• Tidak ada hasil yang ditemukan

E. KONDISI PEREKONOMIAN

3. Pendapatan Perkapita

Tingkat kesejahteraan yang mampu dicapai oleh penduduk suatu daerah pada dasarnya dapat dilihat pada beberapa indikator, antara lain pada PDRB perkapita daerah bersangkutan. PDRB perkapita diperoleh dengan membagi besaran nilai PDRB Atas Dasar Harga Berlaku dengan penduduk pada pertengahan tahun dalam tahun yang bersangkutan. Jadi besaran PDRB perkapita sangat tergantung pada besaran PDRB yang terbentuk dengan jumlah penduduk pada suatu tahun.

PDRB perkapita Kabupaten Jayapura tahun 2013 mencapai Rp. 21.399.407,22,- atau meningkat sebesar 15,67% dibandingkan

dengan yang dicapai pada tahun 2012 sebesar Rp. 18.735.450,59. Adanya peningkatan jumlah PDRB perkapita yang dicapai setiap tahun yang melebihi laju pertumbuhan penduduk, maka secara langsung menunjukkan bahwa tingkat kesejahteraan masyarakat di Kabupaten Jayapura semakin meningkat.

Perkembangan tingkat PDRB perkapita (pendapatan perkapita) penduduk Kabupaten Jayapura selama 5 (lima) tahun terakhir, dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3.11.

PDRB Perkapita Kabupaten Jayapura dan Pertumbuhannya Dirinci Menurut Harga Berlaku, Tahun 2009 – 2013

Tahun PDRB perkapita (rupiah) Pertumbuhan (persen)

2009 12,425,436.53 20.41

2010 14,643,200.28 19.24

2011 17,142,191.16 15.38

2012*) 18,735,450.59 15.28

2013**) 21,399,407.22 15.67

Sumber: PDRB Kabupaten Jayapura, Tahun 2014

Berdasarkan Tabel 3.11 di atas terlihat bahwa PDRB perkapita penduduk Kabupaten Jayapura senantiasa meningkat secara signifikan dari tahun ke tahun selama periode 2009 – 2013 dengan rerata laju

Laporan Akhir Hasil Penyusunan Master Plan Pembangunan Ek. Daerah  Page 44 

peningkatan sebesar 17,20% per tahun. Namun demikian, angka PDRB perkapita yang dicapai di daerah ini masih di bawah rata-rata nasional, meskipun sudah di atas rata-rata Provinsi Papua. Melihat PDRB perkapita yang meningkat setiap tahunnya melebihi laju pertumbuhan penduduk, menunjukkan kesejahteraan penduduk daerah ini yang semakin meningkat setiap tahun selama periode 2009 - 2013.

PDRB perkapita penduduk Kabupaten Jayapura yang senantiasa meningkat dari tahun ke tahun selama periode 2009 – 2013 diiringi pula dengan pola distribusi pendapatan daerah ini yang memiliki ketimpangan rendah dengan Gini rasio sebesar 0,29. Artinya, sebanyak 40% penduduk berpendapatan rendah memperoleh 20,35% dari total pendapatan daerah, 40% berpendapatan sedang memperoleh 42,16%, dan 20% berpendapat-an tinggi memperoleh 37,49%.

Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa kinerja pembangunan daerah ini telah masuk kategori baik karena aktivitas pembangunan ekonomi yang dilaksanakan telah mampu mendorong peningkatan PDRB Perkapita penduduk yang disertai dengan pola distribusinya yang berada pada level ketimpangan rendah. Tentu kinerja yang telah dicapai ini perlu senantiasa dipertahankan dan diupayakan untuk senantiasa ditingkat di masa datang, sehingga dapat diwujudkan peningkatan kesejahteraan penduduk daerah ini dari waktu ke waktu.

4. Kemiskinan

Sebagai konsekwensi dari adanya peningkatan PDRB perkapita setiap tahun dalam 5 (lima) tahun terakhir yang diiringi dengan pola distribusinya yang relatif lebih merata, maka jumlah penduduk miskin Kabupaten Jayapura terus pula mengalami penurunan. Berdasarkan hasil pendataan terhadap rumah tangga miskin (pra sejahtera) di setiap distrik sesuai kriteria kemiskinan yang telah ditetapkan secara nasional, maka dapat dketahui bahwa jumlah rumahtangga miskin di daerah ini pada tahun 2011 adalah sebanyak 12.176 KK atau 41,33% dari total jumlah kepala keluarga di daerah ini pada tahun 2011 yang mencapai 29.458 KK.

Laporan Akhir Hasil Penyusunan Master Plan Pembangunan Ek. Daerah  Page 45 

Angka ini menunjukkan terjadinya peurunan sebanyak 649 KK dari angka kemiskinan yang ada pada tahun 2006 yang mencapai 12.645 KK atau 47,06% dari total 26.871 KK yang ada.

Terlepas dari angka persentase kemiskinan yang diuraikan di atas, maka jika diamati lebih mendalam dengan melihat pada aspek kecenderungan jumlah penduduk miskin yang terlihat turun secara menerus salama periode 2006 - 2010, maka dapat dikatakan bahwa pemerintah Kabupaten Jayapura telah cukup berhasil dalam melaksanakan program-program yang mengarah pada upaya untuk mengurangi jumlah penduduk miskin setiap tahun di daerah ini. Kebijakan pengentasan kemiskinan yang dijalankan telah mampu mengurangi penduduk miskin sebanyak 1.861 orang per tahun selama periode tersebut.

Dibandingkan dengan kabupaten/kota di Provinsi Papua, maka tingkat kemiskinan di Kabupaten Jayapura tergolong masih lebih rendah, kecuali Kota Jayapura dan Kabupaten Merauke. Angka rata-rata kemiskinan di Kabupaten Jayapura pada tahun 2010 mencapai 18,64 %, sedangkan di tingkat Provinsi Papua mencapai 38,60% dan di tingkat Nasional sebesar 13,33%. Berarti angka rata-rata kemiskinan di daerah ini masih berada di bawah angka Provinsi Papua dan sebaliknya masih di atas angka Nasional.

Jumlah KK miskin di daerah ini pada tahun 2011 mencapai 41,33% atau 12.176 KK dari total 29.458 KK yang ada. Jumlah KK miskin terbesar berada di Distrik Sentani, yakni mencapai 1.368 KK; disusul oleh Distrik Nimbokrang yang mencapai 1.080 KK dan Distrik Waibu yang mencapai 1.055 KK. Hal ini dapat dilihat pada tabel berikut:

Laporan Akhir Hasil Penyusunan Master Plan Pembangunan Ek. Daerah  Page 46 

Tabel 3.12.

Jumlah KK Miskin di Kabupaten Jayapura, Tahun 2011.

No Distrik

Jumlah Jumlah Kategori KK Jumlah KK L P Miskin Tidak Miskin 1 Sentani Timur 5.694 5.407 11.101 782 1.400 2.182 2 Sentani 25.165 21.560 46.725 1.368 8.863 10.231 3 Ebung Fauw 1.631 1.477 3.108 622 115 737 4 Waibu 3.135 2.886 6.021 1.055 224 1.279 5 Sentani Barat 2.481 2.184 4.665 465 523 988 6 Ravenrara 1.024 958 1.982 315 15 330 7 Yokari 1.714 1.483 3.197 497 101 598 8 Depapre 2.001 1.788 3.789 518 151 669 9 Demta 1.932 1.625 3.557 579 159 738 10 Kemtuk 2.134 2.134 4.268 704 107 811 11 Kemtuk Gresi 2.558 2.287 4.845 591 386 977 12 Nimboran 2.462 2.247 4.709 560 410 970 13 Nimbokrang 3.397 3.175 6.572 1.080 609 1.689 14 Namblong 1.726 1.726 3.452 488 240 728 15 Gresi Selatan 714 677 1.391 283 22 305 16 Unurum Guay 1.186 970 2.156 452 56 508 17 Kaureh 3.831 9.178 13.009 756 3.075 3.831 18 Yapsi 3.424 2.810 6.234 818 630 19 Airu 1.073 905 1.978 243 196 439 Jumlah 67.282 65.477 132.759 12.176 17.282 29.458

Sumber: Profil Kabupaten Jayapura, Tahun 2013

6. Inflasi

Laju inflasi di Kabupaten Jayapura masih mengikuti laju inflasi yang ada di Kota Jayapura, karena batas antara kota Jayapura dengan Sentani sebagai ibukota Kabupaten Jayapura relatif dekat dan fluktuasi harga diantara kedua kota tersebut dapat dikatakan hampir sama. Namun wilayah Kabupaten Jayapura kondisinya sangat beragam, bahkan terdapat wilayah yang akses transportasi darat sangat kurang, seperti Distrik Kaureh, Unurum Guay, Yapsi dan Airu. Tingkat harga di berbagai wilayah tersebut cukup tinggi karena transportasinya cukup sulit. Laju inflasi di Kabupaten Jayapura selama kurun waktu tahun 2010-2013 mengalami peningkatan, yakni sebesar 4,48% pada tahun 2010 meningkat menjadi 8,27% pada tahun 2013. Tekanan inflasi di daerah ini tidak terlepas dengan adanya kenaikan harga BBM beberapa kali selama periode ini yang memicu kenaikan harga hampir semua bahan pokok.

Laporan Akhir Hasil Penyusunan Master Plan Pembangunan Ek. Daerah  Page 47