• Tidak ada hasil yang ditemukan

MUNCULNYA ENTREPRENEUR UOANG 01 KECAMATAN PEUSANGAN ACEH UTARA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MUNCULNYA ENTREPRENEUR UOANG 01 KECAMATAN PEUSANGAN ACEH UTARA"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

MUNCULNYA ENTREPRENEUR UOANG

01 KECAMATAN PEUSANGAN

ACEH UTARA

Oleh

MAULANA KAMAL, SE. Ak.

Star Pengajar Pada Fakultas Ekonomi, UniverSitas Syiah Kuala

PUSAT PENELlTIAN ILMU SOSIAL DAN BUDAYA

UNIVERSITAS SYIAH KUALA

DARUSSALAM -

BANDA ACEH

1995/1996

MUNCULNYA ENTREPRENEUR UOANG

01 KECAMATAN PEUSANGAN

ACEH UTARA

Oleh

MAULANA KAMAL, SE. Ak.

Star Pengajar Pada Fakultas Ekonomi, UniverSitas Syiah Kuala

PUSAT PENELlTIAN ILMU SOSIAL DAN BUDAYA

UNIVERSITAS SYIAH KUALA

DARUSSALAM -

BANDA ACEH

1995/1996

(2)

\

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melim-pahkan rahmat iImu dan kekuatan kepada penulis

hinggs depat melaksanakan dan menyelesajkan laporan lengkap hasil pene-litian ini, sebagai Lugus akhir dari pelatihan penelitian yang diselenggarakan oleh Pusat Pcnelitian lImu Sosia1 dan Budaya (PPISS) Universitas Syiah kuala.

Penulis :::.:::n~"f'"qpkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada pihak-pihnk yang telah

membantu penulis dAlam mengikuti pelatihan ini, terutama kepada:

- Yang terhormat Bapak Dr. Muhammed Gade Ismail, MA, selaku Direktur PUS8L Penelitian

rImu

5051al Dan Budaya dan juga pembimbing penulis deIsm mengikuti proses pelatihan ini. - Yang terhormat Bapak Dr. Chairul Ikhsan, H.sc, selaku

Dekan Ekonomi Universitas Syiah kuala yang telah memberi kesemp~tan kepada penulis untuk mengikuti pelatihan

pene-litian ini.

- Yang terhormat Bapak Amiruddin, BA,

selaku Carnat Kecamatan Peusangan yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengadakan penelitian dalam kecamatan ini.

- Dan yang terakhir, ungkapan terima kasih dan hormat

penu-lis kepada pih<>!(-pihak yang telah membantu bag! penyele-saian tugas p""latihan ini yang tidak mungkin penulis sebutkan satu rersatu.

Oalam laporan penelitian inl penulis amat menyadari terdapat berbagai kekurangao, untuk itu dengsn segala ke-rendahan hati penulis mengharapkan saran dan

kritik yang membangun, yang memungkinkan pads mssa

yang akan datang penulis akan dapa1 berbuat yang lebih baik.

Akhirnya kepada Allah jualah kits berserah diri,smiin.

i i

Banda Aceh, 15 Maret 1996 Penulia.

Maulana Kamal

\

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melim-pahkan rahmat iImu dan kekuatan kepada penulis

hinggs depat melaksanakan dan menyelesajkan laporan lengkap hasil pene-litian ini, sebagai Lugus akhir dari pelatihan penelitian yang diselenggarakan oleh Pusat Pcnelitian lImu Sosia1 dan Budaya (PPISS) Universitas Syiah kuala.

Penulis :::.:::n~"f'"qpkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada pihak-pihnk yang telah

membantu penulis dAlam mengikuti pelatihan ini, terutama kepada:

- Yang terhormat Bapak Dr. Muhammed Gade Ismail, MA, selaku Direktur PUS8L Penelitian

rImu

5051al Dan Budaya dan juga pembimbing penulis deIsm mengikuti proses pelatihan ini. - Yang terhormat Bapak Dr. Chairul Ikhsan, H.sc, selaku

Dekan Ekonomi Universitas Syiah kuala yang telah memberi kesemp~tan kepada penulis untuk mengikuti pelatihan

pene-litian ini.

- Yang terhormat Bapak Amiruddin, BA,

selaku Carnat Kecamatan Peusangan yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengadakan penelitian dalam kecamatan ini.

- Dan yang terakhir, ungkapan terima kasih dan hormat

penu-lis kepada pih<>!(-pihak yang telah membantu bag! penyele-saian tugas p""latihan ini yang tidak mungkin penulis sebutkan satu rersatu.

Oalam laporan penelitian inl penulis amat menyadari terdapat berbagai kekurangao, untuk itu dengsn segala ke-rendahan hati penulis mengharapkan saran dan

kritik yang membangun, yang memungkinkan pads mssa

yang akan datang penulis akan dapa1 berbuat yang lebih baik.

Akhirnya kepada Allah jualah kits berserah diri,smiin.

i i

Banda Aceh, 15 Maret 1996 Penulia.

(3)

DAFTAR ISl

Hala

m

an

1. LEMBARAN IDENTITAS DAN PENGESAHAN

2. RINGKASAN DAN SUMMARY

. ••.. ••• . .. •. •.. . . . •..•••.•••..•••• i 3. KATA PENGANTAR ••••.. . . . . • . .•.•. •••••• . • . •. •. .• .• .. , . . •• ii 4. DAFTAR ISl . •. . .. . •..• . . . .. . . • • ... • . . . • ... •.• .. . . . ••..• i i i 5. DAFTAR LAHPlRAN

...

.

.

..

...

,

...

.

...

.

iv 6. PENDAHULU.r\N . . . •..•••••.•. •• • ••••••••••••.•.••.•••••••... 1 7. TINJAl'AN PUSTAKA . . ••. .• ••• • .•.. . .•. . . . .. •••••• ••. .•••. 4 8. HETODE PE~ELTTIAN .. . .. ••••••••• • •.•.•• • • •...•.•••• .. . .. 6 9. HASTL l\AN PEHBAHASAN ••••

•••.• ••..•. •..• ••• •••••• •••••• . 7 1. Munculnya. kelompok Entrepreneur

. . . • ...•....•.... 7 2. Udang dan Manusianya ...

. . .. . . . . .. . •. . . . ... . . 9 3. Udang dan

Tingkat Kemakmuran Ekonomi ...•.. • . ..•.. 11 4. Udang dan Fenomena Sosial

Kemasyarakatan .. . . .

. . . .. 12 5. Udang dan Sumatera Utara . . . ...

.. . 13 10. KESIMPULAN DAN SARAN •

• ••••. • . • . . . ... . .. . .. •••• . .. •••••• 15 11. DAFTAR PUSTAKA ••..••.• •• ••.• • . . • ..••...•.•••.••• ••• . . . •. 16 12. LAMPlRAN . • . . . . ....••...•. . •.. •••..• •..• •. .•. .• •.. • •..•• . 17

I

i i i

[

,

DAFTAR ISl

Hala

m

an

1. LEMBARAN IDENTITAS DAN PENGESAHAN

2. RINGKASAN DAN SUMMARY

. ••.. ••• . .. •. •.. . . . •..•••.•••..•••• i 3. KATA PENGANTAR ••••.. . . . . • . .•.•. •••••• . • . •. •. .• .• .. , . . •• ii 4. DAFTAR ISl . •. . .. . •..• . . . .. . . • • ... • . . . • ... •.• .. . . . ••..• i i i 5. DAFTAR LAHPlRAN

...

.

.

..

...

,

...

.

...

.

iv 6. PENDAHULU.r\N . . . •..•••••.•. •• • ••••••••••••.•.••.•••••••... 1 7. TINJAl'AN PUSTAKA . . ••. .• ••• • .•.. . .•. . . . .. •••••• ••. .•••. 4 8. HETODE PE~ELTTIAN .. . .. ••••••••• • •.•.•• • • •...•.•••• .. . .. 6 9. HASTL l\AN PEHBAHASAN ••••

•••.• ••..•. •..• ••• •••••• •••••• . 7 1. Munculnya. kelompok Entrepreneur

. . . • ...•....•.... 7 2. Udang dan Manusianya ...

. . .. . . . . .. . •. . . . ... . . 9 3. Udang dan

Tingkat Kemakmuran Ekonomi ...•.. • . ..•.. 11 4. Udang dan Fenomena Sosial

Kemasyarakatan .. . . .

. . . .. 12 5. Udang dan Sumatera Utara . . . ...

.. . 13 10. KESIMPULAN DAN SARAN •

• ••••. • . • . . . ... . .. . .. •••• . .. •••••• 15 11. DAFTAR PUSTAKA ••..••.• •• ••.• • . . • ..••...•.•••.••• ••• . . . •. 16 12. LAMPlRAN . • . . . . ....••...•. . •.. •••..• •..• •. .•. .• •.. • •..•• . 17

I

i i i

[

,

(4)

,

DAFTAR LAMP! RAN

I. STATUS PENGGUNAAN TANAH

or

PEUSANGAN 2. REKAPITULASI PENDAPATAN DAN BlAYA

iv

Lampiran 1 Lampiran 2

,

DAFTAR LAMP! RAN

I. STATUS PENGGUNAAN TANAH

or

PEUSANGAN 2. REKAPITULASI PENDAPATAN DAN BlAYA

iv

Lampiran 1 Lampiran 2

(5)

1. PENDAHULUAN

K€>berhasi lan Pembangunan Jangka Panjang Tnhap PE"rtamo. di Indonesia telah menamp i lkan wajah pembllngunan

naB ional yang semakin mantap. HaJ lni bukan saja ditunjukkan aleh proses Sustained Economic Gro, .. th tetapi juga dalam peningka-tan pendapatan dan kualitas hidup masyarakat,

dan munculnya

ke]as wirausaha yang mampu membprdayakan sllmber-sumber

ekonomi yang tersedia.

Terbukanya ekonomj d~sa terhadap ekonomi pasar semakin

lnE'mperjelns f&nomena di alas. 1.fE.'l'cka. yang dapat menangkap kesempatan dan memillki akses ll"lformaSl

tel'hada.p ekonomi passr akan bertindak lebih menguntungkan dihandingkan dengan

masyarakat umum. Disamping i t l l juga faktor psikologis dan lingkllngan dari pelaku ekonomi tersebut Mendorong mereka agar lebih produktif dalam mengusahakan ekonominya

.

Peusangan, dengan jumlah penduduk 80 .475 jiwa dan terletak pada pertengahan dua ekonomi pasar, Medan dan Banda

.o\ceh. memper] ihatkan gejala sebagai sentra tempat. tumbuhnya

pedagang-pedagang yang berorientasi terhadap target-target yang diminta oleh e-konomi pasar secara dinamis dan berke-s1nambungan. Hal ini khususnya dapat dijelaskan ciari peri

-J aku pcngusahA./pedagang udang y8n~ teruapat di

daerah in; dari kurun waktu ) 985-an sampai dcngan seka-rang.

1

1. PENDAHULUAN

K€>berhasi lan Pembangunan Jangka Panjang Tnhap PE"rtamo. di Indonesia telah menamp i lkan wajah pembllngunan

naB ional yang semakin mantap. HaJ lni bukan saja ditunjukkan aleh proses Sustained Economic Gro, .. th tetapi juga dalam peningka-tan pendapatan dan kualitas hidup masyarakat,

dan munculnya

ke]as wirausaha yang mampu membprdayakan sllmber-sumber

ekonomi yang tersedia.

Terbukanya ekonomj d~sa terhadap ekonomi pasar semakin

lnE'mperjelns f&nomena di alas. 1.fE.'l'cka. yang dapat menangkap kesempatan dan memillki akses ll"lformaSl

tel'hada.p ekonomi passr akan bertindak lebih menguntungkan dihandingkan dengan

masyarakat umum. Disamping i t l l juga faktor psikologis dan lingkllngan dari pelaku ekonomi tersebut Mendorong mereka agar lebih produktif dalam mengusahakan ekonominya

.

Peusangan, dengan jumlah penduduk 80 .475 jiwa dan terletak pada pertengahan dua ekonomi pasar, Medan dan Banda

.o\ceh. memper] ihatkan gejala sebagai sentra tempat. tumbuhnya

pedagang-pedagang yang berorientasi terhadap target-target yang diminta oleh e-konomi pasar secara dinamis dan berke-s1nambungan. Hal ini khususnya dapat dijelaskan ciari peri

-J aku pcngusahA./pedagang udang y8n~ teruapat di

daerah in; dari kurun waktu ) 985-an sampai dcngan seka-rang.

(6)

2

Pemilihan clan pemhatAsan waktu sebagaimana ~ersebut cli

atas djdasari pad a slasan bahwa: dalam kurun waktu inl pembud idayaan udang secaro tradisional dan j ntensi f sedang mengalami pertumbuhan ~ecara cepat, pprmintaan terhadap

udangpun t.inggi dan komodit.i inl nlerupakan primadona

ekspor

perikanan.

Permintaan yang terus men.i ngkat i ni menyebabkan dibu-kanya lahan-lahan baru dAn perenovasian lahan

yang telah

ads, disamping munculnya kaum spt'"kulan 8\o;am dan juga

lahi.r-nya orang kaya baru da"i bi;:;nis udang.

Perlu kita gad!:> bawahi bahw8 mereka yang lelah berha-~i] "Islam bisni.:: ini

adalab pewaris dari kehidupan kelom meskipun belum tentu

mempun:ys';' ko]am, dan mpreka yang telah jAtuh banglln dalam Ilsaha 1ni dari waktu ke ~·aktu.

Merekalah

yang muncul sebagai elite baru. loIns dari seleksi alam yang telah mt>nggugurkan mereka )'Clng a ... ·am dalam bisnis yang meman-faatkan kearifan dan persahabatan dengan slam ini.

Secara lpbih lanjut dapat dikem\tkakanJ luas area! bagi pengembangao dan pembudidayaan udang yang ada di daerah ini reJat i f lebih kecil bUa dibandingkan )uas areal sektor pe-rtanian lainnY8.J palawija dan 1.anaman keras misalnya (lihat lampiran 1) . Ha] in; disebabkan oleh tidak

tersedia-nya lagi ]ahll.n yang cukup potensio.] bagi pemhukaan

lahan baru dj samping i tu juga k€'" lctDahan dalam pp.renconaan serta

pengaturan distribusi Air.

l'erlepas dari hal t.ersebut dio.tas , jiwa entf"rprenir

yang ada pada pell~usaha komoditi .inj Plltut di banggakan.

Bagaimana t idak, me.l'cku. t.,.,.lah mampu membaogun penawaran terhadap produk ini ke daerah-daerah

lalnnya (dari Aceh Barat hingga Aceh Timurl yang belum ters~ntuh oleh pasar

global, dan menempatkan Hatang, .ibu kota Kecamatan

Peu-sangsn, mf"nJsdi Leader Supply bagi permintaaan pasar Sumatera Utara guna. tujuan ekspor. Yang lebih menarik lagi yai.tu It'~rdapatnya orang Mnlang) selaku

pckerja al.aupun

pemil ik, dj senlrA.-sentr·1l pembudidnyaan udang daerah

lainnya, di dnerah Aceh Timur dan Bela",'sn sebagai

contoh.

2

Pemilihan clan pemhatAsan waktu sebagaimana ~ersebut cli

atas djdasari pad a slasan bahwa: dalam kurun waktu inl pembud idayaan udang secaro tradisional dan j ntensi f sedang mengalami pertumbuhan ~ecara cepat, pprmintaan terhadap

udangpun t.inggi dan komodit.i inl nlerupakan primadona

ekspor

perikanan.

Permintaan yang terus men.i ngkat i ni menyebabkan dibu-kanya lahan-lahan baru dAn perenovasian lahan

yang telah

ads, disamping munculnya kaum spt'"kulan 8\o;am dan juga

lahi.r-nya orang kaya baru da"i bi;:;nis udang.

Perlu kita gad!:> bawahi bahw8 mereka yang lelah berha-~i] "Islam bisni.:: ini

adalab pewaris dari kehidupan kelom meskipun belum tentu

mempun:ys';' ko]am, dan mpreka yang telah jAtuh banglln dalam Ilsaha 1ni dari waktu ke ~·aktu.

Merekalah

yang muncul sebagai elite baru. loIns dari seleksi alam yang telah mt>nggugurkan mereka )'Clng a ... ·am dalam bisnis yang meman-faatkan kearifan dan persahabatan dengan slam ini.

Secara lpbih lanjut dapat dikem\tkakanJ luas area! bagi pengembangao dan pembudidayaan udang yang ada di daerah ini reJat i f lebih kecil bUa dibandingkan )uas areal sektor pe-rtanian lainnY8.J palawija dan 1.anaman keras misalnya (lihat lampiran 1) . Ha] in; disebabkan oleh tidak

tersedia-nya lagi ]ahll.n yang cukup potensio.] bagi pemhukaan

lahan baru dj samping i tu juga k€'" lctDahan dalam pp.renconaan serta

pengaturan distribusi Air.

l'erlepas dari hal t.ersebut dio.tas , jiwa entf"rprenir

yang ada pada pell~usaha komoditi .inj Plltut di banggakan.

Bagaimana t idak, me.l'cku. t.,.,.lah mampu membaogun penawaran terhadap produk ini ke daerah-daerah

lalnnya (dari Aceh Barat hingga Aceh Timurl yang belum ters~ntuh oleh pasar

global, dan menempatkan Hatang, .ibu kota Kecamatan

Peu-sangsn, mf"nJsdi Leader Supply bagi permintaaan pasar Sumatera Utara guna. tujuan ekspor. Yang lebih menarik lagi yai.tu It'~rdapatnya orang Mnlang) selaku

pckerja al.aupun

pemil ik, dj senlrA.-sentr·1l pembudidnyaan udang daerah

lainnya, di dnerah Aceh Timur dan Bela",'sn sebagai

(7)

3

Selanjutnya, hal lni juga rnenjadi menarik karena kemam-pusn para pengusaha itu tidak didukung oleh suatu kebijak-snnasn Lertentu dari pemerintah daerah, oamun muncul sebagai guatu reaksi mental yang dipengaruhi oleh lingkungan global

(Medan, Huangthai , Taiwan dan Singapura) dan juga faktor kegemerlapan industri Lhokseumawe yang bersifat eklusif dan konsumtif.

Berdasarkan psparan di alas, mengkaji munculnya kelompok pedagang

penelitian

yang mAmpu

ini iogin

berkiprah

dalam masyarakat, kontribusi mereka terhadap peningkalan

pendapatan masyarakat cli seki tarnya I dan hubungan Peusangan dengan Daerah Sumatet'tl Utara.

Melalui rekonsepsi inl d iharapkan dapat memberikan temuan yang berguna \lntuk kepentingan teorttis ,

metodologis bagi pengembangan ekonomi swasta. Istimewa Aceh ini.

praktis den di Daerah

3

Selanjutnya, hal lni juga rnenjadi menarik karena kemam-pusn para pengusaha itu tidak didukung oleh suatu kebijak-snnasn Lertentu dari pemerintah daerah, oamun muncul sebagai guatu reaksi mental yang dipengaruhi oleh lingkungan global

(Medan, Huangthai , Taiwan dan Singapura) dan juga faktor kegemerlapan industri Lhokseumawe yang bersifat eklusif dan konsumtif.

Berdasarkan psparan di alas, mengkaji munculnya kelompok pedagang

penelitian

yang mAmpu

ini iogin

berkiprah

dalam masyarakat, kontribusi mereka terhadap peningkalan

pendapatan masyarakat cli seki tarnya I dan hubungan Peusangan dengan Daerah Sumatet'tl Utara.

Melalui rekonsepsi inl d iharapkan dapat memberikan temuan yang berguna \lntuk kepentingan teorttis ,

metodologis bagi pengembangan ekonomi swasta. Istimewa Aceh ini.

praktis den di Daerah

(8)

11. TTNJAUAN PUSTAKA

"An entrepr~neur is a profit seeking decision

maker who organizes an EnterprisE' and assume the risk of the enter-prise (McFachern,1982:712}". Sejalan dengan batasan di atas Dillingham cs. (1984 :194) menJeJaskan bahwa entrepreneur "a person who organizes. manages and assumes the risk of business enterprise" . Selanjulnya di dalam Webster Diclio-nary ki ta temukan penJelasan entrepreneur adalah .. one who organizes and directs a business undertaking, assuming the risk for the sake of profit " ,

Dari definisi dialas dapat kita dapat mengetahui bahwa seorang enterprenir adalah seseorang yang mencari keun-tungan dari aktifitns bishis. Keuntungan tersebul diperoleh darj keahliannya dalsm mengorganisasikan dan me manage

sumber daya yang di kuasoi olehnya.

Sebagai suatu kelompok, enterprenir ini kila maksudkan sebagai suatu

(perdagangan)

group masrsrakat yang

daIam rangka kehidupan

mengusahakan bisnis ekonomi mereka, yang dalam formula masyarakal.. ekonomi mode-rn Ricardo disebutkan

sebagai Capitalist Profit Class.

Suatu persyaratan utama. bagi suatu daerah yang

ingin maju adalah dengan mengkondi sikan bagi tumbuhnya enterpre-nir-enterprenir baru . David Hc rIelland dalum "A Psycho-logical Approbch to Economic Dp.vclopment" mcnjelaskan bahwA. SUflt.U masyarakat dengan kadar kebutuhan

akan prestasi (An Achievement) yang umumnya tinggi akan mensthasilkan

enterpr""-nir- pnterprenir yang lebih giat, yang pad a akhirnya akan menghasilkan pcmbangunan ekonomi yang l~bih cepat.

Splanjutnys, untuk mempercepat akselerasi pe-mbangunan perlu

Kontak

dilakukan hubungan-hubungan dengan daerah lain. dengan deerah lain memungkinkan untuk tercipt.anya perkembangan ekonomi secara lebih lanjut.

Santos dalam

4

11. TTNJAUAN PUSTAKA

"An entrepr~neur is a profit seeking decision

maker who organizes an EnterprisE' and assume the risk of the enter-prise (McFachern,1982:712}". Sejalan dengan batasan di atas Dillingham cs. (1984 :194) menJeJaskan bahwa entrepreneur "a person who organizes. manages and assumes the risk of business enterprise" . Selanjulnya di dalam Webster Diclio-nary ki ta temukan penJelasan entrepreneur adalah .. one who organizes and directs a business undertaking, assuming the risk for the sake of profit " ,

Dari definisi dialas dapat kita dapat mengetahui bahwa seorang enterprenir adalah seseorang yang mencari keun-tungan dari aktifitns bishis. Keuntungan tersebul diperoleh darj keahliannya dalsm mengorganisasikan dan me manage

sumber daya yang di kuasoi olehnya.

Sebagai suatu kelompok, enterprenir ini kila maksudkan sebagai suatu

(perdagangan)

group masrsrakat yang

daIam rangka kehidupan

mengusahakan bisnis ekonomi mereka, yang dalam formula masyarakal.. ekonomi mode-rn Ricardo disebutkan

sebagai Capitalist Profit Class.

Suatu persyaratan utama. bagi suatu daerah yang

ingin maju adalah dengan mengkondi sikan bagi tumbuhnya enterpre-nir-enterprenir baru . David Hc rIelland dalum "A Psycho-logical Approbch to Economic Dp.vclopment" mcnjelaskan bahwA. SUflt.U masyarakat dengan kadar kebutuhan

akan prestasi (An Achievement) yang umumnya tinggi akan mensthasilkan

enterpr""-nir- pnterprenir yang lebih giat, yang pad a akhirnya akan menghasilkan pcmbangunan ekonomi yang l~bih cepat.

Splanjutnys, untuk mempercepat akselerasi pe-mbangunan perlu

Kontak

dilakukan hubungan-hubungan dengan daerah lain. dengan deerah lain memungkinkan untuk tercipt.anya perkembangan ekonomi secara lebih lanjut.

Santos dalam

(9)

5

artikelnya "The sLructu["e of D€"pendenr"'e" menjelaskan

bah",,'s-perkembangan ~konomi dae~dh-daer8h tertentu tergantung

kepada perkembangan dan peorlu8san ekonoltd ciari

daerah lain

yang Jebih dominan.

At-as dasar pemahaman mangenai enterprenir, kondisi yang melatarbe]~kangi tumbuhnya mereka dan hubungan-hubungan ekonomi yang ada. akan kit6 formulasikan untuk menjelaskan

k~lompok Enterpren~r udang yang ada di daerah Peusangan.

5

artikelnya "The sLructu["e of D€"pendenr"'e" menjelaskan

bah",,'s-perkembangan ~konomi dae~dh-daer8h tertentu tergantung

kepada perkembangan dan peorlu8san ekonoltd ciari

daerah lain

yang Jebih dominan.

At-as dasar pemahaman mangenai enterprenir, kondisi yang melatarbe]~kangi tumbuhnya mereka dan hubungan-hubungan ekonomi yang ada. akan kit6 formulasikan untuk menjelaskan

(10)

Ill.

METODE

PENEL1TIAN

Penelitian ini dilaksanakan bukan untuk menguji suatu hipotesis ataupun tear) tertent.u. melainkan merupakan suatu u~aya untuk menemukan dan m~njelaskan

fenomena munculnya kelompok ekonom: yang mempunyA..L t.ingkat ppndapatan di atas

rata-rata tingkat ekonomi masynrakal di Kecamatan

Peusangan

ACf>h Utars.

loietocioJogi peneJ j tian yang digunakan bersif'at grounded reserch dengan diserlai penj~las8n angka bJla di r8sa perlu.

Untuk itu teknik pengerjaannya adalah dengan menempatkan

penel i t.i spbagai instrumen l.Itoma dengan pendekatan life historical melhode terhadap obJek penelitian. Hengadakan penelitian dari hel-hal yang spesifik ke kecondongan umum, mengumpulkannya data sedemiltian rups,

menganalisis dan lOengintepret.asikan informasj yang berhasil di

perolph. Sehingga pad a akhirnya dapaL diformulasikan temuan-temuan

penelitian.

Pengumpulan data djlakukan dengan metode interaktif

yang merupakan perpaduan antara wawancara rian

observasi lansung dilapangan. Para responden dipilih berdasarkan pertimbangan lansung dari penelili dan mereka diseleksi berdasarke.n perti mbangan kompet~nsinya terhadsp masalah yang

diteliti.

Ill.

METODE

PENEL1TIAN

Penelitian ini dilaksanakan bukan untuk menguji suatu hipotesis ataupun tear) tertent.u. melainkan merupakan suatu u~aya untuk menemukan dan m~njelaskan

fenomena munculnya kelompok ekonom: yang mempunyA..L t.ingkat ppndapatan di atas

rata-rata tingkat ekonomi masynrakal di Kecamatan

Peusangan

ACf>h Utars.

loietocioJogi peneJ j tian yang digunakan bersif'at grounded reserch dengan diserlai penj~las8n angka bJla di r8sa perlu.

Untuk itu teknik pengerjaannya adalah dengan menempatkan

penel i t.i spbagai instrumen l.Itoma dengan pendekatan life historical melhode terhadap obJek penelitian. Hengadakan penelitian dari hel-hal yang spesifik ke kecondongan umum, mengumpulkannya data sedemiltian rups,

menganalisis dan lOengintepret.asikan informasj yang berhasil di

perolph. Sehingga pad a akhirnya dapaL diformulasikan temuan-temuan

penelitian.

Pengumpulan data djlakukan dengan metode interaktif

yang merupakan perpaduan antara wawancara rian

observasi lansung dilapangan. Para responden dipilih berdasarkan pertimbangan lansung dari penelili dan mereka diseleksi berdasarke.n perti mbangan kompet~nsinya terhadsp masalah yang

diteliti.

(11)

I

IV. HASI L DAN PEHBAllASA!'oI

1. Munculnya Ke lompok En treprenller

Perkembangan hi stod s masyarakat Peusangan dalam per-dagangan di mulai dengen t.ersent..uhnya kehidupan ekonomi masyarakat dengan ide-ide baru ynng datang dal-i sehelah

timur daerah :'ni, ~1edan dan scternsnya. Hal ~n] telah ber-lansung, men\;TUt. orang tH8 didl.lerah ini, sejak jamannya masyst'akat areh "jak meudsu(8.ng" (yang juga. mengandung mak~ud menllnlut pr>ngc-t.ahuan agama).

Tnril~rasi pkonomi ~ ni mcmballgkitkan gairah

entrepre-nuer masY3.:-akat untllk mcraih peluang ekonomi. yang ditawarkan oleh daer"h-daerah sentra ekonomi tersE-hut. Maka banyak1ah masyarakal. peusangan yang pulang-pergi ke daerah sumatera utars den daerah Iaionya untuk belajar dan menggali

informa-si bagi p~ngembangan polcn~i daerah yang b~lum tersentuh . feusangan denge.n letak geografis yang dapat dibagl dal&."1 l.i ga belahan: pantsi I perbuki tan dan data ran rendah,

memungkinkan daerah ini dibagi menjadi dua bclahsn zona ek,nomi yang masing-masing dapat berdiri sendiri, yaitu p~rikanan dan pertanian. Sudah sejak zaman Belanda daerah

~ntai dengsn tambaknya terkenal dengan geumeuloh (bandeng)

~atang Mamplarn, sehiogga mereka mengklaim diri sebagai guru meuneuhen (hcrtambak).

Didukung oleh rantsi pf'masarun yanq balk, menemratkan komoditi 1nl serta mnsyal.'lJ.kBt ysng mengushhakannya mp.njadi kelas pedagang ynng mpmi mpin PCt'O 1 ehAn uni t llIoneter pal ing tinggi di daerah ini.

F'a.ktor mental dan 1 ingkungan Mesa !nduc;tri juga me m-bcl'ikan mSRukan bagi bangki tnya golongan iol . Kecemburuan terhadap pola konsumlif dan tingkat pendapatan masyarakat mega induslri mendorong mereka untuk lebih giat dan ulet dalam mengusahakan sumber days yang tersedia.

7

I

IV. HASI L DAN PEHBAllASA!'oI

1. Munculnya Ke lompok En treprenller

Perkembangan hi stod s masyarakat Peusangan dalam per-dagangan di mulai dengen t.ersent..uhnya kehidupan ekonomi masyarakat dengan ide-ide baru ynng datang dal-i sehelah

timur daerah :'ni, ~1edan dan scternsnya. Hal ~n] telah ber-lansung, men\;TUt. orang tH8 didl.lerah ini, sejak jamannya masyst'akat areh "jak meudsu(8.ng" (yang juga. mengandung mak~ud menllnlut pr>ngc-t.ahuan agama).

Tnril~rasi pkonomi ~ ni mcmballgkitkan gairah

entrepre-nuer masY3.:-akat untllk mcraih peluang ekonomi. yang ditawarkan oleh daer"h-daerah sentra ekonomi tersE-hut. Maka banyak1ah masyarakal. peusangan yang pulang-pergi ke daerah sumatera utars den daerah Iaionya untuk belajar dan menggali

informa-si bagi p~ngembangan polcn~i daerah yang b~lum tersentuh . feusangan denge.n letak geografis yang dapat dibagl dal&."1 l.i ga belahan: pantsi I perbuki tan dan data ran rendah,

memungkinkan daerah ini dibagi menjadi dua bclahsn zona ek,nomi yang masing-masing dapat berdiri sendiri, yaitu p~rikanan dan pertanian. Sudah sejak zaman Belanda daerah

~ntai dengsn tambaknya terkenal dengan geumeuloh (bandeng)

~atang Mamplarn, sehiogga mereka mengklaim diri sebagai guru meuneuhen (hcrtambak).

Didukung oleh rantsi pf'masarun yanq balk, menemratkan komoditi 1nl serta mnsyal.'lJ.kBt ysng mengushhakannya mp.njadi kelas pedagang ynng mpmi mpin PCt'O 1 ehAn uni t llIoneter pal ing tinggi di daerah ini.

F'a.ktor mental dan 1 ingkungan Mesa !nduc;tri juga me m-bcl'ikan mSRukan bagi bangki tnya golongan iol . Kecemburuan terhadap pola konsumlif dan tingkat pendapatan masyarakat mega induslri mendorong mereka untuk lebih giat dan ulet dalam mengusahakan sumber days yang tersedia.

(12)

8

Ketersisihnn, keterbelakangan dalam gaya hidup

dan

ket i dakpuasan menjad i sllInber peng~e ['sk bag i bangunnya

masya-rakat dari lIIimpi kemisldnan untuk meraih tingkat 505ial ekonomi 1 yang apabila mllngkin

I lebih tinggi dari rata-ra"ta

pendapatan masyarakal.. Hal ini tet'bukti dalam pergaulan

sp-hari-hari di Kedai ,vatang. Kita contohknn terhadap

pemesa-nd-n maknnan dan minumam yang bersamaan diantara dua orang

yang mempunyai aktivitas ekonomi yang berbeds, petsni tambak dan karyawan suatu perusahaan di industri Lhokseumat.te.

Apabila jasa pelayanan lebih cepat diberikan kepada karyawan

rnaks suatu protes ketidakpuasan terkadang meluncur secara

lansung dari si petani "Peu ka pikei Ion han ek kubnyeu

,

pe ken ka bauet ke jih dilei ( Mengapa rlia harus duluan, apa

saya tida" ada uang) ".

Di samping itu kecenderungan phisikoIogis mnsyarakal

yang tidak ingin di perintah

menyuburkan untuk tllmbuh dan berkembangnye. pedagang-pedagang baru yang ingin tampil deIam

persaingan ekonomi dan kpmakmuran.

Amat jarang kits temukan dalam pprkongsisn bisnis

(partnership) di PeusangAn dus atau lebih plhak yang

ber-sckutu dup~t bekerja sam~ daIam jangka waklu y~ng lama.

Sec8r8 alemish sporang Rekutu akan menarik dtrj dan membu

-ngun ~ kerajaan 8end~ri rlengao m~nggunakan modal yang

telah berhasil djkumpul se!am&. periode persekutuan.

Walaupun Perguruan A] -Muslim telah ada di Peusangan

sejak 1930, namun munculnya kelas pedagang ini scperti tidak

Lersentuh oleh keberadaan Perguruan Tinggi tersebut. Secara

umum merekll adalah tame tan sekolah mene- ngab pertama dan hanya mpnguasai tambah-kurang saja dan terdidik

langsung dalam persaingan pasar.

Henurut Rektor Al-Muslim, fpnomena ini menempatkan

kelns pedagang berkembang sampai ditingkat ekonomi t.ez·tpntu

dan upabi la mereka tumbuh semakin besar maka mercka akan Colll1pse (runtuh) . Ha] ini adalah S\.Iatu kenyataan dan

disadari benar oieh para pelaku ekonomi tersebu~ .

8

Ketersisihnn, keterbelakangan dalam gaya hidup

dan

ket i dakpuasan menjad i sllInber peng~e ['sk bag i bangunnya

masya-rakat dari lIIimpi kemisldnan untuk meraih tingkat 505ial ekonomi 1 yang apabila mllngkin

I lebih tinggi dari rata-ra"ta

pendapatan masyarakal.. Hal ini tet'bukti dalam pergaulan

sp-hari-hari di Kedai ,vatang. Kita contohknn terhadap

pemesa-nd-n maknnan dan minumam yang bersamaan diantara dua orang

yang mempunyai aktivitas ekonomi yang berbeds, petsni tambak dan karyawan suatu perusahaan di industri Lhokseumat.te.

Apabila jasa pelayanan lebih cepat diberikan kepada karyawan

rnaks suatu protes ketidakpuasan terkadang meluncur secara

lansung dari si petani "Peu ka pikei Ion han ek kubnyeu

,

pe ken ka bauet ke jih dilei ( Mengapa rlia harus duluan, apa

saya tida" ada uang) ".

Di samping itu kecenderungan phisikoIogis mnsyarakal

yang tidak ingin di perintah

menyuburkan untuk tllmbuh dan berkembangnye. pedagang-pedagang baru yang ingin tampil deIam

persaingan ekonomi dan kpmakmuran.

Amat jarang kits temukan dalam pprkongsisn bisnis

(partnership) di PeusangAn dus atau lebih plhak yang

ber-sckutu dup~t bekerja sam~ daIam jangka waklu y~ng lama.

Sec8r8 alemish sporang Rekutu akan menarik dtrj dan membu

-ngun ~ kerajaan 8end~ri rlengao m~nggunakan modal yang

telah berhasil djkumpul se!am&. periode persekutuan.

Walaupun Perguruan A] -Muslim telah ada di Peusangan

sejak 1930, namun munculnya kelas pedagang ini scperti tidak

Lersentuh oleh keberadaan Perguruan Tinggi tersebut. Secara

umum merekll adalah tame tan sekolah mene- ngab pertama dan hanya mpnguasai tambah-kurang saja dan terdidik

langsung dalam persaingan pasar.

Henurut Rektor Al-Muslim, fpnomena ini menempatkan

kelns pedagang berkembang sampai ditingkat ekonomi t.ez·tpntu

dan upabi la mereka tumbuh semakin besar maka mercka akan Colll1pse (runtuh) . Ha] ini adalah S\.Iatu kenyataan dan

disadari benar oieh para pelaku ekonomi tersebu~ .

(13)

,

9

Belajar dnri kej~yaan yang sudah p~rnah dj raih olch

para pendahulunya dan hal-hal yang menyebabkan kehancuran mereka, maka terbentuklah sustu kf"percayaan dalsm masyara

-kat J ' I apabila seseorang ing i n 1 ebih ber jays moks. dia. harus hijrah ke Bireuen dan selnnjut..nya ke dacrah timur lainnya n

2. Udang Dan Nanus lanya

Seears fisik. udang anters kepala dengan kotorannya merupakan sus tu kesatuan. Seperti inilah seharusnya hubungan

pet..ani dengan udang. Filsafat ini berkembang dalam masyara-kat dan menjadi pengukur keberhasi 1 an suntu usaha pembudi

-dayaan I yang terkadang amst me 1 el ahkan dan membu tuhkan kesiagaan 24 jam dalam berintE"raksi dengan air (faktor slam) dan udang sebagai pembawa rejf"kl . Hal 1nl merupakan konse-kuensi lansung dari pengetahuan biologl udang yang masih cukup primitif.

Umumnya tambak i nlensif yang ada didaerah peusangan (rata-rata 4 sampai dengsn 7 ha) dike!ola oleh 6 orang

personil yang mempunyai deskrjpHj tugas secara jela~ d~n

tegas . Satu orang bertindak spbagai pemilik atau pemodsl yang juga merupakan tenaga kerja lansung. Sedangkan lainnya

adalah pekerja, mereka yang ada dJ kolam selama 24 jam, yang mempunyai tanggungjawab penuh terhadap pemberlan pakan

lldang, mesin/fasilatas pembangkit listrik dan kondisi serta

keamanan udsng dikolam.

Tuga.s mpnjaga kestabilan kondisi udang

di

kolam merupa -kan tugas yang membutuhkan tingkat profesjonal tertentu. Biasanya tugas ini dilaksanakan oleh pemilik modal clan

dengan salsh seorang pekl:'rja yang telah diakui integritas

dan kompetensinya dalam berudflng. Hereka sccara terus menerus berhubungan dengan udang dan air sebagai wahana

temps t pemel iharaan udang. Pengama Lan tel'hadap air clan pengambi 1 an sample udang untuk mengukur t i ngkat kpefekti fan pember ian pakan dilakukan deIsm selang waktu 4 Jam sekali.

dalam arti kata 6 kali selamn 24 jam.

,

9

Belajar dnri kej~yaan yang sudah p~rnah dj raih olch

para pendahulunya dan hal-hal yang menyebabkan kehancuran mereka, maka terbentuklah sustu kf"percayaan dalsm masyara

-kat J ' I apabila seseorang ing i n 1 ebih ber jays moks. dia. harus hijrah ke Bireuen dan selnnjut..nya ke dacrah timur lainnya n

2. Udang Dan Nanus lanya

Seears fisik. udang anters kepala dengan kotorannya merupakan sus tu kesatuan. Seperti inilah seharusnya hubungan

pet..ani dengan udang. Filsafat ini berkembang dalam masyara-kat dan menjadi pengukur keberhasi 1 an suntu usaha pembudi

-dayaan I yang terkadang amst me 1 el ahkan dan membu tuhkan kesiagaan 24 jam dalam berintE"raksi dengan air (faktor slam) dan udang sebagai pembawa rejf"kl . Hal 1nl merupakan konse-kuensi lansung dari pengetahuan biologl udang yang masih cukup primitif.

Umumnya tambak i nlensif yang ada didaerah peusangan (rata-rata 4 sampai dengsn 7 ha) dike!ola oleh 6 orang

personil yang mempunyai deskrjpHj tugas secara jela~ d~n

tegas . Satu orang bertindak spbagai pemilik atau pemodsl yang juga merupakan tenaga kerja lansung. Sedangkan lainnya

adalah pekerja, mereka yang ada dJ kolam selama 24 jam, yang mempunyai tanggungjawab penuh terhadap pemberlan pakan

lldang, mesin/fasilatas pembangkit listrik dan kondisi serta

keamanan udsng dikolam.

Tuga.s mpnjaga kestabilan kondisi udang

di

kolam merupa -kan tugas yang membutuhkan tingkat profesjonal tertentu. Biasanya tugas ini dilaksanakan oleh pemilik modal clan

dengan salsh seorang pekl:'rja yang telah diakui integritas

dan kompetensinya dalam berudflng. Hereka sccara terus menerus berhubungan dengan udang dan air sebagai wahana

temps t pemel iharaan udang. Pengama Lan tel'hadap air clan pengambi 1 an sample udang untuk mengukur t i ngkat kpefekti fan pember ian pakan dilakukan deIsm selang waktu 4 Jam sekali.

(14)

10

Keberanian, adalah faktor kedua dalam hubungan

pembudi-dayaan faklor

udang dan manusis sebagai pengelolanys, setelah

sumbcr days manusis dan kedekatan dengan udang.

Sehingga spekulasi dalam bisois inl adalah sah-sah saja. KarE"na umumnya bidang agrobisnis menjanjikan keunt.ungan yang

wah, letapi juga kerugian yang wah juga.

Kemampuan ment.al untuk menanggung resl ko tenggelamnya

sejumlah uang di dalam air dan meng~depankan kepE"ntingan

udang sebelum perut sendi ri mprupakan fonomena lersendiri .

Falsafah "serdadu dikirim perang, yang berlanjut dengsn munculnya sekian mSRsalah. dan sang komandan diminta untuk

mengant.isipasinya pada waktu i tu juga"

I adalah gambaran kesiapan dan keberanian untuk menarik suatu keputusan.

Selanjutnya.. alam yang mendukung dan tersedianya

cukup

fasilitas p~mbudidayaan disamping feeling terhadap perobahan slam, adalah faktor terpenling dalam menjelaskan hubungan di atas. Perubahan alam yang dapat terjadi secara tiba-tiba

(dalam ukuran jam) lelah ban yak menyebabkan orang menjadi frustasi dan patah arang dalam menggeluti bisois ini.

Pertanyaan mengapa banyak dari mer-eke yang mempunyai

kolam I mewari si tambak dari orang

tuanya. tidak mampu stau berani terjun untuk membudidsyakan udeng secnra intensif merupakan fonomena lain dari hubungan udang dan orang yang berada di belakangnya.

Ketakutan untuk mclepaskan sebuhagian harla apahjla

tambak inlensi fnya gagal, dan kemlsk.lnan dalam j lwa bisnis adalah ppmbedll antara mercka dengan usahawan YA.ng berlindlll<" seC3"t'8 rasional KeadalLn i n1 menyebabkan di Peu911ngan umumnya ki Ll'I. temukan yang berLambak j ntensif A.dalah mereka

yang menyewa lahan dari pengusaho tradisional, dan

berpin-dah-pindah tempat usaha dari lahan kesatu ke Jabsn lainnya.

Hereka memuto.r ekonomi nya sedemikian rupa untuk

menghasil-knn keuntungan (alam dan finansiaJ) yang

paling optimal.

10

Keberanian, adalah faktor kedua dalam hubungan

pembudi-dayaan faklor

udang dan manusis sebagai pengelolanys, setelah

sumbcr days manusis dan kedekatan dengan udang.

Sehingga spekulasi dalam bisois inl adalah sah-sah saja. KarE"na umumnya bidang agrobisnis menjanjikan keunt.ungan yang

wah, letapi juga kerugian yang wah juga.

Kemampuan ment.al untuk menanggung resl ko tenggelamnya

sejumlah uang di dalam air dan meng~depankan kepE"ntingan

udang sebelum perut sendi ri mprupakan fonomena lersendiri .

Falsafah "serdadu dikirim perang, yang berlanjut dengsn munculnya sekian mSRsalah. dan sang komandan diminta untuk

mengant.isipasinya pada waktu i tu juga"

I adalah gambaran kesiapan dan keberanian untuk menarik suatu keputusan.

Selanjutnya.. alam yang mendukung dan tersedianya

cukup

fasilitas p~mbudidayaan disamping feeling terhadap perobahan slam, adalah faktor terpenling dalam menjelaskan hubungan di atas. Perubahan alam yang dapat terjadi secara tiba-tiba

(dalam ukuran jam) lelah ban yak menyebabkan orang menjadi frustasi dan patah arang dalam menggeluti bisois ini.

Pertanyaan mengapa banyak dari mer-eke yang mempunyai

kolam I mewari si tambak dari orang

tuanya. tidak mampu stau berani terjun untuk membudidsyakan udeng secnra intensif merupakan fonomena lain dari hubungan udang dan orang yang berada di belakangnya.

Ketakutan untuk mclepaskan sebuhagian harla apahjla

tambak inlensi fnya gagal, dan kemlsk.lnan dalam j lwa bisnis adalah ppmbedll antara mercka dengan usahawan YA.ng berlindlll<" seC3"t'8 rasional KeadalLn i n1 menyebabkan di Peu911ngan umumnya ki Ll'I. temukan yang berLambak j ntensif A.dalah mereka

yang menyewa lahan dari pengusaho tradisional, dan

berpin-dah-pindah tempat usaha dari lahan kesatu ke Jabsn lainnya.

Hereka memuto.r ekonomi nya sedemikian rupa untuk

menghasil-knn keuntungan (alam dan finansiaJ) yang

paling optimal.

(15)

11

3. Udang Dnn Tingkat Kpmakmuran Ekonomi

Terdapat suatu pertanyaan yang menggelitik mengapa

orang banyak Fonomena ini.

terjun dalam bisnts

terjadi dalam kUl"un

pembudidayaan udang ini.

waktu ] 987 sampai dengan

1990. Kelipatan dalam jumlah p~ngembalian

uang yeng be rh a-si1 diraih adalah J8",aban yang disetujui secara umum oleh

masyarakoL Peusangan. Jawaban

mental untuk cepat-cepat meraih

ini mengandung

<:>ekian jumlah

berkemampuan hidup seears honsumtif.

impljkasi usng dan Untuk mengukur' perolehan unit moneter yang dapat

diraih

oleh searsng petambak udang. bel'ikut ini akan dipaparkan

sustu kasus terhadap pembudidnyaan udang intensif dengsn

asumsi luas tambak 50.000 M2, mass pemel~haraan

120 sampai

dengan 135 hari, tingkat keberhasilan

SOX dari jumlah benur

yang dilabur dan ukuran udang 30 ekor untuk satu kilogt'smnya

dengan harga jual Rp 22.000 per kilogram. (untuk jelasnya

lihat lampirsn 2)

Dengsn 8sumsi terse but seorsng petani udang akan

memperoleh r.ingkat keuntungan 1,37 kali dari biaya modal dan

biaya operasional. Ha! 1ni berarti, sa tu kAli berhasil panen

akan dapat. menutllp seluruh invesLasi awal hingga biaya

operasin)a, dan menyisihkan k£'unt.ungan bersih yang sinp

dikonsumsi atau dilnvpstasikan k~mbnli

sehesar Rp paling

tidak

Rp

250.000.000 setelAh biayu overhead dip~nuh~ . Gamharan ini sllngguh menggiurkan, sehinggo

kalaupun seorang petambak te]ah kalah (merugi) dalAm iga

kati

k('sempatan penahuro.n, dia masih teLap dapat mempcl'oleh

keuntungan dar1 satu kali keberhasilan yang dapat diraih.

Bayangkan bila dia berhasil (menang,

dalam tiga kali

kesempatan berturut-tOI'ut, tiga kali panen

satu tahun

penuh, maka dia akan dapat meraih lebih kurang 1,1

ml.lyar

rupiah, yang berarti pcnghasilannya setiap bulannya adalah

91,67 jllta rupiah. Penghasilan ini adalah

final, bebas dari

pajak p~nghasi]an seIain rpt.ribusj ba£;i kemashlahatan

masyarakat.

11

3. Udang Dnn Tingkat Kpmakmuran Ekonomi

Terdapat suatu pertanyaan yang menggelitik mengapa

orang banyak Fonomena ini.

terjun dalam bisnts

terjadi dalam kUl"un

pembudidayaan udang ini.

waktu ] 987 sampai dengan

1990. Kelipatan dalam jumlah p~ngembalian

uang yeng be rh a-si1 diraih adalah J8",aban yang disetujui secara umum oleh

masyarakoL Peusangan. Jawaban

mental untuk cepat-cepat meraih

ini mengandung

<:>ekian jumlah

berkemampuan hidup seears honsumtif.

impljkasi usng dan Untuk mengukur' perolehan unit moneter yang dapat

diraih

oleh searsng petambak udang. bel'ikut ini akan dipaparkan

sustu kasus terhadap pembudidnyaan udang intensif dengsn

asumsi luas tambak 50.000 M2, mass pemel~haraan

120 sampai

dengan 135 hari, tingkat keberhasilan

SOX dari jumlah benur

yang dilabur dan ukuran udang 30 ekor untuk satu kilogt'smnya

dengan harga jual Rp 22.000 per kilogram. (untuk jelasnya

lihat lampirsn 2)

Dengsn 8sumsi terse but seorsng petani udang akan

memperoleh r.ingkat keuntungan 1,37 kali dari biaya modal dan

biaya operasional. Ha! 1ni berarti, sa tu kAli berhasil panen

akan dapat. menutllp seluruh invesLasi awal hingga biaya

operasin)a, dan menyisihkan k£'unt.ungan bersih yang sinp

dikonsumsi atau dilnvpstasikan k~mbnli

sehesar Rp paling

tidak

Rp

250.000.000 setelAh biayu overhead dip~nuh~ . Gamharan ini sllngguh menggiurkan, sehinggo

kalaupun seorang petambak te]ah kalah (merugi) dalAm iga

kati

k('sempatan penahuro.n, dia masih teLap dapat mempcl'oleh

keuntungan dar1 satu kali keberhasilan yang dapat diraih.

Bayangkan bila dia berhasil (menang,

dalam tiga kali

kesempatan berturut-tOI'ut, tiga kali panen

satu tahun

penuh, maka dia akan dapat meraih lebih kurang 1,1

ml.lyar

rupiah, yang berarti pcnghasilannya setiap bulannya adalah

91,67 jllta rupiah. Penghasilan ini adalah

final, bebas dari

pajak p~nghasi]an seIain rpt.ribusj ba£;i kemashlahatan

(16)

11

12 Efek gsoda (multiple effect) dari

keberhasilan ekonomi dari pengusaha udang seese'a tidak lansung

juga mempengaruhi roda ekonomi

dalam jumlah ekonomi baru

sektor ini.

masyarakat di sekitarnya. Perputaran llang

bessr dan cepat mE"nyebabkan

tumbuhnya sentra yang menampung

kelebihan penalo,'sran usng dari

yang pad a sisi akhir dapat mempengaruhi tolal

pendapatan masyarakat.

Industri kapur yang produknya ber-guns bagi pengllturan keasaman air kolarn,

adalah merupakan

t~rjadi. Industri mendirikan bangunan,

yang menyerap banyak t.ensgs ker ja kasar

conLoh daJ~i erfek ganda ekonomi yang

batako, cli sisi lain menampung hasrat

tako dan kedai, menampung has

rat

kon-sumsi pakaian clan makanan. Pada Akhirnya lersedianya

fasi-latas kehidupan

yang lebjh lengkap guns menunjang suatu

kemajunn ekonomi. 4. Udang dan fonompna

Sosial Kemasyarakalan ~Iasyarakat

sejumlah power

umumnya beranggapan. uang identik

dengan bagi

untuk mempengaruhi

mereka yang berdu i t

mereke yang mengasai nya

. Kemampuan

opini dan pandangan masyarakat

oleh

adalah hal jamak dalam

kehidupen ini.

Keadaan ini juga tercermin dalam

mssyarakat Peusangan.

Touke Udang adalah sosok eklusi f yang mendapat tempat

dan pergltnjingan tertenlu di dAlam masyarakat.

Keberhasilan dan kekalahannYB selalu disoroti

oJeh masyarakat sebagaj bahan lelaah yang tidak putus-putusnyA..

Karenanya dia dapat

sangat berpengaruh dalam sustu kawasan,

misalnya terhadap rencana pendi rian

mesj id seCA.ra swasembada oleh masyarakat.

Faktor keikutsertaan

mereka, dfOngan dukungan

moril dan finansial, menentukan bagi tE"realisasinyn rencana

tersebut.

Berkibarnya bendera para petani udang, sebelum virus

dan pfOnyakit udang muncul

. sebagai suatu kE"las

baru dalam masyarakat lengkap dengan segala.

kepongahannya I mewakil

i

aspirasi rang tengah berkembang dalam masyarakat

ten tang

gaya dan ekspresi

hidup d! jaman yang serba material is ini.

11

12 Efek gsoda (multiple effect) dari

keberhasilan ekonomi dari pengusaha udang seese'a tidak lansung

juga mempengaruhi roda ekonomi

dalam jumlah ekonomi baru

sektor ini.

masyarakat di sekitarnya. Perputaran llang

bessr dan cepat mE"nyebabkan

tumbuhnya sentra yang menampung

kelebihan penalo,'sran usng dari

yang pad a sisi akhir dapat mempengaruhi tolal

pendapatan masyarakat.

Industri kapur yang produknya ber-guns bagi pengllturan keasaman air kolarn,

adalah merupakan

t~rjadi. Industri mendirikan bangunan,

yang menyerap banyak t.ensgs ker ja kasar

conLoh daJ~i erfek ganda ekonomi yang

batako, cli sisi lain menampung hasrat

tako dan kedai, menampung has

rat

kon-sumsi pakaian clan makanan. Pada Akhirnya lersedianya

fasi-latas kehidupan

yang lebjh lengkap guns menunjang suatu

kemajunn ekonomi. 4. Udang dan fonompna

Sosial Kemasyarakalan ~Iasyarakat

sejumlah power

umumnya beranggapan. uang identik

dengan bagi

untuk mempengaruhi

mereka yang berdu i t

mereke yang mengasai nya

. Kemampuan

opini dan pandangan masyarakat

oleh

adalah hal jamak dalam

kehidupen ini.

Keadaan ini juga tercermin dalam

mssyarakat Peusangan.

Touke Udang adalah sosok eklusi f yang mendapat tempat

dan pergltnjingan tertenlu di dAlam masyarakat.

Keberhasilan dan kekalahannYB selalu disoroti

oJeh masyarakat sebagaj bahan lelaah yang tidak putus-putusnyA..

Karenanya dia dapat

sangat berpengaruh dalam sustu kawasan,

misalnya terhadap rencana pendi rian

mesj id seCA.ra swasembada oleh masyarakat.

Faktor keikutsertaan

mereka, dfOngan dukungan

moril dan finansial, menentukan bagi tE"realisasinyn rencana

tersebut.

Berkibarnya bendera para petani udang, sebelum virus

dan pfOnyakit udang muncul

. sebagai suatu kE"las

baru dalam masyarakat lengkap dengan segala.

kepongahannya I mewakil

i

aspirasi rang tengah berkembang dalam masyarakat

ten tang

gaya dan ekspresi

(17)

13

Keadaan lni dapat diterjemahkan dalarn kehidupan sehari

-hari, misalnya suasana di kedai kopi atau warung

maks" yang sedang dikunjung~ oleh sang tOllkp Touke.

Maka banyaklah di situ orang akan duduk mengelilinginya lengkap dengsn "proposal" masing-masi ng. Mereka membicarakan banyak

masa-lah. urusan bisois hingga persoalan sosia1 kemasyarakatan yang lengah berlangsung, sambil makan dan minum.

Dalam

tukar pendapat inl . pandangan dari sang touke merupakan

Lolak ukur bagi jawaban permasalahan yeng ada, dan pada akhir pembicaraan segala rekening yang terjadi akan dibeban

-kan kepada sang touke.

5. Udang Oan Daerah Sumatrs Utara

Umumnya pedagang di Peusangan mengenal Medan, ibu koLa

Sumatera Ut.ara, sebagai kota kedua tempat melempar barsng

dagangan setelah Peusangan sebngai tempat mengumpul barang.

Barang dagangan 1ni belum tentu hasil bumi atau kreasi orang

Peusangan, namun Peusangan hanya d i tempa tkan sebagai

kota

transit untuk menuju kota-kota lainnya.

Untuk Uaerah Sumatrs, Medan adalah kota perdagangan yang paling menakjubkan perkembangannya. Peusangan, terletak di pertengahan kota nanda Aceh dan Medan, nampak

nyata

memanfaatkan posisinY8 sebagai kota transit

, dan

mengako-modasikan in(ormasi perdagangan dari dus srah

dengan tujuan

pengoptimalan fungsi perdagangan yang dapat

mereka lakukan. Maraknya pembudidayaan udang di Peusangan juga merupa-kan roaorant langsung yang dapat diraih Peusangan akibat hubungan langsung dengan Me-dan. Permintao.n udang oIeh pasar Hedan guna tujuan ekspor telah membangunkan

mereka yang

dahulunya tertidur I hanya membudid!:lyakan "geumuloh"

dan

udang tra.d islonal, untuk mereb\lt kesempatan ini.

Hatang, dalam periode 1985 sampai 1990, terlihat begitu

bernafsu untuk memenuhi perrnintaan udang.

Masyarakat banyak

yang mengganti profesl, seperti fonomena tukang emas

turun

13

Keadaan lni dapat diterjemahkan dalarn kehidupan sehari

-hari, misalnya suasana di kedai kopi atau warung

maks" yang sedang dikunjung~ oleh sang tOllkp Touke.

Maka banyaklah di situ orang akan duduk mengelilinginya lengkap dengsn "proposal" masing-masi ng. Mereka membicarakan banyak

masa-lah. urusan bisois hingga persoalan sosia1 kemasyarakatan yang lengah berlangsung, sambil makan dan minum.

Dalam

tukar pendapat inl . pandangan dari sang touke merupakan

Lolak ukur bagi jawaban permasalahan yeng ada, dan pada akhir pembicaraan segala rekening yang terjadi akan dibeban

-kan kepada sang touke.

5. Udang Oan Daerah Sumatrs Utara

Umumnya pedagang di Peusangan mengenal Medan, ibu koLa

Sumatera Ut.ara, sebagai kota kedua tempat melempar barsng

dagangan setelah Peusangan sebngai tempat mengumpul barang.

Barang dagangan 1ni belum tentu hasil bumi atau kreasi orang

Peusangan, namun Peusangan hanya d i tempa tkan sebagai

kota

transit untuk menuju kota-kota lainnya.

Untuk Uaerah Sumatrs, Medan adalah kota perdagangan yang paling menakjubkan perkembangannya. Peusangan, terletak di pertengahan kota nanda Aceh dan Medan, nampak

nyata

memanfaatkan posisinY8 sebagai kota transit

, dan

mengako-modasikan in(ormasi perdagangan dari dus srah

dengan tujuan

pengoptimalan fungsi perdagangan yang dapat

mereka lakukan. Maraknya pembudidayaan udang di Peusangan juga merupa-kan roaorant langsung yang dapat diraih Peusangan akibat hubungan langsung dengan Me-dan. Permintao.n udang oIeh pasar Hedan guna tujuan ekspor telah membangunkan

mereka yang

dahulunya tertidur I hanya membudid!:lyakan "geumuloh"

dan

udang tra.d islonal, untuk mereb\lt kesempatan ini.

Hatang, dalam periode 1985 sampai 1990, terlihat begitu

bernafsu untuk memenuhi perrnintaan udang.

Masyarakat banyak

yang mengganti profesl, seperti fonomena tukang emas

(18)

14

ke tsmbak misalnya. Orang banyak kaya mendadak, sampai

akhirnya virus menyerang dan menenggelamkan mimpi orang banyak. DeIam periode inl juga terjadi kristalisasi terhadap persoalan ini.

Pada saat ini keadaan diatas berangsur-angsur menuju arah keseimbangan I dalam art.i kata jumlah produk~i dan

mereka yang terjun dalam bisois udang lidaklah semarak

seperti periode 1987-on. Yang telap bertahan adalah mereka

yang telah benar-ben~r profesional dalam bidang ini.

Sedangkan disisi lain, Medan tetap dalam posisinY8,

kota penampung dan pengolah hasil produksi udang . Mereka

terus menambah jumlah permintaan I ysng untuk selanjutnya

mengakibatkan perpindahan sentra produ~si ke daerah-daerah yang penawarannya belum jenuh I baik 01 eh faktor lahan ,modal

dan sumber daya manusianya.

14

ke tsmbak misalnya. Orang banyak kaya mendadak, sampai

akhirnya virus menyerang dan menenggelamkan mimpi orang banyak. DeIam periode inl juga terjadi kristalisasi terhadap persoalan ini.

Pada saat ini keadaan diatas berangsur-angsur menuju arah keseimbangan I dalam art.i kata jumlah produk~i dan

mereka yang terjun dalam bisois udang lidaklah semarak

seperti periode 1987-on. Yang telap bertahan adalah mereka

yang telah benar-ben~r profesional dalam bidang ini.

Sedangkan disisi lain, Medan tetap dalam posisinY8,

kota penampung dan pengolah hasil produksi udang . Mereka

terus menambah jumlah permintaan I ysng untuk selanjutnya

mengakibatkan perpindahan sentra produ~si ke daerah-daerah yang penawarannya belum jenuh I baik 01 eh faktor lahan ,modal

Referensi

Dokumen terkait

Jika ABCDEF adalah titik-titik sudut dari sebuah segi-enam beraturan, maka carilah resultan dari gaya-gaya yang dinyatakan oleh vektor-vektor AB, AC, AD, AE, dan AF... Penyelesaian::

Parameter yang diamati adalah tinggi tanaman, lingkaran batang, bentuk tajuk, warna batang, bentuk daun, panjang daun, lebar daun, warna daun, permukaan daun, tepi

Berdasarkan fenomena yang terjadi, maka perlu membangun sebuah sistem cerdas yang mampu melakukan pendiagnosaan dengan mengakuisisi serta mengumpulkan pengetahuan

Secara ringkasnya, komunikasi interpersonal adalah komunikasi yang melibatkan dua orang atau lebih dalam menyampaikan suatu maklumat dari suatu pihak kepada pihak yang

Bolang tidak semuanya mendorong anak itu untuk bermain aktif seperti pada tayangan Bolang, karena anak mengetahui jika permaianan dalam tayangan televisi sudah

Analisis regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui hubungan fungsional antara variabel dependen dihubungkan dengan dua atau lebih variabel independen,

(1) Risk event yang memiliki nilai RPN terbesar adalah pekerjaan emergency tanpa kontrak dan pemenuhan kapasitas SDM yang tidak sesuai dengan kontrak (2) Faktor

a) Guru bersama siswa menyimpulkan materi pembelajaran yang telah dipelajari. b) Guru melakukan refleksi dan memberikan penguatan kepada siswa. c) Guru memberikan tugas