• Tidak ada hasil yang ditemukan

Buku Biru Tpib

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Buku Biru Tpib"

Copied!
59
0
0

Teks penuh

(1)

PETUNJUK

PENGAJUAN DOKUMEN RANCANGAN INSTALASI DAN PERLENGKAPAN BANGUNAN

Disusn Oleh:

TIM PENASEHAT INSTALASI DAN PERLENGKAPAN BANGUNAN (TPIB)

DKI - JAKARTA

2005

PEMERINTAH DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA DINAS PENGAWASAN DAN PENERTIBAN BANGUNAN

(2)

PRAKATA

Sejak tahun 1975 telah dibentuk suatu “Badan Penasehat Teknis Perkotaan dan Bangunan” (BPTPB) Daerah Khusus Ibukota Jakarta yang terdiri atas tiga Tim Penasehat, satu diantaranya adalah “Tim Penasehat Instalasi dan Perlengkapan Bangunan (TPIB)”.

Tugas TPIB berdasarkan Keputusan Gubernur Kepala Daerah Khusus Ibukota Jakarta No. 503 tahun 2004, antara lain adalah:

a. Mengadakan penilaian terhadap rancangan bangunan gedung dan bangunan sarana kota lainnya yang dibangun di DKI Jakarta dari segi keamanan instalasi dan perlengkapan di DKI Jakarta.

b. Memberi bimbingan dan peningkatan pengertian dalam bidang instalasi dan perlengkapan bangunan kepada masyarakat perancang instalasi dan perlengkapan bangunan.

Rancangan instalasi dan Perlengkapan Bangunan yang diperiksa dan dinilai meliputi instalasi-instalasi antara lain:

I. Instalasi Listrik Arus Kuat

1.1 Instalasi Distribusi Tegangan Menengah 1.2 Instalasi Distribusi Tegangan Rendah 1.3 Instalasi Penerangan

1.4 Instalasi Proteksi Petir II. Instalasi Listrik Arus Lemah

2.1 Instalasi penginderaan Kebakaran (Fire Alarm) 2.2 Instalasi Tata Suara

2.3 Instalasi Telepon

2.4 Instalasi Building Automation System (BAS)

2.5 Instalasi Close Circuit Television (CCTV) dan Security 2.6 Instalasi Master Antena Television (MATV)

III. Instalasi Sanitasi, Drainase dan Pemipaan 3.1 Instalasi Palmbing

(3)

3.3 Instalasi Pengolahan Air Limbah 3.4 Instalasi Pemadam Kebakaran 3.5 Instalasi Gas

3.6 Instalasi Persampahan

IV. Instalasi Tata Udara Dalam Gedung

4.1 Instalasi Pengkondisian Udara dan Distribusi Udara 4.2 Instalasi Pembuangan Udara Toilet (Toilete exhaust) 4.3 Instalasi Ventilasi Ruang Parkir Tertutup

4.4 Instalasi Pengendalian Asap Kebakaran V. Instalasi Transportasi Dalam Gedung

5.1 Instalasi Lift 5.2 Instalasi Eskalator

(4)

SAMBUTAN

Penerbitan Buku Pedoman Rancangan Instalasi dan Perlengkapan Bangunan ini dimaksudkan agar ada keseragaman dalam pengajuan rancangan-rancangan, yang harus mengandung unsur-unsur penting yang cukup lengkap untuk memungkinkan TPIB mengadakan penilaian sebagaimana mestinya.

Pemeriksaan rancangan instalasi dan perlengkapan bangunan oleh TPIB tidak dimaksudkan untuk mengambil alih tanggung jawab teknis dari perancangannya. TPIB bertugas terutama untuk memeriksa kepatuhan (conformity) kepada peraturan dan ketentuan mutakhir yang berlaku serta kebiasaan teknis yang berlaku dalam masyarakat teknis yang relevan. TPIB dapat member saran atas rancangan instalasi dan perlengkapan bangunan dari aspek keselamatan, keamanan, kenyamanan, kemudahan konstruksi/pemasangan, kemudahan operasi dan kemudahan pemeliharaan serta perawatan instalasi dan perlengkapan bangunan tersebut.

Sejauh memungkinkan, TPIB akan turut berusaha menjaga agar perancang telah memperlihatkan aspek penghematan energy, konservasi air, dan pengamanan terhadap lingkungan hidup.

Hasil penilaian dan saran TPIB akan dijadikan dasar oleh Kepala Dinas Penataan dan Pengawasan Bangunan DKI – Jakarta dalam memberikan Ijin Mendirikan Bangunan (IMB) dari bangunan tersebut.

Tim Penasehat Instalasi dan Perlengkapan Bangunan telah berusaha semaksimal mungkin untuk melakukan perbaikan terhadap/atas Buku Pedoman Rancangan Instalasi dan Perlengkapan Bangunan ini, namun demikian kemungkinan masih dijumpai kekurangan-kekurangan dalam penyusunannya sehingga secara berkala perlu ditinjau kembali dan disempurnakan.

Tidak lain harapan kami agar Buku Pedoman ini bermanfaat bagi semua pihak yang berkepentingan.

Tim Penasehat Instalasi dan Perlengkapan Bangunan (TPIB)

Prof. DR. Ir. Asis H. Dj. Dipl. SE Kepala Dinas

Penataan dan Pengawasan Bangunan Propinsi DKI Jakarta

Ir. Djumhana Tj NIP. 470032273

(5)

DAFTAR ISI

PRAKATA ... i

SAMBUTAN ... iii

DAFTAR ISI ... iv

PENDAHULUAN ... vii

BAB I PERSYARATAN UMUM ...1 1.1 Peraturan dan Standar ... 1.2 Laporan Perancangan ... 1.3 Gambar Rancangan ... 1.4 Lampiran ... BAB II PERSYARATAN KHUSUS ... 2.1. Teknik Tenaga Listrik ... 2.1.1. Lingkup Pekerjaan ... 2.1.2. Laporan Perancangan ... 2.1.3. Gambar Rancangan ... 2.1.4. Lampiran ... 2.2. Elektronika, Kendali dan Telekomunikasi ... 2.2.1. Instalasi Deteksi dan Alarm Kebakaran ... 2.2.1.1. Lingkup Pekerjaan ... 2.2.1.2. Laporan Perancangan ... 2.2.1.3. Gambar Rancangan ... 2.2.1.4. Lampiran ... 2.2.2. Instalasi Tata Suara ... 2.2.2.1. Lingkup Pekerjaan ... 2.2.2.2. Laporan Perancangan ... 2.2.2.3. Gambar Rancangan ... 2.2.2.4. Lampiran ... 2.2.3. Instalasi Telepon ... 2.2.3.1. Lingkup Pekerjaan ... 2.2.3.2. Laporan Perancangan ...

(6)

2.2.3.3. Gambar Rancangan ... 2.2.3.4. Lampiran ... 2.2.4. Instalasi Building Automation System (BAS) ... 2.2.4.1. Lingkup Pekerjaan ... 2.2.4.2. Laporan Perancangan ... 2.2.4.3. Gambar Rancangan ... 2.2.4.4. Lampiran ... 2.2.5. Instalasi Closed Circuit Television Television (CCTV) & Security ... 2.2.5.1. Lingkup Pekerjaan ... 2.2.5.2. Laporan Perancangan ... 2.2.5.3. Gambar Rancangan ... 2.2.5.4. Lampiran ... 2.2.6. Instalasi Master Antena Television (MATV) ... 2.2.6.1. Lingkup Pekerjaan ... 2.2.6.2. Laporan Perancangan ... 2.2.6.3. Gambar Rancangan ... 2.2.6.4. Lampiran ... 2.3. Sanitasi, Drainase, dan Pemipaan ... 2.3.1. Instalasi Plambing ... 2.3.1.1. Lingkup Pekerjaan ... 2.3.1.2. Laporan Perancangan ... 2.3.1.3. Gambar Rancangan ... 2.3.1.4. Lampiran ... 2.3.2. Instalasi Pengolahan Air Baku ... 2.3.2.1. Lingkup Pekerjaan ... 2.3.2.2. Laporan Perancangan ... 2.3.2.3. Gambar Rancangan ... 2.3.2.4. Lampiran ... 2.3.3. Instalasi Pengolahan Air Limbah ... 2.3.3.1. Lingkup Pekerjaan ... 2.3.3.2. Laporan Perancangan ...

(7)

2.3.3.3. Gambar Rancangan ... 2.3.3.4. Lampiran ... 2.3.4. Instalasi Pemadam Kebakaran ... 2.3.4.1. Lingkup Pekerjaan ... 2.3.4.2. Laporan Perancangan ... 2.3.4.3. Gambar Rancangan ... 2.3.4.4. Lampiran ... 2.3.5. Instalasi Gas ... 2.3.5.1. Lingkup Pekerjaan ... 2.3.5.2. Laporan Perancangan ... 2.3.5.3. Gambar Rancangan ... 2.3.5.4. Lampiran ... 2.3.6. Sistem Persampahan ... 2.3.6.1. Lingkup Pekerjaan ... 2.3.6.2. Laporan Perancangan ... 2.3.6.3. Gambar Rancangan ... 2.3.6.4. Lampiran ... 2.4. Instalasi Tata Udara Dalam Gedung ... 2.4.1 Lingkup Pekerjaan ... 2.4.2 Laporan Perancangan ... 2.4.3 Gambar Rancangan ... 2.4.4 Lampiran ... 2.5. Instalasi Transportasi Dalam Gedung ... 2.5.1 Lingkup Pekerjaan ... 2.5.2 Laporan Perancangan ... 2.5.3 Gambar Rancangan ... 2.5.4 Lampiran ... 2.5.5 Buku Referensi yang Dianjurkan ...

(8)

PENDAHULUAN

Pemberian SIBP (Surat Ijin Bekerja Perencana) kepada seorang perencana untuk suatu instalasi dan perlengkapan bangunan adalah pemberian ijin dari yang berwenang (dalam hal ini Pemerintah DKI Jakarta) bagi perencana untuk melaksanakan perancangan instalasi dan perlengkapan bangunan tersebut. Ditinjau dari segi teknis, pada dasarnya penerbitan SIBP merupakan pengakuan atas kemampuan dan kualifikasi seorang ahli untuk melakukan perancangan secara profesional suatu instalasi dan perlengkapan bangunan.

Bagi seorang ahli, mencantumkan tanda tangannya serta indentitas SIBP pada dokumen perancangan mengandung makna, bahwa ahli tersebut mengaku bertanggung jawab penuh atas kebenaran perancangan instalasi dan perlengkapan bangunan, baik kepada pemberi tugas (pemilik bangunan) serta kepada pihak yang berwenang. Ditinjau dari segi legal permohonan Ijin Mendirikan Bangunan, pencantuman tanda tangan tersebut bermakna sebagai pernyataan, bahwa instalasi dan perlengkapan bangunan yang direncanakan telah mematuhi segala ketentuan, peraturan dan pedoman yang berlaku.

(9)

BAB I

PERSYARATAN UMUM

Persyaratan umum ini merupakan suatu persyaratan minimal yang harus dipenuhi dalam pengajuan rencana instalasi dan perlengkapan bangunan. Persyaratan khusus atau spesifik untuk setiap instalasi diatur pada bab-bab berikut dalam buku Pedoman ini.

1.1. PERATURAN DAN STANDAR

Perancangan harus dibuat dengan memenuhi peraturan, ketentuan dan standar yang berlaku secara umum di Indonesia dan khususnya yang diberlakukan di wilayah DKI Jakarta, antara lain :

1. Peraturan bangunan dan instalasi bangunan yang dinyatakan berlaku secara nasional:  UU No.18/1999 tentang “Jasa Konstruksi” serta PP terkait.

 UU No.28/2002 tentang “Bangunan Gedung” serta PP terkait.

2. Peraturan Daerah DKI Jakarta, dan Peraturan serta Surat Keputusan lainnya yang dikeluarkan oleh Gubernur DKI Jakarta yang terkait:

3. PERDA (Peraturan Daerah) Daerah Khusus Ibukota Jakarta tentang Bangunan dalam Wilayah Daerah Khusus Ibukota Jakarta, Nomor 7 Tahun 1991, atau edisi terakhir. 4. PERDA (Peraturan Daerah) Daerah Khusus Ibukota Jakarta tentang Penanggulangan

Bahaya Kebakaran dalam Wilayah Daerah Khusus Ibukota Jakarta, Nomor 3 Tahun 1992, atau edisi terakhir.

5. Peraturan bangunan dan instalasi bangunan yang dinyatakan berlaku secara nasional

 Keputusan Menteri Pekerjaan Umum No.441/KPTS/1998 tanggal 10 Nopember 1998, tentang Persyaratan Teknis Bangunan Gedung.

 Keputusan Menteri Negara Pekerjaan Umum No.10/KPTS/2000 tanggal 1 Maret 2000, tentang Ketentuan Teknis Pengamanan Terhadap Bahaya Kebakaran Pada Bangunan Gedung Dan Lingkungan.

6. Standar Nasional Indonesia, pedoman teknik, dan ketentuan dari instansi yang berwenang mengenai jenis instalasi yang dirancang.

Standar dan dokumen design guidelines maupun recommended practice yang diterbitkan oleh organisasi profesional atau yang disepakati kalangan profesional hanya boleh diterapkan apabila tidak bertentangan dengan ketentuan instansi yang berwenang.

(10)

Hal-hal yang belum diatur harus mendapat persetujuan Gubernur DKI Jakarta.

1.2. LAPORAN PERANCANGAN

Laporan perancangan yang akan diserahkan untuk diperiksa harus memenuhi persyaratan berikut:

1. Pemilihan sistem harus didasarkan pada aspek keselamatan, keamanan, kenyamanan, kemudahan dalam hal konstruksi/pemasangan, operasi, pemeliharaan dan perbaikan, serta memperhatikan aspek konservasi energi.

2. Semua metode perhitungan, analisis untuk perancangan, perangkat lunak atau program computer, harus menggunakan yang telah baku atau telah diterbitkan dalam bentuk buku dan telah diakui oleh asosiasi profesi internasional atau sekurang-kurangnya yang telah diakui oleh asosiasi profesi nasional.

3. Setiap asumsi yang diambil harus mengacu pada buku referensi yang diakui oleh asosiasi profesi nasional.

4. Laporan ditulis secara sistematik dalam bahasa Indonesia yang benar dan baik dengan istilah teknik yang telah baku; istilah bahasa Inggris dapat digunakan apabila padanan dalam bahasa Indonesia belum baku atau dapat menimbulkan interprestasi yang berbeda.

5. Laporan dijilid berupa buku berukuran A4, dilengkapi dengan; judul, daftar isi, nomor untuk halaman, nomor tabel, nomor gambar dan lampiran yang diperlukan. Gambar untuk laporan disajikan dengan ukuran A3.

6. Laporan yang diserahkan diatur sebagai berikut: a. 3 (tiga) buku untuk seluruh sistem dan instalasi

b. 2 (dua) buku terpisah untuk setiap sistem dan instalasi.

7. Setiap lembar laporan perancangan untuk suatu sistem dan instalasi harus diparaf dan dibagian akhir laporan harus ditanda tangani oleh perancang instalasi tersebut disertai No. SIBP-nya.

8. Laporan perancangan harus memuat ringkasan dan data bangunan yaitu fungsi, luas, elevasi dan asumsi jumlah orang yang relevan dengan instalasi untuk setiap ruang atau lantai.

(11)

sistem, dengan menekankan peralatan dan mesin yang penting/utama, baik dalam keadaan normal, gangguan dan darurat.

10. Bila rancangan gedung yang diajukan merupakan bagian dari perancangan suatu kawasan, maka perancang harus menjelaskan konsep rancangan menyeluruh dalam laporan.

1.3. GAMBAR RANCANGAN

Gambar rancangan yang diserahkan harus gambar mutakhir yang sesungguhnya akan dibangun dan memenuhi persyaratan berikut:

1. Gambar rancangan harus jelas dan mudah dibaca.

2. Ukuran gambar A1 dilipat menjadi ukuran A4 sesuai dengan standar pelipatan gambar yang berlaku.

3. Dalam setiap lembar gambar harus jelas dicantumkan : a. Nama perancang dan Nomor SIBP.

b. Nama dan alamat perusahaan konsultan yang diwakilinya. c. Nama, lokasi dan alamat bangunan yang akan didirikan. d. Nama dan alamat pemilik bangunan.

e. Keterangan atau legenda gambar yang relevan. 4. Jumlah gambar yang diserahkan sebanyak 5 set.

5. Secara umum digunakan skala 1:100 atau 1:200 untuk gambar denah, untuk gambar detail digunakan skala 1:20 atau 1:50 dan untuk gambar tapak digunakan skala 1:500.

6. Setiap lembar gambar cetakan ditanda tangani serta tanggal penandatanganan oleh perancang yang bersangkutan lengkap dengan No. SIBP-nya.

7. Diutamakan pemakaian istilah teknik dalam bahasa Indonesia, sedang istilah dalam bahasa Inggris dapat digunakan apabila padanannya dalam bahasa Indonesia belum baku atau dapat menimbulkan interprestasi yang berbeda.

8. Huruf dan angka harus dibuat dengan huruf cetak yang jelas dengan ukuran minimal 8 pt (font 8) pada hasil cetakan dan mudah dibaca.

9. Semua simbol gambar harus sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI) yang berlaku, atau apabila belum ada dapat digunakan standar internasional yang diakui

(12)

asosiasi profesi nasional. Pada setiap lembar gambar harus dicantumkan keterangan simbol yang relevan.

10. Untuk jenis instalasi tertentu harus dilengkapi dengan gambar tapak (situasi) yang relevan agar memperjelas hubungan instalasi tersebut dengan instalasi yang berada di halaman atau untuk kejelasan pengoperasian.

11. Dibuat daftar nomor dan judul gambar yang diserahkan.

1.4 LAMPIRAN

Perancang harus melampirkan dokumen tambahan yang dianggap perlu, misalnya karakteristik unjuk kerja (performance characteristics), untuk menjelaskan peralatan dan/atau bagian instalasi yang penting, serta fotokopi referensi hanya halaman yang relevan.

(13)

BAB II

PERSYARATAN KHUSUS

2.1 TEKNIK TENAGA LISTRIK

Istilah LISTRIK ARUS KUAT digunakan pada Surat Ijin Bekerja Perencana (SIBP). Pada Sertifikat Kompetensi yang diterbitkan oleh Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPJK) digunakan istilah TEKNIK TENAGA LISTRIK.

2.1.1 LINGKUP PEKERJAAN

Pekerjaan Teknik Tenaga Listrik mencakup: pembangkitan, penyaluran, pendistribusian, pemanfaatan tenaga listrik, dan proteksi petir.

Dokumen instalasi Teknik Tenaga Listrik yang diserahkan untuk diperiksa meliputi: 1. Instalasi Sumber Daya: Daya Utama dan Daya Cadangan

2. Instalasi Distribusi Tegangan Menengah

3. Instalasi Distribusi Tegangan Rendah: Distribusi daya, distribusi pencahayaan dalam bangunan, pencahayaan dekorasi, pencahayaan luar bangunan, dan pencahayaan rambu udara

4. instalasi pencahayaan darurat

5. Instalasi Pembumian: pembumian sistem dan pembumian pengaman

6. Instalasi Proteksi Petir meliputi: Instalasi Penangkap, Penghantar dan Pembumian Petir

2.1.2 LAPORAN PERANCANGAN

Laporan perancangan sekurang-kurangnya harus memuat bagian-bagian sebagai berikut:

1. Kriteria Perancangan

Bagian ini harus berisi penjelasan secara ringkas dasar perancangan serta besaran parameter utama yang ditetapkan untuk perancangan:

a. Dasar pemilihan sistem

b. Dasar perhitungan dan asumsi-asumsi yang dipergunakan c. Faktor keamanan dan faktor-faktor lainnya yang dipergunakan

(14)

d. Bahan dan peralatan yang dipergunakan

2. Standar dan Peraturan yang Dipergunakan

Standar dan peraturan yang digunakan adalah edisi terakhir yang masih berlaku yang berkaitan langsung/tidak langsung dengan listrik arus kuat, antara lain:

a. SNI no.04-0255-2000 tentang Persyaratan Umum Instalasi Listrik (PUIL).

b. Standar Nasional Indonesia (SNI) yang berlaku dan yang berkaitan dengan tenaga listrik.

c. SNI No. 03-7013 Tahun 2004 Sistem Proteksi Petir Pada Bangunan Gedung.

d. SNI No. 03-6197 Tahun 2000 Tentang Konservasi Energi Sistem Pencahayaan Pada Bangunan Gedung.

e. Panduan Pencahayaan Sisi Luar Bangunan Tinggi dan Penting di Wilayah DKI Jakarta tahun 1999, atau edisi terakhir.

f. Standar IEC dan Standar Internasional lainnya bagi hal-hal yang belum diatur dalam standar/peraturan diatas.

Dalam laporan perancangan harus secara spesifik disebutkan nomor pasal/ayat yang terkait dari standar/peraturan yang digunakan.

3. Perhitungan

Perhitungan yang harus dimasukkan dalam laporan perancangan meliputi hal-hal sebagai berikut:

a. Perhitungan kebutuhan daya normal (sumber daya utama bekerja), gangguan dan darurat. Bila transformator atau generator tidak diparalel, membuat tabel beban daya listrik sedemikian rupa sehingga jelas terlihat pembebanan untuk setiap transformator maupun generator yang digunakan

b. Contoh perhitungan arus hubung singkat pada papan hubung bagi (PHB) mulai PHB Utama sampai yang terakhir.

c. Contoh perhitungan susut tegangan pada PHB terjauh untuk beban pencahayaan dan beban tenaga.

(15)

Transformator, Penghantar, peralatan PHB termasuk kapasitor kompensator untuk perbaikan faktor kerja

e. Contoh perhitungan kuat pencahayaan untuk ruangan-ruangan yang dianggap penting. f. Perhitungan pemakaian daya listrik (VA/m2) untuk beban pencahayaan, AC dan

keseluruhan gedung.

g. Hal-hal lain bila dianggap perlu, misalnya masalah upaya penghematan energi, atau masalah harmonisa dan penanganannya.

4. Uraian Cara Kerja Sistem

Cara kerja sistem yang harus diuraikan adalah cara kerja sistem pada keadaan normal, gangguan dan darurat.

Uraian harus diberikan secara ringkas dan sistematis.

5. Data Teknis Peralatan

Laporan harus berisi data teknis dari peralatan listrik yang digunakan (genset, transformator, penghantar, PHB, dan luminer).

2.1.3 GAMBAR RANCANGAN

Gambar rancangan yang diserahkan untuk diperiksa harus gambar rancangan mutakhir yang sesungguhnya akan dibangun dan meliputi jenis gambar berikut :

1. Daftar gambar.

2. Daftar simbol dan singkatan beserta penjelasannya 3. Gambar satu garis sistem catu daya.

4. Gambar satu garis sistem distribusi tegangan menengah. 5. Gambar satu garis sistem distribusi tegangan rendah. 6. Gambar diagram dari seluruh instalasi listrik.

7. Gambar instalasi pencahayaan dan instalasi daya tiap lantai (untuk lantai tipikal cukup satu saja).

8. Gambar tata letak ruang PHB TM

9. Gambar tata letak panel hubung bagi utama.

(16)

penampungan bocoran minyak bila menggunakan transformator minyak.

11. Gambar tata letak dan detail ruangan untuk Genset, sistem pembuangan limbah minyak, Sistem suplai bahan bakar, sistem pasokan dan pembuangan udara serta sistem peredam suara.

12. Gambar detail sistem proteksi petir terhadap bangunan termasuk: lokasi batang terminasi penangkap petir, penghantar/konduktor horisontal dan vertikal, elektrode pembumian, terminasi/kotak pengukuran, dan lengkap dengan spesifikasi teknis. 13. Gambar denah pada lantai tertentu yang menunjukkan lokasi elektrode pembumian

sistem listrik dan proteksi petir.

2.1.4 LAMPIRAN

Perancang harus melampirkan dokumen tambahan yang dianggap perlu, misalnya karakteristik unjuk kerja (performance characteristics), untuk menjelaskan peralatan dan/atau bagian instalasi yang penting, antara lain proteksi petir, pemutus tenaga (circuit breaker), serta fotokopi referensi (hanya halaman yang relevan) untuk mendukung cara perhitungan yang dipakai.

(17)

2.2. ELEKTRONIKA, KENDALI DAN TELEKOMUNIKASI

Istilah LISTRIK ARUS LEMAH digunakan pada Surat Ijin Bekerja Perencana (SIBP). Pada Sertifikat Kompetensi yang diterbitkan oleh Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPJK) digunakan istilah ELEKTRONIKA, KENDALI DAN KOMUNIKASI.

2.2.1. INSTALASI DETEKSI DAN ALARM KEBAKARAN

2.2.1.1 LINGKUP PEKERJAAN

Dokumen instalasi Deteksi dan Alarm Kebakaran yang diserahkan untuk diperiksa mencakup seluruh instalasi mulai dari titik deteksi sampai dengan panel pengendali.

2.2.1.2 LAPORAN PERANCANGAN

Laporan perancangan sekurang-kurangnya harus memuat bagian-bagian sebagai berikut:

1. Kriteria Perancangan

Bagian ini harus menjelaskan secara ringkas dasar perancangan serta besaran parameter utama yang ditetapkan untuk perancangan:

a. Dasar pemilihan sistem, antara lain pemilihan sistem deteksi (konvensional atau addressable) serta jenis deteksi (deteksi asap, temperatur atau laju kenaikan temperatur), jenis alarm audio dan visual.

b. Dasar perhitungan dan asumsi-asumsi yang dipergunakan, antara lain jarak antar titik deteksi, luas zona alarm kebakaran.

c. Faktor keamanan dan faktor-faktor lainnya yang dipergunakan. d. Bahan dan peralatan yang dipergunakan.

2. Standar dan Peraturan yang Dipergunakan

Bagian ini harus menyatakan standar atau peraturan yang diterapkan dengan menyebutkan bagian dari standar atau peraturan tersebut, terutama:

a. Peraturan Daerah DKI Jakarta dan Peraturan-peraturan Gubernur DKI Jakarta lainnya yang berkaitan dengan jenis instalasi yang dirancang atau yang berpengaruh terhadap

(18)

pengoperasian jenis instalasi yang dirancang.

b. SNI 03-3985 edisi terakhir tentang Tata Cara Perencanaan, Pemasangan, Pengujian Sistem Deteksi dan Alarm Kebakaran untuk pencegahan bahaya kebakaran pada bangunan gedung.

c. Peraturan atau standar internasional bagi hal-hal yang belum diatur dalam standar/peraturan diatas.

Dalam laporan perancangan harus secara spesifik disebutkan nomor pasal/ayat yang terkait dari standar/peraturan yang digunakan.

3. Perhitungan

Bagian ini harus memuat contoh perhitungan untuk bagian yang kritis yaitu titik deteksi terjauh dari sistem, meliputi :

Penentuan luas zona deteksi/loop Kapasitas catu daya dan pengkabelan Penentuan kuat suara sinyal alarm

Penempatan panel utama dan panel pembantu serta ruang Pusat Kendali Kebakaran.

4. Uraian Cara Kerja Sistem

Perancang harus menguraikan garis besar cara kerja atau pengoperasian Sistem Deteksi dan Alarm Kebakaran, baik untuk bagian yang bekerja secara otomatik maupun “manual”. Ini mulai dari timbulnya sinyal deteksi kebakaran, sampai dengan dioperasikannya atau dihentikannya peralatan lain yang terkait (antara lain: fan untuk tangga kebakaran, instalasi tata udara dan ventilasi, elevator, hubungan /sinyal ke Pos DPK terdekat). Bila dipasang BAS (building automation system) dalam gedung harus diuraikan fungsi sistem deteksi yang dimonitor atau dikendalikan oleh BAS. Bila gedung dilengkapi dengan sistem security (seperti access control system dan sistem CCTV) harus diuraikan keterkaitan dengan fungsi sistem security serta deteksi yang dimonitor oleh sistem security.

(19)

5. Data Teknis Peralatan

Laporan harus berisi data teknis dari peralatan utama yang digunakan.

2.2.1.3 GAMBAR RANCANGAN

Gambar rancangan yang diserahkan untuk diperiksa harus gambar rancangan mutakhir yang sesungguhnya akan dibangun dan meliputi jenis gambar berikut :

1. Diagram skematik sistem deteksi kebakaran, termasuk sistem pasokan daya listrik serta pengamannya.

2. Gambar tapak bangunan yang berkaitan dengan instalasi lainnya.

3. Gambar tata letak titik deteksi dan alarm tiap lantai (kecuali lantai tipikal cukup satu gambar).

4. Gambar tata letak panel pengendali utama dan panel bantu, serta lokasi elektrode pembumiannya.

5. Gambar lokasi Ruang Kendali Kebakaran serta lokasi Ruang Pusat Peralatan Utama.

2.2.1.4 LAMPIRAN

Perancang harus melampirkan dokumen tambahan yang dianggap perlu, misalnya karakteristik unjuk kerja (performance characteristics), untuk menjelaskan peralatan dan/atau bagian instalasi yang penting, serta fotokopi referensi (hanya halaman yang relevan) untuk mendukung cara perhitungan yang dipakai.

2.2.2. INSTALASI TATA SUARA

2.2.2.1 LINGKUP PEKERJAAN

Dokumen instalasi Tata Suara yang diserahkan untuk diperiksa meliputi : 1. Sistem kontrol pusat Tata Suara.

2. Sistem distribusi suara

3. Sistem tata suara dalam keadaan darurat (evakuasi).

2.2.2.2 LAPORAN PERANCANGAN

(20)

1. Kriteria Perancangan

Bagian ini harus menjelaskan secara ringkas dasar perencanaan serta besaran parameter utama yang ditetapkan untuk perancangan:

a. Dasar Pemilihan Sistem

b. Dasar perhitungan dan asumsi-asumsi yang dipergunakan. c. Material dan peralatan yang digunakan.

2. Standar dan Peraturan Yang Dipergunakan

Standar dan peraturan yang digunakan adalah edisi terakhir yang masih berlaku yang berkaitan langsung/tidak langsung dengan tata suara, antara lain :

a. Standar Nasional Indonesia, pedoman teknik, dan rekomendasi dari instansi yang berwenang mengenai instalasi Tata Suara.

b. SNI edisi terbaru tentang Tata Suara.

c. Standar internasional lainnya bagi hal-hal yang belum diatur dalam standar/peraturan Indonesia.

Dalam laporan perancangan harus secara spesifik disebutkan nomor pasal/ayat yang terkait dari standar/peraturan yang digunakan.

3. Perhitungan

Perhitungan yang harus dimasukkan dalam laporan perancangan meliputi hal-hal sebagai berikut:

a. Perhitungan jumlah penguat suara. b. Perhitungan distribusi suara.

4. Uraian Cara Kerja Sistem

Perancang harus menjelaskan cara kerja sistem pusat kontrol Tata Suara baik dalam keadaan normal maupun dalam keadaan darurat (misalnya kebakaran). Bila dipasang BAS dalam gedung ini, harus diuraikan fungsi Instalasi Tata Suara yang dimonitor atau dikendalikan oleh BAS.

(21)

5. Data Teknis Peralatan

Laporan harus berisi data teknis dari peralatan utama yang digunakan.

2.2.2.3 GAMBAR RANCANGAN

Gambar rancangan yang diserahkan untuk diperiksa harus gambar rancangan mutakhir yang sesungguhnya akan dibangun dan meliputi jenis gambar berikut :

1. Gambar satu garis Sistem Tata Suara dengan mencantumkan tipe, ukuran, dan jenis peralatan yang digunakan, termasuk ruang kontrol dan panel-panel.

2. Gambar instalasi Tata Suara per lantai (untuk lantai typical cukup salah satu).

2.2.2.4 LAMPIRAN

Perancang harus melampirkan dokumen tambahan yang dianggap perlu, misalnya karakteristik unjuk kerja (performance characteristics), untuk menjelaskan peralatan dan/atau bagian instalasi yang penting, serta fotokopi referensi (hanya halaman yang relevan) untuk mendukung cara perhitungan yang dipakai.

2.2.3. INSTALASI TELEPON

2.2.3.1 LINGKUP PEKERJAAN

Dokumen instalasi Telepon yang diserahkan untuk diperiksa meliputi:

1. Sistem PABX yang digunakan (bila ada), berikut sistem pasokan daya listrik dan pengamannya.

2. Sistem distribusi saluran ke pesawat telepon 3. Sistem telpon nirkabel bila ada.

2.2.3.2 LAPORAN PERANCANGAN

Laporan perancangan sekurang-kurangnya harus memuat bagian-bagian sebagai berikut: 1. Kriteria Perancangan

Bagian ini harus menjelaskan secara ringkas dasar perancangan serta besaran parameter utama yang ditetapkan untuk perancangan:

(22)

b. Dasar perhitungan dan asumsi yang dipergunakan seperti luas per extension. c. Material dan peralatan yang digunakan.

d. Fungsi-fungsi tambahan (features) yang perlu dimiliki PABX.

2. Standar dan Peraturan yang Dipergunakan

Standar dan peraturan yang digunakan adalah edisi terakhir yang masih berlaku yang berkaitan langsung/tidak dengan sistem telepon, antara lain:

a. UU No.32 tahun 1999 tentang Telekomunikasi dan PP No. 52/2000 Tentang Telekomunikasi Indonesia.

b. Standar Nasional Indonesia, pedoman teknik, dan rekomendasi dari instansi yang berwenang mengenai instalasi telekomunikasi.

c. Standard NEC edisi terakhir.

d. Standar dan peraturan Direktorat Jenderal Telekomunikasi atau edisi terakhir.

Dalam laporan perancangan harus secara spesifik disebutkan nomor pasal/ayat yang terkait dari standar/peraturan yang digunakan.

3. Perhitungan

Perhitungan yang harus dimasukkan dalam laporan perancangan meliputi perhitungan kebutuhan sambungan telepon dari operator telekomunikasi.

4. Uraian Cara Kerja Sistem

Perancang harus menjelaskan cara kerja PABX yang dipergunakan dan sistem lain yang berkaitan dengan telepon, baik dalam keadaan normal maupun dalam keadaan darurat (misalnya kebakaran).

5. Data Teknis Peralatan

(23)

2.2.3.3 GAMBAR RANCANGAN

Gambar rancangan yang diserahkan untuk diperiksa harus gambar rancangan mutakhir yang sesungguhnya akan dibangun dan meliputi jenis gambar berikut:

1. Gambar satu garis Sistem Telepon dengan mencantumkan tipe dan kapasitas dari jenis peralatan yang digunakan.

2. Gambar instalasi Telepon tiap lantai (untuk lantai tipikal cukup satu gambar). 3. Gambar jalur masuknya kabel dari operator telekomunikasi

2.2.3.4 LAMPIRAN

Perancang harus melampirkan dokumen tambahan yang dianggap perlu, misalnya karakteristik unjuk kerja (performance characteristics), untuk menjelaskan peralatan dan/atau bagian instalasi yang penting, serta fotokopi referensi (hanya halaman yang relevan) untuk mendukung cara perhitungan yang dipakai.

2.2.4. INSTALASI BUILDING AUTOMATION SYSTEM (BAS)

2.2.4.1 LINGKUP PEKERJAAN

Dokumen instalasi Building Automation System (BAS) yang diserahkan untuk diperiksa meliputi :

1. Sistem kontrol pusat dari BAS

2. Sistem otomatisasi keseluruhan gedung 3. Sistem BAS dalam keadaan darurat

2.2.4.2 LAPORAN PERANCANGAN

Laporan perancangan sekurang-kurangnya harus memuat bagian-bagian sebagai berikut :

1. Kriteria Perancangan

Bagian ini harus menjelaskan secara ringkas dasar perancangan serta besaran parameter utama yang ditetapkan untuk perancangan:

(24)

a. Dasar pemilihan sistem, penetapan parameter yang dikontrol atau dimonitor. b. Penetapan protokol komunikasi dengan sistem kontrol setiap instalasi. c. Dasar perhitungan dan asumsi yang dipergunakan.

d. Peralatan dan pengindera (sensor) yang digunakan.

2. Standar dan Peraturan Yang Dipergunakan

Standar dan peraturan yang digunakan adalah edisi terakhir yang masih berlaku yang berkaitan langsung/tidak dengan BAS, antara lain:

a. Standar Nasional Indonesia, pedoman teknik, dan rekomendasi dari instansi yang berwenang mengenai instalasi kontrol dan komunikasi data yang berkaitan dengan BAS.

b. Standar 135 ANSI/ASHRAE, 2004 tentang “A Data Communication Protocol for Building Automation and Control Networks”, atau edisi terakhir bila menggunakan protokol “BACnet”.

c. Standar acuan yang dikeluarkan pabrik pembuat peralatan BAS bila menggunakan protokol dari pabrik tersebut.

3. Perhitungan

Perhitungan yang harus dimasukkan dalam laporan perancangan, antara lain perhitungan jumlah peralatan (equipments) yang dimonitor/dikontrol oleh BAS serta jenis dan jumlah sensor.

4. Uraian Cara Kerja Sistem

Perancang harus menjelaskan sistem kerja otomatisasi gedung terhadap peralatan mekanikal dan elektrikal, baik dalam keadaan normal, gangguan maupun darurat (misalnya kebakaran). Harus dijelaskan hubungan dan hirarki dengan instalasi lain seperti Lif dan Eskalator, instalasi Tata Udara, serta instalasi Pemadam Kebakaran.

5. Data Teknis Peralatan

(25)

2.2.4.3 GAMBAR RANCANGAN

Gambar rancangan yang diajukan untuk diperiksa harus gambar rancangan mutakhir yang sesungguhnya akan dibangun, dan meliputi jenis gambar berikut :

1. Daftar gambar.

2. Daftar simbol dan arti singkatan.

3. Gambar satu garis (skematik) BAS dengan mencantumkan tipe, kapasitas dan jumlah tiap jenis peralatan yang dipergunakan.

4. Gambar blok/riser diagram untuk seluruh instalasi BAS, termasuk menunjukkan titik monitor dan/atau kontrol.

5. Gambar instalasi BAS tiap lantai. Untuk lantai tipikal cukup salah satu saja. 6. Gambar tata letak peralatan utama BAS di ruang kontrol.

7. Gambar detail peralatan kontrol BAS.

2.2.4.4 LAMPIRAN

Perancang harus melampirkan dokumen tambahan yang dianggap perlu, misalnya karakteristik unjuk kerja (performance characteristics), untuk menjelaskan peralatan dan/atau bagian instalasi yang penting, serta fotokopi referensi (hanya halaman yang relevan) untuk mendukung cara perhitungan yang dipakai.

2.2.5 INSTALASI CLOSED CIRCUIT TELEVISION (CCTV) & SECURITY

2.2.5.1 LINGKUP PEKERJAAN

Dokumen instalasi Close Circuit Television (CCTV) dan Security yang akan diperiksa terutama meliputi:

1. Sistem kontrol pusat dari CCTV dan Security. 2. Sistem deteksi dari CCTV dan Security.

(26)

2.2.5.2 LAPORAN PERANCANGAN

Laporan perancangan sekurang-kurangnya harus memuat bagian-bagian berikut:

1. Kriteria Perancangan

Bagian ini harus menjelaskan secara ringkas dasar perancangan serta besaran parameter utama yang ditetapkan untuk perancangan:

a. Dasar pemilihan sistem CCTV dan Security, jenis kamera, jenis pengamanan (seperti kartu, biometrik dsb).

b. Fungsi ruangan yang dilindungi.

c. Fungsi/kegunaan jenis sensor yang digunakan.

2. Standar dan Peraturan Yang Dipergunakan

Standar dan peraturan yang digunakan adalah edisi terakhir yang masih berlaku yang berkaitan langsung/tidak dengan sistem CCTV dan Security, antara lain:

a. Standar Nasional Indonesia, pedoman teknik, dan rekomendasi dari instansi yang berwenang mengenai jenis instalasi yang dirancang.

b. Standar acuan yang dikeluarkan pabrik pembuat peralatan CCTV dan Security.

3. Perhitungan

Perhitungan yang harus dimasukkan dalam laporan perancangan, antara lain : a. Perhitungan kebutuhan kapasitas switcher

b. Perhitungan jumlah kamera dan jumlah monitor

4. Uraian Cara Kerja Sistem

Perancang harus menguraikan garis besar cara kerja atau pengoperasian Sistem CCTV dan Security, baik untuk bagian yang bekerja secara otomatik maupun “manual”, dalam keadaan normal maupun keadaan darurat (misalnya kebakaran). Bila dipasang Sistem BAS dalam gedung harus diuraikan keterkaitan Sistem CCTV dan Security ini dengan Sistem BAS.

(27)

5. Data Teknis Peralatan

Laporan harus berisi data teknis dari peralatan utama yang digunakan.

2.2.5.3 GAMBAR RANCANGAN

Gambar rancangan yang diserahkan untuk diperiksa harus gambar rancangan mutakhir yang sesungguhnya akan dibangun, dan meliputi gambar berikut:

1. Daftar gambar.

2. Daftar simbol dan arti singkatan.

3. Gambar sistem CCTV dan Security dengan mencantumkan jenis, kapasitas dan jumlah dari tiap jenis peralatan yang dipergunakan.

4. Gambar blok/riser diagram untuk seluruh instalasi CCTV dan Security.

5. Gambar instalasi CCTV dan Security tiap lantai (untuk lantai tipikal cukup satu gambar).

6. Gambar tata letak peralatan utama CCTV dan Security di ruang Pusat Kontrol.

2.2.5.4 LAMPIRAN

Perancang harus melampirkan dokumen tambahan yang dianggap perlu, misalnya karakteristik unjuk kerja (performance characteristics), untuk menjelaskan peralatan yang penting dan/atau bagian instalasi yang penting, serta fotokopi referensi (hanya halaman yang relevan) untuk mendukung cara perhitungan yang dipakai.

2.2.6. INSTALASI MASTER ANTENA TELEVISION (MATV)

2.2.6.1 LINGKUP PEKERJAAN

Dokumen instalasi Master Antena Television (MATV) yang akan diperiksa terutama meliputi:

1. Sistem kontrol pusat (head-end) dari MATV 2. Sistem distribusi siaran

(28)

2.2.6.2 LAPORAN PERANCANGAN

Laporan perancangan sekurang-kurangnya harus memuat bagian-bagian sebagai berikut:

1. Kriteria Perancangan

Bagian ini harus berisi penjelasan secara ringkas dasar perancangan serta besaran parameter utama yang ditetapkan untuk perancangan:

a. Dasar pemilihan sistem. b. Fungsi/kegunaan ruangan. c. Siaran yang akan ditangkap. d. Rugi-rugi sistem distribusi.

2. Standar dan Peraturan Yang Dipergunakan

Standar dan peraturan yang digunakan adalah edisi terakhir yang masih berlaku yang berkaitan langsung/tidak langsung dengan MATV, antara lain:

a. Standar Nasional Indonesia, pedoman teknik, dan rekomendasi dari instansi yang berwenang mengenai jenis instalasi MATV.

b. Standard NEC/1996, atau edisi terakhir yang berkaitan dengan MATV. c. Standar acuan yang dikeluarkan pabrik pembuat peralatan MATV.

Dalam laporan perancangan harus secara spesifik disebutkan nomor pasal/ayat yang terkait dari standar/peraturan yang digunakan.

3. Perhitungan

Perhitungan yang harus dimasukkan dalam laporan perancangan meliputi antara lain: a. Perhitungan jumlah penguat (booster)

b. Type media distribusi c. Dan lain-lain yang relevan

4. Uraian Cara Kerja Sistem

(29)

5. Data Teknis Peralatan

Perancang harus memberikan spesifikasi teknis peralatan utama dan instalasi yang digunakan.

2.2.6.3 GAMBAR RANCANGAN

Gambar rancangan yang diserahkan untuk diperiksa harus gambar rancangan mutakhir yang sesungguhnya akan dibangun, dan meliputi jenis gambar berikut :

1. Daftar gambar.

2. Daftar simbol dan arti singkatan.

3. Gambar satu garis sistem MATV dengan mencantumkan jenis, kapasitas dan jumlah dari tiap jenis peralatan yang digunakan.

4. Gambar blok/riser diagram untuk seluruh instalasi MATV.

5. Gambar instalasi MATV tiap lantai (untuk lantai tipikal cukup satu gambar). 6. Gambar tata letak peralatan utama MATV di ruang Pusat Kontrol.

2.2.6.4 LAMPIRAN

Perancang harus melampirkan dokumen tambahan yang dianggap perlu, misalnya karakteristik unjuk kerja (performance characteristics), untuk menjelaskan peralatan yang penting dan/atau bagian instalasi yang penting, serta fotokopi referensi (hanya halaman yang relevan) untuk mendukung cara perhitungan yang dipakai.

(30)

2.3. SANITASI, DRAINASE DAN PEMIPAAN

2.3.1. INSTALASI PLAMBING

2.3.1.1 LINGKUP PEKERJAAN

Dokumen instalasi plambing yang akan diperiksa terutama meliputi : 1. Sistem Air Bersih/Minum

Mulai dari sumber air sampai ke alat plambing pemakaian air, termasuk tangki atau reservoir, hidrofor dan pompa.

2. Sistem Air Panas

Mulai dari sumber air panas sampai ke kran pemakaian air, distribusi dan pemipaannya 3. Sistem Air Kotor dan Air Kotoran

Mulai dari alat plambing pembuangan air ke bangunan pengolahan sampai ke badan air penerima atau bak kontrol saluran air limbah kota.

4. Sistem Ven

Mulai dari alat plambing pembuangan air pada sistem air kotor dan atau air kotoran sampai ke atap dan ke “fresh air inlet”.

5. Sistem Air Hujan

Mulai dari atap sampai dengan sumur resapan dan mulai dari halaman sampai ke saluran kota penerima air hujan.

2.3.1.2 LAPORAN PERANCANGAN

Laporan perancangan sekurang-kurangnya harus memuat bagian-bagian sebagai berikut: 1. Kriteria Perancangan

Bagian ini harus berisi penjelasan secara ringkas dasar perancangan serta besaran parameter utama yang ditetapkan untuk perancangan:

a. Sistem Air Bersih/Minum

 Sumber air, kapasitas pengambilan

 Kualitas air untuk peruntukan yang disyaratkan  Volume, jenis dan peruntukan reservoir

(31)

 Kebutuhan air bersih per orang per hari  Jenis bahan yang digunakan

b. Sistem Air Panas

 Kebutuhan air panas per orang per hari.  Kerugian kalor sepanjang pipa

 Pemakain energi spesifik pembangkit air panas  Jenis bahan yang digunakan

 Kualitas air

 Volume dan jenis pemanas

 Suhu dan tekanan air panas pada alat plambing.

c. Sistem Air Kotor dan Air Kotoran  Karakteristik air buangan/kotor  Standar yang digunakan

 Sumber asal air kotor

 Jumlah air kotoran/kotor perkapita atau equivalentnya  Kecepatan aliran dalam pipa pengumpul

 Jenis bahan pipa pengumpul

 Batas maksimum tekanan yang diperbolehkan/diizinkan  Kerugian/kehilangan tekanan yang diizinkan

 Jenis bahan/material yang digunakan  Kemiringan Pipa

 Jumlah perangkap gemuk/lemak dan minyak bila ada limbah mengandung gemuk/ lemak dan minyak.

d. Sistem Ven

Ukuran pipa tegak air kotoran/buangan

Jumlah unit alat plambing yang dihubungkan pada pipa tegak air kotoran/buangan Panjang ukur pipa tegak ven.

(32)

e. Sistem Air Hujan

 Curah hujan maksimum untuk perancangan, termasuk PUH (Periode Ulang Hujan)  Taraf (“peil”) banjir bangunan dan titik sambungan saluran kota penerima.

 Kecepatan aliran maksimum dan minimum yang diizinkan.  Jumlah dan dimensi sumur resapan.

 Jenis bahan yang digunakan.

2. Standar dan Peraturan yang Dipergunakan

Standar dan peraturan yang digunakan adalah edisi terakhir yang masih berlaku yang berkaitan langsung / tidak dengan plambing, antara lain: a. SNI 03-6481-2000 Sistem Plambing – 2000.

b. Standar Nasional Indonesia lainnya, pedoman teknik, dan rekomendasi dari instansi yang berwenang mengenai jenis instalasi yang dirancang.

c. SK GUB DKI – Jakarta No. 115 Tahun 2002 tentang Sumur Resapan.

d. PERDA (Peraturan Daerah) Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 2 tahun 1994 tentang Pemboran dan Pemakaian Air Bawah Tanah di Wilayah Daerah Khusus Ibukota Jakarta. e. SK MenKes No.16 Menkes/Per/IX/1990 tentang persyaratan air bersih

f. Standar dan peraturan internaional lain yang diijinkan oleh instansi yang berwenang.

Dalam laporan perancangan harus secara spesifik disebutkan nomor pasal/ayat yang terkait dari standard/peraturan yang digunakan.

3. Perhitungan

Bagian ini harus memuat contoh perhitungan untuk bagian yang penting atau bagian kritis dari sistem, meliputi perhitungan perkiraan kebutuhan air per hari, penentuan ukuran pipa, penentuan kapasitas dan tekanan pompa (kalau ada), penentuan kapasitas dan elevasi tangki bawah dan atas (kalau ada).

a. Sistem Air Bersih/Minum

- Laju aliran air bersih berdasarkan unit beban alat plambing. - Perhitungan volume dan ukuran reservoir bawah dan atas.

(33)

- Perhitungan water hammer.

- Perhitungan pompa: kapasitas, head, daya dan NPSH-tersedia beserta rentang operasi kurva karakteristiknya.

- Perhitungan diameter, kehilangan tekanan dan sisa tekanan pada jalur sistem distribusi yang kritis.

- Perhitungan dimensi, atau volume hidrofor dan penetapan on-off pompa.

b. Sistem Air Panas

- Kuantitas Air Panas yang diperlukan

- Penentuan kapasitas ketel uap dan/atau unit pemanas air. - Perhitungan kapasitas dan head pompa sirkulasi (kalau ada).

- Perhitungan diameter, kehilangan tekanan dan sisa tekanan pada jalur sistem distribusi yang kritis.

c. Sistem Air Kotor dan Air Kotoran

- Perhitungan kuantitas air kotor dan air kotoran

- Perhitungan diameter pipa dan kemiringannya (bila menggunakan pompa harus disertakan jenis pompa, perhitungan kapasitas, head, daya serta kurva karakteristiknya). - Perhitungan perangkap gemuk/lemak dan minyak bila ada limbah gemuk/lemak dan

minyak baik yang terpisah atau tersuspensi.

- Perhitungan volume “sump-pit” dan pompanya (kapasitas, head, daya serta kurva karakteristiknya bila menggunakan pompa).

d. Sistem Ven

Perhitungan diameter pipa ven berdasarkan beban alat plambing yang dilayani.

e. Sistem Air Hujan

- Perhitungan diameter pipa serta kemiringan talang, saluran atau pipa datar dan pipa tegak.

- Perhitungan diameter pipa dan atau dimensi saluran terbuka di luar bangunan (drainase halaman) sampai dengan penyambungan ke saluran kota penerima atau sumur resapan.

(34)

- Perhitungan sumur resapan.

4. Uraian Cara Kerja Sistem

Perancang harus menguraikan garis besar cara kerja atau pengoperasian sistem, dengan menekankan peralatan dan mesin yang penting/utama, baik dalam keadaan normal, gangguan dan darurat.

5. Data Teknis Peralatan

Laporan harus berisi data teknis dari peralatan utama yang digunakan.

2.3.1.3 GAMBAR RANCANGAN

Gambar rancangan yang diserahkan untuk diperiksa harus gambar rancangan mutakhir yang sesungguhnya akan dibangun, dan meliputi jenis gambar berikut:

1. Diagram skematik:

a. Sistem Air Bersih/Minum b. Sistem Air Panas

c. Sistem Air Kotor dan Air Kotoran d. Sistem Ven

e. Sistem Air Hujan f. Sistem Pemompaan

2. Gambar tapak yang menunjukkan: a. Sistem Air Bersih/Minum

Mulai dari pipa air minum kota atau dari sumur dalam atau sumur dangkal sampai ke reservoir.

b. Sistem Air Kotor dan Air Kotoran

Mulai dari pipa tegak sampai ke bangunan pengolahan air limbah atau saluran air limbah kota.

c. Sistem Air Hujan

Mulai dari pipa tegak sampai ke sumur resapan dan dari drainase halaman ke saluran drainase kota penerima, lengkap dengan diameter pipa dan kemiringannya, bak kontrol

(35)

dan elevasinya berdasarkan “peil” Priok. 3. Gambar detail khusus yang menunjukkan:

a. Contoh daerah yang rumit, denah tata letak alat plambing, pemipaan, diameter pipa dan kemiringannya untuk setiap lantai, lengkap dengan elevasi dan peruntukan ruang yang dilalui jalur pipa.

b. Penampang tegak, memanjang dan melintang bangunan di tempat alat plambing, penempatan jalur pipa dan perlengkapan terhadap struktur bangunan dan langit-langit beserta isinya.

4. Gambar isometrik pipa lengkap dengan diameter dan kemiringannya serta alat plambing. Untuk setiap lantai yang berbeda, lengkap dengan elevasi dan peruntukan ruang yang dilalui jalur pipa.

5. Gambar denah tata letak peralatan (“plant room”). 6. Diagram catu daya listrik dan sistem kontrol

7. Daftar “performance specification” peralatan yang akan dipasang.

2.3.1.4 LAMPIRAN

Perancang harus melampirkan dokumen tambahan yang dianggap perlu, misalnya karakteristik unjuk kerja (performance characteristics), untuk menjelaskan peralatan yang penting dan/atau bagian instalasi yang penting antara lain pompa, serta fotokopi referensi (hanya halaman yang relevan) untuk mendukung cara perhitungan yang dipakai.

2.3.2 INSTALASI PENGOLAHAN AIR BAKU

2.3.2.1 LINGKUP PEKERJAAN

Dokumen instalasi Pengolahan Air Baku yang akan diperiksa meliputi: 1. Pengambilan air baku

2. Prasedimentasi 3. Aerasi

4. Koagulasi 5. Flokulasi

(36)

6. Sedimentasi 7. Filtrasi 8. Desinfeksi

9. Unit lain yang dianggap penting.

2.3.2.2 LAPORAN PERANCANGAN Laporan perancangan harus berikut : 1. Kriteria Perancangan

Bagian ini harus berisi penjelasan secara ringkas dasar perancangan serta besaran parameter utama yang ditetapkan untuk perancangan:

a. Dasar pemilihan proses dan sistem pengolahan. b. Kualitas air baku

c. Faktor-faktor yang digunakan dalam perancangan bagian utama pengolahan seperti prasedimentasi, aerasi, koagulasi, flokulasi, filtrasi, desinfeksi dan unit proses lain yang dianggap penting.

2. Standar Peraturan yang Dipergunakan

Standar dan peraturan yang digunakan adalah edisi terakhir yang masih berlaku yang berkaitan langsung/tidak langsung dengan pengolahan air baku, antara lain:

a. Peraturan Daerah DKI Jakarta dan Peraturan-peraturan Gubernur DKI Jakarta lainnya yang berkaitan dengan jenis instalasi yang dirancang atau yang berpengaruh terhadap pengoperasian jenis instalasi yang dirancang.

b. Standar Nasional Indonesia, pedoman teknik, dan rekomendasi dari instansi yang berwenang mengenai jenis instalasi yang dirancang.

c. SNI 03-6481-2000, Sistem Plambing 2000.

d. SK Menkes No.16.Menkes/Per/IX/1990 tentang persyaratan air bersih

e. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 82 Tahun 2000 tentang Pengelolaan Sumber Daya Air (Kriteria Klas Air).

f. Standar dan peraturan internasional lain yang diijinkan oleh instansi yang berwenang.

(37)

terkait dari standar/peraturan yang digunakan.

3. Perhitungan

Dalam laporan perancangan harus dimasukkan perhitungan proses dan hidrolika berurutan sesuai dengan unit-unit pada butir 1 di atas, serta perhitungan kebutuhan daya listrik untuk seluruh instalasi.

4. Uraian Cara Kerja Sistem

Perancang harus menguraikan secara ringkas dan jelas garis besar pengoperasian sistem mulai dari unit paling hulu sampai dengan unit paling hilir, serta cara pemeliharaan dan pembersihan.

5. Data Teknis Peralatan

Laporan harus berisi data teknis dari peralatan utama yang digunakan pada butir 1 di atas.

2.3.2.3 GAMBAR RANCANGAN

Gambar rancangan yang diserahkan untuk diperiksa harus gambar rancangan mutakhir yang sesungguhnya akan dibangun, dan meliputi jenis gambar berikut:

1. Diagram skematik sistem pengolahan mulai dari sumber air baku sampai dengan unit desinfeksi yang berisi instrumentasi dan peralatan yang digunakan.

2. Gambar tata letak setiap unit lengkap beserta semua peralatannya dan gudang bahan kimia pada lahan yang disediakan.

2.3.2.4 LAMPIRAN

Perancang harus melampirkan dokumen tambahan yang dianggap perlu, misalnya karakteristik unjuk kerja (performance characteristics), untuk menjelaskan peralatan yang penting dan/atau bagian instalasi yang penting antara lain pompa, serta fotokopi referensi (hanya halaman yang relevan) untuk mendukung cara perhitungan yang dipakai.

(38)

2.3.3 INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH

2.3.3.1 LINGKUP PEKERJAAN

Dokumen instalasi Pengolahan Limbah yang diperiksa meliputi: 1. Pengolahan primer

2. Pengolahan sekunder 3. Pengolahan tersier

2.3.3.2 LAPORAN PERANCANGAN

Laporan perancangan sekurang-kurangnya harus memuat bagian-bagian sebagai berikut: 1. Kriteria Perancangan

Bagian ini harus berisi penjelasan secara ringkas dasar perancangan serta besaran parameter utama yang ditetapkan untuk perancangan:

a. Dasar pemilihan proses dan sistem pengolahan b. Besaran parameter yang ditetapkan

c. Pengolahan primer d. Pengolahan sekunder e. Pengolahan tersier

2. Standar dan Peraturan yang Digunakan

Standar dan peraturan yang digunakan adalah edisi terakhir yang masih berlaku yang berkaitan langsung/tidak langsung dengan pengolahan air limbah, antara lain:

a. Peraturan Daerah DKI Jakarta dan Peraturan-peraturan Gubernur DKI Jakarta lainnya yang berkaitan dengan jenis instalasi yang dirancang atau yang berpengaruh terhadap pengoperasian jenis instalasi yang dirancang.

b. Standar Nasional Indonesia, pedoman teknik, dan rekomendasi dari instansi yang berwenang mengenai jenis instalasi yang dirancang.

c. Surat Keputusan Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup Nomor Kep – 02 / MenKLH / I / 1988 tentang Baku Mutu Air Limbah.

(39)

d. SK GUB DKI – Jakarta No. 582 tahun 1995 tentang Peruntukan Air Sungai dan Baku Mutunya serta Baku Mutu limbah Cair

g. Standar dan peraturan internasional lain yang diijinkan oleh instansi yang berwenang.

Dalam laporan perancangan harus secara spesifik disebutkan nomor pasal/ayat yang terkait dari standar/peraturan yang digunakan.

3. Perhitungan

Dalam laporan perancangan harus dimasukkan perhitungan proses dan hidrolika berurutan sesuai dengan unit-unit pada butir 1 di atas, serta perhitungan kebutuhan daya listrik untuk seluruh instalasi.

4. Uraian Cara Kerja Sistem

Perancang harus menguraikan secara ringkas dan jelas garis besar pengoperasian sistem mulai dari unit paling hulu sampai dengan unit paling hilir, serta cara pemeliharaan dan pembersihan.

5. Data Teknis Peralatan

Laporan harus berisi data teknis dari peralatan yang digunakan pada butir 1.

2.3.3.3 GAMBAR RANCANGAN

Gambar rancangan yang diserahkan untuk diperiksa harus gambar rancangan mutakhir yang akan dibangun, dan meliputi jenis gambar berikut:

1. Diagram skematik sistem pengolahan mulai dari pengolahan primer sampai dengan pengolahan tersier yang berisi instrumentasi dan peralatan yang digunakan.

2. Gambar tata letak setiap unit lengkap beserta semua peralatannya dan gudang bahan kimia pada lahan yang disediakan.

2.3.3.4 LAMPIRAN

Perencana harus melampirkan dokumen tambahan yang dianggap perlu, misalnya karakteristik unjuk kerja (performance characteristics), untuk menjelaskan peralatan yang

(40)

penting dan/atau bagian instalasi yang penting antara lain pompa, serta fotokopi referensi (hanya halaman yang relevan) untuk mendukung cara perhitungan yang dipakai.

2.3.4 INSTALASI PEMADAM KEBAKARAN

2.3.4.1 LINGKUP PEKERJAAN

Dokumen instalasi Pemadam Kebakaran yang akan diperiksa terutama meliputi: 1. Sistem pemadam kebakaran dengan hidran dan springkler

Mulai dari sumber air pemadam kebakaran, pompa, pemipaan sambungan dinas kebakaran (siamesse connection), sampai ke hidran gedung, hidran halaman dan kepala springkler.

2. Sistem pemadam kebakaran dengan APAR

3. Sistem pemadam kebakaran dengan bahan lainnya

a. Instalasi/sistem mulai dari sensor awal sampai dengan media pemadam keluar b. Mulai dari tabung sampai dengan nozzle pemadamannya.

2.3.4.2 LAPORAN PERANCANGAN

Laporan perancangan sekurang-kurangnya harus memuat bagian-bagian sebagai berikut:

1. Kriteria Perancangan

Bagian ini harus berisi penjelasan secara ringkas dasar perancangan serta besaran parameter utama yang ditetapkan untuk perancangan:

a. Sistem pemadam kebakaran dengan hidran gedung dan hidran halaman: - Tingkat bahaya kebakaran

- Pembagian zona pemadaman

- Sisa tekanan minimum pada hidran terjauh - Sumber air

- Kapasitas reservoir

- Kapasitas pompa kebakaran

- Jumlah dan perletakan hidran dan sambungan dinas kebakaran (siamesse connection) yang sesuai dengan Standar Dinas Pemadam Kebakaran Propinsi DKI

(41)

Jakarta.

b. Sistem pemadam kebakaran dengan springkler

- Perletakan dan jumlah katup kendali utama dan katup kendali cabang - Perletakan katup pengetesan

- Sisa tekanan minimum pada kepala springkler terjauh - Sumber air

- Kapasitas reservoir

- Kapasitas pompa kebakaran

- Jumlah dan perletakan kepala springkler dan sambungan dinas kebakaran (siamesse connection) yang sesuai dengan Standard Dinas Pemadam Kebakaran Propinsi DKI Jakarta.

c. Sistem pemadam dengan bahan lainnya

- Pembagian zona dan batas ruang yang dilindungi - Sisa tekanan di nozzle

d. Sistem pemadam kebakaran dengan APAR - Klasifikasi bahaya kebakaran

- Jumlah dan Perletakan APAR - Jenis dan berat APAR

2. Standar dan Peraturan yang Dipergunakan

Standar dan peraturan yang digunakan adalah edisi terakhir yang masih berlaku yang berkaitan langsung/tidak langsung dengan instalasi pemadam kebakaran, antara lain:

a. Peraturan Daerah DKI Jakarta dan Peraturan-peraturan Gubernur DKI Jakarta lainnya yang berkaitan dengan jenis instalasi yang dirancang atau yang berpengaruh terhadap pengoperasian jenis instalasi yang dirancang.

b. Standar Nasional Indonesia, pedoman teknik, dan rekomendasi dari instansi yang berwenang mengenai jenis instalasi yang dirancang:

- SNI 03-1745-2000 tentang Tata Cara Perencanaan dan Pemasangan Sistem Pipa Tegak dan Slang Untuk Pencegahan Bahaya Kebakaran Pada Bangunan Gedung. - SNI 03-3989-2000 tentang Tata Cara Perencanaan dan Pemasangan Sistem

(42)

Gedung.

- SNI tentang Tata Cara Perencanaan dan Pemasangan Sistem Pompa Air Untuk Pemadaman Kebakaran Pada Bangunan Gedung.

c. Standar dan peraturan internasional lain yang diijinkan oleh instansi yang berwenang.

Dalam laporan perancangan harus secara spesifik disebutkan nomor pasal/ayat yang terkait dari standar/peraturan yang digunakan.

3. Perhitungan

Perhitungan yang harus dimasukkan dalam laporan perancangan meliputi hal-hal sebagai berikut:

a. Contoh perhtungan hidrolik untuk bagian yang kritis, yaitu titik pemadaman terjauh atau tertinggi dari sistem, berdasarkan gambar rancangan.

b. Perhitungan untuk menentukan spesifikasi pompa kebakaran, dan pompa joki. c. Perhitungan untuk menentukan lokasi dan jumlah APAR setiap lantai,

d. Perhitungan untuk menentukan kapasitas pemadam kebakaran dengan bahan lain, misalnya dengan prinsip “total flooding” serta persyaratan ventilasi pasca pemadaman.

4. Uraian Cara Kerja Sistem.

Perancang harus menguraikan garis besar cara kerja atau pengoperasian sistem, baik untuk bagian yang bekerja secara otomatik maupun “manual” pada waktu terjadi keadaan darurat kebakaran.

5. Data Teknis Peralatan.

Laporan harus berisi data teknis dari peralatan utama yang digunakan.

2.4.4.3 GAMBAR RANCANGAN

Gambar rancangan yang diserahkan untuk diperiksa harus gambar rancangan mutakhir yang sesungguhnya akan dibangun, dan meliputi jenis gambar berikut :

(43)

1. Diagram skematik sistem pemadam hidran gedung, hidran halaman, dan springkler otomatik.

2. Diagram skematik sistem pemadaman lainnya

3. Gambar tapak bangunan yang menunjukan jalan evakuasi darurat kebakaran dan menunjukkan kaitan (kalau ada) dengan instalasi lainnya.

4. Gambar tata letak untuk hidran dan springkler pada setiap lantai (untuk lantai tipikal cukup satu gambar).

5. Gambar tata letak peralatan pemadam lainnya

6. Gambar detil untuk menjelaskan pemasangan pompa, lengkap dengan alat ukur tekanan dan alat ukur laju aliran yang terkalibrasi untuk pengujian setempat. Harus disediakan fasilitas untuk memasang alat ukur tekanan dari instansi yang berwenang.

2.3.4.4 LAMPIRAN

Perancang harus melampirkan dokumen tambahan yang diangap perlu, misalnya karakteristik unjuk kerja (performance characteristics), untuk menjelaskan peralatan utama dan/atau bagian instalasi yang penting, seperti pompa kebakaran, serta fotokopi referensi (hanya halaman yang relevan) untuk mendukung cara perhitungan yang dipakai.

2.3.5 INSTALASI GAS

2.3.5.1 LINGKUP PEKERJAAN

Dokumen Instalasi gas yang diserahkan untuk diperiksa terutama meliputi berbagai unit pada :

1. Sistem gas kota (CNG), mulai dari meter sampai ke titik pemakaian. 2. Sistem gas elpiji (LPG), mulai dari tangki gas sampai ke titik pemakaian.

3. Sistem gas medis (oksigen dan oksida nitrogen, vakum/hampa), mulai dari tangki gas sampai ke titik pemakaian.

4. Sistem gas bio, mulai dari sumber gas sampai ke titik pemakaian.

2.3.5.2 LAPORAN PERANCANGAN

(44)

1. Kriteria Perancangan

Bagian ini harus berisi penjelasan secara ringkas dasar perancangan serta besaran parameter utama yang ditetapkan untuk perancangan:

a. Dasar pemilihan sistem b. Jenis dan bahan pipa

c. Peralatan keselamatan (safety device)

d. Tekanan yang diijinkan di tangki maupun di pipa dan di titik pemakaian e. Penangkap zat pencemar

f. Konsentrasi gas

g. Nilai kalor yang diperlukan pada berbagai jenis pemakai h. Sistem alarm untuk mendeteksi adanya kebocoran pipa.

2. Standar dan Peraturan yang Digunakan

Standar dan peraturan yang digunakan adalah edisi terakhir yang masih berlaku yang berkaitan langsung/tidak langsung dengan instalasi gas antara lain:

a. Standar Nasional Indonesia, pedoman teknik, dan rekomendasi dari instansi yang berwenang mengenai jenis instalasi Gas yang dirancang.

b. Petunjuk Instalasi Pipa Gas di Industri dan Komersil – PN Gas, tahun 1993 atau edisi terakhir.

c. Standar Pertambangan Minyak dan Gas Bumi untuk Perpipaan Bertekanan, SPM 50. 54. 2 – 1992/W tentang Sistem Perpipaan Transmisi dan Distribusi Gas.

d. Standar dan peraturan internasional lain yang diijinkan oleh instansi yang berwenang.

Dalam laporan perancangan harus secara spesifik disebutkan nomor pasal/ayat yang terkait dari standar/peraturan yang digunakan.

3. Perhitungan

Perhitungan yang dibuat adalah perhitungan penentuan diameter pipa, volume tangki yang dipilih, kapasitas dan tekanan yang dipersyaratkan pada titik keluaran untuk masing-masing sistem.

(45)

4. Uraian Cara Kerja Sistem

Perancang harus menguraikan secara ringkas dan jelas garis besar cara kerja atau pengoperasian sistem dalam keadaan normal, gangguan dan darurat dengan perhatian pada peralatan keselamatan yang dipakai pada sistem.

5. Data Teknis Peralatan

Laporan harus berisi data teknis dari peralatan utama yang digunakan.

2.3.5.3 GAMBAR RANCANGAN

Gambar rancangan yang diserahkan untuk diperiksa harus gambar rancangan mutakhir yang sesungguhnya akan dibangun, dan meliputi jenis gambar berikut :

1. Daftar gambar

2. Daftar simbol dan singkatan 3. Diagram skematik sistem

4. Gambar tapak yang menunjukkan sumber/tangki gas

5. Gambar detail khusus yang menunjukkan sumber/tangki dan titik pemakai lengkap beserta instrumentasi dan peralatannya.

6. Daftar spesifikasi kinerja sumber/tangki dan titik pemakaiannya. 7. Gambar tata letak peralatan, mesin dan perpipaan.

2.3.5.4 LAMPIRAN

Perancang harus melampirkan dokumen tambahan yang dianggap perlu, misalnya karakteristik unjuk kerja (performance characteristics), untuk menjelaskan peralatan yang penting dan/atau bagian instalasi yang penting, serta petikan atau fotokopi referensi untuk mendukung cara perhitungan yang dipakai.

2.3.6 SISTEM PERSAMPAHAN

2.3.6.1 LINGKUP PEKERJAAN

(46)

1. Penempatan pada Bangunan 2. Pewadahan

3. Sampah Berbahaya

2.3.6.2 LAPORAN PERANCANGAN

Laporan perancangan sekurang-kurangnya harus memuat:

1. Kriteria Perancangan

Bagian ini harus menjelaskan secara ringkas dasar perancangan serta besaran parameter utama yang ditetapkan untuk perancangan:

a. Penempatan pada Bangunan: - Jenis Sistem yang dipilih

- Tempat Penampungan Sementara (TPS) yang memadai b. Pewadahan

- kapasitas

- tipe/jenis pewadahan - bentuk pewadahan c. Sampah Berbahaya

- karakter sampah yang mengandung bahan berbahaya dan beracun (B3) - sistem pewadahan

2. Standar dan Peraturan yang Digunakan

Standar dan peraturan yang digunakan adalah edisi terakhir yang masih berlaku yang berkaitan langsung/tidak langsung dengan sistem persampahan, antara lain:

a. Standar Nasional Indonesia, pedoman teknik, dan rekomendasi dari instansi yang berwenang mengenai jenis instalasi yang dirancang.

b. PP No.18/2000 tentang “Pengelolalan Limbah B3 jo PP No. 85/2002

c. Kepmen PU No.411/KPTS/1998, tentang Persyaratan Teknis Bangunan Gedung. d. Standar dan peraturan internasional lain yang diijinkan oleh instansi yang berwenang.

(47)

Dalam laporan perancangan harus secara spesifik disebutkan nomor pasal/ayat yang terkait dari standar/peraturan yang digunakan.

3. Perhitungan

Perhitungan yang dibuat adalah untuk TPS dan pewadahan.

4. Uraian Cara Kerja Sistem

Dalam laporan perancangan harus diuraikan secara ringkas garis besar pengelolaan sampah di dalam bangunan gedung sampai pengangkutan ke luar gedung.

5. Data Teknis Peralatan

Laporan harus berisi data teknis dari peralatan utama yang digunakan.

2.3.6.3 GAMBAR RANCANGAN

Gambar rancangan yang diserahkan untuk diperiksa harus gambar rancangan mutakhir yang sesungguhnya akan dibangun, dan meliputi jenis gambar berikut :

1. Daftar gambar

2. Daftar simbol dan singkatan

3. Diagram skematik sistem pengangkutan sampah, termasuk trash chute dalam gedung (kalau ada).

4. Gambar tapak yang menunjukkan TPS di luar gedung

5. Gambar detail TPS di dalam gedung, serta persyaratan temperatur dan ventilasi. 6. Gambar tata letak peralatan.

2.3.6.4 LAMPIRAN

Dokumen tambahan yang dianggap perlu, misalnya brosur teknis peralatan khusus kalau ada, untuk menjelaskan unit-unit pengolahan.

(48)

2.4. INSTALASI TATA UDARA GEDUNG

2.4.1. LINGKUP PEKERJAAN

Dokumen instalasi Tata Udara yang diserahkan untuk diperiksa terutama meliputi:

1. Sistem pemipaan air sejuk (chilled water), untuk instalasi tata udara yang menggunakan air sejuk.

2. Sistem pemipaan refrijeran, untuk instalasi tata udara DX (direct expansion, split system, remote condenser).

3. Sistem pemipaan air kondenser, untuk instalasi tata udara dengan kondenser yang didinginkan air.

4. Sistem distribusi udara.

5. Sistem Ventilasi, udara segar dan exhaust.

6. Sistem pengamanan terhadap bahaya asap dalam keadaan darurat kebakaran, antara lain untuk pengamanan tangga darurat kebakaran.

2.4.2. LAPORAN PERANCANGAN

Laporan perancangan yang sekurang-kurangnya harus memuat bagian-bagian berikut :

1. Kriteria Perancangan

Bagian ini harus berisi penjelasan secara ringkas dasar perancangan serta besaran parameter utama yang ditetapkan untuk perancangan:

a. Dasar pemilihan sistem.

b. Kondisi udara luar untuk perancangan (outdoor design conditions). c. Kondisi udara ruangan yang dirancang (indoor design conditions). d. Batas kecepatan udara dalam cerobong (duct).

e. Batas kecepatan air dalam pipa pada sistem dengan air sejuk. f. Batas kerugian tekanan dalam pipa refrijeran pada sistem DX.

g. Persyaratan laju aliran udara segar atau pertukaran udara (air change). h. Sistem penyelamatan terhadap bahaya asap

- Tekanan dalam tangga darurat kebakaran - Kecepatan udara keluar pintu kebakaran

(49)

- Persyaratan ventilasi yang digunakan

i. Tingkat kebisingan rancangan (design noise criteria) peralatan dan sistem.

2. Standar dan Peraturan yang berlaku

Standar dan peraturan yang digunakan adalah edisi terakhir yang masih berlaku yang berkaitan langsung/tidak langsung dengan tata udara dalam gedung, antara lain:

a. Peraturan Daerah DKI Jakarta yang berkaitan dengan instalasi tata udara, refrigerasi dan ventilasi yang dirancang, atau yang berpengaruh terhadap pengoperasiannya. b. Standar Nasional Indonesia, pedoman teknik, dan rekomendasi dari instansi yang

berwenang

c. Standar ASHRAE, edisi terakhir, yang tidak bertentangan dengan peraturan Indonesia.

d. SNI edisi terbaru tentang pengamanan terhadap bahaya asap dalam gedung.

e. Standar Nasional Indonesia SK SNI T-14 1993 03 tentang Tata Cara Perancangan Teknis Konservasi Energi pada Bangunan Gedung, atau edisi terakhir.

Dalam laporan perancangan harus secara spesifik disebutkan nomor pasal/ayat yang terkait dari standar/peraturan yang digunakan.

3. Perhitungan

Semua perhitungan untuk perkiraan beban pendingin (load estimate) harus menggunakan metoda yang telah baku atau telah diterbitkan dalam bentuk buku, yang telah diakui oleh asosiasi profesi internasional atau sekurang-kurangnya oleh asosiasi profesi nasional. Bagian ini harus memuat contoh perhitungan untuk bagian penting atau bagian kritis dari sistem, meliputi :

- Perkiraan beban pendingin typical floor untuk bangunan berlantai banyak.

- Perkiraan beban pendingin ruang yang menimbulkan beban laten relatif besar, seperti restoran, ruang kebugaran.

- Penentuan kapasitas dan tekanan pompa air sejuk dan pompa air kondenser (kalau ada).

Referensi

Dokumen terkait

Jumlah kam kerja seluruh pekerjaan adalah lamanya waktu dalam jam yang digunakan untuk bekerjadari seluruh pekerjaan, tidak termasuk jam kerja istirahat resmi dan jam kerja

pemerintah sebesar 0,1188 >=5%, (0,05) maka variabel kebijakan pemerintah tidak berpengaruh terhadap daya saing kedelai Indonesia, nilai t-hitung dari variabel kebijakan

Tujuan penyidikan adalah untuk menunjuk siapa yang telah melakukan kejahatan dan memberikan pembuktian-pembuktian mengenai masalah yang telah dilakukannya. Untuk mencapai

Variabel yang diamati meliputi : tinggi tanaman, diameter batang, jumlah cabang, jumlah daun, panjang daun dan lebar daun.. Kata kunci: makadamia, Macadamia

Cetak Laporan Permintaan Obat Cetak Laporan Penerimaan Obat Cetak Laporan Hasil Pemeriksaan Cetak Laporan Penukaran Resep Cetak Laporan Rekap Persediaan Obat.

Dynamically vulcanized PP = EPDM = NR blends exhibit higher stabilization torque, tensile strength, and tensile modulus (M 100 ) but lower elongation at break with EPDM rich

Menimbang : bahwa Perat uran-perat uran Dewan Pert ahanan Negara

(2) pelaksanaan proses pembelajaran PAI secara umum sudah terlaksana akan tetapi ada beberapa indikator dalam tuntutan kurikulum 2013 yang belum dilaksanakan,