• Tidak ada hasil yang ditemukan

KOMPOSISI KIMIA DAN EFEK ANTIBAKTERI MINYAK ATSIRI BUAH GEDEBONG (Piper aduncum L.)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KOMPOSISI KIMIA DAN EFEK ANTIBAKTERI MINYAK ATSIRI BUAH GEDEBONG (Piper aduncum L.)"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

KOMPOSISI KIMIA DAN EFEK ANTIBAKTERI MINYAK ATSIRI

BUAH GEDEBONG (Piper aduncum L.)

CHEMICAL COMPOSITION AND ANTIBACTERIAL ACTIVITY OF

ESSENTIAL OIL OF GEDEBONG BERRIES (Piper aduncum L.)

Yuliasri Jamal, Andria Agusta dan Praptiwi Laboratorium Fitokimia, Bidang Botani, Puslit Biologi - LIPI

ABSTRACT

The distillation of dry powder of gedebong berries (Piper aduncum L.) resulted approximately 1.55% colorless essential oil. GC-MS analyses detected 63 components which consisted of 5.74 % monoterpene, 2.84 % monoterpene alcohol, 14.61 % sesquiterpene alcohol, 56.28 % phenyl propenoid and the other minor components about 20.35 %. Although the minor components were known as antibacterial agents, the overall essential oil did not show their activities againts pathogenic bacteria i.e. Klebseilla sp.,

Aeromonas hydrophilla, Pseudomonas pseudomalai, Pseudomonas aurogenusa, Salmonella enteritidis, Salmonella typhosa dan Streptococcus aureus.

Keyword : Piper aduncum L., essential oil, antibacterial agent ABSTRAK

Distilasi serbuk kering buah gedebong menghasilkan kurnag lebih 1,55% minyak essensial tidak berwarna. Analisis GL-MS mendeteksi adanya 63 komponen yang terdiri dari 5,74% monoterpen, 2,84% monoterpen alkohol, 14,61% sesquiterpen alkohol, 56,28% fenil propenoid dan komponen minor yang lain sebesar 20,35%. Meskipun komponen minor telah diketahui mempunyai aktivitas antibakteri, secara keseluruhan minyak esensial tidak menunjukkan aktivitas terhadap bakteri patogen seperti Klebseilla sp.,

Aeromonas hydrophilla, Pseudomonas pseudomalai, Pseudomonas aurodenusa, Salmonella enteritidis, Salmonella typhosa dan Streptococcus aureus.

Kata kunci : Piper aduncum L., minyak esensial, antibakteri PENDAHULUAN

Gedebong (Piper aduncum) adalah salah satu famili Piperaceae yang menghasilkan minyak atsiri. Secara tradisional gedebong digunakan untuk mengatasi sakit perut, kencing nanah (gonorhoea) dan penolak serangga. Dilaporkan bahwa minyak atsiri yang didistilasi dari daun gedebong memiliki kandungan turunan fenil propana seperti dillapiol, miristisin, 5-metoksi-6-(2-propenii)-1,3-benzodioksol, dan safrol, disamping piperitol, -pinena, -pinena, limonena, 4-karena, piperiton, longisiklena, kopaena, isokariofilena, -kariofilena, kariofilena dan patculana (Agusta, 1997; Agusta, 2000).

Ekstrak petroleum daun gedebong lebih didominasi oleh senyawa turunan fenol, di samping beberapa senyawa terpena. Secara in vitro, ekstrak kasar petroleum eter daun gedebong memperlihatkan aktivitas yang kuat sebagai molusisidal melawan Biomphalaria glabrata. Ekstrak ini juga memperlihatkan aktivitas yang signifikan sebagai antibakteri melawan Bacillus subtilis, Micrococcus luteus dan Escherichia

coli(Orjala, et al., 1993). Ekstrak MeOH daun gedebong mengandung beberapa jenis senyawa turunan

kromena yang secara in vitro memperlihatkan aktivitas sebagai anti kanker yang potensial (Baldoqui et al., 1999; Orjala et al., 1993a)

Daun gedebong juga dilaporkan mengandung senyawa adunktin A, adunktin B, adunktin C, adunktin D, adunktin E, trans-fitol, -tokoferol, kariofilena epoksida, humulena epoksida, piperadunsin A, piperadunsin B, piperadunsin C, asebogenin, sakuranetin, asam androdendroat metil ester, adunkamida,

(2)

akrotenoat lutein, -feniletilamida dan turunan amida lainnya.(-) Metillindaretin memperlihatkan sifat sitotoksik melawan sel KB nasofaringal karsinoma dengan nilai ED50 6 g/ml. Adunktin B, adunktin C, adunktin D dan (-) metillindaretin juga aktif sebagai antibakteri terhadap Micrococcus luteus. Dua turunan asam benzoat terprenilasi, yaitu asam 4-hidroksi-3,5-bis(3-metil-2-butenil)-benzoat 1-(1-metiletenil)-4-metil-3-sikloheksenil ester dan asam 4-hidroksi-3-(3-metil-2-buten-l-oksoil)-5(3-metil-2-butenoil)-benzoat secara in vitro terbukti aktif sebagai antibakteri melawan B. subtilis dan M. luteus, sedangkan dua terpenoida viridiflora dan spatulenol serta asam 4-hidroksi-3,5-bis(3-metil-2-butenil)-benzoat 1-(1-metiletenil)-4-metil-3-sikloheksenil ester memperlihatkan aktivitas sebagai molusisidal terhadap B.

glabrata (Orjala et al., 1991; 1992; 1993a; 1993b). 2',6'-Dihidroksi-4'-metoksicalkona yang diisolasi dari

bunga gedebong bersifat menghambat replikasi DNA pada formasi promastigote dan amastigote dari parasit penyebab leishmaniasis, disamping dapat menormalisasi fungsi sel makrofag (Orjala, et al., 1993c; 1993d;1994).

Sejauh ini belum dijumpai pustaka yang melaporkan komposisi minyak atsiri yang berasal dari bagian buah gedebong. Untuk itu dilakukanlah analisis komponen minyak atsiri gedebong dengan metoda kromatografi gas dan spektrometri massa (GC-MS).

METODE PENELITIAN

Bahan penelitian berupa buah Piper aduncum L. (gedebong) dikoleksi dari desa Tanjung Isuy, Kecamatan Tanjung Isuy, Kutai, Kalimantan Timur pada bulan Agustus 1999. Determinasi jenis tumbuhan tersebut dilakukan di Herbarium Bogoriense LIPI, Bogor.

Seberat 204,78 g serbuk kering buah gedebong didistilasi secara distilasi air selama lebih kurang 3 jam. Karena minyak atsiri dan air bersifat tidak saling melarutkan, maka minyak hasil distilasi dapat dipisahkan dari lapisan air berdasarkan perbedaan bobot jenis dan kemudian dikeringkan dengan Na2S04 anhidrat.

Sebanyak 250 l minyak atsiri yang telah dibebaskan dari air, diencerkan dengan 3 tetes dietil eter untuk selanjutnya dianalisis komponen kimianya menggunakan GC-MS (Shimadzu Qp-5000, Japan) dengan volume injeksi 0,1 L.

Untuk analisis minyak atsiri tersebut digunakan kolom Shimadzu CBP 5 (p=25 m, 0,25 mm). Gas pembawa adalah helium dengan laju alir gas 10 ml/menit, dan tekanan kolom sebesar 60 kPa. Dalam analisis ini suhu kolom diprogram dari 50 C sampai 200 C dengan 2 tahap kenaikan. Pada tahap awal suhu kolom dibuat konstan 50C selama 6 menit dan kemudian dinaikkan sampai suhu 80 C dengan kecepatan kenaikan 2 C/menit. Pada suhu 80 C ini suhu dipertahankan selama 1 menit dan selanjutnya dinaikkan menjadi 200 C dengan kecepatan 4 C/menit. Kondisi pada suhu 200 C ini dipertahankan selama 5 menit. Suhu injektor selama analisis berlangsung diprogram konstan pada suhu 150 C, sedangkan suhu detektor (quadrupol) diprogram konstan pada 270 C dengan energi 1,25 kV.

Spektrum massa masing-masing puncak hasil analisis GC-MS selanjutnya diidentifikasi dengan spektrum massa autentik keluaran National Institute Standard of Technology (NIST) Library yang memuat 74.000 spektrum massa senyawa-senyawa yang telah diketahui.

Pengujian daya anti-bakteri minyak atsiri dari kulit buah dan daun jeruk kasturi terhadap

Klebseilla sp., Aeromonas hydrophilla, Pseudomonas pseudomalai, Pseudomonas aurogenusa, Salmonella enteritidis, Salmonella typhosa dan Streptococcus aureus dilakukan menurut metoda difusi media agar

(Bauer et al., 1966) dengan tiga kali replikasi dengan konsentrasi 100 % (15 L).

Bakteri yang telah diremajakan dimasukkan ke dalam media Broth selama 15 menit dan selanjutnya ditanam di atas media Mueller Hinton Agar. Biodisk blank yang telah direndam dalam masing-masing ekstrak selama 5 menit diletakkan pada permukaan media yang telah ditumbuhi bakteri. Aktivitas daya antibakteri yang dimiliki masing-masing minyak atsiri diamati berdasarkan diameter daerah hambat (DDH) yang terbentuk pada biodisk.

(3)

Hasil distilasi air memperlihatkan bahwa serbuk buah gedebong mengandung sekitar 1,55 % minyak atsiri bening dengan aroma yang spesifik. Aroma minyak atsiri yang berasal dari buah ini sama dengan aroma minyak atsiri yang didistilasi dari daun gedebong (Agusta et al, 1997).

Hasil analisis GC-MS (Gambar) memperlihatkan bahwa minyak atsiri buah gedebong memiliki 63 komponen kimia (Tabel 1) dengan 10 komponen utama. Kesepuluh komponen utama tersebut adalah -terpinena, 4-metil-l-(1-metiletil)-3sikloheksen-l-ol, tetradekana, isokariofilena, -kariofilena, (1S-cis) 1,2,3,5,6,8a-heksahidro-4,7-dimetil-1-(1-metiletil) naftalena (tipe 2), miristisin (tipe 2) dan apiol serta satu komponen yang tidak teridentifikasi (no 20 pada tabel 1).

Hasil pengujian aktivitas antibakteri minyak buah gedebong memperlihatkan bahwa minyak buah gedebong ini tidak memiliki aktivitas dalam mempengaruhi pertumbuhan 7 bakteri uji seperti terlihat pada Tabel 2.

Dari 63 komponen kimia yang terdeteksi pada minyak atsiri buah gedebong (Tabel 1), terlihat bahwa minyak ini memiliki kandungan senyawa terpena yang relatif cukup rendah. Kandungan senyawa terpenoida pada minyak ini tidak lebih dari 25 % yang terdiri dari 5,74 % monoterpena, 2,84 % monoterpena alkohol, 14,61 % seskiterpena dan 0,18 % seskiterpena alkohol.

Senyawa fenil propenoida yang disintesis melalui jalur biosintesis asam sikimat menempati porsi terbesar pada komposisi minyak buah gedebong. Dari 56,28 % porsi senyawa fenil propenoid, 51,03 % diantaranya adalah senyawa apiol (parsley apiol) yang merupakan salah satu komponen utama minyak buah gedebong dan juga salah satu komponen utama pada minyak gedebong yang berasal dari daun dengan kandungan 65,12 % (Agusta et al, 1997). Apiol selain bersifat sebagai diuretik (Duke, 1998) juga dapat dijadikan sebagai starting material untuk mensintesis obat psikotropika ekstasi (Agusta et al, 1997). Namun perlu diwaspadai bahwa penggunaan apiol dalam dosis yang berlebihan akan sangat berbahaya bagi kesehatan ginjal dan hepar.

Minyak buah gedebong juga mengandung senyawa karakteristik minyak pala yaitu miristisin dan elemisin. Bahkan senyawa miristisin pada minyak buah gedebong ini terdiri dari dua tipe isomer, namun tidak bisa ditentukan bentuk isomer-nya pada kondisi analisis yang dilakukan. Elemisin dan terutama miristisin memiliki sifat aktivitas yang mirip dengan amfetamin (Duke, 1998) dalam mempengaruhi sistem syaraf pusat. Kedua senyawa ini dapat menimbulkan efek halusinogenasi (Cooper-Driver, 1983) dan hipnotik (Iwu, 1993), dan pada konsentrasi tinggi akan bersifat sebagai narkotik (Budavari et al., 1996), sehingga pada pertengahan abad ke-18 di Eropa pala digunakan sebagai stimulant (pengganti ekstasi, motilena dioksi metilamfetamina) atau bahan psikotropika (Eisner, 1994). Pada dosis 300 mg/kg BB, miristisin dapat memberikan efek sedatif sehingga dapat digunakan untuk mengatasi stres dan depresi atau perasaan tertekan. Pada kenyataannya, aktivitas biologi miristisin sebagai stimulan, halusinogenik, hipnotik, antistress dan antidepressan lebih kuat dibanding elemisin. Hal ini disebabkan karena terjadinya pembukaan cincin metilenadioksi menjadi gugus dimetoksi pada elemisin, sehingga aktivitasnya jadi berkurang dibanding miristisin seperti aktivitas ekstasi dan turunannya 2,5-dimetoksi-3,4-metilendioksi amfetamin (Agusta et al., 1997). Hal tersebut mengindikasikan bahwa keberadaan gugus metilenadioksi memiliki kontribusi yang signifikan terhadap aktivitasnya sebagai stimulan. Uniknya, elemisin juga dapat digunakan sebagai antiaggregant dengan nilai IC50 360 M (Janssens et al., 1990).

Di samping apiol, minyak buah gedebong juga mengandung isomer apiol yakni dill-apiol yang bersifat sebagai antibakteri, sedatif dan sebagai insektisida. Kombinasi dill-apiol dan miristisin memiliki kerjasama yang sinergis dengan insektisida karbamat dan organofosfat terhadap beberapa jenis serangga (Duke, 1998).

Terlepas dari manfaat senyawa bioaktif yang terkandung pada minyak buah gedebong, sangatlah bijaksana untuk diwaspadai bahwa safrol yang juga terkandung pada minyak ini bersifat sebagai hepatotoksik dan hepatokarsinogenik (Perry and Metzger, 1980; Budavari et al., 1996; Duke, 1998).

Walaupun beberapa jenis komponen kimia yang terkandung pada minyak buah gedebong memiliki sifat sebagai antibakteri seperti dill-apiol, namun jelas terlihat bahwa minyak gedebong secara keseluruhan tidak memiliki kemampuan untuk menghalangi pertumbuhan 7 jenis bakteri patogen (Tabel 2). Hal ini dapat dimengerti karena komponen yang bersifat sebagai antibakteri pada minyak buah gedebong hanyalah

(4)

sebagai komponen minor sehingga perannya sebagai antibakteri tidaklah signifikan. Dengan kata lain komponen utama yang memberikan kontribusi yang signifikan terhadap sifat dan karakteristik minyak buah gedebong seperti halnya apiol bukanlah senyawa yang potensial sebagai antibakteri.

Tabel 1. Komponen minyak atsiri buah gedebong

No. Komponen Kimia Rumus

Molekul Berat Molekul Kandung-an (% relatif) 1. -Pinena 2. -Pinena 3. -Mirsena 4. -Felandrena 5. -Terpinena 6. D-limonena 7. Sabinena 8. 1-Metil-4-(1-metiletil)-benzena 9. -Terpenina 10. Terpinolena 11. -Linalol 12. (Z)3,7-Dimetil-2,6-oktadien-1-ol 13. (1,2,5)-2-metil-5-(1-metil)-bisiklo 3.1.0. heksan-2-ol 14. 4-Metil-1-(1-metiletil)-3-sikloheksen-1-ol 15. -Terpineol 16. Trikenana 17. -Kubebena 18. Tidak teridentifikasi 19. Tidak teridentifikasi 20. Tidak teridentifikasi 21. (+) Sativen 22. (-)-Elemena 23. 1aR(1a,4a,7,7a,7b)-Dekahidro-1,1,7-trimetil-4- metilena-1H-sikloprop[e] azulena 24. Safrol 25. Tetradekana 26. Isokariofilena 27. Kariofilena 28. Tidak teridentifikasi 29. (Z)-Farnesena 30. -Kariofilena 31. 1aR(1a,7,7a,7b)-1a,2,3,5,6,7,7a,7b-Oktahidro 1,1,7,7a-tetrametil-1H-sikloprop[a]naftalena(tipe 1) 32. Akoradiena 33. Tidak teridentifikasi 34. 3,3,7,7-Tetrametil-5-(2-metil-1-propenil)-trisiklo 4.1.0.02. heptana 35. 1aR(1a,7,7a,7b)-1a,2,3,5,6,7,7a,7b-Oktahidro- 1,1,7,7a-tetrametil-1H-sikloprop[a]naftalena(tipe 2) 36. Germakrena D 37. Tidak teridentifikasi C10H16 C10H16 C10H16 C10H16 C10H16 C10H16 C10H16 C10H14 C10H16 C10H16 C10H18O C10H18O C10H18O C10H18O C10H18O C13H28 C15H24 ** ** ** C15H24 C15H24 C15H24 C10H10O2 C14H30 C15H24 C15H24 ** C15H24 C15H24 C15H24 C15H24 ** C15H24 C15H24 C15H24 ** C15H24 136 136 136 136 136 136 136 134 136 136 154 154 154 154 154 184 204 ** ** ** 204 204 204 162 198 204 204 ** 204 204 204 204 ** 204 204 204 ** 204 0.75 0.66 0.24 0.42 0.50 0.54 0.40 0.39 1.52 0.32 0.29 0.02 0.09 2.36 0.08 0.05 0.15 0.03 0.14 8.99 0.02 0.24 0.04 0.05 9.62 5.32 0.10 0.02 0.08 2.53 0.06 0.02 0.02 0.21 0.33 1.29 0.25 0.57

(5)

38. 4aR(4a,7,8a)-Dekahidro4a-metil-1-metilena-7- (metileteni)-naftalena 39. -Farnesena 40. (1,4a,8a)-1,2,4a,5,6,8a-Heksahidro-4,7-dimetil-1-(1- metiletil) naftalena C15H24 C15H24 204 204 0.21 0.48 No. Komponen Kimia Rumus

Molekul Berat Molekul Kandung-an (% relatif) 41. -Kopaena 42. -Bergamotena 43. (1S-cis) 1,2,3,5,6,8a-Heksahidro-4,7-dimetil-1-(1-metiletil) naftalena (tipe 1) 44. Germakrena B 45. Kopaena 46. (1S-cis) 1,2,3,5,6,8a-Heksahidro-4,7-dimetil-1-(1-metiletil) naftalena (tipe 2) 47. (-) -Kubebena 48. 1R-(1,7,8a)-1,2,3,5,6,7,8,8a-Dekahidro-1,8a-dimetil-7-(1-metiletenil) naftalena 49. L-Kalamenena 50. 2-Butil-1-oktanol 51. -Tetradekana 52. Kariofilena 53. Tidak teridentifikasi 54. 1ar-(1a,4,4,77a,7b)-Dekahidro-1,1,4,7-Tetrametil-1H-sikloprop[e] azulen-4-ol 55. Miristisin (Tipe 1) 56. Patchulana 57. -Bisabolol 58. Miristisin (tipe 2) 59. Kariofilena oksida 60. Elemisin

61. Apiol (parsley apiol) 62. Tidak teridentifikasi 63. Dill-apiol Total C15H24 C15H24 C15H24 C15H24 C15H24 C15H24 C15H24 C15H24 C15H24 C12H26O C14H28 C15H24 ** C15H26O C11H12O3 C15H24 C15H26O C11H12O3 C15H24O C12H16O3 C12H12O4 ** C12H12O4 204 204 204 204 204 204 204 204 204 186 198 204 ** 222 192 204 222 192 220 208 222 ** 222 0.13 0.13 0.15 0.02 0.47 1.27 0.25 0.02 0.03 0.40 0.35 0.11 0.02 0.12 0.07 0.38 0.06 4.87 0.16 0.13 51.03 0.33 0.13 100.00 Monoterpena 5.74 % Monoterpena alkohol 2.84 % Seskiterpena 14.61 % Seskiterpena alkohol 0.18 % Fenil propenoid 56.28 %

Lain-lain (termasuk yang tidak teridentifikasi) 20.35 %

Total 100.00 %

Tabel 2. DDH minyak buah gedebong terhadap 7 jenis bakteri uji

No. Bakteri Uji DDH Minyak Buah Gedebong (mm)

(6)

2. 3. 4. 5. 6. 7. Aeromonas hydrophilla Klebseilla sp. Salmonella enteritidis Salmonella typhosa Streptococcus aereus Pseudomonas aurogenusa - - - - - - KESIMPULAN

Dari penelitian ini dapat diambil kesimpulan bahwa serbuk kering buah gedebong mengandung sekitar 1,55 % minyak atsiri. Minyak atsiri buah gedebong mengandung 63 komponen kimia yang terdiri dari 5,74 % monoterpena, 2,84 monoterpena alkohol, 14,61 % seskiterpena, 0,18 % seskiterpena alkohol, 56,28 % fenil propanoid dan 20,35 % senyawa lainnya termasuk beberapa senyawa yang tidak teridentifikasi pada kondisi analisis yang dilakukan. Dari 63 komponen kimia yang menyusun minyak buah gedebong, 10 diantaranya adalah komponen utama yaitu -terpinena, 4-metil-l-(1-metiletil)-3-sikloheksen-l-ol, tetradekana, isokariofilena, -kariofilena, (1S-cis) 1,2,3,5,6,8a-heksahidro-4,7-dimetil-l-(1-metiletil) naftalena (tipe 2), miristisin (tipe 2) dan apiol serta satu komponen yang tidak teridentifikasi. Disamping itu minyak buah gedebong tidak memiliki aktivitas sebagai antibakteri terhadap Klebseilla sp., Aeromonas

hydrophilla. Pseudomonas pseudomalai, Pseudomonas aurogenusa, Salmonella enteritidis, Salmonella typhosa dan Streptococcus aureus.

DAFTAR PUSTAKA

Agusta, A., 2000, Minyak Atsiri Tumbuhan Tropika Indonesia. ITB Press, Bandung

Agusta, A. 1997, Komponen Kimia Minyak Atsiri Piper aduncum L. Cermin Dunia Farmasi, 33: 15-18 Baldoqui, D.C., Kato, M.J., Cavalheiro, A.J., Bolzani, V.S., Young, M.C.M. and Furlan, M. 1999. A

chromone and prenylated benzoic acid from Piper aduncum Phylochemistry, 51: 899-902

Bauer, A.W., Krby, J.C., Sherris, and Truck, M., 1966, Antibiotic Susceptibility Testing by a Standardized Single Disk Methods, Amer. J Clin. Path., 45: 439.

Budavari, S. O'Neil, M.J. Smith, A. Heckelman, P.E. and Kinneary, J.F., 1996, The Meck Index, An

Encyclopedia of Chemicals, Drugs, and Biologicals, 16th , Merck & Co., Inc., NY

Cooper-Driver, G.A., 1983, Chemical Substances in Plants Toxic to Animals. In Rechcigl, M.Jr. ed. CRC

Handbook of Naturally Occuring Food Toxicants. CRC Press, Boca Ranton, FL

Duke, J.A., 1998, Phytochemical and Ethnobotanical Databases, Beltsville Agricultural Research Center, Beltsville, Maryland

Eisner, B., 1994, Ecstasy, The MDMA Story, 12th, Ronin Publ. Inc. Berkeley

Iwu, M.M., 1993, Handbook of African Medicinal Plants. CRC Press, Boca Ranton, FL

Janssens, J. Laekeman, G.M. Pieters, L.A.C. Totte, J. Herman, A.G. and Vlictinck, A.J., 1990, Nutmeg Oil : Identification and Quantitation of Its Most Active Constituents as Inhibitors of Platelet Aggregation.J. of Ethnopharmacology, 29: 179-188

Orjala, J., Wright, A.D., Behrends, H., Folkers, G., Sticher, O., Rueger, H. and Rali, T. 1994. Cytotoxic and antibacterial dihydrochalcones from Piper aduncum. J. Nat.Prod., 57(l):18-26

Orjala, J., Erdelmeier, C.A.J., Wright, A.D., Rali, T. and Sticher, O. 1991. Two new dihydrochalcones from

Piper aduncum leaves. Planta Med.., 57(Suppl. 2): A79-A80

Orjala, J., Erdelmeier, C.A.J., Wright, A.D., Rali, T. and Sticher, O. 1993a. Five new prenylated-hydroxybenzoic acid derivatives with antimicrobial and moluscicidal activity from Piper aduncum leaves. Planta Med., 59(6) : 546-551

Orjala, J., Erdelmeier, C.A.J., Wright, A.D., Rali, T. and Sticker, O. 1993b. Two chromones and a prenylated benzoic acid derivatives from Piper aduncum. Phytochemistry, 34(3): 813-818

Orjala, J., Wright, A.D., Erdelmeier, C.A.J., Sticher, O. and Rali, T. 1993c. New monoterpena substituted dihydrochalcones from Piper aduncum. Helvetica Chimi. Acta, 76(4): 1481-1488

(7)

Orjala, J., Wright, A.D., Rali, T. and Sticher, O. 1992. Three new prenilated benzoic acid derivatives and moluscicidal sesquiterpenoids from Piper aduncum leaves. Planta Med., 58(suppl.1): A714 Orjala, J., Wright, A.D., Rali, T. and Sticher, O. 1993d. Aduncamide, a cytotoxic and antibacterial

-prenilated-derived amide f'rom Piper aduncum. Nat. Prod. Lett., 2:231

Perry, L.M. and Metzger, J., 1980, Medicinal Plants of East and Southeast Asia Attributed Properties and

Gambar

Tabel 1. Komponen minyak atsiri buah gedebong
Tabel 2. DDH minyak buah gedebong terhadap 7 jenis bakteri uji

Referensi

Dokumen terkait

Masalah dalam penelitian ini adalah guru masih menggunakan metode ceramah dan masih terpacu pada buku teks sehingga guru masih mendominasi di kelas, dengan kata lain

Jika dikaji lagi ayat perayat secara mendalam pada pasal 30 peraturan daerah kabupaten Jemebr nomor 6 tahun 2006 tentang pemerintaha desa mengenai mekanisme pencalonan kepala

Limbah berbahaya ini selain menyebabkan kerusakan bahkan matinya habitat sungai, juga mengakibatkan timbulnya masalah kesehatan bagi masyarakat yang tinggal di sepanjang sungai

Telah menjadi orang tua keduaku yang telah memberikan ilmu dan semua staff STIE perbanas surabaya di berbagai bidang yang telah memberikan pelayanan yang

Dengan demikian, ada pengaruh model pembelajaran IDEAL problem solving terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika siswa SMPN 2 Balongbendo pada materi persegi dan

Sebuah mikroskop sederhana terdiri atas lensa objektif dengan jarak fokus 0,8 cm dan lensa okuler dengan jarak fokus 2,5 cm. Bayangan nyata dari objek berada 16 cm dari

rotary evaporator hingga volume 80 mL dan diekstraksi dengan NaHCO3 20%.. Lapisan air diasamkan dengan H2SO4 10%lalu diekstraksi dengan eter sebanyak empat

Analisis yang digunakan dalam hal ini adalah analisis kualitatif, yakni analisis yang dilakukan dengan tidak menggunakan rumus statistik tetapi peraturan