PEDOMAN INSPEKTUR
NOMOR 2 TAHUN 2012
TENTANG
PEDOMAN EVALUASI AKUNTABILITAS KINERJA UNIT KERJA
DI LEMBAGA SANDI NEGARA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Umum
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP) sudah dikembangkan mulai
tahun 1999 dengan terbitnya Inpres Nomor 7, namun dari hasil evaluasi
akuntabilitas kinerja yang telah dilakukan pada tahun 2010 lalu oleh
Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
diketahui bahwa masih terdapat Kementerian Negara/Lembaga/Pemerintah
Provinsi/Kabupaten/Kota belum melakukan evaluasi akuntabilitas kinerja
internal.
Melalui Surat Edaran (SE) Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara
dan Reformasi Birokrasi Nomor 03 Tahun 2011 tentang Pelaksanaan Evaluasi
Akuntabilitas Kinerja Internal, diharapkan setiap
Kementerian/Lembaga/Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota melakukan
penguatan akuntabilitas kinerja di unit kerjanya masing-masing dengan
melakukan evaluasi akuntabilitas kinerja internal. Pelaksanaan evaluasi
akuntabilitas kinerja internal unit kerja di lingkungan Lembaga Sandi Negara
akan dilaksanakan oleh Inspektorat, sesuai dengan SE di atas.
Dalam rangka pelaksanaan evaluasi akuntabilitas kinerja internal tersebut perlu
ditetapkan suatu Petunjuk Pelaksanaan Evaluasi Akuntabilitas Kinerja atas
Unit Kerja di Lingkungan Lembaga Sandi Negara dengan mengacu pada
Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor
KEP-135/M.PAN/9/2004 tentang Pedoman Umum Evaluasi Laporan
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Menteri Negara
2011 tentang Petunjuk Pelaksanaan Evaluasi Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah Tahun 2011.
B. Dasar
1. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan
dan Kinerja Instansi Pemerintah;
2. Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor:
KEP/135/M.PAN/9/2004 tentang Pedoman Umum Evaluasi Laporan
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah;
3. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Nomor 13 Tahun 2010 tentang Petunjuk Pelaksanaan Evaluasi
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2010;
4. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan
Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah;
5. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Nomor 35 Tahun 2011 tentang Petunjuk Pelaksanaan Evaluasi
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2011;
6. Keputusan Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomor: 239/IX/6/8/2003
tentang Perbaikan Pedoman Penyusunan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah sebagai penyempurnaan Keputusan Kepala Lembaga
Administrasi Negara Nomor: 589/IX/6/Y/1999 tentang Pedoman
Penyusunan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah;
7. Peraturan Kepala Lembaga Sandi Negara Nomor
OT.001/PERKA.122/2007 tentang Organisasi dan Tata kerja Lembaga
Sandi Negara;
8. Peraturan Kepala Lemsaneg Nomor 6 Tahun 2012 tentang Pedoman
Umum Pengawasan di Lembaga Sandi Negara;
9. Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah.
C. Maksud dan Tujuan
1. Petunjuk Pelaksanaan Evaluasi Akuntabilitas Kinerja Unit Kerja di
Lembaga Sandi Negara ini dimaksudkan untuk:
a. Memberi panduan bagi evaluator yang berkaitan dengan:
1) Pemahaman mengenai tujuan evaluasi dan penetapan ruang
-3-
2) Pemahaman mengenai strategi evaluasi dan metodologi yang
digunakan dalam evaluasi;
3) Penetapan langkah-langkah kerja yang harus ditempuh dalam
proses evaluasi; dan
4) Penyusunan Laporan Hasil Evaluasi (LHE) dan mekanisme
pelaporan hasil evaluasi serta proses pengolahan datanya.
b. Menjadi panduan dalam mengelola pelaksanaan evaluasi akuntabilitas kinerja unit kerja di lingkungan Lembaga Sandi Negara.
2. Tujuan evaluasi akuntabilitas kinerja unit kerja di lingkungan Lembaga
Sandi Negara sebagai berikut:
a. Memperoleh informasi tentang implementasi Sistem AKIP;
b. Menilai akuntabilitas kinerja unit kerja di lingkungan Lembaga Sandi Negara; dan
c. Memberikan saran perbaikan untuk peningkatan kinerja dan penguatan akuntabilitas unit kerja di lingkungan Lembaga Sandi Negara.
D. Ruang Lingkup
1. Ruang lingkup evaluasi akuntabilitas kinerja meliputi evaluasi atas
penerapan Sistem AKIP dan pencapaian kinerja unit kerja di lingkungan
Lembaga Sandi Negara.
2. Entitas akuntabilitas yang dievaluasi adalah unit kerja Eselon I dan Eselon
BAB II
KETENTUAN UMUM EVALUASI
A. Strategi Evaluasi
1. Evaluasi akuntabilitas kinerja unit kerja dilaksanakan dengan strategi untuk
peningkatan mutu penerapan manajemen berbasis kinerja (Sistem AKIP)
dan peningkatan kinerja unit kerja di lingkungan Lembaga Sandi Negara.
2. Strategi yang akan dijalankan menggunakan prinsip:
a. Partisipasi dan evaluasi secara bersama dengan pihak yang
dievaluasi. Keterlibatan pihak yang dievaluasi pada proses evaluasi ini
sangat penting untuk meningkatkan efektivitas evaluasi; dan
b. Proses konsultasi yang terbuka dan memfokuskan pada pembangunan
dan pengembangan serta implementasi komponen utama Sistem
AKIP.
3. Untuk unit kerja yang sudah pernah dievaluasi, langkah pertama yang
perlu dilakukan oleh evaluator dalam melakukan evaluasi akuntabilitas
kinerja unit kerja, adalah mengumpulkan informasi mengenai berbagai
saran atau rekomendasi yang diberikan oleh evaluator tahun sebelumnya.
Hambatan dan kendala pelaksanaan tindak lanjut hasil evaluasi tahun
sebelumnya, jika relevan perlu diungkapkan dalam laporan.
B. Tahapan Evaluasi
Tahapan evaluasi yang dilakukan adalah sebagai berikut:
a. Persiapan evaluasi;
b. Reviu tindak lanjut evaluasi tahun lalu;
c. Evaluasi akuntabilitas kinerja unit kerja; dan
d. Pelaporan hasil evaluasi gabungan kepada Kepala Lembaga Sandi
Negara;
e. Pelaporan ikhtisar hasil evaluasi akuntabilitas kinerja internal kepada
Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
(c.q. Deputi Pengawasan dan Akuntabilitas Aparatur)
C. Metodologi Evaluasi
1. Metodologi yang digunakan untuk melakukan evaluasi akuntabilitas kinerja
internal unit kerja di lingkungan Lembaga Sandi Negara adalah teknik
"criteria referrenced survey", yaitu menilai secara bertahap langkah demi
langkah (step by step assessment) setiap komponen dan menilai secara
masing--5-
masing komponen yang telah ditetapkan sebelumnya. Penentuan kriteria
evaluasi seperti tertuang dalam Lembar Kriteria Evaluasi (LKE) akuntabilitas
kinerja unit kerja di lingkungan Lembaga Sandi Negara dengan berdasarkan
kepada:
a. Kebenaran normatif apa yang seharusnya dilakukan menurut
Pedoman Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah;
b. Kebenaran normatif yang bersumber pada modul-modul atau
buku-buku petunjuk mengenai Sistem AKIP;
c. Kebenaran normatif yang bersumber pada best practise;
d. Kebenaran normatif yang bersumber pada berbagai praktik
manajemen stratejik, manajemen kinerja, dan sistem akuntabilitas yang
baik.
2. Dalam menilai apakah suatu unit kerja telah memenuhi suatu kriteria,
harus didasarkan pada fakta obyektif dan profesional judgement dari
evaluator dan supervisor.
D. Teknik E valuasi
1. Teknik evaluasi pada dasarnya merupakan cara/alat/metode yang
digunakan untuk pengumpulan dan analisis data. Berbagai teknik evaluasi
dapat dipilih untuk digunakan dalam evaluasi ini, namun apapun teknik
yang digunakan harus dapat mendukung penggunaan metode evaluasi
yang telah ditetapkan, sehingga mampu menjawab tujuan dilakukannya
evaluasi.
2. Beberapa teknik pengumpulan data yang dapat digunakan antara lain:
pengisian kuisioner, wawancara, observasi, studi dokumentasi atau
kombinasi beberapa teknik tersebut. Sedangkan teknik analisis data antara
lain: telaahan sederhana, berbagai analisis dan pengukuran, metode
statistik, pembandingan, analisa logika program dan sebagainya.
E. Kertas Kerja Evaluasi
Kertas Kerja Evaluasi (KKE) merupakan pendokumentasian langkah evaluasi.
Pendokumentasian tersebut perlu dilakukan agar pengumpulan data dan
analisis fakta-fakta dapat ditelusuri kembali dan dijadikan dasar untuk
penyusunan Laporan Hasil Evaluasi (LHE). Setiap langkah evaluator yang
cukup penting dan setiap penggunaan teknik evaluasi diharapkan
Kertas kerja tersebut berisi fakta dan data yang dianggap relevan dan berarti
untuk perumusan temuan permasalahan. Data dan diskripsi fakta ini ditulis
mulai dari uraian fakta yang ada, analisis (penilaian, pembandingan,
pengukuran, dan penyusunan argumentasi) sampai pada simpulannya.
F. Organisasi Evaluasi
Hal-hal yang berkaitan dengan perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian
evaluasi, seperti susunan tim evaluasi, mekanisme penerbitan surat tugas,
penerbitan laporan hasil evaluasi mengikuti kebijakan yang ditetapkan oleh
-7-
BAB III
PELAKSANAAN EVALUASI AKUNTABILITAS KINERJA
Pelaksanaan evaluasi atas akuntabilitas kinerja unit kerja di lingkungan Lembaga
Sandi Negara sangat berkaitan dengan ruang lingkup dan tujuan evaluasi.
Langkah-langkah kerja pelaksanaan evaluasi tersebut terdiri atas :
Evaluasi atas komponen akuntabilitas kinerja; dan
Penilaian dan penyimpulan
A. Evaluasi atas Kom ponen Akuntabilitas Kinerja
1. Evaluasi akuntabilitas kinerja unit kerja difokuskan pada kriteria-kriteria
yang terdapat dalam Lembar Kriteria Evaluasi (LKE) dengan tetap
memperhatikan Laporan Hasil Evaluasi tahun lalu.
2. Berkaitan dengan tujuan evaluasi akuntabilitas kinerja, maka isu-isu penting
yang akan diungkap melalui evaluasi adalah sebagai berikut:
a. Kesungguhan unit kerja dalam menyusun perencanaan kinerja
benar-benar telah berfokus pada hasil;
b. Pembangunan sistem pengukuran dan pengumpulan data kinerja;
c. Pengungkapan informasi pencapaian kinerja unit kerja dalam LAKIP;
d. Monitoring dan evaluasi kinerja pelaksanaan program, khususnya
program strategis unit kerja;
e. Keterkaitan diantara seluruh komponen-komponen perencanaan kinerja
dengan penganggaran, kebijakan pelaksanaan dan pengendalian serta
pelaporannya;
f. Capaian kinerja utama dari masing-masing unit kerja; dan
g. Tingkat akuntabilitas kinerja unit kerja.
3. Evaluasi akuntabilitas kinerja unit kerja, terdiri atas evaluasi penerapan
komponen manajemen kinerja (Sistem AKIP) yang meliputi: perencanaan
kinerja, pengukuran kinerja, pelaporan kinerja, dan pencapaian kinerja
yang meliputi pencapaian kinerja keluaran (output) dan hasil (outcome).
4. Evaluasi penerapan manajemen kinerja juga meliputi penerapan
kebijakan penyusunan dokumen penetapan kinerja dan Indikator Kinerja
Utama (IKU), sampai saat dilakukan evaluasi.
5. Lembar Kriteria Evaluasi (LKE) dan penjelasannya untuk evaluasi
B. Penilaian dan Penyimpulan
1. Evaluasi atas akuntabilitas kinerja unit kerja harus menyimpulkan hasil
penilaian atas fakta obyektif unit kerja dalam mengimplementasikan
perencanaan kinerja, pengukuran kinerja, pelaporan kinerja, dan capaian
kinerja sesuai dengan kriteria masing-masing komponen yang ada dalam
LKE.
2. Langkah penilaian dilakukan sebagai berikut:
a. Penilaian dilakukan terhadap 3 (tiga) variabel berikut :
1) Komponen;
2) Sub-komponen; dan
3) Kriteria.
b. Setiap komponen dan sub-komponen penilaian diberikan alokasi nilai
sebagai berikut:
No. Komponen Bobot Sub Komponen 1. Perencanaan
Kinerja
35% a. Dokumen Renstra (12,5%), meliputi:
- Pemenuhan Renstra (2,5%); - Kualitas Renstra (6,25%); - Implementasi Renstra (3,75%). b. Dokumen Rencana Kinerja
Tahunan (7,5%), meliputi: - Pemenuhan RKT (1,5%); - Kualitas RKT (3,75%); - Implementasi RKT (2,25%). c. Dokumen Penetapan Kinerja
(15%), meliputi:
- Pemenuhan PK (3%); - Kualitas PK (7,5%); - Implementasi PK (4,5%). 2. Pengukuran
Kinerja
25% a. Pemenuhan pengukuran (7%), b. Kualitas pengukuran (10%), c. Implementasi pengukuran (8%). 3. Pelaporan
Kinerja
25% a. Pemenuhan pelaporan (8%),
b. Penyajian informasi kinerja (10%), c. Pemanfaatan informasi kinerja
(7%). 4. Capaian
Kinerja
15% a. Kinerja yang dilaporkan-output
(5%)
b. Kinerja yang dilaporkan-outcome
(10%) Total 100%
Nilai total ini merupakan alokasi nilai untuk evaluasi pada unit kerja di
lingkungan Lembaga Sandi Negara. Dalam Pedoman ini, nilai 100%
ekuivalen dengan 35% nilai evaluasi Kementerian/Lembaga oleh
Kemeneg PAN dan RB terhadap Lembaga Sandi Negara. Sedangkan
-9-
oleh Kemeneg PAN dan RB.
c. Setiap sub-komponen akan dibagi kedalam beberapa pertanyaan
sebagai kriteria pemenuhan sub-komponen tersebut. Setiap pertanyaan
akan dijawab dengan ya/tidak atau a/b/c/d/e. Jawaban ya/tidak diberikan
untuk pertanyaan yang langsung dapat dijawab sesuai dengan
pemenuhan kriteria. Jawaban a/b/c/d/e diberikan untuk
pertanyaan-pertanyaan yang membutuhkan judgement dari evaluator dan biasanya
terkait dengan kualitas suatu sub-komponen tertentu.
d. Setiap jawaban “Ya” diberi nilai 1 dan jika jawabannya “Tidak” diberi nilai 0.
e. Untuk jawaban a/b/c/d/e, penilaian didasarkan pada judgement
evaluator dengan kriteria sebagai berikut:
Jawaban Kriteria Nilai
A Memenuhi hampir semua kriteria (lebih dari 80% s.d. 100%)
1
B Memenuhi sebagian besar kriteria (lebih dari 60% s.d. 80%)
0,75
C Memenuhi sebagian kriteria (lebih dari 40% s.d. 60%)
0,50
D Memenuhi sebagian kecil kriteria (lebih dari 20% s.d. 40%)
0,25
E Sangat kurang memenuhi kriteria (kurang dari 20%)
0
f. Setelah setiap pertanyaan diberikan nilai maka penyimpulan akan
dilakukan sebagai berikut:
1) Tahap pertama dijumlahkan nilai pada setiap pertanyaan pada setiap
sub-komponen sehingga ditemukan suatu angka tertentu, misal sub
komponen kualitas Renstra mempunyai alokasi nilai 2,5% dan
memiliki 8 (delapan) buah pertanyaan. Dari 8 (delapan) pertanyaan tersebut apabila terdapat jawaban “A” sebanyak 5 (lima) pertanyaan, maka nilai untuk sub-komponen tersebut adalah: (5/8) x 2,5 = 1,56;
2) Untuk kriteria yang berhubungan dengan kondisi yang memerlukan
penyimpulan, karena terdiri dari beberapa sub-kriteria, penyimpulan
tentang kriteria dilakukan melalui nilai rata-rata.
3) Tahap berikutnya adalah melakukan penjumlahan seluruhnya nilai
sub-komponen yang ada sehingga ditemukan suatu angka tertentu
untuk total nilai dengan range nilai antara 0 s.d 100.
3. Penyimpulan atas hasil evaluasi terhadap akuntabilitas kinerja unit kerja
komponen. Nilai hasil akhir dari penjumlahan komponen-komponen akan
dipergunakan dalam menentukan tingkat akuntabilitas kinerja unit kerja yang
bersangkutan, dengan kategori sebagai berikut:
No Kategori Nilai Angka Interpretasi
1 AA >85 – 100 Memuaskan 2 A >75 – 85 Sangat Baik
3 B >65 – 75 Baik, perlu sedikit perbaikan 4 CC >50 – 65 Cukup Baik (memadai), perlu
banyak perbaikan yang tidak mendasar
5 C >30 – 50 Agak Kurang, perlu banyak perbaikan, termasuk perubahan yang mendasar
-11-
BAB IV
PELAPORAN HASIL EVALUASI
1. Sumber data untuk pelaporan hasil evaluasi atas akuntabilitas kinerja unit
kerja adalah Lembar Kriteria Evaluasi (LKE). Informasi dalam LKE ini
harus diisi dan diselesaikan setelah langkah-langkah evaluasi
dilaksanakan. Format dan isi dari LKE sesuai dengan lamiran I.
2. Setiap surat tugas untuk pelaksanaan evaluasi akuntabilitas kinerja harus
menghasilkan KKE dan LHE. LHE ini disusun berdasarkan berbagai
hasil pengumpulan KKE sebagaimana terlampir pada lampiran II.
3. LHE disusun oleh Ketua Tim Evaluasi dan ditandatangani oleh Inspektur
Lembaga Sandi Negara. LHE disusun sebanyak 3 (tiga) eksemplar,
masing-masing disampaikan kepada :
a. Unit Kerja yang dievaluasi;
b. Atasan Unit Kerja yang bersangkutan; dan
c. Menteri Negara Pendayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi.
Format dan Isi dari LHE sesuai dengan lampiran III.
4. LHE disusun berdasarkan prinsip kehati-hatian dan mengungkapkan hal-hal
penting bagi perbaikan manajemen kinerja unit kerja yang dievaluasi.
Permasalahan atau temuan hasil evaluasi (tentative finding) dan saran
perbaikannya harus diungkapkan secara jelas dan dikomunikasikan
kepada pihak unit kerja yang dievaluasi untuk mendapatkan
konfirmasi atau tanggapan secukupnya.
5. Penulisan LHE harus mengikuti kaidah-kaidah umum penulisan laporan yang
baik, yaitu antara lain:
a. Penggunaan kalimat dalam laporan, diupayakan menggunakan kalimat
yang jelas dan bersifat persuasif untuk perbaikan. Akan tetapi disarankan
tidak menggunakan ungkapan yang ambivalen atau membingungkan
dalam proses penyimpulan dan kompilasi data.
b. Evaluator harus berhati-hati dalam menginterpretasikan data hasil
penyimpulan dan menuangkannya dalam laporan.
6. Bagi unit kerja yang sudah pernah dievaluasi, pelaporan hasil evaluasi
diharapkan menyajikan informasi tindak lanjut dari rekomendasi tahun
sebelumnya, sehingga pembaca laporan dapat memperoleh data yang
diperbandingkan dan dapat mengetahui perbaikan-perbaikan yang telah
BAB V
PENUTUP
1. Pedoman Inspektur ini merupakan acuan dalam melaksanakan evaluasi atas
akuntabilitas kinerja unit kerja di lingkungan Lembaga Sandi Negara.
2. Pedoman Inspektur ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di Jakarta
Pada tanggal, 8 Mei 2012
Inspektur,
1
LEMBAR KRITERIA EVALUASI AKUNTABILITAS KINERJA UNIT KERJA
NO KOMPONEN/SUB KOMPONEN PENJELASAN KETERANGAN
1 2 3 4
A. PERENCANAAN KINERJA (35%)
I. RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) (12,5%)
a. PEMENUHAN RENSTRA (2,5%) 1 Dokumen Renstra Unit Kerja telah
ada
Cukup jelas. Penilaian dengan ya/tidak
2 Dokumen Renstra telah memuat visi, misi, tujuan, sasaran, program, indikator kinerja sasaran, dan target jangka menengah
Renstra Unit Kerja memuat keseluruhan subtansi komponen tersebut. Penilaian :
a. apabila Renstra telah memuat keseluruhan subtansi komponen tersebut;
b. apabila Renstra telah memuat keseluruhan subtansi komponen tersebut, kecuali target tahunan; c. apabila Renstra tidak dilengkapi
target jangka menengah yang terukur;
d. Rensra tidak dilengkapi indikator kinerja
e. Renstra tidak memuat tujuan, sasaran, indikator dan target b. KUALITAS RENSTRA (6,25%)
3 Tujuan dan sasaran telah berorientasi hasil
Tujuan/ sasaran dalam Renstra Unit Kerja telah berkualitas outcome, atau output penting,yaitu output yang secara logis mengarah dapat outcome yang jelas. Penilaian :
a. apabila lebih dari 80% tujuan dan sasaran dalam Renstra telah berorientasi hasil;
b. apabila 60%< berorientasi hasil ≤ 80%;
c. apabila 40%< berorientasi hasil ≤ 60%;
d. apabila 20% < berorientasi hasil ≤ 40%;
e. apabila tujuan dan sasaran yg berorientasi ≤ 20%.
Dijawab dengan KKE2
4 Program/kegiatan merupakan cara untuk mencapai (selaras dengan) tujuan/sasaran/hasil kegiatan
Program/kegiatan (nama ataupun hasil program/kegiatan) yang direncanakan memiliki hubungan
LAMPIRAN I
PEDOMAN INSPEKTUR NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG
1 2 3 4
sebab akibat secara logis dengan
tujuan/sasaran Unit Kerja. Penilaian : a. apabila lebih dari 80%
program/kegiatan dalam Renstra telah selaras dengan
tujuan/sasaran;
b. apabila 60%< keselarasan ≤ 80%; c. apabila 40%< keselarasan ≤ 60%; d. apabila 20%< keselarasan ≤ 40%; e. apabila keselarasannya ≤ 20%. 5 Renstra telah menyajikan IKU Penilaian :
a. apabila lebih dari 80% IKU yang telah diformalkan dimanfaatkan untuk mengukur tujuan/sasaran dalam Renstra;
b. apabila 60%< pemanfaatan IKU ≤ 80%;
c. apabila 40%< pemanfaatan IKU ≤ 60%;
d. apabila 20%< pemanfaatan IKU ≤ 40%;
e. apabila pemanfaatan IKU dalam Renstra ≤ 20%.
6 Indikator kinerja tujuan (outcome) dan sasaran (outcome dan output) telah
memenuhi kriteria indikator kinerja yang baik
Indikator tujuan/sasaran Unit Kerja dalam Renstra telah memenuhi kriteria SMART. Penilaian :
a. apabila lebih dari 80% indikator tujuan dan sasaran dalam Renstra telah memenuhi kriteria SMART; b. apabila 60%< Indikator SMART ≤
80%;
c. apabila 40%< Indikator SMART ≤ 60%;
d. apabila 20%< Indikator SMART ≤ 40%;
e. apabila indikator yang SMART ≤ 20%.
Dijawab dengan KKE3
7 Target kinerja ditetapkan dengan baik
Penilaian :
a. apabila lebih dari 80% target yg ditetapkan berkriteria baik; b. apabila 60%< Target yg baik ≤
80%;
apabila 40%< Target yg baik ≤ 60%;
c. apabila 20%< Target yg baik ≤ 40%;
d. apabila Target yg baik ≤ 20%. 8 Dokumen Renstra telah selaras
dengan Dokumen RPJMN/Dokumen Renstra atasannya
Renstra Unit Kerja telah memuat tujuan/sasaran yang ada dalam Renstra KL. Penilaian :
a. apabila > 80% sasaran yg ditetapkan telah selaras;
-3-
1 2 3 4
c. apabila 40% < Sasaran yg selaras
≤ 60%;
d. apabila 20%< Sasaran yg selaras ≤ 40%;
e. apabila Sasaran yg selaras ≤ 20%. 9 Dokumen Renstra telah menetapkan
seluruh hal yang ditetapkan (dalam kontak kinerja/tugas fungsi)
Yang dimaksud dengan hal-hal yg seharusnya adalah tujuan, sasaran, indikator dan targettarget
kinerja dalam Renstra telah mengacu pada:
- kontrak kinerja - tugas dan fungsi - core business - praktik2 terbaik Penilaian :
a. apabila Renstra telah menetapkan hal-hal yang seharusnya lebih dari 80%;
b. apabila 60% < hal-hal yang seharusnya ≤ 80%;
c. apabila 40% < hal-hal yang seharusnya ≤ 60%;
d. apabila 20% < hal-hal yang seharusnya ≤ 40%;
e. apabila hal-hal yang seharusnya ≤ 20%.
c. IMPLEMENTASI RENSTRA (3.75%) 10 Dokumen Renstra digunakan
sebagai acuan dalam penyusunan dokumen perencanaan tahunan
Tujuan/sasaran dan indikator kinerja dalam Renstra Unit Kerja digunakan dalam Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Unit Kerja. Penilaian : a. apabila lebih dari 80% sasaran
dalam rencana kinerja tahunan telah selaras dengan Renstra; b. apabila 60% < keselarasan
sasaran RKT dengan Renstra ≤ 80%;
c. apabila 40% < keselarasan sasaran RKT dengan Renstra ≤ 60%;
d. apabila 20% < keselarasan sasaran RKT dengan Renstra ≤ 40%;
e. apabila keselarasan sasaran RKT dengan Renstra ≤ 20%.
11 Dokumen Renstra digunakan sebagai acuan penyusunan Dokumen Rencana Kerja dan Anggaran
Tujuan/sasaran dan indikator kinerja dalam Renstra Unit Kerja digunakan dalam RKA Unit Kerja. Penilaian :
a. apabila lebih dari 80% indikator hasil dalam RKA telah selaras dengan Renstra;
b. apabila 60% < keselarasan
1 2 3 4
c. apabila 40% < keselarasan
indikator hasil dalam RKA dengan Renstra ≤ 60%;
d. apabila 20% < keselarasan
indikator hasil dalam RKA dengan Renstra ≤ 40%;
e. apabila keselarasan indikator hasil dalam RKA dengan Renstra ≤ 20%.
12 Dokumen Renstra telah direviu secara berkala
Penilaian :
a. apabila Renstra telah direvisi dan hasilnya menunjukkan kondisi yang lebih baik (terdapat inovasi) ; b. apabila Renstra telah direviu
secara berkala dan hasilnya masih relevan dengan kondisi saat ini; c. apabila Renstra telah direviu, ada
upaya perbaikan namun belum ada perbaikan yang signifikan ; d. apabila Renstra telah direviu e. Tidak ada reviu.
II. DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT)(7,5%)
a. PEMENUHAN RKT (1,5%)
1 Dokumen RKT telah ada Dokumen RKT Unit Kerja adalah dokumen rencana kinerja tahunan Unit Kerja yang isinya minimal sesuai dengan formulir RKT. Penilaian dilakukan terhadap keberadaan dokumen RKT dengan ya/tidak. 2 Dokumen RKT disusun sebelum
mengajukan anggaran
cukup jelas. Penilaian dengan ya/tidak.
3 Dokumen RKT telah memuat sasaran, program, indikator kinerja sasaran dan target kinerja tahunan
Penilaian :
a. apabila RKT telah memuat keseluruhan subtansi komponen tersebut;
b. apabila RKT telah memuat keseluruhan subtansi komponen tersebut, dan dilengkapi dengan > 60% indikator dan target yang SMART;
c. apabila RKT telah memuat keseluruhan subtansi komponen tersebut, dan dilengkapi dengan > 40% indikator dan target yang SMART;
d. apabila RKT tidak dilengkapi dengan Indikator sasaran e. apabila RKT tidak dilengkapi
-5-
1 2 3 4
b. KUALITAS RKT (3,75%)
4 Sasaran telah berorientasi hasil Sasaran dalam RKT UNIT KERJA telah berkulitas hasil (outcome)/ output penting. Penilaian :
a. apabila lebih dari 80% sasaran telah berorientasi hasil;
b. apabila 60% < sasaran telah berorientasi hasil ≤ 80%; c. apabila 40% < sasaran telah
berorientasi hasil ≤ 60%;
d. d apabila 20% < sasaran telah berorientasi hasil ≤ 40%;
e. apabila sasaran telah berorientasi hasil ≤ 20%.
5 Kegiatan dalam dokumen Renja merupakan cara untuk mencapai sasaran (di RKT)
Kegiatan (nama ataupun keluaran kegiatan) yang direncanakan dalam RKT memiliki hubungan sebab akibat secara logis dengan sasaran Unit Kerja dalam RKT Unit Kerja. Penilaian :
a. apabila lebih dari 80% kegiatan telah selaras dan cukup untuk mencapai sasaran;
b. apabila 60% < kegiatan telah selaras dan cukup ≤ 80%; c. apabila 40% < kegiatan telah
selaras dan cukup ≤ 60%; d. apabila 20% < kegiatan telah
selaras dan cukup ≤ 40%;
e. apabila kegiatan telah selaras dan cukup ≤ 20%.
6 RKT telah menyajikan IKU Penilaian :
a. apabila lebih dari 80% indikator di RKT adalah IKU;
b. apabila 60% < indikator di RKT
e. apabila indikator di RKT adalah IKU ≤ 20%.
7 Indikator kinerja sasaran dan kegiatan teah memenuhi kriteria indikator kinerja yang baik
Penilaian :
a. apabila lebih dari 80% indikator di RKT memenuhi kriteria SMART; b. apabila 60% < indikator di RKT
memenuhi kriteria SMART ≤ 80%; c. apabila 40% < indikator di RKT
memenuhi kriteria SMART ≤ 60%; d. apabila 20% < indikator di RKT
memenuhi kriteria SMART ≤ 40%; e. apabila indikator di RKT memenuhi
1 2 3 4
8 Target kinerja ditetapkan dengan baik
Maksud target yang adalah selaras dengan Renstra, relevan dengan indikatornya, berdasarkan indikator yang SMART dan berdasarkan basis data yang memadai. Penilaian : a. apabila lebih dari 80% target yg
ditetapkan berkriteria baik; b. apabila 60%< Target yg baik ≤ 9 Dokumen RKT telah selaras dengan
dokumen Renstra dan dengan Dokumen RKP/RKT atasannya
Selaras disini maksudnya adalah sasaran yang ada di RKT, target kinerja RKT. Penilaian :
a. apabila lebih dari 80% sasaran dalam RKT telah selaras dengan tujuan/sasaran Renstra/RKP; b. apabila 60% < keselarasan
sasaran RKT dengan Renstra/RKP ≤ 80%;
apabila 40% < keselarasan sasaran RKT dengan Renstra/RKP ≤ 60%; c. apabila 20% < keselarasan
sasaran RKT dengan Renstra/RKP ≤ 40%;
d. apabila keselarasan sasaran RKT dengan Renstra/RKP ≤ 20%. c. IMPLEMENTASI RKT (2,25%)
10 Dokumen RKT telah digunakan sebagai acuan untuk menyusun penetapan kinerja (PK)
Sasaran, indikator kinerja sasaran dan indikator keluaran kegiatan pada RKT Unit Kerja digunakan dalam PK Unit Kerja. Penilaian :
a. apabila lebih dari 80% sasaran dan indikator kinerja di RKT telah
ditetapkan dalam PK; b. apabila 60% < sasaran dan
indikator kinerja di RKT telah ditetapkan dalam PK ≤ 80%; c. apabila 40% < sasaran dan
indikatorkinerja di RKT telah ditetapkan dalam PK ≤ 60%; d. apabila 20% < sasaran dan
indikator kinerja di RKT telah ditetapkan dalam PK ≤ 40%; e. apabila sasaran dan indikator di
RKT yg telah ditetapkan dalam PK ≤ 20%.
11 Dokumen RKT telah digunakan sebagai acuan untuk menyusun anggaran (RKA)
Indikator kinerja sasaran dan keluaran kegiatan pada RKT Unit Kerja
-7-
1 2 3 4
Penilaian :
a. apabila lebih dari 80% indikator dan target kinerja di RKT telah digunakan dalam RKA;
b. apabila 60% < indikator dan target kinerja di RKT telah digunakan dalam RKA ≤ 80%;
c. apabila 40% < indikator dan target kinerja di RKT telah digunakan dalam RKA ≤ 60%;
d. apabila 20% < indikator dan target kinerja di RKT telah digunakan dalam RKA ≤ 40%;
e. apabila Indikator dan target kinerja di RKT yang telah digunakan dalam RKA ≤ 20%.
III. DOKUMEN PENETAPAN KINERJA (PK) (15%)
a. PEMENUHAN PK (3%)
1 Dokumen PK Unit Kerja dibawahnya telah
tersedia
Dokumen PK level Unit Kerja adalah dokumen penetapan kinerja tahunan Unit Kerja yang ditandatangani oleh oleh kepala Unit Kerja. Penilaian dengan ya/tidak.
2 Dokumen PK disusun segera setelah anggaran disetujui
Cukup jelas. Penilaian dengan ya/tidak.
3 Dokumen PK telah memuat sasaran, program, indikator kinerja, dan target jangka pendek
Dokumen PK Unit Kerja telah memuat keseluruhan subtansi komponen tersebut. Penilaian : a. apabila PK telah memuat
keseluruhan subtansi komponen tersebut;
b. apabila PK telah memuat
keseluruhan subtansi komponen tersebut, namun hanya dilengkapi dengan > 60% indikator dan target yang SMART;
c. apabila PK telah memuat
keseluruhan subtansi komponen tersebut, namun hanya dilengkapi dengan > 40% indikator dan target yang SMART;
d. apabila PK tidak dilengkapi dengan Indikator sasaran;
e. apabila PK tidak dilengkapi dengan indikator dan target sasaran.
b. KUALITAS PK (7,5%)
4 Sasaran telah berorientasi hasil Sasaran dalam dokumen PK Unit Kerja telah berkualitas outcome atau output penting (output yang mengarah pada outcome yang jelas).
Penilaian :
1 2 3 4
telah berorientasi hasil;
b. apabila 60% < sasaran telah berorientasi hasil ≤ 80%; c. apabila 40% < sasaran telah
berorientasi hasil ≤ 60%; d. apabila 20% < sasaran telah
berorientasi hasil ≤ 40%;
e. apabila sasaran telah berorientasi hasil ≤ 20%.
5 PK telah menyajikan IKU Penilaian :
a. apabila lebih dari 80% indikator di PK adalah IKU;
e. apabila indikator di PK adalah IKU ≤ 20%.
6 Indikator kinerja sasaran telah memenuhi kriteria indikator kinerja yang baik
Indikator kinerja sasaran dalam dokumen PK Unit Kerja telah
memenuhi kriteria SMART. Penilaian : a. apabila lebih dari 80% ndikator di
PK memenuhi kriteria SMART; b. apabila 60% < indikator di PK
memenuhi kriteria SMART ≤ 80%; c. apabila 40% < indikator di PK
memenuhi kriteria SMART ≤ 60%; d. apabila 20% < iindikator di PK
memenuhi kriteria SMART ≤ 40%; e. apabila indikator di PK memenuhi
kriteria SMART ≤ 20%. 7 Target kinerja ditetapkan dengan
baik
Penilaian :
a. apabila lebih dari 80% target yg ditetapkan berkriteria baik; b. apabila 60%< Target yg baik ≤ 8 Dokumen PK telah selaras dengan
Dokumen PK atasannya dan dokumen RKT
Penilaian :
a. apabila lebih dari 80% sasaran dalam PK telah selaras dengan tujuan/sasaran dalam Kontrak Kinerja/Renstra/RKP;
-9-
1 2 3 4
sasaran PK dengan Kontrak
Kinerja/Renstra/RKP ≤ 60%; apabila 20% < keselarasan sasaran PK dengan Kontrak Kinerja/Renstra/RKP ≤ 40%; d. apabila keselarasan sasaran PK
dengan Kontrak
Kinerja/Renstra/RKP ≤ 20%. c. IMPLEMENTASI PK (4,5%)
9 Dokumen PK telah dimonitor pencapaiannya secara berkala
Cukup jelas. Penilaian :
a. apabila lebih dari 80% capaian sasaran di PK telah dimonitor; b. apabila 60% < monitoring capaian
sasaran PK ≤ 80%;
c. apabila 40% < monitoring capaian sasaran PK ≤ 60%;
d. apabila 20% < monitoring capaian sasaran PK ≤ 40%;
e. apabila monitoring capaian sasaran PK ≤ 20%.
10 Dokumen PK telah dimanfaatkan dalam pengarahan dan
pengorganisasian kegiatan
Cukup jelas. Penilaian :
a. apabila lebih dari 80% sasaran dan target dalam PK dimanfaatkan dalam pengarahan dan
pengorganisasian kegiatan; b. apabila 60% < pemanfaatan
sasaran dan target di PK ≤ 80%; c. apabila 40% < pemanfaatan
sasaran dan target di PK ≤ 60%; d. apabila 20% < pemanfaatan
sasaran dan target di PK ≤ 40% e. apabila pemanfaatan sasaran dan
target di PK ≤ 20%. 11 Target kinerja yang diperjanjikan
telah digunakan untuk mengukur keberhasilan
Target kinerja yang dinyatakan dalam PK benar-benar digunakan pimpinan untuk tolok ukur penilaian
keberhasilan organisasi K/L. Penilaian :
a. apabila lebih dari 80% Target kinerja telah dimanfaatkan untuk mengukur keberhasilan;
b. apabila 60% < pemanfaatan target kinerja ≤ 80%;
c. apabila 40% < pemanfaatan target kinerja ≤ 60%;
d. apabila 20% < pemanfaatan target kinerja ≤ 40%;
e. apabila pemanfaatan target kinerja ≤ 20%.
B. PENGUKURAN KINERJA (25%)
I. PEMENUHAN PENGUKURAN (7%) 1 Telah terdapat indikator kinerja
utama (IKU) sebagai ukuran
1 2 3 4
kinerja secara formal
Kerja yang telah ditetapkan secara formal dalam suatu keputusan pimpinan seperti diatur dalam PermenPAN No. 9 Tahun 2007. Penilaian dengan ya/tidak. 2 Terdapat mekanisme pengumpulan
data kinerja
Penilaian :
a. apabila lebih dari 80% kriteria mekanisme pengumpulan data yang memadai terpenuhi;
b. apabila 60% < pemenuhan kriteria yang memadai ≤ 80%;
c. apabila 40% < pemenuhan kriteria yang memadai ≤ 60%;
d. apabila 20% < pemenuhan kriteria yang memadai ≤ 40%;
e. apabila pemenuhan kriteria yang memadai ≤ 20%.
II. KUALITAS PENGUKURAN (10%)
3 IKU telah dapat diukur secara obyektif
Penilaian :
a. apabila lebih dari 80% IKU dapat diukur (measurable);
e. apabila IKU dapat diukur (measurable) ≤ 20%.
Dijawab dengan KKE3
4 IKU telah menggambarkan hasil IKU level Unit Kerja telah berkualitas outcome/output penting. Penilaian : a. apabila lebih dari 80% IKU yg
ditetapkan telah menggambarkan hasil;
b. apabila 60% < IKU yg ditetapkan telah menggambarkan hasil ≤ 80%;
c. apabila 40% < IKU yg ditetapkan telah menggambarkan hasil ≤ 60%;
d. apabila 20% < IKU yg ditetapkan telah menggambarkan hasil ≤ 40%;
e. apabila IKU yg ditetapkan telah menggambarkan hasil ≤ 20%.
Dijawab dengan KKE3
5 IKU telah relevan dengan kondisi yang akan diukur
IKU level Unit Kerja telah relevan dengan sasaran strategisnya. Penilaian :
a. apabila lebih dari 80% IKU yang ditetapkan terkait langsung (relevan) dengan sasaran atau kondisi yang akan diwujudkan;
-11-
e. apabila IKU yang relevan ≤ 20% 6 IKU telah cukup untuk mengukur
kinerja
IKU level Unit Kerja yang ditetapkan dari Unit Kerja yang ditetapkan sampel telah menggambarkan keberhasilan/kegagalan sasaran strategis Unit Kerja/output penting dari kegiatan Unit Kerja . Penilaian :
a. apabila lebih dari 80% IKU yang ditetapkan telah cukup untuk mengukur atau menggambarkan sasaran atau kondisi yang akan diwujudkan;
7 IKU telah diukur realisasinya Penilaian :
a. apabila lebih dari 80% IKU yang ditetapkan telah diukur realisasinya dan dilaporkan dalam LAKIP; b. apabila 60% < IKU telah diukur ≤
8 Indikator kinerja sasaran dapat diukur secara obyektif
Penilaian :
a. apabila lebih dari 80% indikator sasaran dapat diukur
(measurable);
b. apabila 60% < Indikator yang dapat diukur ≤ 80%;
c. apabila 40% < Indikator yang dapat diukur ≤ 60%;
d. apabila 20% < Indikator yang dapat diukur ≤ 40%;
e. apabila Indikator yang dapat diukur ≤ 20%.
9 Indikator kinerja sasaran menggambarkan hasil
Penilaian :
a. apabila lebih dari 80% Indikator sasaran telah menggambarkan hasil (outcome), bukan
1 2 3 4
b. apabila 60% < Indikator yang
menggambarkan hasil ≤ 80%; c. apabila 40% < Indikator yang menggambarkan hasil ≤ 60%; d. apabila 20% < IIndikator yang
menggambarkan hasil ≤ 40%; e. apabila Indikator yang
menggambarkan hasil ≤ 20%. 10 Indikator kinerja sasaran relevan
dengan sasaran yang akan diukur
Penilaian :
a. apabila lebih dari 80% Indikator sasaran terkait langsung (relevan) dengan sasaran atau kondisi yang akan diwujudkan;
b. apabila 60% < Indikator sasaran terkait langsung (relevan) dengan sasaran atau kondisi yang akan diwujudkan ≤ 80%;
c. apabila 40% < Indikator sasaran terkait langsung (relevan) dengan sasaran atau kondisi yang akan diwujudkan ≤ 60%;
d. apabila 20% < Indikator sasaran terkait langsung (relevan) dengan sasaran atau kondisi yang akan diwujudkan ≤ 40%
e. apabila Indikator sasaran yang terkait langsung (relevan) dengan sasaran atau kondisi yang akan diwujudkan ≤ 20%
11 Indikator kinerja sasaran cukup untuk mengukur sasarannya
Penilaian :
a. apabila lebih dari 80% indikator yang ditetapkan telah cukup untuk mengukur atau menggambarkan sasaran atau kondisi yang akan diwujudkan;
b. apabila 60% < indikator yang cukup ≤ 80%;
c. apabila 40% < indikator yang cukup ≤ 60%;
d. apabila 20% < indikator yang cukup ≤ 40%;
e. apabila indikator yang cukup ≤ 20%.
12 Indikator kinerja sasaran telah diukur realisasinya
Penilaian :
a. apabila lebih dari 80% Indikator yang ditetapkan telah diukur realisasinya dan dilaporkan dalam LAKIP;
b. apabila 60% < Indikator yang ditetapkan telah diukur realisasinya ≤ 80%;
-13-
1 2 3 4
d. apabila 20% < Indikator yang
ditetapkan telah diukur realisasinya ≤ 40%;
e. apabila Indikator yang ditetapkan telah diukur realisasinya ≤ 20%. 13 Pengumpulan data kinerja dapat
diandalkan
Penilaian :
a. apabila lebih dari 80% data (capaian) kinerja yang dihasilkan dapat diandalkan;
b. apabila 60% < data (capaian) kinerja yang dapat diandalkan ≤ 80%;
c. apabila 40% < data (capaian) kinerja yang dapat diandalkan ≤ 60%;
d. apabila 20% < data (capaian) kinerja yang dapat diandalkan ≤ 40%;
e. apabila data (capaian) kinerja yang dapat diandalkan ≤ 20%.
14 Pengumpulan data kinerja dilakukan secara berkala
(bulanan/triwulanan/semester)
Penilaian :
a. apabila lebih dari 80% data (capaian) kinerja teridentifikasi secara berkala;
b. apabila 60% < data (capaian) kinerja yang teridentifikasi secara berkala ≤ 80%;
c. apabila 40% < data (capaian) kinerja yang teridentifikasi secara berkala ≤ 60%;
d. apabila 20% < data (capaian) kinerja yang teridentifikasi secara berkala ≤ 40%;
e. apabila data (capaian) kinerja yang teridentifikasi secara berkala ≤ 20%.
III. IMPLEMENTASI PENGUKURAN (8%)
15 IKU telah dimanfaatkan dalam
dokumen-dokumen perencanaan dan penganggaran
IKU Unit Kerja telah digunakan dalam dokumen Perencanaan Kinerja Unit Kerja (Renstra, RKT, PK). Penilaian : a. apabila lebih dari 80% IKU yang
1 2 3 4
16 IKU telah dimanfaatkan untuk penilaian kinerja
Capaian IKU telah dijadikan dasar penilaian kinerja, reward/punishment, promosi atau kenaikan/penurunan peringkat. Penilaian :
a. apabila lebih dari 80% IKU yang ditetapkan telah dimanfaatkan dalam penilaian kinerja;
b. apabila 60% < IKU yang telah
17 IKU telah direviu secara berkala IKU level Unit Kerja direviu secara rutin dalam periode tertentu (misal setiap tahun). Penilaian :
a. apabila IKU telah direviu dan hasilnya menunjukkan kondisi yang lebih baik (inovatif);
b. apabila IKU telah direviu secara berkala dan hasilnya masih relevan dengan kondisi saat ini; c. apabila IKU telah direviu, ada
upaya perbaikan namun belum ada perbaikan yang signifikan; d. apabila IKU telah direviu; e. Tidak ada reviu.
18 Hasil pengukuran kinerja telah
digunakan untuk penyusunan laporan kinerja
Penilaian :
a. apabila lebih dari 80% IKU dan indikator kinerja lain yang ditetapkan telah diukur dan dilaporkan dalam laporan kinerja; b. apabila 60% < pengukuran dan
pelaporan IKU/indikator lain dalam LAKIP ≤ 80%;
c. apabila 40% < pengukuran dan pelaporan IKU/indikator lain dalam LAKIP ≤ 60%;
d. apabila 20% < pengukuran dan pelaporan IKU/indikator lain dalam LAKIP ≤ 40%;
e. apabila Ipengukuran dan
pelaporan IKU/indikator lain dalam LAKIP ≤ 20%.
19 Pengukuran kinerja digunakan untuk pengendalian dan pemantauan kinerja secara berkala
Penilaian a/b/c/d/e didasarkan pada kesungguhan pimpinan dalam memanfaatkan hasil pengukuran kinerja berkala untuk mengendalikan pelaksanaan program dan kegiatan. Sebagai ilustrasi:
-15-
1 2 3 4
b. apabila pemanfaatan bersifat
ekstensif namun belum menyeluruh (sebagian);
c. apabila pemanfaatan hanya bersifat sebagian;
d. apabila kurang dimanfaatkan; e. apabila tidak ada pemanfaatan. C. PELAPORAN KINERJA (25%)
I. PEMENUHAN PELAPORAN(8%)
1 LAKIP Unit Kerja telah disusun Cukup jelas. Penilaian dengan ya/tidak
2 LAKIP Unit Kerja telah disampaikan tepat waktu
Cukup jelas. Penilaian dengan ya/tidak
II. KUALITAS PENYAJIAN INFORMASI KINERJA (7%)
3 LAKIP bukan merupakan kompilasi dari Unit Kerja di bawahnya
LAKIP Unit Kerja bukan sekedar hanya merupakan kumpulan dari LAKIP bidang-bidang dibawah Unit Kerja, tetapi harus dapat menjawab tentang keberhasilan/kegagalan pencapaian sasaran strategis Unit Kerja. Penilaian :
a. apabila lebih dari 80% Sasaran dan target dalam LAKIP merupakan kompilasi dari unit kerja;
b. apabila 60% < Sasaran dan target dalam LAKIP merupakan kompilasi dari unit kerja ≤80%;
c. apabila 40% < Sasaran dan target dalam LAKIP merupakan kompilasi dari unit kerja ≤60%;
d. apabila 20% < Sasaran dan target dalam LAKIP merupakan kompilasi dari unit kerja ≤40%;
e. apabila Sasaran dan target dalam LAKIP merupakan kompilasi dari unit kerja ≤20%.
4 LAKIP menyajikan informasi pencapaian sasaran yang berorientasi outcome
Informasi pencapaian sasaran dalam LAKIP Unit Kerja telah berkualitas hasil (outcome) atau keluar (output) penting yang mengarah pada hasil (outcome) yang jelas. Penilaian : a. apabila lebih dari 80% informasi
yang disampaikan dalam LAKIP berorientasi outcome;
b. apabila 60% < informasi outcome dalam LAKIP ≤ 80%;
c. apabila 40% < informasi outcome dalam LAKIP ≤ 60%;
d. apabila 20% < informasi outcome dalam LAKIP ≤ 40%;
1 2 3 4
5 LAKIP menyajikan informasi mengenai pencapaian IKU
Penilaian :
a. apabila lebih dari 80% capaian yang disajikan bersifat Kinerja Utama (IKU);
b. apabila 60% < capaian yang disajikan bersifat Kinerja Utama (IKU) ≤ 80%;
c. apabila 40% < capaian yang disajikan bersifat Kinerja Utama (IKU) ≤ 60%;
d. apabila 20% < capaian yang disajikan bersifat Kinerja Utama (IKU) ≤ 40%;
e. apabila capaian yang disajikan bersifat Kinerja Utama (IKU) ≤ 20%.
6 LAKIP menyajikan informasi mengenai kinerja yang telah diperjanjikan
Penilaian :
a. apabila lebih dari 80% capaian yang disajikan bersifat kinerja yang dijanjikan dalam PK;
b. apabila 60% < capaian yang disajikan bersifat kinerja yang dijanjikan dalam PK ≤ 80%; c. apabila 40% < capaian yang
disajikan bersifat kinerja yang dijanjikan dalam PK ≤ 60%; d. apabila 20% < capaian yang
disajikan bersifat kinerja yang dijanjikan dalam PK ≤ 40%; e. apabila capaian yang disajikan
bersifat kinerja yang dijanjikan dalam PK ≤ 20%.
7 LAKIP menyajikan evaluasi dan analisis mengenai capaian kinerja
Penilaian :
a. apabila LAKIP menyajikan lebih dari 80% evaluasi dan analisis capaian yang bersifat kinerja (outcome), bukan proses;
b. apabila 60% < penyajian evaluasi dan analisis capaian yang bersifat kinerja ≤ 80%;
c. apabila 40% < penyajian evaluasi dan analisis capaian yang bersifat kinerja ≤ 60%;
d. apabila 20% < penyajian evaluasi dan analisis capaian yang bersifat kinerja ≤ 40%;
e. apabila penyajian evaluasi dan analisis capaian yang bersifat kinerja ≤ 20%.
8 LAKIP menyajikan pembandingan data kinerja yang memadai antara realisasi tahun ini dengan realisasi tahun sebelumnya dan
pembandingan lain yang diperlukan
Penilaian :
a. apabila LAKIP menyajikan
pembandingan lebih dari 80% data kinerja (capaian sasaran);
-17-
1 2 3 4
kinerja (capaian sasaran) ≤ 80%;
c. apabila 40% < pembandingan data kinerja (capaian sasaran) ≤ 60%; d. apabila 20% < pembandingan data
kinerja (capaian sasaran) ≤ 40%; e. apabila pembandingan data kinerja
(capaian sasaran) ≤20% 9 LAKIP menyajikan informasi
keuangan yang terkait dengan pencapaian kinerja
LAKIP penginformasian keuangan disajikan per sasaran organisasi yang akan dicapai. Penilaian :
a. apabila LAKIP menyajikan
informasi keuangan lebih dari 80% capaian sasaran (kinerja);
b. apabila 60% < informasi keuangan sasaran ≤ 80%;
c. apabila 40% < informasi keuangan sasaran ≤ 60%;
d. apabila 20% < informasi keuangan sasaran ≤ 40%;
e. apabila informasi keuangan sasaran ≤ 20%
10 Informasi kinerja dalam LAKIP dapat diandalkan
Penilaian :
a. apabila lebih dari 80% realisasi kinerja dapat diandalkan; b. apabila 60% < keandalan data
realisasi kinerja ≤ 80%;
c. apabila 40% < keandalan data realisasi kinerja ≤ 60%;
d. apabila 20% < keandalan data realisasi kinerja ≤ 40%;
e. apabila keandalan data realisasi kinerja ≤ 20%.
III. PEMANFAATAN INFORMASI KINERJA (7%)
11 Informasi yang disajikan telah digunakan dalam perbaikan perencanaan
Informasi kinerja dalam LAKIP Unit Kerja telah secara nyata digunakan sebagai dasar untuk perbaikan dalam penyusunan dokumen perencanaan kinerja tahun berikutnya. Pemilihan a, b, c, d, atau e didasarkan pada
professional judgement evaluator, dengan
tetap memperhatikan kriteria yang ditetapkan. Sebagai ilustrasi: a. apabila pemanfaatan bersifat
ekstensif dan menyeluruh; b. apabila pemanfaatan bersifat
ekstensif namun belum menyeluruh (sebagian); c. apabila pemanfaatan hanya
bersifat sebagian;
1 2 3 4
12 Informasi yang disajikan telah digunakan untuk menilai dan
memperbaiki pelaksanaan program dan kegiatan organisasi
Informasi kinerja dalam LAKIP Unit Kerja telah secara nyata digunakan sebagai dasar untuk menilai kinerja dan perbaikan dalam penyusunan dokumen perencanaan kinerja tahun berikutnya. Pemilihan a, b, c, d, atau e didasarkan pada professional
judgement evaluator, dengan tetap memperhatikan kriteria yang
ditetapkan. Sebagai ilustrasi: a. apabila pemanfaatan bersifat
ekstensif dan menyeluruh; b. apabila pemanfaatan bersifat
ekstensif namun belum menyeluruh (sebagian); c. apabila pemanfaatan hanya
bersifat sebagian;
d. apabila kurang dimanfaatkan; e. apabila tidak ada pemanfaatan. 13 Informasi yang disajikan telah
digunakan untuk peningkatan kinerja
Informasi kinerja dalam LAKIP Unit Kerja telah secara nyata digunakan sebagai dasar untuk melakukan perbaikan secara berkelanjutan untuk peningkatan kinerja organisasi pada hasil (outcome). Pemilihan a, b, c, d, atau e didasarkan pada professional judgement evaluator, dengan tetap memperhatikan kriteria yang
ditetapkan. Sebagai ilustrasi: a. apabila pemanfaatan bersifat
ekstensif dan menyeluruh; b. apabila pemanfaatan bersifat
ekstensif namun belum menyeluruh (sebagian); c. apabila pemanfaatan hanya
bersifat sebagian;
d. apabila kurang dimanfaatkan; e. apabila tidak ada pemanfaatan. 14 Informasi yang disajikan telah
digunakan untuk penilaian kinerja
Informasi kinerja dalam LAKIP Unit Kerja telah secara nyata digunakan sebagai dasar untuk menilai
keberhasilan/kegagalan Unit Kerja. Pemilihan a, b, c, d, atau e didasarkan pada professional judgement
evaluator, dengan tetap memperhatikan kriteria yang ditetapkan. Sebagai ilustrasi: a. apabila pemanfaatan bersifat
ekstensif dan menyeluruh; b. apabila pemanfaatan bersifat
ekstensif namun belum menyeluruh (sebagian); c. apabila pemanfaatan hanya
bersifat sebagian;
-19-
1 2 3 4
e. apabila tidak ada pemanfaatan.
D. PENCAPAIAN SASARAN/KINERJA (15%)
KINERJA YANG DILAPORKAN (OUTPUT) (5%)
1 Target dapat dicapai Penilaian :
a. apabila capaian kinerja lebih dari 80%;
e. apabila capaian kinerja ≤ 20% 2 Capaian kinerja lebih baik dari tahun
sebelumnya
Penilaian :
a. apabila lebih dari 80% capaian kinerja tahun berjalan melebihi capaian tahun sebelumnya; b. apabila 60% < capaian kinerja
tahun berjalan yang melebihi tahun sebelumnya ≤ 80%;
c. apabila 40% < capaian kinerja tahun berjalan yang melebihi tahun sebelumnya ≤ 60%;
d. apabila 20% < capaian kinerja tahun berjalan yang melebihi tahun sebelumnya ≤ 40%
e. apabila capaian kinerja tahun berjalan yang melebihi tahun sebelumnya ≤ 20%
3 Informasi mengenai kinerja dapat diandalkan
Penilaian :
a. apabila lebih dari 80% informasi capaian kinerja dapat diandalkan; b. apabila 60% < informasi capaian
kinerja yang dapat diandalkan ≤ 80%;
c. apabila 40% < informasi capaian kinerja yang dapat diandalkan ≤ 60%;
d. apabila 20% < informasi capaian kinerja yang dapat diandalkan ≤ 40%
e. apabila informasi capaian kinerja yang dapat diandalkan ≤ 20% KINERJA YANG DILAPORKAN
(OUTCOME) (10%)
4 Target dapat dicapai Penilaian :
a. apabila capaian kinerja >100%; b. apabila capaian kinerja =100%; c. apabila 80% < capaian kinerja <
100%;
1 2 3 4
e. apabila capaian kinerja < 50%.
5 Capaian kinerja lebih baik dari tahun sebelumnya
Penilaian :
a. apabila capaian kinerja tahun berjalan > 150% dibanding tahun sebelumnya;
b. apabila 120% < peningkatan kinerja ≤ 150% ;
c. apabila 80% < peningkatan kinerja ≤ 120%;
d. apabila 50% ≤ peningkatan kinerja ≤ 80%;
e. apabila peningkatan kinerja < 50% 6 Informasi mengenai kinerja dapat
diandalkan
Penilaian :
a. apabila capaian outcome yang andal lebih dari 80%;
b. apabila 60% < capaian outcome yang andal < 80%;
c. apabila 40% < capaian outcome yang andal < 60%;
d. apabila 20% < capaian outcome yang andal < 40%;
e. apabila capaian outcome yang andal < 20%.
Inspektur,
1
KERTAS KERJA EVALUASI
AKUNTABILITAS KINERJA UNIT KERJA DI LEMBAGA SANDI NEGARA
NO KOMPONEN/SUB KOMPONEN UNIT KERJA REF
Y/T NILAI
1 2 3 4 7
A. PERENCANAAN KINERJA (35%) #VALUE! #VALUE!
I. DOKUMEN RENSTRA (12.5%) #VALUE! #VALUE!
a. PEMENUHAN RENSTRA (2.5%) #VALUE! #VALUE!
1 Dokumen Renstra Unit Kerja telah ada y/t #VALUE! 2 Dokumen Renstra telah memuat visi, misi, tujuan,
sasaran, program, indikator kinerja sasaran, dan target jangka menengah
a/b/c/d/e #VALUE!
b KUALITAS RENSTRA (6.25%) #VALUE! #VALUE!
3 Tujuan dan sasaran telah berorientasi hasil a/b/c/d/e #VALUE! 4 Program/kegiatan merupakan cara untuk mencapai
tujuan/sasaran
a/b/c/d/e #VALUE!
5 Renstra telah menyajikan IKU a/b/c/d/e #VALUE!
6 Indikator kinerja tujuan (outcome) dan sasaran (outcome dan output) telah
memenuhi kriteria indikator kinerja yang baik
a/b/c/d/e #VALUE!
7 Target kinerja ditetapkan dengan baik a/b/c/d/e #VALUE!
8 Dokumen Renstra telah selaras dengan Dokumen RPJMN/Dokumen Renstra atasannya
a/b/c/d/e #VALUE!
9 Dokumen Renstra telah menetapkan seluruh hal yang ditetapkan (dalam kontak kinerja/tugas fungsi)
a/b/c/d/e #VALUE!
c IMPLEMENTASI RENSTRA (3.75%) #VALUE! #VALUE!
10 Dokumen Renstra digunakan sebagai acuan dalam penyusunan dokumen perencanaan tahunan
a/b/c/d/e #VALUE!
11 Dokumen Renstra digunakan sebagai acuan dalam penyusunan Dokumen Rencana Kerja dan Anggaran
a/b/c/d/e
12 Dokumen Renstra telah direviu secara berkala a/b/c/d/e #VALUE!
II. DOKUMEN RKT (7.5%) #VALUE! #VALUE!
a. PEMENUHAN RKT (1.5%) #VALUE! #VALUE!
1 Dokumen RKT Unit Kerja telah ada y/t #VALUE!
2 Dokumen RKT disusun sebelum mengajukan RKA y/t #VALUE! 3 Dokumen RKT telah memuat sasaran, program,
indikator kinerja sasaran, dan target kinerja tahunan
a/b/c/d/e #VALUE!
b KUALITAS RKT (3.75%) #VALUE! #VALUE!
4 Sasaran telah berorientasi hasil a/b/c/d/e #VALUE! 5 Kegiatan dalam dokumen renja merupakan cara untuk
mencapai sasaran
7 Indikator kinerja sasaran dan kegiatan telah memenuhi kriteria indikator kinerja yang baik
a/b/c/d/e #VALUE!
8 Target kinerja ditetapkan dengan baik a/b/c/d/e #VALUE!
9 Dokumen RKT telah selaras dengan dokumen Renstra dan dengan Dokumen RKP/RKT atasannya
a/b/c/d/e #VALUE!
c. IMPLEMENTASI RKT (2.25%) #VALUE! #VALUE!
10 Dokumen RKT telah digunakan sebagai acuan untuk menyusun penetapan kinerja (PK)
a/b/c/d/e #VALUE!
11 Dokumen RKT telah digunakan sebagai acuan untuk menyusun anggaran (RKA)
a/b/c/d/e #VALUE!
III. DOKUMEN PENETAPAN KINERJA (15%) #VALUE! #VALUE!
a. PEMENUHAN PK (3%) #VALUE! #VALUE!
1 Dokumen PK Unit Kerja telah ada y/t
2 Dokumen PK disusun segera setelah anggaran disetujui
y/t #VALUE!
3 Dokumen PK telah memuat sasaran, program, indikator kinerja, dan target jangka pendek
a/b/c/d/e #VALUE!
b KUALITAS PK (7.5%) #VALUE! #VALUE!
4 Sasaran telah berorientasi hasil a/b/c/d/e #VALUE!
5 PK telah menyajikan IKU a/b/c/d/e
6 Indikator kinerja sasaran telah memenuhi kriteria indikator kinerja yang baik
a/b/c/d/e #VALUE!
7 Target kinerja ditetapkan dengan baik a/b/c/d/e #VALUE!
8 Dokumen PK telah selaras dengan Dokumen PK atasannya dan dokumen RKT
a/b/c/d/e #VALUE!
c. IMPLEMENTASI PK (4.5%) #VALUE! #VALUE!
9 Dokumen PK telah dimonitor pencapaiannya secara berkala
a/b/c/d/e #VALUE!
11 Dokumen PK telah dimanfaatkan dalam pengarahan dan pengorganisasian kegiatan
a/b/c/d/e #VALUE!
12 Target kinerja yang diperjanjikan telah digunakan untuk mengukur keberhasilan
a/b/c/d/e #VALUE!
B. PENGUKURAN KINERJA (25%) #VALUE! #VALUE!
I. PEMENUHAN PENGUKURAN (7%) #VALUE! #VALUE!
1 Telah terdapat indikator kinerja utama (IKU) sebagai ukuran kinerja secara formal
y/t #VALUE!
2 Terdapat mekanisme pengumpulan data kinerja a/b/c/d/e #VALUE!
II. KUALITAS PENGUKURAN (10%) #VALUE! #VALUE!
3 IKU telah dapat diukur secara obyektif a/b/c/d/e #VALUE!
4 IKU telah menggambarkan hasil a/b/c/d/e #VALUE!
5 IKU telah relevan dengan kondisi yang akan diukur a/b/c/d/e #VALUE!
-3-
7 IKU telah diukur realisasinya a/b/c/d/e #VALUE!
8 Indikator kinerja sasaran dapat diukur secara obyektif a/b/c/d/e #VALUE!
9 Indikator kinerja sasaran menggambarkan hasil a/b/c/d/e #VALUE!
10 Indikator kinerja sasaran relevan dengan sasaran yang akan diukur
a/b/c/d/e #VALUE!
11 Indikator kinerja sasaran cukup untuk mengukur sasarannya
a/b/c/d/e #VALUE!
12 Indikator kinerja sasaran telah diukur realisasinya a/b/c/d/e #VALUE! 13 Pengumpulan data kinerja dapat diandalkan a/b/c/d/e #VALUE! 14 Pengumpulan data kinerja dilakukan secara berkala
(bulanan/triwulanan/semester)
a/b/c/d/e #VALUE!
III. IMPLEMENTASI PENGUKURAN (8%) #VALUE! #VALUE! 15 IKU telah dimanfaatkan dalam dokumen-dokumen
perencanaan dan penganggaran
a/b/c/d/e #VALUE!
16 IKU telah dimanfaatkan untuk penilaian kinerja a/b/c/d/e #VALUE! 17 IKU telah direviu secara berkala a/b/c/d/e #VALUE!
18 Hasil pengukuran kinerja telah digunakan untuk penyusunan laporan kinerja
a/b/c/d/e #VALUE!
19 pengukuran kinerja digunakan untuk pengendalian dan pemantaun kinerja secara berkala
a/b/c/d/e #VALUE!
C. PELAPORAN KINERJA (25%) #VALUE! #VALUE!
I. PEMENUHAN PELAPORAN (8%) #VALUE! #VALUE!
1 LAKIP Unit Kerja telah disusun y/t #VALUE!
2 LAKIP Unit Kerja telah disampaikan tepat waktu y/t #VALUE!
II. PENYAJIAN INFORMASI KINERJA (10%) #VALUE! #VALUE! 3 LAKIP bukan merupakan kompilasi dari unit kerja
dibawahnya
e/d/c/b/a #VALUE!
4 LAKIP menyajikan informasi pencapaian sasaran yang berorientasi outcome
a/b/c/d/e #VALUE!
5 LAKIP menyajikan informasi mengenai pencapaian IKU a/b/c/d/e #VALUE!
6 LAKIP menajikan informasi mengenai kinerja yang telah diperjanjikan
a/b/c/d/e #VALUE!
7 LAKIP menyajikan evaluasi dan analisis mengenai capaian kinerja
a/b/c/d/e #VALUE!
8 LAKIP menyajikan perbandingan data kinerja yang memadai antara realisasi tahun ini dengan realisasi tahun sebelumnya dan pembandingan lain yang diperlukan
a/b/c/d/e #VALUE!
9 LAKIP menyajikan informasi keuangan yang terkait dengan pencapaian kinerja
a/b/c/d/e #VALUE!
III. PEMANFAATAN INFORMASI KINERJA (7%) #VALUE! #VALUE! 11 Informasi yang disajikan telah digunakan dalam
perbaikan perencanaan
a/b/c/d/e #VALUE!
12 Informasi yang disajikan telah digunakan untuk menilai dan memperbaiki pelaksanaan program dan kegiatan organisasi
a/b/c/d/e #VALUE!
13 informasi yang disajikan telah digunakan untuk peningkatan kinerja
a/b/c/d/e #VALUE!
14 Informasi yang disajikan telah digunakan untuk penilaian kinerja
a/b/c/d/e #VALUE!
D. PENCAPAIAN SASARAN/KINERJA ORGANISASI (15%) #VALUE! #VALUE! KINERJA YANG DILAPORKAN (OUTPUT) (5%) #VALUE! #VALUE!
1 Target dapat dicapai a/b/c/d/e #VALUE!
2 Capaian kinerja lebih baik dari tahun sebelumnya a/b/c/d/e #VALUE!
3 Informasi mengenai kinerja dapat diandalkan a/b/c/d/e #VALUE!
KINERJA YANG DILAPORKAN (OUTCOME) (10%) #VALUE! #VALUE!
1 Target dapat dicapai a/b/c/d/e #VALUE!
2 Capaian kinerja lebih baik dari tahun sebelumnya a/b/c/d/e #VALUE!
3 Informasi mengenai kinerja dapat diandalkan a/b/c/d/e #VALUE!
HASIL EVALUASI AKUNTABILITAS KINERJA (100%) #VALUE! #VALUE!
Inspektur,
KERTAS KERJA EVALUASI CAPAIAN SASARAN/KINERJA
NO SASARAN INDIKATOR KINERJA
OUTCOME SASARAN
TEPAT IK TEPAT
TARGET TERCAPAI KINERJA LEBIH BAIK
E.4 E.5
KERTAS KERJA EVALUASI SASARAN
NO SASARAN
RENSTRA UNIT KERJA RKT UNIT
KERJA
PK UNIT KERJA
ORIENTASI
HASIL SELARAS
ORIENTASI HASIL
ORIENTASI HASIL
A.I.4 A.I.9 A.II.7 A.III.5
RENSTRA UNIT KERJA
1 y/t #VALUE y/t #VALUE
2 y/t #VALUE y/t #VALUE
3 y/t #VALUE y/t #VALUE
#VALUE #VALUE
RKT UNIT KERJA
1 y/t #VALUE
2 y/t #VALUE
3 y/t #VALUE
#VALUE
PK UNIT KERJA
1 y/t #VALUE
2 y/t #VALUE
3 y/t #VALUE
#VALUE
Inspektur,
Pratiwi Jogiandari
PEDOMAN INSPEKTUR NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG
KERTAS KERJA EVALUASI INDIKATOR KINERJA
NO SASARAN INDIKATOR KINERJA harus sesuai dengan
ruang lingkup program dan dapat
menggambarkan
pada waktunya sebagai bahan
LAPORAN HASIL EVALUASI
AKUNTABILITAS KINERJA
PADA
……….……
TAHUN 20xx
NOMOR: LHE-……/……/20xx
TANGGAL: ……… 20xx
NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG
-2-
Nomor : Jakarta, ... ...20xx
Lampiran :
Hal : Laporan Hasil Evaluasi Akuntabilitas Kinerja pada .... Tahun 20xx
Yth. ………..…… di
………….
Dengan ini kami sampaikan Hasil Evaluasi Akuntabilitas Kinerja pada ………
Tahun 20xx, dengan uraian sebagai berikut :
A. Umum
1. Dasar Evaluasi
1) Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah.
2) Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.
3) Surat Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor KEP-135/M.PAN/2004 tentang Pedoman Umum Evaluasi Laporan
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.
4) Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 13 Tahun 2010 tentang Petunjuk
Pelaksanaan Evaluasi Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun
2010.
5) Surat Edaran Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 03 Tahun 2011 tentang Pelaksanaan
Evaluasi Akuntabilitas Kinerja Internal.
2. Tujuan Evaluasi
Evaluasi Sistem Akuntabilitas Kinerja dilakukan dengan tujuan :
1) Memperoleh informasi tentang implementasi Sistem AKIP. 2) Menilai akuntabilitas kinerja unit kerja.
3) Memberikan saran perbaikan untuk peningkatan kinerja dan penguatan akuntabilitas unit kerja.
3. Ruang Lingkup Evaluasi dan Periode yang Dievaluasi
1) Evaluasi dilaksanakan terhadap 4 (empat) komponen besar manajemen kinerja, yang meliputi Perencanaan Kinerja, Pengukuran Kinerja,
Pelaporan Kinerja, dan Capaian Kinerja.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Pusat/Perwakilan Tahun
20xx, merupakan salah satu dokumen yang dievaluasi selain Rencana
Strategis (Renstra), dokumen Rencana Kinerja Tahunan (RKT),
dokumen Penetapan Kinerja (Tapkin), serta dokumen terkait lainnya.
2) Periode yang dievaluasi adalah manajemen kinerja periode 1 Januari 20xx sampai dengan 31 Desember 20xx. Evaluasi dilaksanakan dari tanggal ….. 20xx sampai dengan tanggal ……. 20xx.
4. Metodologi dan Teknik Evaluasi
1) Metodologi yang digunakan untuk melakukan evaluasi akuntabilitas kinerja dengan menggunakan teknik ”criteria referrenced survey”
(penilaian secara bertahap dan secara keseluruhan dengan kriteria
evaluasi dari masing-masing komponen).
2) Beberapa teknik pengumpulan data yang dapat digunakan antara lain: pengisian kuisioner, wawancara, observasi, studi dokumentasi atau
kombinasi beberapa teknik tersebut. Sedangkan teknik analisis data
antara lain; telaahan sederhana, berbagai analisis dan pengukuran,
metode statistik, pembandingan, analisa logika program dan
sebagainya.
5. Penilaian
Hasil evaluasi dituangkan dalam bentuk nilai dengan kisaran mulai dari 0
-4-
Kategori Rentang Nilai Interpretasi
AA > 85 s.d. 100 Memuaskan A > 75 s.d. 85 Sangat Baik
B > 65 s.d. 75 Baik
CC > 50 s.d. 65 Cukup Baik C > 30 s.d. 50 Agak Kurang
D 0 s.d. 30 Kurang
6. Hasil Evaluasi
Hasil evaluasi akuntabilitas kinerja pada... (sebut unit kerjanya)
memperoleh nilai sebesar ...
Nilai tersebut, merupakan akumulasi penilaian terhadap seluruh komponen
manajemen kinerja yang dievaluasi di lingkungan ... (sebut unit
kerjanya), dengan rincian sebagai berikut:
1) Perencanaan Kinerja
………... 2) Pengukuran Kinerja
………... 3) Pelaporan Kinerja
………... 4) Pencapaian Kinerja
………... 5) Rekomendasi Evaluasi tahun lalu yang belum ditindak lanjuti (kalau
ada)
……… (Dalam poin 1) s.d. 4)) menyajikan hasil penilaian atas berbagai atribut
akuntabilitas unit kerja yang telah dituangkan dalam Lembar Kriteria
Evaluasi, yang dapat mengindikasikan tingkat akuntabilitas kinerja unit
kerja)
B. Saran
Terhadap permasalahan yang telah dikemukakan di atas, kami menyarankan
kepada ...(sebut pimpinan unit kerjanya) agar dilakukan
perbaikan sebagai berikut:
2. ...
Inspektur,
(Nama)
NIP
Tembusan: 1. Sekretaris …... 2. Deputi Bidang ……
Inspektur,