• Tidak ada hasil yang ditemukan

64525934 Laporan Sistem Informasi Manajemen

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "64525934 Laporan Sistem Informasi Manajemen"

Copied!
41
0
0

Teks penuh

(1)

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

PEMBELIAN BAHAN BAKU

PERUSAHAAN BUBUR KERTAS (PULP) DAN KERTAS PT. XXX

DISUSUN OLEH: PRISMAYANTO (1102059)

CITRA ANNISA (1102069)

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INDUSTRI DEPARTEMEN PERINDUSTRIAN RI

JAKARTA 2005

(2)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur hanya pantas di haturkan kehadirat Alloh SWT, karena dengan karunia dan rahmat-Nya yang tak terhingga penulis mampu menyelesaikan tugas ini menjadi sebuah laporan. Sholawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada Imam akhir jaman, Nabi besar Muhammad SAW yang membawa kita semua dari alam jahiliyah kepada alam ilmu yang penuh dengan cahaya-Nya.

Penulisan laporan ini adalah bertujuan sebagai memenuhi salah satu syarat kelulusan mata kuliah Sistem Informasi Manajemen. Pada penulisan laporan ini, penulis menyajikan Sistem Informasi Manajemen yang menjelaskan aliran arus informasi yang terjadi pada kegiatan pembelian bahan baku pada perusahaan bubur kertas (pulp) dan kertas. Seperti yang kita ketahui, keputusan dalam penentuan pembelian bahan baku pada suatu perusahaan sering menjadi tidak tidak efektif dan efisien karena aliran informasi yang terlalu panjang dan melibatkan beberapa departemen yang saling terkait. Sehingga kelebihan atau kekurangan bahan baku kerap terjadi dalam keseharian yang terjadi suatu produksi.

Dengan adanya laporan ini diharapkan dapat tercipta suatu Sistem Informsi Manajemen yang menjelaskan aliran arus informasi pada kegiatan pembelian bahan baku, sehingga dengan sistem tersebut keputusan pembelian dalam penyediaan bahan baku dapat efektif dari segi biaya yang akan dikeluarkan dan efisien terhadap waktu yang diperlukan.

Dalam penyusunan laporan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Irma Agustiningsih I, S.ST, selaku dosen mata kuliah Sistem Informasi Manajemen, atas kesediaanya untuk memberikan bimbingan kepada kami sehingga laporan ini dapat dibuat. Penulis pula ingin mengucapkan terima kasih kepada keluarga yang selalu mendukung baik dengan nasehat maupun doa dalam setiap gerak dan langkah penulis untuk menjadi orang yang bermanfaat.

Penulis meyadari bahwa tak sesuatu pun yang sempurna yang dibuat oleh manusia termasuk laporan ini. Penulis meminta maaf jika dalam laporan ini masih banyak terdapat kesalahan dan kekurangan dari segi ilmu maupun penyampaian. Akhir kata, tak ada yang lebih besar pahalanya melainkan ilmu yang bermanfaat yang diamalkan dan diajarkan kepada orang lain. Semoga laporan ini dapat berguna sebagai bahan bacaan dan referensi dalam penyusunan laporan yang sejenis. Sekian dan terima kasih

(3)

BAB I PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Pada saat ini masih banyak sektor industri di Indonesia yang masih mempraktekan sistem manajemen tradisional, dari setiap departemen yang ada di sector industri tersebut termasuk departemen persediaan bahan baku dan perencanaan produksi. Departemen persediaan bahan baku yang merupakan sub dari departemen PPIC (production planning inventory control), sangat memegang peran yang penting dalam berjalan sebuah kegaiatan produksi pada sebuah perusahaan. Pengadaan bahan baku dalam sebuah kegaiatan proses produksi harus tepat baik dalam jumlah yang dibutuhkan maupun waktu pada saat diperlukan.

Berdasarkan kenyataan diatas maka analisis keputusan dalam pembelian bahan baku harus tepat pada saat diperlukannya bahan baku tersebut untuk proses produksi. Keputusan pembelian bahan baku pula harus sesuai dalam jumlah yang dibutuhkan, karena bahan baku yang terlalu banyak akan menumpuk dan akan menimbulkan biaya tersendiri dan tidak menambah nilai guna dari bahan tersebut.

Selama ini, keputusan pembelian bahan baku hanya berpatok kepada persediaan yang ada digudang,. Jika persediaan bahan baku habis barulah bagian persediaan memesan bahan baku tersebut secara banyak atau berlebih tanpa memperhitungkan jumlah bahan baku yang diperlukan pada proses produksi. Hal ini mungkin terjadi karena alur (prosedur) dalam pembelian bahan baku tersebut masih terlalu berbelit, jadi akan lebih mudah jika pembelian dilakukan sekaligus banyak. Hal ini juga dapat terjadi karena aliran informasi akan kebutuhan permintaan bahan baku dari departemen produksi maupun tingkat persediaan dari bagian persediaan bahan baku belum maksimal terlakasana.

Dengan adanya suatu acuan dari sistem informasi manajemen pada kegiatan pembelian, maka arus aliran informasi atas kegiatan tersebut akan sangat mudah dipahami, dipelajari, dan dilakukan oleh pihak yang berkepentingan atas kegiatan pembelian tersebut. Dengan pemahaman yang mendalam atas aliran informasi dari pembelian maka dapat dibuat suatu perbaikan (improvement) dari setiap aspek atau bagian yang terkait dalam proses pemesanan. Dengan adanya pengembangan tersebut

(4)

maka efisisensi dan afiektifitas atas kegiatan pembelian dapat terwujud dan merupakan keuntungan tersendiri bagi perusahaan terutama dalam mengeleminasi biaya.

I.2 Perumusan Masalah

Selama ini perusahaan PT XXX yang bergerak pada pembuatan atau memproduksi bubur kertas(plup) dan kertas belum mempunyai suatu sistem informasi manajemen yang menjelaskan alur tentang pembelian bahan baku. Hal ini dikarenakan banyaknya pihak atau bagian yang terkait dalam keputusan pembelian bahan baku tersebut. Dengan banyaknya bagian yang terkait tersebut maka kegiatan pembelian bahan baku tersebut menjadi rumit dengan aliran informasi yang belum jelas.

Berdasarkan hal diatas, maka perlunya dibuat suatu sistem informasi manajemen yang menjelaskan aliran-aliran informasi pada bagian yang terkait dengan kegiatan pembelian bahan baku. Pembuatan atas aliran informasi tersebut dapat berupa kegiatan-kegiatan yang terjadi dalam sub-sub sistem yang terjadi pada proses kegiatan-kegiatan pembelian. Selain itu pula Sistem Informasi Manajemen dari pembelian bahan baku, akan dapat menjelaskan hal-hal yang mendetail dari aliran informasi yang dibutuhkan seperti halnya: surat-surat yang ada atau keadaan persediaan yang di informasikan.

I.3 Pembatasan Masalah

Agar penyajian laporan ini tidak menyimpang dari ruang lingkup yang ditetapkan dalam perumusan masalah, maka pembatasan masalah adalah sebagai berikut:

1. Laporan ini hanya membahas mengenai Sistem Informasi Manajemen tentang Pembelian Bahan Baku pada Perusahaan Bubur Kertas (pulp) dan Kertas yang berupa kayu dan beberapa bahan kimia.

2. Ruang lingkup aliran informasi dan data hanya dibahas pada lingkup internal perusahaan.

(5)

BAB II

LANDASAN TEORI

II.1 Pengertian Sistem Informasi Manajemen

Manajemen dapat diartikan sebagai proses atau kegiatan yang menjelaskan apa yang dilakukan pada kegiatan yang dilakukan seperti kegiatan; merencanakan, mengorganisasikan , mengaplikasikan, dan mengendalikan operasi yang telah berjalan.

Suatu sistem adalah seperangkat elemen yang membentuk kegiatan atau suatu prosedur/ bagian pengolahan yang mencari suatu tujuan atau tujuan-tujuan bersama dengan mengoperasikan data dan/atau barang pada waktu rujukan tertentu untuk menghasilkan informasi dan atau aliran barang.

Sedangkan pengertian dari Informasi adalah suatu hasil pengolahan data dalam bentuk agrerasi, untuk menghasilkan kemampuan dan pengetahuan atau data yang teroleh dan mempunyai arti bagi pemakainya.

Pendekatan sistem pada manajemen dirancang untuk memanfaatkan analisis ilmiah pada organisasi yang rumit untuk

1. pengembangan dan pengelolahan sistem operasi (misalnya; arus uang, sistem personalia)

2. perancangan sistem informasi untuk pengambilan keputusan.

Kaitan antara keduanya adalah jelas karena alasan untuk perancangan sistem informasi sangat membantu pengambilan keputusan mengenai pengelolahan sistem operasi.

Sistem informasi manajemen , suatu kelompok orang, seperangkat pedoman dan petunjuk, peralatan dan pengelolahan data (seperangkat elemen), memilih, menyimpan, mengolah dan mengambil kembali data (mengoperasikan data dan barang) untuk mengurangi ketidakpastian pada pengambilan keputusan (mencari tujuan bersama) dengan menghasilkan informasi untuk manajer pada waktu mereka dapat menggunakannya dengan paling efisien ( menghasil informasi dengan tepat waktu).

Dari pengertian tersebut dapat diambil sebuah pengertian bahwa Sistem Informasi Manajemen adalah:

(6)

 Sistem Informasi Manajemen merupakan sistem yang terintegrasi antara manusia dan mesin.

 Sistem Informasi Manajemen berguna sebagai penyedia informasi yang dibutuhkan.

 Sistem Informasi Manajemen berguna sebagai pendukung fungsi-fungsi operasi, manajemen, dan keputusan.

 Ruang lingkup hanya berada dalam organisasi tersebut.

Sedangkan berdasarkan peralatan yang diperlukan Sistem Informsi Manajemen tersebut menggunakan;

 Perangkat keras dan perangkat lunak.  Prosedur-prosedur manual.

 Model untuk menganalisa , merencanakan, mengendalikan, dan mengambil keputusan.

 Suatu database

Aliran tugas dalam sebuah perencanaan sebuah Sistem Informasi Manajemen berawal dari mengambil data (input). Proses selanjutnya adalah mengolah, mentransformasikan, dan mengkonversikan data menjadi informasi (output). Kemudain mendistribusikan informasi (output) tersebut kepada fungsi-fungsi dalam organisasi.

II.2 Alat (Tools) Dalam Memodelkan Sistem Informasi Manajemen

Berdasarkan perangkat yang digunakan dalam memodelkan Suatu perencanaan Sistem Informasi Manajemen daru suatu permasalahan, maka terdapat alat atau tools yang digunakan antara lain:

1. Diagram Arus Data

a. Pengertian Diagram Arus Data

Pengertian diagram arus data adalah suatu gambaran grafis dari suatu sistem yang menggunakan sejumlah bentuk- bentuk simbol untuk menggambarkan bagaimana data mengalir melalui suatu proses yang saling berkaiatan.

(7)

Atau pula merupakan peralatan yang berfungsi untuk menggambarkan/ memodelkan secara rinci mengenai sistem sebagai jaringan kerja antar satu sama lain dengan menunjukan dari mana data mengalir serta penyimpannya.

b. Tujuan dan Fungsi Diagram Arus Data

Tujuan Diagram Arus Data

1. untuk mengindentifikasi dan mencatat bentuk-bentuk proses yang ada dalam sistem, dengan menyatakannya dalam suatu arus dari data diantara departemen-departemen , fungsi-fungsi, dan manusia.

2. dapat memperlihatkan pergerakan data dalam suatu organisasi, atau didalam bagian-bagian tertentu dari suatu organisasi.

Fungsi Diagram Arus Data

menggambarkan / memodelkan secara rinci mengenai sistem sebagai jaringan kerja antara fungsi satu sama lain dengan menunjukan dari mana data mengalir serta penyimpanannya.

c. Simbol-simbol yang digunakan

✰ elemen-elemen lingkungan (entitas eksternal)

 berada diluar batas sistem, yang menyediakan input data dan menerima output pada sistem

 jumlahnya tidak tertentu, mungkin bentuknya dapat berupa:  orang, seperti manajer, yang menerima laporan dari sistem

 organisasi, seperti departemen lain dalam perusahaan, atau perusahaan lain.

 Sistem lain yang berhubungan dengan sistem anda  Dinyatakan dengan empat persegi panjang, contohnya:

 Source : Entitas Ekternal yang mensuplai data kepada sistem

 Sink : Entitas Ekstrenal yang mengambil/ menyerap data dari sistem

(8)

✰ Proses

 Adalah sesuatu yang mengubah input menjadi output/ apa yang dikerjakan oleh sistem.

 Dinotasikan/ dinyatakan dalam bentuk lingkaran, contohnya;

 Setiap proses mempunyai satu atau lebih data input dan menghasilkan satu atau lebih data output.

 Setiap proses mempunyai nomor, nama yang unik (label)  Dan ditulis dalam lingkaran.

 Teknik pembuatan label yang umum adalah degnan menggunakan kata kerja dan objek, tetapi dapat juga menggunakan nama sistem / program computer.

✰ Penyimpanan data file atau data store

 Adalah sebuah penampungan data, apabila data perlu dipertahankan karena suatu sebab.

 Proses dapat masuk ke dalam data store/ file dan mengambil data dari file.

 Dapat digambarkan sebagai satu set garis pararel, segi empat terbuka atau dalam bentuk elips misalnya;

 File / data store harus mempunyai nama yang unik. Meminta Bahan Baku Mencatat Pembelian BUKU BESAR FILE MASTER FILE MAHASISWA

(9)

✰ Arus data atau data flow

 Terdiri dari sekelompok elemen data yang berhubungan secara logis yang bergerak dari satu titik atau proses ke titik atau proses lainya (perjalan data dalam sistem).

 Aliran data di dalam sistem dapat mengambil bemtuk:  Antara dua proses.

 Dari data store ke sebuah data store.  Dari sebuah proses ke sebuah data store.  Dari sebuah source ke sebuah proses.  Gari sebuah proses ke sebuah sink

 Tidak ada alat kendali untuk arus data antara dua entities eksternal, dengan demikian teidak bisa dimodelkan.

 Data store bersifat pasif dengan demikina tidak ada data flow antara dua data store.

d. Medium atau media arus data

Medium atau media yang membawa arus data, dapat dibedakan menjadi dua data flow, yaitu:

 Data flow pisik

Data flow pisik merupakan arus data yang menekan kepada bagaimana mengerjakannya. Seperti:Laporan, Pembayaran pakai cek, bukti pembayaran, dan lain-lain.

 Data flow logika

Data flow logika merupakan arus data yang tidak mempunyai media pengerjaan. Arus data ini menekankan terhadap apa yng dikerjakan. Misalnya; pesanan disetujui, kirim pesanan, dan lain-lain.

2. Entity Relationship Diagram (ER-D)

Diagram Hubungan Entitas atau Entity Relationship Diagram adalah kegiatam mengdokumentasikan data perusahan dengan mengindentifikasikan jenis entitas dan hubungannya.

(10)

ER-D disiapkan pada suatu titik proses pengembangan sistem saat “Gambaran Besar” data ditentukan. Titik ini tiba saat:

 Eksekutif perusahaan terlibat dalam pembuatan model data untuk keseluruhan perusahaan (dengan memeperhatikan kebutuhan data untuk seluruh perusahaan )

 Eksekutif terlibat dalam pembuatan model untuk segman operasi perusahaan yang besar, seperti area bisnis.

 Para spesialis informasi dan pemakai terlibat dalam pembuatan model data untuk area penerapan tertentu.

ER-D juga dapat diartikan sebagai peralatan pembuatan model data yang paling fleksibel, dapat diadaptasikan untuk berbagai pendektan yang mungkin diikuti perusahaan dalam pengembangan sistem

Dalam pembuatan ER-D jenis-jenis entitas yang digunakan dapat berupa:  Suatu Elemen Lingkungan

 Sumber Daya

 Transaksi yang ada (hal ini sangat penting bagi perusahaan sehingga didokumentasikan dengan data. Contoh; pelanggan, pegawai, katu absensi.

Dari entitas entitas yang ada maka dinotasikan dalam bentuk persegi empat. Label nama adalah kata benda tunggal. Dalam ER-D, entitas-entitas tersebut dihubungkan menjadi suatu asosiasi yang ada antara dua jenis entitas. Misalnya dicontohkan sebagai berikut:

Dari keterkaitan tersebut maka terdapat hubungan yang mengatakan unit kwantitas yang menyatakan hubungan tersebut yaitu;

 Satu (1) ke Satu (1)  Satu (1) ke Banyak (M)

Karyawan mengi Buku Absen

(11)

 Banyak(M) ke Banyak (M)

Persiapan Analsis ER-Diagram  Membuat analisis data data

Elemen data dipelajari untuk membuat stuktur database menjadi efisien. Proses analisis dat tersebut disebut normalisasi.

 Menyiapkan ER-D yang telah dimodifikasi

Hasil dari analisis data disatukan ke dalam satu ERD baru, dengan cara ini jenis-jenis entitas dan hubungannya diatur sehingga mereka memberikan dasar yang paling efisien.

 Menelaah ERD bersama pemakaian dan memperbaikinya

Spesialisasi informasi menelaah diagram tersebut bersama eksekutif manajer dan non manager pada area pemakai dan memperbaikinya jika perlu.

3. Normalisasi

Definisi dari normalisasi adalah proses pengelompokan data elemen menjadi tabel-tabel yang menunjukan entity dan relasinya. Definisi lain menurut Kronke, bahwa normalisasi adalah proses mengubah suatu relasi yang memiliki masalah tertentu ke dalam dua buah relasi atau lebih yang tidak memiliki masalah tersebut.

Dalam pembuatan normalisasi kita mengenal istilah-istilah yang berhubungan dalam pengolahan analisis data antara lain;

 Anomali

Proses pada basis data yang memberikan efek samping yang tidak diharapkan, seperti ketidak konsistenan data atau menyebabkan sesuatu data menjadi hilang ketika data lainnya dihapus.

 Dependensi

Hubungan antar atribut dengan mendeteksi adanya ketergantungan antara satu atribut lainnya. Dependensi terdiri dari:

Karyawan mengi Buku Absen

si

(12)

 Dependensi Fungsional, terjadi jika atribut X secara fungsional menetukan atribut Y.

 Dependensi Transitif, terjadi jika atribut bukan kunci pada satu file tergantung kepada atribut lainnya yang bukan kunci. Dependensi transitif mendasari dilakukan normalisasi tahap ketiga.

 Dekomposisi

Proses pemecahan suatu relasi (tabel) menjadi dua relasi atau lebih dalam normalisasi basis data.

 Redundansi (Pengulangan)  Bentuk Normal

Suatu aturan yang dikenakan pada relasi-relasi dalam basis data yang harus dipenuhi oleh relasi-relasi tersebut pada level-level normalisasi. Normalisasi umumnya digunakan pada normalisasi tahap satu sampai normalisasi tahap tiga, karena pada bentuk normal ketiga ini persoalan anomali tidak akan muncul lagi. Bentuk-bentuk normalisasi terbagi atas:

 Bentuk Tidak Normal

Merupakan kumpulan data yang akan direkam, tidak ada keharusan mengikuti format tertentu, dapat tidak lengakap atau terduplikasi.

 Bentuk Normal Pertama

Dikenakan pada tabel yang memiliki atribut berulang pada tiap barisnya. Atribut yang berulang tersebut harus dihilangkan.

 Bentuk Normal Kedua

Pada bentuk normal kedau ini setiap atribut bukan kunci memiliki depedensi sepenuhnya pada atribut yang merupakan kunci primer.

 Bentuk Normal Ketiga

Normalisasi pada tahap ini dilakukan jika setiap atribut bukan kunci tidak memiliki dependensi tidak ttransitif terhadap kunci primer.

Kunci pada basis data berfungsi sebagai pengenal unik terhadap relasi tertentu juga untuk memudahkan mangakses basis tertentu. Hanya ada satu kunci primer pada setiap relasi.

(13)

Pengertian kamus data adalah suatu penjelasan tertulis mengenai data yang berbeda di dalam database. Kamus data pertama berbasis dokumen.

Dalam pembuatan sebuah Sistem Informasi Manajemen , fungsi suatu kamus data secara umum adalah :

 Menjelaskan arti aliran dan penyimpanan dalam penggambaran Diagram Arus Data (DAD)

 Mendeskripsikan komposisi paket data yang bergerak melalui aliran, misalnya; data alamat dapat diuraikan menjadi: nama jalan, kode pos, nama kota, dan lainnya. .

 Menjelaskan spesifikasi nilai dan satuan yang relevan terhadap data yang mengalir dalam sistem tersebut.

5. Digram Struktur (Sturuktur Chart)

Digram Struktur (Sturuktur Chart) menjelaskan tentang aliran dari kegiatan baik itu merupakan arus data maupun arus informasi dalam sebuah proses yang terjadi dalam pembuatan Sistem Manajemen Informasi.

6. Pohon Keputusan (Decisison Tree) dan Table Keputusan (Decisison Table)

Decision tree atau pohon keputusan adalan sebuah rangkaian seperti ranting pohon yang menggambarkan mengenai kondisi dalam sebuah pengambilan keputusan. Dalam sebuah pengambilan keputusan akan banyak hal-hal yang akan menjadi sebuah pertimbangan dari alternatif yang ada. Dengan adanya model dari decision tree maka kita akan dapat mudah untuk melihat hasil dari tindakan kita dalam menentukan keputusan berdasarkan alternative-alternatif yang ada yang sudah digambarkan.

Sedangkan tabel keputusan merupakan bentuk tranformasi dari decision tree yang digambarkan dalam bentuk tabel. Kondisi dan Tindakan dalam pengambilan sebuah keputusan digambarkan dalam dalam tabel keputusan ini.

(14)

BAB III

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PEMBELIAN BAHAN BAKU PABRIK KERTAS

(STUDY KASUS)

III.1 Definisi Perancangan Sistem Informasi Manjemen

Analisis dan perencanaan sistem merujuk pada suatu proses dalam mengevaluasi suatu situasi bisnis –dalam hal ini sebuah sistem pembelian bahan baku pada pabrik kertas - dengan menekankan pada peningkatan dengan cara membentuk prosedur dan metode yang lebih baik.

Perancangan sistem adalah suatu proses perencanaan atas suatu sistem bisnis yang baru atau menggantikan atau melengkapi dari sistem yang telah ada. Dalam merencankan kita perlu menganalisa suatu kegiatan yang dilakukan dalam kegiatan proses pembelian bahan baku tersebut dalam rangka mengumpulkan dan menginterpretasikan fakta, mendiagnosa permasalahan, dan penggunaan informasi yang cukup untuk membuat sistem yang ideal.

Dalam suatu perancangan Manajemen Information System terhadap permasalah ini, maka kita memerlukan investigasi awal akan keperluan, kebutuhan, permintaan dan operasional dari sebuah rangkaian kegiatan pembelian bahan baku.

Management Information System atau MIS menyediakan input untuk digunakan

dalam proses pengambilan keputusan, berhubungan dengan penunjangan situasi pengambilan keputusan yang terstruktur dari tata laksana atau prosedur manual yang berhubungan dengan penanganan kegiatan-kegiatan dalam sebuah rutinitas.

III.2 Management Sistem Pembelian

Perusahaan atau pabrik bubur kertas (pulp) dan kertas merupakan suatu perusahan yang kegiatan utamanya adalah memproduksi kertas dengan menggunakan bahan baku berupa kayu ,lem dan bahan kimia. Dikarena jumlah pruduksi dari pabrik bubur kertas (pulp) yang kemudian akan dibuat menjadi kertas dilakukan dalam jumlah besar, maka

(15)

pemenuhan dari kebutuhan bahan baku selalu menjadi kegiatan rutinitas yang menetukan berjalan atau tidaknya produksi dalam kesehariannya.

Dalam kegiatan pemenuhan bahan baku terdapat enam faktor yang menetukan terhadap keputusan untuk melakukan pembelian bahan baku. Keenam faktor ini adalah utama, karena saling mempengaruhi yang berarti mempunyai hubungan informasi timbal balik antaranya. Komponen tersebut adalah:

1. Bagian Produksi (production) 2. Bagian Pembelian (purchasing) 3. Bagian Keuangan

4. Bagian Gudang

5. Bagian Penyedia Bahan Baku (supplier)

Masing-masing factor di atas memiliki hubungan atau korelasi diantaranya, misalkan pihak atau bagian produksi dapat secara mutlak meminta ketersediaan dalam bahan baku yang dibutuhkan untuk proses produksi dan bagian gudang yang mastikan bahwa bahan baku tersebut harus tetap tersedia dan mencukupi

.faktor yang sangat mempengaruhi dalam kegiatan pembelian bahan baku adapt juga disebut sabagai entitas ekternal. Adapun penjelasan dari tiap-tiap entitas adalah sebagai berikut:

Bagian Produksi

Bagian atau departemen produksi merupakan bagian yang menjalankan kegiatan proses produksi dalam menghasilkan produk. Peran departemen produksi dalam proses pembelian bahan baku adalah departemen inilah yang menentukan kebutuhan yang diperlukan akan bahan baku tersebut.

Perrmintaan kebutuhan akan bahan baku dari departemen ini mutlak harus dipenuhi, karena jika terjadi kekurangan bahan baku maka proses produksi akan berhenti dan akan menjadi kerugian tersendiri bagi perusahaan.

Bagian Gudang

Bagian gudang atau inventory department merupakan bagian yang mengatur jumlah dari persediaan bahan baku. Bagian gudang sangat berperan terhadap

(16)

pemenuhan kebutuhan bahan baku yang akan diminta oleh departemen produksi.

Informasi mengenai ketersediaan bahan baku harus terus dipantau, mengenai jumlah dan keadaannya. Dalam sebuah manajemen yang efektif dan efisien, departemen persediaan (bagian gudang) harus menyeimbangkan antara jumlah kebutuhan atau permintaan dari departemen produksi dengan persediaan yang ada digudang. Dengan ini maka tidak akan terjadi kekurangan bahan baku atau terjadi penumpukan bahan baku. Bagian ini pula yang mempunyai inisiatif kapan sebuah pemesanan bahan baku diperlukan dalam memenuhi permintaan dari depertemen produksi.

Bagian Pembelian

Bagian pembelian merupakan bagian yang mengatur mengenai pemesanan dan pembelian yang berkordinasi dengan departemen persediaan (bagian gudang). Bagian pembelian berfungsi sebagai pengatur dari ketersediaan bahan baku yang berasal dari supplier.

Bagian ini mengatur, kemana sebuah pesanan itu harus ditujukan, siapa mitra penyediaan bahan baku yang mampu untuk memenuhi kebutuhan bahan baku dari permintaan, atau bagaimana proses dalam sebuaah pemesanan bahan baku dari tangan supplier sampai ke gudang perusahaan. Hal itu semua yang menjadi kegiatan rutinitas bagian pembelian.

Bukan hanya sekedar teknis dari pemesanan atau pembelian, bagian ini pula mengatur surat-surat yang masuk sebagai bukti permintaan dari departemen persediaan (bagian gudang), dan faktur pembayaran dari supplier.

Suplier

Suplier atau penyalur atau distributor merupakan bagian dari sistem pembelian bahan baku yang mempengaruhi ketersediaan barang digudang. Oleh karena itu, supplier harus memberikan informasi berupa jumlah, jenis dan harga barang yang dipesan, juga kapan pesanan itu tiba di lokasi. Hal ini juga membutuhkan kepastian informasi tetang ketersediaan barang pada supplier. Mengenai jumlah barang yang akan dipenuhi, pihak supplier harus dapat menyediakan sesuai dengan permintaan perusahaan jika sudah terjadi

(17)

kesepakatan. Kelancaran dalam produksi sebuah organisasi perusahaan sangat berpengaruh terhadap mitra eksternal yang mampu memenuhi komitmen dari suatu kesepakatan yang telah dibuat, salah satunya adalah supplier, dalam hal pemenuhan kebutuhan bahan baku.

Bagian Keuangan

Bagian keuangan merupakan bagian yang menyelesaikan pelunasan atau pembayaran dari pemesan atau pembelian bahan baku antara perusahaan dan supplier.

Tugas bagian keuangan adalah membayarkan pelunasan pembelian bahan baku yang sesuai dengan jumlah yang dipesan. Dalam hal ini, mengenai jumlah pemesanan dapat diketahui dari bagian pembelian yang melakukan pemesanan. Selain itu pula bagian keuangan berfungsi sebagai pengatur keluarnya dana atau modal perusahaan dan membuatkan laporannya.

III.3 Prosedur Pembelian Bahan baku

Perusahaan bubur kertas (pulp) dan kertas PT XXX, mempunyai aliran informasi dan data dari sistem pembelian bahan baku adalah sebagai berikut: dimulai pada bagian produksi yang memerlukan bahan baku dan memintanya pada bagian gudang. Jika bahan baku tersebut tersedia dan mencukupi, maka bagian gudang akan langsung mengirimkan bahan baku sesuai permintaan bagian produksi, dan kemudian mengupgrade mengenai keadaan persediaan bahan baku. Namun jika bahan baku tidak mencukupi terhadap permintaan bagian produksi, maka bagian gudang akan membuat laporan kekurangan (ketidaktersediaan) bahan baku dan dikirimkan pada bagian pembelian.

Setelah laporan tersebut dikirimkan, maka bagian pembelian melakukan pemesanan kepada penyedia (supplier) bahan baku, dan secara langsung suplier tersebut mengirimkan barang disertai dengan faktur penagihan. Bahan baku yang dipesan langsung diterima oleh bagian gudang disertai surat jalan, sedangkan faktur penagihan akan diterima oleh bagian pembelian.

Untuk selanjutnya bagian pembelian membuatkan laporan mengenai pembelian bahan baku yang dilakukan dan disertai dengan kewajiban pelusanan yang harus dilakukan perusahaan kepada supplier. Laporan ini diterima oleh bagian keuangan, dan

(18)

dijadikan arsip dalam laporan pembelian. Setelah laporan itu diterima, maka pihak perusahaan melalui bagian keuangan melakukan pembayaran atas pembelian bahan baku tersebut.

(19)

BAB IV

PEMBAHASAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

I. Diagram Arus Data (DAD) I.1 DAD Level Nol

Berdasarkan prosedur pada pembelian bahan baku pada pabrik bubur kertas (pulp) dan kertas maka dapat dibuat DAD level nol terlihat seperti gambar dibawah ini:

Sistem Inform asi Pem belian Bahan Baku Gudang

Bagian Pem belian

Supplier

Produksi

Keuangan

M em inta bahan baku

M enerim a bahan baku M enerim a perm intaan bahan

baku M engirim kan

bahan baku

L aporan kekurangan bahan baku M enerim a bahan baku

M enerim a laporan kekurangan bahan baku s urat pes anan pem belian

M enerim a s urat pes anan pem belian bahan baku M engirim kan bahan baku M e ngi rim k an fa k tur pen ag ihan p em b elia n

M enerim a faktur M engirim kan

laporan pem belian dan

penagihan

M enerim a laporan pem belian dan penagihan

M elakukan pem bayaran M ene rim a p e m bay ara n

(20)

I.2 DAD Level Kesatu B a g i a n P ro d u k s i 1 . m e m i n t a b a h a n b a k u B a g i a n G u d a n g 2 . m e n g i ri m k a n b a h a n b a k u 3 . m e n g iri m k a n l a p k e k u ra n g a n B a g i a n S u p l i e r 4 . m e n g i ri m k a n s u ra t p e s a n a n B a g i a n P e m b e l i a n 5 . m e m b u a t fa k tu r & l a p p e m e s a n a n B a g i a n K e u a n g a n F i l e P e rs e d i a a n F i l e p e m e s a n a n 6 . m e l a k u k a n p e m b a y a ra n M e m i n ta b a h a n b a k u M e n e ri m a p e rm i n ta a n b a h a n b a k u M e n e ri m a b a h a n b a k u M e n g i ri m k a n B a h a n b a k u L a p o ra n k e k u ra n g a n b a h a n b a k u M e n e ri m a l a p o ra n k e k u ra n g a n b a h a n b a k u S u ra t p e s a n a n p e m b e l i a n M e n e ri m a s u ra t p e s a n a n p e m b e l i a n B B M e n g i ri m k a n B a h a n B a k u + s u ra t j a l a n M e n e ri m a b a h a n b a k u + s u ra t j a l a n M e n g i ri m k a n F a k tu r P e n a g i h a n p e m b e l i a n M e n e ri m a F a k tu r M e n g i ri m k a n l a p o ra n p e m b e l i a n d a n p e n a g i h a n M e n e ri m a l a p o ra n p e m b e l i a n d a n p e n a g i h a n M e l a k u k a n P e m b a y a ra n M e n e ri m a P e m b a y a ra n F i l e P e m b a y a ra n

Berdasarkan penurunan level Diagram Arus Data (DAD) dari level nol ke DAD level kesatu, maka dari kasus dalam Sistem Informasi Manajemen Pembelian Bahan Baku pada pabrik kertas terbagi menjadi beberapa proses kegiatan penting yaitu;

1. Proses meminta bahan baku 2. Proses mengirimkan bahan baku

3. Proses mengirimkan laporan kekurangan bahan baku 4. Proses mengirimkan surat pesanan pembelian

5. Proses membuat faktur dan mengirimkan laporan pembelian/ pemesanan 6. Proses melakukan pembayaran

(21)

Berdasarkan analisa dari proses-proses yang terjadi, maka kita dapat melihat terjadinya suatu pencatatan yang menghasilkan file atau catatan yang diperlukan dalam pembuatan atau perancangan Sistem Informasi Manajemen, file tersebut antara lain;

 File Persediaan

File persediaan merupakan hasil dari up grade mengenai keadaan jumlah bahan baku yang terdapat di gudang. File memiliki waktu tertentu yang setiap saat dapat berubah. Selain itu file ini hanya dapat diakses oleh bagian gudang saja.

 File pemesanan

merupakan hasil dari laporan atau catatan yang terjadi atas pemesanan bahan baku. File ini berisikan spesifikasi data atau bahan baku yang dipesan , jumlah yang dipesan, tanggal pemesanan, dan lain sebagainya yang akan dijelaskan pada tools selanjutnya.

 File Pembayaran

File Pembayaran merupakan file yang terjadi atas proses atau aktifitas pembayaran. File ini berisikan catatan mengenai kegiatan pembayaran atau pelunasan dari bahan baku yang dipesan.

(22)

II. Entity Relationship Diagram B a g i a n P ro d u k s i B a h a n b a k uM e m i n t a G u d a n gB a g i a n M e l a p o r k a nk e k u ra n g a n P e m b e l i a nB a g i a n b a h a n b a k uD i p e s a n s u p l i e r m e n e r i m a P e m b a y a r a n M e n g u p g r a d e P e r s e d i a a n B a h a n b a k u M e l a k u k a n P e m e s a n a n M e n g h a s ilk a n la p o r a n B a g i a n K e u a n g a n m e l a k u k a n 1 1 M 1 M M 1 1

(23)

Identifikasi dan Deskripsi Diagram

Tiap-tiap kejadian yang dari entitas yang ada perlu diidentifikasikan dan dideskripsikan. Hal yang dapat dikerjakan dari hal tersebut adalah dengan membuat atribut. Hal yang menjadi entitas dalam pembahasan perancangan sistem informasi manajemen meliputi bagian gudang, bagian pembelian , bagian produksi , bagian pembelian, dan supplier.

Dalam entitas yang kita bahas, maka akan terdapat suatu atribut yang memiliki ciri khas dari entitasnya. dalam pembahasan ini maka atribut dari tiap entitas yaitu;

1. Bagian Gudang

Memiliki atribut antara lain; No Item, Jenis Item, Tanggal, Jumlah tersedia.

2. Bagian Produksi

Memiliki atribut antara lain; No Item, Jenis Item, Tanggal, Volume Produksi, Volume Bahan Baku.

3. Bagian Pembelian

Memilki atribut antara lain; No. pembelian, Tanggal, Nama Suplier, Jenis Item, Jumlah atau Volume yang dipesan, Harga.

4. Bagian Keuangan

Memilki atribut antara lain; No Transaksi, Tanggal, No Pembelian, Tanggal Pembelian, Tanggal Pelunasan, Jumlah Pembayaran.

5. Suplier

Memilki atribut antara lain; No, Nama Suplier, Jenis Item, Alamat, Telp. Setelah ER-Diagram tersebut kita petakan berdasarkan elemen-elemen data yang ada pada entitas, maka kita dapat membuat analisis dalam menentukan elemen-elemen data yang ada pada File Penyimpanan Data. Semua elemen data dipelajari untuk membuat struktur data base dalam penyimpanan data yang efisien. Dan selanjutnya dapat dibuatkan tabel normalisasi.

(24)

ER-Diagram Yang Telah Dimodifikasi B a g i a n P ro d u k s i M e m i n t a B a h a n b a k u B a g i a n G u d a n g M e l a p o rk a n k e k u ra n g a n B a g i a n P e m b e l i a n D i p e s a n b a h a n b a k u s u p l i e r m e n e ri m a P e m b a y a ra n M e n g u p g r a d e P e rs e d i a a n B a h a n b a k u M e l a k u k a n P e m e s a n a n M e n g h a s ilk a nla p o ra n K e u a n g a nB a g i a n m e l a k u k a n 1 1 M 1 M M 1 1  N o It e m  J e n i s I te m  T a n g g a l  J u m l a h V o l u m e T e rs e d i a  J u m l a h t e rp a k a i  S i s a V o l u m e  N o P e m e s a n a n  T a n g g a l  N a m a S u p l i e r  N o It e m  J e n i s I te m  J u m l a h  T o ta l H a rg a  T a n g g a l A k a n D i k i ri m  N o T ra n s a k s i  T a n g g a l  N a m a S u p l i e r  N o Ite m  J e n i s Ite m  H a rg a P e r u n i t  T o ta l H a rg a

(25)

III. Normalisasi

Dalam pembahasan perancangan Sistem Informasi Manejemen dari Sistem Pembelian Bahan Baku pada tahap selanjutnya adalah pembuatan Tabel Normalisasi. Dalam normalisasi data elemen-elemen yang ditujukan pada ER-Diagram di tranformasikan dalam bentuk tabel. Pembuatan tabel tersebut adalah sebagai berikut; 1. Normalisasi kesatu

File Produksi

No Item Jenis Item Tanggal Vol Produksi Vol Bahan Baku

File Gudang

No Item Jenis Item Tanggal Jumlah Tersedia

File Pembelian

No Pembelian tanggal Nama suplier Jenis Item Jumlah Harga

File Keuangan

No Transaksi Tanggal No pembelian Tanggal Pembelian Tanggal Pelunasan Jumlah Pembayaran

File Suplier

NO Nama Suplier jenis Item Alamat Telp

File Persediaan

(26)

File Pemesanan

NO PEMESANAN TANGGAL NAMA SUPLIER NO ITEM JENIS ITEM JUMLAH HARGATOTAL DIKIRIMTGL

File Pembayaran

NO TRANSAKSI TANGGAL NAMA SUPLIER NO ITEM JENIS ITEM HARGA / UNIT TOTAL HARGA

2. Normalisasi kedua

Pada Normalisasi pertama yang merupakan elemen-elemen yang bersasal dari pembuatan ER-Diagram, masih terdapat pengulangan (redundancy) terhadap elemen entitas yang akan diisi terutama pada Entitas yang memilki hubungan dengan nama supplier. Dimisalkan pengisian data adalah sebagai berikut;

File Pemesanan

NO PEMESANAN TANGGAL NAMA SUPLIER NO ITEM JENIS ITEM JUMLAH HARGATOTAL TGL DIKIRIM

PMS00001 1/1/2005 PT Budi L01 Lem 10 drum 2/1/2005

PMS00002 5/1/2005 PT Cahya BB101 Kayu 1.000 m3 8/1/2005

PMS00003 8/1/2005 PT Ratu BK101 B. Kimia 50 Kg 9/1/2005

PMS00004 10/1/2005 PT Cahya BB101 Kayu 2.000 m3 13/1/2005

PMS00005 16/1/2005 PT Cahya BB101 KAyu 500 m3 19//1/2005

PMS00006 19/1/2005 PT Budi LO1 Lem 10 drum 20/1/2005

PMS00007 22/1/2005 PT Ratu BK101 B. Kimia 150Kg 23/1/2005

PMS00008 26/1/2005 PT Cahya BB101 Kayu 3.000 m3 29/1/2005

Dari contoh data diatas maka terdapat pengulangan pada nama supplier dan Nomor Jenis item. Pengulangan tersebut harus diturunkan menjadi normalisasi level kedua yang dijelaskan dalam bentuk tabel sebagai berikut.

A. File Pemesanan

(27)

File Pemesanan

NO PEMESANAN TANGGAL NO ITEM JENIS ITEM JUMLAH HARGATOTAL DIKIRIMTGL

File Nama Suplier

NAMA SUPLIER NO ITEM

B. File Pembayaran

NO TRANSAKSI TANGGAL NO ITEM JENIS ITEM HARGA / UNIT TOTAL HARGA

File Nama Suplier

NAMA SUPLIER NO ITEM

IV. Kamus Data

Seperti yang telah dijelaskan pada landasan teori, bahwa kamus data merupakan suatu penjelasan tertulis mengenai data yang berada didalam database. Dalam kamus data terdapat formulir-formulir data yang akan dijelaskan berdasarkan perancangan sistem informasi manajemen dari pembelian bahan baku, adalah sebagai berikut;

1. Entry Kamus Arus Data (Data Flow Dictionary entry) turun

menjad i tngkt

(28)

Kamus arus data

Kegunaan: Untuk menjelaskan tiap arus data dalam diagram arus data Nama arus data: Meminta bahan baku

Penjelasan: Dokumen yang berisikan tentang jumlah permintaan bahan baku Dari : Bagian Produksi

Ke: Meminta Bahan Baku Struktur data: Catatan

Catatan:

-Kamus arus data

Kegunaan: Untuk menjelaskan tiap arus data dalam diagram arus data Nama arus data: Menerima permintaan bahan baku

Penjelasan: Dokumen yang berisikan tentang jumlah permintaan b. baku Dari : Meminta bahan baku

Ke: Bagian Gudang

Struktur data: Catatan

Catatan:

-Kamus arus data

Kegunaan: Untuk menjelaskan tiap arus data dalam diagram arus data Nama arus data: Mengirimkan bahan baku

Penjelasan: Dokumen yang berisikan tentang pengiriman barang Dari : Bagian Gudang

Ke: Mengirim bahan baku Struktur data: Catatan

(29)

-2. Entry Kamus Penyimpanan Data

Sistem Informasi Manajemen

Kamus arus data

Kegunaan: Untuk menjelaskan tiap arus data dalam diagram arus data Nama arus data: Mengirimkan laporan kekurangan bahan baku

Penjelasan: Dokumen yang berisikan tentang kekurangan bahan baku Dari : Bagian Gudang

Ke: Membuat laporan kekurangan bahan baku Struktur data: Catatan

Catatan:

Kamus arus data

Kegunaan: Untuk menjelaskan tiap arus data dalam diagram arus data Nama arus data: mengirimkan pemesanan bahan baku

Penjelasan: Dokumen yang berisikan tentang pemesanan bahan baku Dari : Bagian pembelian

Ke: mengirmkan pesanan bahan baku Struktur data: catatan

Catatan:

-Kamus arus data

Kegunaan: Untuk menjelaskan tiap arus data dalam diagram arus data Nama arus data: Melakukan pembayaran

Penjelasan: Dokumen yang menjelaskan ttg pembayaran atas pembelian Dari : Bagian Keuangan

Ke: Melakukan pembayaran Struktur data: Catatan

Catatan:

-Entry kamus penyimpanan data

Kegunaan: Untuk menjelaskan penyimpanan data dalam arus data Nama arus: File pemesanan

Penjelasan: Dokumen yang menjelaskan tentang pemesanan yang dilakukan Struktur data: Catatan atau laporan

Volume: 2 Lembar / hari Keaktifan: 10 satuan / hari

(30)

3. Entry Struktur Kamus Data

Entry kamus penyimpanan data

Kegunaan: Untuk menjelaskan penyimpanan data dalam arus data Nama arus: File Pembayaran

Penjelasan: Dokumen Yang berisikan tentang transaksi atas pembelian barang Struktur data: catatan atau laporan

Volume: 2 Lembar / hari Keaktifan: 30 Lembar / hari Akses Bagian Keuangan Catatan:

-Entry kamus penyimpanan data

Kegunaan: Untuk menjelaskan penyimpanan data dalam arus data Nama arus: File persediaan

Penjelasan: Dokumen yang berisikan mengenai keadaan persediaan bahan baku Struktur data: Catatan atau laporan

Volume: 1 Lembar / hari Keaktifan: 30 Lembar / hari Akses Bagian Gudang Catatan:

(31)

4. Entry Kamus Elemen Data

Sistem Informasi Manajemen

Entry Struktur Kamus Data

Kegunaan: Untuk menjelaskan tiap-tiap struktur data unik dalam (1) arus data dan (2) penyimpanan data

Nama struktur: Catatan permintaan bahan baku

Penjelasan: Catatan yang berisikan tentang permintaan bahan baku produksi Elemen: No. Item Tanggal

Jenis Item Jumlah Volume Catatan:

Entry Struktur Kamus Data

Kegunaan: Untuk menjelaskan tiap-tiap struktur data unik dalam (1) arus data dan (2) penyimpanan data

Nama struktur: Catatan laporan kekurangan bahan baku

Penjelasan: Catatan yang berisikan tentang kekurangan bahan baku produksi Elemen: No. Item Tanggal

Jenis Item Jumlah Volume Catatan:

Entry Struktur Kamus Data

Kegunaan: Untuk menjelaskan tiap-tiap struktur data unik dalam (1) arus data dan (2) penyimpanan data

Nama struktur: Catatan pemesanan bahan baku

Penjelasan: Catatan yang berisikan tentang pemesanan baku baku kepada supplier Elemen: No. Item Nama Supplier

Tanggal Jumlah

Jenis Item Total harga Catatan:

Entry kamus elemen data

Kegunaan: untuk menjelaskan tiap elemen data unik yang terdapat dalam struktur data Nama elemen data: Jenis Item

Penjelasan: nama yang mengidentifikasikan jenis bahan baku Jenis: Alphabeth

Panjang: 20 karakter Jum posisi desimal:

-Alias:

-Cakupan nilai: A-Z Nilai umum: -Nilai spesifik:

(32)

-V. Diagram Sruktur (Sructure Chart)

Pada Diagram Arus Data Sistem Informasi Pembelian Bahan Baku, jumlah proses atau kegiatan terdiri atas enam kegiatan, kegiatan tersebut adalah:

Entry kamus elemen data

Kegunaan: untuk menjelaskan tiap elemen data unik yang terdapat dalam struktur data Nama elemen data: Nomor Item

Penjelasan: Nomor yang mengidentifikasikan item bahan baku Jenis: Alphanumeric

Panjang: 5 karakter Jum posisi desimal:

-Alias:

-Cakupan nilai: A-Z, 001-999 Nilai umum:

-Nilai spesifik: Rincian penyuntingan;

(33)

-1. Proses meminta bahan baku 2. Proses mengirimkan bahan baku

3. Proses mengirimkan laporan kekurangan bahan baku 4. Proses mengirimkan surat pesanan pembelian

5. Proses membuat faktur dan mengirimkan laporan pembelian/ pemesanan 6. Proses melakukan pembayaran

Diagram struktur akan menjelaskan aliran informasi dan data yang terjadi dari enam kegiatan proses tersebut. Berbeda dengan Diagram Arus Data yang memperlihatkan atau menjelaskan mengenai aliran informasi dalam perancangan sistem informasi, pada diagram struktur akan sangat mudah untuk dibaca kegiatan atau aliran informasi yang terjadi pada masing-masing operasi yang terjadi dalam perancangan sistem informasi ini. Diagram struktur adalah sebagai berikut:

(34)

Struktur Chart

SISTEM INFORMASI PEMBELIAN BAHAN BAKU

MEMINTA BAHAN BAKU MENGIRIMKANBAHAN BAKU MENGIRIMKAN LAPMEMBUAT DAN KEKURANGAN BB

MENGIRIMKAN PESANAN BAHAN BAKU

MEMBUAT FAKTUR DAN LAPORAN PEMBELIAN MELAKUKAN PEMBAYARAN ME MIN TA B AH AN BA KU M E N E R IM A P E R M IN T A A N B A H A N B A K U M ENG I RIM K A N B AH AN B AK U + SU RA T JA L AN (P E ME S AN AN ) M E N G IR IM K A N B A H A N B A K U + S U R A T JA L A N (P E M E S A N A N ) L A P O R A N K E K U R A N G A N B A H A N B A K U M E N E R IM A L A P O R A N K E K U R A N G A N B A H A N B A K U US R A T P E S A N A N P E M B E LI A N M E N E R IM A S U R A T P ES A N A P E M BE L IA N B A H A N BA K U M E N G IR M K A N L A P O R A N P E M B E L IA N D A N P E N A G IH A N M E N G IR IM K A N F A K T U R P E N A G IH A N P E M B E LI A N ME N ER IM A LAP O R AN PE M BE LIAN D AN PE N AG I HA N M E NE R IMA FA KT U R M E L A K U K A N P E M B A Y A R A N M EN ER IMA PE M BA YA RAN

(35)

VI. Decision Tree

Prosedur dari perancangan sistem informasi pembelian bahan baku atas keputusan pembelian adalah pada saat bagian produksi meminta bahan baku yang diperlukan untuk proses produksi k bagian gudang, maka bagian gudang akan mengecek mengenai keadaan persediaan. Pada saat keadaan persediaan bahan baku tidak tersedia maka, bagian gudang harus segera memesan bahan baku yang diperlukan dengan mengirimkan laporan pemesanan ke bagian pembelian yang selanjutnya dipesan ke supplier.

Jika kondisi bahan baku tersedia maka bagian gudang akan mengecek apakah bahan baku tersebut cukup untuk memenuhi permintaan bagian produksi. Jika tidak mencukupi maka bagian gudang akan memgirimkan laporan kekurangan bahan baku (memesan) ke bagian pembelian selanjutnya dipesan ke supplier. Namun jika ternyata bahan baku tersedia mencukupi atas permintaan bagian produksi, maka bagian gudang tidak perlu memesan bahan baku pada saat ini.

I I BAH AN B AK U T ER SED IA B AH AN BA KU T IDA K TE R S ED IA PEMERIKSAAN DI GUDANG BAHAN BAKU MENCUKUPI BAHAN BAKU TIDAK MENCUKUPI TIDAK PESAN PESAN PESAN

(36)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

I. Kesimpulan

Berdasarkan perancangan sistem informasi manaemen dari sistem pembelian bahan baku pada perusahaan kertas PT XXX yang telah kami bahas, maka kami dapat menarik kesimpulan yaitu;

1. PT XXX merupakan sebuah perusahaan yang memproduksi

bubur kertas (pulp) dan kertas yang bahan bakunya berupa kayu, lem dan bahan kimia

2. Pada Sistem pembelian bahan baku PT XXX terdapat lima

entitas yang berhubungan dalam kegiatan proses pembelian yaitu; bagian produksi , bagian pembelian, bagian keuangan, bagian gudang, dan bagian penyediaa bahan baku (supplier).

3. Kegiatan atau proses dari Sistem Informasi Manajemen pembelian bahan baku pada PT XXX , terbagi menjadi enam kegiatan yaitu; proses meminta bahan baku, mengirimkan bahan baku, mengirimkan laporan kekurangan bahan baku, mengirmkan surat pesanan pembelian, membuat faktur dan mengirimkan laporan pembelian atau pemesanan, dan melakukan pembayaran.

4. Dari enam proses yang terjadi pada perancangan sistem, maka menghasilkan file dalam pencatatan aktifitas yang terjadi pada proses pembelian. File tersebut adalah; File Persediaan, File Pemesanan, File Pembayaran.

5. Identifikasi dan Deskripsi elemen-elemen dari file yang dihasilkan dalam perancangan sistem informasi pembelian bahan baku, dapat memberikan karakteristik khusus terhadap file yang dibutuhkan pada pencacatan aktifitas kegiatan proses pembelian bahan baku.

6. Aliran informasi dan data dari perancangan sistem telah tergambarkan dengan jelas pada strukutr diagram.

7. Proses pengambilan keputusan atas pembelian bahan baku berdasarkan keputusan bagian gudang yang selanjutnya diteruskan kepada bagian pembelian.

(37)

8. Keputusan pembelian yang diambil oleh bagian gudang berdasarkan ketersediaan bahan baku yang ada pada persediaan yang mencukupi atas permintaan bagian produksi.

II. SARAN

Saran penulis dalam perancangan sitem informasi pembelian bahan baku yang kami laporkan yaitu:

1. Perancangan sistem informasi yang telah dibuat akan berjalan efektif jika tiap entitas yang terkait dapat saling bekerja sama dan berkoordinasi dalam melakukan pekerjaannya.

2. Perancangan sistem informasi yang telah dibuat memerlukan sumber daya manusia yang handal untuk mengoperasikan atau melaksanakannya. Tanpa sumber daya manusia yang handal maka secanggih apapun dari sistem dan teknologi yang telah dibuat maka tidak akan dapat berjalan dari tujuan yang diharapkan.

(38)

Daftar Pustaka

Bahan-bahan Kuliah Sistem Informasi Manajemen Sekolah Tinggi Manajemen Industri, Jakarta 2005

Pohan, Husni Iskandar dan Bahri, Kusnassriyanto Saiful, Pengantar Perancangan Sistem, Penerbit Erlangga, Jakarta 1997

(39)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i

KATA PENGANTAR ii

DAFTAR ISI 1

BAB I PENDAHULUAN 3

I.1 Latar Belakang 3

I.2 Perumusan Masalah 4

I.3 Pembatasan Masalah 4

BAB IILANDASAN TEORI 5

II.1Pengertian Sistem Informasi Manajemen 5

II.2Alat (tools) Dalam Memodelkan SIM 6

1. Diagram Arus Data 6

2. Entity Relationship Diagram 9

3. Normalisasi 11

4. Kamus Data 12

5. Diagram Struktur 13

6. Pohon Keputusan ( Decision Tree) 13

BAB III STUDY KASUS 14

III.1 Definisi Perancangan Sistem Informasi 14

III.2 Manajemen Sistem Pembelian 14

III.3 Prosedur Pembelian Bahan Baku 17

BAB. IV PERANCANGAN PERANCANGAN SIM 19

IV.1 Diagram Arus Data 19

IV.2 Entity Relationship Diagram 22

(40)

IV.4 Kamus Data 28

IV.5 Diagam Struktur 33

IV.6 Decision Tree 35

BAB.V KESIMPULAN DAN SARAN 37

V.1Kesimpulan 37

V.2Saran 38

(41)

Berdasarkan diagram pohon keputusan yang telah dibuat maka dapat ditranformasikan menjadi sebuah tabel keputusan yaitu;

Kondisi dan Tindakan Alternatif

A. Kondisi 1 2 3

Bahan baku tersedia Y Y T

Bahan baku mencukupi Y T T

B, Tindakan

Pesan Bahan Baku V V

Referensi

Dokumen terkait

Telah dilakukan penelitian mengenai uji efek stimulan ekstrak daun jeruk purut (Citrus hystrix DC.) pada mencit putih jantan.. Mencit yang digunakan dalam penelitian ini

hurut a, hurut b, dan hurut c, serta dalam rangka melaksanakan ketentuan Pasal 3 ayat (2) Peraturan Menteri Keuangan Nomor 07/PMK.Oll/2010 tentang Bea Masuk Ditanggung Pemerintah

Subjek Wasops adalah aparat pengawas intern Polri yang melakukan tugas pengawasan dan pemeriksaan pada Satker penyelenggara operasi kepolisian di lingkungan Polri meliputi

Responden menganggap bahwa pelayanan yang diberikan oleh bengkel mobil saat ini berdasarkan apa yang dirasakan / didengar (dari kerabat, saudara, masyarakat,dll) sehubungan

usahatani cabai merah dengan sistem pengelolaan biasa di daerah penelitian. 2) Untuk mengidentifikasi luas lahan, frekuensi panen, jumlah produksi, jumlah. biaya produksi,

Di tahun1686 Thomas Savery membikin paten sebuah mesin uap yang digunakan untukmemompa air, dan di tahun 1712, seorang Inggris Thomas Newcomen, membikinpula paten barang serupa

Oleh karena itu petani harus jeli dalam sistem mengelola usahatani cabai merah, karena sistem pengelolaan sangat mempengaruhi hasil produksi dan pendapatan petani.Penelitian

Apakah terdapat pengaruh mekanisme Good Corporate Governance (GCG) yang diproksikan dengan aktifitas komite audit terhadap integritas laporan keuangan pada perusahaan