• Tidak ada hasil yang ditemukan

ISU-ISU STRATEGIS KABUPATEN JAYAPURA

BAB VI ANALISIS KEKUATAN, KELEMAHAN, PELUANG,

H. ISU-ISU STRATEGIS KABUPATEN JAYAPURA

Isu strategis merupakan kondisi atau hal penting yang harus diperhatikan atau dikedepankan dalam perencanaan pembangunan karena dampaknya yang signifikan bagi entitas (daerah/masyarakat) di masa datang. Suatu kondisi/kejadian yang menjadi isu strategis adalah keadaan yang apabila tidak diantisipasi akan menimbulkan kerugian yang lebih besar atau sebaliknya dalam hal tidak dimanfaatkan akan menghilangkan peluang untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dalam jangka panjang.

Laporan Akhir Hasil Penyusunan Master Plan Pemb. Ek. Daerah  Page 144  Oleh karena itu, analisis isu-isu strategis merupakan bagian penting dan sangat menentukan dalam proses penyusunan rencana pembangunan daerah untuk melengkapi tahapan-tahapan yang telah dilakukan sebelumnya. Identifikasi isu yang tepat dan bersifat strategis dapat memberikan panduan tentang bagaimana kondisi pembangunan ekonomi daerah ke depan, baik yang bermakna positif maupun negatif. Isu strategis merupakan salah satu pengayaan analisis lingkungan eksternal terhadap proses perencanaan. Jika dinamika eksternal, khususnya selama 20 (dua puluh) tahun yang akan datang diidentifikasi dengan baik, maka pemerintah daerah akan dapat mempertahankan/ meningkatkan pelayanan kepada masyarakat. Pemerintah daerah yang tidak menyelaraskan diri secara sepadan atas isu strategisnya akan menghadapi potensi kegagalan dalam melaksanakan penyelenggaraan urusan pemerintahan yang yang menjadi tanggung jawabnya atau gagal dalam melaksanakan pembangunan daerah.

Isu-isu strategis diidentifikasi berdasarkan berbagai permasalahan pembangunan daerah yang sangat mendesak dan memiliki pengaruh yang kuat terhadap keberhasilan pembangunan serta disusun berdasarkan isu strategis yang dapat dimanfaatkan sebagai peluang yang akan muncul dalam tahun-tahun mendatang, termasuk untuk mengantisipasi berbagai ancamannya.

Pernyataan isu-isu strategis memberikan gambaran tentang hal-hal yang menjadi fokus dan prioritas penanganan karena pengaruhnya yang besar, luas, dan signifikan terhadap perbaikan kondisi masyarakat dalam jangka menengah dan jangka panjang. Oleh karena itu, jika isu-isu strategis diprioritaskan penanganannya, maka peluang tercapainya tujuan dan sasaran pembangunan daerah dalam jangka panjang dan menengah akan lebih besar dan dapat lebih terjamin. Sebaliknya, jika isu-isu strategis tersebut tidak ditangani secara baik dan benar, maka tujuan dan sasaran pembangunan daerah akan menjadi sulit tercapai.

Isu strategis merupakan permasalahan pembangunan daerah yang berkaitan dengan fenomena atau keadaan yang belum dapat

Laporan Akhir Hasil Penyusunan Master Plan Pemb. Ek. Daerah  Page 145  diselesaikan pada periode lima tahun sebelumnya dan memiliki dampak jangka panjang bagi keberlanjutan pelaksanaan pembangunan daerah, sehingga perlu diatasi secara bertahap.

Dalam kaitannya dengan penyusunan dokumen Master Plan Pembangunan Ekonomi Daerah, maka isu strategis Kabupaten Jayapura Tahun 20015-2025 didasari pada pertimbangan masih berlanjutnya sejumlah agenda terkait pengembangan ekonomi masyarakat. Oleh karena itu, beberapa isu strategis yang teridentifikasi dapat diuraikan sebagai berikut:

a. Jumlah penduduk miskin masih relatif tinggi yang disebabkan oleh tingginya tingkat pengangguran dan rendahnya tingkat pendapatan masyarakat.

b. Koordinasi, integrasi, simplikasi, sinkronisasi dalam penyelenggaraan pemerintahan belum berjalan baik dan belum optimalnya aplikasi konsep pembangunan partisipatif.

c. Kualitas pelayanan publik belum optimal disebabkan antara lain oleh terbatasnya kualitas sumberdaya manusia aparatur, kinerja birokrasi, SPM, dan sarana prasarana yang belum memadai.

d. Menurunnya daya dukung dan kualitas lingkungan ditandai dengan meningkatnya pencemaran air dan udara serta masalah lingkungan lainnya, seperti banjir dan longsor, yang disebabkan oleh rendahnya kesadaran, perhatian dan kepedulian masyarakat dan Stakeholder terhadap lingkungan, aktivitas pembangunan yang tidak berwawasan lingkungan, rendahnya efektivitas penataan ruang dan lemahnya pengawasan dan pengendalian.

e. Rendahnya kinerja pembangunan kampung disebabkan masih rendahnya kualitas SDM aparatur kampung dan ketersediaan infrastruktur pendukung serta masih lemahnya kelembagaan kampung dan belum teralokasikannya sumber keuangan kampung secara memadai sesuai kebutuhan.

Laporan Akhir Hasil Penyusunan Master Plan Pemb. Ek. Daerah  Page 146  Selanjutnya, dapat dijabarkan isi-isu strategis pembangunan daerah Kabupaten Jayapura yang terkait dengan pembangunan ekonomi daerah sebagai berikut:

a. Tingkat sebaran penduduk cukup tinggi dengan jumlah populasi yang terbatas pada wilayah yang cukup luas dan tidak semua dapat dijangkau dengan mudah, sehingga merupakan salah satu tantangan yang perlu penanganan serius pemerintah, terutama dalam membuka isolasi. Disamping itu perkembangan penduduk yang lambat di kampung-kampung, terutama di wilayah pembangunan (WP) III dan WP IV, lebih banyak disebabkan karena terjadi proses migrasi keluar, terutama penduduk usia muda untuk bersekolah ataupun mencari pekerjaan di pusat perkotaan atau daerah yang lebih maju, dan juga karena relatif rendahnya angka pertumbuhan penduduk alamiah yang sangat dipengaruhi oleh tingginya angka kematian ibu melahirkan maupun kematian anak dan balita. Oleh karena itu, perlu dilakukan percepatan pembangunan di tingkat kampung pada WP II, WP III dan WP IV agar migrasi ke luar dapat diminimalkan dan memberikan perhatian yang lebih pada upaya menurunkan angka kematian ibu melahirkan serta kematian anak dan balita melalui proses penyadaran kesehatan masyarakat serta adanya tenaga para medis yang dapat turun hingga ke kampung.

b. Pembangunan ekonomi Kabupaten Jayapura masih harus ditingkatkan karena walaupun pertumbuhan ekonomi daerah ini telah mengalami kecenderungan positif dengan laju rata-rata di atas 10% pertahun selama periode 2009-2013, namun secara riel belum mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Tingkat pendapatan penduduk telah mencapai Rp.22,4 juta pada tahun 2013, atau sekitar Rp. 1.783.284,- per bulan, tetapi distribusinya masih sangat timpang antar pelaku ekonomi dan jumlah penduduk miskin masih cukup tinggi, sedangkan masih banyak potensi daerah yang belum dioptimalkan guna peningkatan kesejahteraan

Laporan Akhir Hasil Penyusunan Master Plan Pemb. Ek. Daerah  Page 147  penduduk. Sektor pertanian sebagai penyumbang terbesar PDRB masih tergolong rentan karena pertumbuhannya sangat lambat, padahal sektor ini digeluti oleh lebih dari 60% penduduk.

c. Laju inflasi Kabupaten Jayapura masih mengikuti laju inflasi kota Jayapura, namun wilayah Kabupaten Jayapura kondisinya sangat beragam, bahkan terdapat wilayah yang aksesibilitasnya sangat rendah seperti pada wilayah IV, dimana tingkat harga di wilayah tersebut sangat tinggi, apalagi dengan adanya kenaikan harga BBM lebih memicu tingkat harga, sehingga sangat mempengaruhi tingkat daya beli masyarakat.

d. Pola pengeluaran konsumsi masyarakat untuk makanan relatif tinggi yang merupakan indikasi bahwa tingkat kesejahteraan masyarakat relatif masih rendah, dana untuk saving tidak tersedia, dalam artian masyarakat kekurangan atau tidak mampu memupuk modal untuk mengembangkan usahanya. Pola hasil jual produksi digunakan untuk konsumsi masih sangat kental dan sulit untuk terlepas dari belenggu ini, termasuk sistem ijon, karena terbatasnya kemampuan ekonomi rumahtangga dan pilihan untuk berusaha. e. Tingkat pendidikan penduduk masih tergolong rendah yang

berdampak pada rendahnya tingkat pengetahuan dan ketrampilan (skill), terutama dalam mengadopsi tekhnologi untuk pengelolaan sumberdaya ekonomi. Hal ini diperparah lagi dengan kurang memadainya pembinaan terhadap masyarakat.oleh Instansi teknis, sehingga produktivitas rendah. Angka pengangguran setiap tahun meningkat, lebih banyak berorientasi menjadi PNS, karena masih rendahnya kemampuan dalam melihat dan memanfaatkan peluang usaha, sehingga alternatif kegiatan usaha produktif yang dapat dikelola menjadi rendah atau terbatas. Dalam kaitan inilah, maka dapat dilihat bahwa sektor pendidikan mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam menentukan tingkat kualitas sumberdaya manusia. Sumberdaya manusia yang diharapkan untuk mewujudkan percepatan pembangunan ekonomi daerah di

Laporan Akhir Hasil Penyusunan Master Plan Pemb. Ek. Daerah  Page 148  Kabupaten Jayapura sampai tahun 2025 mendatang adalah sumberdaya manusia yang mampu melakukan inovasi, kreatif, serta memiliki etos kerja dan motivasi kerja yang tinggi dan berbudi pekerti yang baik. Beberapa peningkatan dan akselerasi program diperlukan untuk mengatasi belum optimalnya partisipasi masyarakat yang mampu secara ekonomi untuk mengakses layanan pendidikan, belum memadainya kualitas dan kuantitas sarana prasarana pendidikan, belum memadainya jumlah guru tetap dan jumlah guru yang berpendidikan keguruan serta, masih kurang baiknya distribusi tenaga pengajar (belum meratanya penempatan guru dan tenaga kependidikan di seluruh wilayah pembangunan). Peningkatan kualitas sumberdaya manusia juga berbicara mengenai kesehatan yang secara kontinyu diintervensi melalui program/kegiatan yang bersifat kuratif, preventif maupun promotif. Akselerasi dan perbaikan perlu dilakukan dalam mengantisipasi sarana dan prasarana pelayanan kesehatan yang masih belum memadai serta kurang dan belum meratanya jumlah dan persebaran tenaga medis.

f. Kurangnya akses terhadap sumberdaya ekonomi, utamanya permodalan, skill, informasi, teknologi dan pasar yang menyebabkan tidak berkembangnya atau lambatnya perkembangan perekonomian masyarakat.

g. Tantangan utama peningkatan ketahanan pangan dalam pembangunan jangka panjang adalah : (1) Pengembangan sistem ketahanan pangan yang terintregrasi dari sub sistem ketersediaan pangan, distribusi pangan, dan konsumsi pangan yang cukup, baik dalam jumlah, mutu dan gizi. (2) Pengembangan pangan spesifik lokal yang berdasarkan agroekosistem dan budaya setempat, baik untuk dikonsumsi maupun untuk dikembangkan lebih lanjut dalam industri pangan skala kecil, menengah dan besar, (3) Kewaspadaan pangan yang mencakup pemantauan aspek-aspek penting ketahanan pangan, analisis dan evaluasi kondisi ketahanan

Laporan Akhir Hasil Penyusunan Master Plan Pemb. Ek. Daerah  Page 149  pangan, pengambilan keputusan serta pelaksanaan tindakan yang diperlukan untuk mengatasi masalah kerawanan pangan, termasuk masalah mutu dan keamanan pangan; (4) Pemerintah Kabupaten Jayapura perlu melakukan langkah-langkah yang terstruktur dan sistematis dalam mempertahankan dan meningkatkan iklim usaha yang kondusif dalam meningkatkan nilai investasi serta memperkuat ekonomi lokal melalui peningkatan peran UMKM dan koperasi yang menunjang usaha pertanian, perikanan, dan peternakan; dan (5) permasalahan pangan yang perlu menjadi perhatian utama, ialah Penerapan Sistem Kewaspadaan serta Keamanan Pangan dan Gizi yang belum berjalan secara optimal, sehingga masih terbuka peluang yang besar terjadinya kasus beredarnya bahan makanan yang mengandung bahan-bahan berbahaya seperti Rhodamin B, Formalin di beberapa pasar tradisional.

h. Ketersediaan lahan cukup luas namun kurang produktif dan kebanyakan dikuasai oleh keluarga atau klen tertentu, sehingga upaya pemanfaatan lahan secara optimal harus dicarikan jalan keluar melalui musyawarah ataupun penggunaan pola-pola yang saling menguntungkan dan membutuhkan serta tidak merugikan pemilik lahan dan investor.

i. Kegiatan penangkapan ikan di laut maupun budidaya ikan air tawar cukup potensial namun belum mampu meningkatkan kesejahteraan petani/nelayan, karena pengelolaannya masih tradisional dan hasilnya habis untuk konsumsi keluarga, serta saving dana untuk keberlanjutan usaha belum membudaya.

j. Kelembagaan koperasi belum berkembang dengan baik karena niat pendiriannya pada umumnya hanya untuk memudahkan akses terhadap dana-dana program pemerintah, kemampuan manajerial pengelola koperasi masih sangat rendah, akses pasar dan modal yang rendah, serta kepercayaan anggota terhadap pengurus koperasi sangat kurang karena kinerja yang kurang baik.

Laporan Akhir Hasil Penyusunan Master Plan Pemb. Ek. Daerah  Page 150  k. Bank Minded belum membudaya sebagai upaya penguatan modal dalam pengembangan perekonomian masyarakat secara mandiri tanpa harus tergantung pada bantuan orang lain. Hal ini juga disebabkan karena dunia perbankan belum berorientasi pada usaha mikro dan kecil, terutama pada bidang pertanian tanaman pangan, perikanan dan kelautan, perkebunan, dan peternakan yang dianggap kurang profitable dan mempunyai tingkat resiko tinggi.

l. Tantangan yang dihadapi dalam pembangunan kepariwisataan adalah dalam penataan obyek-obyek wisata serta memberikan pemahaman kepada masyarakat akan pentingnya pengelolaan kepariwisataan untuk kepentingan peningkatan pendapatan masyarakat dan kemajuan daerah. Obyek wisata yang potensial untuk dikembangkan sebagai modal dasar untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat dan kemajuan daerah adalah Danau Sentani, wisata bahari di Depapre dan pengembangan kawasan agropolitan yang dapat ditingkatkan menjadi kawasan agrowisata. Kemiskinan tidak hanya dipahami sebagai keterbatasan ekonomi tapi juga adalah keterbatasan dalam hal pemenuhan kebutuhan hak-hak dasar secara sosial, budaya, dan politik. Berbagai program pada beberapa sektor ekonomi yang telah dilaksanakan oleh pemerintah belum mampu/tidak signifikan dalam mengurangi jumlah keluarga miskin di Kabupaten Jayapura. Hal tersebut, terutama karena belum terpadunya berbagai program penanggulangan kemiskinan yang dilaksanakan oleh SKPD-SKPD terkait sebagai salah satu wujud adanya ego sektoral serta belum terukur secara jelas mengenai upaya pengurangan kemiskinan pada setiap program karena belum adanya keseragaman data jumlah keluarga miskin, sehingga target yang ingin dicapai setiap sektor belum jelas. Tantangan yang dihadapi dalam mengatasi kemiskinan adalah kurangnya pemahaman Pemerintah terhadap nilai-nilai adat dan hak-hak dasar sosial, budaya, ekonomi, politik

Laporan Akhir Hasil Penyusunan Master Plan Pemb. Ek. Daerah  Page 151  masyarakat, menyebabkan kurangnya keberpihakan dalam kebijakan, perencanaan dan penganggaran, serta kurangnya komitmen diantara penentu kebijakan. Dalam perkembangan sekarang untuk menanggulangi kemiskinan di Kabupaten Jayapura telah dibuat suatu komitmen bersama Stakeholder (pemangku kepentingan) sebagai strategi bersama, yang di dalamnya mengulas mengenai memberantasan kemiskinan dan kelaparan, mewujudkan pendidikan dasar untuk semua, mendorong kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan, menurunkan angka kematian anak, meningkatkan kesehatan ibu, memerangi penyebaran HIV/AIDS, malaria dan penyakit menular lainnya, memastikan kelestarian lingkungan hidup, membangun kemitraan global dalam pembangunan, serta pemberdayaan masyarakat adat dan kearifan lokal.

m. Perkembangan infrastruktur belum mampu membuka isolasi beberapa daerah karena kondisi geografis yang relatif sulit, adanya peningkatan biaya pembangunan jalan akibat inflasi sementara dana yang dimiliki oleh pemerintah Kabupaten Jayapura masih terbatas, dan diperparah lagi dengan kurangnya koordinasi dalam pengembangan transportasi. Pengembangan sistem transportasi perkotaan di Sentani masih memerlukan penataan managemen transportasi perkotaan yang memadai sesuai RDTR.

n. Pengembangan transportasi laut melalui pembangunan dermaga peti kemas di Depapre merupakan tantangan jangka panjang bagi pemerintah Kabupaten Jayapura guna merealisasikannya dalam rangka membuka keterisolasian daerah dan membangun pusat-pusat pertumbuhan baru serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Sementara itu, pembangunan kawasan Danau Sentani sebagai daerah wisata dan pengembangan energi terbarukan merupakan pula tantangan di masa depan.

o. Layanan pos dan telekomunikasi belum mampu menjangkau seluruh wilayah, terutama pada daerah pedalaman, untuk itu

Laporan Akhir Hasil Penyusunan Master Plan Pemb. Ek. Daerah  Page 152  diperlukan penyediaan prasarana dan sarana serta teknologi informasi agar akses untuk mendapatkan informasi dapat dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat di sewluruh wilayah pembangunan, meningkatkan peranan swasta dalam pengembangan pos dan telekomonikasi. Walaupun pembangunan telematika mengalami kemajuan, tetapi informasi belum dapat sampai ke seluruh daerah dan hanya dapat diakses oleh sebagian masyarakat. Untuk itu, tantangan yang dihadapi kedepan adalah meningkatkan penyebaran dan pemanfaatan arus informasi, penyediaan infrastruktur dan sarana prasarana informasi dan telekomunikasi serta peningkatan pelayanan kepada masyarakat p. Hampir sebagian masyarakat di kampung belum memiliki rumah

layak huni dengan prasarana dan sarana dasar yang memadai sesuai standar pelayanan minimal (SPM) pelayanan kesehatan, sehingga diperlukan sistem penyediaan perumahaan dan penataan permukiman yang lebih meluas hingga daerah terpencil. Kemudian di daerah perkotaan WP I diperlukan penataan permukiman dengan arahan rencana teknis fungsi sesuai tata ruang kota (RDTR Ibukota Jayapura).

q. Pembangunan pelayanan infrastruktur listrik sampai ke kampung-kampung merupakan tantangan dimasa depan, karena belum semua masyarakat dapat menikmati layanan listrik. Untuk itu perlu upaya pengembangan pembangkit listrik tenaga air dan batubara yang mempunyai daya jangkauan luas agar mampu melayani kebutuhan listrik masyarakat dan juga mendukung pengembangan wilayah dan perekonomian daerah karena adanya ketersediaan sumberdaya air dan batubara yang melimpah di daerah ini.

r. Ketersediaan air bersih merupakan isu bagi sebagian besar masyarakat di perkampungan, utamanya di WP III dan WP IV, sehingga merupakan suatu tantangan bagi pemerintah untuk dapat menyediakan air bersih yang aman dan higienis bagi seluruh

Laporan Akhir Hasil Penyusunan Master Plan Pemb. Ek. Daerah  Page 153  masyarakat., karena penyediaan air bersih sangat berhubungan erat dengan kesehatan masyarakat.

s. Tantangan dalam pembangunan wilayah dan tata ruang adalah belum tersedianya tata ruang wilayah yang up to date sesuai perkembangan yang terjadi, serta penataan batas wilayah administrasi pemerintahan maupun batas wilayah adat, sehingga sering menimbulkan konflik penguasaan hak atas tanah. Untuk itu, perlu adanya kesepakatan batas wilayah adat yang dilegalisasi melalui Peraturan Daerah.

t. Penataan ruang wilayah berdasarkan karakteristik spasial dan potensi yang dimiliki setiap wilayah harus diwujudkan sesegera mungkin guna memudahkan dalam pengelolaan kawasan dan efektifitas pembangunan wilayah sesuai karakteristik dan potensi yang dimiliki setiap wilayah sehingga keharmonisan dalam pengembangan wilayah dapat diciptakan. Beberapa masalah yang masih perlu ditangani lebih lanjut secara efektif, di antaranya adalah penyusunan perda tentang RDTR pembangunan di WP II, WP III dan WP IV sebagai tindak lanjut penyusunan dokumen RDTR Ibukota Kabupaten Jayapura (WP I), sehingga aktivitas pembangunan ekonomi dapat terlaksana secara efisien dan efektif serta lebih terarah dalam jangka panjang.

u. Pembangunan Daerah Tertinggal merupakan suatu tantangan dimasa depan dalam upaya membuka isolasi daerah karena kondisi geografis dan sumber pembiayaan yang terbatas.

v. Pelayanan publik dalam arti luas merupakan usaha untuk memenuhi kebutuhan atau kepentingan masyarakat umum yang sesuai dengan norma dan aturan yang berlaku. Penyelenggaraan pelayanan publik dilakukan oleh institusi pemerintahan (birokrasi) yang meliputi pelayanan dasar (substantif) dan pelayanan administrasi. Belum meratanya kualitas sumberdaya manusia pada SKPD-SKPD dalam lingup pemerintah Kabupaten Jayapura, terutama pada unit kerja yang melaksanakan

Laporan Akhir Hasil Penyusunan Master Plan Pemb. Ek. Daerah  Page 154  pelayanan secara langsung kepada masyarakat, menyebabkan sangat urgennya untuk senantiasa dilaksanakan perbaikan dan peningkatan kapasitas aparatur dan lembaga publik secara terus menerus dari tahun ke tahun.

w. Dalam rangka menghadapi persaingan global di masa mendatang yang semakin ketat menuntut peningkatan kemampuan dalam penguasaan dan penerapan IPTEK untuk mewujudkan tata kehidupan masyarakat yang berbasis ilmu pengetahuan dan teknologi. Untuk itu, tantangan yang dihadapi dalam pengembangan IPTEK ke depan adalah bagaimana meningkatkan pemanfaatan dan kontribusi IPTEK ke sektor-sektor ekonomi produktif, meningkatkan efektivitas mekanisme intermediasi IPTEK, memperkuat sinergi kebijakan IPTEK dengan kebijakan di sektor lain, mengembangkan budaya IPTEK di kalangan masyarakat, meningkatkan peran IPTEK dalam penanganan degradasi fungsi lingkungan, mengantisipasi dan menanggulangi bencana alam, serta meningkatkan ketersediaan dan kualitas sumberdaya IPTEK, meningkatkan kualitas SDM yang berwawasan IPTEK, sarana dan prasarana maupun pembiayaan IPTEK. Hal yang terpenting adalah bagaimana memberikan apresiasi terhadap IPTEK di kalangan masyarakat maupun pemerintah dan dunia usaha.

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dilihat bahwa pada dasarnya analisis isu-isu strategis merupakan bagian penting dan sangat menentukan dalam proses penyusunan dokumen perencanaan pembangunan daerah, termasuk penyusunan Master Plan Pembangunan Ekonomi Daerah di Kabupaten Jayapura. Oleh karena itu, identifikasi isu-isu strategis yang tepat dan bersifat strategis dapat meningkatkan akseptabilitas prioritas pembangunan, serta dapat dioperasionalkan secara efisien dan efektif. Selain itu, secara moral dan etika birokratis dapat pula dipertanggungjawabkan melalui penerapan prinsip transparansi dan akuntabilitas (good governance).

Laporan Akhir Hasil Penyusunan Master Plan Pemb. Ek. Daerah  Page 155  Pemetaan isu strategis Kabupaten Jayapura mengacu kepada sumber-sumber evaluasi dan dokumen sebagai berikut:

Tabel 6. 4

Matrik Identifikasi Isu Strategis yang Terkait Dengan Pembangunan Ekonomi Daerah di Kabupaten Jayapura

No Jenis

Dokumen

Permasalahan Strategis Yang Berhubungan Dengan Pembangunan Ekonomi Daerah

1 RPJMD

1. Belum optimalnya pemanfaatan sumber daya dan pengelolaan sektor-sektor ekonomi ungulan dan komoditas unggulan daerah,

2. Rendahnya kualitas dan kapasitas SDM tenaga kerja 3. Permasalahan kemiskinan,

4. Permasalahan pengangguran,

5. Tingginya angka migrasi ke Kota Sentani,

6. Permasalahan ketimpangan pendapatan masyarakat, 7. Permasalahan ketimpangan ketersediaan

infrastruktur dasar antar wilayah pembangunan. 8. Ketersediaan energi listrik yang memadai di seluruh

wilayah pembangunan.

9. Peningkatan peran lembaga keuangan bank dan non bank, termasuk koperasi.

10. Peningkatan kesejahteraan petani, peternak dan nelayan.

11. Peningkatan peran swasta dalam melakukan investasi pembangunan infrastruktur dasar dan kegiatan usaha produktif, utamanya pada sektor ekonomi unggulan daerah.

12. Peningkatan nilai tambah komoditi unggulan daerah 13. Penataan pasar dan pengembangan jaringan usaha 14. Pembangunan dan pengembangan agroindustri

skala kecil, menengah dan besar. 15. Pengendalian bencana.

2 RTRW

Rencana pengembangan dan peningkatan fungsi kawasan perekonomian daerah yang produktif, efisien, dan mampu bersaing dalam perekonomian nasional dan internasional yang meliputi :

a. Mengembangkan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi baru berbasis potensi lokasi dan kecenderungan perkembangan yang ada dan kegiatan unggulan sebagai penggerak utama pengembangan wilayah,

b. Mengendalikan perkembangan pusat Kota Sentani agar tidak melampaui daya dukung kawasan, c. Menciptakan iklim investasi yang kondusif,

d. Mengelola pemanfaatan sumberdaya alam agar tidak melampaui daya dukung kawasan/wilayah. e. Mengelola dampak negative kegiatan usaha

Laporan Akhir Hasil Penyusunan Master Plan Pemb. Ek. Daerah  Page 156  masyarakat agar tidak menurunkan kualitas lingkungan hidup serta optimalisasi pemanfaatan lahan.

f. Mengintensifkan promosi peluang investasi; dan g. Meningkatkan pelayanan prasarana dan sarana

penunjang kegiatan ekonomi.

3 Master Plan Pembangu-nan Ekonomi Daerah, Tahun 2015-2025

1. Penataan Pasar Semi Modern dan Tradisional: Penataan pasar semi modern memperhatikan faktor jarak dengan pasar tradisional, jumlah penduduk sebagai konsumen dan tingkat persaingan