• Tidak ada hasil yang ditemukan

Proses Produksi Keju Mozzarella

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Proses Produksi Keju Mozzarella"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

Menurut Kalab (2004), dalam pembuatan keju terdapat proses penggumpalan dan Menurut Kalab (2004), dalam pembuatan keju terdapat proses penggumpalan dan  pembentukan

 pembentukan curd curd  yang dilakukan dengan pengasaman susu dan penambahan enzim rennin. yang dilakukan dengan pengasaman susu dan penambahan enzim rennin. Pengasaman susu ini dapat dilakukan dengan penambahan kultur starter bakteri yang Pengasaman susu ini dapat dilakukan dengan penambahan kultur starter bakteri yang  biasanya

 biasanya berasal berasal dari dari kelompok kelompok bakteri bakteri asam asam laktat laktat dan dan dapat dapat pula pula dilakukan dilakukan dengandengan  penambahan asam

 penambahan asam langsung. Bakteri langsung. Bakteri asam lasam laktat berfungsi aktat berfungsi untuk merombak untuk merombak laktosa mlaktosa menjadienjadi asam laktat, sehingga pH susu turun dan kerja enzim bisa optimum, sedangkan penambahan asam laktat, sehingga pH susu turun dan kerja enzim bisa optimum, sedangkan penambahan asam langsung walaupun prosedurnya berbeda, tetapi mempunyai tujuan akhir yang sama asam langsung walaupun prosedurnya berbeda, tetapi mempunyai tujuan akhir yang sama yaitu menurunkan pH susu, sehingga kerja enzim bisa optimum.

yaitu menurunkan pH susu, sehingga kerja enzim bisa optimum.

Proses Produksi Keju Mozzarella Proses Produksi Keju Mozzarella

Proses produksi dilakukan di ruang utama produksi Rumah Yoghurt yang meliputi Proses produksi dilakukan di ruang utama produksi Rumah Yoghurt yang meliputi  penerimaan bahan baku yaitu susu murni, pemanasan susu hingga 35 °C, pengasaman dengan  penerimaan bahan baku yaitu susu murni, pemanasan susu hingga 35 °C, pengasaman dengan

asam sitrat dan penambahan rennet, pengeluaran

asam sitrat dan penambahan rennet, pengeluaran wheywhey, pemotongan, pemotongan curd curd , pencampuran, pencampuran  bahan

 bahan tambahan, tambahan, pemasakan, pemasakan, pengemasan pengemasan dan dan penyimpanan penyimpanan keju keju Mozzarella. Mozzarella. ProsesProses  pembuatan keju Mozzarella di Rumah Yogh

 pembuatan keju Mozzarella di Rumah Yoghurt secara ringkas tersaji pada Gambar 1.urt secara ringkas tersaji pada Gambar 1.

STPP 0,25 %, STPP 0,25 %, CMC O,25 %, CMC O,25 %, Garam 1 % &, Garam 1 % &,  Natrim

 Natrim sitratsitrat 1%, Asam sitrat 1%, Asam sitrat 1%,

1%, AnnattoCol AnnattoColoraora

 Mixing curd  Mixing curd Pembuangan

Pembuangan wheywhey Pemotongan

Pemotongan curd curd  Susu murni 400 L Susu murni 400 L Pemanasan Pemanasan 35 35 CC Pengasaman dan Pengasaman dan Penambahan Enzim Penambahan Enzim Pemuluran 80 °C Pemuluran 80 °C Asam sitrat Asam sitrat 0,05 %, 0,05 %, Enzim Enzim rennet rennet

(2)

Gambar 1. Diagram pembuatan keju Mozzarella di Rumah Yoghurt

Proses produksi keju Mozzarella meliputi : 1. Penerimaan bahan baku

Kontaminasi pada susu dapat dikurangi antara lain dengan menjaga kesehatan ternak, higienis susu dan pasteurisasi. Proses penyimpanan harus dilakukan pada suhu dingin sampai susu ke tangan konsumen karena meskipun telah melalui proses pasteurisasi, susu masih mengandung bakteri pembusuk. Oleh karena itu susu pasteurisasi harus disimpan pada kondisi dingin (Jeffrey et al , 2009)

Bahan baku utama yang digunakan dalam pembuatan keju Mozzarella adalah susu sapi segar yang diperoleh langsung dari Koperasi Unit Desa (KUD) Mitra Bhakti Makmur yang  berlokasi di depan Rumah Yoghurt. Proses penerimaan susu oleh KUD dimulai pada pukul 06.00 hingga 08.00 WIB. Susu dari KUD merupakan pasokan susu dari peternak sapi perah yang berada di kawasan Kecamatan Junrejo. Ketika susu dari peternak datang dan masuk ke ruang penampungan susu di KUD terlebih dahulu dilakukan penyaringan dengan kain kasa dengan tujuan untuk memisahkan susu dengan kotoran yang tercampur. Setelah dilakukan  penyaringan dan uji laboratorium susu selanjutnya susu dimasukkan ke cooling unit   untuk

memberikan cold shock , sehingga sebagian bakteri akan mati. KUD menjual susu sapi segar dengan harga Rp 5.000 per liter. Pengambilan susu oleh Rumah Yoghurt ke KUD dilakukan  pada pukul 07.00 WIB. Susu dari KUD dalam kondisi dingin dan diangkut menggunakan

Pengemasan

Penyimpanan di reezer - 24° C 

(3)

mobil pick up masuk ke ruang produksi. Hal ini sudah sesuai dengan pendapat Jeffery et al  (2009), susu disimpan dalam kondisi dingin sebelum diolah menjadi produk selanjutnya. Setelahnya susu dipompa menggunakan mesin dimasukkan ke dalam cheese vat   untuk diproses selanjutnya. Susu yang telah diterima sebanyak 400 L langsung disiapkan untuk diproses menjadi keju Mozzarella dan tidak perlu dilakukan standarisasi susu kembali, karena saat susu dari peternak tiba di koperasi, susu telah dilakukan standarisasi pengujian terhadap  berat jenis (BJ) susu dan organoleptik susu.

KUD menerapkan beberapa uji sebelum susu diterima dan dimasukkan ke dalam cooling unit. Uji yang dilakukan yaitu uji alkohol, uji berat jenis, uji lemak, uji antibiotik, uji kadar gula, uji karbonat, uji organoleptik dan uji bakteri.

Uji alkohol bertujuan untuk menentukan kualitas susu segar layak untuk diproses dan didistribusikan. Bakteri yang ada di dalam susu segar akan mampu mengubah komposisi susu sampai pada tahap penggumpalan apabila diberi alkohol 70%. Apabila terjadi koagulasi  berarti hasilnya positif yang artinya susu ditolak untuk proses lebih lanjut atau tidak layak

dipasarkan (Deptan, 2004). Uji alkohol yang dilakukan di KUD menggunakan alat yaitu  gun tester  yang berisi alkohol 70% sebagai indikatornya. Hasil dari uji alkohol tidak ditemukan susu yang diterima KUD mengandung alkohol atau negatif.

Menurut Badan Standarisasi Nasional (1998), berat jenis susu segar yaitu 1,0280 pada suhu 27,5 °C. Uji berat jenis susu di KUD dilakukan menggunakan alat ukur berat jeni susu yaitu lactodensimeter. Pengukuran berat jenis susu dilakukan dengan cara menuangkan susu sekitar 500 mL ke dalam tabung ukur, kemudian dicatat berat jenis susu tersebut. KUD Mitra Bhakti Makmur memiliki standar penerimaan berat jenis susu yaitu 2,6 - 2,7.

Uji antibiotik dilakukan untuk menghindari adanya susu yang terkontaminasi antibiotik guna menyembuhkan penyakit mastitis pada ternak. Antibiotik ini dapat merusak bakteri di saluran pencernaan termasuk bakteri Lactobacillus acidophilus dan Bifidobacterium sp yang  berguna bagi daya tahan tubuh (Murti, 2002). KUD melakukan uji antibiotik pada susu segar

sebelum diterima dan dimasukkan ke dalam cooling unit. Uji antibiotik dilakukan dengan menggunakan alat Test Strips Beta Star.

2. Pemanasan susu hingga suhu 30-35 °C

Proses pembuatan keju Mozzarella meliputi susu sapi segar sebanyak 25 L dipasteurisasi  pada suhu 65 °C selama 30 menit. Kemudian asam sitrat ditambahkan konsentrasi 0,20 %

(55 gram) yang dilarutkan pada 100 mL air, pada masing-masing 25 L susu (Komar, 2009). Susu yang telah diterima sebanyak 400 L, susu dimasukkan ke dalam cheese vat  untuk dilakukan pemanasan hingga suhu 30-35 °C. Langkah ini dilakukan untuk memberikan suhu

(4)

yang optimum bagi kerja enzim rennet dalam mengkoagulasikan susu, sehingga membentuk curd . Alat cheese vat disajikan pada Gambar 2. Hal ini tidak sependapat dengan Komar (2009) dikarenakan proses produksi keju Mozzarella berlangsung secara cepat dan tanpa dilakukan proses pasteurisasi susu.

Cheese vat   yang berbentuk tabung memiliki ruang khusus dipinggir tabung yang  berfungsi untuk pemanasan dengan media air. Sumber panas yang menyebabkan suhu air

meningkat yaitu karena adanya perangakat panas yang disebut  boiler . Boiler  tersebut berada tepat dibelakang cheese vat . Selama proses pemanasan berlangsung, alat pengaduk yang  berada didalam cheese vat   dioperasikan. Pemanasan susu dilakukan hingga suhu susu mencapai 30-35 oC diukur dengan thermometer steril dan dalam keadaan cheese vat  tertutup seperti yang tersaji pada Gambar 3.

(5)

Susu pertama-tama dipanaskan sampai suhu 35 °C, lalu ditambahkan 0,05 % lactic acid  forming starter . Apabila asiditas susu telah sesuai maka tambahkan 0,025 % rennet. Susu

mulai akan koagulasi setelah 30 menit, apabila curd   telah sedikit terbentuk, curd   dibelah secara vertikal dan horisontal menggunakan pisau mesin cheese vat . Hasilnya curd   akan terlihat mengapung di atas whey dan secara perlahan-lahan diaduk sambil dipanaskan sampai suhu mencapai 38 °C.

Prinsip tujuan pemanasan susu hingga suhu 35 °C pada pembuatan keju Mozzarella yaitu untuk memberikan suhu yang sesuai, sehingga kinerja enzim rennet lebih optimal. Pemakaian enzim dalam pembuatan keju Mozzarella berfungsi sebagai penggumpal kasein. Kerja enzim dipengaruhi salah satunya oleh suhu, sehingga untuk mengoptimalkan kerja enzim rennet ini susu dipanaskan pada suhu 35 °C. Untuk pemanasan pada literatur disebutkan 65 °C selama 30 menit dibandingkan dengan pemanasan susu yang dilakukan di Rumah Yoghurt sangatlah  berbeda, akan tetapi produksi keju Mozzarella di Rumah Yoghurt sudah melakukan uji  produksi hingga produk yang dihasilkan dapat maksimal.

3. Penambahan enzim rennet dan asam sitrat

Metode pengasaman susu dalam pembuatan keju dibedakan menjadi 5, yaitu fermentasi alami terhadap susu yang tidak dipasteurisasi, penambahan starter dengan sistem bulk starter,  penambahan starter dengan inokulasi direct vat , penambahan asam sitrat dan penambahan

asam sitrat dan starter (Everett, 2003).

Penambahan asam sitrat 0,05 % bobot curd  pada pembuatan keju Mozzarella di Rumah Yoghurt bertujuan untuk menurunkan pH susu, sehingga memberikan suasana yang sesuai untuk kerja enzim rennet secara optimal. Kerja enzim salah satunya dipengaruhi oleh kondisi  pH substrat. Hal ini selaras dengan pendapat (Bunton, 2005) bahwa tujuan penambahan starter keju adalah untuk meningkatkan keasaman hingga mencapai tingkat yang mencukupi kebutuhan pada saat enzim protease ditambahkan, sehingga enzim tersebut bisa bekerja dengan optimum. Menurut Kalab (2004), dalam pembuatan keju terdapat proses  penggumpalan dan pembentukan curd   yang dilakukan dengan pengasaman susu dan  penambahan enzim rennin. Pengasaman susu ini dapat dilakukan dengan penambahan kultur starter bakteri yang biasanya berasal dari kelompok bakteri asam laktat dan dapat pula

(6)

dilakukan dengan penambahan asam langsung. Bakteri asam laktat berfungsi untuk merombak laktosa menjadi asam laktat, sehingga pH susu turun dan kerja enzim bisa optimum, sedangkan penambahan asam langsung walaupun prosedurnya berbeda, tetapi mempunyai tujuan akhir yang sama yaitu menurunkan pH susu, sehingga kerja enzim bisa optimum. Bahan asam sitrat yang telah terlarut disajikan pada Gambar 5.

Penggunaan asam dapat mempercepat proses pembuatan keju karena dengan  penambahan asam, pH susu langsung menurun dari 6,7 menjadi 5,4 tanpa harus menunggu  pertumbuhan bakteri starter untuk membentuk asam. Hal ini dapat mempersingkat waktu  produksi karena dengan penambahan asam secara langsung akan mempercepat penurunan pH dan memberikan kondisi sesuai untuk kerja enzim rennet. Enzim rennet yang digunakan dalam proses pembuatan keju Mozzarella diimpor langsung dari Perusahaan Glengarry Cheesemaking and Dairy Supply Ltd. Canada seperti yang disajikan pada Gambar 4. Berikut adalah gambar larutan enzim rennet milik usaha Rumah Yoghurt.

(7)

4. Pemotongan curd 

Menurut Anonimous (2012), pemotongan curd dilakukan untuk mendapatkan curd  setelah whey terpisah dari curd . Cara pemotongan curd  dapat dibagi menjadi 2 tahap yaitu :

a. Pemotongan lambat

Pemotongan lambat yaitu pemotongan yang dilakukan pertama kali dengan perlahan selama 5 menit. Alat yang dipakai seperti pisau keju yang tajam berarah vertikal. Pinggir curd  diiris perlahan hingga bagian dasar panci lalu bergerak melingkar menuju tengah seperti gerakan pusaran air secara perlahan untuk menghindari rusaknya curd  baru.

 b. Pemotongan cepat

Pemotongan cepat dilakukan setelah pemotongan lambat untuk mendapatkan  pemotongan curd  yang lebih kecil selama 10 menit. Semakin kecil ukuran curd  makin besar

luas permukaan curd , maka semakin besar pula whey yang akan keluar dari curd . Cara yang dipakai pada saat pemotongan curd  adalah memotong curd   dari pinggir panci hingga dasar  panci dan bergerak lurus horisontal. Hal ini dilakukan jika pisau yang digunakan memiliki  bentuk mata pisau vertikal. Pemotongan cepat dilakukan selama 10 menit.

Proses penggumpalan protein susu (kasein) menjadi curd   sebagai bahan pembuat keju Mozzarella berlangsung selama 15 menit. Setelah diendapkan selama 15 menit curd  ditekan dan dilihat. Jika curd   telah dinilai kompak lalu dipotong dengan pisau tajam dengan mata  berbeda. Pada bagian kiri pisau bermata horisontal dan sebelah kanan bermata vertikal. Pemotongan curd dilakukan berulang-ulang hingga 7 kali. Tiap kali melakukan pemotongan curd  didiamkan selama 15 menit.

Langkah selanjutnya adalah melihat dan menguji susu untuk mengetahui apakah berubah menjadi curd   hingga siap dipotong kecil-kecil. Pengujian sederhana yang dilakukan adalah dengan menggores memanjang sampai kedalaman 3-5 cm dengan pisau tajam. Bagian ujung goresan ditusuk miring dan diangkat perlahan. Jika dinding bekas goresan tampak rata, kompak, tidak lengket dan membelah dengan baik, maka curd   bisa sudah siap dipotong.

(8)

Pemotongan curd  ini menggunakan pisau khusus yang telah disesuaikan dengan kedalaman maupun lebar alat pasteurisasi. Namun, jika curd   yang telah digores membelah dengan lambat, dinding goresan lembek dan lengket, tidak rata, maka curd belum siap dipotong. Oleh karenanya perlu ditunggu hingga 15 menit.

Proses pemotongan curd   di Rumah Yoghurt sesuai dengan literatur yang ada hampir sama. Setelah ditunggu 15 menit kondisi curd  diamati, jika telah kompak dan menggumpal sempurna curd dipotong dengan pisau dengan mata yang berbeda pada tiap sisinya. Mata  pisau kiri berbentuk vertikal dan kanan horisontal yang saat pemotongan diputar dengan

mesin. Selama pemotongan curd  kedua mata pisau akan bertemu pada titik awal pemotongan. Untuk proses pemotongan ini dilakukan secara berulang yaitu 7 kali dan tiap kali setelah  pemotongan ditunggu 15 menit untuk mengendapkan curd . Curd  yang telah selesei dipotong

dan dibuang wheynya dalam cheese vat . 5. Pengeluaran whey

Menurut Bertola et al   (2002), whey  adalah bagian cair yang tidak menggumpal pada  pengolahan keju dan jumlahnya lebih besar dari curd . Perbandingan normal antara curd  dan whey  adalah 1 : 9. Whey  yang baik akan berwarna bening hijau kekuningan. Adapun cara  pengeluaran whey yang biasa dipakai yaitu sebagai berikut.

 Sejumlah 1/3 dari total volume whey dikeluarkan dari panci. Pengeluran whey dapat

diambil dengan saringan atau gelas.

 Penambahan air matang yang dipanaskan sampai dengan suhu 65 °C. Penambahan air

matang dilakukan dengan cara menuangkan air panas tersebut sambil mengaduk  perlahan. Hal ini dimaksudkan agar suhu whey  mencapai suhu 33 °C. Pengadukan dilakukan agar curd   yang tidak bergerombol dan membentuk gumpalan yang lebih  besar. Waktu pengadukan adalah selama 15 menit dan setelah itu dibiarkan selama

5 menit.

 Sejumlah ½ dari total volume whey dikeluarkan dari panci.

 Air matang yang telah dipanaskan sampai dengan suhu 70 °C ditambahkan dalam

 panci. Cara penambahan dilakukan dengan menuangkan air panas tersebut sambil mengaduk perlahan, agar suhu whey  mencapai 36,5 °C. Sedangkan pengadukan dilakukan agar curd   yang ada tidak bergerombol dan membentuk gumpalan yang lebih besar selain itu untuk mempercepat pemasakan curd. Waktu pengadukan selama 10 menit. Tanda curd  yang telah masak akan terasa kenyal seperti tahu jika dipegang.

(9)

Proses pengeluaran whey yaitu air kran dimasukkan ke dalam direct vat   secukupnya yang berfungsi untuk mengencerkan whey. Setelah itu curd  dipotong-potong dan didiamkan 15 menit lalu whey  dibuang. Pada tahap kedua hingga ketujuh pemotongan curd   disertai  pembuangan whey tanpa penambahan air kran lagi.

Curd   dipotong setelah ditungggu selama 15 menit. Jika terpotong sempurna air kran dimasukkan secukupnya untuk mengencerkan whey  saat pemotongan pertama. Setelah  pemotongan curd   yang kedua dan seterusnya tidak ditambahkan air. Untuk proses  pembuangan ini dilakukan secara berulang yaitu 7 kali dan tiap kali setelah pemotongan dan

ditunggu 15 menit untuk mengendapkan curd . Proses pengeluaran whey  pada Rumah Yoghurt dengan literatur sangatlah berbeda dikarenakan alat yang digunakan juga berbeda. Perbedaan lain yaitu pada saat pembuangan whey penambahan air untuk mengencerkan whey dengan air hangat agar memperkokoh tekstur curd .

6. Bahan-bahan tambahan pembuatan keju Mozzarella

Penambahan bahan-bahan tambahan bertujuan untuk menambah nilai rasa, memberi warna, pengemulsi, memperbaiki tekstur sekaligus sebagai pengawet. Bahan-bahan tambahan yang digunakan antara lain yaitu pewarna anato 4 mL, garam 1 %, asam sitrat 1 %, STPP 0,25 %, CMC 0,25 % dan natrium sitrat 1 %.

Penambahan garam saat proses produksi keju Mozzarella dilakukan dengan cara  penaburan atau perendaman dalam larutan garam. Garam akan mendorong keluar whey dari curd,  sehingga dapat digunakan untuk mengontrol asiditas curd . Penambahan garam dilakukan setelah keju dibentuk agar keju tidak terasa tawar. Penambahan garam juga membantu menghilangkan air yang berlebih, mengeraskan permukaan, melindungi keju agar tidak mengering serta mengawetkan dan memurnikan keju ketika memasuki proses maturasi.

Penambahan natrium sitrat dan asam sitrat 1 % bertujuan untuk meningkatkan kondisi asam yang sesuai untuk menghasilkan keju Mozzarella dengan kemuluran dan kekenyalan yang baik. Kegunaan lain natrium sitrat berfungsi sebagai pemutih dan pematang tepung.

Penambahan bahan Carboxymethyl cellulose (CMC) sebanyak 0,25 % dari berat curd   bertujuan supaya tekstur keju Mozzarella menjadi lebih baik dan maksimal. CMC adalah eter

asam karboksilat turunan selulosa yang berwarna putih, tidak berbau, padat dan dapat digunakan sebagai bahan penstabil. CMC digunakan sebagai bahan penstabil karena mempunyai kemampuan untuk membentuk larutan kompleks dan berguna mencegah terjadinya pemisahan whey  atau  sineresis  dan mampu meningkatkan viskositas dan kekompakan adonan (Imeson, 2003).

(10)

CMC dalam produk makanan berperan sebagai pengikat air dan pembentuk gel yang akan menghasilkan tekstur produk pangan yang lebih baik. CMC dapat membentuk sistem dispersi koloid dan meningkatkan viskositas, sehingga partikel-partikel yang tersuspensi akan tertangkap dalam sistem tersebut dan tidak mengendap oleh pengaruh gaya gravitasi. CMC dapat mencegah pengendapan protein pada titik isoelektrik dan meningkatkan kekentalan, disebabkan bergabungnya gugus karboksil CMC dengan gugus muatan positif dari protein (Fardiaz, 2002).

Penambahan bahan Sodium tripolyphosphate (STPP) merupakan senyawa polifosfat dari natrium dengan rumus Na5P3O10. STPP berbentuk bubuk atau granula berwarna putih dan

tidak berbau. Kelarutan STPP dalam air sebesar 14,5 gr per 100 mL pada suhu 25 °C, nilai  pH sebesar 9,8 pada suhu 20 °C. STPP banyak digunakan dalam industri pangan karena

memiliki beberapa sifat kimia dan fungsi yang menguntungkan. Sifat fosfat yang utama adalah (1) sebagai buffer dan pengontrol pH, (2) dapat menginaktifasi ion logam yang  biasanya merusak sistem pangan membentuk endapan seperti kation kalsium, magnesium,

tembaga dan besi, (3) berperilaku sebagai polivalensi dan polielektrolit. Fungsi lain dari  bahan STPP ini adalah mencegah ketengikan, pengikat vitamin, mineral dan protein, menjaga keempukan dan Water Holding Capacity  (WHC) produk. Rumah Yoghurt menambahkan  bahan STPP sebanyak 0,25 % dari berart curd   seperti yang tersaji pada Gambar 7. STPP  juga sebagai bahan tambahan yang tidak berbahaya bagi kesehatan manusia jika  pemakaiannya sesuai dengan aturan  Food and Drug Administration  (FDA). Penggunaan  bahan STPP di Rumah Yoghurt telah sesuai dengan anjuran FDA.

Pewarna adalah bahan yang dapat memperbaiki atau memberi warna pada makanan. Zat  pewarna dibedakan menjadi dua, yaitu pewarna alami dan sintetik. Karena jumlah bahan  pewarna alami relatif sedikit, orang lebih mudah menyukai menggunakan pewarna sintetik, selain penggunaannya yang praktis, warnanya stabil dan lebih beragam. Pewarna alami anato (orange), antara lain digunakan untuk es krim, keju dan alin-lain. Karamel (cokelat hitam),  biasanya digunakan untuk jem, jeli dan jamur kalengan. Untuk memperbaiki warna keju Mozzarella agar terlihat menarik, Rumah Yoghurt menambahkan bahan pewarna anato sebanyak 4 mL dari berat curd , seperti yang tersaji pada Gambar 6. sehingga warna keju yang dihasilkan menjadi kuning kecerahan. Berikut gambar bahan tambahan pembuatan keju Mozzarella.

(11)

7. Pencampuran bahan (mixing )

Tujuan pencampuran yaitu untuk menghasilkan campuran bahan dengan komposisi tertentu dan homogen, mempertahankan kondisi campuran selama proses kimia dan fisika agar tetap homogen, mempunyai luas permukaan kontak antar komponen yang besar, menghilangkan perbedaan konsentrasi, mempertukarkan panas, mengeluarkan secara merat agas dan uap-uap yang timbul, menghasilkan bahan setengah jadi agar mudah diolah pada  proses selanjutnya atau menghasilkan produk akhir yang baik (Yun et al , 2001).

Pencampuran bahan (mixing ) dilakukan dengan tujuan untuk meratakan curd dengan  bahan-bahan tambahan, sehingga didapatkan keju Mozzarella dengan kualitas seperti yang

Gambar 6. Bahan CMC 0,25 % dan pewarna anato

(12)

diinginkan. Pencampuran bahan tambahan ini dilakukan dengan menggunakan mixer  stainless steel   yang dimodifikasi oleh Rumah Yoghurt sesuai dengan kebutuhan. Setelah curd   dimasukkan ke dalam mixer   tersebut seperti yang tersaji pada Gambar 8. Kemudian  bahan tambahan yang telah disiapkan sebelumnya dimasukkan satu per satu sesuai takaran. Proses pencampuran curd dengan bahan tambahan pangan dalam mixer   termodifikasi milik  Rumah Yoghurt. Berikut adalah gambar proses mixing curd .

Proses mixing   di Rumah Yoghurt sependapat dengan literatur Yun et al   (2001). Jadi  proses mixing diperlukan untuk meratakan bahan tambahan makanan yang dicampurkan

dalam curd, sehingga komposisi bahan campuran homogen karena mixing  akan memperkecil  partikel curd.

8. Pemuluran dengan mesin stretching 

Teknik  stretching merupakan proses sebelum pematangan yang dapat dilakukan untuk mempengaruhi tekstur dan rasa akhir keju yaitu curd   dibawa dan diadoni dalam air panas untuk menghasilkan tekstur yang berserabut. Keju melewati proses ini adalah keju Mozzarella dan Provolone (Fennema, 2004).

(13)

Pemasakan curd  yang telah dicampur dengan bahan-bahan tambahan dilakukan dengan mesin  stretching . Pada saat pemasakan tersebut terjadi proses  stretching   (pemuluran) dan working   (penekanan), sehingga didapatkan keju Mozzarella dengan struktur berserabut, mulur, kenyal dan lunak seperti yang tersaji pada Gambar 9. Pada mesin  stretching seperti yang tersaji pada Gambar 10., curd  dimasukkan ke dalam mesin  stretching dengan suhu 80 °C selama 30 menit. Setelah keju Mozzarella terlihat lunak dan mulur, maka keju Mozzarella dikeluarkan dari mesin stretching . Hal ini menandakan bahwa keju Mozzarella telah matang. Berikut adalah gambar mesin stretching  milik Rumah Yoghurt.

Gambar 9. Proses pemuluran keju dengan  stretching 

(14)

Proses pemuluran curd  ini sudah selaras dengan literatur Fennema (2004), tujuan dasar  proses pemuluran adalah untuk pematangan keju dengan pemanasan, sehingga membentuk tekstur dan rasa akhir keju Mozzarella yang diinginkan. Mesin  stretching   yang berada di Rumah Yoghurt telah dimodifikasi secara khusus dan desain yang ekonomis dan memudahkan proses pengolahan dibandingkan dengan mencelupkan pada air panas.

9. Pengemasan produk dan penyimpanan dalam freezer 

Pengemasan merupakan sistem yang terkoordinasi untuk menyiapkan barang menjadi siap untuk ditransportasikan, didistribusikan,  disimpan, dijual, dan dipakai. Adanya wadah atau pembungkus dapat membantu mencegah atau mengurangi kerusakan, melindungi produk yang ada di dalamnya, melindungi dari bahaya pencemaran serta gangguan fisik (gesekan,  benturan, getaran). Di samping itu pengemasan berfungsi untuk menempatkan suatu hasil  pengolahan atau produk   industri agar mempunyai bentuk-bentuk yang memudahkan dalam  penyimpanan,  pengangkutan dan distribusi.  Dari segi promosi wadah atau pembungkus  berfungsi sebagai perangsang atau daya tarik pembeli. Karena itu bentuk, warna dan dekorasi

dari kemasan perlu diperhatikan dalam perencanaannya (Anonimous, 2013).

Rumah Yoghurt mengemas produk keju Mozzarella untuk mencegah kontak langsung dengan lingkungan yang dapat memicu pencemaran baik fisik, kimia, maupun mikrobiologis. Proses pengemasan seperti yang tersaji pada Gambar 11. Keuntungan lain dari proses  pengemasan yaitu memudahkan penyimpanan dan distribusi produk. Pengemasan yang baik

akan menarik minat konsumen untuk membeli produk yang dipasarkan.

Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia tentang Label dan Iklan Pangan (2000), bahwa label pangan adalah setiap keterangan mengenai pangan yang berbentuk gambar, tulisan, kombinasi keduanya, atau bentuk lain yang disertakan pada pangan, dimasukkan ke dalam, ditempelkan, atau merupakan bagian dari kemasan pangan. Produsen  pangan yang dikemas ke dalam wilayah Indonesia untuk diperdagangkan wajib mencantumkan label pada, di dalam dan di kemasan pangan. Pencantuman label dilakukan sedemikian rupa, sehingga tidak mudah lepas dari kemasannya, tidak mudah luntur atau rusak serta terletak pada bagian kemasan pangan yang mudah untuk dilihat dan dibaca. Label  pangan berisikan keterangan mengenai pangan yang bersangkutan yaitu nama produk,

(15)

komposisi, berat bersih, tanggal kadaluarsa, status halal, kode produksi, nama produksi dan alamat yang memproduksi.

Kemasan keju Mozzarella hanya menggunakan plastik bening dan belum mempunyai label. Produk keju Mozzarella dikemas dengan ukuran berat yang berbeda-beda yaitu 250 g, 1 kg dan 2 kg. Keju Mozzarella yang siap dikemas seperti yang tersaji pada Gambar 12. Proses pengemasan dilakukan dengan menggunakan cetakan plastik yang memiliki tutup. Sebelum dilakukan pengemasan, cetakan diberi alas plastik sebagai pembungkus keju. Setelah proses  stretching   selesai, keju Mozzarella langsung dimasukkan ke tempat cetakan dan ditimbang berdasarkan berat yang diinginkan kemudian diberi penekanan secara manual untuk mengompakkan bentuk keju, sehingga sesuai dengan bentuk cetakan. Setelah bentuk keju kompak, cetakan ditutup kemudian dimasukkan kedalam container yang telah diisi air  bersih dan es batu sebagai pendingin sementara seperti yang tersaji pada Gambar 13. Setelah 10 menit direndam dengan air es lalu dimasukkan kedalam freezer  untuk membekukan keju agar lebih tahan lama. Penyimpanan produk keju mozzarella yaitu di  freezer   dengan suhu minus 24 °C seperti yang tersaji pada Gambar 14. Penyimpanan dalam  freezer menyebabkan keju Mozzarella beku, sehingga lebih tahan lama dan memperpanjang daya simpan. Lama  penyimpanan keju Mozzarella dalam  freezer   disarankan tidak lebih dari 4 bulan. Berikut adalah gambar proses pengemasan penyimpanan beku keju Mozzarella dalam  freezer di Rumah Yoghurt.

(16)

Gambar 13. Perendaman ke dalam air es

(17)

4.1. Potensi Poduksi Keju Mozzarella Rumah Yoghurt

Dari data yang kami peroleh saat kegiatan PKL di Rumah Yoghurt, dalam sekali  produksi keju Mozzarella mampu menghasilkan ± 105 kg keju Mozzarella. Produk keju Mozzarella ini dipasarkan ke berbagai daerah kota besar yakni Jakarta, Denpasar, Jogjakarta dan Balikpapan. Akan tetapi saat ini pengiriman keju Mozzarella terbanyak ke Denpasar.

Keju Mozzarella produksi Rumah Yoghurt dipatok harga Rp 80.000,00 per kg nya. Untuk kemasan ¼ kg dipatok harga Rp 25.000,00. Pengiriman keju terutama di luar Kota Malang, pemasarannya menggunakan jasa pengiriman dalam sehari minimal 1 kali  pengiriman setiap harinya seperti yang tersaji pada Gambar 15. Hasil olahan susu dari Rumah Yoghurt antara lain yoghurt, keju Mozzarella, es lilin yoghurt, pizza dan es krim. Produk yoghurt dipasarkan di beberapa wilayah di Kota Malang. Berikut adalah gambar produk keju Mozzarella yang siap dikirim di Rumah Yoghurt.

Gambar

Gambar 1. Diagram pembuatan keju Mozzarella di Rumah Yoghurt
Gambar 2. Cheese vat  Rumah Yoghurt
Gambar 4. Larutan enzim rennet 0,025 % dengan air
Gambar 6. Bahan CMC 0,25 % dan pewarna anato
+6

Referensi

Dokumen terkait

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437)

Menurut Gomes (2013), penempatan merupakan salah satu fungsi terpenting dalam manajemen sumber daya manusia, tepat tidaknya seseorang ditempatkan pada satu posisi

Hal ini mungkin disebabkan karena proyek pembangunan Hotel Grandhika dilakukan di luar ruangan sehingga dibutuhkan daya tahan tubuh yang lebih baik dibandingkan

Menghasilkan index dari karakter pertama dari substring dalam string dimulai dari karakter pada fromIndex yang sesuai dengan string yang ditentukan pada

Dalam roman Le Désert de l’Amour karya François Mauriac, perjalanan tokoh utama dimulai dari keadaan miskin kepercayaan diri dan moril akibat sakit yang diderita anak

Teknik penyimpanan dalam bentuk metal hidrida relatif aman dan mempunyai kapasitas penyimpanan hidrogen yang cukup besar, tetapi memiliki kekurangan apabila digunakan

Mata yang dipergunakan untuk melihat benda yang dekat, ternyata bayangan yang terjadi jatuh di belakang selaput jala keadaan mata tersebut termasuk ....

Guru mengabsen siswa dengan cara meminta siswa untuk menuliskan kata- kata motivasi di forum google classroom..