• Tidak ada hasil yang ditemukan

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi S1 Pendidikan Matematika. Oleh AWANG HERMAWAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi S1 Pendidikan Matematika. Oleh AWANG HERMAWAN"

Copied!
128
0
0

Teks penuh

(1)

i

REMEDIASI KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN

SOAL SISTEM PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN

LINEAR DENGAN MENGGUNAKAN METODE THINK PAIR

SHARE KELAS X SMK NEGERI 1 SALATIGA

TAHUN AJARAN 2012/2013

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi S1 Pendidikan Matematika

Oleh

AWANG HERMAWAN 202008022

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA

(2)
(3)
(4)
(5)

iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

“Banyak kegagalan dalam hidup ini dikarenakan orang-orang tidak menyadari betapa dekatnya mereka dengan keberhasilan saat mereka menyerah” ( Thomas Alva Edison )

“Barangsiapa bersungguh-sungguh, sesungguhnya kesungguhannya itu adalah untuk dirinya sendiri” ( QS Al-Ankabut [29]: 6 )

“Sesuatu akan menjadi kebanggaan jika sesuatu itu dikerjakan dan bukan hanya dipikirkan, Sebuah cita-cita akan menjadi kesuksesan jika kita awali dengan bekerja untuk mencapainya bukan hanya menjadi impian” ( Bagas Awang Hermawan )

Persembahan untuk :

1. ALLAH SWT yang telah melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya. 2. Yang tercinta kedua orang tuaku serta adikku yang telah

memberikan dukungan dan doa yang tulus untukku.

3. Seseorang yang terkasih Inung Putri Restuningtyas, S.Pd yang telah memberikan doa, motivasi dan kasih sayang.

4. Pendidikan Matematika 2008 dan almamater yang saya banggakan.

(6)

v

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Remediasi Kesalahan Siswa Dalam Menyelesaikan Soal Sistem Persamaan Dan Pertidaksamaan Linear Dengan Menggunakan Metode Think Pair Share Kelas X SMK Negeri 1 Salatiga Tahun Ajaran 2012/2013”. Penulisan skripsi ini digunakan untuk memenuhi salah satu persyaratan akademik dalam meraih Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Program Studi Pendidikna Matematika Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan mengingat keterbatasan pengetahuan dan pengalaman dari diri penulis. Berkat bantuan dari berbagai pihak berupa sumbangan pendapat, saran dan kesampatan untuk mengadakan penelitian serta dorongan moral dan materiil sehingga penyusunan skripsi ini dapat diselesaikan, Oleh karena itu dengan penuh kehormatan, terimakasih yang sangat dalam ingin penulis haturkan kepada :

1. Allah SWT atas semua nikmat dan anugrah-MU.

2. Dra. Yari Dwikurnaningsih, M.Pd. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga atas kesempatan yang telah diberikan kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi di FKIP UKSW.

3. Kriswandani, S.Si, M.Pd, selaku Kepala Program Studi Pendidikan Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Kristen Satya Wacana yang telah memberi izin dan pengarahan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

4. Novisita Ratu, S.Si, M.Pd, selaku pembimbing I yang telah banyak membantu dan memberikan pengarahan dalam penyusunan skripsi ini. Terima kasih atas kesabaran serta bimbingannya yang diberikan kepada penulis selama penyusunan skripsi ini.

(7)

vi

5. Wahyudi, S.Pd, M.Pd, selaku pembimbing II yang telah banyak membantu dan memberikan saran kepada penulis. Terima kasih atas waktu, bimbingan, saran, serta kritiknya kepada penulis dalam menyusun skripsi ini.

6. Bambang Dwi H, S.Pd, M.Pd, Selaku Kepala Sekolah SMK Negeri 1 Salatiga terima kasih telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian.

7. Widi Nurasih, S.Pd, (salah satu guru bidang studi matematika) yang selalu dicari oleh penulis pertama kali ketika penulis masuk dalam lingkungan SMK Negeri 1 Salatiga. Terima kasih sudah memberikan rekomendasi kelas untuk pengambilan data saat penelitian kepada penulis.

8. Seluruh siswa kelas X AP2 (Administrasi Perkantoran 2) SMK Negeri 1 Salatiga atas kesediannya menjadi subyek penelitian. Terima kasih dukungannya, sukses untuk kalian semua.

9. Seluruh dosen Pendidikan Matematika yang telah membantu dan memberikan pelajaran-pelajaran yang berharga kepada penulis dalam menyelesaikan studi di Program Studi Pendidikan Matematika.

10. Keluargaku tercinta, Bapak Drs. Suyanto dan Ibu Dra. Yutminah, MM yang telah memberikan kasih sayang dan dukungannya secara financial, moral, semangat dan doanya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih Bapak Ibu.

11. Adikku Andika Dinar Pamungkas yang telah mendukung penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

12. My Lovely Inung Putri Restuningtyas, S.Pd yang telah memberikan semangat, perhatian, serta motivasi bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

13. Sahabat kontrakan ki Penjawi yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, terima kasih atas kebersamaan dan motivasi selama ini. 14. Teman-teman Pendidikan Matematika angkatan 2008 yang telah

berjuang bersama-sama dan memberikan penulis semangat serta rasa kekeluargaan yang tinggi sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

(8)

vii

15. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah membantu demi kelancaran dalam menyelesaikan skripsi ini.

Salatiga, 4 September 2013

(9)

viii

ABSTRAK

Hermawan, Awang. 2013. Remediasi Kesalahan Siswa Dalam Menyelesaikan Soal Sistem Persamaan Dan Pertidaksamaan Linear Dengan Menggunakan Metode Think Pair Share Kelas X SMK Negeri 1 Salatiga Tahun Ajaran 2012/2013. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Kristen Satya Wacana.

Penelitian ini dilatarbelakangi dari kesalahan konsep yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan soal tentang sistem persamaan dan pertidaksamaan linear. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan remediasi dengan menggunakan metode Think Pair Share agar dapat memperbaiki kesalahan siswa tentang sistem persamaan dan pertidaksamaan linear. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif, dengan menggunakan desain penelitian “One Group Pretest-Posttest Design”. Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas X AP2 SMK Negeri 1 Salatiga, dengan jumlah siswa sebanyak 36 siswa. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan teknik tes. Instrument penelitian berupa 6 soal uraian. Teknik analisis data dibagi menjadi 5 tahap, yaitu analisis hasil pretest, analisis proses remediasi, analisis hasil posttest, membandingkan hasil pretest dan posttest, dan wawancara. Analisis hasil remediasi berdasarkan dari jawaban pertanyaan siswa pada pretest, interaksi siswa yang terjadi pada saat remediasi dan dari soal latihan secara bertahap sampai tidak ditemukan lagi kesalahan yang diremediasi. Hasil penelitian ini diperoleh temuan sebagai berikut : pretest dilaksanakan sebelum pengajaran remediasi, Jawaban siswa dikelompokkan berdasarkan tipe-tipe soal. Hasil pretest menunjukkan bahwa ada 3 jenis kesalahan yang dilakukan siswa yaitu kesalahan konsep, kesalahan teknis dan kesalahan interpretasi bahasa. Kesalahan konsep merupakan kesalahan yang sering dilakukan siswa 23,33%, kesalahan teknis 17,14% dan kesalahan interpretasi bahasa 8,6%. Proses Pengajaran remediasi menggunakan metode Think Pair Share dilakukan dua kali pertemuan dimana guru sebagai fasilitator. Hasil posttest menunjukkan adanya penurunan persentase kesalahan yang dilakukan siswa, dari 49,04% saat pretest menjadi hanya 7,8% kesalahan yang dilakukan siswa setelah pembelajaran remediasi, sehingga dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan metode Think Pair Share dapat digunakan untuk meremediasi kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal sistem persamaan dan pertidaksamaan linear kelas X SMK Negeri 1 Salatiga tahun ajaran 2012/2013.

(10)

ix DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL SKRIPSI ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

PERNYATAAN ... iii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... iv

KATA PENGANTAR ... v

ABSTRAK ... viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR LAMPIRAN... xii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 3

C. Tujuan Penelitian ... 3

D. Manfaat Penelitian ... 4

1. Manfaat Teoritis ... 4

2. Manfaat Praktis ... 4

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori ... 5

1. Tipe-tipe Kesalahan ... 5

2. Remediasi ... 7

3. Jenis-jenis Kegiatan Remediasi ... 9

4. Metode Think Pair Share ... 11

5. Langkah Pemecahan Masalah Matematika ... 16

6. Belajar Tuntas ... 19

B. Tinjauan Materi ... 20

1. Materi Persamaan dan Pertidaksamaan Linear ... 20

2. Peta Konsep ... 21

C. Kerangka Berfikir ... 22

D. Hipotesis Tindakan ... 23

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 24

(11)

x

B. Tempat, Subjek dan Waktu Penelitian ... 24

C. Teknik Pengumpulan Data ... 25

1. Teknik Pengumpulan Data ... 25

2. Instrumen Pengumpulan Data ... 26

D. Prosedur Penelitian ... 29

1. Persiapan ... 29

2. Pelaksanaan Pretest ... 30

3. Evaluasi Jawaban Pretest ... 30

4. Wawancara ... 30

5. Pengajaran Remediasi ... 30

6. Pelaksanaan Posttest ... 30

7. Membandingkan Hasil Pretest dan Posttest ... 30

E. Teknik Analisis Data ... 31

1. Analisis Hasil Pretest ... 31

2. Wawancara ... 31

3. Analisis Remediasi ... 32

4. Analisis Hasil Posttest ... 32

5. Membandingkan Hasil Pretest dan Posttest ... 32

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskriptif Data ... 33

1. Deskriptif Hasil Pretest ... 33

2. Deskriptif Proses Pembelajaran Remediasi ... 35

3. Deskriptif Hasil Posttest ... 45

B. Analisis Data ... 47

1. Analisis Data Pretest ... 47

2. Wawancara ... 57

3. Analisis Data Posttest ... 57

4. Perbandingan ... 65

C. Pembahasan Hasil Penelitian ... 65

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 67

B. Saran ... 67

DAFTAR PUSTAKA ... 68 LAMPIRAN

(12)

xi DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 : Tipe kesalahan ... 6

Tabel 2.2 : Pedoman pengklasifikasian kesalahan pada materi sistem persamaan dan pertidaksamaan linear ... 7

Tabel 2.3 : Sintaks Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share ... 13

Tabel 2.4 : Indikator Kemampuan Pemecahan Masalah Menurut Polya ... 18

Tabel 3.1 : Blue Print Instrumen Observasi ... 26

Tabel 3.2 : Blue Print Instrumen Indikator Soal Pretest dan Posttest ... 27

Tabel 3.3 : Blue Print Instrumen Soal Pretest dan Posttest ... 29

Tabel 4.1 : Data Pretest Menurut Jenis-Jenis Kesalahan ... 33

Tabel 4.2 : Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share ... 38

Tabel 4.2 : Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share ... 43

Tabel 4.3 : Data Posttest Menurut Jenis-jenis Kesalahan ... 46

(13)

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 : Langkah pemecahan masalah menurut Polya ... 17

Gambar 2.2 : Peta Konsep ... 21

Gambar 2.3 : Kerangka Berfikir ... 22

Gambar 4.1 : Tipe-tipe Kesalahan Pretest ... 35

(14)

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A : Materi Lampiran B : RPP

Lampiran C : Lembar Soal Pretest dan Posttest Lampiran D : Kunci Jawaban Pretest dan Posttest Lampiran E : Lembar Soal Latihan

Lampiran F : Kunci Jawaban Soal Latihan Lampiran G : Lembar Observasi

Lampiran H : Hasil Wawancara dengan Siswa Lampiran I : Dokumentasi

Lampiran J : Surat Ijin Penelitian

Lampiran K : Surat Keterangan Penelitian

(15)
(16)

1 A. Latar Belakang

Matematika merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan yang dipandang sebagai alat, pola pikir dan ilmu pengetahuan yang pada dasarnya digunakan dalam berbagai ilmu pendidikan. Pada pendidikan formal, penyelenggaraan pendidikan tidak lepas dari tujuan pendidikan yang akan dicapai karena tercapai tidaknya tujuan pendidikan merupakan tolak ukur dari keberhasilan penyelenggaraan pendidikan. Pencapaian tujuan pendidikan dan pembelajaran matematika dapat dinilai salah satunya dari keberhasilan siswa dalam memahami matematika dan memanfaatkan pemahaman ini untuk menyelesaikan persoalan dalam matematika maupun dalam ilmu-ilmu lain. Sebagai guru dalam proses belajar mengajar harus menanamkan konsep dasar yang benar, tetapi pada kenyataannya sebagian besar guru dalam proses belajar mengajar masih cenderung menjadi pemeran utama, guru cenderung menekankan pada keterampilan mengerjakan soal saja dan penanaman konsepnya hanya disampaikan dalam waktu yang singkat, sehingga seringkali siswa mengalami kesalahan dalam pemakaian konsep tersebut dalam pemecahan masalah. Belum maksimalnya penanaman konsep yang diberikan guru mengakibatkan siswa salah dalam konsep-konsep berikutnya yang berakibat miskonsepsi pada diri siswa tersebut.

Persamaan dan pertidaksamaan linier merupakan salah satu materi yang diajarkan ditingkat menengah atas. Penelitian yang dilakukan oleh Restuningtyas (2012) tentang Analisis jenis-jenis kesalahan siswa kelas X SMK Negeri 1 Salatiga dalam menyelesaikan soal persamaan dan pertidaksamaan linear ditemukan tiga jenis kesalahan yang dilakukan siswa yaitu jenis kesalahan konsep yang terlihat dari kesalahan siswa dalam menentukan himpunan penyelesaian sistem persamaan linear dengan cara subtitusi pada 3 soal dari 6 soal yang diberikan rata-rata sebesar 67,35%, kesalahan interpretasi bahasa terlihat dari siswa yang melakukan kesalahan dalam memahami soal cerita sebesar 88,2%, kesalahan karena teknis

(17)

yaitu siswa sering tergesa-gesa dalam proses perhitungan dan dalam menyelesaikan himpunan penyelesaian dengan grafik sebesar 5,9%. Kesalahan konsep adalah kesalahan yang paling banyak dilakukan oleh siswa karena dari 6 soal yang diberikan siswa melakukan kesalahan konsep pada 3 soal. Tiga jenis kesalahan bervariasi pada 6 tipe soal. Terjadinya kesalahan oleh siswa dalam menyelesaikan soal-soal matematika tersebut perlu mendapatkan perhatian dan perlu diidentifikasi. Informasi tentang kesalahan dalam menyelesaikan soal matematika dapat digunakan untuk meningkatkan mutu kegiatan belajar mengajar dan meningkatkan prestasi belajar matematika.

Penelitian lain yang juga pernah dilakukan oleh Bani Amin Buharudin (2005) tentang analisis kesalahan dalam menyelesaikan soal program linear pada kelas II SMA Negeri 2 Sukoharjo menyimpulkan bahwa kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa kurang lebih sama seperti hasil penelitian Nila Radita (2010) yaitu siswa cenderung melakukan kesalahan perhitungan, kesalahan prosedural dan kesalahan konsep. Hal yang sama juga ditemukan di SMK Negri 1 Salatiga. Berdasarkan penelitian diatas dapat disimpulkan bahwa siswa banyak melakukan kesalahan dalam hal konsep, oleh karena itu untuk mengatasi kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa tersebut maka perlu dilaksanakan remediasi untuk memperbaiki miskonsepsi siswa. Sutrisno (1995) menjelaskan bahwa remediasi adalah kegiatan perbaikan yang diarahkan untuk mengatasi kesalahan belajar siswa dengan cara mengubah, memperbaiki atau memperjelas kerangka berpikir siswa. Beberapa langkah yang dapat digunakan untuk mengatasi miskonsepsi diantaranya mencari atau mengungkap miskonsepsi yang dilakukan siswa, mencoba menemukan penyebab miskonsepsi, mencari perlakuan yang sesuai untuk mengatasi miskonsepsi (Suparno, 2005).

Dalam penelitian ini peneliti memilih menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share. Metode pembelajaran Think Pair Share adalah pembelajaran kelompok dimana siswa diberi kesempatan untuk berfikir mandiri dan saling membantu dengan teman yang lain. Pembelajaran Think Pair Share merupakan metode pembelajaran kooperatif dengan pendekatan struktural. Metode ini

(18)

memberi penekanan pada penggunaan struktur tertentu yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa. Think Pair Share merupakan suatu cara yang efektif untuk membuat variasi suasana pola diskusi kelas. Pembelajaran Think Pair Share membimbing siswa untuk memiliki tanggung jawab individu dan tanggung jawab dalam kelompok atau pasangannya. Prosedur tersebut telah disusun dan dibentuk sedemikian rupa sehingga dapat memberikan waktu yang lebih banyak kepada siswa untuk dapat berpikir dan merespon yang nantinya akan membangkitkan partisipasi siswa. Pelaksanaan Think Pair Share meliputi tiga tahap yaitu Think (berpikir), Pairing (berpasangan), dan Sharing (berbagi). Think Pair Share memiliki keistimewaan, yaitu siswa selain bisa mengembangkan kemampuan individunya sendiri, juga bisa mengembangkan kemampuan berkelompoknya serta keterampilan atau kecakapan sosial.

Berdasarkan hal tersebut maka metode pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share dapat dijadikan salah satu alternatif untuk meremediasi kesalahan siswa tentang persamaan dan pertidaksamaan linear. Dari uraian di atas peneliti tertarik melakukan penelitian dengan judul Remediasi Kesalahan Siswa Dalam Menyelesaikan Soal Sistem Persamaan dan Pertidaksamaan Linear Dengan Menggunakan Metode Think Pair Share Kelas X SMK Negeri 1 Salatiga Tahun Ajaran 2012/2013.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah penelitian ini adalah Apakah remediasi menggunakan metode Think Pair Share dapat memperbaiki kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal sistem persamaan dan pertidaksamaan linear kelas X SMK Negeri 1 Salatiga.

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan yang ingin dicapai melalui kegiatan penelitian ini adalah memperbaiki kesalahan siswa dengan remediasi menggunakan metode Think Pair Share dalam menyelesaikan soal sistem persamaan dan pertidaksamaan linear kelas X SMK Negeri 1 Salatiga.

(19)

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi guru, calon guru, dan siswa pada umumnya. Manfaat yang penulis harapkan adalah sebagai berikut :

1. Manfaat Teoritis

Manfaat dari penelitian ini adalah dapat memberikan sumbangan bagi ilmu pengetahuan, pemikiran dan informasi yang berhubungan dengan soal sistem persamaan dan pertidaksamaan linear. Sehingga dapat dijadikan sumber atau referensi tentang metode remediasi yang didasarkan pada kesalahan yang dilakukan oleh siswa khususnya tentang sistem persamaan dan pertidaksamaan linear. Serta dapat dijadikan sumber referensi dalam memberikan remediasi menggunakan metode Think Pair Share kepada siswa apabila masih ditemukan kesalahan-kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal tentang sistem persamaan dan pertidaksamaan linear.

2. Manfaat Praktis a. Bagi guru

Sebagai bahan pertimbangan dalam proses pembelajaran dalam menyelesaikan soal sistem persamaan dan pertidaksamaan linear, sehingga kesalahan sejenis dapat diperbaiki.

b. Bagi siswa

Siswa dapat memahami lagi pelajaran karena sudah mengerti kesalahan-kesalahan yang dilakukan, sehingga membuat hasil belajarnya lebih baik.

c. Bagi peneliti lain

Sebagai bahan referensi untuk penelitian selanjutnya yang sejenis.

(20)

5 A. Kajian Teori

1. Tipe-tipe kesalahan

Penyebab kesalahan-kesalahan siswa dalam mengerjakan soal matematika menurut Suhertin (dalam Lisca, 2012) dikarenakan siswa tidak menguasai bahasa, contohnya siswa tidak paham dengan pertanyaan dalam soal matematika, siswa tidak memahami arti kata, siswa tidak menguasai konsep dan kurang menguasai teknik berhitung.

Lerner (1988) mengemukakan berbagai kesalahan umum yang dilakukan oleh siswa dalam mengerjakan tugas-tugas matematika, yaitu kurangnya pengetahuan tentang simbol, kurangnya pemahaman tentang nilai tempat, penggunaan proses yang keliru, kesalahan perhitungan, dan tulisan yang tidak dapat dibaca sehingga siswa melakukan kekeliruan karena tidak mampu lagi membaca tulisannya sendiri.

Kesamaan Pendapat menurut Subanji dan Mulyoto (2000:13-14) tentang jenis-jenis kesalahan yang dilakukan siswa dalam mengerjakan soal-soal matematika antara lain : Kesalahan interpretasi bahasa yaitu Kesalahan menyatakan bahasa sehari-hari ke dalam bahasa matematika dan kesalahan dalam menginterpretasikan simbol, grafik dan tabel kedalam bahasa matematika; Kesalahan teknis yaitu Kesalahan perhitungan atau komputasi dalam mengerjakan soal-soal; Kesalahan konsep yaitu Kesalahan dalam menentukan atau menerapkan rumus untuk menjawab suatu masalah. Siswa sering melakukan kesalahan penggunaan teorema atau rumus yang tidak sesuai dengan kondisi prasyarat berlakunya rumus tersebut atau tidak menuliskan teorema.

Tipe-tipe kesalahan dibagi ke dalam indikator agar penggolongan kesalahan lebih spesifik. Tabel tipe kesalahan berdasarkan indikator menurut Subanji dan Mulyoto (Restuningtyas, 2012) dapat dilihat dalam Tabel 2.1

(21)

Tabel 2.1 Tipe Kesalahan

No Tipe Kesalahan Indikator 1 Kesalahan

Interpretasi Bahasa

Kesalahan menyatakan bahasa sehari-hari ke dalam bahasa matematika

Kesalahan dalam menginterpretasikan simbol, grafik dan tabel kedalam bahasa matematika

2 Kesalahan Teknis Kesalahan perhitungan atau komputasi dalam mengerjakan soal-soal

3 Kesalahan Konsep Kesalahan dalam menentukan atau menerapkan rumus untuk menjawab suatu masalah

Jenis-jenis kesalahan lain menurut Subanji dan Mulyoto, jenis kesalahan siswa dalam mengerjakan soal matematika dikelompokan menjadi 5 jenis, yaitu :

Kesalahan menggunakan data yaitu siswa tidak menggunakan data yang seharusnya dipakai dalam menjawab pertanyaan yang ada. Siswa juga melakukan kesalahan dalam memasukan data ke variabel dan menambah data yang tidak diperlukan dalam menjawab suatu masalah; Kesalahan menarik kesimpulan yaitu kesalahan dalam melakukan penyimpulan tanpa alasan pendukung yang benar juga kerap dilakukan oleh siswa. Kesalahan siswa dalam melakukan penyimpulan pernyataan yang tidak sesuai dengan penalaran logis; Kesalahan imaginasi yaitu kesalahan imaginasi merupakan kesulitan dan kekeliruan siswa dalam imajinasi ruang (spasial) dalam dimensi-dimensi tiga yang berakibat salah dalam mengerjakan soal-soal matematika; Kesalahan Prasyarat yaitu kesalahan prasyarat merupakan kesalahan dan kekeliruan siswa dalam mengerjakan soal matematika karena bahan pelajaran yang sedang dipelajari siswa belum dikuasai; Kesalahan Tanggapan yaitu kesalahan tanggapan merupakan kekeliruan dalam penafsiran atau tanggapan siswa terhadap konsepsi, rumus-rumus dan dalil-dalil matematika dalam mengerjakan soal matematika.

Penelitian ini mengacu pada pendapat Subanji dan Mulyoto (Restuningtyas, 2012), dimana pengklasifikasian kesalahan

(22)

berdasarkan indikatornya. Pengklasifikasian tipe-tipe kesalahan jawaban siswa dalam penelitian ini berdasarkan Pedoman Pengklasifikasian Kesalahan Pada Materi Sistem Persamaan dan Pertidaksamaan Linear, dapat dilihat pada Tabel 2.2

Tabel 2.2

Pedoman Pengklasifikasian Kesalahan Pada Materi Sistem Persamaan dan Pertidaksamaan Linear No Indikator kesalahan Kesalahan yang dilakukan siswa

1 Kesalahan menyatakan bahasa sehari-hari ke dalam bahasa matematika

Kesalahan dalam menyatakan suatu bentuk permasalahan soal cerita ke dalam bentuk sistem persamaan dan pertidaksamaan linear

Kesalahan dalam

menginterpretasikan simbol, grafik dan tabel kedalam bahasa matematika

Kesalahan dalam menyatakan suatu bentuk simbol, grafik dan tabel ke dalam bentuk sistem persamaan dan pertidaksamaan linear

2 Kesalahan perhitungan atau komputasi dalam

mengerjakan soal-soal

Kesalahan dalam melakukan perhitungan

(perkalian,pembagian, penjumlahan, pengurangan) pada sistem persamaan dan pertidaksamaan linear Kesalahan dalam menuliskan tanda negatif/positif 3 Kesalahan dalam menentukan

atau menerapkan rumus untuk menjawab suatu masalah

Kesalahan dalam menentukan dan menggunakan rumus terkait dalam menyelesaiakan soal sistem persamaan dan pertidaksamaan linear Kesalahan dalam menuliskan, mengubah tanda persamaan dan pertidaksaman linear

2. Remediasi a. Pengertian

Remediasi merupakan layanan pendidikan yang diberikan kepada peserta didik untuk memperbaiki prestasi belajar sehingga mencapai standar minimal ketuntasan yang diterapkan. Sudrajat (2007) menyatakan bahwa untuk memahami konsep penyelenggaraan metode remediasi,

(23)

terlebih dahulu perlu diperhatikan bahwa kurikulum tingkat satuan pendidikan yang diberlakukan berdasarkan peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 22, 23 dan 24 tahun 2006 dan peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 6 tahun 2007 dengan menerapkan sistem pembelajaran berbasis kompetensi, sistem belajar tuntas, dan sistem pembelajaran yang memperhatikan perbedaan individual peserta didik.

Ischak dan Warji (1982), remediasi adalah kegiatan perbaikan yang bertujuan untuk memberikan bantuan kepada siswa yang mengalami kesulitan dalam memahami materi pelajaran. Remediasi adalah kegiatan yang dilaksanakan untuk membetulkan kekeliruan yang dilakukan siswa (Kartono, 2007).

b. Tujuan Remediasi

Tujuan guru melaksanakan kegiatan remediasi adalah membantu siswa yang mengalami kesulitan dalam belajar. Secara umum tujuan kegiatan remediasi adalah memperbaiki kesalahan siswa. secara khusus kegiatan remediasi bertujuan membantu siswa menuntaskan penguasaan kompetensi yang telah ditetapkan (Kartono, 2007).

c. Fungsi Remediasi

Pengajaran remediasi mempunyai fungsi yang sangat penting dalam keseluruhan proses belajar mengajar (Kartono, 2007). Ada enam fungsi pengajaran remediasi yaitu :

i. Fungsi Korektif

Fungsi korektif ini berarti bahwa melalui pengajaran remedial dapat diadakan pembetulan atau perbaikan terhadap sesuatu yang dipandang masih belum mencapai apa yang diharapkan dalam keseluruhan proses belajar mengajar.

ii. Fungsi Pemahaman

Dengan pengajaran remedial memungkinkan guru, siswa, atau pihak-pihak lainnya akan dapat memperoleh pemahaman yang lebih baik dan komprehensif mengenai pribadi siswa.

(24)

iii. Fungsi Penyesuaian

Pengajaran remedial dapat membentuk siswa untuk bisa beradaptasi atau menyesuaikan diri dengan lingkungannya (proses belajarnya). Artinya, siswa dapat belajar sesuai dengan kemampuannya sehingga peluang untuk mencapai hasil yang lebih baik semakin besar. iv. Fungsi Pengayaan

Pengajaran remedial akan dapat memperkaya proses pembelajaran, sehingga materi yang tidak disampaikan dalam pengajaran regular, akan dapat diperoleh melalui pengajaran remedial.

v. Fungsi Akselerasi

Dengan pengajaran remedial akan dapat diperoleh hasil belajar yang lebih baik dengan menggunakan waktu yang efektif dan efisien.

vi. Fungsi Terapeutik

Bahwa secara langsung atau tidak, pengajaran remedial akan dapat membantu menyembuhkan atau memperbaiki kondisi-kondisi kepribadian siswa yang diperkirakan menunjukkan adanya penyimpangan.

3. Jenis-jenis Kegiatan Remediasi

Dalam melakukan kegiatan remedial untuk membantu siswa yang mengalami kesulitan belajar, guru dapat melakukan kegiatan-kegiatan sebagai berikut (Kartono, 2007):

a. Melaksanakan pembelajaran kembali

Melalui bentuk kegiatan ini seorang guru dapat melaksanakan pembelajaran kembali materi yang belum dikuasai oleh siswa dengan berorientasi pada kesulitan yang dihadapi siswa tersebut. Bagi siswa yang kurang memahami konsep, sebaiknya guru memberikan banyak contoh dalam pembelajaran dan berorientasi pada kehidupan siswa serta banyak memberikan contoh penerapan sehari-hari. misalnya pada materi sistem persamaan dan pertidaksamaan linear.

(25)

b. Melakukan aktivitas fisik, misal Think Pair Share

Dalam matematika ada konsep-konsep yang mudah dipahami apabila dijelaskan atau diperagakan melalui aktifitas fisik seperti demonstrasi, praktek dan menggunakan media dalam pembelajaran. Dengan demikian siswa dapat memahami dengan baik konsep tersebut. Kegiatan remediasi ini yaitu dengan melakukan praktek atau dengan metode Think Pair Share misalnya pada materi sistem persamaan dan pertidaksamaan linear.

c. Kegiatan kelompok

Diskusi kelompok dapat digunakan guru untuk membantu siswa yang mengalami kesulitan belajar. Kegiatan kelompok dapat efektif dalam membantu siswa, jika di antara anggota kelompok ada siswa yang benar-benar menguasai materi dan mampu memberikan penjelasan pada siswa lainnya.

d. Tutorial

Kegiatan tutorial dapat dipilih sebagai kegiatan remediasi. Dalam kegiatan tutorial, seorang guru meminta bantuan kepada siswa yang lebih pandai untuk membantu siswa yang mengalami kesulitan belajar. Guru dapat menjadikan tutor siswa yang berasal dari kelas yang sama ataupun dari kelas yang lebih tinggi.

e. Menggunakan sumber belajar lain.

Penggunaan sumber belajar yang lain yang relevan dapat membantu siswa yang mengalami kesulitan memahami materi pelajaran. Misalnya, guru meminta siswa untuk mengunjungi ahli atau praktisi yang berkaitan dengan materi yang dibahas. Selain itu, guru juga dapat meminta siswa membaca sumber lain dan bahkan kalau mungkin mendatangkan anggota masyarakat yang mempunyai keahlian sesuatu yang sesuai dengan materi yang dipelajari.

Dalam penelitian ini, dilakukan kegiatan remediasi dengan mengajar kembali (re-teaching) dengan menggunakan metode Think Pair Share. Metode ini juga dapat digunakan untuk

(26)

membantu siswa yang mengalami kesulitan dalam belajar, karena dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk bekerja sendiri dan bekerjasama dengan orang lain siswa lebih dapat memahami suatu materi khususnya pada materi sistem persamaan dan pertidaksamaan linear.

4. Metode Think Pair Share a. Pengertian

Think Pair Share adalah suatu metode pembelajaran kooperatif yang memberi siswa waktu untuk berfikir dan merespon serta saling bantu satu sama lain. Metode ini memperkenalkan ide “waktu berfikir atau waktu tunggu” yang menjadi faktor kuat dalam meningkatkan kemampuan siswa dalam merespon pertanyaan. Pembelajaran Kooperatif metode Think Pair Share ini relatif lebih sederhana karena tidak menyita waktu yang lama untuk mangatur tempat duduk ataupun mengelompokkan siswa. Pembelajaran ini melatih siswa untuk berani berpendapat dan menghargai pendapat teman.

Metode Think Pair Share dikembangkan oleh Frank Lyman dan rekan-rekannya dari Universitas Maryland. Think Pair Share memiliki prosedur secara eksplisit dapat memberi siswa waktu lebih banyak untuk berpikir, menjawab, saling membantu satu sama lain Ibrahim (2007) dengan cara ini diharapkan siswa mampu bekerja sama, saling membutuhkan dan saling bergantung pada kelompok-kelompok kecil secara kooperatif. Lie (2002) menyatakan bahwa, Think Pair Share adalah pembelajaran yang memberi siswa kesempatan untuk bekerja sendiri dan bekerjasama dengan orang lain.

b. Karateristik

Ibrahim (2000) Ciri utama pada metode pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share adalah tiga langkah utamanya yang dilaksanakan dalam proses pembelajaran, yaitu :

(27)

i. Think (berpikir secara individual)

Pada tahap think, guru mengajukan suatu pertanyaan atau masalah yang dikaitkan dengan pelajaran, dan siswa diminta untuk berpikir secara mandiri mengenai pertanyaan atau masalah yang diajukan. Pada tahapan ini, siswa sebaiknya menuliskan jawaban mereka, hal ini karena guru tidak dapat memantau semua jawaban siswa sehingga melalui catatan tersebut guru dapat mengetahui jawaban yang harus diperbaiki atau diluruskan di akhir pembelajaran. Dalam menentukan batasan waktu untuk tahap ini, guru harus mempertimbangkan pengetahuan dasar siswa untuk menjawab pertanyaan yang diberikan, jenis dan bentuk pertanyaan yang diberikan, serta jadwal pembelajaran untuk setiap kali pertemuan.

Kelebihan dari tahap ini adalah adanya “think time” atau waktu berpikir yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk berpikir mengenai jawaban mereka sendiri sebelum pertanyaan tersebut dijawab oleh siswa lain. Selain itu, guru dapat mengurangi masalah dari adanya siswa yang mengobrol, karena tiap siswa memiliki tugas untuk dikerjakan sendiri.

ii. Pair (berpasangan dengan teman sebangku)

Langkah kedua adalah agar siswa berpasangan dengan teman sebangkunya sehingga dapat saling bertukar pikiran. Setiap pasangan siswa saling berdiskusi mengenai hasil jawaban mereka sebelumnya sehingga hasil akhir yang didapat menjadi setingkat lebih baik, karena siswa mendapat tambahan informasi dan metodologi pemecahan masalah yang lain.

Pada tahap ini, tidaklah diharuskan bahwa ada dua orang siswa untuk setiap pasangan. Langkah ini dapat berkembang dengan meminta pasangan lain untuk membentuk kelompok berempat dengan tujuan memperkaya pemikiran mereka sebelum berbagi dengan kelompok yang lebih besar (kelas).

(28)

iii. Share (berbagi jawaban dengan pasangan lain atau seluruh kelas)

Dalam tahap ini, setiap pasangan berbagi hasil pemikiran mereka dengan pasangan lain atau dengan seluruh kelas. langkah ini merupakan penyempurnaan langkah-langkah sebelumnya, dalam arti bahwa langkah ini menolong agar semua kelompok berakhir pada titik yang sama. Kelompok yang belum menyelesaikan permasalahannya diharapkan menjadi lebih memahami pemecahan masalah yang diberikan berdasarkan penjelasan kelompok yang lain. Hal ini juga agar siswa benar-benar mengerti ketika guru memberikan koreksi maupun penguatan diakhir pembelajaran.

c. Tahap pembelajaran (sintaks) metode pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share

Metode pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share terdiri dari lima langkah, dalam tiga langkah utama sebagai ciri khas yaitu : think, pair dan share. Langkah-langkah pembelajaran dalam metode kooperatif tipe Think Pair Share dapat dilihat pada Tabel 2.3 berikut :

Tabel 2.3

Sintaks metode pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran

Tahap 1 pendahuluan

1. Guru menjelaskan aturan main dan batas waktu untuk setiap kegiatan, memotivasi siswa terlibat pada aktivitas pemecahan masalah

2. Guru menjelaskan kompetensi yang harus dicapai oleh siswa

Tahap 2 Think

1. Guru menggali pengetahuan awal siswa melalui kegiatan demonstrasi 2. Guru memberikan Lembar Kerja Siswa

(LKS) kepada seluruh siswa

3. Siswa mengerjakan LKS tersebut secara individu

Tahap 3 Pair

1. Siswa dikelompokkan dengan teman sebangkunya

(29)

mengenai jawaban tugas yang telah dikerjakan

Tahp 4 Share

1. Satu pasang siswa dipanggil secara acak untuk berbagi pendapat kepada seluruh siswa dikelas dengan dipandu oleh guru.

Tahap 5 Penghargaan

1. Siswa dinilai secara individu dan kelompok

Penjelasan dari setiap langkah adalah sebagai berikut : i. Tahap pendahuluan

Awal pembelajaran dimulai dengan penggalian apersepsi sekaligus memotivasi siswa agar terlibat pada aktivitas pembelajaran. Pada tahap ini, guru juga menjelaskan aturan main serta menginformasikan batasan waktu untuk setiap tahap kegiatan.

ii. Tahap think (berpikir secara individual)

Proses think pair share dimulai pada saat guru melakukan demonstrasi untuk menggali konsepsi awal siswa. Pada tahap ini, siswa diberi batasan waktu (think time) oleh guru untuk memikirkan jawabannya secara individual terhadap pertanyaan yang diberikan. Dalam penentuannya, guru harus mempertimbangkan pengetahuan dasar siswa dalam menjawab pertanyaan yang diberikan.

iii. Tahap pair (berpasangan dengan teman sebangku)

Pada tahap ini, guru mengelompokkan siswa secara berpasangan. Guru menentukan bahwa pasangan setiap siswa adalah teman sebangkunya. Hal ini dimaksudkan agar siswa tidak pindah mendekati siswa lain yang pintar dan meninggalkan teman sebangkunya. Kemudian, siswa mulai bekerja dengan pasangannya untuk mendiskusikan mengenai jawaban atas permasalahan yang telah diberikan oleh guru. Setiap siswa memiliki kesempatan untuk mendiskusikan berbagai kemungkinan jawaban secara bersama.

(30)

iv. Tahap share (berbagi jawaban dengan pasangan lain atau seluruh kelas)

Pada tahap ini, siswa dapat mempresentasikan jawaban secara perseorangan atau secara kooperatif kepada kelas sebagai keseluruhan kelompok. Setiap anggota dari kelompok dapat memperoleh nilai dari hasil pemikiran mereka.

v. Tahap penghargaan

Siswa mendapat penghargaan berupa nilai baik secara individu maupun kelompok. Nilai individu berdasarkan hasil jawaban pada tahap think, sedangkan nilai kelompok berdasarkan jawaban pada tahap pair dan share, terutama pada saat presentasi memberikan penjelasan terhadap seluruh kelas.

d. Kelebihan dan Kelemahan

Kelebihan metode pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share adalah :

i. Dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam mengingat suatu informasi dan seorang siswa juga dapat belajar dari siswa lain serta saling menyampaikan idenya untuk didiskusikan sebelum disampaikan di depan kelas.

ii. Dapat memperbaiki rasa percaya diri dan semua siswa diberi kesempatan untuk berpartisipasi dalam kelas. iii. Dapat mengembangkan keterampilan berfikir dan

menjawab dalam komunikasi antara satu dengan yang lain, serta bekerja saling membantu dalam kelompok kecil iv. Guru tidak lagi sebagai satu-satunya sumber pembelajaran

(teacher oriented), tetapi justru siswa dituntut untuk dapat menemukan dan memahami konsep-konsep baru (student oriented).

Kelemahan metode pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share adalah :

i. Metode pembelajaran Think Pair Share belum banyak diterapkan di sekolah

(31)

ii. Sangat memerlukan kemampuan dan ketrampilan guru, waktu pembelajaran berlangsung guru melakukan intervensi secara maksimal

iii. Menyusun bahan ajar setiap pertemuan dengan tingkat kesulitan yang sesuai dengan taraf berfikir anak dan mengubah kebiasaan siswa belajar dari yang dengan cara mendengarkan ceramah diganti dengan belajar berfikir memecahkan masalah secara kelompok, hal ini merupakan kesulitan sendiri bagi siswa.

5. Langkah Pemecahan Masalah Matematika

Sumardiyono (Supinah, 2010) mengungkapkan bahwa pemecahan masalah adalah proses menerapkan pengetahuan yang telah diperoleh sebelumnya ke dalam situasi baru yang belum dikenal. Lampiran Permendiknas No. 22 Tahun 2006 mengemukakan, bahwa pemecahan masalah merupakan fokus dalam pembelajaran matematika yang mencakup masalah tertutup dengan solusi tunggal, masalah terbuka dengan solusi tidak tunggal, dan masalah dengan berbagai cara penyelesaian.

Menurut Polya (Nuralam, 2009), pemecahan masalah merupakan suatu usaha untuk menemukan jalan keluar dari suatu kesulitan dan mencapai tujuan yang tidak dapat dicapai dengan segera. Langkah-langkah dalam pemecahan masalahnya yakni memahami masalah, merencanakan penyelesaian, menyelesaikan masalah, dan melakukan pengecekan kembali semua langkah yang telah dikerjakan. Pada fase memahami masalah siswa tidak mungkin menyelesaikan masalah dengan benar tanpa adanya pemahaman terhadap masalah yang diberikan, selanjutnya siswa harus mampu menyusun rencana atau strategi. Penyelesaian masalah dalam fase ini sangat tergantung pada pengalaman siswa yang kreatif dalam menyusun penyelesaian suatu masalah. Langkah selanjutnya adalah siswa mampu menyelesaikan masalah sesuai dengan rencana yang telah disusun dan dianggap tepat. Langkah terakhir dari proses penyelesaian masalah adalah melakukan pengecekan atas apa yang dilakukan, mulai dari fase

(32)

pertama hingga hingga fase ketiga. Kesalahan yang tidak perlu terjadi dapat dikoreksi kembali dengan model seperti ini, sehingga siswa dapat menemukan jawaban yang benar-benar sesuai dengan masalah yang diberikan.

Secara garis besar langkah-langkah pemecahan masalah menurut Polya dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar 2.1

Langkah-langkah pemecahan masalah menurut Polya

Penelitian ini menggunakan pendapat yang dikemukakan oleh Polya (Nuralam, 2009), secara garis besar indikator kemampuan pemecahan masalah adalah sebagai berikut :

Memahami Masalah (Understanding)

Merencanakan Penyelesaian (Planning)

Menyelesaikan Masalah (Solving)

(33)

Tabel 2.4

Indikator Kemampuan Pemecahan Masalah Menurut Polya Berdasarkan Langkah-Langkah Pemecahan Masalah No Langkah Pemecahan

Masalah

Indikator

1 Memahami soal (Understanding)

Siswa harus memahami kondisi soal atau masalah yang ada pada soal sistem persamaan dan pertidaksamaan linear tersebut, seperti :

a. Data atau informasi apa yang dapat diketahui dari soal?

b. Apa inti permasalahan dari soal yang memerlukan pemecahan?

c. Adakah dalam soal itu rumus-rumus, gambar, grafik, tabel atau tanda-tanda khusus?

d. Adakah syarat-syarat penting yang perlu diperhatikan dalam soal?

2 Merencanakan penyelesaian

(Planning)

a. Siswa harus dapat memikirkan langkah-langkah apa saja yang penting dan saling menunjang untuk dapat memecahkan masalah soal sistem persamaan dan pertidaksamaan linear

b. Siswa harus mencari konsep-konsep atau teori-teori yang saling menunjang dan mencari rumus-rumus yang diperlukan dalam soal sistem persamaan dan pertidaksamaan linear

3 Menyelesaikan Masalah (Solving)

a. Siswa telah siap melakukan perhitungan dengan segala macam data yang diperlukan termasuk konsep dan rumus atau persamaan yang sesuai

b. Siswa harus dapat membentuk sistematika soal yang lebih baku

c. Siswa mulai memasukkan data-data hingga menjurus ke rencana pemecahannya

d. Siswa melaksanakan langkah-langkah rencana

4 Melakukan

Pengecekan Kembali

(Checking)

Siswa harus berusaha mengecek ulang dan menelaah kembali dengan teliti setiap langkah pemecahan yang dilakukannya

(34)

6. Belajar Tuntas

Belajar tuntas berdasarkan bebrapa ahli pendidikan, sebagaimana dikemukakan oleh Nasution (2000) bahwa belajar tuntas artinya penguasaan penuh. Penguasaan penuh ini dapat dicapai apabila siswa mampu menguasai materi tertentu secara menyeluruh yang dibuktikan dengan hasil belajar yang baik pada materi tersebut.

Belajar tuntas merupakan pembelajaran yang dapat dilaksanakan di dalam kelas, dengan asumsi bahwa di dalam kondisi yang tepat semua peserta didik akan mampu belajar dengan baik dan memperoleh hasil belajar secara maksimal terhadap seluruh bahan yang dipelajari (Ramayulis, 2005).

Basuki (2012) belajar tuntas (mastery Learning) merupakan proses pembelajaran yang dilakukan dengan sistematis dan terstruktur, bertujuan untuk mengadaptasikan pembelajaran pada siswa kelompok besar (pengajaran klasikal), membantu mengatasi perbedaan-perbedaan yang terdapat pada siswa, dan berguna untuk menciptakan kecepatan belajar (rate of program). Belajar tuntas diharapkan mampu mengatasi kelemahan-kelemahan yang melekat pada pembelajaran klasikal.

Benyamin S Bloom (dalam Yamin, 2008) menyebutkan tiga strategi dalam belajar tuntas yaitu mengidentifikasi prakondisi, mengembangkan prosedur operasional dan hasil belajar, dan mengimplementasikan dalam pembelajaran klasikal dengan memberi bumbu untuk menyesuaikan dengan kemampuan individual yang meliputi : 1) corrective technique, pengajaran remedial yang dilakukan dengan memberikan pengajaran terhadap tujuan yang gagal dicapai oleh siswa, dengan prosedur dan metode yang berbeda dari sebelumnya; 2) memberikan tambahan waktu kepada siswa yang membutuhkan (belum menguasai bahan secara tuntas).

(35)

B. Tinjauan Materi

1. Materi Sistem Persamaan dan Pertidaksamaan Linear

SK : Memecahkan masalah yang berkaitan dengan sistem persamaan dan pertidaksamaan linear satu variabel KD : 1. Menyelesaikan sistem persamaan linear dan

sistem persamaan campuran linear dan kuadrat dalam dua variabel

2. Merancang model matematika dari masalah yang berkaitan dengan sistem persamaan linear

3. Menyelesaikan pertidaksamaan satu variabel yang melibatkan bentuk pecahan aljabar

4. Menyelesaikan model matematika dari masalah yang berkaitan dengan pertidaksamaan satu variabel dan penafsirannya

Indikator : 1. Menentukan himpunan penyelesaian dari sistem persamaan linear

2. Menentukan penyelesaian model matematika dari masalah yang berhubungan dengan sistem persamaan linear

3. Menyelesaikan pertidaksamaan linear satu variabel dan Menentukan Daerah Penyelesaian pertidaksamaan linear satu variabel dengan menggunakan grafik

4. Menentukan penyelesaian model matematika dari masalah yang berkaitan dengan pertidaksamaan satu variabel.

(36)

2. Peta konsep

Gambar 2.2 Peta Konsep

Persamaan dan Pertidaksamaan

Persamaan Pertidaksamaan Linear Kuadrat Mencari Himpunan Penyelesaian Menyusun Persamaan dari Akar-akar Dua Variabel Satu Variabel SPL Mencari Himpunan Penyelesai an Mencari Himpunan Penyelesaian dengan Menggunakan Garis Bilangan Mencari Himpunan Penyelesai an Kuadrat Linear

(37)

C. Kerangka Berpikir

Gambar 2.3 Kerangka Berpikir

Tes kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal-soal tentang sistem persamaan dan pertidaksamaan linear

Banyak Kesalahan

Kesalahan siswa dapat diperbaiki dengan cara remediasi dengan menggunakan metode Think Pair share

Reduksi Data Penyajian Data Kesalahan Interpretasi Bahasa Tipe-tipe kesalahan yang dilakukan siswa

Think Pair Share akan menunjukkan kemampuan siswa dalam mengingat suatu informasi dan seorang siswa juga dapat belajar dari siswa lain serta

saling menyampaikan idenya untuk didiskusikan. Kesimpulan Data

Pembelajaran Remediasi dengan menggunakan metode Think Pair Share

Kesalahan Teknis Kesalahan Konsep

(38)

D. Hipotesis Tindakan

Hipotesis dalam penelitian ini adalah remediasi menggunakan metode Think Pair Share dapat memperbaiki kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal sistem persamaan dan pertidaksamaan linear kelas X SMK Negeri 1 Salatiga tahun ajaran 2012/2013.

(39)

24 A. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan deskriptif kualitatif. Jenis penelitian yang digunakan untuk meremediasi kesalahan siswa tentang materi sistem persamaan dan pertidaksamaan linear adalah penelitian tindakan dengan menggunakan desain penelitian dalam bentuk One Group Pretest-Posttest Design (Sugiyono, 2011). Dalam desain ini, kepada sampel percobaan dikenakan dua kali pengukuran. Pengukuran pertama dilakukan sebelum perlakuan diberikan, dan pengukuran kedua dilakukan sesudah perlakuan dilaksanakan. Dari sini peneliti memberikan soal-soal diagnose (Pretest) kepada sampel. Setelah diketahui kesalahan sampel dalam menjawab soal (terjadi kesalahan dalam menyelesaikan soal), diberi remediasi dengan metode Think Pair Share yang diupayakan dapat memperbaiki kesalahan siswa. Untuk mengetahui keberhasilan remediasi yang dilakukan, diberikan posttest pada sampel yang sama. Berdasarkan pretest, remediasi dan posttest, dilakukan analisis proses dan analisis hasil dengan menggunakan analisis deskriptif kualitatif (Nazir, 2011).

B. Tempat, Subjek dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri 1 Salatiga yang terletak di Jalan Nakula Sadewa 1/3 Salatiga. Subjek yang diteliti adalah siswa kelas X AP2 pada semester II Tahun Ajaran 2012/2013 dengan jumlah siswa 36 siswa perempuan. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 10 April 2013 sampai 4 Mei 2013. Pelaksanaan pretest dilakukan pada tanggal 11 April 2013 pukul 07.30 WIB sampai dengan pukul 09.30 WIB. Pada saat pemberian pretest terdapat satu siswa yang sakit jadi keseluruhan siswa yang mengikuti pretest ada 35 siswa.

(40)

C. Teknik Pengumpulan Data 1. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan tes dan wawancara. Teknis tes adalah cara pengumpulan data dengan memberikan sejumlah pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan tujuan penelitian kepada subyek penelitian. Teknis tes yang digunakan adalah pretest dan posttest. Teknis wawancara digunakan dengan tujuan untuk mengetahui letak kesalahan yang dilakukan siswa dan sebagai teknik pendukung data paduan dalam menganalisis hasil pretest dan evaluasi yang dilakukan siswa .

Tahapan teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah :

a. Pretest

Pretest adalah tes awal yang diberikan kepada sampel untuk mendiagnostik atau mengetahui siswa yang mengalami kesalahan tentang sistem persamaan dan pertidaksamaan linear. Adapun soal-soal diperoleh dari hasil skripsi Restuningtyas (2012) yang meneliti kesalahan-kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal pada pokok bahasan sistem persamaan dan pertidaksamaan linear, yang berjumlah 6 soal.

b. Posttest

Posttest adalah tes akhir yang diberikan kepada sampel setelah mengikuti pembelajaran dan dievaluasi. Jenis soal posttest sama persis dengan soal pretest. Jika minimal sebanyak 85 siswa menguasai, 80 ̇ tujuan pembelajaran yang telah ditentukan maka remediasi dinyatakan berhasil.

c. Wawancara

Wawancara adalah suatu teknik pengumpulan data dengan mengadakan komunikasi (tanya jawab) secara

(41)

lisan, baik langsung maupun tidak langsung dengan sumber data Djumhur (1985).

2. Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen dalam penelitian ini ada dua instrumen, yaitu : a. Instrumen observasi pada penelitian ini berbentuk lembar

observasi dan dilakukan oleh guru mata pelajaran. Instrument ini bertujuan untuk mengobsevasi proses pembelajaran remediasi yang dilakukan. Blue print instrumen observasi dapat dilihat pada Tabel 3.1.

Tabel 3.1

Blue Print Instrumen Observasi Tahap Indikator Aspek yang dinilai

Apersepsi Dan Motivasi

Guru menjelaskan tujuan dari pembelajaran dan memberikan motivasi pentingnya mempelajari materi ini.

1. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran dan memberi motivasi kepada siswa tentang pentingnya mempelajari materi yang akan dipelajari

Eksplorasi Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok, terdiri dari 4-6 orang. Masing-masing kelompok diminta untuk berpikir (Think) dan berpasangan (Pair) memecahkan soal yang diberikan.

2. Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok sesuai dengan metode Think Pair

Share, masing-masing

kelompok terdiri dari 6 siswa.

3. Guru membagikan LKS dan memberikan penjelasan umum tentang materi ajar atau prosedur kegiatan yang harus dilakukan oleh siswa.

Elaborasi Guru membimbing jalannya diskusi

4. Proses pembelajaran dilaksanakan dengan strategi yang sesuai secara lancar, dimana masing-masing kelompok berpikir dan saling bertukar pikiran terhadap anggota kelompok.

Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusi, sesuai dengan jawaban yang telah dikerjakan. Guru

5. Guru memonitoring dan membimbing jalannya diskusi selama proses presentasi kelompok.

(42)

memberikan kesempatan kepada kelompok lain untuk menanggapi hasil pekerjaan kelompok lain.

Konfirmasi Guru bersama siswa bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui mengenai materi persamaan linear.

6. Guru memberikan pertanyaan kepada siswa untuk mengkonfirmasi materi yang telah dipelajari.

7. Interaksi antara guru dan siswa dalam menarik kesimpulan atas materi yang telah dipelajari. Kegiatan

Penutup

Guru bersama siswa menarik kesimpulan dari apa yang telah dipelajari.

8. Guru memberikan motivasi kepada siswa agar lebih memahami materi yang telah dipelajari.

Nilai =

b. Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini berupa 6 soal esai. Soal-soal tersebut diperoleh dari hasil skripsi Restuningtyas (2012) yang meneliti kesalahan-kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal pada pokok bahasan sistem persamaan dan pertidaksamaan linear. Blue print instrumen soal pretest dan posttest dapat dilihat pada Tabel 3.2.

Tabel 3.2

Blue Print Instrumen indikator soal pretest dan posttest

Kompetensi Dasar Indikator Indikator Soal Tingkat Kesukaran Jenis/ no soal Mudah Sedang Sulit

Menyelesaikan sistem persamaan linear dan sistem persamaan campuran linear dan kuadrat dalam Menentuk an himpunan penyelesa ian dari sistem persamaa n linear Siswa dapat menentukan himpunan penyelesaia n dari sistem persamaan linear √ Uraian /1

(43)

dua variabel Merancang model matematika dari masalah yang berkaitan dengan sistem persamaan linear Menentuk an penyelesa ian model matemati ka dari masalah yang berhubun gan dengan sistem persamaa n linear Siswa dapat menyelesaik an model matematika dari masalah yang berhubunga n dengan sistem persamaan linear √ Uraian /2 Menyelesaikan pertidaksamaa n satu variabel yang melibatkan bentuk pecahan aljabar Menyeles aikan pertidaksa maan linear satu variabel Siswa dapat menyelesaik an pertidaksam aan linear satu variabel √ Uraian /3 √ Uraian /4 Menentuk an Daerah Penyelesai an pertidaksa maan linear satu variabel dengan mengguna kan grafik Siswa dapat menentukan Daerah Penyelesaia n pertidaksam aan linear satu variabel dengan menggunak an grafik √ Uraian /5 Menyelesaikan model matematika dari masalah yang berkaitan dengan pertidaksamaa n satu variabel dan penafsirannya Menentuk an penyelesa ian model matemati ka dari masalah yang berkaitan dengan pertidaksa Siswa dapat menyelesaik an model matematika dari masalah yang berkaitan dengan pertidaksam aan satu variabel √ Uraian /6

(44)

Tabel 3.3

Blue Print Instrumen soal pretest dan posttest Persamaan Linear

1. Tentukan himpunan penyelesaian dari sistem persamaan 2x – y = 4 dan 2x + 3y = 12, dengan menggunakan

a. Metode Grafik b. Metode Eliminasi c. Metode Subtitusi d. Metode Gabungan

2. Di suatu toko Andi membeli 4 buku tulis dan 3 pensil dengan harga Rp 9.750,00 dan Budi membeli 2 buku tulis dan 1 buah pensil dengan harga Rp 4.250,00. Jika Ida membeli 5 buku tulis dan 2 pensil, berapakah harga yang harus dibayar Ida?

Pertidaksamaan Linear

3. Tentukan nilai x dari 4 ( 2x + 3 ) < 6 ( x + 4 ) ! 4. Hitunglah nilai dari -2x - 10 ≤ 2 !

5. Tunjukan dengan grafik daerah penyelesaian dari pertidaksamaan 2x + 3y 6 , x € B (bilangan bulat)!

6. Pak Yusuf akan membuat 2 kandang terbuka, dengan ukuran panjang tiga kali lebarnya. Jika ia hanya memiliki bambu tidak lebih dari 52 m.

a. Buatlah model matematikanya x x b. Tentukan ukuran luar kandang

3x

Nilai =

D. Prosedur Penelitian 1. Persiapan

a. Peneliti mempersiapkan soal-soal yang akan dipakai untuk mendiagnosa apakah sampel mengalami kesalahan tentang sistem persamaan dan pertidaksamaan linear. Soal sebanyak 6 nomor diambil dari soal-soal pada skripsi restuningtyas (2012) yang meneliti kesalahan-kesalahan

maan satu variabel

(45)

siswa dalam menyelesaikan soal pada pokok bahasan sistem persamaan dan pertidaksamaan linear.

b. Membuat rencana pembelajaran dengan metode Think Pair Share untuk meremediasi miskonsepsi atau kesalahan siswa tentang persamaan dan pertidaksamaan linear. 2. Pelaksanaan Pretest

Soal-soal pretest yang dipersiapkan diberikan kepada sampel. Soal-soal pretest secara lengkap dapat dilihat pada blue print instrument.

3. Evaluasi Jawaban Pretest

Setelah dilakukan pretest kemudian jawaban dievaluasi. Evaluasi ini digunakan untuk menentukan sampel yang mengalami kesalahan tentang sistem persamaan dan pertidaksamaan linear. Adapun jawaban pretest siswa secara lengkap dapat dilihat pada lampiran.

4. Wawancara

Wawancara dilakukan setelah hasil pretest dan evaluasi siswa dianalisis. Hasil wawancara tersebut bertujuan untuk mengetahui letak kesalahan yang dilakukan oleh siswa. Adapun wawancara hasil pretest siswa secara lengkap dapat dilihat pada lampiran.

5. Pengajaran Remediasi

Siswa yang mengalami kesalahan tentang sistem persamaan dan pertidaksamaan linear diberikan pengajaran remediasi menggunakan metode Think Pair Share. Sebelum proses pengajaran remediasi dilaksanakan, lebih dahulu dipersiapkan RPP untuk proses pembelajaran remediasi. 6. Pelaksanaan Posttest

Soal yang serupa dengan pretest diberikan kepada siswa, digunakan untuk mengetahui sejauh mana siswa mengalami pembentukan konsep baru.

(46)

E. Teknik Analisis Data

Teknik analisi data dibagi dalam 5 tahap, yaitu : analisis hasil pretest, wawancara, analisis proses remediasi, analisis hasil posttest, membandingkan hasil pretest dan posttest.

1. Analisis Hasil Pretest

Analisis hasil pretest pada penelitian ini terdiri dari 3 tahapan. Tahap pertama adalah reduksi data, kedua penyajian data, ketiga verifikasi (pengecekan) data dan menarik kesimpulan.

a. Reduksi Data

Reduksi data adalah pemilahan dan penyederhanaan data. Kegiatan ini dilakukan untuk menghindari penumpukan data atau informasi yang sama dari siswa.

b. Penyajian Data

Data yang disajikan berupa jenis-jenis kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal-soal sistem persamaan dan pertidaksamaan linear beserta faktor-faktor penyebabnya. c. Verifikasi (pengecekan) data dan menarik kesimpulan

Verifikasi data dan penarikan kesimpulan dilakukan selama kegiatan analisis berlangsung sehingga diperoleh suatu kesimpulan apabila kurang dari 85 % siswa menjawab benar maka dapat disimpulkan terjadi kesalahan dalam soal tersebut. Proses remediasi yang dilakukan adalah untuk memperbaiki kesalahan yang dilakukan siswa, minimal sebanyak 85 siswa menguasai, 80 ̇ tujuan pembelajaran yang telah ditentukan.

2. Wawancara

Wawancara dilakukan setelah hasil pretest dan evaluasi siswa dianalisis. Hasil wawancara tersebut bertujuan untuk mengetahui letak kesalahan yang dilakukan oleh siswa. wawancara juga termasuk teknik pendukung data guna sebagai panduan dalam menganalisis hasil pretest dan evaluasi yang dilakukan siswa.

(47)

3. Analisis Remediasi

Analisis remediasi berdasarkan :

a. Jawaban pertanyaan siswa pada pretest.

b. Interaksi siswa yang terjadi saat pembelajaran remediasi. c. Mengerjakan soal latihan secara bertahap. Apabila

minimal 85% dari siswa menguasai materi yang disampaikan maka remediasi dikatakan berhasil.

4. Analisis Hasil Posttest

Analisis hasil posttest menggunakan tahapan yang sama dengan analisis hasil pretest, yaitu reduksi data atau pemilahan data hasil posttest, penyajian data hasil posttest yang berupa jenis-jenis kesalahan konsep yang masih dilakukan siswa dan penarikan kesimpulan atau verifikasi data apabila minimal sebanyak 85% dari siswa menguasai materi yang disampaikan, 80% tujuan pembelajaran, maka remediasi yang dilaksanakan dinyatakan berhasil.

5. Membandingkan Hasil Pretest dan Posttest

Hasil pretest dan posttest dibandingkan untuk mengkonfirmasi proses remediasi yang diterapkan berhasil atau tidak, apabila prosentase kesalahan terbanyak pada hasil pretest sudah mengalami penurunan pada posttest, maka dapat disimpulkan bahwa proses remediasi yang dilakukan berhasil.

(48)

33 A. Deskriptif Data

1. Deskriptif Hasil Pretest

Teknik yang digunakan untuk memperoleh data adalah menggunakan test-test yang dilakukan yang terdiri dari pretest dan posttest. Pretest digunakan sebagai tahap awal untuk mendiagnosa siswa yang mengalami miskonsepsi atau kesalahan dalam menyelesaikan soal sistem persamaan dan pertidaksamaan linear sedangkan posttest diberikan setelah pembelajaran remedial, maka soal pada pretest diberikan kembali dan dievaluasi. Pengelompokan soal posttest sama dengan soal pretest. Remediasi dikatakan berhasil Jika minimal sebanyak 85 siswa menguasai, 80 ̇ tujuan pembelajaran yang telah ditentukan maka remediasi dinyatakan berhasil. Pada penelitian ini 35 siswa kelas X AP2 SMK Negeri 1 Salatiga sebagai responden. Hasil pretest dikelompokkan berdasarkan tipe-tipe kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal menurut Subanji dan Mulyoto yang terbagi menjadi 3 tipe yaitu kesalahan interpretasi bahasa, kesalahan teknis dan kesalahan konsep. Setelah hasil pretest diteliti dan dikoreksi kesalahan yang dilakukan siswa dalam mengerjakan soal mengenai persamaan dan pertidaksamaan linear tidak ada satupun dari 35 siswa yang menjawab semua soal dengan benar. Data koreksi dapat dilihat pada Tabel 4.1

Tabel 4.1

Data pretest menurut jenis-jenis kesalahan Tipe

soal No soal

Banyak siswa yang melakukan kesalahan Total Kesalahan Jenis kesalahan teknis Jenis kesalahan konsep Jenis kesalahan interpretasi bahasa Tidak menjawab 1 1 20 15 - - 35 2 2 3 - - 1 3 3 3 - 6 - 1 6 4 9 14 - 1 23 4 5 4 14 - 6 18

(49)

5 6 - - 18 17 18 Persentase 17,14% 23,33% 8,6% 12,4% 49,04%

Keterangan

1. Tipe soal I : Penentuan himpunan penyelesaian dari sistem persamaan linear

2. Tipe soal II : Penyelesaian soal cerita yang berkaitan dengan sistem persamaan linear

3. Tipe soal III : Penentuan nilai x dari sistem pertidaksamaan linear

4. Tipe soal IV : Penentuan daerah penyelesaian dari sistem pertidaksamaan linear dengan menggunakan grafik

5. Tipe soal V : Penyelesaian soal cerita yang berkaitan dengan sitem pertidaksamaan linear

Tabel 4.1 menyajikan tipe-tipe kesalahan siswa menurut Subanji dan Mulyoto, dalam menyelesaikan soal pada materi sistem persamaan dan pertidaksaman linear. Dari hasil penelitian pretest soal sistem persamaan dan pertidaksaman linear, menunjukkan masih terdapat siswa yang melakukan kesalahan. Kesalahan terdiri dari kesalahan interpretasi bahasa, kesalahan teknis dan kesalahan konsep. Jumlah kesalahan yang dilakukan siswa kelas X AP2 SMK Negeri 1 Salatiga pada tipe soal 1 (Penentuan himpunan penyelesaian dari sistem persamaan linear) terdapat 20 siswa yang melakukan kesalahan teknis dan 15 siswa melakukan kesalahan konsep. Pada tipe soal 2 (Penyelesaian soal cerita yang berkaitan dengan sistem persamaan linear) terdapat 3 siswa yang melakukan kesalahan teknis dan 1 siswa tidak menjawab. Pada tipe soal 3 (Penentuan nilai x dari sistem pertidaksamaan linear) ada 2 soal yaitu no 3 dan no 4, soal no 3 terdapat 6 siswa yang melakukan kesalahan konsep dan 1 siswa tidak menjawab, soal no 4 terdapat 9 siswa melakukan kesalahan teknis, 14 siswa melakukan kesalahan konsep dan 1 siswa tidak menjawab. Pada tipe soal 4 (Penentuan daerah penyelesaian dari sistem pertidaksamaan linear dengan menggunakan grafik) terdapat 4 siswa yang melakukan kesalahan teknis, 14 siswa melakukan kesalahan

(50)

konsep dan 6 siswa tidak menjawab. Pada tipe soal 5 (Penyelesaian soal cerita yang berkaitan dengan sistem pertidaksamaan linear) terdapat 18 siswa yang melakukan kesalahan interpretasi bahasa. Kesalahan konsep sebagai hasil kesalahan yang paling banyak dilakukan pada siswa kelas X AP2 SMK Negeri 1 Salatiga sama dengan penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya oleh Restuningtyas (2012) pada siswa kelas X AP3 SMK Negeri 1 Salatiga.

Berdasarkan hasil analisa pretest tersebut, akan dilakukan pembelajaran remediasi untuk mengatasi kesalahan yang paling sering dilakukan siswa.

Gambar 4.1

Tipe-tipe Kesalahan Pretest

2. Deskriptif Proses Pembelajaran Remediasi

Proses pembelajaran remediasi dengan metode Think Pair Share dilakukan dua kali pertemuan. Pertemuan pertama dilakukan pada hari Rabu tanggal 1 Mei 2013 di kelas X AP2 dengan jumlah siswa 36 untuk materi sistem persamaan linear dan penyelesaiannya. Pertemuan kedua dilakukan pada hari Jum’at tanggal 3 Mei 2013 dikelas yang sama X AP2 dengan jumlah siswa 36 untuk materi sistem pertidaksamaan linear dan penyelesaiannya. Pembelajaran yang dilakukan dengan mengikuti

0 5 10 15 20 25 No 1 No 2 No 3 No 4 No 5 No 6 B an yak ke sal ah an Soal Jenis kesalahan teknis Jenis kesalahan konsep

(51)

rencana pengajaran yang telah disiapkan dan saat pembelajaran berlangsung diamati perubahan konsep pada siswa.

a. Pertemuan pertama

Guru mengajar sesuai dengan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) yang telah dibuat. Guru membuka pelajaran dengan mengucap salam dan melakukan presensi. Kemudian guru memulai dengan memberikan apersepsi kepada siswa dan pertanyaan motivasi, mengingatkan kembali materi yang sudah pernah diajarkan sebelumnya dan dilanjutkan dengan tanya jawab dengan siswa. Hasil tanya jawab diketahui, siswa sudah mulai ingat akan materi yang telah diajarkan sebelumnya. Siswa dikelompokkan menjadi 6 kelompok kemudian guru memberikan pertanyaan pada siswa yang sudah dibentuk dalam kelompok tentang materi persamaan linear yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari dan siswa berperan aktif dalam proses pembelajaran. Soal yang diberikan guru adalah “Pak Adam membeli tiket masuk tempat rekreasi sebanyak 3 lembar untuk dewasa dan 2 lembar untuk anak-anak dengan harga Rp. 21.000,00. Sedangkan Pak Benny membeli tiket 2 lembar untuk dewasa dan 2 lembar untuk anak-anak dengan harga Rp. 16.000,00. Jika Pak Candra membeli 1 lembar tiket untuk dewasa dan 2 lembar untuk anak-anak, maka harus membayar dan jawaban siswa adalah”, kemudian guru meminta siswa untuk mengerjakan soal tersebut. Guru memberi kebebasan kepada siswa untuk berdiskusi dengan teman kelompoknya, saat berdiskusi, guru membimbing siswa, setelah waktu dirasa cukup, guru menunjuk salah satu kelompok untuk menuliskan hasil jawabannya di papan tulis, kemudian mempresentasikannya di depan kelas. Jawaban siswa sangat beragam dan semua siswa sangat antusias untuk menjawab pertanyaan. Setelah guru membahas soal tersebut. Kemudian guru membagikan LKS kepada siswa sebagai bahan yang akan dipelajari dan meminta siswa untuk mempelajari materi yang tertera pada LKS. Setelah siswa mempelajari materi guru memberikan

Gambar

Tabel 2.1  Tipe Kesalahan
Gambar 2.2  Peta Konsep
Gambar 2.3  Kerangka Berpikir
Tabel  4.1  menyajikan  tipe-tipe  kesalahan  siswa  menurut  Subanji  dan  Mulyoto,  dalam  menyelesaikan  soal  pada  materi  sistem  persamaan dan pertidaksaman linear

Referensi

Dokumen terkait

Pada wilayah Kota Bekasi ini khususnya Perumnas dan Kayuringin tersebut, memiliki Anak Jalanan, dimana pendidikannya juga sangat minim karena mereka juga menginginkan

Dengan begitu gaya hambat berlawanan dengan arah pergerakan benda, dan dalam sebuah pipa yang dimasukan benda padat maka isi pipa benda, dan dalam sebuah pipa yang dimasukan benda

Dari hasil penelitian Ida dan Nurul (2012), pada kota dan kabupaten di Propinsi Kalimantan Selatan, diketahui pengaruh pendapatan asli daerah lebih besar dari

Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa t hitung 5.171 &gt; t tabel 1.960 atau Ho ditolak H1 diterima, yaitu terdapat pengaruh positif Kompetensi pegawai (X1) terhadap

Potensi lestari (MSY) untuk sumberdaya ikan tembang di perairan Selat Malaka, Kabupaten Serdang Bedagai sebesar 5.930,582 ton/tahun, sementara effort optimum sebesar 22.466

Laporan keuangan pada dasarnya adalah sebuah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan atau aktivitas

Tindakan yang akan dilakukan dalam pembelajaran di kelas penelitian adalah Penggunaan metode Tanya jawab teknik tongkat berbicara (talking stick) untuk meningkatkan

Berdasarkan penjelasan diatas, sistem pengendalian intern diharapkan dapat menjadi variabel yang memediasi hubungan antara kejelasan sasaran anggaran dengan