• Tidak ada hasil yang ditemukan

biologis A2

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "biologis A2"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

PERCOBAAN VIII

PERCOBAAN VIII

PENETAPAN KADAR OBAT DALAM SAMPEL BIOLOGIS PENETAPAN KADAR OBAT DALAM SAMPEL BIOLOGIS

A

A.. TTUUJJUUAANN

Agar mahasiswa mampu melakukan uji penetapan kadar obat dalam sampel Agar mahasiswa mampu melakukan uji penetapan kadar obat dalam sampel  biologi

 biologis.s.

B

B.. LALANDNDASASAAN N TETEORORII

Parameter farmakokinetika obat dapat diperoleh berdasarkan hasil pengukuran Parameter farmakokinetika obat dapat diperoleh berdasarkan hasil pengukuran kadar obat utuh dan/atau metabolitnya di dalam cairan hayati (darah, urin, saliva, atau kadar obat utuh dan/atau metabolitnya di dalam cairan hayati (darah, urin, saliva, atau cairan tubuh lainnya). Oleh karena itu agar nilai-nilai parameter kinetic obat dapat cairan tubuh lainnya). Oleh karena itu agar nilai-nilai parameter kinetic obat dapat dipercaya, metode penetapan kadar harus memenuhi berbagai kriteria yaitu meliputi dipercaya, metode penetapan kadar harus memenuhi berbagai kriteria yaitu meliputi  perole

 perolehan kembalhan kembali (recoveri (recovery), presy), presisi, dan akurisi, dan akurasi. Perasi. Persyaratasyaratan yang ditun yang dituntut bagi sntut bagi suatuuatu metode analisis adalah jika metode tersebut dapat memberikan nilai perolehan kembali metode analisis adalah jika metode tersebut dapat memberikan nilai perolehan kembali yang tinggi (75-90 % atau lebih), kesalahan acak dan sistematik kurang dari 10 %. yang tinggi (75-90 % atau lebih), kesalahan acak dan sistematik kurang dari 10 %. Kepekaan dan selektivitas merupakan kriteria lain yang penting dan nilainya tergantung Kepekaan dan selektivitas merupakan kriteria lain yang penting dan nilainya tergantung  pula dar

 pula dari alat pei alat pengukur yangukur yang dipakang dipakai.i.

Dalam percobaan ini akan dilakukan langkah-langkah yang perlu dikerjakan Dalam percobaan ini akan dilakukan langkah-langkah yang perlu dikerjakan untuk optimalisasi analisis meliputi:

untuk optimalisasi analisis meliputi:

1.

1. PenePenentuantuan n jangjangka ka wakwaktu tu larlarutan utan obat obat yang yang memmemberberikan ikan resresapaapan n tettetapap

(khusus untuk reaksi warna) (khusus untuk reaksi warna)

2.

2. PenePenetapatapan n panpanjang jang gelgelombombang ang larlarutautan n obat obat yang yang memmemberberikan ikan resresapanapan

maksimum (parasetamol). maksimum (parasetamol).

(2)

3.

3. PemPembuatbuatan kan kurva urva baku baku (pa(parasrasetaetamolmol).). 4.

4. PePerhrhititunungagan n ninilalai i peperorolelehahan n kekembmbalali, i, kekesasalalahahan n acacak ak dadan n kekesasalalahahann sistemik.

sistemik.

Fasa farmakokinetik meliputi proses fasa II dan fasa III. Fasa II adalah proses Fasa farmakokinetik meliputi proses fasa II dan fasa III. Fasa II adalah proses absorpsi molekul obat yang menghasilkan ketersediaan biologis obat, yaitu senyawa absorpsi molekul obat yang menghasilkan ketersediaan biologis obat, yaitu senyawa aktif dalam cairan darah yang akan didistribusikan ke jaringan atau organ tubuh. Fasa aktif dalam cairan darah yang akan didistribusikan ke jaringan atau organ tubuh. Fasa III adalah fasa yang melibatkan proses distribusi, metabolisme dan ekskresi obat, yang III adalah fasa yang melibatkan proses distribusi, metabolisme dan ekskresi obat, yang menentu

menentukan kan kadar senyawa aktif kadar senyawa aktif pada kompartempada kompartemen en tempat reseptotempat reseptor r berada (Shergel,berada (Shergel, 1999).

1999).

Faktor-faktor penentu dalam proses farmakokinetika obat adalah: Faktor-faktor penentu dalam proses farmakokinetika obat adalah:

a.

a. sistem kompartemen dalam cairan tubuh, seperti cairan intrasel, ekstrasel,sistem kompartemen dalam cairan tubuh, seperti cairan intrasel, ekstrasel,

 plasma

 plasma darah, darah, cairan cairan intestintestinal, inal, cairan cairan serebrserebrospinalospinal, , dan dan berbagberbagai ai fasafasa lipofil dalam tubuh.

lipofil dalam tubuh.

b.

b.  prote protein in plasmplasma, a, proteprotein in jaringajaringan n dan dan berbagai berbagai senyawsenyawa a boilogiboilogis s yangyang

mungkin dapat mengikat obat. mungkin dapat mengikat obat.

c.

c. disdistritribusi busi obat obat daladalam m berberbagbagai ai sissistem tem kompkompartartemeemen n biolbiologiogis,tes,terutarutamama

hubu

hubungangan n waktwaktu u dan dan kadakadar r obat dalam obat dalam berberbagabagai i sissistem tem tertersebusebut, t, yangyang sangat menentukan kinetika obat.

sangat menentukan kinetika obat.

d.

d. dosis sediaan obat, dosis sediaan obat, transptransport antar ort antar kompakompartemen seperti proses absorspi ,rtemen seperti proses absorspi ,

 bioaktiv

 bioaktivasi dan easi dan ekskreskskresi yang mei yang menentukan lnentukan lama obat ama obat dalam tdalam tubuh.ubuh. Ka

Karerena na kokonsnsenentrtrasasi i obobat at adadalalah ah elelememen en pepentntining g ununtutuk k memenenentntukukanan far

farmakmakokinokinetietik k suasuatu tu indiindividu vidu maumaupun pun poppopulaulasi si konskonsentrentrasi asi diukdiukur ur daladalam m samsampelpel  biologi

(3)

met

metode ode analanalisiisis s harharus us ada ada untuuntuk k pengpengukurukuran an secsecara ara langlangsung sung obat dalam obat dalam matmatrikrikss  biologi

 biologis. Untuk its. Untuk itu metode peu metode penetapan kanetapan kadar secardar secara umum divaa umum divalidasi selidasi sehingga infohingga informasirmasi akurat didapatkan untuk

akurat didapatkan untuk dimonitdimonitoring farmakokinetoring farmakokinetika ika dan dan klinik. Untuk klinik. Untuk membememberikanrikan efe

efek k biolbiologis ogis obat obat daldalam am bentbentuk uk aktaktifnyifnya a harharus us berberinteinteraksraksi i dengdengan an resresepteptor or ataatauu te

tempmpat at aksaksi i atatau au sesel l tatargrgetet,de,dengangan n kakadar dar yayang ng cukcukup up titinggnggi. i. SeSebelbelum um memencancapapaii reseptor, obat terlebih dahulu harus melalui proses farmakokinetik.

reseptor, obat terlebih dahulu harus melalui proses farmakokinetik. Pengukur

Pengukuran konsentrasi obat di an konsentrasi obat di darah, serum, atau plasma darah, serum, atau plasma adalah pendekataadalah pendekatann secara langsung yang paling baik untuk menilai farmakokinetik obat di tubuh. Darah secara langsung yang paling baik untuk menilai farmakokinetik obat di tubuh. Darah mengandu

mengandung elemen ng elemen selule rmencakuselule rmencakup sel p sel darah merah, sel darah merah, sel darah putih, keping darah,darah putih, keping darah, dan protein seperti albumin dan globulin. Pada umumnya serum atau plasma digunakan dan protein seperti albumin dan globulin. Pada umumnya serum atau plasma digunakan unt

untuk uk penpengukgukuran uran obatobat. . UntUntuk uk menmendapdapatkaatkan n serserum, um, daradarah h dibedibekukakukan n dan dan serserumum diambil dari

diambil dari supersupernatan setelah natan setelah disentrdisentrifugasi. Plasma diperoleh dari ifugasi. Plasma diperoleh dari supersupernatan natan darahdarah yang disentrifug

yang disentrifugasi dengan asi dengan ditambaditambahkan antikoagulan seperti heparin. Oleh hkan antikoagulan seperti heparin. Oleh karena itukarena itu serum dan plasma tidak sama. Plasma mengalir ke seluruh jaringan tubuh termasuk  serum dan plasma tidak sama. Plasma mengalir ke seluruh jaringan tubuh termasuk  sem

semua ua eleelemen men selseluleuler r dardari i daradarah. h. DeDengan ngan berberasuasumsi bahwa msi bahwa obat di obat di plaplasma dalamsma dalam ke

kesesetitimbambangangan n eqequiluilibibririum um dedengangan n jajariringangan, n, peperurubabahan han kokonsensentrntrasasi i obaobat t akakanan merefleksikan perubahan konsentrasi perubahan konsentrasi obat di jaringan (Shergel, merefleksikan perubahan konsentrasi perubahan konsentrasi obat di jaringan (Shergel, 1999).

1999).

Cepat, simpel, dan sensitif telah membuat spektrofotometer UV-VIS menjadi Cepat, simpel, dan sensitif telah membuat spektrofotometer UV-VIS menjadi suat

suatu u metmetode ode analanalisiisis s farfarmasmasetietika ka yang yang sangsangat at poppopulaular r untuntuk uk penpengukugukuran ran secsecaraara kuantitatif obat dan metabolit dalam sampel biologi. Identifikasi kualitatif dari obat kuantitatif obat dan metabolit dalam sampel biologi. Identifikasi kualitatif dari obat atau

atau metabometabolit lit menggmenggunakan unakan spektrspektrofotomofotometri etri UV-VUV-VIS IS berdasberdasarkan arkan pada panjangpada panjang gelombang maksimum. Pada absorpsi yang maksimum, λ menggunakan hukum Beer  gelombang maksimum. Pada absorpsi yang maksimum, λ menggunakan hukum Beer   pada sensitivitas optimum akan

 pada sensitivitas optimum akan didapatdidapat. . Karena perubahan Karena perubahan absorbaabsorbansi nsi minimminimal al untuk untuk  sed

sedikit ikit perperubahubahan an panjpanjang ang gelgelombombang, ang, errerror or dimdiminiinimalmalkan. kan. HasHasilnyilnya a akurakurasi asi dandan  presis

(4)

1

1.. PPAARRAASSEETTAAMMOOLL

G

Gaammbbaar r 11. . SSttrruukkttuur r PPaarraasseettaammool l ((Anonim, 1979)Anonim, 1979)

Pa

Pararasesetatamomol l adaadalalah h memetatabolbolit it fefenasnasetetin in dedengangan n khakhasisiat at ananalalgegetik tik dadann an

antitipipireretitik k yayang ng sasama ma (s(sededikikit it lelebibih h lelemamah h dadari ri papada da asasetetososalal). ). SiSifafat-t-sisifafatt farmakokinetiknya lebih kurang sama dengan fenasetin, efek-efek sampingnya lebih farmakokinetiknya lebih kurang sama dengan fenasetin, efek-efek sampingnya lebih ring

ringan, an, khuskhususnusnya ya tidatidak k nefrnefrotokotoksis sis dan dan tidtidak ak menmenimbimbulkaulkan n perperdardarahan ahan lamlambungbung seperti asetosal. Namun, penggunaannya tetap harus dengan hati-hati, karena dosis dari seperti asetosal. Namun, penggunaannya tetap harus dengan hati-hati, karena dosis dari 6-12 g sudah dapat merusak hati secara fatal. Hal ini disebabkan karena terbentuknya 6-12 g sudah dapat merusak hati secara fatal. Hal ini disebabkan karena terbentuknya metabolit toksis di dalam hati, yang pada dosis di bawah ca 10 g dapat diikat oleh metabolit toksis di dalam hati, yang pada dosis di bawah ca 10 g dapat diikat oleh glu

glutattathione hione (su(suatu atu tritripeppeptida tida dengdengan an _SH_SH). ). TetTetapi, api, padpada a dosdosis is yang yang leblebih ih tingtinggigi  perse

 persediaan diaan akan akan zat zat ini ini telah telah terpakterpakai ai selurseluruhnya uhnya dan dan terjaditerjadilah lah pengikpengikatan atan padapada molekul-molekul makro lainnya dari sel-sel hati hingga mengakibatkan kerusakan yang molekul-molekul makro lainnya dari sel-sel hati hingga mengakibatkan kerusakan yang irreversibel.

irreversibel. Keu

Keuntunntungan gan lailain n dardari i parparaseasetamtamol ol dibadibandinndingkan gkan dengdengan an fenafenasetsetin in adaladalahah ke

kelarlarututannannya ya dadalalam m aiair, r, sesehinhingggga a dadapapat t digdigunaunakan kan dadalalam m sesediadiaan-an-sesedidiaan aan cacairir.. Terhadap intoksikasi dapat digunakan N-asetil-sistein (Fluimucil atau metionin) pada Terhadap intoksikasi dapat digunakan N-asetil-sistein (Fluimucil atau metionin) pada  pasie

 pasien-pasien-pasien borok-lambungn borok-lambung. Parasetamol hanya sedikit sekal. Parasetamol hanya sedikit sekali i mempmemperpanjerpanjang waktuang waktu  protr

 protrombin ombin bila bila digunakadigunakan n lebih lebih dari dari 14 14 hari, hari, maka maka dapat dapat dikombidikombinasi nasi dengandengan antikoagulansia. Kofein memperkuat efeknya dengan ca.40 % (Tjay dan Rahardja, antikoagulansia. Kofein memperkuat efeknya dengan ca.40 % (Tjay dan Rahardja, 1990).

1990).

2. CMC-Na 2. CMC-Na

(5)

 Na-CM

 Na-CMC C merupmerupakan akan zat zat dengan dengan warna warna putih putih atau atau sedikit sedikit kekuningakekuningan, n, tidak tidak   berbau

 berbau dan dan tidak tidak berasberasa, a, berbentberbentuk uk granula granula yang yang halus halus atau atau bubuk bubuk yang yang bersifabersifatt higroskopis. Menurut Tranggono dkk. (1991), CMC ini mudah larut dalam air panas higroskopis. Menurut Tranggono dkk. (1991), CMC ini mudah larut dalam air panas maupun air dingin. Pada pemanasan dapat terjadi pengurangan viskositas yang bersifat maupun air dingin. Pada pemanasan dapat terjadi pengurangan viskositas yang bersifat dapat balik (

dapat balik (reversiblereversible). Viskositas larutan CMC dipengaruhi oleh pH larutan, kisaran). Viskositas larutan CMC dipengaruhi oleh pH larutan, kisaran  pH Na-CM

 pH Na-CMC adalah 5-11 sedangkan pH optimum adalah 5, dan jika C adalah 5-11 sedangkan pH optimum adalah 5, dan jika pH terlalu rendahpH terlalu rendah (<3), Na-CMC akan mengendap (Anonim, 2004).

(<3), Na-CMC akan mengendap (Anonim, 2004).  Na-CM

 Na-CMC C akan akan terdisterdispersi persi dalam dalam air, air, kemudiakemudian n butir-butir-butir butir Na-CMNa-CMC C yangyang  bersif

 bersifat hidrofilik akan menyerap air dan at hidrofilik akan menyerap air dan terjadterjadi i pembepembengkakan. Air yang sebelumnyangkakan. Air yang sebelumnya ada

ada di di luluar ar grgranuanula la dadan n bebebas bas bebergrgererak, ak, titidak dak dadapapat t bebergrgererak ak laglagi i dedengangan n bebebabass sehingga keadaan larutan lebih mantap dan terjadi peningkatan viskositas (Fennema, sehingga keadaan larutan lebih mantap dan terjadi peningkatan viskositas (Fennema, Karen and Lund, 1996).

Karen and Lund, 1996).

3

3.. NNaaOOHH

Gambar 2. Struktur NaOH Gambar 2. Struktur NaOH

 Natriu

 Natrium m hidroksihidroksida da (NaOH(NaOH), ), juga juga dikenal dikenal sebagasebagai i soda soda kaustik kaustik atau atau sodiumsodium hidr

hidroksoksidaida, , adaladalah ah sejsejenis enis basa basa loglogam am kauskaustiktik. . NatNatrium rium HidHidrokroksidsida a terterbentbentuk uk dardarii oksida basa Natrium Oksida dilarutkan dalam air. Natrium hidroksida membentuk  oksida basa Natrium Oksida dilarutkan dalam air. Natrium hidroksida membentuk 

(6)

larutan alkalin yang kuat ketika dilarutkan ke dalam air. Natrium hidroksida murni larutan alkalin yang kuat ketika dilarutkan ke dalam air. Natrium hidroksida murni  berbent

 berbentuk uk putih putih padat padat dan dan tersedtersedia ia dalam dalam bentuk bentuk peletpelet, , serpiserpihan, han, butirabutiran n ataupuataupunn larutan jenuh 50%. NaOH bersifat lembab cair dan secara spontan menyerap karbon larutan jenuh 50%. NaOH bersifat lembab cair dan secara spontan menyerap karbon dioksida dari udara bebas, sangat larut dalam air dan akan melepaskan panas ketika dioksida dari udara bebas, sangat larut dalam air dan akan melepaskan panas ketika dilarutkan. Serta larut dalam etanol dan metanol, walaupun kelarutan NaOH dalam dilarutkan. Serta larut dalam etanol dan metanol, walaupun kelarutan NaOH dalam kedua cairan ini

kedua cairan ini lebih kecil daripada kelarutan KOH. Namun, NaOH tidak larut dalamlebih kecil daripada kelarutan KOH. Namun, NaOH tidak larut dalam di

dietetil il eteter er dadan n pepelalarurut t nonon-n-popolalar r lalaininnynya. a. LaLarurutatan n nanatrtriuium m hihidrdrokoksisida da akakanan m

meenniinnggggaallkkaan n nnoodda a kkuunniinng g ppaadda a kkaaiin n ddaan n kkeerrttaass. . ((AAnnoonniimm. . 22000055))

4.

4. NaNatrtriuium klm klororidida (Na (NaCaCl)l)

Gambar 3. Struktur Natrium klorida Gambar 3. Struktur Natrium klorida  Natri

 Natrium um klorida atau klorida atau sodium klorida dikenal sodium klorida dikenal sebagai garam sebagai garam dapur adalah dapur adalah zatzat yang memiliki tingkat osmotic yang

yang memiliki tingkat osmotic yang tinggitinggi. . NatriNatrium klorida mengandung tidak um klorida mengandung tidak kurangkurang dari 99,5 % NaCl, dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan. Pemerian berupa dari 99,5 % NaCl, dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan. Pemerian berupa hablur heksahedral tidak berwana atau serbuk hablur putih ; tidak berbau; rasa asin. hablur heksahedral tidak berwana atau serbuk hablur putih ; tidak berbau; rasa asin. Kelarutan larut dalam 2,8 bagian air, dalam 2,7 bagian air mendidih dan dalam lebih Kelarutan larut dalam 2,8 bagian air, dalam 2,7 bagian air mendidih dan dalam lebih kurang 10 bagian gliserol P; sukar larut dalam etanol (95 %) P. Penyimpanan dalam kurang 10 bagian gliserol P; sukar larut dalam etanol (95 %) P. Penyimpanan dalam wad

wadah ah tertertuttutup up baibaik. k. KhaKhasiasiat t dan dan pengpenggunagunaan an sebsebagaagai i sumsumber ber ion kloridion klorida a dan dan ionion natrium (Anonim, 1979).

natrium (Anonim, 1979).  Norma

 Normal l saline saline atau atau disebut disebut juga juga NaCl NaCl 0.9 0.9 %. %. Cairan Cairan ini ini merupakmerupakan an cairancairan yang bersif

yang bersifat at fisfisioliologiogis, s, non non tokstoksik, ik, dan dan tidatidak k mahmahal. al. naCl dalam naCl dalam setsetiap iap litliternyernyaa mempunyai komposisi natrium klorida 9,0 gram dengan osmolalitas 308 mOsm/l setara mempunyai komposisi natrium klorida 9,0 gram dengan osmolalitas 308 mOsm/l setara dengan ion-ion Na+ 154 mEq/l dan Cl- 154 mEq/l (Anonim, 2008). Larutan NaCl 0.9 dengan ion-ion Na+ 154 mEq/l dan Cl- 154 mEq/l (Anonim, 2008). Larutan NaCl 0.9

(7)

%.adalah larutan fisiologis yang ada di seluruh tubuh, karena alasan ini, tidak ada %.adalah larutan fisiologis yang ada di seluruh tubuh, karena alasan ini, tidak ada rea

reaksi ksi hipehipersersensitnsitivitivitas as dari dari natrnatrium ium klokloridarida. . NorNormal mal salsaline ine amaaman n digdigunakunakan an untuuntuk k  kondisi apapun (Lilley & Aucker, 1999).

(8)

C.

C. AALALAT T DADAN N BABAHHANAN

Alat : Alat : 1

1.. JJaarruum m ppeer r oorraall 2

2.. BBeeaakkeer r ggllaassss 3

3.. SSttooppwwaattcchh

4.

4. Pipet volume 10,0 mlPipet volume 10,0 ml

5

5.. LLaabbu u ttaakkaar r 5500, , 11000 0 mmll 6

6.. TTaabbuunng g rreeaakkssii 7

7.. SSppeekkttrrooffoottoommeetteer r ddaan n kkuuvveett 8

8.. SSiilleett 9

9.. SSttooppwwaattcchh 1

100.. SSeennttrriiffuuggee

11.

11. Mortir dan stamfer Mortir dan stamfer 

1

122.. GGuunnttiinng g / / ppiissaauu

Bahan : Bahan :

1.

1. Suspensi parasetamol 1,2 % dalam CMC-Na 0,5 %, dosis 150Suspensi parasetamol 1,2 % dalam CMC-Na 0,5 %, dosis 150

mg/kg BB mg/kg BB 2. 2.  NaOH 1 NaOH 10 %0 % 3 3.. NNaaCCl l ((00,,99%%) ) sstteerriill

(9)

4

4.. HHaatti i , , ppaarruu--ppaarruu, , ggiinnjjaall 5

(10)

D

D.. CCAARRA A KKEERRJJAA

a).UJI PENDAHULUAN a).UJI PENDAHULUAN

b).PENETAPAN KADAR DALAM SAMPEL BIOLOGIS b).PENETAPAN KADAR DALAM SAMPEL BIOLOGIS

c).PENENTUAN KURVA BAKU c).PENENTUAN KURVA BAKU

Ambil organ hati, paru-paru, dan ginjal Ambil organ hati, paru-paru, dan ginjal

Hewan uji diberikan parasetamol dengan dosis 150 mg/kg BB Hewan uji diberikan parasetamol dengan dosis 150 mg/kg BB

Saat obat diperkirakan mencapai kadar puncak kira-kira (1,5 – 2 jam Saat obat diperkirakan mencapai kadar puncak kira-kira (1,5 – 2 jam

setelah pemberian ) , lalu hewan uji dikorbankan. setelah pemberian ) , lalu hewan uji dikorbankan.

Kemudian, diambil organ-organ pentingnya (paru-paru,ginjal, dan hati). Kemudian, diambil organ-organ pentingnya (paru-paru,ginjal, dan hati).

Lakukan penetapan kadar obat dalam organ tersebut Lakukan penetapan kadar obat dalam organ tersebut

Timbang organ (hati, paru-paru-, dan ginjal ). Timbang organ (hati, paru-paru-, dan ginjal ).

Lalu, homogenkan dalam mortir menggunakan stamfer  Lalu, homogenkan dalam mortir menggunakan stamfer 

Ambil 500

Ambil 500 mg mg bagian organ, kemudian bagian organ, kemudian tambahkan larutan NaOH tambahkan larutan NaOH 10 % 10 % sebanyak 10sebanyak 10 ml. Masukkan ke dalam sentrifuge selama 10 menit

ml. Masukkan ke dalam sentrifuge selama 10 menit

Pisahkan filtrate dari endapan yang ada Pisahkan filtrate dari endapan yang ada

Pipet filtrate 1 ml dalam 50 ml NaOH 10 % Pipet filtrate 1 ml dalam 50 ml NaOH 10 %

Tentukan kadar parasetamol pada spektrofotometer λ 245 nm Tentukan kadar parasetamol pada spektrofotometer λ 245 nm

(11)

Buat persamaan kurva baku untuk : Buat persamaan kurva baku untuk : 1.paracetamol dalam hati

1.paracetamol dalam hati 2. paracetmol dalam ginjal 2. paracetmol dalam ginjal 3. paracetamol dalam paru-paru 3. paracetamol dalam paru-paru

Lakukan penetapan kadar paracetamol sesuai dengan langkah poin b Lakukan penetapan kadar paracetamol sesuai dengan langkah poin b

diatas diatas

Tambahkan seri kadar kedalam masing-masing Tambahkan seri kadar kedalam masing-masing

Buat seri kadar paracetamol Buat seri kadar paracetamol

(12)

E.

E. DADATA TA DADAN AN ANANALILISISIS DS DATATAA ttiikkuuss bboobboot t ((ggrraamm))

1 1 114400 2 2 220000 3 3 220000 Parasetamol 1,2 %, dosis 150 mg/kgBB Parasetamol 1,2 %, dosis 150 mg/kgBB Pehitungan : Pehitungan : Tikus I Tikus I D

Doossiis s iinnddiivviidduu = = == 2,372,37mgmg

Vol.pe

Vol.pemberiamberian n = = = = 0,47 0,47 mlml

Tikus II Tikus II

D

Doossiis s iinnddiivviidduu = = == 2,372,37mgmg

Vol.pe

Vol.pemberiamberian n = = = = 0,47 0,47 mlml

Tikus III Tikus III

D

Doossiis s iinnddiivviidduu = = == 2,372,37mgmg

Vol.pe

(13)

F

F.. PPEEMMBBAAHHAASSAANN

Praktikum ini bertujuan agar mahasiswa mampu melakukan uji penetapan Praktikum ini bertujuan agar mahasiswa mampu melakukan uji penetapan kadar obat

kadar obat dalam sampel biologis. Bioanalisidalam sampel biologis. Bioanalisis s merumerupakan analisis secara pakan analisis secara kualitkualitatif atif  maupun kuantitatif suatu bahan obat maupun sediaan obat dalam sampel biologis. Pada maupun kuantitatif suatu bahan obat maupun sediaan obat dalam sampel biologis. Pada  prakti

 praktikum ini digunakan metode bioanaliskum ini digunakan metode bioanalisis kuantitatis kuantitatif, yaitu analisis suatu bahan obatif, yaitu analisis suatu bahan obat ma

maupupun un sesediadiaan an obaobat t daldalam am sasampempel l biobiolologigis s yayang ng dididasdasararkakan n papada da kekeberberadaadaanan seny

senyawaawa, , dengdengan an carcara a melmelakukakukan an penepenetaptapan an kadakadarnyarnya. . HewHewan an uji uji yang yang digdigunakaunakann dalam praktikum ini adalah tikus.

dalam praktikum ini adalah tikus.

Sampel yang digunakan untuk penetapan kadar meliputi organ hati, paru-paru, Sampel yang digunakan untuk penetapan kadar meliputi organ hati, paru-paru, dan ginjal. Hati merupakan organ yang berperan dalam metabolisme tubuh. Sedangkan, dan ginjal. Hati merupakan organ yang berperan dalam metabolisme tubuh. Sedangkan,  paru-p

 paru-paru aru dan dan ginjal ginjal merupamerupakan kan organ organ yang yang berpeberperan ran dalam dalam sistesistem m sekressekresi. i. SekresSekresii adalah pengeluaran getah oleh kelenjar pencernaan ke dalam saluran pencernaan. Getah adalah pengeluaran getah oleh kelenjar pencernaan ke dalam saluran pencernaan. Getah yang dikeluarkan masih berguna bagi tubuh dan umumnya mengandung enzim.

yang dikeluarkan masih berguna bagi tubuh dan umumnya mengandung enzim.

Obat yang digunakan dalam praktikum ini adalah parasetamol yang dilarutkan Obat yang digunakan dalam praktikum ini adalah parasetamol yang dilarutkan dalam CMC-Na. Parasetamol merupakan obat yang berkhasiat meredakan sakit atau dalam CMC-Na. Parasetamol merupakan obat yang berkhasiat meredakan sakit atau nyeri dan menurunkan suhu tubuh. Parasetamol dimetabolisir oleh hati dan dikeluarkan nyeri dan menurunkan suhu tubuh. Parasetamol dimetabolisir oleh hati dan dikeluarkan me

melalalului i giginjnjalal. . PaPararasesetatamomol l titidadak k memerarangngsasang ng seselalapuput t lelendndir ir lalambmbunung g atatauau menimbulkan perdarahan pada saluran cerna. Mekanisme kerjanya adalah menghambat menimbulkan perdarahan pada saluran cerna. Mekanisme kerjanya adalah menghambat  pembe

 pembentukan prosntukan prostaglandtaglandin. Prostagin. Prostaglandin merulandin merupakan suatu sepakan suatu senyawa kimia yanyawa kimia yang dapatng dapat menimbulkan rasa nyeri dan mempengaruhi hipotalamus.

menimbulkan rasa nyeri dan mempengaruhi hipotalamus. Ase

Asetamtaminofinofen en diabdiabsorsorpsi psi cepcepat at dan dan semsempurpurna na oleoleh h salsalurauran n cercerna. na. KadaKadar r   puncak

 puncak plasmplasma a dicapai dicapai dalam dalam waktu waktu 30-60 30-60 menit, menit, waktu waktu paruh paruh antara antara 1-3 1-3 jam, jam, dandan relatif tidak dipengaruhi oleh fungsi ginjal. Asetaminofen relatif didistribusikan secara relatif tidak dipengaruhi oleh fungsi ginjal. Asetaminofen relatif didistribusikan secara mer

merata ata ke ke selseluruh jaringauruh jaringan n tubtubuh. uh. SekSekitaitar r 25 25 % % aseasetamtaminofinofen en terterikat oleh ikat oleh proproteiteinn  plasm

 plasma. a. MetabMetabolisme olisme oleh oleh hati hati dan dan diubah diubah menjadi menjadi asetamiasetaminofen nofen sulfat sulfat (60 (60 %) %) dandan glukoronida (35 %) yang secara farmakologi tidak aktif. Suatu metabolit minor sebagai glukoronida (35 %) yang secara farmakologi tidak aktif. Suatu metabolit minor sebagai  produk

(14)

Penting pada dosis besar karena bersifat toksik terhadap hepar dan ginjal. Sebagian Penting pada dosis besar karena bersifat toksik terhadap hepar dan ginjal. Sebagian  besar (90-10

 besar (90-100 %) 0 %) asetamasetaminofen diekskreinofen diekskresikan lewat ginjal dalam bentuk sikan lewat ginjal dalam bentuk metabometabolitnya.litnya. Hanya sebagian kecil (3-5 %) diekskresikan dalam bentuk utuh.

Hanya sebagian kecil (3-5 %) diekskresikan dalam bentuk utuh. Me

Mekanikanisme sme parparaseasetamtamol ol daldalam am memenyebnyebabkaabkan n kerkerusakusakan an hati hati dapdapat at dilidilihathat seperti pada gambar di bawah. Parasetamol biasanya akan diubah oleh sitokrom P450 seperti pada gambar di bawah. Parasetamol biasanya akan diubah oleh sitokrom P450 men

menjadi jadi metmetabolabolit it yang yang sangsangat at reareaktiktif, f, N-aN-asetsetil-pil-p-be-benzoqunzoquinoninoneimeimine ine (NA(NAPQIPQI).). Biasanya NAPQI secara cepat didetoksifikasi oleh cadangan glutation sel. Glutation Biasanya NAPQI secara cepat didetoksifikasi oleh cadangan glutation sel. Glutation dal

dalam am bentbentuk uk perperedukeduksi si aktaktifnyifnya a menmengandgandung ung guggugus us sulsulfinifinil l yang yang akan akan berberikatikatanan dengan NAPQI. Reaksi tersebut menghasilkan pembentukan konjugat sistein dan asam dengan NAPQI. Reaksi tersebut menghasilkan pembentukan konjugat sistein dan asam merkapturat yang akan diekskresikan dalam urin. Pada saat keracunan parasetamol, merkapturat yang akan diekskresikan dalam urin. Pada saat keracunan parasetamol,  jumlah

 jumlah dan dan kecepatkecepatan an pembepembentukan ntukan NAPQNAPQI I dapat dapat melebimelebihi hi kemamkemampuan puan hepar hepar untuk untuk  mengisi kembali persediaan cadangan glutation.

mengisi kembali persediaan cadangan glutation.

Gambar 2. Mekanisme Asetaminofen Gambar 2. Mekanisme Asetaminofen De

Depleplesi si gluglutattation ion menmengakigakibatbatkan kan NAPNAPQI QI bebbebas as berberikatikatan an secsecara ara kovakovalenlen dengan gugus sistein pada protein. Target utamanya adalah protein mitokondria, yang dengan gugus sistein pada protein. Target utamanya adalah protein mitokondria, yang

(15)

mengakibatkan kerusakan produksi ATP (energi). Disfungsi mitokondria juga akan mengakibatkan kerusakan produksi ATP (energi). Disfungsi mitokondria juga akan meng

menghasihasilkalkan n reareaktif ktif oksioksigen gen spespesiesies s (RO(ROS) S) yaityaitu u supsuperoeroksiksida/Oda/O₂₂ – – dadan n rereaktaktif if 

nit

nitrogerogen n spespesiesies s (RN(RNS) S) yaityaitu u perperoksoksinitinitritrit, , yang yang menmengakgakibatibatkan kan terterjadijadinya nya strstreses oks

oksidaidatitif. f. StStreres s oksoksididatatif if ininililah ah yayang ng memenyenyebababkabkan n teterjrjadiadinya nya hephepatatototoksoksisisititasas (kerusakan hati).

(kerusakan hati).

Pada praktikum ini satu kelompok besar dibagi menjadi 3 kelompok kecil yang Pada praktikum ini satu kelompok besar dibagi menjadi 3 kelompok kecil yang masing-masing kelompok kecil mendapatkan 1 ekor tikus yang sudah diinjeksikan masing-masing kelompok kecil mendapatkan 1 ekor tikus yang sudah diinjeksikan deng

dengan an parparaseasetamtamol ol 1 1 jam jam sebsebeluelum m prapraktikktikum um dimdimulaiulai. . DosDosis is parparaseasetamtamol ol yangyang diberikan sebesar 150 mg/kg BB secara per oral. Tikus yang sudah diinjeksi kemudian diberikan sebesar 150 mg/kg BB secara per oral. Tikus yang sudah diinjeksi kemudian dimatikan dengan cara dislokasi leher setelah 1,5 jam pemberian obat. Setelah tikus dimatikan dengan cara dislokasi leher setelah 1,5 jam pemberian obat. Setelah tikus mati, dilakukan operasi kecil untuk mendapatkan sampel organ hati, ginjal, dan mati, dilakukan operasi kecil untuk mendapatkan sampel organ hati, ginjal, dan paru- paru dar

 paru dari tikus.i tikus.

Ketiga organ tersebut dibersihkan dan ditimbang untuk kemudian dilumatkan Ketiga organ tersebut dibersihkan dan ditimbang untuk kemudian dilumatkan dengan bantuan mortir dan stamfer. Hasil lumatan kemudian ditimbang seberat 500 mg dengan bantuan mortir dan stamfer. Hasil lumatan kemudian ditimbang seberat 500 mg dan

dan didimamasuksukkan kan ke ke daldalam am tatabunbung g rereaksaksi i yayang ng seselalanjunjutnytnya a diditatambmbahkahkan an NaNaOHOH seb

sebanyaanyak k 10 10 ml. ml. FungFungsi si penpenambambahaahan n NaONaOH H adaladalah ah untuuntuk k melmelarutarutkan kan parparasetasetamolamol dalam sampel yang telah dilumatkan tersebut. Setelah ditambah dengan NaOH, sampel dalam sampel yang telah dilumatkan tersebut. Setelah ditambah dengan NaOH, sampel kemudian di sentrifuge. Centrifuge adalah alat untuk memutar sampel pada kecepatan kemudian di sentrifuge. Centrifuge adalah alat untuk memutar sampel pada kecepatan tinggi dan memaksa partikel yang lebih berat terkumpul ke dasar tabung centrifuge. tinggi dan memaksa partikel yang lebih berat terkumpul ke dasar tabung centrifuge.

Lar

Larutan utan yang yang teltelah ah disdisententrifurifuge ge akan akan memmemisaisah h dengdengan an sensendirdirinya inya karkarenaena  parti

 partikel kel yang yang lebih lebih berat berat akan akan mengendmengendap ap di di dasar dasar tabung. tabung. Bagian Bagian yang yang beningbening kemudian diambil dan diencerkan dengan NaOH dalam labu ukur 50 ml hingga tanda kemudian diambil dan diencerkan dengan NaOH dalam labu ukur 50 ml hingga tanda  batas.

 batas. LarutLarutan an ini ini berfungberfungsi si sebagai sebagai larutalarutan n sampesampel l induk. induk. LarutaLarutan n induk induk yang yang telahtelah dibuat diukur serapannya dengan menggunakan spektrofotometer UV pada λ 245 nm. dibuat diukur serapannya dengan menggunakan spektrofotometer UV pada λ 245 nm.

Dari praktikum, diperoleh absorbansi untuk masing-masing organ pada larutan Dari praktikum, diperoleh absorbansi untuk masing-masing organ pada larutan sampel 50 ml melebihi rentang absorbansi yang diperbolehkan kecuali pada replikasi sampel 50 ml melebihi rentang absorbansi yang diperbolehkan kecuali pada replikasi III sampel paru-paru sehingga perlu dilakukan pengenceran. Pengenceran dilakukan III sampel paru-paru sehingga perlu dilakukan pengenceran. Pengenceran dilakukan deng

(16)

memipet sejumlah ml sampel induk yang diencerkan dengan akuades hingga tanda memipet sejumlah ml sampel induk yang diencerkan dengan akuades hingga tanda dalam labu ukur 10 ml.

dalam labu ukur 10 ml.

Pada sampel organ hati, replikasi I diencerkan 4 ml larutan sampel dalam labu Pada sampel organ hati, replikasi I diencerkan 4 ml larutan sampel dalam labu ukur 10 ml. replikasi II diencerkan 1 ml dalam 10 ml dan replikasi III diencerkan 5 ml ukur 10 ml. replikasi II diencerkan 1 ml dalam 10 ml dan replikasi III diencerkan 5 ml dalam 10 ml. Sampel organ ginjal, replikasi I diencerkan 2 ml dalam 10 ml, replikasi II dalam 10 ml. Sampel organ ginjal, replikasi I diencerkan 2 ml dalam 10 ml, replikasi II 1 ml dalam 10 ml, dan replikasi III 5 ml dalam 10 ml. Sedangkan, organ paru-paru 1 ml dalam 10 ml, dan replikasi III 5 ml dalam 10 ml. Sedangkan, organ paru-paru  pada repl

 pada replikasi I dan II diikasi I dan II diencerkaencerkan 4 ml dalam 10 mln 4 ml dalam 10 ml. untuk rep. untuk replikasi IIlikasi III tidak dilI tidak dilakukanakukan  pengence

 pengenceran ran karena karena absorbaabsorbansi nsi yang yang diperdiperoleh oleh memenumemenuhi hi rentang rentang absorbaabsorbansi nsi yangyang diterima, yaitu 0,2-0,8.

diterima, yaitu 0,2-0,8.

Pada praktikum ini dibuat kurva baku yang berfungsi sebagai kontrol dalam Pada praktikum ini dibuat kurva baku yang berfungsi sebagai kontrol dalam  penentu

 penentuan kadar dengan juman kadar dengan jumlah hewan uji yang diglah hewan uji yang digunakan sebaunakan sebanyak 3 ekor tikus. Datnyak 3 ekor tikus. Dataa abso

absorbarbansi nsi untuuntuk k kurvkurva a baku dengan sampebaku dengan sampel l orgorgan an hathati i dan dan ginjginjal al dipdiperoeroleh leh daridari kons

konsentrentrasi asi 0,5; 0,5; 0,750,75; ; 1; 1; dan dan 1,25 1,25 dengdengan an nilnilai ai absabsorbaorbansi nsi berberturturut-tut-turut urut 0,310,3151;51; 0,4404; 0,6373; 0,7987 untuk hati dan 0,2368; 0,4594; 0,5485; 0,7323 untuk organ 0,4404; 0,6373; 0,7987 untuk hati dan 0,2368; 0,4594; 0,5485; 0,7323 untuk organ ginjal.

ginjal.

Dari data konsentrasi larutan baku dan absorbansi yang dihasilkan oleh tiap Dari data konsentrasi larutan baku dan absorbansi yang dihasilkan oleh tiap seri konsentrasi tersebut maka dapat diperoleh nilai A,B, dan r dengan memasukkan seri konsentrasi tersebut maka dapat diperoleh nilai A,B, dan r dengan memasukkan data ke

data ke progrprogram regresi linier sehingga am regresi linier sehingga dapat diperoledapat diperoleh h persapersamaan regresi linier kurvamaan regresi linier kurva  baku Y=

 baku Y=Bx + A. DBx + A. Dari perari perhitungan hitungan diperodiperoleh :leh : 1 1.. HHaattii A A= = - - 00,,00228888 BB= = 00,,66559911 2. 2. GGiinjnjaall A A= = - - 00,,00557722 BB= = 00,,66330022 3.

(17)

A

A= = - - 00,,00885533 BB= = 00,,44443300  Nilai A merupa

 Nilai A merupakan harga intersekan harga intersep kurva, yaitu titik potong kurva pada sumbup kurva, yaitu titik potong kurva pada sumbu y. Semakin kecil nilai A maka penyimpangan juga senakin kecil sehingga kurva ideal y. Semakin kecil nilai A maka penyimpangan juga senakin kecil sehingga kurva ideal memil

memiliki nilai A iki nilai A = 0, = 0, dengan demikian apabildengan demikian apabila a kurva diperpankurva diperpanjang maka akan jang maka akan melalmelaluiui tit

titik ik (0,(0,0). 0). B B (ta(tangengen n α) α) mermerupaupakan kan harharga ga kemkemiriiringanngan/sl/slope ope kurkurva va baku baku sehsehingginggaa menjadi paramet

menjadi parameter er sensitsensitivitas metode pengukuran. Apabila ivitas metode pengukuran. Apabila sudut (α) sudut (α) yang dihasilkanyang dihasilkan slope kurva baku semakin mendekati 45

slope kurva baku semakin mendekati 45 oo, maka metode pengukuran akan semakin, maka metode pengukuran akan semakin

sensitive. sensitive.

Dari data regresi tersebut dapat dihitung kadar parasetamol dalam sampel Dari data regresi tersebut dapat dihitung kadar parasetamol dalam sampel organ. Dari perhitungan, diketahui kadarnya berturut-turut dari hati, ginjal, dan organ. Dari perhitungan, diketahui kadarnya berturut-turut dari hati, ginjal, dan paru- paru

 paru adalah adalah 55,0794 55,0794 mg, mg, 10,5925 10,5925 mg, mg, dan dan 3,7839 3,7839 mg. mg. Data Data tersetersebut but menunjumenunjukkankkan  bahwa hati

 bahwa hati memilmemiliki kadar iki kadar yang terbesar dibanding dua yang terbesar dibanding dua sampesampel l organ lainnya. Secaraorgan lainnya. Secara teoritis, urutan yang memberikan kadar paling besar ke paling kecil adalah hati > ginjal teoritis, urutan yang memberikan kadar paling besar ke paling kecil adalah hati > ginjal > paru-paru. Hal ini karena peran hati sebagai organ metabolisme lebih besar dibanding > paru-paru. Hal ini karena peran hati sebagai organ metabolisme lebih besar dibanding dua sampel organ lain yang perannya sebagai agen pensekresi.

(18)

G

G.. KKEESISIMMPPUULALANN

Dari praktikum yang telah dilakukan, dapat ditarik kesimpulan bahwa kadar  Dari praktikum yang telah dilakukan, dapat ditarik kesimpulan bahwa kadar  yang diperoleh masing-masing sampel organ adalah :

yang diperoleh masing-masing sampel organ adalah :

1.

1. HHaattii : : 5555,,0077994 4 mmgg

2.

2. GGiinnjjaall : : 1100,,5599225 5 mmgg

3.

3. PPaarruu--ppaarruu : 3: 3,,7788339 9 mmgg

Dari data tersebut diketahui hati memiliki nilai kadar yang terbesar. Urutan Dari data tersebut diketahui hati memiliki nilai kadar yang terbesar. Urutan kadar dari yang tertinggi hingga terkecil adalah : hati > ginjal > paru-paru. Hasil kadar dari yang tertinggi hingga terkecil adalah : hati > ginjal > paru-paru. Hasil tersebut sesuai dengan teori, dimana hati > ginjal > paru-paru.

(19)

DAFTAR PUSTAKA DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 1979.

Anonim, 1979. Farmako Farmakope Indonpe Indonesiaesia Edisi III. Depkes RI: Jakarta.Edisi III. Depkes RI: Jakarta. Anonim. 2004. Cellulose.

Anonim. 2004. Cellulose. http://en.wikipedia.org/wiki/cellulosehttp://en.wikipedia.org/wiki/cellulose. diakses tanggal 1 Mei. diakses tanggal 1 Mei 2012.

2012. Anonim

Anonim. . 2005. Natrium 2005. Natrium hidrokshidroksida.ida. http://id.wikipedia.org/wiki/Natrium_hidroksidahttp://id.wikipedia.org/wiki/Natrium_hidroksida.. diakses tanggal 1 Mei 2012.

diakses tanggal 1 Mei 2012. Fennema, Karen and Lund. 1996.

Fennema, Karen and Lund. 1996. Princip Principle le of of Food ScienceFood Science. Connecticut : The AVI. Connecticut : The AVI Publishing.

Publishing.

Lilley, Linda Lane & Aucker, Robert S.

Lilley, Linda Lane & Aucker, Robert S. 1999.1999. Pharmac Pharmacologology; Nursiy; Nursing; Drug ng; Drug Therapy;Therapy;  Pharmac

 Pharmaceutical eutical PreparatiPreparations; ons; nurses' nurses' instructinstruction; ion; adminisadministration tration && dosage.

dosage. Mosby Mosby (St. (St. Louis).Louis). Shergel, L., Yu, B.C. Andrew., 1999,

Shergel, L., Yu, B.C. Andrew., 1999, Applied Biopha Applied Biopharmaceutirmaceutics & cs & PharmacoPharmacokineticskinetics,, edisi 4

edisi 4,, hal 30-32hal 30-32, Appleton & Lange, USA., Appleton & Lange, USA. Smith, R &

Smith, R & SteavarSteavary, 1981,y, 1981, Text Book of Biopharmaceutics Analysis A Description of Text Book of Biopharmaceutics Analysis A Description of   Method

 Methods for The Determinas for The Determination of Drug in Biotion of Drug in Biologiclogical Fluid, hal 80al Fluid, hal 80, Les &, Les & Febiger, Philadelphi.

Febiger, Philadelphi. Tj

Tjayay, , T.T.H. H. dadan n RaRaharhardjdja, a, K.K., , 1991991,1, ObatObat-o-obat bat PentPenting ing EdiEdisi si EmpEmpat,at, DepDepkes kes RI:RI: Jakarta.

Gambar

Gambar 2. Mekanisme AsetaminofenGambar 2. Mekanisme Asetaminofen

Referensi

Dokumen terkait

Baik untuk bicara studio flow nya adalah materi-materi siaran disiapkan oleh tim daai inspirasi sendiri mulai dari naskah di promter pkgnya dan rowndown dan lain sebagainya

Sifat edukatif rekreatif dalam aquarium ini ditonjolkan dengan cara penyajian materi koleksi yang bervariasi baik dalam bentuk 2dimensi maupun 3dimensi, yang ditata semenarik

Sedangkan Menurut Veithzal Rivai Zainal (2015:4) Manajemen sumber daya manusia (MSDM) merupakan salah satu bidang dari manajemen umum yang meliputi segi-segi

membantu mengembalikan kalori yang diperlukan dalam melawan penyakit. Ajarkan perlunya menciptakan lingkungan yang lembab dan sejuk. Ajarkan perlunya menciptakan lingkungan yang

Kemungkinan kecil, kadar FSH yang sangat tinggi adalah karena adenoma, hipofisis fungsional FSH-mensekresi.Jika hal ini terjadi, kadar estradiol serum akan ditinggikan

yang tinggi dan estrogen dalam jumlah yang rendah sehingga menekan berkembangnya endometriosis dan timbulnya amenorea yang diproduksi untuk mencegah implan baru pada uterus sampai

Dalam majalah ilmiah yang diakui oleh LIPI Membuat karya tulis/karya ilmiah hasil penelitian, pengkajian, survey dan evaluasi di bidang perikanan yang tidak dipublikasikan

Dengan mengadakan evaluasi atau penilaian seorang guru dapat mengatahui sejauhmana peserta didik dapat berhasil menyerap pelajaran yang diberikan, juga sebagai feed