• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS SWOT PEMBANGUNAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI DI KABUPATEN JAYAPURA

BAB VI ANALISIS KEKUATAN, KELEMAHAN, PELUANG,

A. ANALISIS SWOT PEMBANGUNAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI DI KABUPATEN JAYAPURA

saat ini, maka diperlukan adanya analisis terhadap kondisi indikator-indikator utama perekonomian Kabupaten Jayapura. Analisis tersebut menyangkut indikator-indikator makro maupun mikro ekonomi yang berhubungan dengan hasil evaluasi kondisi perekonomian Kabupaten Jayapura.

A. ANALISIS SWOT PEMBANGUNAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI DI KABUPATEN JAYAPURA

Analisis SWOT pembangunan sektor-sektor ekonomi dalam pembangunan ekonomi daerah Kabupaten Jayapura diarahkan pada analisis masing-masing sektor ekonomi pembentuk PDRB (Product

Domestic Regional Bruto) daerah ini yang terdiri dari 9 (sembilan) sektor

ekonomi, yakni sektor: (1) pertanian; (2) pertambangan dan penggalian; (3) industri pengolahan; (4) listrik dan air bersih; (5) konstruksi atau bangunan; (6) perdagangan, hotel dan restoran; (7) pengangkutan dan komunikasi; (8) keuangan, persewaan dan jasa perusahaan; dan (jasa-jasa).

Secara umum terlihat bahwa total PDRB Kabupaten Jayapura pada tahun 2009 (atas dasar harga konstan 2000) mencapai Rp. 793.496,68 (dalam juta Rp.) dan pada tahun 2013 Rp.1.201.467,61 (dalam juta Rp.) atau meningkat Rp. 407.970,93 (dalam juta Rp.). Sektor Pertanian merupakan sektor yang paling besar kontribusinya selama periode 2009-2013, yakni rerata mencapai 30,57%. Sektor lainnya

Laporan Akhir Hasil Penyusunan Master Plan Pemb. Ek. Daerah  Page 104  yang juga signifikan menopang kenaikkan PDRB daerah ini selama periode 2009-2013 adalah sektor pengangkutan dan komunikasi dengan rerata kontribusi sebesar 16,92%; serta sektor perdagangan, hotel dan restoran dengan rerata kontribusi mencapai 11,96%. Adanya dominasi kontribusi ketiga sektor ekonomi tersebut telah menyebabkan peran sektoral ketiganya terhadap perkembangan perekonomian Kabupaten Jayapura menjadi sangat strategis selama ini. Apalagi jika ditunjang dengan perkembangan sektor industri pengolahan, utamanya industri pengolah komoditi pertanian (agroindustri) skala kecil dan menengah, yang masih relatif kecil kontribusinya selama ini.

Secara umum, hasil analisis SWOT sektoral PDRB dilihat dari keterkaitannya dengan berbagai aspek perekonomian daerah di Kabupaten Jayapura dapat diuraikan sebagai berikut:

Identifikasi Kekuatan

a. Adanya dominasi 3 (tiga) sektor ekonomi utama dalam pembentukan PDRB, yakni sektor pertanian; sektor pengangkutan dan komunikasi; dan sektor perdagangan, hotel dan restoran. b. Banyaknya jumlah penduduk yang bekerja di ketiga sektor

ekonomi tersebut telah mendorong peningkatan aktivitas perekonomian Kabupaten Jayapura saat ini.

c. Kontribusi sektor pengangkutan dan komunikasi terhadap PDRB yang berada pada posisi terbesar kedua serta meningkat selama periode 2009-2013 karena adanya posisi strategis yang dimiliki Kabupaten Jayapura sebagai pintu gerbang di Provinsi Papu dengan keberadaan Bandara Sentani. Terlebih lagi jika pembangunan dan operasionalisasi pelabuhan peti kemas Depapre telah berjalan.

d. Kabupaten Jayapura mempunyai cukup banyak potensi ekonomi, utamanya yang berbasis sumberdaya alam, termasuk potensi pariwisata, baik wisata alam, peninggalan sejarah maupun budaya.

Laporan Akhir Hasil Penyusunan Master Plan Pemb. Ek. Daerah  Page 105  e. Tersedia jumlah UMKM yang cukup banyak untuk menggerakkan perekonomian makro daerah ini, yakni mencapai 4.420 unit usaha. Dimana jumlah ini meningkat dari tahun ke tahun seiring dengan perkembangan aktivitas ekonomi dan jumlah penduduk, utamanya di Distrik Sentani, Sentani Timur dan Distrik Waibu.

f. Memiliki beberapa komoditi unggulan dari sektor pertanian, seperti kakao, kelapa, ubi, sapi, babi, ikan nila, ikan lele.

Identifikasi Kelemahan

a. Masih tingginya dependency ratio yang menunjukkan tingginya ketergantungan penduduk kurang produktif terhadap penduduk produktif.

b. Perkembangan sektor dominan sangat sensistif bagi kemajuan perekonomian Kabupaten Jayapura, termasuk kaitannya dengan penyerapan tenaga kerja dan pengurangan tingkat kemiskinan. c. Disparitas yang besar terjadi antar distrik dan antar wilayah

pembangunan (WP);

d. Investasi yang rendah di Kabupaten Jayapura disebabkan oleh tingginya risiko berusaha dan tingkat kepastian usaha yang rendah; e. Produktivitas sektor pertanian sebagai sektor unggulan belum

optimal yang salah satunya disebabkan oleh keterbatasan sarana dan prasarana penunjang, seperti industri pengolahan, pengairan, serta jalan dan jembatan yang menghubungkan antara sentra produksi dengan pasar;

f. Keterbatasan infrastruktur untuk mendukung aktivitas pembangunan ekonomi daerah;

g. Jumlah penduduk yang sangat rendah dengan mobilitas tinggi dan wilayah yang sangat luas memberikan tantangan khusus dalam pembuatan program pembangunan di Kabupaten Jayapura. Kepadatan populasi daerah ini hanya mencapai 12,30 jiwa/km2, jauh lebih rendah dari rata-rata kepadatan populasi nasional sebesar 124 jiwa/km2.

Laporan Akhir Hasil Penyusunan Master Plan Pemb. Ek. Daerah  Page 106  h. Keadaan topografi wilayah Kabupaten Jayapura yang pada

umumnya bergelombang, berbukit dan lereng yang relatif terjal menyebabkan pola perkembangan kegiatan wilayah yang terpusat atau tidak ekspansif, tetapi tersebar secara sporadis (cluster). Hal ini mengakibatkan tingginya biaya pembangunan infrastruktur karena jauhnya jarak daerah-daerah yang dihubungkan dan adanya kendala fisik dalam konstruksi jalannya

i. Wilayah yang sangat luas dengan kondisi geografis yang sangat sulit terjangkau serta penyebaran penduduk yang sangat luas, termasuk di daerah-daerah pelosok dan terpencil.

j. Kualitas dan kapasitas sumberdaya manusia yang masih rendah.

Identifikasi Peluang

a. Meningkatnya arus investasi pada sektor unggulan, utamanya investasi skalan kecil dan menengah di sektor perdagangan, hotel, dan restoran (rumah/warung makan).

b. Meningkatnya kesempatan kerja.

c. Sebagian besar investasi adalah investasi di sektor tersier, utamanya di sektor jasa transportasi, jasa perdagangan, hotel dan rumah makan (warung makan).

d. Kabupaten Jayapura memiliki kondisi iklim, lahan dan sumberdaya hayati yang sangat mendukung pengembangan usaha aneka jenis komoditas pertanian, mulai dari tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, peternakan, perikanan dan kehutanan.

e. Keragaman sosial ekonomi menjadi market share yang potensial. f. Tersedia potensi untuk mengembangkan perdagangan dan Industri

kreatif maupun industri pengolahan dan pariwisata.

g. Tersedia sumberdaya untuk berbagai bidang industri, utamanya agroindustri agrowisata.

h. Posisi strategis wilayah Kabupaten Jayapura sebagai pintu gerbang arus barang dan manusia yang masuk dan keluar dari Papua.

Laporan Akhir Hasil Penyusunan Master Plan Pemb. Ek. Daerah  Page 107 

Identifikasi Ancaman

a. Alih fungsi lahan pertanian ke non pertanian.

b. Keterbukaan pasar dan adanya persaingan bebas dalam era globalisasi, terlebih lagi setelah era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) berlaku, menyebabkan semakin bebas beragamnya produk yang masuk ke dalam pasar lokal.

B. FORMULASI STRATEGI PEMBANGUNAN SEKTOR-SEKTOR