• Tidak ada hasil yang ditemukan

Uji Kadar Protein Pada Telur Dengan Metode Lowry

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Uji Kadar Protein Pada Telur Dengan Metode Lowry"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

Uji kadar protein pada telur dengan metode Lowry

Uji kadar protein pada telur dengan metode Lowry

I.Dasar Teori I.Dasar Teori

Metode Lowry mengkombinasikan pereaksi biuret dengan pereaksi lain (Folin-Metode Lowry mengkombinasikan pereaksi biuret dengan pereaksi lain (Folin-Ciocalteauphenol) yang bereaksi dengan residu tyrosine dan tryptophan dalam protein. Reaksi Ciocalteauphenol) yang bereaksi dengan residu tyrosine dan tryptophan dalam protein. Reaksi inimenghasilkan warna kebiruan yang bisa dibaca di antara 500 - 750 nm, tergantungsensitivitas inimenghasilkan warna kebiruan yang bisa dibaca di antara 500 - 750 nm, tergantungsensitivitas yang dibutuhkan. Akan muncul puncak kecil di sekitar 500 nm yang dapatdigunakan untuk  yang dibutuhkan. Akan muncul puncak kecil di sekitar 500 nm yang dapatdigunakan untuk  menentukan protein dengan konsentrasi tinggi dan sebuah puncak besar disekitar 750 nm yang menentukan protein dengan konsentrasi tinggi dan sebuah puncak besar disekitar 750 nm yang dapat digunakan untuk menentukan kadar protein dengan konsentrasirendah. Metode ini lebih dapat digunakan untuk menentukan kadar protein dengan konsentrasirendah. Metode ini lebih sensitif untuk protein dengan konsentrasi rendah dibanding metodebiuret.(Herowati,2011)

sensitif untuk protein dengan konsentrasi rendah dibanding metodebiuret.(Herowati,2011)

II. Tujuan II. Tujuan

1.

1. Mengetahui konsep dasar analisis kuantitatif protein.Mengetahui konsep dasar analisis kuantitatif protein. 2.

2. Memiliki ketrampilan dan pengalaman penelitian dalam hal perhitungan kuantitatif Memiliki ketrampilan dan pengalaman penelitian dalam hal perhitungan kuantitatif  protein pada telur puyuh.

protein pada telur puyuh. 3.

3. Memiliki ketrampilan dalam pembuatan kurva standar suatu seri larutan telurMemiliki ketrampilan dalam pembuatan kurva standar suatu seri larutan telur puyuh.

puyuh. 4.

4. Mampu menentukan kadar presentase protein telur puyuh yang belum diketahuiMampu menentukan kadar presentase protein telur puyuh yang belum diketahui berdasarkan kurva standart.

berdasarkan kurva standart.

III. Bahan dan Metode III. Bahan dan Metode

3.1. Alat dan Bahan 3.1. Alat dan Bahan

3.1.1.

3.1.1. Alat : spektofotometer, kuvet, beakerglass, labutakar, tabung reaksi, pipet ukur/ Alat : spektofotometer, kuvet, beakerglass, labutakar, tabung reaksi, pipet ukur/  volume, pipet tetes.

volume, pipet tetes. 3.1.2.

3.1.2. Bahan : akuades, KMnOBahan : akuades, KMnO44

3.2. Cara Kerja : 3.2. Cara Kerja :

(2)

3.2.1. Penetuan deret standar :

1. Menyiapkan larutan konsentrasi standar KMnO4 yaitu 0; 0,000025; 0,000050;

0,000100; 0,000200; 0,000400 Molar.

2. Menggunakan konsentrasi stok KMnO4 0,005 M.

3. Telah ditentukan bahwa volume akhir adalah 10 ml.

4. Menghitung volume stok KMnO4 0,005 M dengan rumus pengenceran V1.M1 =

V2.M2 pada setiap konsentrasi standar KMnO4 yang telah ditentukan.

5. Menghitungvolume akuades yang diperlukan dalam pengenceran dengan rumus : volume akhir  – hasil perhitungan volume KMnO4 0,005 M pada tiap konsentrasi

standarnya.

3.2.2 Pembuatan larutan dari hasil penentuan deret standar :

1. Memasukkanstok KMnO4 0,005 M dengan volume sesuai yang telah dihitung pada

labu takar.

2. Memasukkanakuades dengan volume sesuai dengan volume yang telah dihitung pada labu takar yang telah diisi stok KMnO4 tersebut, hingga mencapai volume

akhir 10 ml.

3. Mengocok larutan antara stok KMnO4 0,005 M dengan akuades agar tercampur.

4. Memindahkanlarutan tersebut dari labu takar ke tabung reaksi. 3.3.3. Persiapan spektrofotometer :

1. Menghidupkanterlebih dahulu spektrofofometer yang akan digunakan. 2. Menyiapkanakuades pada kuvet.

3. Akuades tersebut berfungsi agar spektofotometer kembali pada keadaan netral (nol), setelah kuvet dimasukkan pada tempatnya dan dengan ditekan tombol auto zero.

4. Untuk penentuan absorbansi pada panjang gelobang tertentu, atur terlebih dahulu panjang gelombang yang diinginkan, yang dalam setiap pengaturannya terlebih dahulu spektofotometer dinetralkan dengan akuades.

5. Pada kuvet terdapat anak panah, setiap kuvet digunakan, anak panah tersebut harus dihadapkan pada sumber cahaya yang terdapat pad spektrofotometer.

(3)

1. Menyiapkansebuah larutan KMnO4 dari deret standar dengan konsentrasi tertentu

(dipilih larutan yang mana saja/ sembarang). 2. Memasukkanlarutan tersebut pada kuvet. 3. Menyiapkanakuades pada kuvet.

4. Meletakkanakuades tersebut pada spektrofotometer agar alat tersebut berada pada posisi netral.

5. Mengeluarkan kembali akuades tersebut setelah spektrofotometer berada dalam keadaan netral.

6. Memasukkan sampe pilihan KMnO4 kedalam spektrofotometer yang diatur pada

panjang gelombang tertentu.

7. Mencatat hasil (absorbansi) dari panjang gelombang yang dihitung tersebut.

8. Melakukanlangkah-langkah tersebut pada setiap panjang gelombang yang telah ditentukan.

9. Panjang gelombang yang memiliki nilai absorbansi terbesar adalah panjang gelombang maksimum yang dicari, yang selanjutnya akan digunakan dalam pembacaan deret standar.

3.2.5. Pembacaan deret standar :

1. Menyiapkan akuades dalam kuvet.

2. Memasukkan akuades pada spektrofotometer.

3. Setelah spektrofotometer berada dalam keadaan netral, akuades tersebut dikeluarkan kembali.

4. Menyiapkan larutan-larutan hasil pembentukan deret standar.

5. Mengatur panjang gelombang spektrofotometer pada panjang gelombang maksimum yang telah dicari tadi.

6. Memasukkan satu per satu secara bergantian larutan-larutan yang telah disiapkan. 7. Mencatat hasilnya (absorbansinya) pada tiap konsentrasi larutan tersebut.

(4)

1. Setelah absorbansi dari larutan-larutan hasil pembacaan deret standar diketahui, maka selanjutnya adalah pembentukan kurva standarnya.

2. Dalam pembentukan kurva ini diperlukan salah satu program pengolah angka pada komputer yaitu Ms. Excel.

3. Pada program tersebut, dituliskan deret konsentrasi standar yaitu 0; 0,000025; 0,000050; 0,000100; 0,000200; 0,000400 (kebawah), kemudian absorbansi yang dihasilkan dari pembacaan deret standar dituliskan disamping dari deret konsentrasi standar sesuai dengan tingkatan yang dihitung pada pembacaan deret standar.

4. Angka-angka yang telah dituliskan tersebut kemudian diblok, kemudian klik pada icon chart (pilih yang berbentuk scarter x y).

5. Setelah tahapan tersebut dilalui, maka akan muncul grafik dari pembacaan deret standar tersebut.

6. Diklik kanan pada salah stu titik garfik, dipilih pilihan yang dapat memunculkan rumus dari hasil pembacaan deret standar tersebut.

3.2.7. Penentuan konsentrasi sampel yang tidak diketahui :

1. Menyiapkan sampel larutan pada konsentrasi yang tidak diketahui.

2. Memasukkan larutan tersebut pada tabung reaksi yang ke mudian dimasukkan pada kuvet.

3. Kuvet yang berisi sampel tersebut dimasukkan pada spektrofotometer sebagai kelanjutan dari pembacaan deret standar (melalui tahapan yang sama dan pada panjang gelombang yang sama).

4. Mencatat hasil (absorbansi) sampel tersebut.

5. Dari hasil tersebut, dimasukkan pada persamaan rumus yang didapat dari pembentukan grafik penbacaan deret standar tersebut, sehingga dapat diketahui kosentrasi dari sampel ini.

IV. Hasil dan Pembahasan

(5)

1.1.1. Penentuan deret standar : Tabel deret standar.

[KMnO4] M  Volume KMnO4 stok 0,005 M  Volume akuades Volume akhir (ml)

0 0 10 10 0,000025 0,005 9,95 10 0,000050 0,1 9,90 10 0,00100 0,2 9,80 10 0,000200 0,4 9,60 10 0,000400 0,8 9,20 10

1.1.2. Penentuan panjang gelombang maksimum : Tabel penentuan panjang gelombang maksimum.

Panjang gelombang Absorbansi

500 0,166 510 0,193 520 0,227 530 0,240 540 0,221 550 0,220

1.1.3. Pembacaan deret standar : Tabel pembacaan deret standar.

[KMnO4] M  Absorbansi

0 0

0,000025 0,084

0,000050 0,123

(6)

0,000200 0,448

0,000400 0,856

1.1.4. Pembuatan kurva standar :

Dapat dilihat hasil kurva standar mendekati stabil.

1.1.5. Penentuan konsentrasi sampel yang tidak diketahui: Tabel penentuan konsentrasi sampel yang tidak diketahui.

 Nama sampel Absorbansi

X 0,247

Konsentrasi larutan sampel X adalah 0,000109 M

4.2. Pembahasan

Berawal dari pemanfaatan alat spektrofotometer yaitu untuk mengukur jumlah penyerapan zat suatu senyawa. Penyerapan cahaya pada senyawa larutan tersebut, dalam spektrofotometri dapat digunakan sebagai dasar atau pedoman dalam penentuan konsentrasi larutan atau senyawa secara

(7)

kuantitatif. Dalam pratikum ini penggunaan KMnO4 bertujuan untuk memudahkan dalam

pengenalan dan latihan awal spektrofotometri. Daya serap cahaya yang berpengaruh pada pratikum ini. Berawal dari pembuatan larutan KMnO4 dengan berbagai konsentrasi,

menggunakan rumus pengenceran. Sehingga dalam pembuatan larutan kita bisa mengetahui volume KMnO4yang digunakan dengan mengurangi volume akhir dengan volume KMnO4 stok.

Setelah itu penggunaan alat spektrofotometer digunakan dalam menetukan panjang gelombang pada absorbansi maksimum. Dengan penggunaan akuades pada awal, bertujuan untuk membuat standar awal,baru setelah itu menggunakan larutan KMnO4 secara acak. Penggunaan kuvet

sebgai tempat sampel yang akan dianalisa haruslah bersih. Tangan tidak boleh menyentuh bagian segitiga pada kuvet, karena berpengaruh pada daya serap cahaya. Dan usai penggunaan suatu larutan haruslah dibersihkan agar tidak terkontaminasi dengan larutan sebelumnya. Dari panjang gelombang 500-550 λ. Bisa kita temukan panjang gelombang maksimum yaitu 530λ sebagai standar panjang gelombang. Jika sudah diketahui panjang gelombang maksimum kita mulai dalam pembacaan deret standar dengan menggunakan larutan KMnO 4 dengan konsentrasi dari

0.000025 sampai 0,000400 bisa dilihat pada tabel hasil pengamatan kenaikan absorbansi sangat signifikan. Hal ini bisa terjadi karena pada prinsip awal penyerapan cahaya. Semakin tinggi konsentrasi, semakin pekat warna larutan tersebut, dan ini menyebabkan tingginya bilangan absorbansi. Setelah diketahui semua absorbansi dari setiap konsentrasi larutan. Kita bisa menggunakan itu kedalam kurva standar. Untuk mengetahui rumus umum larutan KMnO4 untuk 

mencari konsentrasi larutan X. Data tersebut dimasukkan kedalam perhitungan Ms.Excel untuk  memudahkan dan menghemat waktu. Dalam hasil kurva kita taik garis lurus dengan menggunkan trendline, maka kita bisa mengetahui kelengkungan dari hasil kurva tersebut. Fungsi dari garis lurus adalah untuk mengetahui seberapa penyimpangan dalam garis kurva.Dari kurva standar yang sudah dibuat akanmuncul suatu persamaan, persamaan tersebutlah yang akan menjadi rumus dalam perhitungan konsentrasi sampel ini. Persamaan tersebut berisikan nilai dari kesempurnaan kurva danjuga selisih antara nilai kesempurnaan dengan kekurangan kurva yang dihitung dengan skala 1.Dengan progam layanan pembuatan grafik secara otomatis dan rumus X Y. Maka dari situ terdapat rumus y = 2111,2x + 0,0161. Setelah itu kita mencari nilai X, dengan Y adalah absorbansi sebesar 0,0247. Maka didapati konsentrasi X adalah 0,000109 M. Mendekati konsentrasi yang telah dibuat oleh pembimbing pratikum yaitu sebesar 0,0001 M.

(8)

V. Kesimpulan

1. Konsep dasar spektrofotometri adalah tentang perhitungan daya serap suatu larutan atau senyawa untuk diketahui konsentrasi melalui panjang gelombang dan absorbansi.

2. Dalam menggunakan spektrofotmeter, kita dituntut untuk teliti dalam segi steril sampel dan kuvet,  juga teliti dalam segi penetuan panjang gelombang maksimum yang akan digunakan untuk 

meneliti absorbansi(daya serap) larutan.

3. Dari hasil perhitungan absorbansi larutan seri, kita bisa menggunakan kurva standar dalam hal menetukan besar kecilnya kemungkinan penyimpangan suatu larutan seri.

4. Dengan rumus X Y, dari kurva standar, kita bisa mengetahui suatu larutan yang belum diketahui konsentrasinya. Karena kita mempunyai hasil standar dalam perhitungan rumus.

Daftar Pustaka

Day dan Underwood. 2001. Analisis Kimia Kuantitatif edisi ke-6 .

Jakarta : Erlangga

Kristiani ,E.B.E..2010. Petunjuk Praktikum Kimia. Salatiga:UKSW.

Seran,Emel. 2011. http://wanibesak.wordpress.com/2011/07/04/pengertian-dasar-spektrofotometer-vis-uv-uv-vis.Diakses pada tanggal 11/2/2012 jam 11.30WIB.

Lampiran

1. Deret Standart :

Menggunakan rumus molaritas yaitu M1x V1 = M2x V2

(9)

V1 = Volume akuades

M2= Molaritas KMnO40,005 M

V2= Volume stok KMnO40,005 M

2. Penentuan λ maksimal (panjang gelombang maksimal).

Memilih nilai absorbansi paling tinggi diantara panjang gelombang. 3. Pembacaan deret standart.

Melalui panjang gelombang maksimum lalu mengujinya pada berbagai konsentrasi. 4. Penentuan konsentrasi KMnO4pada sampel X

Perhitungan dengan rumus

Keterangan : y = absorbansi

a = rata rata dari persamaan x = konsentrasi larutan

Gambar

Tabel penentuan panjang gelombang maksimum.
Tabel penentuan konsentrasi sampel yang tidak diketahui.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil Pengukuran Absorban Larutan Standar Formaldehida Pada Panjang Gelombang 412,5 nm Dengan Spektrofotometer Visibel

Larutan hasil ekstraksi dibaca absorbansinya dengan menggunakan spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang, kemudian konsentrasi asam benzoat dalam sampel

Larutan hasil ekstraksi dibaca absorbansinya dengan menggunakan spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang, kemudian konsentrasi asam benzoat dalam sampel

campuran didiamkan 15 menit pada suhu kamar, lalu dilakukan pembacaan absorbansi seri kadar dengan spektrofotometer pada panjang gelombang maksimum yang telah

Alat yang dipakai untuk mengukur absorban larutan standar dan sampel adalah spektrofotometer UV-Vis, karena panjang gelombang yang digunakan adalah 430 nm..

Setelah didiamkan selama 20 menit lalu diukur nilai absorbansi pada spektrofotometer dengan panjang gelombang 620 nm.. Untuk kurva standar dibuat dengan cara yang sama dengan

Setelah campuran didiamkan 15 menit pada suhu kamar, lalu dilakukan pembacaan absorbansi seri kadar dengan spektrofotometer pada panjang gelombang maksimum yang telah

Hasil running menunjukkan panjang gelombang maksimum standar baku kuersetin pada panjang gelombang 435 nm yang digunakan untuk mengukur serapan dari sampel ekstrak etanol kulit buah