• Tidak ada hasil yang ditemukan

obe3

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "obe3"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kelainan pertumbuhan dan perkembangan gigi merupakan salah satu macam kelainan yang sering ditemukan. Pada umumnya, kelainan tersebut disebabkan oleh faktor herediter (keturunan), gangguan perkembangan, dan gangguan metabolik. Kelainan pertumbuhan dan perkembangan gigi diklasifikasikan menjadi:

1. Kelainan jumlah gigi 2. Kelainan bentuk gigi 3. Kelainan warna gigi

4. Kelainan struktur jaringan gigi 5. Kelainan erupsi gigi

6. Kelainan ukuran gigi.

Salah satu kelainan yang terjadi disebut “MAKRODONTIA” yaitu suatu kelainan dari ukuran gigi dimana ukuran gigi lebih besar dari normal ,ketika gigi tumbuh lebih besar dari biasanya, dan perbedaan ukuran terlihat jelas dibandingkan dengan gigi sekitarnya. Kelainan atau sering disebut anomali microdontia sering menimbulkan keluhan bagi penderitanya mulai dari ganggun estetis yang membuat penderitanya tidak percaya diri terutama pada gigi anterior sampai terganggunya fungsi pengunyahan. Makro dontia bisanya sering terjadi pada laki-laki dibanding wanita. Sebuah senyum, sehat menarik sering ditandai dengan deretan gigi yang sejajar bahkan baik ukurannya dan sebagian besar dari kita mungkin telah melihat seseorang yang tersenyum didominasi oleh gigi anterior yang besar..

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa definisi dari makrodontia? 2. Apa saja etiologi dari makrodontia ? 3. Bagaimana gejala klinis dari makrodontia 4. Jelaskan klasifikasi dari makrodontia?

(2)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Makrodontia

Makrodontia berasal dari kata "makro" yang berarti besar dan "dont" yang menunjuk pada gigi atau gigi. Makrodontia berarti suatu kondisi dimana gigi atau sekelompok gigi tidak normal lebih besar dari biasanya. Makrodontia adalah gigi yang memiliki ukuran lebih besar dari normal. Kelainan ini bisa mengenai semua gigi atau hanya beberapa gigi saja.

2.2 Etiologi Macrodontia

Makrodontia dapat disebabkan oleh berbagai faktor yang saling mempengaruhi. Makrodontia yang mengenai seluruh gigi dapat terjadi pada kelainan pituitary gigantism, yaitu suatu kelainan yang disebabkan oleh adanya gangguan keseimbangan hormonal. Makrodontia yang hanya mengenai gigi tertentu saja (macrodontia lokal) kadang ditemukan pada kelainan unilateral facial hyperplasia yang menyebabkan perkembangan benih gigi yang berlebihan. Selain itu, makrodontia juga dapat berhubungan dengan beberapa penyakit yang diturunkan.

Macrodontia merupakan karakteristik dari orang-orang yang memiliki kondisi fisik tertentu atau kelainan dan pola herediter atau keluarga. Beberapa kondisi terhubung dengan macrodontia meliputi:

 KBG syndrome - Kondisi ini jarang terjadi dan memiliki macrodontia sebagai salah satu karakteristik utama, bersama dengan keterlambatan perkembangan atau keterbelakangan mental, fitur wajah yang luas dan kelainan tulang. KBG dan macrodontia terkait juga dapat dihubungkan secara genetik dalam keluarga.

(3)

 Hiperplasia Hemifacial - lain gangguan langka yang menyebabkan pembesaran jaringan dan tulang pada salah satu sisi wajah dan kepala dan kadang-kadang menyajikan dengan macrodontia pada sisi yang terkena.

 Hipofisis Gigantisme - Juga langka, gigantisme menyebabkan pertumbuhan berlebihan tulang dan melibatkan ketidakseimbangan hormonal yang mungkin berada di akar dalam kasus terisolasi dari macrodontia,

Beberapa penelitian juga mengidentifikasi kelompok etnis atau regional dengan insiden yang lebih tinggi macrodontia, seperti di beberapa populasi Cina, meskipun konsensus adalah sulit untuk datang dengan sampel kecil dari individu per negara atau wilayah geografis. Sejumlah organisasi melakukan menyatakan bahwa laki-laki cenderung memiliki macrodontia lebih dari perempuan meskipun, tidak peduli penyebabnya. Macrodontia terkait genetik di mana kondisi lain yang hadir, seperti yang disebutkan dengan sindrom KBG atau cacat perkembangan lainnya, namun kasus terisolasi dari macrodontia pada individu dengan tidak ada kondisi lain yang hanya itu - terisolasi. Secara keseluruhan, macrodontia dianggap langka dan studi kasus tidak meluas.

2.3 Klasifikasi Makrodontia

Makrodontia dapat dibagi menjadi tiga, yaitu: a) True macrodontia

True macrodontia adalah kondisi di mana rahang / kepala seseorang dari ukuran normal, tapi semua gigi yang normal besar. Kondisi ini jarang terjadi dan kadang-kadang dapat terlihat pada orang dengan gigantisme hipofisis atau hormon pertumbuhan berlebih.

b) Relative macrodontia

Relative macrodontia adalah kondisi di mana gigi yang ukuran normal, tetapi dikarenakan rahang kecil, maka gigi yang umumnya relatif lebih besar. Kondisi ini merupakan faktor keturunan, dimana ukuran gigi dapat diwariskan dari satu orangtua sedangkan ukuran rahang diwariskan dari orangtua lainnya.

c) Macrodontia yang hanya mengenai gigi tertentu saja (macrodontia lokal) kadang ditemukan pada kelainan unilateral facial hyperplasia yang menyebabkan perkembangan benih gigi yang berlebihan.

Beberapa gigi atau penyimpangan wajah memberikan tampilan mirip dengan macrodontia, seperti micrognathia, yang merupakan gigi yang berukuran normal gigi di rahang kecil. Dengan kata lain

(4)

micrognathia adalah rahang sering terlalu kecil untuk mengakomodasi gigi. Kondisi lain yang dapat memberikan gambaran mirip macrodontia adalah fusi. macrodontia adalah pengembangan dari sebuah gigi besar, fusi adalah ketika dua gigi tumbuh bersama menjadi satu formasi gigi yang besar.

2.4 Gejala klinis

Gejala Klinis. Ukuran gigi tampak lebih besar daripada gigi normal. hampir 80 % lebih besar (bisa mencapai 7,7-9,2 mm). Keadaan inijarang dijumpai, sering di DD (Diferensial Diagnosa/Diagnosa Banding) dengan Fusion Teeth.,ditemukan pada gigi permanen. Biasanya mengenai gigi molar tiga rahang bawah dan premolar dua rahang bawah, serta insisif sentral rahang atas.

Ket: insisivus sentralis “makrodontia”

Ket: gambaran radiografi macrodontia pada insivus sentralis 2.5 Komplikasi dan Perawatan

Penampilan fisik merupakan salah satu komplikasi yang paling jelas dari macrodontia tetapi sesuatu yang kurang jelas adalah apa yang terjadi di dalam wajah dan rahang orang yang memiliki gigi yang tidak rata. Bila satu atau lebih gigi yang outsized (atau berukuran seperti dalam kasus mikrodonsia, di mana gigi lebih kecil dari normal berkembang), gigitan seseorang mungkin tidak merata, menyebabkan

(5)

gangguan rahang dan sendi, serta nyeri pada wajah dan tengkorak. Keprihatinan ini maksilofasial dapat menyebabkan ringan, nyeri akut atau jangka panjang, rasa sakit yang hebat dan harus dirawat. Mengunyah juga dapat menjadi kurang efektif tergantung pada lokasi gigi kebesaran, atau macrodont, yang dapat menyebabkan masalah pencernaan jika makanan tidak benar atau benar-benar rusak sebelum menelan. Selalu berkonsultasi dengan profesional gigi atau dokter anak jika macrodontia berkembang sebagai seorang anak tumbuh atau dicurigai.

Perbedaan dalam ukuran dan permukaan yang kasar kadang-kadang ditemukan pada mereka dengan macrodontia juga dapat menyebabkan masalah dengan pembersihan yang efektif dan gigi berlubang . Gum perawatan dalam hal ini sangat penting untuk mencegah kantong di mana gigi dan gusi yang tidak cocok dengan gigi yang berdekatan.

Stripping kembali ukuran gigi atau pencabutan gigi adalah pilihan untuk mengobati atau mengoreksi macrodontia. Mengurangi ukuran gigi - atau stripping - dapat dilakukan sampai batas tertentu tapi kadang-kadang hanya minimal. Stripping dapat dilakukan sekitar sekitar 0.5mm dari setiap sisi gigi., dengan tujuan mempertahankan bentuk anatomi gigi. Namun, ia harus hati-hati untuk tidak menghilangkan substansi gigi terlalu banyak ,menghindari risiko mengekspos pulp. Mengganti gigi asli dengan gigi tiruan. Selain itu dapat digabung dengan perawatan orthodontiuntuk mensejajarkan gigi yang berjejal.

Dalam beberapa kasus, macrodontia tidak akan menimbulkan rasa sakit atau mengganggu mengunyah atau kebersihan, dan bahkan mungkin tidak sangat jelas tergantung pada lokasi gigi outsized. Dan, bahkan ketika menonjol, kadang-kadang keganjilan tersebut menambah singularitas dan tarik senyum seseorang, terutama dalam orang yang dicintai.

(6)

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Kasus 1

Amir berusia 23 datang kedokter gigi dengan keluhan ingin memperbaiki gigi depannya, dari anammesa pasien mengeluhkan gigi depan atas yang ukurannya tidak sama besar yang menyebabkan ia tidak percaya diri, pemeriksaan intraoral tenyata gigi 21 lebih besar dari gigi 11, , gigi 22 palato versi gigi , 12 distoversi, gigi gigi lainnya dalam keadaan baik . pasien juga mengeluhkan sakit pada gigi belakang rahang bawah kiri dari pemeriksaan diketahui gigi 34 36 karies media , terdapat kalkulus dirahang atas dan rahang bawah pasien tidak ada kelainan sistemik

Pertanyaan : apa yang harus dilakukan dokter gigi mengatasi masasalah pasien diatas dan apa anomali yang terdapat pada pasien diatas?

Analisa masalah

1. Pemeriksaan subjektif Identitas

Nama : Amir Jenis kelamin : Laki-laki Umur : 23 th Anamnesa

Keluhan utama : memperbaiki gigi depan yang tidak sama besar yang mengganggu penampilannya

Keluhan tambahan : sakit pada gigi belakang rahang bawah kiri 2. Pemeriksaan objektif

Pemeriksaan intra oral : gigi 21 > dari 11, gigi 21 labioversi Gigi 22 palato versi

Gigi 21 distoversi Gigi 34 36 karies

Rahang atas dan bawah banyak terdapat kalkulus 3. Pemeriksaan penunjang

Rongent foto melihat keadaan gigi gigi 21 4. Diagnosa

(7)

Gigi 21 anomali makrodontia Crowded anterior

Gigi 34 dan 36 karies media (clor etil (+)) 5. Rencana perawatan awal

Scaling Rahang atas dan rahang bawah Restorasi gigi 34 dan 36

6. Rencana perawatan akhir

Pada gigi 21 yang anomali makrodontia akan dibuatkan fullcrown dengan bahan porselen agar ukurannya sama dengan gigi 11, stelah pembuatan fullcrown kemudian dilakukan perwatan orthodonti cekat untuk mensejajarkan gigi anterior yang crowded agar didapat fungsi estetis yang baik sesuai keinginan pasien dan tentu saja fungsi oklusi dan penyunyahan juga akan menjadi baik.

3.2 Kasus 2

Mutiara ber usia 25 tahun datang RSGM baiturahmah dengan keluhan sakit pada rahang bawah sebelah kanan, dari hasil pemeriksaan intra oral tidak ada tanda2 karies , dokter tidak melihat adanya gigi 48 dari anamnesa pasien belum pernah melakukan pencabutan pada gigi belakangnya, dokter gigi menyuruh pasien melakukan rongent foto untuk mengetahui penyebab sakitnya karna dokter menduga disebabkan karana gigi 48 terpendam, dari hasil rongent didapat ternyata gigi 48 terpendam dengan posisi mesio angular, dan dokter melihat giggi 48 tersebut ukurannya sangat besar dibanding ukuran rata2 normal

Apa yang harus dilakukan dokter tersebut untuk mengatasi keluhan pasien dan anomali apa yang terdapat pada gigi 48?

Analisa masalah

1. Pemeriksaan subjektif Identitas

Nama : mutiara Jenis kelamin : perempuan Umur : 25 th

(8)

Anamnesa

Keluhan utama : sakit pada gigi belakang kanan rahang bawah

Keterangan tambahan : pasien belum pernah mencabut gigi belakangnya, dan pasien tidak ada kelainan sistemik

2. Pemeriksaan objektif

Pemeriksaan intra oral : tidak ada tanda-tanda karies, terdapat kalkulus di rahang atas dan bawah

3. Pemeriksaan penunjang

Rongent foto melihat keadaan gigi gigi 48 4. Diagnosa

Gigi 48 impacted posisi mesio angular disertai anomali makrodontia 6. Rencana perawatan awal

Scaling Rahang atas dan rahang bawah 5. Rencana perawatan akhir

(9)

DAFTAR PUSTAKA

Itjiningsih W.1991. Anatomi Gigi. Jakarta: EGC

Referensi

Dokumen terkait

Pemenuhan kewajiban iuran produksi/royalti oleh pemegang Izin Usaha Pertambangan tahap kegiatan Operasi Produksi Batubara, Izin Usaha Pertambangan Khusus tahap kegiatan

Faktor yang menyebabkan masyarakat Kota Pasuruan datang ke TPS untuk berpartisipasi dalam pemilu legislatif secara berturut-turut adalah karena kesadaran

Hal ini diperlukan untuk dapat mengukur dengan baik sektor-sektor ekonomi apa saja yang dapat berkembang dengan adanya pengembangan aktivitas pengelolaan usaha yang memproduksi

Pengumpulan, analisis & diseminasi/komunikasi data kesehatan (data penyakit) dan data keselamatan (data kecelakaan) spesifik untuk populasi pekerja berisiko dengan

Selain itu, pada pemberian tetes mata atropin dengan jumlah yang sama sama pada tikus, segera terjadi efek yang berlawanan dengan pilokarpin, yaitu pada tikus, segera

2. Apa keuntungan modulasi FM jika dibandingkan dengan modulasi AM? 3. Gambarkan diagram sisir dari mux PDH yang menghubungkan kota A,B dan C. Sinyal Audio yang mempuyai

Metode yang dipakai dalam penelitian untuk mengetahui kadar ion logam Cr(VI) dan Cu(II) mula-mula dan setelah perendaman adalah dengan menggunakan metode spektrofotometri