• Tidak ada hasil yang ditemukan

Resfinta Yudhi Rosanti Pembimbing I Edy Hidayat, S.Pd, M.Hum. Pembimbing II Deddy Kurniawan, S.Pd, M.A.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Resfinta Yudhi Rosanti Pembimbing I Edy Hidayat, S.Pd, M.Hum. Pembimbing II Deddy Kurniawan, S.Pd, M.A."

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Kesalahan Penggunaan Konjungsi da, weil, dan denn pada

Pembentukan Kalimat Kausal oleh Mahasiswa Sastra Jerman

Universitas Negeri Malang Angkatan 2010 pada Matakuliah

Aufsatz 1

Resfinta Yudhi Rosanti

Pembimbing I Edy Hidayat, S.Pd, M.Hum. Pembimbing II Deddy Kurniawan, S.Pd, M.A.

ABSTRAK: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan jenis kesalahan yang dilakukan oleh mahasiswa dalam menggunakan Konjunktion

da, weil, dan denn pada Aufsatz mereka serta mengetahui faktor-faktor

penyebabnya. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian deskriptif kualitatif. Sumber data dalam penelitian ini adalah hasil karangan mahasiwa Jurusan Sastra Jerman Universitas Negeri Malang angkatan 2010 pada matakuliah Aufsatz 1 yang berjumlah 75 orang. Data dalam penelitian ini adalah kalimat-kalimat yang mengadung unsur Konjunktion da, weil, dan denn. Instrumen yang digunakan terbagi atas dua bagian, yaitu peneliti sebagai instrumen utama, serta tabel dan pedoman wawancara sebagai instrumen pembantu. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa masih terdapat cukup banyak kesalahan penggunaan Konjunktion da, weil, dan denn yang dilakukan oleh mahasiswa dalam kalimat, yaitu: 1) kesalahan pemilihan konjungsi, 2) kesalahan penempatan kata kerja, 3) kesalahan tidak adanya tanda baca koma (,) sebelum Nebensatz, dan 4) kesalahan tidak adanya kata kerja pada

Nebensatz. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor. Salah satunya adalah

karena kelalaian mahasiswa dan kurangnya pemahaman mahasiswa terhadap materi Konjunktion.

Kata Kunci: Kesalahan penggunaan, Konjunktion, Aufsatz 1

ABSTRACT: The aim of this study is to describe kinds of mistakes that made

by students in using Konjunktion da, weil, and denn in subjects Aufsatz I, then understand the cause of errors. This study is used descriptive qualitative method. Data collection is taken from the result of passage made by students of German Literature at State University of Malang class 2010 in subjects Aufsatz

I in amount of 75 students. The data in this study is sentences which consist of Konjunktion da, weil, denn. Instrument which is used in this study is divided

into two. First, the researcher is as the main instrument. Second, table and rule of interview are as assistance instrument. The result of this study shows that there are still a lot of errors that found in using Konjunktion da, weil, and denn made by students such as (1) errors in choosing Konjunktion, 2) errors in putting verb, 3) there is no comma (,) before Nebensatz, and (4) there is no verb in Nebensatz. These errors were caused by some factors. One of them is student’s carelessness and student’s lack of understanding towards

Konjunktion material.

Key words: Errors in Using. Konjunktion, Aufsatz I

Keterampilan menulis di Jurusan Sastra Jerman Universitas Negeri Malang dipelajari di matakuliah Aufsatz. Matakuliah Aufsatz diberikan dua kali selama dua semester berturut-turut, yaitu pada semester 4 dan 5. Agar dapat menempuh matakuliah Aufsatz 2 maka mahasiswa wajib lulus Aufsatz 1 terlebih

(2)

dahulu. Aufsatz merupakan matakuliah yang harus ditempuh oleh mahasiswa Jurusan Sastra Jerman dengan beban empat satuan kredit semester (sks) dengan durasi 4 x 45 menit. Mata kuliah ini diikuti oleh setiap kelas (offering) dengan jumlah maksimal 20 mahasiswa pada tiap-tiap kelas. Tujuan mata kuliah Aufsatz

1 adalah untuk melatih mahasiswa dalam mengembangkan kemampuan menulis

karangan sederhana berdasarkan tema-tema yang sudah ditentukan. Materi dalam mata kuliah Aufsatz 1 adalah tema-tema yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari seperti cita-cita, pengalaman liburan, menulis surat sederhana kepada teman, dan lain-lain.

Pada proses penilaian karangan mahasiswa terdapat tiga aspek yang menjadi acuan. Salah satu aspek tersebut adalah kepaduan antar kalimat. Sebuah kalimat dapat dikatakan memiliki keterpaduan dengan kalimat lain jika dalam kalimat tersebut terdapat kata yang berfungsi merangkai, menyambung atau menghubungkan. Kata tersebut disebut konjungsi, kata hubung, atau kata sambung.

Ciri khas Konjunktion bahasa Jerman adalah aturan peletakkan kata kerja yang berbeda-beda. Adanya variasi pola tersebut membuat mahasiswa yang baru belajar bahasa Jerman mengalami kesulitan. Ada beberapa mahasiswa yang masih salah dalam menggunakan konjungsi untuk membentuk kalimat. Bentuk kesalahannya antara lain seperti pemilihan konjungsi yang kurang tepat, letak kata kerjanya salah, tidak ada tanda baca koma (,) sebelum Nebensatz, dll. Misalkan pada kalimat Warum nenne ich meine Heimat Jeddah? Da ich dort geboren und

aufgewachsen bin. Kalimat tersebut dinyatakan salah karena pemilihan konjungsi

yang kurang tepat. Konjungsi da tidak dapat digunakan untuk menjawab pertanyaan langsung. Seharusnya konjungsi yang digunakan adalah weil atau

denn. Jadi kalimat yang tepat adalah Warum nenne ich meine Heimat Jeddah? Weil ich dort geboren und aufgewachsen bin. Contoh lain terdapat pada kalimat Jetzt wohne ich in Malang, denn ich in der Universität Malang studiere. Kalimat

tersebut dinyatakan salah karena penempatan kata kerja yang kurang tepat. Pada penggunaan konjungsi denn, kata kerja berada di posisi kedua karena konjungsi

denn selalu berada pada posisi nol. Seharusnya kata kerja terletak setelah subjek.

Jadi kalimat yang benar adalah Jetzt wohne ich in Malang, denn ich studiere in

der Universität Malang.

Contoh-contoh tersebut adalah contoh penggunaan konjungsi dalam kalimat sederhana. Namun masih dapat ditemukan kesalahan-kesalahan. Atas dasar ini peneliti ingin mengamati penggunaan kalimat berkonjungsi dalam karangan mahasiswa angkatan 2010. Namun peneliti hanya berkonsentrasi pada penggunaan Konjunktion da, weil, dan denn.

METODE

Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian deskriptif kualitatitf yang bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang kesalahan penggunaan konjungsi da, weil, dan denn dalam karangan mahasiswa pada Matakuliah

Aufsatz 1 Angkatan 2010/2011 Jurusan Sastra Jerman Universitas Negeri

Malang. Selain itu penelitian ini juga dapat digolongkan ke dalam penelitian pendidikan karena berusaha memecahkan masalah yang ada dalam pengajaran

(3)

bahasa Jerman. Sumber data dalam penelitian ini adalah karangan dari 75 mahasiswa semester 4 yang menempuh matakuliah Aufsatz 1 Angkatan 2010/2011 Jurusan Sastra Jerman Universitas Negeri Malang dengan 7 tema. Adapun data penelitiannya adalah kalimat-kalimat yang mengandung unsur

Konjunktion da, weil, dan denn.

Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik dokumentasi dan wawancara. Dokumen dalam penelitian ini, yaitu kalimat dalam karangan mahasiswa Jurusan Sastra Jerman Unversitas Negeri Malang Angkatan 2010 yang terdapat kesalahan penggunaan Konjunktion da, weil, dan denn. Teknik wawancara digunakan untuk memperoleh data yang lebih rinci mengenai penyabab mahasiswa melakukan kesalahan dalam penggunaan Konjunktion da,

weil, dan denn dalam kalimat kausal. Teknik wawancara yang digunakan dalam

penelitian ini adalah jenis wawancara dengan pendekatan menggunakan petunjuk umum wawancara, yang artinya yang pertanyaan yang dibuat oleh peneliti tidak terstruktur atau tidak disusun secara rapi dan ketat melainkan hanya berupa kerangka dan garis besarnya saja. Teknik wawancara tersebut dipilih peneliti untuk menjaring informasi sebanyak mungkin dengan batasan waktu penulisan penelitian yang singkat. Teknik pengumpulan data dengan dokumentasi dapat dijabarkan sebagai berikut. 1) peneliti membaca hasil karangan mahasiswa, 2) peneliti mengidentifikasi penggunaan Konjunktion da,weil, dan denn dalam karangan mahasiswa. Jika unsur Konjunktion da,weil, dan denn tidak ditemukan, data tersebut tidak diambil untuk penelitian ini, 3) peneliti memberikan kode pada masing-masing data, 4) peneliti memasukkan data ke dalam tabel analisis kesalahan kalimat sesuai dengan jenis kesalahannya, 5) peneliti memberikan uraian dari masing-masing data dan sumber data. Teknik pengumpulan data dengan wawancara dapat dijabarkan sebagai berikut. 1) peneliti mengajukan beberapa pertanyaan kepada mahasiswa, 2) peneliti merekam dan mencatat hasil wawancara.

Dalam penelitian ini digunakan 2 instrumen penelitian, yaitu instrumen kunci dan instrumen penunjang. Instrumen kunci dalam penelitian ini adalah peneliti itu sendiri. Adapun instrumen penunjangnya adalah tabel dokumentasi dan pedoman wawancara. Tabel dokumentasi digunakan untuk mendaftar kesalahan penggunaan Konjunktion da, weil, dan denn yang ditemukan dalam kalimat pada data dan kemudian diuraikan secara deskripstif. Sedangkan pedoman wawancara digunakan untuk mengetahui faktor yang menyebabkan mahasiswa melakukan kesalahan tersebut. Peneliti menngunakan pedoman wawancara tidak terstruktur.

Pelaksanaan analisis data dilakukan melalui tiga tahap sebagai berikut. 1) pemilihan data, 2) pengklasifikasian data, 3) analisis data. Data yang diperoleh dengan teknik dokumentasi dianalisi melalui beberapa langkah, yaitu. 1) data dianalisis pengunaan serta ketepatan penggunaanya dengan menggunakan tabel analisis kesalahan kalimat berdasarkan jenis konjungsi. Penggunaan Konjunktion

da, weil, dan denn yang tidak tepat dijelaskan dengan cara memaparkan hasil

analisis data, 2) peneliti menuliskan kalimat yang benar pada kolom tabel, kalimat seharusnya, 3) peneliti memberikan kesimpulan terhadap hasil analisis penggunaan Konjunktion da, weil, dan denn. Data yang diperoleh dengan teknik

(4)

wawancara dianalisis melalui dua tahap, yaitu. 1) memberikan uraian singkat tentang hasil wawancara, 2) membuat kesimpulan dari hasil wawancara.

TEMUAN PENELITIAN

Data Karangan Mahasiswa dan Bentuk Kesalahannya

Setelah semua data dikumpulkan dan dianalisis, diperoleh hasil dari penelitian yang menunjukkan bahwa masih terdapat berbagai kesalahan yang dibuat oleh mahasiwa Jurusan Sastra Jerman Universitas Negeri Malang angkatan 2010 pada penggunaan Konjunktion da, weil, dan denn dalam karangan yang mereka buat karena adanya faktor-faktor yang mempengaruhi. Faktor-faktor tersebut adalah (1) tema Konjunktion hanya dibahasa sepintas saja atau tidak mendalam, (2) baru belajar bahasa Jerman, (3) kurang teliti atau tidak pernah memeriksa ulang hasil Aufsatz yang telah dibuat, (4) lupa, (5) tidak bisa membedakan penggunaan konjungsi kausal dalam kalimat. Bentuk kesalahan tersebut yaitu (1) kesalahan pemilihan konjungsi, (2) kesalahan peletakan kata kerja, (3) kesalahan tidak adanya tanda baca koma (,) sebelum Nebensatz, (4) kesalahan tidak adanya kata kerja pada Nebensatz.

Dari hasil karangan mahasiswa ditemukan 9 (sembilan) data kesalahan berupa kesalahan pemilihan konjungsi. Contoh kesalahan tersebut ditemukan pada data kalimat sebagai berikut. Warum nenne ich meine Heimat Jeddah? Da ich

dort geboren und aufgewachsen bin.” Kalimat pada data tersebut menunjukkan

adanya kesalahan pemilihan konjungsi karena seharusnya untuk menjawab pertanyaan langsung harus menggunakan konjungsi weil atau denn. Konjungsi da tidak dapat dipakai untuk menjawab pertanyaan langsung. Kalimat yang benar untuk data tersebut adalah “Warum nenne ich meine Heimat Jeddah? Weil ich

dort geboren und aufgewachsen bin.”

Dari hasil analisis data ditemukan pula kesalahan penempatan kata kerja pada. Peneliti menemukan 21 (dua puluh satu) kesalahan sejenis ini dari seluruh karangan mahasiswa. Data lengkap kesalahan penempatan kata kerja tercantum pada lampiran. Contoh kesalahan tersebut ditemukan pada data kalimat seperti berikut ini. Jetzt wohne ich in Malang, denn ich in der Universität Malang

studiere.” Pada data tersebut peletakkan kata kerjanya kurang tepat karena

seharusnya kata kerja terletak di posisi kedua. Konjungsi denn yang digunakan pada kalimat tersebut berada di posisi nol sehingga posisi kata kerja terletak setelah subjek. Kalimat yang benar untuk data tersebut adalah “Jetzt wohne ich in

Malang, denn ich studiere in der Universität Malang.”

Salah satu jenis kesalahan yang paling sering dilakukan oleh mahasiswa adalah tidak adanya tanda koma sebelum Nebensatz. Peneliti menemukan 50 (lima puluh) kesalahan sejenis. Kesalahan tersebut ditemukan pada data kalimat sebagai berikut. Malang ist eine groβe Stadt weil Malang viele Universitäten

hat.” Data kalimat tersebut dinyatakan salah karena sebelum konjungsi weil tidak

ada tanda baca koma (,) karena seharusnya terdapat tanda baca koma (,) sebagai pemisah antara induk kalimat dengan anak kalimat. Kalimat yang benar untuk data adalah Malang ist eine groβe Stadt, weil Malang viele Universitäten hat.

(5)

Peran kata kerja dalam sebuah kalimat sangatlah penting. Namun masih ada beberapa mahasiswa yang lupa menuliskan kata kerja terutama pada

Nebensatz. Dari hasil analisis ditemukan pula jenis kesalahan lain yakni kesalahan

tidak adanya kata kerja pada Nebensazt. Untuk kesalahan jenis ini peneliti menemukan 9 (sembilan) kesalahan. Contoh kesalahan tersebut ditemukan pada data kalimat seperti berikut ini. Ich muss diese Strafe akzeptieren, weil es meine

eigene Schuld. Data kalimat tersebut dinyatakan salah karena pada Nebensatz

tidak terdapat kata kerja. Kata kerja yang dibutuhkan pada Nebensatz tersebut adalah kata kerja Sein. Dalam hal ini kata kerja Sein yang dimaksud adalah “ist” karena subjek pada kalimat tersebut adalah orang ketiga tunggal, yaitu “es”. Kalimat yang benar untuk data tersebut adalah “Ich muss diese Strafe akzeptieren,

weil es meine eigene Schuld ist.” Data Hasil Wawancara

Wawancara yang dilakukan dalam penelitian ini berisi 3 buah kerangka pertanyaan yang bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor penyebab mahasiswa melakukan kesalahan dalam menggunakan konjungsi da, weil, dan denn pada karangan yang mereka buat. Wawancara dilakukan dengan teknik pendekatan menggunakan petunjuk umum wawancara dengan pertimbangan pelaksanaan wawancara dan pengurutan pertanyaan disesuaikan dengan keadaan responden untuk menjaring informasi sebanyak mungkin dengan batasan waktu penulisan penelitian yang singkat.

Proses wawancara dilaksanakan 3 kali. Proses wawancara pertama dilakukan pada hari Rabu, 21 Maret 2012 pukul 12.30 di gedung perkuliahan D7.301 dengan responden 10 (sepuluh) orang mahasiswa dengan menggunakan alat bantu perekam, yaitu Handphone. Proses wawancara yang kedua dilakukan pada hari yang sama, yakni pada hari Rabu, 21 Maret 2012 pukul 13.00 di taman Fakultas Sastra gedung E6 dengan responden 6 (enam) orang mahasiswa dan proses wawancara terakhir dilakukan pada hari Kamis, 22 Maret 2012 pukul 12.30 di gedung perkuliahan D7.203 dengan responden 8 (delapan) orang.

Dapat diketahui bahwa 4 (empat) dari 24 (dua puluh) orang responden jarang menggunakan Konjunktion terutama kausale Konjunktion karena pada setiap karangan atau tema, mereka hanya menggunakan satu atau dua kali

Konjunktion terutama kausale Konjunktion. Responden memiliki ragam jawaban

untuk pertanyaan butir ke-3. Sebanyak 3 (tiga) orang mengatakan faktor penyebab kesalahan tersebut karena tema Kojunktion hanya dibahas sepintas saja atau tidak mendalam. Namun tidak seorangpun dari keseluruhan responden yang tidak atau belum paham dengan tema Konjunktion. Sebagaian besar responden, yakni 21 (dua puluh satu) orang mengatakan faktor penyebab mereka melakukan kesalahan adalah karena mereka kurang teliti dan tidak pernah memeriksa ulang hasil Aufsatz yang mereka buat, sedangkan 1 (satu) orang responden mengatakan faktor penyebabnya adalah karena baru belajar bahasa Jerman. Terdapat 4 (empat) orang responden menjawab karena mereka lupa, sedangkan 1 (satu) orang menjawab karena tidak bisa membedakan penggunaan konjungsi da, weil, dan

denn dalam kalimat.

Dari hasil wawancara tersebut, dapat diambil kesimpulan sementara bahwa faktor penyebab mahasiswa Jurusan Sastra Jerman angkatan 2010 melakukan kesalahan dalam penggunaan Konjunktion da, weil, dan denn dalam

(6)

karangan mereka berdasarkan banyaknya jawaban responden yaitu 1) karena kurang teliti atau tidak memeriksa ulang hasil Aufsatz yang telah meraka buat, 2) lupa, 3) tema Konjunktion hanya dibahas sepintas atau tidak mendalam, 4) baru belajar bahasa Jerman dan tidak bisa membedakan penggunaan konjungsi da,

weil, dan denn dalam kalimat. HASIL PENELITIAN

Karangan Mahasiswa dan Bentuk Kesalahannya

Seperti yang sudah dijelaskan pada bagian sebelumnya, masih terdapat banyak kesalahan yang dilakukan oleh mahasiswa dalam penggunaan konjungsi

da, weil, dan denn pada karangan mereka. Keseluruhan data yang ditemukan

berjumlah 89 (delapan puluh sembilan) kesalahan. Bentuk kesalahan dan jumlah data kesalahan dari tiap jenis kesalahan yang ditemukan peneliti adalah 1) kesalahan pemilihan konjungsi sebanyak 9 (sembilan), 2) kesalahan penempatan kata kerja sebanyak 21 (dua puluh satu), 3) kesalahan tidak adanya tanda baca koma (,) sebelum Nebensatz sebanyak 50 (lima puluh), 4) kesalahan tidak adanya kata kerja pada Nebensatz sebanyak 9 (sembilan).

Kesalahan mendasar yang paling banyak dilakukan oleh mahasiswa adalah kesalahan tidak adanya tanda baca koma (,) sebelum Nebensatz. Peran tanda baca koma (,) pada kalimat yang menggunakan konjungsi subordinatif harus benar-benar diperhatikan. Hal ini sesuai dengan pendapat Eppert (1993) yang menyatakan bahwa subordinierende Konjunktionen berada setelah tanda baca koma (,) pada anak kalimat (Nebensatz).

Jenis kesalahan selanjutnya berupa kesalahan penempatan kata kerja. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Eppert (1993) yang menyatakan bahwa konjungsi subordinatif menyebabkan posisi kata kerja menjadi di akhir kalimat. Konjungsi

weil termasuk dalam konjungsi subordinatif. Hal senada juga diungkapkan oleh

Helbig (1991) yang menyatakan bahwa klausa yang menggunakan penghubung subordinatif dipisahkan dari klausa utama dengan tanda baca koma (,) dan kata kerja diletakkan di akhir kalimat.

Peneliti juga menemukan kesalahan pemilihan konjungsi. Hal ini sesuai dengan pendapat Hering, dkk. (2006) yang menyatakan bahwa apabila dipandang dari segi gaya bahasa, kalimat yang diawali dengan anak kalimat menggunakan da akan lebih baik dibandingkan dengan menggunakan weil. Hal yang hampir sama juga diungkapkan oleh Eppert (1993) yang menyatakan bahwa kalimat yang dimulai dengan konjungsi da selalu berada di awal kalimat.

Bentuk kesalahan lain yang juga ditemukan peneliti adalah tidak adanya kata kerja pada Nebensatz. Hal ini sesuai dengan pendapat Hering, dkk. (2006) yang menyatakan bahwa pada anak kalimat letak kata kerja yang dikonjugasikan berada di belakang kalimat. Hal yang sama juga diungkapkan oleh Helbig (1991) yang menyatakan bahwa klausa yang menggunakan penghubung subordinatif kata kerjanya diletakkan di akhir kalimat.

(7)

Faktor-Faktor Penyebab Mahasiswa Melakukan Kesalahan pada Penggunaan Konjunktion da, weil, dan denn

Kesalahan-kesalahan dalam penggunaan Konjunktion yang dilakukan oleh mahasiswa terjadi karena adanya faktor-faktor yang mempengaruhinya. Hal-hal tersebut dapat dilihat dari hasil wawancara, salah satunya karena materi

Konjunktion dibahas hanya sepintas atau tidak mendalam. Faktor-faktor lain yang

menyebabkan terjadinya kesalahan tersebut adalah karena mahasiswa sering lupa dan kurang teliti atau tidak pernah memeriksa ulang hasil Aufsatz yang telah dibuat. Selain itu mereka juga baru belajar bahasa Jerman sehingga mereka tidak bisa membedakan penggunaan konjungsi kausal dalam kalimat. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Slameto (2003:87 ) yang menyatakan bahwa terdapat dua faktor yang mempengaruhi belajar, yaitu faktor internal dan faktor eksternal.

Salah satu dari faktor internal tersebut adalah kelelahan. Jika seseorang sudah mengalami kelelahan maka orang tersebut tidak dapat berkonsentrasi dengan baik. Terdapat pula beberapa faktor eksternal yang mempengaruhi mahasiswa melakukan kesalahan, yaitu metode mengajar, metode belajar, dan waktu belajar. Jika metode mengajar yang dilakukan pengajar dan metode belajar yang dilakukan pebelajar kurang tepat maka hasil belajar menjadi tidak baik. Begitu pula dengan pemilihan waktu belajar yang tepat akan memberi pengaruh yang positif terhadap hasil belajar.

Hal senada juga diungkapkan oleh Tarigan (1990: 68) kesalahan dan kekeliruan merupakan dua buah kata yang bersinonim yang mempunyai makna sama. Keterbatasan mengingat sesuatu atau sifat lupa menyebabkan kekeliruan dalam melafalkan bunyi, kata, urutan kata, tekanan kata atau kalimat, dan sebagainya. Kekeliruan ini bersifat acak, artinya bisa terjadi pada setiap tataran linguistik. Kekeliruan biasanya dapat diperbaiki oleh pembelajar itu sendiri

apabila yang bersangkutan lebih mawas diri, lebih sadar dan mempunyai kemauan yang keras dalam mempelajari bahasa sasaran.

Sebenarnya pembelajar telah mengetahui sistem bahasa yang dipelajari dan digunakan, namun karena suatu hal, pembelajar lupa akan sistem tersebut. Sifat lupa ini biasanya tidak lama, oleh sebab itu kekeliruan itu pun tidak bersifat lama. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pembahasan tentang gramatikal bahasa Jerman pada matakuliah pendukung yaitu Deutsch 1, Deutsch 2, Deutsch 3 dan Struktur und Wortschatz 1 masih kurang.

Hasil penelitian dan uraian di atas secara tidak langsung menguatkan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya oleh Marciano (2012) mengenai penggunaan Konjunktion. Untuk mencegah terjadinya kesalahan yang sama diharapkan pembahasan mengenai Konjuktion maupun unsur-unsur gramatik lainnya lebih diperdalam lagi pada matakuliah pendukung Aufsatz 1 seperti

Deutsch 1, Deutsch 2, Deutsch 3 dan Struktur und Wortschatz 1. Sebaiknya dosen

pada matakuliah pendukung tersebut memberikan materi tentang Konjunktion dengan lebih rinci disertai dengan contoh yang jelas dan membahasnya lebih jelas lagi disertai dengan pemberian tugas-tugas tambahan yang berkaitan dengan setiap unsur kalimat yang dikerjakan di luar jam matakuliah tersebut. Pada pertemuan berikutnya dosen matakuliah tersebut hendaknya memberikan waktu

(8)

kepada mahasiwa untuk menanyakan kesulitan dan membahasnya secara bersama. Kegiatan ini diharapkan bisa menambah pemahaman mahasiwa terhadap materi

Konjunktion serta bisa mengurangi kesulitan dan kesalahan yang dilakukan oleh

mahasiswa dalam penggunaan Konjunktion.

Peningkatan kualitas karangan yang dibuat oleh mahasiswa tergantung pada matakuliah pendukungnya karena pemahaman mahasiswa terhadap materi

Konjunktion diperoleh dari matakuliah pendukungnya khususnya pada matakuliah Struktur und Wortschatz 1 serta Deutsch 1, Deutsch 2, dan Deutsch 3. Oleh karena

itu, pembahasan terhadap materi ini sangatlah dibutuhkan. Selain itu peneliti menduga bahwa mahasiswa masih melakukan kesalahan pada penggunaan

Konjunktion da, weil, dan denn karena masih terpengaruh oleh struktur bahasa

Indonesia, yaitu penggunaan konjungsi kausal dalam bahasa Indonesia tidak perlu menggunakan tanda baca koma (,) dan tidak merubah posisi kata kerja pada kalimat.

PENUTUP Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dipaparkan pada bab sebelumnya, dapat diambil dua kesimpulan. Pertama, masih banyak mahasiswa Jurusan Sastra Jerman Universitas Negeri Malang angkatan 2010 yang belum menguasai

penggunaan Konjunktion terutama kausale Konjunktion, yaitu Konjunktion da,

weil, dan denn dengan baik. Dari keseluruhan data yang ditemukan terdapat

beberapa jenis kesalahan sebagai berikut. Kesalahan pemilihan konjungsi, kesalahan penempatan kata kerja, kesalahan tidak adanya tanda baca koma (,) sebelum Nebensatz dan kesalahan tidak adanya kata kerja pada Nebensatz. Dari ketiga Konjunktion tersebut mahasiswa lebih sering melakukan kesalahan pada penggunaan Konjunktion weil. Kedua, faktor yang menyebabkan banyaknya kesalahan yang dilakukan oleh mahasiswa adalah karena mahasiswa sering lupa dan kurang teliti atau tidak pernah memeriksa ulang hasil Aufsatz yang telah dibuat. Selain itu mereka juga baru belajar bahasa Jerman, sehingga mereka tidak bisa membedakan penggunaan konjungsi kausal dalam kalimat.

Saran

Dari hasil penelitian yang dipaparkan, diajukan dua saran yang dianggap dapat mengurangi jumlah kesalahan dan menambah pemahaman mahasiswa terhadap materi Konjunktion. Pertama, dosen matakuliah pendukung matakuliah

Aufsatz 1, seperti Deutsch 1, Deutsch 2, Deutsch 3 dan Struktur und Wortschatz 1

hendaknya membahas tentang materi Konjunktion dengan lebih rinci lagi. Kedua, bagi mahasiswa disarankan untuk lebih teliti ketika menyusun karangan agar dapat menghasilkan karangan yang baik dan benar. Selain itu mahasiwa

hendaknya bersikap lebih aktif dan mandiri, artinya mempelajari bahasa Jerman tidak hanya mengandalkan informasi dari dosen saja, tetapi juga belajar dari sumber lain seperti buku, teman, internet, dan lain-lain. Untuk penelitian selanjutnya, penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi dalam melakukan penelitian serupa dengan jenis kajian yang berbeda.

(9)

DAFTAR RUJUKAN

Eppert. Franz. 1993. Grammatik Lernen und Verstehen. Stuttgart: Lernst Klett Verlag GmbH ü.Co.KG.

Helbig, Gerhard. 1991. Deutsche Grammatik. Bamberg: Difodruck.

Hering, Axel, dkk. 2006. Em Übungsgrammatik. Leipzig : Max Heuber Verlag. Tarigan. Henry Guntur. 1990. Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.

(10)

Artikel Ilmiah oleh Resfinta Yudhi Rosanti ini telah diperiksa. Penulis, Resfinta Yudhi R. NIM. 208241412597 Malang, ………. Pembimbing I

Edy Hidayat, S.Pd, M.Hum. NIP. 19710530 200312 1 001

Malang,……… Pembimbing II

Deddy Kurniawan, S.Pd, M.A. NIP. 19830801 200604 1 002

Referensi

Dokumen terkait

@All Right Reserved Hak Cipta dilindungi Undang undang RENSTRA Dr Abdurrahman Hi Usman, S Pd, SH, M Pd RENCANA STRATEGIS PENGEMBANGAN Dr Agus, M Pd I INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

Dalam penelitian ini test yang digunakan adalah test perbuatan (Praktik) yaitu test kemampuan memperaktikan kembali tari bedana dari hasil penggunaan media audio visual

Tujuan observasi dalam penelitian ini adalah untuk mendapatkan data penelitian aktivitas peserta didik dalam menerapkan nilai-nilai afektif pada pembelajaran tari bedana di SMA

Dapat menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi matematis sebagai suatu logaritma pemahaman konsep namun masih melakukan beberapa kesalahan1. Dapat menyajikan

Teori SOSIOLOGI Klasik, Modern, Posmodern, Saintifik, Hermeneutik, Kritis, Evaluatif dan lntegratif Editor Muhammad Akhir, S Pd M Pd Dr' Nursalam, P,tSi , Suardi, S Pd, M Pd , Sya1ifudd

1.. Penelitian ini menjeleskan bagaimana Strategi Parenting Single Parent, di mana peneliti menganalisis kalimat dan menceritakan respon dari yang diteliti dalam konteks

Data primer dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh dari informan Camat Sukadana, Kepala Desa di Kecamatan Sukadana, Ketua dan anggota Satuan Pelaksana

Dari keseluruhan jenis-jenis penalaran, tidak semua bentuk penalaran terdapat dalam skripsi jurusan ilmu hukum kemasyarakatan yang dalam hal ini