• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS SWOT PENGEMBANGAN KOMODITI UNGGULAN DAERAH DI KABUPATEN JAYAPURA

BAB VI ANALISIS KEKUATAN, KELEMAHAN, PELUANG,

C. ANALISIS SWOT PENGEMBANGAN KOMODITI UNGGULAN DAERAH DI KABUPATEN JAYAPURA

Setiap daerah memiliki potensi ekonomi yang dapat dikelola dan dikembangkan pemanfaatannya dalam pelaksanaan pembangunan daerah di segala bidang. Namun demikian, potensi ekonomi yang dimiliki suatu daerah tidak mampu memberikan nilai tambah atau kontribusi yang besar terhadap perekonomian daerah bersangkutan jika tidak dikelola secara baik dan terarah, bahkan sebaliknya akan dapat memberikan dampak negatif, seperti akan menimbulkan bencana alam banjir, longsor, erosi dan sebagainya.

Oleh karena itu, pelaksanaan pembangunan ekonomi di setiap daerah perlu memperhatikan potensi ekonomi yang dimiliki atau tersedia di daerah bersangkutan. Potensi ekonomi yang dimiliki oleh suatu daerah pada dasarnya dapat dibagi dua bagian utama, yakni potensi ekonomi basis dan ekonomi non basis. Potensi basis merupakan potensi ekonomi unggulan yang dimiliki daerah bersangkutan, sedangkan potensi ekonomi non basis merupakan potensi ekonomi yang tidak unggul di daerah tersebut.Pada dasarnya kedua potensi ekonomi di masing-masing daerah tersebut dapat dibedakan secara langsung dengan melihat pada struktur ekonomi daerah bersangkutan yang terlihat pada kontribusi setiap sektor ekonomi dalam pembentukan PDRB (Product Domestic Regional Bruto) daerah tersebut.

Namun demikian, dalam pengembangan potensi ekonomi daerahnya, seringkali potensi yang ada belum dapat tergarap secara optimal,sehingga sulit bagi daerah bersangkutan untuk menarik masuknya arus perdagangan, wisatawan maupun investasi (trade, tourist and

investment). Padahal setiap daerah memiliki keunggulan masing-masing,

tetapi keunggulan tersebut belum mampu meningkatkan perekonomian daerah bersangkutan. Oleh karena itu, diperlukan kejelian dalam menentukan dan mengembangkan keunggulan komparatif dan kompetitif daerah tersebut dengan merancang suatu konsep pembangunan yang

Laporan Akhir Hasil Penyusunan Master Plan Pemb. Ek. Daerah  Page 115  memanfaatkan berbagai potensi tersebut, sehingga setiap daerah dapat saling mendukung, saling menunjang dan saling menguntungkan.

Saat ini belum banyak daerah yang telah berhasil dalam melakukan pengembangan komoditi unggulan daerahnya yang berbasis kluster. Jika ada, maka pengembangan komoditi unggulan daerah bersangkutan masih terlihat parsial, terutama dimulai dari tahapan penentuan komoditi unggulan daerah, tidak ada roadmap pengembangannya, dan lemahnya keterkaitan antar unsur dalam pembentukan kluster. Demikian pula, ada daerah yang telah berkembang komoditi unggulan daerahnya, namun keberlanjutannya tidak dijaga, sehingga jaminan terhadap pasokan bahan bakunyamenjadi persoalan yang serius. Selain itu, ada juga daerah yang cukup maju dalam pengembangan komoditi unggulannya, dengan pasar yang mampu menampung seluruh produksi yang ada, namun nilai tambah komodititersebut tidakdiciptakan (agro processing), sehingga manfaat lebih banyak dinikmati oleh pihak luar. Artinya, produksi komoditi unggulan daerah bersangkutan hanya terbatas pada kemampuan menciptakan komoditi primer (komoditi yang belum diolah), sehingga hanya mampu memberikan nilai tambah atau multiplier effect yang rendah, baik terhadap penciptaan lapangan kerja maupun dalam mengatasi masalah kemiskinan dan rendahnya PAD. Oleh karena itu, diperlukan upaya pengolahan lebih lanjut komoditi unggulan bersangkutan untuk mengubahnya menjadi produk setengah jadi (intermediate goods) maupun barang jadi (final goods), sehingga mampu memberikan nilai tambah yang lebih besar kepada para produsen, termasuk para petani dan peternak serta nelayan sebagai produsen komoditi-komoditi unggulan sektor pertanian. Dalam kaitan ini, maka pemerintah daerah perlu mendorong adanya perbaikan pasca panen dengan menggiring proses produksi di sektor penghasil komoditi unggulan daerah tersebut pada upaya untuk mengimplementasikan sistem agribisnis dan agroindustri, yakni mengola terlebih dahulu komoditi unggulan tersebut sebelum dijual ke para pedagang. Kebijakan atau upaya ini sangat penting untuk diterapkan guna menciptakan Multiplier Effect yang lebih besar terhadap

Laporan Akhir Hasil Penyusunan Master Plan Pemb. Ek. Daerah  Page 116  perekonomian daerah dari upaya pengembangan komoditi unggulan daerah bersangkutan. Selain itu, upaya ini ditujukan pula untuk membantu para produsen, utamanya petania, peternak dan nelayan yang masuk kategori kelompok masyarakat miskin untuk memperoleh margin profit yang lebih besar dibandingkan yang dapat diperoleh saat selama ini yang masih relatif kecil dibandingkan dengan yang diperoleh para pedagang.

Kebijakan pengembangan komoditi unggulan suatu daerah dapat ditempuh melalui strategi pengembangan komoditi unggulan daerah berbasis kluster. Strategi pengembangan komoditi unggulan berbasis kluster secara garis besar mencakup aspekpeningkatan kapasitas sumberdaya manusia (SDM), pengembangan kelembagaan, pemberdayaan aspek pemasaran dan pengembangan teknologi tepat guna dan pembangunan citra spesifik daerah.Aspek peningkatan kapasitas sumberdaya manusia (SDM) menduduki peranan yang sangat penting karena sumberdaya manusia merupakan inti dan pengatur penggunaan sumberdaya-sumberdaya lainnya, utamanya sumberdaya alam dan sumberdaya modal, serta tekhnologi untuk mewujudkan inovasi-inovasi yang diperlukan untuk pengembangan komoditi-komoditi unggulan daerah. Kemudian dalam kaitannya dengan aspek Pengembangan Kelembagaan, maka kelembagaan merujuk pada arti institusi atau wadah, baik formal maupun non formal yang dapat dimanfaatkan oleh produsen untuk meningkatkan kegiatan ekonominya. Kelembagaan ini tidak hanya berperan dalam kegiatan perekonomian masyarakat, tetapi juga dalam pengembangan modal sosial masyarakat. Keterlibatan penuh para produsen komoditi unggulan daerah berbasis kluster dalam setiap tahapan proses pengembangan dengan sendirinya akan memperkuat kekompakkan, kemandirian dan hubungan interaksi dengan yang lain, sehingga lambat laun akan tercipta suatu kelembagaan yang akan mengakar dan memiliki posisi adu tawar yang kuat.

Dalam rangka mengoptimalkan hasil pembangunan yang dibutuhkan untuk mendorong peningkatan kesejahteraan masyarakat ke tingkat yang lebih tinggi dari waktu ke waktu, maka Pemerintah Kabupaten Jayapura

Laporan Akhir Hasil Penyusunan Master Plan Pemb. Ek. Daerah  Page 117  harus mendorong peningkatan daya saing daerahnya.Salah satu upaya penting yang harus diwujudkan oleh Pemerintah Kabupaten Jayapura saat ini adalah melaksanakan program pembangunan bidang ekonomi yang berangkat dari pengembangan potensi komoditi unggulan daerah yang lebih baik di masa datang. Komoditas unggulan harus layak diusahakan karena dapat memberikan keuntungan kepada petani, baik secara biofisik, sosial, dan ekonomi.

Untuk mewujudkan hal tersebut, maka pemerintah Kabupaten Jayapura melalui Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) telah melaksanakan kegiatan Kajian Identifikasi dan Pemetaan Komoditi Unggulan Daerah bekerjasama dengan Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M), Universitas Hasanuddin. Melalui pelaksanaan kegiatan kajian tersebut, maka dapat diidentifikasi 8 komoditi unggulan daerah berdasarkan hasil pembobotan yang dilakukan dengan menggunakan pendekatan Location Quotient (LQ) dan pendekatan Indeks Rata-Rata Tertimbang terhadap persepsi masyarakat serta pelaku ekonomi lainnya. Kedelapan komoditi unggulan yang teridentifikasi tersebut adalah komoditi sapi, babi (pada subsektor peternakan); komoditi kakao dan kelapa (pada subsektor perkebunan); komoditi ubi kayu dan ubi jalar (pada subsektor tanaman pangan); dan komoditi ikan nila dan ikan lele (pada subsektor perikanan).

Kedelapan komoditi unggulan Kabupaten Jayapura saat ini merupakan komoditi sektor pertanian. Keadaan ini tidak terlepas dari adanya dukungan ketersediaan sumberdaya alam, utamanya lahan dan kondisi iklim yang mendukung, serta sumberdaya manusia, yakni petani peternak dan nelayan yang ada di daerah ini dalam jumlah besar serta telah mengelola aktivitas usaha pada masing-masing subsektor pertanian yang menghasilkan komoditi-komoditi unggulan tersebut. Akibatnya, sektor pertanian masih merupakan sektor ekonomi yang paling besar kontribusinya dalam penyerapan tenaga kerja di daerah ini dan terhadap pembentukan PDRB, yakni rata-rata 30,57% selama periode 2009-2013. Selain itu, aktivitas ekonomi di sektor pertanian yang menghasilkan

Laporan Akhir Hasil Penyusunan Master Plan Pemb. Ek. Daerah  Page 118  komoditi-komoditi unggulan daerah ini telah tersebar di masing-masing distrik yang ada di Kabupaten Jayapura saat ini. Dalam kaitan inilah, maka salah satu Misi yang diembang oleh pemerintah Kabupaten Jayapura dalam rangka mewujudkan Visi “Jayapura Baru” yang ditetapkan dalam RPJMD, Tahun 2013-2017, adalah: “Meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah berbasis pemberdayaan masyarakat yang berdaya saing dan berwawasan lingkungan didukung dengan infrastruktur yang kuat (Misi ke 5)”. Untuk mewujudkan Misi ini, maka arah kebijakan yang ditempuh selama periode jangka menengah ini adalah Meningkatkan produksi komoditi pertanian, perkebunan, perikanan dan peternakan unggulan sesuai karakteristik daerah. Oleh karena itu, program pembangunan daerah yang dilaksanakan dalam periode ini, antara lain diarahkan pada: (1) program peningkatan produksi tanaman pangan; (2) program peningkatan produksi perkebunan; (3) program pengembangan kelautan dan perikanan; (4) program peningkatan produksi hasil peternakan.

Namun demikian, tentu pengembangan komoditi-komoditi unggulan daerah ini masih senantiasa menghadapi sejumlah kendala atau permasalahan selama ini meskipun memiliki faktor pendukung sebagai kekuatan dan potensi yang dimiliki. Oleh karena itu, pada bagian ini sangat penting untuk dilakukan analisis terhadap faktor-faktor kekuatan, kelemahan, peluang dan tantangan masing-masing komoditi unggulan tersebut, sehingga dapat diformulasi kerangka perencanaan kebijakan yang strategis dan efektif diterapkan untuk mendorong percepatan pengembangan komoditi-komoditi unggulan tersebut agar dapat dan mampu menciptakan Multiplier Effect yang lebih besar dan luas terhadap perekonomian Kabupaten Jayapura di masa datang. Analisis tersebut dilakukan dengan menggunakan analisis SWOT

Adapun hasil analisis SWOT terhadap masing-masing komoditi unggulan daerah ini, secara umum dapat diuraikan sebagai berikut:

Laporan Akhir Hasil Penyusunan Master Plan Pemb. Ek. Daerah  Page 119 

Identifikasi Kekuatan

 Kegiatan ekonomi berbasis masyarakat (UMKM) sangat dominan  Prosedur dan peralatan yang dibutuhkan untuk mengelola

komoditi unggulan daerah ini yang berbasis sektor pertanian cukup sederhana.

 Ketersediaan sumberdaya alam yang melimpah sebagai bahan baku, termasuk Danau Sentani.

 Dukungan kondisi iklim yang cocok untuk pengembangan komoditi-komoditi unggulan daerah.

 Kebijakan pengembangan kawasan agropolitan

Identifikasi Kelemahan

 Adanya sifat produk pertanian yang cenderung cepat rusak, sehingga harus cepat dijual dan elastisitas permintaannya bersifat Inelastis;

 Rendahnya kualitas dan kapasitas SDM untuk meningkatkan produktivitas dan inovasi;

 Aksesibilitas terhadap modal dan pasar masih rendah

 Ketersediaan dan aksesibilitas terhadap informasi pasar masih rendah;

 Dukungan infrastruktur transportasi yang menghubungkan sentra produksi dan pasar masih rendah.

 Produk olahan komoditi unggulan belum banyak berkembang, sehingga nilai tambah produk masih terbatas, produktivitas rendah, kualitas dan diversifikasi produk belum optimal, sehingga kurang memiliki daya saing.

 Daya beli penduduk Kabupaten Jayapura masih relatif rendah.  Harga sarana produksi (bibit, pupuk, festisida, pakan) cukup

tinggi, sehingga mengurangi keuntungan petani dan peternak sebagai produsen.

 Bargaining Power dan Margin Profit yang diperoleh petani, peternak dan nelayan sebagai produsen masih sangat rendah;

Laporan Akhir Hasil Penyusunan Master Plan Pemb. Ek. Daerah  Page 120 

Identifikasi Peluang

 Sumberdaya alam masih cukup melimpah ketersediaannya;

 Aktivitas di sektor usaha perdagangan dan transportasi cenderung meningkat dan sangat mendukung.

 Pasar yang masih terbuka luas dalam era globalisasi, utamanya pasar ekspor.

 Minat swasta untuk berinvestasi dalam pengembagan komoditi unggulan mulai tumbuh;

 Keragaman sosial ekonomi masyarakat Kabupaten Jayapura dan Kota Jayapura dapat menjadi sasaran pasar lokal yang potensi bagi pengembangan pemasaran komoditi unggulan.

Identifikasi Ancaman

 Pola pekerjaan masyarakat yang memiliki kecenderungan migrasi.

 Desakan produk sejenis dari daerah lain.

 Ketatnya standar terhadap produk hasil pertanian, baik dalam pasar domestik maupun pasar ekspor.

 Adanya peningkatan kerusakan lingkungan;

D.FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN KOMODITI UNGGULAN