• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENYUSUNAN MASTER PLAN PEMBANGUNAN EKONOMI DAERAH KABUPATEN JAYAPURA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENYUSUNAN MASTER PLAN PEMBANGUNAN EKONOMI DAERAH KABUPATEN JAYAPURA"

Copied!
223
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN AKHIR HASIL KEGIATAN

PENYUSUNAN MASTER PLAN PEMBANGUNAN

EKONOMI DAERAH KABUPATEN JAYAPURA

OLEH

TIM PELAKSANA

KERJASAMA

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DADERAH (BAPPEDA)

KABUPATEN JAYAPURA

DENGAN

LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN MASYARAKAT

(LP2M)

UNIVERSITAS HASANUDDIN

(2)

Laporan Hasil Penyusunan Master Plan Pembangunan Ekonomi Daerah iii DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL i KATA PENGANTAR ii DAFTAR ISI iv DAFTAR TABEL vi

DAFTAR GAMBAR viii

BAB I. PENDAHULUAN 1

A. Latar Belakang 1

B. Maksud dan Tujuan Kegiatan 5

C. Manfaat Kegiatan 6

D. Ruang Lingkup Kegiatan 7

E. Hasil (Output) 8

BAB II. METODOLOGI 10

A. Metode Pengumpulan Data 10

B. Jenis dan Sumber Data 11

C. Metode Penarikan Sampel 11

D. Pengolahan Data 13

E. Analisis Data 13

F. Lokasi dan Waktu Pelaksanaan Kegiatan 15

BAB III. KONDISI UMUM PEREKONOMIAN KAB. JAYAPURA 16

A. Kondisi Geografis 16

B. Kondisi Demografis (Kependudukan) 20

C. Kondisi Ketenagakerjaan 24

D. Wilayah Pembangunan Daerah 31

E. Kondisi Perekonomian 38

F. Sektor Unggulan dan Komoditi Unggulan Daerah 66 G. Kekuatan dan Tantangan Pembangunan Ekonomi Daerah 67 BAB IV. ARAH KEBIJAKAN DAN PRIORITAS PEMBANGUNAN EKONOMI NASIONAL DAN PROVINSI PAPUA 70

A. Arah Kebijakan dan Prioritas Pembangunan Nasional 70 B. Arah Kebijakan dan Prioritas Pembangunan Prov. Papua 85

(3)

Laporan Hasil Penyusunan Master Plan Pembangunan Ekonomi Daerah iv

BAB V. VISI, MISI, TUJUAN DAN ARAH PEMBANGUNAN

EKONOMI DAERAH KABUPATEN JAYAPURA 94

A. Visi dan Misi 94

B. Tujuan Pembangunan Jangka Panjang Daerah 96 C. Arah Pembangunan Ekonomi Daerah Jangka Panjang 96 BAB VI. KEKUATAN, KELEMAHAN, PELUANG, TANTANGAN

DAN ISU STRATEGIS PEMBANGUNAN EKONOMI 103 A. Analisis SWOT Pembangunan Sektor-Sektor Ekonomi 103 B. Formulasi Strategi Pembangunan Sektor Ekonomi 107 C. Analisis SWOT Pengembangan Komoditi Unggulan 114 D. Formulasi Strategi Pengembangan Komiditi Unggulan 120 E. Analisis SWOT Kewilayahan di Kab. Jayapura 126 F. Formulasi Strategi Pembangunan Kewilayahan 138 G. Evaluasi Kebijakan dan Program Pembangunan Ekonomi 140

H. Isu-isi Strategis Kabupaten Jayapura 143

BAB VII. KERANGKA MAKRO RENCANA PEMBANGUNAN

EKONOMI DAERAH KAB. JAYAPURA 159

A. Arahan Pengembangan Sektor Unggulan dan Komoditi

Unggulan Daerah 159

B. Strategi Pengembangan Aktivitas Pengelolaan Komoditi

Unggulan Daerah 167

C. Implikasi Imvestasi 188

BAB VIII. TAHAPAN RENCANA AKSI MASTER PLAN

PEMBANGUNAN EKONOMI DAERAH 191

A. Konsep Rencana Aksi Master Plan Pembangunan

Ekonomi Daerah 191

B. Tahapan rencana Aksi dan Indikasi Program 193

BAB IX. PENUTUP 199

A. Penutup 199

B. Rekomendasi 205

REFERENSI 216

(4)

Laporan Hasil Penyusunan Master Plan Pembangunan Ekonomi Daerah v

DAFTAR TABEL

Nomor Teks Halaman

2.1. Matriks Analisis SWOT 14

3.1. Luas Wilayah Masing-Masing Distrik di Kab. Jayapura 17 3.2. Perkembangan Jumlah Penduduk Kabupaten Jayapura,

Periode 2007 – 2013 21

3.3. Jumlah Penduduk Kabupaten Jayapura, Dirinci

Menurut Distrik Tahun 2013 22

3.4. Penduduk Kabupaten Jayapura Dirinci Menurut Jenis

Pekerjaan, Tahun 2013 25

3.5. Persentase Penduduk Usia 15 Tahun Keatas Dirinci Menurut Jenis Kegiatan Utama Selama Seminggu Yang

Lalu di Kabupaten Jayapura, Tahun 2013 27 3.6. Persentase Penduduk Bekerja di Kabupaten Jayapura

Menurut Jenis Kelamin Dirinci Berdasarkan Pendidikan

Tertinggi Yang Ditamatkan, Tahun 2013 29

3.7. Persentase Penduduk yang Bekerja di Kab. Jayapura

Menurut Kelompok Sektor Ekonomi, Tahun 2013 30 3.8. Pembagian Wilayah Pembangunan Kabupaten Jayapura 34 3.9. Peranan Masing-masing Sektor Terhadap Pembentukan

PDRB Kabupaten Jayapura Atas Dasar Harga Berlaku,

Tahun 2009 - 2013 (dalam persen) 40

3.10. Pertumbuhan PDRB Kabupaten Jayapura Berdasarkan ADHB

dan ADHK, Tahun 2009 – 2013 42

3.11. PDRB Perkapita Kabupaten Jayapura dan Pertumbuhannya Dirinci Menurut Harga Berlaku, Tahun 2009 – 2013 43 3.12. Jumlah KK Miskin di Kabupaten Jayapura, Tahun 2011 46 3.13. Target dan Realisasi Pendapatan Asli Daerah Kabupaten

Jayapura, Tahun 2010-2014 48

3.14. Kontribusi PAD Terhadap Pendapatan Daerah Kabupaten

Jayapura, Tahun 2010-2014 49

3.15. Kontribusi Setiap Sumber PAD Terhadap Total Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Jayapura Tahun 2010-2014 50 3.16. Pinjaman yang Diberikan Bank Umum di Kab. Jayapura,

Dirinci Menurut Jenis Penggunaan, Tahun 2010-2014 53 3.17. Pertumbuhan Ekonomi dan Kontribusi Sektor Pertanian di

Kabupaten Jayapura, Tahun 2012-2013 (dalam Persen) 55

3.18. Luas Lahan Tanaman Komoditi, Tahun 2013 58

3.19. Pertumbuhan Ekonomi dan Kontribusi Sektor Industri

Pengolahan di Kab. Jayapura, Tahun 2012-2013 (persen) 63 3.20. Pertumbuhan Ekonomi dan Kontribusi Sektor Keuangan,

Persewaan dan Jasa Perusahaan di Kabupaten Jayapura,

Tahun 2012 - 2013 (persen) 65

3.21. Hasil Perhitungan Location Quetiont Komoditi Sektor

(5)

Laporan Hasil Penyusunan Master Plan Pembangunan Ekonomi Daerah vi

6.1. Hasil Analisis SWOT Sektor-Sektor Ekonomi Dalam

Perekonomian Kabupaten Jayapur 109

6.2. Hasil Analisis SWOT Komoditi Unggalan Daerah di

Kabupaten Jayapura 123

6.3. Hasil Analisis SWOT Variabel Permasalahan Pokok yang Dihadapi dalam Pengembangan Komoditi Unggulan Daerah,

Dirinci Menurut Aspek Kewilayahan di Kabupaten Jayapura 128 6.4. Matrik Identifikasi Isu Strategis yang Terkait Dengan

Pembangunan Ekonomi Daerah di Kabupaten Jayapura 155 7.1. Implikasi Investasi Untuk Pengembangan Sektor/Komoiditi

Unggulan Daerah di Kabupaten Jayapura 189

8.1. Tahapan Rencana Aksi Master Plan Pembangunan

(6)

Laporan Hasil Penyusunan Master Plan Pembangunan Ekonomi Daerah vii

DAFTAR GAMBAR

Nomor Teks Halaman

3.1. Wilayah Administratif Kabupaten Jayapura 16 3.2. Pembagian Wilayah Pembangunan Kabupaten Jayapura 35 3.3. Kontribusi Rata-rata Setiap Sumber PAD Terhadap

Total PAD, Tahun 2010-2014 52

7.1. Konsep Pengembangan Sektor Unggulan dan Komoditi

Unggulan Daerah di Kabupaten Jayapura 163

8.1. Konsep Rencana Aksi Master Plan Pembangunan

(7)

Laporan Akhir Hasil Penyusunan Master Plan Pembangunan Ek. Daerah  Page 1 

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Aktivitas pembangunan di berbagai bidang sangat penting untuk dilaksanakan oleh setiap daerah guna mendorong peningkatan kesejahteraan masyarakatnya dari tahun ke tahun. Dalam era otonomi daerah di Indonesia saat ini terlihat bahwa salah satu bidang pembangunan yang sedang digenjot pelaksanaannya oleh setiap pemerintah daerah bersama masyarakatnya adalah pembangunan di bidang ekonomi. Hal in berkaitan dengan pelaksanaan salah satu kewenangan dan kewajiban pemerintah daerah untuk memenuhi kebutuhan konsumsi masyarakatnya akan barang dan jasa yang dapat dihasilkan dari berbagai sektor ekonomi, utamanya dari sektor ekonomi unggulan masing-masing daerah yang mampu menghasilkan komoditi unggulan daerah secara memadai untuk memenuhi kebutuhan konsumsi lokal dan tersedia kelebihannya yang dapat dijual ke pasar domestik maupun pasar ekspor (A.R. Razak, 2009).

Dalam Kaitan itulah, maka para pelaku ekonomi di setiap daerah, utamanya 3 (tiga) pilar pembangunan, yakni pemerintah, pengusaha, dan masyarakat, melaksanakan aktivitas pembangunan ekonomi dalam rangka menghasilkan sejumlah barang dan jasa (produk) yang dibutuhkan oleh konsumen di daerah bersangkutan dan di daerah-daerah lain maupun di negara-negara lain dengan menggunakan sumberdaya lokal yang tersedia di daerahnya maupun dari daerah atau negara lain.

Wujud aktivitas pembangunan ekonomi yang dilaksanakan oleh setiap pelaku ekonomi di masing-masing negara atau daerah pada dasarnya dapat diklasifikasikan dalam 3 (tiga) kelompok, yakni :

(1) Aktivitas produksi yang dilaksanakan oleh para produsen di negara atau daerah bersangkutan dengan menggunakan

(8)

Laporan Akhir Hasil Penyusunan Master Plan Pembangunan Ek. Daerah  Page 2 

sejumlah sumberdaya modal, guna menghasilkan sejumlah barang dan jasa (produk);

(2) Aktivitas konsumsi yang dilaksanakan oleh para konsumen di negara atau daerah bersangkutan dengan membeli sejumlah barang dan jasa yang dibutuhkan dan diinginkan guna memenuhi kebutuhan primer, sekunder dan tersier mereka yang senantiasa berubah dari waktu ke waktu; dan

(3) Aktivitas distribusi yang dihasilkan oleh para pedagang guna memindahkan atau mendistribusikan barang dan jasa dari produsen hingga sampai ke tangan konsumen. Demikian pula, aktivitas distribusi ini dilaksanakan untuk memindahkan atau mengalokasikan sumberdaya ekonomi atau faktor produksi dari sumbernya ke lokasi aktivitas produksi, sehingga aktivitas tersebut dapat berlangsung secara berkesinambungan dan berkembang dari waktu ke waktu. Oleh karena itu, aktivitas distribusi oleh para distributor ini pada dasarnya diwujudkan untuk memudahkan para konsumen untuk mengakses atau mendapatkan barang dan jasa yang dibutuhkan guna memenuhi kebutuhan konsumen meereka. Selain itu, aktivitas distribusi ditujukan pula untuk memudahkan para produsen untuk memperoleh sumberdaya ekonomi atau faktor-faktor produksi yang dibutuhkan dalam menghasilkan barang dan jasa serta untuk mendistribusikan barang dan jasa yang dihasilkan, sehingga tidak menumpuk di tempat produksi dan mampu menghasilkan sejumlah pendapatan yang bersumber dari hasil penjualan barang dan jasa yang dihasilkan tersebut. Adanya aktivitas distribusi inilah, maka sumberdaya ekonomi atau faktor-faktor produksi (input) pemilik faktor produksi serta barang dan jasa (output) yang dihasilkan oleh para produsen dapat dialokasikan dan terdistribusi secara tepat waktu, tepat tempat dan tepat sasaran, sehingga pemanfaatannya dapat lebih efektif dan efisien.

(9)

Laporan Akhir Hasil Penyusunan Master Plan Pembangunan Ek. Daerah  Page 3 

Melalui pelaksanaan aktivitas pembangunan ekonomi, maka keadaan perekonomian setiap daerah dapat digeser atau berubah dari keadaan awal menuju kepada keadaan yang direncanakan sebagai keadaan yang diinginkan dan dicita-citakan untuk dicapai dalam periode waktu tertentu, yakni dalam jangka pendek (periode satu tahun), jangka menengah (periode 5 tahun), dan periode jangka panjang (20 – 25 tahun). Oleh karena itu, selama ini senantiasa terlihat bahwa hasil yang diperoleh dari pelaksanaan akktivitas pembangunan ekonomi yang dilaksanakan di setiap negara atau daerah adalah terjadinya perubahan keadaan perekonomian daerah atau negara bersangkutan dalam periode waktu tertentu. Dimana perubahan keadaan tersebut dapat dilihat secara langsung dalam berbagai indikator makro ekonomi yang selama ini digunakan untuk mengukur keberhasilan pembangunan ekonomi yang dilaksanakan di setiap negara atau daerah, yakni antara lain laju pertumbuhan ekonomi, perubahan struktur ekonomi, kontribusi masing-masing sektor ekonomi dalam pembentukan PDRB (Product Domestic

Regional Bruto) dan penyerapan tenaga kerja, penurunan jumlah rumah

tangga miskin, penurunan angka pengangguran, peningkatan pendapatan perkapita penduduk, penurunan laju inflasi, dan sebagainya.

Proses berubahnya keadaan perekonomian setiap daerah dari keadaan awal periode pelaksanaan pembangunan ekonomi kepada keadaan yang dapat dicapai pada akhir periode yang ditentukan, pada dasarnya dapat berjalan secara cepat, sedang, maupun lambat. Dimana setiap daerah senantiasa menginginkan proses perubahan keadaan perekonomian daerahnya menuju kepada keadaan yang lebih baik dapat diwujudkan secara cepat guna mendorong peningkatan dan pemerataan kesejahteraan masyarakatnya secara cepat.

Dalam kaitan itulah, maka dalam era otonomi daerah di Indonesia saat ini, setiap pemerintah kabupaten/kota, termasuk pemerintah Kabupaten Jayapura, telah diberikan kewenangan yang lebih besar untuk mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri, termasuk

(10)

Laporan Akhir Hasil Penyusunan Master Plan Pembangunan Ek. Daerah  Page 4 

kewenangan untuk mengatur keuangannya dalam rangka pelaksanaan tugas pokok dan fungsi yang dijalankan dalam memutar roda pemerintahan, akktivitas pembangunan dan pelayanan kepada masyarakat yang dijabarkan dalam penyelenggaraan urusan wajib dan urusan pilihan oleh pemerintah daerah.

Selama ini terlihat adanya berbagai upaya yang telah dilaksanakan oleh pemerintah daerah, termasuk pemerintah Kabupaten Jayapura, guna mewujudkan percepatan pembangunan ekonomi daerahnya secara terarah dan optimal, antara lain dengan menyusunan perencanaan pembangunan ekonomi daerahnya selama periode waktu tertentu. Salah satu wujud program kegiataan perencanaan pembangunan ekonomi daerah yang harus dilaksanakan oleh pemerintah daerah, sebagaimana yang telah diatur dalam Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, adalah Penyusunan Master Plan Pembangunan Ekonomi Daerah.

Dalam rangka mewujudkan tujuan ini, maka pemerintah Kabupaten Jayapura melalui Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) melaksanakan kegiatan Penyusunan Master Plan Pembangunan Ekonomi Daerah pada tahun anggaran 2015.

Melalui pelaksanaan kegiatan ini, maka dapat diharapkan untuk tersusunnya master plan pembangunan ekonomi daerah di Kabupaten Jayapura, sehingga di daerah ini dapat tersedia dokumen perencanaan pembangunan ekonomi daerah yang dapat dijadikan sebagai pedoman pelaksanaan pembangunan daerah Kabupaten Jayapura di bidang ekonomi. Selain itu, diharapkan pula bahwa ketersediaan dokumen perencanaan ini, maka aktivitas pembangunan dalam bidang ekonomi di Kabupaten Jayapura dapat dilaksanakan secara terarah dan sistematis dengan menggunakan sumberdaya ekonomi secara efisien dan efektif, kemudian mendistribusikan hasilnya secara merata dan adil ke masing-masing wilayah pembangunan, sehingga dapat diperoleh hasil pembangunan ekonomi daerah ini secara optimal di masa datang.

(11)

Laporan Akhir Hasil Penyusunan Master Plan Pembangunan Ek. Daerah  Page 5 

Berkaitan dengan pelaksanaan program kegiatan tersebut, maka pihak Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Jayapura telah bekerjasama dengan Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M), Universitas Hasanuddin sebagai pelaksana kegiatan ini, sehingga dapat terlaksana kegiatan Penyusunan

Master Plan Pembangunan Ekonomi Daerah ini sebagaimana yang

direncanakan sebelumnya.

Sebagai wujud dari pelaksanaan kerjasama yang dimaksud, maka salah satu bentuk dokumen yang harus dibuat oleh pihak Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, Universitas Hasanuddin sebagai pelaksana kegiatan adalah penyusunan laporan hasil kegiatan. Oleh karena itu, laporan hasil kegiatan ini disusun sebagai hasil pelaksanaan kegiatan Penyusunan Master Plan Pembangunan Ekonomi Daerah yang dapat digunakan oleh pemerintah Kabupaten Jayapura dalam mengarahkan kebijakan, strategi dan pelaksanaan aktivitas pembangunan ekonomi daerah ini di masa datang, sehingga dapat diharapkan untuk diperoleh hasil pembangunan ekonomi yang optimal dalam rangka mewujudkan percepatan pembangunan ekonomi Kabupaten Jayapura di masa datang.

B. MAKSUD DAN TUJUAN KEGIATAN

Secara umum, maksud dan tujuan pelaksanaan kegiatan Penyusunan Master Plan Pembangunan Ekonomi Daerah di Kabupaten Jayapura pada tahun 2015 ini dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Untuk menyediakan dokumen Rencana Induk (Master Plan) Pembangunan Ekonomi Daerah Kabupaten Jayapura, Tahun 2015-2025 sebagai acuan/pedoman bagi para pemangku kepentingan pembangunan di bidang ekonomi dalam rangka mewujudkan percepatan pembangunan ekonomi daerah ini.

2. Untuk memberikan pedoman dan arah dalam meningkatkan koordinasi seluruh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dan

(12)

Laporan Akhir Hasil Penyusunan Master Plan Pembangunan Ek. Daerah  Page 6 

pemangku kepentingan lainnya yang terkait dengan aktivitas pembangunan daerah di bidang ekonomi.

3. Untuk menganalisa kondisi Existing kinerja pembangunan ekonomi Kabupaten Jayapura saat ini serta kecenderungan-kecenderungan perkembangannya dalam 5 (lima) tahun terakhir. 4. Untuk mendeskripsikan perkembangan target kinerja

pembangunan ekonomi makro Kabupaten Jayapura yang direncanakan sampai tahun 2025 mendatang, melalui indikator-indikator makro ekonomi.

5. Untuk menformulasi arah kebijakan pembangunan ekonomi daerah di Kabupaten Jayapura guna mencapai target pembangunan ekonomi sampai tahun 2025.

C. MANFAAT KEGIATAN

Hasil pelaksanaan kegiatan ini diharapkan untuk dapat menjadi sumber informasi utama bagi pengambil kebijakan di Kabupaten Jayapura dalam rangka mewujudkan pelaksanaan pembangunan ekonomi daerah ini yang lebih terarah dan terkontrol secara baik dari tahun ke tahun, sehingga dapat lebih memudahkan dalam melakukan evaluasi dan monitoring pelaksanaan aktivitas pembangunan ekonomi di Kabupaten Jayapura guna memperoleh hasil pembangunan ekonomi daerah ini yang optimal di masa datang.

Selain itu, hasil kegiatan ini diharapkan pula dapat berkontribusi dalam mendorong peningkatan efisiensi dan efektivitas penggunaan sumberdaya ekonomi dalam pelaksanaan pembangunan ekonomi daerah ini sesuai dengan potensi yang tersedia dan dapat dikembangkan, sehingga dapat diwujudkan percepatan pembangunan ekonomi daerah di Kabupaten Jayapura di masa datang.

(13)

Laporan Akhir Hasil Penyusunan Master Plan Pembangunan Ek. Daerah  Page 7 

D. RUANG LINGKUP KEGIATAN

1. Lingkup Wilayah

Ruang lingkup wilayah pelaksanaan kegiatan Penyusunan Master Plan Pembangunan Ekonomi Daerah ini adalah mencakup wilayah Kabupaten Jayapura.

2. Lingkup Kegiatan

Ruang lingkup pekerjaan yang dilaksanakan dalam kegiatan ini adalah Penyusunan Master Plan Pembangunan Ekonomi

Daerah sebagai bagian dari upaya untuk mewujudkan percepatan

pembangunan ekonomi daerah di Kabupaten Jayapura melalui peningkatan efisiensi dan efekivitas penggunaan sumberdaya ekonomi dalam pelaksanaan pembangunan ekonomi daerah ini serta optimalisasi capaian kinerja pembangunan ekonomi dan pemerataan distribusi hasilnya di masa datang. Oleh karena itu, ruang lingkup kegiatan ini meliputi :

a) Identifikasi dan analisis mengenai kondisi Existing atau potret kondisi aktivitas pembangunan ekonomi serta kinerja makro ekonomi Kabupaten Jayapura saat ini;

b) Kajian dan analisis terhadap kecenderungan perkembangan kinerja makro ekonomi yang dapat dicapai sebagai hasil pembangunan ekonomi di Kabupaten Jayapura selama 5 (lima) tahun terakhir;

c) Identifikasi dan analisis permasalahan atau kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan pembangunan di berbagai sektor ekonomi di Kabupaten Jayapura selama ini;

d) Identifikasi dan analisis mengenai ketersediaan dan daya dukung sumberdaya ekonomi, lembaga pendukung serta infrastruktur terhadap pelaksanaan aktivitas pembangunan ekonomi di Kabupaten Jayapura saat ini;

e) Identifikasi dan analisis terhadap potensi ekonomi yang dimiliki atau tersedia di Kabupaten Jayapura yang dapat

(14)

Laporan Akhir Hasil Penyusunan Master Plan Pembangunan Ek. Daerah  Page 8 

dikembangkan untuk mewujudkan percepatan pembangunan ekonomi daerah ini selama tahun 2015-2025;

f) Pengumpulan data primer dengan menggunakan instrumen kuesioner dan interview langsung dengan para responden; g) Pengumpulan data sekunder pada instansi terkait serta dari

hasil-hasil kajian sebelumnya yang relevan;

h) Pelaksanaan presentasi dan diskusi (FGD) dalam rangka sosialisasi dan pembahasan hasil pekerjaan kepada Stakeholder di Kabupaten Jayapura guna memperoleh masukan bagi penyempurnaan laporan akhir hasil kegiatan; i) Penyusunan Master Plan Pembangunan Ekonomi Daerah

Kabupaten Jayapura, Tahun 2015-2025.

E. HASIL (OUTPUT)

Ada beberapa keluaran (output) yang dapat diharapkan dari pelaksanaan kegiatan ini, yakni :

1. Informasi dan data tentang kondisi Existing atau potret kondisi aktivitas pembangunan ekonomi serta kinerja makro ekonomi Kabupaten Jayapura saat ini serta hasil analisisnya;

2. Hasil analisis terhadap kecenderungan perkembangan kinerja makro ekonomi yang dapat dicapai sebagai hasil pembangunan ekonomi di Kabupaten Jayapura selama 5 (lima) tahun terakhir; 3. Hasil identifikasi dan analisis permasalahan atau kendala yang

dihadapi dalam pelaksanaan pembangunan di berbagai sektor ekonomi di Kabupaten Jayapura;

4. Hasil identifikasi dan analisis mengenai ketersedian dan daya dukung suberdaya ekonomi, lembaga pendukung serta infrastruktur terhadap pelaksanaan aktivitas pembangunan ekonomi di Kabupaten Jayapura saat ini;

5. Hasil identifikasi dan analisis terhadap potensi ekonomi yang dimiliki atau tersedia di Kabupaten Jayapura yang dapat

(15)

Laporan Akhir Hasil Penyusunan Master Plan Pembangunan Ek. Daerah  Page 9 

dikembangkan untuk mewujudkan percepatan pembangunan ekonomi daerah ini selama tahun 2015-2025;

6. Master Plan Pembangunan Ekonomi Daerah Kabupaten Jayapura, Tahun 2015-2025.

(16)

Laporan Akhir Hasil Penyusunan Master Plan Pembangunan Ek. Daerah  Page 10 

BAB II

METODOLOGI

Dalam rangka pelaksanaan kegiatan penyusunan master plan pembangunan ekonomi daerah di Kabupaten Jayapura pada tahun 2015 ini, maka sangat dibutuhkan data dan informasi. Oleh karena itu, rangkaian kegiatan pengumpulan, pengolahan dan analisis data sangat urgen untuk dilaksanakan dalam kegiatan ini.

Pelaksanaan rangkaian kegiatan tersebut diwujudkan dalam beberapa tahap secara sistematis dan terarah, sehingga dibutuhkan metodologi pelaksanaannya yang dapat diuraikan sebagai berikut:

A. METODE PENGUMPULAN DATA

Data dalam informasi yang dibutuhkan dalam pelaksanaan kegiatan ini dikumpulkan dari berbagai sumber dan harus dapat dipergunakan untuk membuat suatu keputusan. Oleh karena itu, data dan informasi yang dikumpulkan harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :

a) Data harus objektif, artinya sesuai dengan yang diperoleh dari sumber data dengan apa adanya, sehingga dalam pengolahan dan analisis data tidak terjadi bias dan sesuai dengan yang diharapkan.

b) Data harus dapat mewakili (representative) sesuai dengan kondisi masyarakat dan wilayah.

c) Data harus mempunyai kesalahan baku (standard error) yang kecil; dan

d) Data harus mempunyai relevansi dengan pekerjaan yang sedang dilakukan.

Dalam rangka memperoleh hasil kegiatan pengumpulan data dan informasi yang optimal, maka metode pengumpulan data dan informasi yang digunakan adalah teknik survey untuk melakukan observasi dan

(17)

Laporan Akhir Hasil Penyusunan Master Plan Pembangunan Ek. Daerah  Page 11 

wawancara dengan para responden dalam mmenjaring data dan informasi yang dibutuhkan dalam kegiatan ini.

Kegiatan survey difokuskan pada pelaksanaan aktivitas pembangunan ekonomi oleh para pelaku ekonomi di Kabupaten Jayapura pada setiap sektor ekonomi di masing-masing distrik yang di setiap wilayah pembangunan yang telah ditetapkan oleh pemerintah Kabupaten Jayapura, sebagaimana yang nampak dalam dokumen Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Jayapura, Tahun 2008 - 2028.

B. JENIS DAN SUMBER DATA

Ada 2 (dua) jenis data yang dibutuhkan dan dikumpulkan dalam pelaksanaan kegiatan ini, yakni data primer dan data sekunder. Data primer dikumpulkan secara langsung dari para responden melalui wawancara, baik dengan menggunakan kuesioner maupun dengan cara wawancara langsung tanpa kuesioner (interview). Selain itu, jenis data primer dapat pula diperoleh dari hasil observasi atau pengamatan langsung terhadap aktivitas ekonomi yang dlaksanakan oleh para pelaku ekonomi di masing-masing sektor ekonomi.

Selanjutnya, data sekunder diperoleh dari instansi terkait, seperti Kantor Bappeda Kabupaten Jayapura, Kantor Statistik dan SKPD-SKPD lainnya di Kabupaten Jayapura, serta Lembaga Perbankan. Data sekunder yang dikumpulkan merupakan dokumen instansi dan lembaga terkait yang relevan dan dibutuhkan dalam pelaksanaan kegiatan ini. Selain itu, data sekunder dapat pula diperoleh dari laporan penelitian sebelumnya yang relevan dengan studi ini maupun referensi lainnya yang valid untuk mendukung dan memperkuat analisis data.

C. METODE PENARIKAN SAMPEL

Pemilihan responden dilakukan dengan mengambil atau menarik sample dari populasi berdasarkan pertimbangan bahwa responden adalah pelaku, baik individu maupun kelompok dan lembaga, yang

(18)

Laporan Akhir Hasil Penyusunan Master Plan Pembangunan Ek. Daerah  Page 12 

dianggap berkaitan dengan kegiatan ini, institusi pengambil kebijakan dan institusi teknis dalam wilayah administrasi Kabupaten Jayapura. Pengambilan atau penarikan sample dari populasi dilakukan dengan pertimbangan bahwa ketersediaan sumberdaya dalam pelaksanaan keegiatan ini adalah terbatas.

Populasi merupakan seluruh pelaku ekonomi yang terlibat dalam pelaksanaan aktivitas usaha pada setiap sektor ekonomi di masing-masing wilayah pembangunan di Kabupaten Jayapura. Oleh karena karakteristik anggota populasi di masing-masing sektor ekonomi adalah relatif heterogen, maka pengambilan sampel dilaksanakan melalui beberapa tahap dan menerapkan beberapa metode sebagai berikut :

a. Metode Cluster Sampling

Penggunaan metodeini dilaksanakan dalam 2 (dua) tahap, yakni:

Tahap pertama adalah pengelompokkan masing-masing anggota

populasi dalam setiap kluster berdasarkan sektor ekonomi dengan pertimbangan bahwa karakteristik anggota populasi di masing-masing sektor ekonomi tersebut adalah heterogen; dan Tahap

kedua adalah pengelompokkan masing-masing anggota populasi

di setiap sektor ekonomi dengan pertimbangan bahwa karakteristik anggota populasi di masing-masing sektor ekonomi tersebut masih bersifat heterogen, sehingga belum dapat diambil secara acak guna memenuhi persyaratan keterwakilan dan kesamaan kesempatan untuk terpilih sebagai sampel.

b. Metode Simple Random Sampling

Setelah seluruh anggota populasi pada masing-masing sektor ekonomi dikelompokkan dalam klusternya, maka tahapan berikutnya adalah penarikan sampel dari masing-masing cluster yang ada dalam setiap sektor ekonomi. Penarikan sampel dari setiap kluster pada masing-masing sektor ekonomi dilakukan dengan menggunakan metode acak sederhana (simple random

sampling) dengan pertimbangan bahwa karakteristik

(19)

Laporan Akhir Hasil Penyusunan Master Plan Pembangunan Ek. Daerah  Page 13 

ekonomi adalah relatif homogen. Jumlah responden yang ditarik dari masing-masing sektor ekonomi adalah sebanyak 20 orang, sehingga jumlah keseluruhan responden yang ditarik dari 9 sektor ekonomi yang ada dalam perekonomian Kabupaten Jayapura saat ini adalah 180 orang.

Selain itu, dilakukan pula indepth Interview terhadap Stakeholder atau pelaku-pelaku kepentingan yang berkaitan dengan kajian serta observasi dan wawancara secara langsung dengan para responden di Kabupaten Jayapura.

D. PENGOLAHAN DATA

Data yang telah dikumpulkan sebagai hasil penelitian yang telah dilaksanakan di lapangan, selanjutnya diolah terlebih dahulu. Pengolahan tersebut dilaksanakan melalui beberapa tahapan sebagai berikut :

a) Editing b) Validasi c) Tabulasi

Hasil pengolahan data, selanjutnya disajikan dalam bentuk tabel atau grafik (gambar) untuk memudahkan analisis data.

E. ANALISIS DATA

Setelah data selesai diolah, maka selanjutnya dianalisis dengan menggunakan alat analisis statistik deskriptif yang disesuaikan dengan jenis dan aspek analisis, seperti analisis SWOT untuk menganalisis aspek kekuatan, potensi, peluang dan tantangan yang dihadapi dalam pembangunan ekonomi daerah di Kabupaten Jayapura saat ini dan di masa datang.

Analisis SWOT adalah analisis kualitatif yang digunakan untuk mengidentifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk memformulasikan strategi suatu kegiatan. Analisis SWOT adalah singkatan dari Strenghts dan Weaknesses (Lingkungan Internal) serta Opportunities dan Threats. (Lingkungan Eksternal). Analisis SWOT disebut juga analisis situasi yang

(20)

Laporan Akhir Hasil Penyusunan Master Plan Pembangunan Ek. Daerah  Page 14 

digolongkan ke dalam faktor internal (kekuatan dan kelemahan) atau dikatakan dampak secara tidak langsung dan faktor eksternal (peluang dan ancaman) atau dikatakan dampak secara langsung. Kedua factor tersebut memberikan dampak positif yang berasal dari peluang dan kekuatan serta dampak negatif yang berasal dari ancaman dan kelemahan. Dengan menggunakan matrik dapat memberikan bobot dan skor pada parameter yang telah ditentukan sehingga diperoleh nilai. Nilai akan memberikan kesimpulan tentang pengaruh kegiatan terhadap pengembangan investasi yang optimal yang dilanjutkan dengan penyusunan konsep strategi. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (strengths) dan peluang (opportunities) suatu kegiatan umum secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (weaknesses) dan ancaman (threats) dan untuk lebih jelasnya dapat pada tabel berikut ini :

Tabel 2.1 Matriks Analisis SWOT

Untuk mengembangkan perekonomian Kabupaten Jayapura, maka analisis Potensi dan Strategi pengembangan dilakukan dengan menggunakan analisis SWOT ((STrendgths, Opportunities, Weaknesses

dan Threats). Analisis ini dilakukan dengan menerapkan kriteria

kesesuaian dengan menggunakan data kuantitatif maupun dengan deskripsi keadaan.

Dari hasil analisis di atas, maka selanjutnya dapat dirumuskan berbagai strategi pembangunan ekonomi daerah ini yang efektif diterapkan untuk mewujudkan percepatan pembangunan ekonomi Kabupaten Jayapura selama periode 2015-2025. Selanjutnya, akan dapat

(21)

Laporan Akhir Hasil Penyusunan Master Plan Pembangunan Ek. Daerah  Page 15 

dirumuskan secara detail berbagai jenis rencana tindakan (Action Plan) yang layak dan merupakan wujud pelaksanaan strategi dan kebijaksanaan pembangunan ekonomi daerah ini yang telah ditetapkan.

Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam analisis SWOT ini dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Identifikasi Kekuatan/Kelemahan/Peluang/Ancaman

Dari potensi sumberdaya dan tingkat pembangunan wilayah dapat diidentifikasi beberapa kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman pengembangan investasi

2. Analisis SWOT

Dalam menentukan strategi yang terbaik dilakukan pemberian bobot (nilai) terhadap tiap unsur SWOT berdasarkan tingkat kepentingan dan kondisi daerah. Setelah masing-masing unsur SWOT dianalisis melalui pengolahan data dengan Expert Choice versi 9.0, maka unsur-unsur tersebut dihubungkan keterkaitannya untuk memperoleh beberapa alternatif strategi (SO, ST, WO, WT), yang merupakan prioritas alternatif strategi yang perlu dilaksanakan.

3. Alternatif Strategi Hasil Analisis SWOT

Alternatif strategi pada matriks hasil analisis SWOT dihasilkan dari penggunaan unsur-unsur kekuatan Kabupaten Jayapura untuk mendapatkan peluang yang ada (SO), penggunaan kekuatan yang ada untuk menghadapi ancaman yang akan datang (ST), pengurangan kelemahan yang ada dengan memanfaatkan peluang yang ada (WO) dari pengurangan kelemahan yang ada untuk menghadapi ancaman yang akan datang (WT).

F. LOKASI DAN WAKTU PELAKSANAAN KEGIATAN

Kegiatan ini dilaksanakan di Kabupaten Jayapura. Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan Penyusunan Master Plan Pembangunan Ekonomi Daerah Kabupaten Jayapura ini adalah 180 (seratus delapan puluh) hari sejak ditandatangani SPK (Surat Perintah Kerja).

(22)

Laporan Akhir Hasil Penyusunan Master Plan Pembangunan Ek. Daerah  Page 16 

KONDISI UMUM PEREKONOMIAN KABUPATEN

JAYAPURA

A. KONDISI GEORGRAFIS

Kabupaten Jayapura terletak di antara 129°00’16”-141°01’47” Bujur Timur dan 2°23’10”Lintang Utara dan 9°15’00” Lintang Selatan, dengan batas-batas wilayah administrasi sebagai berikut :

 Sebelah Utara Samudera Pasifik dan Kabupaten Sarmi;

 Sebelah Selatan Kabupaten Pegunungan Bintang, Kabupaten Yahukimo dan Kabupaten Tolikara;

 Sebelah Timur dengan Kota Jayapura dan Kabupaten Keerom;  Sebelah Barat dengan Kabupaten Sarmi.

Gambaran mengenai wilayah administrasi Kabupaten Jayapura dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar 3.1

(23)

Laporan Akhir Hasil Penyusunan Master Plan Pembangunan Ek. Daerah  Page 17 

Luas wilayah Kabupaten Jayapura saat ini adalah 17.516.60 km2

yang terbagi ke dalam 19 distrik, 139 kampung dan 5 kelurahan. Adapun luas masing-masing wilayah Distrik yang ada di daerah dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 3.1.

Luas Wilayah Masing-Masing Distrik di Kabupaten Jayapura

No DISTRIK LUAS WILAYAH

(Km2) PERSENTASE (%) 1 Kaureh 4.357,9 24,88 2 Kemtuk 258,3 1,47 3 Kemtuk Gresi 182,4 1,04 4 Nimboran 710,2 4,05 5 Nimbokrang 774,8 4,42 6 Unurum Guay 3.131,3 17,88 7 Demta 497,5 2,84 8 Depapre 404,3 2,31 9 Sentani Barat 129,2 0,74 10 Sentani 225,9 1,29 11 Sentani Timur 484,3 2,76 12 Waibu 258,3 1,47 13 Ebuungfauw 387,4 2,21 14 Namblong 193,7 1,11 15 Yapsi 1.291,3 7,37 16 Airu 3.099,0 17,69 17 Yokari 519,5 2,97 18 Ravenirara 467,4 2,67 19 Gresi Selatan 143,9 0,82 JUMLAH 17.516,6 100,00

Sumber: Profil Kabupaten Jayapura, Tahun 2014

Pada tabel 3.1 di atas dapat dilihat bahwa distrik di Kabupaten Jayapura yang paling luas wilayahnya saat ini adalah Distrik Kaureh dengan luas wilayah mencapai 4.357,9 km2 atau 24,88 % dari total luas

(24)

Laporan Akhir Hasil Penyusunan Master Plan Pembangunan Ek. Daerah  Page 18 

wilayah Kabupaten Jayapura. Kemudian disusul oleh Distrik Unurum Guay dengan luas wilayah mencapai 3.131,3 km2 atau 17,88% dan

Distrik Airu dengan luas wilayah sebesar 3.099 km2 atau 17,69% dari total

luas wilayah Kabupaten Jayapura. Sebaliknya, distrik yang paling kecil wilayahnya adalah Distrik Senatni Barat dengan luas wilayah hanya mencapai 129,2 km2 atau hanya 0,74% dari total luas wilayah Kabupaten

Jayapura saat ini.

Kemudian keadaan topografi Kabupaten Jayapura terdiri dari dataran rendah, dataran tinggi, daerah berbukit dan daerah pengunungan. Ketinggian wilayahnya berada di antara 0,5 m dpl – 1500 m dpl, tingkat kemiringan lereng berkisar antara 5-30 %. Daerah pesisir utara, pada umumnya berupa dataran rendah yang bergelombang dengan kemiringan 0-10 % yang ditutupi dengan endapan alluvial. Pada dataran rendah tersebut terdapat daerah rawa ± 13,700 ha. Pengunungan di wilayah Kabupaten Jayapura antara lain pengunungan Cycloop yang terbentang antara Distrik Sentani, Sentani Barat, Sentani Timur, Depapre dan Revenirara di sebalah utara, selain itu di sebelah selatan terdapat pegunungan Karamor di Distrik Kaureh. Sebagian besar tanah di Kabupaten Jayapura berupa batuan sedimen tersier dan pleistosin tanpa kapur, konglomeral, batu liat, debu, pasir dan berupa nopal (65,22%). Kemudian sebagian lainnya berupa debu deposit kwarter (rawa) yang menutupi batuan sedimen, tersier, dan pleistosin (17,28%), karang koral, batuan liat, batu kapur/gamping, granit dan sebagainya. Selain itu, sebagian besar wilayah Kabupaten Jayapura, yakni mencapai 72,09% dari total luas wilayah daerah ini berada pada kemiringan di atas 41%, sedangkan yang mempunyai kemiringan 0-15% berkisar 23,74% dari total luas wilayah daerah ini. Ketinggian tempat sebagian besar wilayah Kabupaten Jayapura di bawah 500 m dpl mencapai luas wilayah sebesar 606.400 ha atau 61,01 %, ketinggian 500 – 1000 m dpl dan ketinggian 1000 – 2000 m dpl mencapai luas wilayah sebesar 149.900 ha atau 15.08 % dari total luas wilayah Kabupaten Jayapura saat ini.

(25)

Laporan Akhir Hasil Penyusunan Master Plan Pembangunan Ek. Daerah  Page 19 

Sumber air di Kabupaten Jayapura terdiri dari sungai, danau dan air tanah. Sungai besar yang melintas di wilayah Kabupaten Jayapura sebanyak 4 buah, yakni DAS Grime, DAS Sentani, DAS Sermo dan DAS Wiru yang sebagian besar menuju ke pantai Utara (Samudera Pasifik) dan pada umumnya sangat tergantung pada fluktuasi air hujan. Disamping itu terdapat sungai-sungai kecil yang merupakan sumber air permukaan yang mengalir di wilayah ini. Danau yang berada di wilayah Kabupaten Jayapura adalah Danau Sentani dengan luas mencapai 9.630 Ha dan berada di Distrik Sentani, Sentani Timur, Ebungfauw dan Waibu. Bagian utara berhadapan langsung dengan Samudera pasifik memiliki slop kedalaman curam hingga 1000-1500 m pada jarak 10 km dari garis pantai. Profil kedalaman perairan ke arah barat memiliki jarak kelandaian yang lebih besar hingga 35 km dengan kedalaman 500 m, setelah itu slope kedalaman semakin curam sampai kedalaman 2.500 - 4.000 m.

Wilayah Kabupaten Jayapura pada umumnya beriklim tropis, dengan suhu rata-rata berkisar antara 21,9°C – 34,4°C. Khusus daerah pantai rata-rata 26 °C, sedangkan di daerah pedalaman suhunya bervariasi sesuai ketinggian dari permukaan laut. Pada bulan Mei-November angin bertiup dari Tenggara yang kurang mengandung uap air, bulan Desember-April bertiup angin musim Barat Laut yang mendatangkan hujan dengan intensitas ±6000 mm/tahun. Jumlah hari hujan dalam setahun sekitar 159 hari dan rata– rata kecepatan angin 2,0-2,5 knot. Curah hujan berkisar antara 150–229 mm/hari, curah hujan tertinggi terjadi di pesisir pantai Utara sedangkan curah hujan terendah di daerah pedalaman, yakni di sekitar wilayah Kemtuk Gresi – Nimboran.

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dikatakan bahwa karakteristik yang dimiliki Kabupatan Jayapura merupakan tantangan yang besar dalam pengembangan daerah ini di masa datang untuk mampu menjadi kabupaten yang sejajar, bahkan mampu melebihi kemajuan kabupaten/kota lainnya di Provinsi Papua pada khususnya dan di Indonesia pada umumnya. Oleh karena itu, kondisi geografis dengan tingkat keragaman yang dimiliki harus tetap mendapat perhatian khusus

(26)

Laporan Akhir Hasil Penyusunan Master Plan Pembangunan Ek. Daerah  Page 20 

dan menuntut kecermatan dan ketelitian dalam pelaksanaan kegiatan penyusunan perencanaan, pengelolaan kegiatan pembangunan dan masalah kemasyarakatan lainnya serta pengawasan dan implementasinya.

B. KONDISI DEMOGRAFIS (KEPENDUDUKAN)

Pada dasarnya pembangunan yang dilakukan di setiap daerah adalah bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat atau penduduknya yang dalam proses pembangunan berperan sebagai subjek (pelaksana pembangunan) dan sekaligus sebagai objek (penikmat pembangunan).

Oleh karena itu, masalah kependudukan merupakan masalah yang sangat vital dan memerlukan perhatian yang serius dari berbagai pihak. Jumlah penduduk yang besar dapat menjadi modal pembangunan bila kwalitasnya baik, namun sebaliknya dapat menjadi beban pembangunan bila kualitasnya rendah karena akan menimbulkan terjadinya peningkatan angka pengangguran dan kemiskinan.

Jumlah penduduk Kabupaten Jayapura senantiasa mengalami perkembangan yang cukup signifikan selama periode 2007 – 2013, yakni pada tahun 2007 berjumlah 113.437 jiwa bertambah menjadi 196.788 jiwa pada tahun 2013 atau mengalami peningkatan sebesar 73,48% pada tahun 2013 dibandingkan dengan jumlahnya pada tahun 2007. Demikian pula jumlah keluarga yang terbentuk di daerah ini senantiasa mengalami pula peningkatan yang tergambar pada pertambahan jumlah kepala keluarga yang ada selama periode 2007 – 2013, yakni sebanyak 26.871 KK pada tahun 2007 meningkat menjadi 50.121 KK pada tahun 2013 dengan kata lain bahwa jumlah KK di daerah telah meningkat sebesar 86,52% pada tahun 2013 dibandingkan dengan jumlahnya pada tahun 2007.

Untuk lebih jelasnya mengenai hal di atas, maka dapat dilihat datanya pada tabel berikut:

(27)

Laporan Akhir Hasil Penyusunan Master Plan Pembangunan Ek. Daerah  Page 21 

Tabel 3.2.

Perkembangan Jumlah Penduduk Kabupaten Jayapura, Periode 2007 – 2013 TAHUN JUMLAH PENDUDUK JUMLAH KK Persentase Perkem-bangan (%) Laki-Laki Perempuan Jumlah

2007 59.668 53.769 113.437 26.871 - 2008 72.629 61.384 134.013 29.587 18,14 2009 73.093 61.511 134.604 29.812 0,44 2010 73.428 61.791 135.219 29.948 0,46 2011 77.670 67.833 145.503 40.837 7,61 2012 83.890 71.307 155.197 37.919 6,66 2013 106.475 90.313 196.788 50.121 21,14

Sumber: Dinas Kependudukan dan Capil Kab. Jayapura, Tahun 2015 Berdasarkan data pada tabel 3.2. di atas, maka dapat diketahui bahwa jumlah penduduk Kabupaten Jayapura pada tahun 2007 mencapai 113,437 jiwa yang terdiri dari penduduk laki-laki 59.668 jiwa atau 52,60 % dan penduduk perempuan 53.769 jiwa atau 47,40 %. Kemudian jumlah penduduk daerah bertambah menjadi sebanyak 196.788 jiwa pada tahun 2013 dengan jumlah penduduk laki-laki sebanyak 106.475 jiwa atau 54,11% dan jumlah perempuan sebanyak 90.313 jiwa atau 45,89%.

Selain itu, dapat pula dilihat pada Tabel 3.2 mengenai pertambahan jumlah penduduk Kabupaten Jayapura yang cukup signifikan selama periode 2007– 2013, yakni rerata sebesar 9,08% per tahun. Kemudian dapat pula dilihat jumlah Kepala Keluarga (KK) yang ada di daerah ini yang mengalami pula perkembangan selama periode 2007 – 2013, yakni pada tahun 2007 sebanyak 26.871 KK dan meningkat menjadi 50.121 KK pada tahun 2013 atau meningkat sebesar 86,52%.

Selanjutnya, dapat dilihat tingkat sebaran penduduk di Kabupaten Jayapura yang saat ini pada umumnya masih terkonsentrasi pada daerah-daerah pusat pemerintahan dan perekonomian atau perdagangan,

(28)

Laporan Akhir Hasil Penyusunan Master Plan Pembangunan Ek. Daerah  Page 22 

terutama di Distrik Sentani sebagai Ibukota Kabupaten. Hal ini dapat di lihat pada tabel berikut:

Tabel 3.3.

Jumlah Penduduk Kabupaten Jayapura, Dirinci Menurut Distrik Tahun 2013

No Nama Distrik

Jumlah Penduduk menurut Jenis Kelamin

Laki-Laki Perempuan Jumlah

1 Sentani 51.670 42.068 93.738 2 Sentani Timur 5.534 5.337 10.871 3 Depapre 2.693 2.518 5.211 4 Sentani Barat 2.988 2.581 5.569 5 Kemtuk 1.708 1.775 3.483 6 Kemtuk Gresi 2.457 2.453 4.943 7 Nimboran 2.961 2.816 5.938 8 Nimbokran 4.624 4.170 8.871 9 Unurum Guay 1.606 1.315 2.921 10 Demta 2.038 1.763 3.801 11 Kaureh 9.013 6.132 15.145 12 Ebungfauw 1.691 1.610 3.301 13 Waibu 7.853 6.778 14.631 14 Namblong 2.153 2.264 4.417 15 Yapsi 4.321 3.550 7.755 16 Airu 551 387 1.028 17 Ravenirara 797 741 1.538 18 Gresi Sealatan 709 665 1.294 19 Yokari 1.329 1.115 2.444 Jumlah 106.475 90.313 196.788

Sumber : Dinas Kependudukan dan Capil Kab. Jayapura, Tahun 2015 Pada Tabel 3.3 di atas terlihat bahwa jumlah penduduk Kabupaten Jayapura pada tahun 2013 adalah 196.788 jiwa, yang terdiri dari 106.475 jiwa laki-laki dan 90.313 jiwa perempuan. Distrik Sentani sebagai Ibukota Kabupaten Jayapuran yang berperan sebagai pusat pemerintahan dan perekonomian memiliki jumlah penduduk terbanyak, yakni sebanyak 93.738 jiwa, sedangkan Distrik Airu memiliki jumlah penduduk terkecil, yakni hanya sebanyak 1.028 jiwa atau hanya sebesar 0.52 % dari total penduduk Kabupaten Jayapura pada tahun 2013.

Keadaan Sex Ratio di Kabupaten Jayapura pada tahun 2013 adalah sebesar 118 yang menunjukkan bahwa jumlah penduduk laki-laki

(29)

Laporan Akhir Hasil Penyusunan Master Plan Pembangunan Ek. Daerah  Page 23 

lebih banyak 18 % dibandingkan dengan jumlah penduduk perempuan atau dengan kata lain terdapat 118 orang laki-laki untuk setiap 100 orang perempuan. Distrik Kaureh merupakan distrik dengan Sex Ratio tertinggi, yaitu 147 sedangkan sex ratio terkecil dengan nilai 100 terdapat di 3 (tiga) distrik, yaitu Kemtuk Gresi, Gresi Selatan dan Sentani Timur.

Kemudian dengan luas wilayah sebesar 17.516,6 kilometer persegi yang didiami oleh 196.788 jiwa, maka rata-rata tingkat kepadatan penduduk Kabupaten Jayapura pada tahun 2013 adalah sebesar 11,23 jiwa per kilometer persegi. Distrik Sentani yang merupakan Ibu Kota Kabupaten merupakan wilayah dengan tingkat kepadatan penduduk tertinggi, yakni mencapai 414,95 jiwa per kilometer persegi. Sebaliknya, Distrik Airu merupakan distrik yang paling rendah tingkat kepadatan penduduknya, yakni hanya 0,33 jiwa perkilometer persegi. Hal ini disebabkan karena Distrik Sentani sebagai ibukota Kabupaten secara otomatis memiliki fasilitas yang relatif lebih lengkap, sehingga telah menjadi magnit penarik bagi pendatang atau para migran untuk memasuki wilayah ini.

Salah satu kunci untuk mencapai kesejahteraan penduduk adalah dengan peningkatan kualitas dan kapasitas sumberdaya manusia. Peningkatan kualitas dan kapasitas sumberdaya manusia memerlukan solusi yang berbeda-beda sesuai dengan keberagaman usia penduduk yang menempati daerah tersebut. Setiap kelompok umur penduduk mempunyai permasalahan yang berbeda dengan kelompok umur penduduk lainnya. Penduduk pada usia balita (0 - 4 tahun) memerlukan perhatian dan penanganan lebih pada masalah kesehatan. Kemudian penduduk yang berada pada kisaran usia sekolah (usia 5 – 18 tahun) memerlukan penyediaan sarana dan prasarana sekolah yang memadai. Selanjutnya, penduduk pada usia kerja (usia 15 tahun ke atas) perlu penyediaan lapangan kerja baru untuk menekan angka pengangguran.

Pada tahun 2013, sebanyak 141.004 jiwa atau 71.65 % dari total penduduk Kabupaten Jayapura merupakan kelompok usia produktif, yakni berada pada usia 15–64 tahun, sedangkan sisanya sebanyak 55.784 jiwa

(30)

Laporan Akhir Hasil Penyusunan Master Plan Pembangunan Ek. Daerah  Page 24 

atau 28,35 % dari total penduduk merupakan kelompok usia tidak produktif, yakni berada pada usia 0 - 14 dan 65 tahun ke atas. Angka tersebut memberikan gambaran bahwa angka ketergantungan (age

dependency ratio) masih cukup tinggi, yaitu 39,56 persen. Hal ini

menunjukkan bahwa setiap 100 penduduk usia produktif menanggung sekitar 40 penduduk usia tidak produktif. Semakin tinggi angka beban ketergantungan, maka pelaksanaan pembangunan akan semakin terhambat. Oleh karena itu, angka beban ketergantungan yang masih relatif tinggi di Kabupaten Jayapura saat ini harus diikuti dengan upaya pemerintah daerah ini untuk menciptakan lapangan kerja baru bagi usia produktif. Salah satu wujudnya adalah mendorong pengembangan aktivitas usaha pada sektor-sektor ekonomi penghasil komoditi unggulan daerah ini yang tersebar pada berbagai sub sektor pertanian, serta sektor-sektor ekonomi yang memiliki keterkaitan kuat dengan sektor-sektor-sektor-sektor unggulan tersebut, utamanya sektor industri untuk mendorong pengolahan komoditi-komoditi unggulan daerah ini terlebih dahulu sebelum dijual ke pasar, sehingga dapat menciptakan nilai tambah yang lebih besar bagi petani, peternak, dan nelayan yang menjadi produsennya.

Pertambahan penduduk daerah ini lebih banyak disebabkan oleh proses masuk (in-migration) penduduk dari daerah-daerah lain di Indonesia, termasuk dari dalam Provinsi Papua, yang masuk sebagai imigran spontan ke Kabupaten Jayapura. Pertambahan penduduk secara alamiah kurang berpengaruh karena tingkat kematian dan tingkat kelahiran di daerah ini masih sama-sama tinggi oleh karena kondisi kesakitan (morbidity) masyarakat relatif masih tinggi.

C. KONDISI KETENAGAKERJAAN

Data Ketenagakerjaan merupakan salah satu informasi penting yang diperlukan pemerintah dalam menyusun kebijakan pembangunan. Ada dua faktor yang mempengaruhi keadaan ketenagakerjaan, yaitu faktor permintaan dan faktor penawaran. Faktor permintaan dipengaruhi oleh dinamika pembangunan ekonomi, sedangkan faktor penawaran

(31)

Laporan Akhir Hasil Penyusunan Master Plan Pembangunan Ek. Daerah  Page 25 

ditentukan oleh perubahan struktur umur penduduk. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi tapi tidak berbasis investasi mengakibatkan tidak adanya penyerapan tenaga kerja baru. Pertumbuhan angkatan kerja yang lebih tinggi dibanding pertumbuhan tenaga kerja dapat menimbulkan meningkatnya jumlah pengangguran.

Kondisi ketenagakerjaan di Kabupaten Jayapura dapat dilihat pada keadaan penduduk daerah ini yang dikelompokkan menurut jenis pekerjaan mereka, sebagaimana yang nampak pada tabel 3.4 berikut:

Tabel 3.4.

Penduduk Kabupaten Jayapura Dirinci Menurut Jenis Pekerjaan, Tahun 2013

No Jenis Pekerjaan Jumlah

(Jiwa) Persentase (%) 1 Belum/Tidak Bekerja 55.265 28,08 2 IRT 24.000 12,20 3 Pelajar/Mahasiswa 45.594 23,17 4 Pensiunan 1.124 0,57 5 PNS 7.437 3,78 6 TNI/POLRI 3.937 2,00 7 Pedagang 1.584 0,80 8 Petani 17.092 8,69 9 Peternak 72 0,04 10 Nelayan 739 0,38 11 Buruh 1.679 0,85 12 Swasta 33.732 17,14 13 Jasa 3.011 1,53 14 Guru/Dosen 1.114 0,57 15 Dokter/Bidan/Perawat 408 0,21 TOTAL 196.788 100,00

Sumber : Dinas Kependudukan dan Capil Kab. Jayapura, Tahun 2015 Data pada tabel 3.4 menunjukkan bahwa Penduduk Kabupaten Jayapura yang masuk kategori belum/tidak bekerja pada tahun 2013 mencapai 55.265 jiwa atau 28,08% dari total penduduk daerah ini. Selain

(32)

Laporan Akhir Hasil Penyusunan Master Plan Pembangunan Ek. Daerah  Page 26 

itu, terlihat pula bahwa sebanyak 45.594 jiwa atau 23,17 % dari total penduduk daerah ini yang berstatus sebagai pelajar/mahasiswa. Demikian pula kelompok penduduk yang masuk kategori sebagai Ibu Rumahtangga (IRT) mencapai 24.000 jiwa atau 12,02% dari total penduduk serta kelompok pensiunan yang mencapai 1.124 jiwa atau 0,57% dari total penduduk. Berdasarkan data ini, maka dapat dilihat bahwa jumlah penduduk Kabupaten Jayapura yang masuk kelompok penduduk tidak produktif pada tahun 2013 dilihat dari aspek pengelompokkan ini adalah mencapai 125.983 jiwa atau 64,02% dari total penduduk, sehingga dengan sendirinya akan memperbesar beban bagi kelompok penduduk produktif daerah ini yang bekerja pada berbagai profesi, yakni petani, peternak, nelayan, pedagang, swasta, jasa, guru/dosen, dokter/bidan/ perawat, buruh, TNI/POLRI, dan PNS yang totalnya mencapai 70.805 jiwa atau 35,98% dari total penduduk Kabupaten Jayapura pada tahun 2013.

Kondisi tersebut menunjukkan bahwa jumlah penduduk Kabupaten Jayapura yang produktif dengan bekerja pada berbagai bidang profesi lebih kecil dibandingkan dengan kelompok penduduk daerah ini yang tidak produktif, sehingga menimbulkan tingkat ketergantungan yang lebih besar, yakni setiap 1 (satu) orang penduduk produktif daerah ini harus menanggung lebih dari 1 (satu) orang penduduk yang tidak produktif, sehingga beban tersebut cukup berat untuk dipikul oleh para tenaga kerja produktif tersebut. Oleh karena itu, fenomena ini menjadi tantangan bagi pemerintah Kabupaten Jayapura di masa datang untuk menyediakan lapangan pekerjaan, utamanya lapangan pekerjaan yang memiliki

multiplier effect yang besar, seperti lapangan pekerjaan di pertanian

sebagai sektor utama (leading sector) serta sektor industry (utamanya agroindustri), perdagangan, transportasi dan jasa keuangan sebagai sektor penunjang utama. Pada sisi inilah terlihat pentingnya untuk segera mendorong pengembangan sektor-sektor ekonomi yang menghasilkan komoditi-komoditi unggulan daerah ini, yakni dengan menyiapkan sumberdaya manusia yang memiliki kapasitas dan kualitas yang memadai untuk mengelola aktivitas di sektor-sektor penghasil komoditi unggulan

(33)

Laporan Akhir Hasil Penyusunan Master Plan Pembangunan Ek. Daerah  Page 27 

tersebut serta menyediakan infrastruktur pendukung yang dibutuhkan dan mendorong peningkatan investasi pada sektor ini melalui penciptaan iklim usaha yang kondusif serta ketersediaan sumberdaya modal yang mudah diakses oleh para pelaku usaha, utamanya para pengelola usaha mikro, kecil dan menengah serta pengelola industri rumahtangga dan industri kecil.

Berdasarkan hasil Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) pada Agustus 2013, persentase terbesar penduduk usia kerja di Kabupaten Jayapura adalah penduduk bekerja, yakni mencapai 57.56%. Dilihat dari sisi produktivitas tenaga kerja, maka hal ini cukup bagus karena dengan banyaknya tenaga kerja yang bekerja, maka tentu akan menghasilkan pula jumlah produksi yang besar. Namun demikian, tingkat produktifitas harus pula dikaitkan dengan tingkat pendidikan tenaga kerja tersebut. Dalam artian bahwa meskipun jumlah tenaga kerja besar tetapi jika tidak diimbangi dengan Skill atau keterampilan yang memadai, maka tidak akan mampu menghasil-kan tingkat produktifitas yang tinggi, sebagaimana yang diharapkan.

Selanjutnya, dapat dilihat tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK), yakni perbandingan jumlah angkatan kerja dengan jumlah penduduk usia kerja di Kabupaten Jayapura berdasarkan hasil Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) pada Agustus 2013, sebagaimana yang nampak pada tabel berikut:

Tabel 3.5.

Persentase Penduduk Usia 15 Tahun Keatas Dirinci Menurut Jenis Kegiatan Utama Selama Seminggu Yang Lalu di Kabupaten Jayapura,

Tahun 2013 Penduduk Angkatan Kerja

(%)

Bukan Angkatan Kerja (%) Jumlah (%) Bekerja Mencari Kerja Sekolah Mengurus RT Lainnya Laki-laki 39,12 2,31 9,07 1,22 2,06 53,77 Perempuan 18,45 1,65 7,25 18,17 0,71 46,23 TOTAL 57,56 3,96 16,33 19,39 2,76 100.00

(34)

Laporan Akhir Hasil Penyusunan Master Plan Pembangunan Ek. Daerah  Page 28 

Berdasarkan data di atas, maka dapat dilihat bahwa dari total penduduk Kabupaten Jayapura yang berumur 15 tahun ke atas pada tahun 2013, sebanyak 61,52% merupakan angkatan kerja, sedangkan sisanya yang mencapai 38,48% bukan angkatan kerja. Kemudian dapat pula dilihat bahwa sebesar 57,56% angkatan kerja di Kabupaten Jayapura yang berstatus bekerja pada tahun 2013 yang terdiri dari 39,12% adalah laki-laki dan perempuan sebesar 18,45%. Kemudian angkatan kerja yang masih berstatus sebagai pencari kerja sebesar 3,96% yang terdiri dari laki-laki sebesar 2,31% dan perempuan sebesar 1,65% dari total angkatan kerja pada tahun 2013.

Selanjutnya, pada tabel 3.5 dapat pula dilihat bahwa sekitar 61,52% atau 62% dari total penduduk usia kerja di Kabupaten Jayapura merupakan penduduk yang aktif secara ekonomi (penduduk yang termasuk angkatan kerja). Hal ini menunjukkan tingginya angka TPAK di daerah ini pada tahun 2013, yakni sebesar 61,52%. Kemudian sisanya, yakni sebesar 38,48% merupakan penduduk yang tidak aktif secara ekonomi, yaitu penduduk dengan kegiatan utama sekolah, mengurus rumah tangga atau lainnya. Kemudian dilihat dari sisi gender, maka TPAK laki-laki jauh lebih tinggi dibanding dengan TPAK perempuan, yakni masing-masing sebesar 67,34% dan 32,67%. Kondisi tersebut mencerminkan bahwa secara umum kesempatan penduduk laki-laki dalam kegiatan ekonomi masih lebih besar dibandingkan perempuan. Hal ini terkait dengan budaya/tradisi masyarakat di Kabupaten Jayapura, sebagaimana kondisi masyarakat Indonesia pada umumnya, yakni menempatkan laki-laki (suami sekaligus kepala rumah tangga) pada posisi sebagai pencari nafkah utama dalam keluarga.

Dilihat dari aspek tingkat pendidikan para tenaga kerja yang ada di Kabupaten Jayapura saat ini, maka dapat diketahui bahwa pada umumnya berada pada tingkat pendidikan tamat SLTA/SMK, yakni jumlahnya mencapai 35,34%. Kemudian disusul oleh penduduk yang bekerja dengan tingkat pendidikan tamat SLTP/MTs, yakni sebesar 21,80%. Relatif masih tingginya jumlah penduduk bekerja yang

(35)

Laporan Akhir Hasil Penyusunan Master Plan Pembangunan Ek. Daerah  Page 29 

berpendidikan rendah, yakni tingkat SLTP ke bawah yang mencapai 51,85% pada ahun 2013 mengindikasikan masih tradisionalnya metode kerja yang digunakan para tenaga kerja yang bekerja di daerah ini, dimana untuk menghasilkan jumlah produksi (output) yang besar harus digunakan jumlah tenaga kerja yang banyak.

Untuk lebih jelasnya mengenai tingkat pendidikan penduduk yang bekerja di Kabupaten Jayapura saat ini, dapat dilihat datanya pada tabel berikut:

Tabel 3.6.

Persentase Penduduk Bekerja di Kabupaten Jayapura Menurut Jenis Kelamin Dirinci Berdasarkan Pendidikan Tertinggi Yang Ditamatkan,

Tahun 2013 Pendidikan Tertinggi Yang

Ditamatkan

Laki-laki Perempuan Lk+Pr Belum sekolah dan tidak tamat SD 6,74 19,41 10,80

SD 17,00 24,02 19,25

SLTP/MTs 26,29 12,28 21,80

SLTA/SMK 41,84 21,55 35,34

Diploma/Sarjana 8,13 22,74 12,82

Jumlah 100.00 100.00 100.00

Sumber : Profil Kabupaten Jayapura, Tahun 2014

Berdasarkan Tabel 3.6 di atas dapat pula dilihat bahwa jumlah penduduk Kabupaten Jayapura yang bekerja dengan tingkat pendidikan minimal tamat pendidikan tinggi atau tamat SLTA ke atas mencapai 48,16%, yang terdiri dari tamatan SLTA sebanyak 35,34% dan tamatan Perguruan Tinggi (Diploma/Sarjana) sebanyak 12,82%. Keadaan ini harus menjadi perhatian bagi pemerintah Kabupaten Jayapura mengingat bahwa kualitas dan kapasitas tenaga kerja di daerah ini sangat dipengaruhi oleh tingkat pendidikan mereka, sehingga perlu disediakan layanan pendidikan yang memadai.

Selanjutnya, keadaan tenaga kerja di Kabupaten Jayapura yang bekerja pada berbagai sektor ekonomi dapat dilihat pada tabel berikut:

(36)

Laporan Akhir Hasil Penyusunan Master Plan Pembangunan Ek. Daerah  Page 30 

Tabel 3.7.

Persentase Penduduk yang Bekerja di Kabupaten Jayapura Menurut Kelompok Sektor Ekonomi, Tahun 2013

No Kelompok Sektor Laki-laki Perempuan Lk+Pr

1 Primer 53,23 39,26 48,75 Pertanian 48,75 39,26 45,71 Pertambangan & penggalian 4,48 0,00 3,05 2 Sekunder 7,92 1,60 5,90 Industri 3,06 1,60 2,59

Listrik & air bersih 0,54 0,00 0,37

Konstruksi 4,32 0,00 2,94

3 Tersier 38,85 59,13 45,35

Perdagangan, hotel & restoran

8,39 33,98 16,59

Transportasi & telekomunikasi

9,72 0,90 6,89 Keuangan, persewaan &

jasa perusahaan

2,66 0,99 2,13

Jasa-jasa 18,08 23,26 19,74

JUMLAH 100.00 100.00 100.00

Sumber: Profil Kabupaten Jayapura, Tahun 2014

Tabel 3.7 di atas menunjukkan bahwa dari kelompok sektor ekonomi, maka sektor primer merupakan lapangan kerja yang menyerap tenaga kerja paling banyak, yakni mencapai 48,75% dari total penduduk yang bekerja di Kabupaten Jayapura pada tahun 2013. Penyerapan tenaga kerja di kelompok sektor lain, yakni sektor sekunder dan tersier masih sedikit, masing-masing sebesar 5.90 % dan 45.35 %. Jika dilihat menurut tingkat pendidikan, tenaga kerja di sektor pertanian pada umumnya berpendidikan rendah (tidak/belum sekolah, tidak/belum tamat SD, dan tamat SD).

Tingginya jumlah penduduk yang bekerja di sektor pertanian mengharuskan pemerintah Kabupaten Jayapura untuk memberi perhatian

(37)

Laporan Akhir Hasil Penyusunan Master Plan Pembangunan Ek. Daerah  Page 31 

yang lebih besar pada sektor ini, sehingga sektor pertanian di daerah ini dapat berkembang dan menghasilkan nilai tambah yang lebih besar terhadap perekonomian Kabupaten Jayapura. Peningkatan aktivitas penyuluhan di bidang pertanian merupakan pilihan yang efektif untuk diterapkan mengingat bahwa sistem pertanian yang digunakan oleh sebagian besar petani di Kabupaten Jayapura saat ini masih sangat tradisional dan tingkat pendidikan pekerja masih sangat rendah.

Selain itu, akses pemasaran hasil pertanian perlu pula dikembangkan oleh pemerintah Kabupaten Jayapura karena kesejahteraan petani tidak hanya bergantung pada peningkatan produksi, tetapi juga pemasaran produk pertanian yang dihasilkan.

D. WILAYAH PEMBANGUNAN DAERAH 1. Potensi Pengembangan Wilayah

Secara yuridis Kabupaten Jayapura sudah dimekarkan sesuai UU Nomor 26 Tahun 2003 menjadi 3 Kabupaten, yaitu Kabupaten Jayapura (induk) dengan ibukota Sentani, kabupaten Sarmi (± 35.589 km2) dengan ibukota Sarmi dan kabupaten Keerom (± 8.390 km2) dengan ibukota Arso. Setelah pemekaran Kabupaten Jayapura terletak pada 139025’32,4” –

140038’38,53” BT dan 3045’7.28” LU – 2019’21.82” LS.

Kabupaten Jayapura merupakan salah satu Kabupaten Induk yang telah berhasil memekarkan beberapa wilayahnya menjadi Kotamadya maupun beberapa Kabupaten pemekaran. Pada tahun 1983, Kecamatan Jayapura Selatan dan Kecamatan Jayapura Utara serta Kecamatan Abepura dimekarkan menjadi satu wilayah administrasi sendiri yaitu Kotamadya Jayapura; pada tahun 2003 Kabupaten Jayapura kembali memekarkan wilayahnya menjadi 3 (tiga) Kabupaten, yaitu wilayah Kecamatan Sarmi, Bonggo, Pantai Barat, Pantai Timur, Mamberamo Hilir dan Mamberamo Hulu yang termasuk dalam Wilayah Pembangunan IV dan IV (atau Wilayah Pembantu Bupati Wilayah Sarmi) menjadi satu Kabupaten Pemekaran Sarmi; wilayah Pembantu Bupati Wilayah Keerom yang meliputi Kecamatan Arso, Skanto, Waris, Senggi dan Web menjadi

(38)

Laporan Akhir Hasil Penyusunan Master Plan Pembangunan Ek. Daerah  Page 32 

satu Kabupaten Pemekaran Keerom; dan Kabupaten induk Jayapura yang merupakan Kabupaten Jayapura saat ini.

Secara Administrasi, Kabupaten Jayapura terbagi dalam 16 Distrik (5 Distrik pemekaran tahun 2003, berdasarkan UU No. 26 Tahun 2003, dan Perda Nomor 12 Tahun 2003), pada tahun 2006 melalui Perda Nomor 2 Tahun 2006 Kabupaten Jayapura memekarkan wilayah menjadi 19 distrik dengan jumlah Kampung/Kelurahan di Kabupaten Jayapura sebanyak 132 Kampung/Kelurahan yang terdiri dari 127 Kampung/Desa dan 5 Kelurahan.

Sampai saat ini tata ruang yang dipakai adalah Tata Ruang Wilayah tahun 1994 atau sebelum pemekaran, sehingga sudah tidak up to

date lagi dan perlu direvisi sesuai dengan perkembangan yang terjadi.

Rencana detail per kawasan juga belum tersedia, sementara yang sudah tersedia hanya Rencana Detail Kota Sentani, itupun masih harus dikaji ulang dan dilegalkan dalam bentuk peraturan daerah serta disosialisasikan kepada seluruh komponen masyarakat. Penataan batas wilayah adat juga belum tersedia secara tertulis yang sering mengakibatkan terjadinya konflik penguasaan hak atas tanah, sehingga perlu ada kesepakatan batas wilayah adat yang dilegalisasikan melalui peraturan daerah.

Sebagai salah satu wujud upaya untuk mempercepat pelaksanaan pembangunan dan pemerataan hasil-hasilnya, maka pemerintah Kabupaten Jayapura telah menempuh kebijakan dalam bentuk menerapkan sistem perwilayahan pembangunan di daerah ini, yakni dengan membagi wilayah pembangunan Kabupaten Jayapura ke dalam 4 (empat) wilayah pembangunan berdasarkan letak georgrafis masing-masing distrik yang ada di daerah ini. Pada setiap wilayah pembangunan tersebut dikelompokkan beberapa distrik yang berdekatan dan memiliki kondisi wilayah yang relatif sama, baik dilihat dari aspek kondisi geografis maupun kondisi penduduknya, sehingga distrik-distrik yang berada pada wilayah pembangunan yang sama, memiliki potensi sumberdaya alam yang relatif sama pula. Penetapan pola seperti ini tentu akan dapat

(39)

Laporan Akhir Hasil Penyusunan Master Plan Pembangunan Ek. Daerah  Page 33 

mewujudkan kemudahan dalam pelaksanaan perencanaan dan pelaksaan aktivitas pembangunan daerah ini dari tahun ke tahun, sebagaimana yang telah dirancang perencanaannya dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJPD), Jangka Menengah (RPJMD), dan jangka pendek (RKPD) tahunan.

Adapun hasil pembagian wilayah pembangunan di Kabupaten Jayapura pasca pemekaran yang disesuaikan dengan karakteristik wilayah, sosial budaya dan potensi wilayah, dapat diuraikan sebagai berikut:

a. Wilayah Pembangunan I (WP I); meliputi wilayah di sekitar danau Sentani yaitu distrik Sentani, Sentani Timur, Ebungfau dan Waibu. Priotitas wilayah ini adalah Pusat Pemerintahan, Pendidikan, Perdagangan dan jasa serta pariwisata danau dan perikanan darat (perairan umum).

b. Wilayah Pembangunan II (WP II); meliputi wilayah Pantai Utara, yaitu Depapre, Yokari, Demta, Ravenirara, dan Sentani Barat. Wilayah ini sangat potensial untuk dikembangkan sebagai daerah penangkapan ikan, tanaman buah-buahan dan pariwisata. Pada wilayah ini tepatnya di Depapre akan dibangun Pelabuhan Peti Kemas.

c. Wilayah Pembangunan III (WP III); meliputi wilayah dataran Grime, yaitu distrik Nimboran, Nimbokrang, Kemtuk, Kemtuk Gresi, Gresi Selatan, dan Namblong. Wilayah ini juga merupakan pengembangan Kawasan Agropolitan, dan sangat potensial untuk pengembangan pertanian tanaman pangan dan perkebunan terutama Coklat.

d. Wilayah Pembangunan IV (WP IV); meliputi wilayah Nawa, yaitu distrik Kaureh, Unurum Guay, Yapsi dan Airu. Wilayah ini aksesnya relatif sulit dibanding wilayah lainnya di Kabupaten Jayapura, terutama distrik Airu yang hanya dapat diakses dengan transportasi sungai dan udara perintis. Potensi yang dapat dikembangkan di WP IV ini adalah pertanian tanaman pangan dan perkebunan

(40)

Laporan Akhir Hasil Penyusunan Master Plan Pembangunan Ek. Daerah  Page 34 

terutama tanaman kelapa sawit dan coklat, disamping itu wilayah ini juga sangat potensial dengan hasil hutannya seperti kayu, kulit masohi, gaharu dan hasil olahannya. Adanya perkebunan kelapa Sawit PT Sinar Mas membuat peredaran uang di wilayah ini cukup tinggi, namun akses jalan masih relatif sulit sehingga wilayah ini termasuk dalam kategori daerah tertinggal.

Selanjutnya, kebijakan pemerintah dan DPRD Kabupaten Jayapura yang menetapkan 4 (empat ) Wilayah Pembangunan daerah ini, yang terdiri dari kawasan Danau Sentani, kawasan Pesisir, Kawasan Grime dan Kawasan Nawa, dengan masing-masing prioritas pengembangan dapat pula disajikan dalam tabel dan gambar sebagai berikut:

Tabel 3.8

Pembagian Wilayah Pembangunan Kabupaten Jayapura

Wilayah Pembangunan

Kawasan Distrik Prioritas

I Cagar Alam Cycloop dan Danau Sentani Sentani Timur Sentani Ebungfau Waibu Pusat Pemerintahan Perdagangan Bandara Udara Pariwisata

Industri Kecil dan Rumah Tangga Kehutanan Perikanan II Cagar Alam Cycloop dan Pesisir Raveni Rara Depapre Sentani Barat Yokari Demta Pengembangan Pelabuhan Pariwisata Industri Kehutanan Pertambangan Perikanan laut III Grime Kemtuk Kemtuk Gresi Gresi Selatan Nimboran Nimbokrang Namblong

Pertanian skala rakyat Peternakan skala rakyat Perkebunan (Program Agropolitan) skala rakyat Pertambangan Industri IV Nawa Unurum Guay Yapsi Kaureh Airu Kehutanan

Perkebunan skala besar PLTA

Pertanian skala besar Peternakan skala besar Prasarana Transportasi Industri

(41)

Laporan Akhir Hasil Penyusunan Master Plan Pembangunan Ek. Daerah  Page 35 

Gambar 3.2

Pembagian Wilayah Pembangunan Kabupaten Jayapura

WP I merupakan pusat pelayanan perkotaan di Kabupaten Jayapura, sedangkan Distrik Sentani sebagai daerah pusat pemerintah dan perekonomian memiliki potensi sumber daya manusia dengan jumlah penduduk mencapai 34,84% dari keseluruhan jumlah penduduk Kabupaten Jayapura. Pada Distrik Sentani juga terdapat Pelayanan transportasi udara, yaitu Bandar Udara Sentani dengan ukuran kelas 1 dan kapasitas BOEING 737 seri 500 serta jam operasi Bandar Udara Sentani dimulai pagi hingga malam hari. Bandar udara Sentani telah dapat melayani penerbangan malam dengan bantuan alat instalasi Approach Lighting System sepanjang 900 m (160 titik lampu). Saat ini pergerakan udara di Provinsi Papua melalui Bandara Udara Sentani mampu didukung

(42)

Laporan Akhir Hasil Penyusunan Master Plan Pembangunan Ek. Daerah  Page 36 

dengan sarana penghubung daerah-daerah Kabupaten Sarmi, Kota Jayapura dan Keerom dan terhubungnya jaringan jalan Sarmi-Demta-Sentani-Jayapura. Wilayah Danau Sentani merupakan salah satu dari lima (5) kawasan unggulan wisata berdasarkan hasil kajian RIPPDA Kabupaten Jayapura, dengan obyek wisata alam (antara lain Pegunungan Cycloops, Danau Sentani, Kali Kemiri, Air Terjun Pos Tujuh) dan wisata peningggalan sejarah (Tugu Mac. Arthur). Selain potensi wisata tersebut, Danau Sentani juga dapat dimanfaatkan untuk memasok kebutuhan air bersih di Kawasan Perkotaan Sentani dan permukiman penduduk di Distrik Waibu, Setani Barat, Sentani Timur, dan Ebungfauw. Pada Distrik Waibu memiliki potensi untuk dikembangkan kawasan permukiman untuk mengalihkan pertumbuhan agar tidak terpusat di Distrik Sentani.

Pada WP II, tepatnya di Distrik Depapre terdapat Teluk Tanah Merah yang berfungsi sebagai pelabuhan bagi masyarakat nelayan setempat yang memiliki potensi kondisi alam untuk dikembangkan menjadi pelabuhan khusus. Sedangkan potensi sumber daya perikanan di wilayah Pantai Utara Kabupaten Jayapura meliputi perairan dalam dan laut. Sumber daya ikan yang dapat diperoleh adalah ikan pelagis besar, seperti tuna dan cakalang; selain itu adalah ikan demersial, seperti ikan kakap, hiu/cucut, udang dan mutiara. Pada WP II, terdapat dua Kawasan Wisata Unggulan (KWU) yaitu KWU Ekowisata Depapre dengan obyek wisata alam (antara lain Pantai Amay, Pantai Harleem, Pantai Tablanusu, Pantai Eswe Yepa dan Tanjung Tanah Merah, dan Pegunungan Dafonsoro) dan obyek wisata peninggalan sejarah yaitu Gua Disyklupa Dafonsoro dan rangka manusia. KWU kedua ialah KWU Pantai Demta dengan obyek wisata alam (antara lain Agrowisata perkebunan kakao, matoa, pisang barangan, dan Air terjun Kali Biru ) dan obyek wisata sosial budaya yaitu pengolahan sagu secara tradisional. Berdasarkan hasil Kajian Dinas Pertambangan dan Energi, Provinsi Papua, direncanakan akan dibangun PLTAM Amai di Distrik Depapre sebesar 3.304 kW dan dalam skala mikro akan dibangun PLTA di daerah Distrik Ravenirara.

Gambar

Tabel 2.1   Matriks Analisis SWOT
Tabel 3.7 di atas menunjukkan bahwa dari kelompok sektor  ekonomi, maka sektor primer merupakan lapangan kerja yang menyerap  tenaga kerja paling banyak, yakni mencapai 48,75% dari total penduduk  yang bekerja di Kabupaten Jayapura pada tahun 2013

Referensi

Dokumen terkait

PDRB merupakan salah satu indikator ekonomi untuk mengukur kinerja pertumbuhan ekonomi di suatu daerah yang jika dikembangkan dengan tepat bisa menjadi sektor yang

Berdasarkan PDRB atas dasar harga konstan tahun 1993 menunjukkan bahwa lapangan usaha sektor pertanian masih tetap menjadi prioritas utama dalam sumbangan sektoral ekonomi

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pertumbuhan sektor- sektor ekonomi dalam menunjang pembangunan daerah Kabupaten Lahat pada masa otonomi daerah tahun

Oleh karena itu untuk dapat meningkatkan dampak ekonomi lokal dari aktivitas pengembangan konektivitas pelabuhan maka yang paling penting dilakukan yaitu kebijakan yang

Tulisan bertujuan untuk menilai ke- selarasan program studi yang diselenggarakan oleh AK dengan pengembangan potensi ekonomi daerah dalam konteks penerapan konsep MP3EI, ketepatan

Pengembangan dunia usaha merupakan komponen penting dalam perencanan pembangunan ekonomi daerah karena daya tarik, kreasi, atau daya tahan kegiatan dunia usaha

Untuk memahami hubungan antara pengembangan usaha dan pengentasan kemiskinan, diperlukan pengenalan atas ekonomi informal perkotaan dan sektor pertanian yang luas, karena di

IV - 9 PENYUSUNAN ANALISIS PENGEMBANGAN POTENSI EKONOMI LOKAL KABUPATEN MIMIKA Dari perhitungan Location Quotient LQ suatu sektor, kriteria umum yang dihasilkan adalah : 1 Jika LQ >