Jom FTEKNIK Volume 5 No. 1 April 2018 1 Analisis Percepatan Waktu pada Proyek Showroom Nissan, Office dan Workshop di Kota
Pekanbaru
Tisya Adelia1) , Hendra Taufik2)
1)Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Riau 2)Dosen Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Riau
Kampus Bina Widya J. HR Soebrantas KM 12,5 Pekanbaru, Kode Pos 28293
Email : tisyaadelia@gmail.com
Abstract
First and foremost thing in a planning process was completion time in a project management as a basis for the overall planning. Delays on the project completion resulted in an extension of construction time which may result expensive. Project management was very important during the project’s implementation to avoid problems that may lead to losses for both owner and contractor. Problem commonly happened in a project was cost budget and work time that usually exceed the plan. This research is aim to reduce delayed for around 84 days from the estimated time for Nissan’s Office and Workshop Project in Pekanbaru. Work acceleration could be conducted through 3 ways which was overtime addition, adding man power, and working shift system alternative. The only work analyzed was the structural work which experiencing critical path. As a result acceleration cost from overtime alternative was Rp 15.393.542,00. Overtime was taken for 4 hours a day. Adding man power was adjusted to the needs in the field, the result is Rp 25.500.000,00 and acceleration with system shift alternative is Rp 38.940.000,00. The most effective acceleration alternative with minimum cost is overtime addition.
Keywords: Project acceleration, delayed, cost, duration, overtime. A. PENDAHULUAN
A.1 Latar Belakang
Pekanbaru merupakan salah satu kota di Indonesia yang mempunyai tingkat kemajuan yang tinggi. Hal tersebut dapat kita
lihat dengan pesatnya pembangunan
infrastruktur di berbagai bidang konstruksi. Tentu saja hal ini juga berkaitan dengan pertumbuhan ekonomi yang menjadi sebagai
daya tarik bagi para investor untuk
menanamkan modalnya di Kota Pekanbaru. Proyek dapat diartikan sebagai kegiatan yang berlangsung dalam jangka waktu yang terbatas dengan mengalokasikan sumber daya
tertentu dan dimaksudkan untuk
menghasilkan produk atau deliverable yang kriteria mutunya telah digariskan dengan jelas. Sehingga semakin maju peradaban manusia, semakin besar dan kompleks proyek
yang dikerjakan dengan melibatkan
penggunaan bahan-bahan, tenaga kerja, dan teknologi canggih. (Soeharto I. , 1999).
Proyek pada umumnya memiliki batas waktu (deadline) yang harus di selesaikan sebelum atau tepat pada waktu yang telah di tentukan. Oleh karena itu sebuah proyek harus memiliki manajemen yang baik dalam merencanakan dan mengelola proyek dari awal higga akhir pekerjaan sehingga dapat menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan yang telah di rencanakan. Tetapi seperti yang kita ketahui, tidak sedikit proyek yang mengalami
keterlambatan dalam pembangunannya,
dengan demikian diperlukan penerapan manajemen proyek secara benar dan tepat agar dapat menghindari dan meminimalisir keterlambatan dalam proyek. Penerapan manajemen proyek secara benar akan
Jom FTEKNIK Volume 5 No. 1 April 2018 2
mendatangkan keuntungan dari segi waktu dan biaya jika pengelolaan dilakukan dengan benar.
Ada beberapa penelitian yang pernah
dilakukan mengenai percepatan proyek
seperti pada Tabel 1.1 berikut ini. Tabel 1. Penelitian Terdahulu
No Peneliti Judul Metode
Hasil yang diperol eh 1. Aditya Pratama (2016) Analis a percep atan terhad ap waktu proyek Menambah jam kerja, menambah tenaga kerja dan system shift Metod e kerja lembur 2. Yusuf Rasyid (2017) Analis a percep ata produk tifitas akibat cco Percepatan pelaksanaa n proyek dalam batas waktu yang ditentukan dengan 4 alternatif percepatan Metod e penam bahan tenaga kerja denga n sistem kerja shift 3. Tomi Adipa (2012) Analis a Percep atan Pelaks anaan Pekerj aan pada Proyek Pemba nguna n Jalan Menambah Jam Kerja, Menambah Tenaga Kerja dan System Shift Metod e System Shift Lebih Efektif
Proyek yang ditinjau merupakan proyek Pembangunan Showroom Nissan, Office dan
Workshop di Kota Pekanbaru. PT Wahana Wirawan Riau merupakan perusahaan resmi
showroom Nissan Pekanbaru, yang
merupakan group dari Indomobil. Showroom ini dibangun di atas tanah seluas ± 3000 m2. Lokasi proyek pembangunan showroom ini di Jl. SM. Amin. Daearah di sekitar proyek pembangunan showroom memang masih sepi, hanya ada beberapa ruko atau bangunan lainnya, owner memilih lokasi tersebut karena harga tanah di tempat tersebut masih cukup murah. Lokasi tersebut juga dekat dengan terminal Akab yang memungkinkan pemasaran mobil Nissan menjadi lebih mudah.
Proyek Pembangunan Showroom
Nissan, Office dan Workshop mengalami keterlambatan pada pekerjaannya yang di
sebabkan oleh keterlambatan material
sehingga waktu penyelesaian tidak sesuai
dengan waktu yang telah disepakati
sebelumnya. Keterlambatan yang terjadi akan mempengaruhi biaya yang dikeluarkan oleh kontraktor. Dampak keterlambatan sangat penting untuk dianalisa karena kontraktor megalami kerugian dari segi waktu dan biaya.
Pembangunan Showroom Nissan,
Office dan Workshop direncanakan selesai pada tanggal 29 April 2017 namun dalam pelaksanaan terjadi keterlambatan sehingga pada tanggal 29 April 2017 pekerjaan yang selesai baru mencapai 73,05%, dengan sisa pekerjaan yang masih belum selesai sebesar 26,94%.
Keterlambatan dalam sebuah proyek
dapat diatasi dengan cara melakukan
percepatan durasi proyek namun tentu saja hal ini dapat mengakibatkan pertambahan biaya. Oleh karena itu diperlukan suatu analisis mengenai percepatan proyek untuk mengetahui berapa lama waktu pekerjaan yang dapat di percepat dan biaya yang akan dikeluarkan oleh kontraktor. Adapun metode percepatan yang dapat dilakukan adalah dengan penambahan jam kerja (lembur),
Jom FTEKNIK Volume 5 No. 1 April 2018 3
menambah jumlah tenaga kerja dan peralatan dan dengan mengadakan sistem shift.
A.2 Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah menentukan pekerjaan yang berada didalam lintasan kritis dan menganalisis percepatan proyek dengan meggunakan 3 alternatif percepatan yaitu metode penambahan jam kerja (lembur), menambah tenaga kerja dan
peralatan dan system shif, dengan
menentukan alternatif percepatan berdasarkan biaya yang paling ekonomis.
B. TINJAUAN TEORI B.1 Proyek
Menurut Soeharto (1999) proyek adalah rangkaian kegiatan sekali jalan dengan waktu dan sumber dayaterbatas untuk mencapai hasil akhir yang telah ditentukan, misalnya produk atau fasilitas produksi. Dimana dalam mencapai hasil akhir, kegiata proyek dibatasi oleh anggaran, jadwal, dan mutu.
Proyek merupakan suatu tugas yang perlu dirumuskan utuk mencapai sasaran yang dinyatakan secara kogkrit serta harus diselesaikan dalam suatu periode tertentu dengan menggunakan tenaga manusia dan alat-alat yang terbatas dan begitu kompleks sehingga dibutuhkan pengelolaan dan kerja sama yang berbeda dari yang biasanya digunakan. (Karaini, 2002).
B.2 Manajemen Proyek
Proyek konstruksi semakin berkembang pesat, oleh karena itu dalam pengerjaan proyek dibutuhkan suatu sistem manajemen yang mengatur proyek dari awal pegerjaan hingga tahap finishing.
Manajemen proyek adalah ilmu dan seni yang berkaitan dengan memimpin dan mengkoordinir sumber daya yang terdiri dari manusia dan material dengan menggunakan teknik pengelolaan modern untuk mencapai sasara yang telah di tentukan yaitu lingkup, mutu, jadwal, dan biaya serta memenuhi
keinginan para stake holder. (Soeharto I. , 1999).
Kuzner (1982) menyatakan manajemen
proyek merupakan suatu usaha
merencanakan, mengorganisasi,
mengarahkan, mengkoordinasi dan mengawsi kegiatan dalam proyek sedemikian rupa sehigga sesuai dengan jadwal waktu dan anggaran yang telah direncanakan.
B.3 Kurva S
Kurva S adalah hasil plot dari Barchart bertujuan untuk memppermudah melihat kegiatan-kegiatan yang masuk dalam suatu
jangka waktu pengamatan progres
pelaksanaan proyek (Callahan, 1992).
Kurva S adalah suatu grafik yang disusun untuk menunjukkan hubungan antara nilai kumulatif biaya atau jam orang yang
telah digunakan atau persentase (%)
penyelesaian terhadap waktu yang
dikerjakan.. Pengendalian proyek pada
umumnya menekankan pada pengendalian
jadwal. Pengendalian jadwal dilakukan
berdasarkan penyerapan biaya melalui
perhitungan kurva (Amelia, 2009).
Melalui kurva S kemajuan pekerjaan yang sebenarnya dapat digambarkan dan
dibandingkan dengan apa yang telah
direncanakan. Pada umumnya pengendalian proyek bertujuan untuk pengendalian jadwal. Pengendalian jadwal dilakukan berdasarkan penyerapan biaya melalui perhitungan kurva S. Jika grafik prestasi dilapangan dibawah grafik prestasi perencanaan, maka dikatakan prestasi kegiatan terlambat, jika diatasnya dikatakan prestasinya lebih cepat dari prestasi perencanaan.
B.4 Lintasan Kritis
Menurut Soeharto (1995), menyatakan bahwa metode jalur kritis (critical plath
method) merupakan metode yang digunakan
untuk merencanakan dan mengendalikan proyek. Metode jalur kritis dikenal dengan
Jom FTEKNIK Volume 5 No. 1 April 2018 4
sebutan jalur kritis. Jalur kritis merupakan jalur yang memiliki rangkaian kegiatan dengan total jumlah waktu terlama dan menunjukkan kurun waktu penyelesaian proyek tercepat.
Lintasan kritis (Critical Path) melalui aktivitas yang jumlah waktu pelaksanaannya paling lama. Jadi, lintasan kritis adalah lintasan yang paling menentukan waktu penyelesaian proyek secara keseluruhan, digambar dengan panah tebal (Badri, 1997).
Yamit (2000) menyatakan kegunaan jalur kritis adalah untuk mengetahui kegiatan yang memiliki kepekaan sangat tinggi atas keterlambatan penyelesaian pekerjaan, atau disebut juga kegiatan kritis. Apabila kegiatan
keterlambatan proyek maka akan
memperlambat penyelesaian proyek secara keseluruhan meskipun kegiatan lain tidak mengalami keterlambatan.
B.5 Microsoft Project
Microsoft project adalah program aplikasi komputer yang digunakan untuk
mengelola proyek konstruksi. Aplikasi
project 2013 dalam bidang rancan bangun
atau rekayasa konstruksi digunakan untuk mengelola rencana atau waktu pekerjaan sebuah proyek yang berjalan dapat dievaluasi sesuai dengan tahapan pekerjaan. Dimana sistem perencanaaan pada Microsoft Project
dapat membantu dalam menyusun
penjadwalan (scheduling) suatu proyek atau rangkaian pekerjaan. Microsoft project juga mampu membantu melakukan pencatatan dan pemantauan terhadap penggunaan sumber daya (resource), baik yang berupa sumber daya manusia maupun yang berupa peralatan.
B.6 Keterlambatan Proyek
Levis & Atherley (1996), menyatakan jika suatu pekerjaan sudah ditargetkan harus selesai pada waktu yang telah ditetapkan namun karena suatu alasan tertentu tidak dapat dipenuhi maka dapat dikatakan
pekerjaan itu mengalami keterlambatan. Hal ini akan berdampak pada perencanaan semula serta pada masalah keuangan. Keterlambatan yang terjadi dalam suatu proyek konstruksi akan memperpanjang durasi proyek atau meningkatkan biaya maupun keduanya. Adapun dampak keterlambatan pada klien atau owner adalah hilangnya kesempatan untuk menempatkan sumber dayanya ke proyek lain, meningkatkan biaya langsung
yang dikeluarkan yang berarti bahwa
bertambahnya pengeluaran untuk gaji
karyawan, sewa peralatan dan lain
sebagainya serta mengurangi keuntungan.
B.7 Penyebab Keterlambatan Proyek
Suatu proyek konstruksi banyak
kemungkinan yang dapat terjadi sehingga mengakibatkan meningkatnya waktu dari suatu kegiatan ataupun mundurnya waktu
penyelesaian suatu proyek secara
keseluruhan. Beberapa penyebab yang paling sering terjadi antara lain : perubahan kondisi lapangan, perubahan desain atau spesifikasi, perubahan cuaca, ketidak tersedianya tenaga kerja, material, ataupun peralatan.
Menurut Soeharto (1995), bahwa
penyebab keterlambatan pada pekerjaan proyek dapat disebabkan oleh beberapa hal sebagai berikut.
1. Keterlambatan yang diakibatkan oleh
kesalahan pemilik. Kesalahan yang
diakibatkan oleh pemilik suatu proyek meliputi :
a. Terlambatnya penyediaan lahan b. Mengadakan perubahan yang besar c. Terlambatnya angsuran pembayaran
kepada kontraktor
d. Pemilik menugaskan kontraktor lain untuk mengerjakan pekerjaan tersebut
2. Keterlambatan akibat kesalahan
kontraktor. Kesalahan yang diakibatkan oleh kontraktor meliputi :
Jom FTEKNIK Volume 5 No. 1 April 2018 5
b. Pengawas dari pelaksanaan
dilapangan kurang aktif
c. Terlambat mendatangkan peralatan d. Perencanaan pekerjaan kurang baik 3. Keterlambatan bukan kesalahan pemilik
proyek atau kontraktor.
Kesalahan-kesalahan tersebut meliputi :
a. Adanya faktor alam, misalnya gempa, banjir dan lain-lain
b. Perubahan ekonomi dari
pemerintahan di suatu daerah
c. Terjadinya kebakaran pada lokasi pekerjaan
d. Adanya perang
B.8 Dampak Keterlambatan
Keterlambatan akan berdampak pada perencanaan semula serta pada masalah keuangan. Keterlambatan dalam suatu proyek
konstruksi akan memperpanjang durasi
proyek atau meningkatkan biaya maupun keduanya. Adapun dampak keterlambatan pada owner adalah hilangnya potensial income dari fasilitas yang dibangun tidak sesuai waktu yang ditetapkan, sedangkan pada kontraktor adalah hilangnya kesempatan untuk menempatkan sumber dayanya ke proyek lain, meningkatnya biaya tidak langsung (indirect cost) karena bertambahnya pengeluaran untuk gaji karyawan, sewa peralatan serta mengurangi keuntungan (Levis & Atherley, 1996)
Keterlambatan suatu proyek bagi
kontraktor sama dengan kenaikan biaya
overhead karena bertambahnya panjang
waktu pelaksanaan. Dengan demikian
kontraktor akan mengalami kerugian akibat adanya kemungkinan naiknya harga akibat inflasi dan naiknya upah kerja
B.9 Metoda Pemendekan Durasi
Pemendekan durasi dapat dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut:
1. Dilakukan pada kegiatan lintasaan kritis
2. Jumlah pemendekan durasi yang diadakan
sesuai dengan durasi waktu yang
dibutuhkan untuk mengatasi
keterlambatan.
Rumus pemendekan durasi dengan metode penambahan jam kerja (lembur) tiap kegiatan (Saldjana, 1995) seperti Rumus II.1 :
Rumus II. 2 untuk tambahan biaya peralatan
yang dilemburkan :
Rumus pemendekan durasi dengan metode penambahan tenaga kerja (Saldjana,
1995) seperti Rumus II.3 :
Rumus II.4 untuk kegiatan yang
menggunakan alat berat, rumus tambahan biayanya sebagai berikut (Saldjana, 1995) :
Rumus penambahan biaya dengan kerja shift tiap kegiatan (Saldjana, 1995)
seperti II.5 :
Rumus II.6 untuk kegiatan yang
menggunakan alat berat :
(II. 1) (II. 2) (II. 3) (II. 4) (II. 5) (II. 6)
Jom FTEKNIK Volume 5 No. 1 April 2018 6
Dengan :
: Biaya makan pekerja lembur tiap hari (Rp/hari)
: Biaya pemilikan per hari (Rp) : Biaya pemilikan per jam (Rp) : Biaya trasportasi pekerja tambahan tiap orang (Rp/orang)
: Durasi rencana awal (hari)
: Durasi setelah pemendekan (hari) : Lamanya lembur (jam/satu minggu) : Faktor pengali upah lembur
P : Jumlah peralatan (orang/hari)
: Jumlah peralatan tambahan (orang) : Jumlah peralatan shift siang (unit) : Jumlah peralatan shift malam (unit) : Tambahan waktu lembur
(jam/minggu)
T : Jumlah tenaga kerja per hari
(orang/hari)
: Biaya mobilisasi per unit (Rp/hari) : Tenaga kerja shift siang (orang) : Tenaga kerja shift malam (orang) : Upah pekerja per jam (Rp/hari) : Upah pekerja per hari (Rp/hari) : Lama shift siang (jam)
: Lama shift malam (jam)
Y : Tambahan biaya
C. METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan pada proyek Pembangunan Showroom Nissan, Office dan Workshop di Kota Pekanbaru. Metoda penelitian Tugas Akhir ini dibagi dalam tiga bagian besar yakni pengumpulan data, pengolahan data dan mendapatkan keluaran yang akan dianalisis
C.1 Data dan Lokasi Penelitian
Penelitian ini secara keseluruhan
menggunakan data sekunder yang diperoleh dari data Pembangunan Showroom Nissan, Office dan Worksshop di Kota Pekanbaru.
C.2 Teknik Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan dalam studi ini meliputi data sekunder. Data sekunder adalah data – data pendukung yang dapat dijadikan input dan refrerensi yang digunakan dalam
melakukan analisis keterlambatan dan
percepatan. Data sekunder dapat berupa data penjadwalan dan kurva S, laporan harian pekerjaan, kontrak proyek.
C.3 Teknik Pengolahan Data
Data untuk mengetahui besaran biaya
percepatan dengan bantuan program
Microsoft Excel 2016 dan Microsoft Project 2013.
D. HASIL DAN PEMBAHASAN D.1 Hasil Penelitian
Laporan mingguan merupakan laporan yang menggambarkan kemajuan proyek
dalam setiap minggunya. Proyek
Pembangunan Showroom Nissan, Office dan Workshop di Pekanbaru telah mengalami keterlambatan. Pekerjaan yang dianalisa adalah pekerjaan yang belum selesai 100%, dari hasil analisa yang dilakukan tidak semua pekerjaan yang mengalami lintasan kritis, adapun kegiatan yang mengalami lintasan kritis dapat dilihat pada Tabel 4.1 berikut ini : Tabel 4.1 Pekerjaan struktur yang mengalami
lintasan kritis
No. Uraian Pekerjaan
Durasi Pekerjaan
(hari)
(1) (2) (3)
1 Pek. Kolom beton
komposit lantai 1
2
2 Pek. Kolom beton
komposit lantai 2
3
3 Pek. Kolom beton
komposit lantai 3
3
4 Pek. Water Proofing
toilet lt. 2 & 3 + tp wudhu
Jom FTEKNIK Volume 5 No. 1 April 2018 7
(1) (2) (3)
5 Pek. Water proofing
dak parkir lantai 3
10
6 Pek. Waterproofing dak
atap 3 7 Pek. Waterproofing ramp naik 6 8 Pek. Waterproofing entrance + bordes 2 9 Pek.Saluran terbuka
3x10 diparkir atap & ramp
2
Pekerjaan yang berada di lintasan kritis di analisa dengan menggunakan 3 alternatif. Hasil analisa pemendekan durasi untuk ketiga alternatif dapat dilihat pada Tabel 4.2.
Tabel 4.2 Rekapitulasi setelah pemendekan durasi No Uraian Pekerjaan Durasi awal (hari)
Durasi Setelah Pemendekan (hari) Altern. Kerja Lembur Altern. Penambaha Tenaga Kerja Altern. System Shift (1) (2) (3) (4) (5) (6) 1. Pek. Kolom beton komposit lantai 1 2 1 1 1 2. Pek. Kolom beton komposit lantai 2 3 2 1 2 3. Pek. Kolom beton komposit lantai 3 3 2 1 2 (1) (2) (3) (4) (5) (6) 4. Pek. Water Proofing toilet lt. 2 & 3 + tp wudhu 5 3 2 2 5. Pek. Water proofing dak parkir lantai 3 10 8 4 5 6. Pek. Water proofing dak atap 3 2 2 2 7. Pek. Waterproofing ramp naik 6 5 3 4 8. Pek. Water proofing entrance + bordes 2 1 1 1 9. Pek.Saluran terbuka 3x10 diparkir atap & ramp 2 1 1 1
Analisa rekapitulasi biaya tenaga kerja untuk setiap masing – masing alternatif :
1. Alternatif I. Metode Penambahan Jam Kerja (lembur)
Berdasarkan hasil analisa dengan
menggunakan aplikasi Microsoft
Project 2013alternatif kerja lembur
dapat menyelesaikan pekerjaan yang berada dalam lintasan kritis selama 35 hari dari durasi awal selama 84 hari.
Untuk percepatan alternatif kerja
lembur dilakukan selama 35 hari dengan tambahan biaya sebesar Rp 15.393.542,00
2. Alternatif II. Metode Penambahan Tenaga Kerja.
Jom FTEKNIK Volume 5 No. 1 April 2018 8
Berdasarkan hasil analisa menggunakan
aplikasi Microsoft Project 2013
alternatif penambahan tenaga kerja dapat menyelesaikan pekerjaan yang berada dalam lintasan kritis selama 26 hari dari durasi awal selama 84 hari.
Untuk percepatan alternatif
penambahan tenaga kerja dilakukan selama 26 hari dengan tambahan biaya sebesar Rp 25.500.000,00
3. Alternatif III. Metode System Shift Berdasarkan hasil analisa menggunakan
aplikasi Microsoft Project 2013
alternatif penambahan kerja shift dapat menyelesaikan pekerjaan yang berada dalam lintasan kritis selama 30 hari dari durasi awal selama 84 hari. Untuk
percepatan alternatif kerja shift
dilakukan selama 30 hari dengan
tambahan biaya sebesar Rp
38.940.000,00
D.2 Pembahasan
Analisa pemendekan durasi dilakukan dengan memperhatikan beberapa hal di setiap metode yang digunakan. Metode penambahan jam kerja (lembur) harus memperhatikan
produktifitas para pekerja yang terus
menurun yang disebabkan oleh kelelahan dalam bekerja. Metode penambahan tenaga kerja juga harus memperhatikan jumlah pekerja yang di tambahkan harus sesuai dengan kebutuhan pekerjaan yang ada di lapangan agar tidak terjadi penumpukan pekerja di lapangan. Begitu juga dengan metode system shitft dimana metode ini pada dasarnya sama dengan metode lembur, tetapi produktifitas pekerja pada malam hari 80% dari pekerja siang hari. Selain itu jumlah pekerja yang bekerja pada shift siang dan shift malam harus lah berjumlah sama.
Berdasarkan uraian diatas alternatif I metode penambahan jam kerja (lembur) merupakan alternatif yang paling lama durasinya apabila dibandingkan dengan dua
metode lainnya. Hal ini disebabkan oleh adaya penurunan produktivitas pada pekerja, yang mengakibatkan kelelahan fisik karena bekerja sepanjang hari. Tetapi apabila dilihat dari segi biaya metode penambahan jam kerja (lembur) ini merupakan metode yang paling ekonomis yaitu dengan biaya tambahan sebesar Rp 15.393.540 dengan waktu pengerjaan selama 35 hari.
E. KESIMPULAN DAN SARAN E.1 Kesimpulan
Dari analisa yang dilakukan maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Pekerjaan struktur yang mengalami
lintasan kritis yaitu :
- Pek. Kolom beton komposit lantai 1 - Pek. Kolom beton komposit lantai 2 - Pek. Kolom beton komposit lantai 3 - Pek. Water proofing toilet lt.2 & lt.3 +
tp. Wudhu
- Pek. Water proofing dak parkir lantai 3 - Pek. Dak waterproofing dak atap - Pek. Waterproofing ramp naik
- Pek. Waterproofing entrance + bordes tangga
- Pek. Saluran terbuka 3x10 di parkira atap & ramp
2. Alternatif percepatan yang paling ekonomis dari ketiga alternatif yang telah dianalisa adalah alternatif I metode penambahan jam kerja (lembur) dengan waktu durasi normal 84 hari
dan dapat dipercepat pengerjaan
menjadi 35 hari dengan biaya
percepatan yang sebesar Rp.
15.393.542,00
E.2 Saran
Dari analisa yang dilakukan maka penulis dapat menyarankan beberapa hal sebagai berikut :
1. Keterlambatan dalam pelaksanaan
pekerjaan dilapangan dapat di minimalisir dari metode pengerjaan yang tepat dan
Jom FTEKNIK Volume 5 No. 1 April 2018 9
pengambilan keputusan yang cepat dari pikak kontraktor.
2. Pengendalian waktu dan biaya sangat berguna sebagai bahan pertimbangan
dalam mengambil keputusan untuk
meningkatkan kinerja pelaksanaan
pekerjaan kedepannya.
3. Perlu dilakukan studi lanjut tentang metode yang digunakan untuk melakukan tindakan pengendalian proyek.
DAFTAR PUSTAKA
Amelia, R. (2009). Alternatif Mengurangi
Dampak Keterlambatan Proyek Terhadap Waktu dan Biaya.
Pekanbaru: Universitas Riau.
Badri. (1997). Dasar-Dasar Network
Planning. Jakarta: Rineka Cipta.
Callahan, M. (1992). Construction Project
Scheduling. New York: McGraw Hill.
Karaini, A. A. (2002). Pengantar Manajemen
Proyek. Jakarta: Universitas Gunadarma.
Kerzner, H. (1995). Project Manajemen, A
system to Planning, Scheduling, aand Controling. New York: Van Nostrand
Reinbold.
Levis & Atherley. (1996). Deley
Construction. Langford.
Pratama, A. (2016). Analisis Percepatan
Terhadap Waktu Proyek (Study Kasus : Kantor Dinas SKPD Gedung B3 di Tenayan Raya). Pekanbaru: Universitas Riau.
Sadjana. (1995). Studi Keterlambatan Proyek
Terhadap Peningkatan Biaya Kontraktor. Bandung: Institut Teknologi Bandung.
Sadjana. (1995). Studi Keterlambatan Proyek
Terhadap Peningkatan Biaya Kontraktor. Bandung: Institut Teknologi Bandung.
Soeharto. (1995). Manajemen Proyek Dari
Konsepsual Sampai Operasional Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
Soeharto. (1995). Manajemen Proyek: Dari
Konseptual Sampai Operasional.
Jakarta: Erlangga.
Soeharto, I. (1999). Manajemen Proyek (Dari
Konseptual Sampai Operasional).
Jakarta: Erlangga.
Yamit. (2000). Manajemen Proyek. Yogyakarta: Graha Ilmu