• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Evaluasi Visitasi PHK-PKPD (AIPKI) Komentar dan Rekomendasi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Laporan Evaluasi Visitasi PHK-PKPD (AIPKI) Komentar dan Rekomendasi"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

Laporan Evaluasi Visitasi PHK-PKPD (AIPKI)

Komentar dan Rekomendasi

Nama Perguruan Tinggi : Universitas Islam Malang (UNISMA)

Skema : B

Reviewer : 1. Ikhlas M. Jenie

2. Thianti Sylviningrum 1. Komentar Umum

Kegiatan site visite di Fakultas Kedokteran Universitas Islam Malang (FK UNISMA) telah dilaksanakan pada tanggal 13-14 Mei 2014.Rangkaian kegiatan site visite adalah sebagai berikut.

a. Haripertama: pertemuan dengan PimpinanUNISMA yang diwakili oleh Bendahara Yayasan, Pembantu Rektor II, Dekan, Wakil Dekan, Sekretaris Program Studi, Direktur Eksekutif, dan Ketua Tim Monevin. Rektor dan jajaran teras UNISMA, termasuk Ketua Program Studi Pendidikan Dokter FK UNISMA, berhalangan hadir karena sedang menjalankan ibadah Umroh keTanah Suci Makkah al-Mukarrohmah; selanjutnya adalah pertemuan dengan asisten peneliti (RA); pertemuan dengan dosen; pertemuan dengan tenaga kependidikan; pertemuan dengan mahasiswa; pertemuan dengan Medical Education Unit (MEU), dan pertemuan dengan tim task force.

b. Hari kedua: kunjungan ke Rumah Sakit Islam Malang, pengamatan kegiatan tutorial, pertemuan dengan alumni dan calon peserta Uji Kompetensi, pengecekan fasilitas (laboratorium, ruang skills); pemeriksaan dokumen; diakhiri dengan wrap-up dan penutup. Sesi wrap-up dihadiri langsung oleh Pembantu Rektor I, Dekan, Wakil Dekan, Sekretaris Prodi, Tim Task Force. AlhamduLillah, secara umum, kegiatan site visite selama dua hari telah berjalan dengan baik dan lancar. Pihak FK UNISMA juga telah memfasilitasi kebutuhan reviewer dengan baik sehingga pelaksanaan site visite tidak mengalami hambatan. Hasil pengamatan dari kegiatan site visite ini menunjukkan bahwa

(2)

program-program yang diusulkan dalam proposal telah dilaksanakan dengan baik dan right on the track. Hal ini, ditunjukkan dengan tercapainya semua indikator kinerja utama dan penunjangserta serapan dana yang mencapai 97% sampai dengan akhir tahun 2013. Keberhasilan ini tidak lepas dari komitmen yang kuat dari pihak pimpinan dan staf pelaksana, koordinasi yang baik dari semua elemen pimpinan, dosen, staf kependidikan dan mahasiswa serta atmosfer kerja yang kondusif. Dukungan materi dan non materi secara penuh dari pihak universitas, fakultas dan yayasan juga turut menunjang keberhasilan pelaksanaan program PHK PKPD di FK UNISMA.

2. Komitmen Pimpinan

Seperti telah dikemukakan dalam komentar umum bahwa komitmen pimpinan, baik pada level universitas maupun fakultas, adalah sangat baik. Terkait dengan PKPD, pihak yayasan dan universitas sangat mengharapkan adanya PHK-PKPD part II. Harapan tersebut muncul karena dengan PHK-PHK-PKPD, FK UNISMA mengalami akselerasi yang luar biasa. Bahkan pimpinan universitas menyatakan bahwa apabila PHK-PKPD tidak ada, FK UNISMA baru akan mencapai level seperti ini 5-6 tahun lagi. Selain itu, dengan adanya PHK-PKPD, UNISMA dapat melakukan efisiensi dana internal, selain untuk pengembangan FK UNISMA dapat pula dimanfaatkan untuk pengembangan fakultas-fakultas lain di lingkungan UNISMA. Komitmen yang kuat dari pimpinan universitas terlihat dari beberapa hal sebagai berikut:

- UNISMA menempatkan beberapa dosen senior dari fakultas lain di lingkungan UNISMA, seperti dari Fakultas Pertanian, Fakultas Ekonomi dan Fakultas Hukum, ke FK UNISMA dalam rangka mengasuh (nurturing) FK UNISMA, termasuk keterlibatan dosen-dosen senior tersebut dalam tim task

force PHK-PKPD. Perlu dicatat, pengorbanan dosen-dosen senior tersebut

cukup besar karena mereka sampai harus menunda studi lanjut S3 agar PHK-PKPD di FK UNISMA dapat berjalan dengan baik. Baru mulai akhir tahun lalu, satu per satu dosen senior tersebut mulai dapat kuliah S3, khususnya di Universitas Brawijaya (UB), dengan beasiswa Dikti (BPDN).

(3)

- UNISMA membeayai kelanjutan studi lanjut staf dosen. Sebagai contoh, salah satu dosen yang mengambil studi lanjut S3 ke Australia. Dosen tersebut harus mengambil S2 (master) leading to S3 (PhD) terlebih dahulu selama 1 tahun sebelum mengambil S3. Karena tidak dibeayai oleh WB, maka program S2 (master) leading to S3 (PhD) tersebut dibeayai oleh UNISMA. Selanjutnya, sebagai konsekuensi dari masa studi S2 selama satu tahun tersebut, dosen yang bersangkutan dipastikan tidak dapat menyelesaikan studi S3 pada pertengahan tahun 2014 ini. Selanjutnya, keberlanjutan beaya studi S3 tersebut diambil alih oleh UNISMA.

- Terkait rendahnya jabatan fungsional akademik (jafa) dosen FK UNISMA, pihak universitas, khususnya pembantu rektor I, berinisiatif menyelenggarakan lokakarya kenaikan jabatan akademik khusus untuk dosen-dosen FK UNISMA. Lokakarya tersebut sangat cerdas dan efisien karena mempunyai output terkumpulnya dokumen untuk pengurusan jabatan akademik dari tiap dosen.

- Komitmen pimpinan UNISMA mentaati kuota DIKTI terkait jumlah mahasiswa baru. Sesuai dengan pencapaian kelulusan Uji Kompetensi 70% dan status akreditasi B, UNISMA diperkenankan menerima 160 mahasiswa baru. UNISMA tidak saja mentaati kuota tersebut, akan tetapi bahkan menerima less than half dari jatah/kuota. Hal ini terkait rasio dosen:mahasiswa agar mencapai 1:10 untuk pendidikan sarjana.

- Terkait dengan rasio dosen:mahasiswa, pimpinan UNISMA telah berkomitmen meningkatkan rekrutmen dosen tetap. AlkhamduLillah jumlah dosen tetap di FK UNISMA telah bertambah, antara lain dari alumni. Tidak saja rekrutmen dosen, UNISMA juga berkomitmen meningkatkan rekrutmen tenaga kependidikan.

- Pimpinan FK UNISMA berkomitmen mengembangkan program unggulan, yaitu keanekaragaman hayati (herbal), melalui sayap pengajaran (farmakologi), penelitian (hulu), pengabdian, dan pelayanan kesehatan

(4)

(hilir). Kerjasama dengan pemerintah (Kemenkes) telah dimulai dan sudah ada link and match antara fakultas dan rumah sakit (Klinik Scientifikasi Jamu).

- Pimpinan FK UNISMA terjun secara langsung dalam proses pembelajaran, khususnya tutorial. Sekali lagi, hal tersebut menunjukkan komitmen yang tinggi dari pimpinan FK UNISMA terhadap proses pencapaian tujuan fakultas dan prodi.

3. Kemajuan Pelaksanaan PHK-PKPD dan Ketercapaian Indikator a. Pelaksanaan kegiatan secara umum:

PHK-PKPD FK UNISMA mempunyai 3 aktifitas: 1) Peningkatan kualitas input mahasiswa baru, 2) Peningkatan kualitas proses pembelajaran untuk mencapai standar kompetensi nasional dengan ciri spesifik pelayanan primer berciri Islami dan berkemampuan memanfaatkan keanekaragaman hayati (herbal) dalam pencegahan dan pengobatan, dan 3) Pengembangan kapasitas institusi. AlkhamduLillah ketiga aktivitas tersebut dapat diselesaikan. Penyerapan anggaran encapai 97% untuk WB maupun DRK hingga akhir Desember 2013. Pasca visitasi monevin tengah tahun 2013 oleh DPT, tim task force UNISMA telah berhasil menyelesaikan:

 pengadaan barang: buku pustaka dan alat lab terpadu

 pengadaan jasa: penyelesaian kegiatan TA

 pengembangan staf:

o studi lanjut: 2 orang S2 Medical Education di FK UGM, 2 orang S3 di Adelaide University, Australia

o DNDT: Migrasi Data dan Layanan Sumber Belajar sebagai Penunjang Pencapaian SKDI

o ONDT: 1 orang ke Australia (Farmakologi Klinik) dan 3 orang ke Cina (Herbal)

 hibah pengajaran

o penyelesaian laporan 4 hibah pengajaran 2014

o diseminasi hasil hibah pengajaran di Forum JakMed 2014 (2 poster)

(5)

 uji fungsi SIPERTI

 Perbaikan pada penyimpanan barang dan sistem inventarisasi. Sebagai catatan, terdapat beberapa kegiatan yang belum terselesaikan: 1. penyelesaian studi lanjut

 3 orang S3 dalam negeri (FK UB)

 1 orang S3 luar negeri (Australia) 2. perbaikan laporan TA kemitraan

3. diseminasi hasil hibah pengajaran (17 buah) b. Ketercapaian area intervensi:

No Area Intervensi Uraian 1 Implementasi KBK

berbasis SPICES

a. Hasil yang telah dicapai :

KBK pertama kali diterapkan tahun 2007, kemudian dilakukan revisi oleh tim MEU pada tahun 2012. Revisi tersebut dilakukan terutama atas dasar masukan dari

mahasiswa dan dosen pengajar klinik dan preklinik. Hasil dari revisi tersebut adalah pemberian porsi lebih pada metode

pembelajaran yang mengacu pada SPICES, misalnya blok elektif family medicine

dengan home visit pada mahasiswa sebelum koass. Assessment method yang telah

diterapkan juga sudah sudah dapat

membantu menilai pencapaian kompetensi oleh mahasiswa, misalnya OSCE, SOCA, dan mini-cex.

b. Ketercapaian indikator :

Pada indikator implementasi KBK, telah dicapai 90% sejak tahun 2012. Persentasi lulusan first taker dan rata-rata nilai UKDI

(6)

yang melebihi target.

c. Strategi pencapaian indikator :

Strategi yang dilakukan untuk pencapaian indikator kelulusan dan nilai rata-rata UKDI adalah pembimbingan oleh dosen klinik dan preklinik yang diberikan baik pada first taker maupuna retaker. Peran alumni dalam membantu mahasiswa sebelum mengikuti UKDI turut membantu kesiapan mahasiswa. Penyediaan sarana dan prasarana

pendukung pembelajaran seperti manekin memberi kesempatan mahasiswa untuk berlatih lebih banyak.

d. Kendala sesuai hasil diskusi :

Kendala belum tercapainya implementasi KBK 100% lebih disebabkan karena MKDU tidak dapat diterapkan dengan KBK. Solusi yang ditawarkan dari reviewer adalah mengganti definisi operasional KBK. 2 Penguatan

sarana-prasarana Penunjang KBK

a. Hasil yang dicapai :

Peningkatan jumlah sarana pembelajaran untuk clinical skills lab seperti ruang clinical skills lab yang mendukung, manekin, set bedah minor, EKG dan lain-lain serta kelengkapan isi laboratorium untuk riset misalnya alat pengukur tekanan darah dan alat pengukur nyeri pada tikus dan

praktikum. Selain itu, adanya ruang

computer based test dan ampi theatre turut mendukung pelaksanaan KBK.

b. Ketercapaian indikator :

Indikator implementasi KBK sesuai target yaitu 90%, penyelesaian tugas akhir yang

(7)

semakin mendekati waktu ideal yaitu 6 bulan, masa studi mahasiswa S.Ked yang lebih singkat dari 5,50 tahun pada baseline menjadi 4,5 tahun diakhir 2013.

c. Strategi pencapaian indikator :

Strategi yang dilakukan untuk mencapai indikator tersebut adalah pembuatan road map dan pohon penelitian yang diberikan pada mahasiswa dalam semester yang lebih awal. Optimalisasi peran dosen pembimbing akademik dan konsultasi serta bimbingan secara psikologis bila diperlukan.

d. Kendala sesuai dengan hasil diskusi : Tidak ada dijumpai kendala yang signifikan karena selain dana dari HPEQ, dukungan dana dari universitas, fakultas dan yayasan juga diberikan.

3 Penguatan FK a. Hasil yang dicapai :

Status akreditasi B dari BAN PT b. Ketercapaian indikator :

Status akreditasi B yang melampaui target yaitu C

c. Strategi pencapaian indikator :

Persiapan yang mengacu pada borang BAN PT yang baru, koordinasi yang baik antar elemen pelaku pendidikan dalam FK UNISMA serta dukungan kuat dan penuh dari pimpinan.

d. Kendala sesuai dengan hasil diskusi :

Belum terlihat optimasi tenaga dosen muda dalam jajaran kepemimpinan; yang terlihat baru pada MEU.

(8)

4 Penguatan MEU a. Hasil yang dicapai :

2 orang staf sudah menyelesaikan

pendidikan S2 di bidang medical education, terbentuknya MEU secara resmi dengan posisi yang jelas pada struktur organisasi fakultas dan terbentuknya struktur internal MEU.

b. Ketercapaian indikator :

Implementasi modul SIPERTI yang pada baseline hanya ada 1 dan menjadi 6 di akhir tahun 2013.

c. Strategi pencapaian indikator : Program degree training S2 medical

education, keterlibatan semua dosen dalam kegiatan MEU walaupun sudah ada 2 S2 medical education sehingga beban MEU tidak terlalu berat

d. Kendala sesuai dengan hasil diskusi :

Paparan mengenai kondisi MEU saat ini dan rencana apa yang akan dilakukan MEU setelah program PHK PKPD selesai belum disampaikan pihak FK UNISMA.

5 Unggulan spesifik (skema A)

- 6 Pengembangan capacity

building

a. Hasil yang dicapai :

Peningkatan kapasitas FK UNISMA sebagai institusi pendidikan dokter yang

berkualitas

b. Ketercapaian indikator :

Status akreditasi B, peningkatan

kelengkapan SOP sistem manajemen dan penurunan ketidakpatuhan prosedur.

(9)

c. Strategi pencapaian indikator :

Pengembangan unit penjaminan mutu di tingkat fakultas, perbaikan tata kelola. d. Kendala sesuai dengan hasil diskusi :

Pengembangan SDM memegang peran kunci.

7 Kemitraan (skema A & B)

o Hasil yang dicapai :

Sebelum adanya PHK-PKPD, FK UNISMA berada dalam pengampuan FK UNS

(Surakarta), akan tetapi dengan PHK-PKPD FK UNISMA dipasangkan dengan FK UB (Malang), bersama dengan FK Malahayati. Kemitraan dengan FK UB berlangsung baik, antara lain dalam hal pengembangan MEU (implementasi KBK, perbaikan kurikulum) dan pengembangan staf (studi lanjut). o Ketercapaian indikator :

Implementasi KBK 90%

o Strategi pencapaian indikator :

Penguatan peran MEU, terutama setelah adanya staf S2 Medical Education

o Kendala sesuai dengan hasil diskusi Hierarki yang bersifat feodalisme masih terlihat dalam hubungan kemitraan. Hal tersebut perlu dikurangi tanpa mengurangi rasa hormat terhadap FK UB.

(10)

c. Ketercapaian indikator utama

No Indikator Kesesuaian dengan target tengah tahun

2013

Hambatan pencapaian indikator sesuai dengan hasil

diskusi 1 % kelulusan (4 tahun) Melebihi target (LTT :

35%, LAT: 45%)

Motivasi mahasiswa untuk menyelesaikan tugas akhir. 2 % lulus UKDI first taker Melebihi target (LTT :

70%, LAT: 72%)

Early clinical exposure secara real patients baru dilakukan pada semester 8 (dapat dilakukan lebih awal). 3 Rata-rata nilai UKDI Sesuai target (LTT : 70,

LAT: 70)

bimbingan UK belum terstruktur.

4 Status akreditasi Sesuai target (LTT : B, LAT: B)

Kerja sama dengan institusi luar negeri perlu

diperbanyak. 5 Implementasi KBK Sesuai target (LTT :

90%, LAT: 90%)

MKDU yang tidak dapat diterapkan dalam bentuk KBK. d. Intake mahasiswa No Kuota dikti 2014 2011 2012 2013 Intake Daya Tampung Intake Daya Tampung Intake Daya Tampung 1 160 68 180 73 180 66 180

e. Kendala dalam pencapaian indiaktor kinerja utama dan cara mengatasinya 1. Indikator kinerja utama dan tambahan yang telah tercapai antara lain

(11)

tahun 2011, 21% pada tahun 2012, dan 45% pada tahun 2013. Pencapaian ini telah melampaui target, akan tetapi masih dapat lebih ditingkatkan, khususnya dalam rangka menyongsong reakreditasi PSPD FK Unisma pada tahun 2016. Akar masalah yang telah diketahui berhubungan dengan masa studi yang lama adalah durasi penyelesaian Karya Tulis Ilmiah (KTI). Data pencapaian indikator kinerja tambahan penyelesaian tugas akhir (sub aktifitas 2 dari aktivitas 3) menunjukkan perkembangan yang menggembirakan, yaitu durasinya semakin memendek dari 10 bulan pada saat baseline (2010), menjadi 9 bulan (2011), 8 bulan (2012), dan 7 bulan (2013). Dari sesi wawancara dengan tim task force diketahui bahwa idealita penyelesaian tugas akhir adalah 6 bulan. Dengan demikian, berbagai upaya yang telah dilakukan untuk memfasilitasi mahasiswa dalam menyelesaikan tugas akhir, antara lain penyusunan pohon penelitian dan fasilitas alat-alat penelitian melalui pengadaan barang. Masih rendahnya motivasi mahasiswa untuk menyelesaikan KTI tepat waktu merupakan masalah yang dijumpai disetiap angkatan mahasiswa. Dari sesi wawancara dengan MEU, didapat keterangan bahwa telah dilakukan optimalisasi peran Dosen Pembimbing Akademik, akan tetapi belum dilakukan evaluasi efektifitas intervensi tersebut. Unit bimbingan dan konseling dapat lebih didayagunakan untuk membantu meningkatkan motivasi mahasiswa apabila pendekatan oleh Dosen Pembimbing Akademik tidak optimal.Berdasarkan indikator kinerja utama tentang implementasi KBK belum mencapai 100%. Hal ini terjadi karena terhambat pada MKDU. Perlu dilakukan redefinisi implementasi KBK dengan tidak eksklusi MKDU, mengingat karakteristiknya yang berbeda serta kondisi yang sama juga dialami oleh FK atau PSPD yang lain.Selain presentasi pencapaian implementasi KBK, penerapan KBK dengan metode pembelajaran dengan mengacu pada SPICES telah dilakukan sejak tahun 2007, dan mengalami perbaikan kualitas secara signifikan setelah dilakukan revisi kurikulum di tahun 2012 dengan mengoptimalkan peran MEU melalui program PHK PKPD.

2. Indikator kinerja tambahan, yaitu kualifikasi pangkat akademik dosen pengajar (sub aktivitas 2 dari aktivitas 2), menunjukkan bahwa sebagian besar dosen masih belum memiliki jabatan akademik atau masih asisten ahli. Akar masalah yang diketahui dari sesi wawancara dengan dosen adalah kurangnya waktu untuk menulis naskah publikasi hasil penelitian, yang disebabkan oleh beban

(12)

kerja yang berlebih, yang pada gilirannya lagi ditentukan oleh jumlah dosen tetap aktif. Dengan demikian penambahan dosen mutlak diperlukan. Saat ini jumlah dosen tetapPSPD FK Unisma adalah 20 orang. Rasio dosen:mahasiswa mencapai 1:12, yang telah sesuai dengan standar BAN-PT untuk prodi eksakta, akan tetapi di bawah standar KKI. Usaha lain yang bertujuan meningkatkan pangkat akademik dosen yaitu telah dilakukan workshop atau lokakarya internal Unisma mengenai kenaikan jabatan fungsional akademik (jafa) untuk para dosen FK UNISMA, dengan hasil telah terkumpulnya berkas dan dokumen pengurusan dan kenaikan jabatan akademik dosen (AA dan L).

4. Hambatan terkait dengan pengelolaan dan strategi untuk mengatasinya

- Pemanfaatan teknologi informasi yang belum optimal, baik dalam program sarjana kedokteran ataupun profesi dokter.

- Komunikasi dengan rumah sakit pendidikan (Kepanjen dan Blitar) perlu lebih diintensifkan, sementara peran Rumah Sakit Islam Malang dalam proses pendidikan profesi dapat lebih diperbesar.

- Pimpinan fakutas dan prodi merangkap studi lanjut, sehingga perlu dipertimbangkan rotasi atau kaderisasi di tingkat struktural agar kinerja fakultas dan prodi tetap optimal.

- Apakah rumpun ilmu sebagai dasar pengembangan staf dosen tetap dapat dikembangkan menjadi departemen?

5. Praktek Baik (Good Practices)

Beberapa good practices yang diperoleh dari PHK PKPD ini : a. Proses manajerial yang baik, efektif, dan taat aturan.

b. Peran besar pimpinan (role model) dalam mendukung suatu kegiatan sehingga dapat berjalan dengan lancar dan target tercapai.

c. Sharing fasilitas dengan fakultas lain di lingkungan UNISMA.

d. Sinergisme perencanaan dan aplikasi keanekaragaman hayati yang dilaksanakan secara serius dan konsisten.

e. Internalisasi kegiatan PHK-PKPD yang dinilai baik ke dalam aktivitas rutin/ terencana fakultas.

(13)

f. Pengembangan keunggulan berbasis penelitian dan pelayanan kesehatan telah diawali.

6. Rekomendasi

a. Rekomendasi untuk institusi:

Perlu disusun rencana kerja untuk keberlanjutan program yang sudah tercapai dengan PHK PKPD karena dana tersebut bersifat sebagai stimulus saja.

b. Rekomendasi untuk CPCU:

FK UNISMA telah berhasil melaksanakan program-program yang diusulkan dalam PHK PKPD dengan baik.

Referensi

Dokumen terkait

Tätä käsitystä tukee myös se, että maan kaliumtilanne kokeen lopussa vastaa lähes Suomen keskiarvoa, vaikka kokeessa 35 v:n aikana on maasta otettu yli 1000 kg enemmän kaliumia

Penelitian bertujuan untuk menguji validitas konstrak Tes Minat Indonesia (TMI) melalui komponen minat bidang kesehatannya. Minat kesehatan terdiri dari minat medis,

EFEKTIVITAS VAKSINASI HEPATITIS B YANG DIBERIKAN DALAM 24 JAM PERTAMA SETELAH KELAHIRAN PADA BAYI DENGAN IBU HBSAG POSITIF.. TERHADAP PREVALENSI

Mekanisme peningkatan replikasi virus HCV dan akselerasi proses fi brosis hati pada koinfeksi HIV/HCV dapat dijelaskan dengan adanya supresi sistem imun karena berkurangnya sel

Pengalaman saya ketika terkena Covid 19 berat, ada gap harapan saya untuk sembuh cepat dengan kemampuan saya untuk sembuh cepat karena Covid 19 saya bergejala

perumusan dan pelaksanaan penyiapan bahan-bahan yang diperlukan oleh Kepala Bidang Fasilitasi Pengawasan dan Pengembangan Kapasitas dalam penyusunan kebijaksanaan,

Model Pakem Sebagai Media Latihan Siswa Kelas X Mipa Sma Negeri 1 Cirebon” Adapun penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui perbedaan pengaruh antara metode belajar

Misalnya yang terjadi pada pasangan berbeda agama yang melakukan pernikahan di gereja, tetapi sehari sebelum upacara agama di gereja dilakukan, secara diam-diam