanan Subsidi
Energi
Subsidi Non Energi
Lainnya (Pelayanan umum, bansos, gaji K/L, Surat
berharga negara, dsb)
27 ribu
APBN Untuk Pembangunan &
Kesejahteraan
Rakyat
Penerimaan Pajak & Dana Transfer
Pajak menjaga keutuhan NKRI
18
Sebaran Wilayah Geografis Utama (2016)
Sekilas Hasil Tax Amnesty
Juli 2016 – Maret 2017
20
Pembayaran Uang
Tebusan Penghentian
Bukper
Pembayaran Utang Pajak utk Kepesertaan TA
135,3
triliun
triliun triliun
triliun
triliun
triliun
triliun Repatriasi
Deklarasi Luar Negeri
Deklarasi Dalam Negeri
4.884,3
triliun
Sekilas Hasil Tax Amnesty
Juli 2016 – Maret 2017
Nilai Harta Deklarasi Jumlah Uang Tebusan
Data Tax Amnesty Indonesia untuk Periode Juli 2016 – Maret 2017 PDB Indonesia Tahun 2017 menggunakan asumsi PDB 13,6 quadriliun
dinyatakan dalam % thd PDB dinyatakan dalam % thd PDB
Globalisasi &
Keterbukaan
Informasi
Keuangan
Isu Perpajakan di Era Globalisasi
Di Era Borderless Economy ini menciptakan berbagai
kemudahan dalam menjalankan bisnis lintas
negara, ditambah lagi dengan era digital yang memungkinkan economic
presence tanpa adanya physical presence
Salah satu isu utama yang dihadapi:
Aggressive Tax Planning atau praktik BEPS yg menimbulkan ketidakadilan
bagi pembayar pajak patuh
Komitmen Dunia Internasional untuk
bertukar data keuangan secara otomatis (Automatic
Exchange of Information)
Memperkaya basis data DJP memperkuat fungsi pengawasan untuk
meningkatkan keadilan
dalam penerimaan pajak
Negara yg telah berkomitmen
24
Negara Berkomitmen AEoI
Negara Tandatangan MCAA
Negara Memilih BCAA
102 93 * 9
49 Negara di 2017 53 Negara lainnya di
2018
Indonesia telah
menandatangani MCAA tanggal 3 Juni 2015 di Paris.
Singapura & Swiss termasuk dalam 93 negara
penandatangan MCAA
Yang sudah ttd BCAA dengan Indonesia: Hong Kong Yang belum ttd BCAA dengan
Indonesia: Brunei, Panama, Macau**, Dominica, Vanuatu,
Bahama, Trinidad & Tobago, Qatar
*Albania telah ttd MCAA tetapi mencabut komitmen AEoI
**Macau menginformasi akan ttd MCAA apabila Tiongkok telah memasukkan Macau sebagai extended territory terkait MAC
Sesuai Dengan Pasal 22 Ayat (1) UUD, Karena Kondisi Yang Mendesak, Presiden Menetapkan
PERPPU NOMOR 1 TAHUN 2017
TENTANG AKSES INFORMASI KEUANGAN UNTUK KEPENTINGAN PERPAJAKAN
Ditetapkan menjadi Undang-Undang tgl 23
Agustus 2017 dengan UU No 9 Tahun 2017
Pajak di Era Digital
& e-Commerce
Di Era Digitalisasi, Menuju Era Otomasi
DJP selalu mengikuti perkembangan peradaban, baik teknologi maupun
regulasi
Keterampilan Baru untuk Ekonomi Baru
28 Disadur dari
Harian Kompas 3 Mei 2017