• Tidak ada hasil yang ditemukan

AFIRMASI TERHADAP PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL DAN KAWASAN PERBATASAN NEGARA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "AFIRMASI TERHADAP PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL DAN KAWASAN PERBATASAN NEGARA"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

REPUBLIK INDONESIA

KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL

AFIRMASI TERHADAP PEMBANGUNAN DAERAH

TERTINGGAL DAN KAWASAN PERBATASAN NEGARA

(2)

REPUBLIK INDONESIA

PENDAHULUAN

1

(3)

REPUBLIK INDONESIA

9 AGENDA PRIORITAS – NAWA CITA

1.

Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan

memberikan rasa aman kepada seluruh warga negara.

2.

Membuat Pemerintah selalu hadir dengan membangun tata kelola pemerintahan

yang bersih, efektif, demokratis, dan terpercaya.

3. Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan

desa dalam kerangka negara kesatuan.

4.

Memperkuat kehadiran negara dalam melakukan reformasi sistem dan

penegakan hukum yang bebas korupsi, bermartabat, dan terpercaya.

5.

Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia.

6.

Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar Internasional sehingga

bangsa Indonesia bisa maju dan bangkit bersama bangsa-bangsa Asia lainnya.

8.

Melakukan revolusi karakter bangsa.

9.

Memperteguh kebhinekaan dan memperkuat restorasi sosial Indonesia.

7.

Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor strategis

ekonomi domestik.

Pembangunan Daerah

Tertinggal, dan Kawasan

(4)

REPUBLIK INDONESIA

UU 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah

Pasal 361 ayat 2

Kewenangan Pemerintah Pusat di kawasan perbatasan meliputi seluruh kewenangan tentang pengelolaan dan pemanfaatan kawasan

perbatasan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai wilayah negara.

Pasal 361 ayat 3

Pemerintah Pusat mempunyai kewenangan untuk:

a.

penetapan RDTR;

b.

pengendalian dan izin pemanfaatan ruang; dan

c.

pembangunan sarana dan prasarana kawasan.

Pasal 361 ayat 7

“Pemerintah Pusat wajib membangun kawasan perbatasan agar tidak tertinggal dengan kemajuan kawasan perbatasan di negara tetangga.”

DASAR HUKUM PENGELOLAAN KAWASAN PERBATASAN NEGARA

UU 43 tahun 2008 tentang Wilayah Negara

“KPN adalah bagian wilayah negara yang terletak sepanjang batas wilayah

Indonesia dengan negara lain.” (Pasal 1)

“Untuk mengelola Batas Wilayah Negara dan mengelola Kawasan

Perbatasan pada tingkat pusat dan daerah, Pemerintah dan

pemerintah daerah membentuk Badan Pengelola nasional dan Badan

Pengelola daerah” (Pasal 14)

(5)

REPUBLIK INDONESIA

(6)

REPUBLIK INDONESIA

DEFINISI DAERAH TERTINGGAL

Sesuai Peraturan Pemerintah Nomor. 78 Tahun 2014

pasal 1 ayat 3 tentang Percepatan Pembangunan Daerah

Tertinggal, yang dimaksud dengan daerah tertinggal

adalah:

“Daerah kabupaten yang wilayah serta

masyarakatnya kurang berkembang dibandingkan

dengan daerah lain dalam skala nasional.”

Peraturan Pemerintah Nomor. 78 Tahun 2014 tentang

Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal, yang

berbunyi :

“Suatu daerah ditetapkan sebagai daerah tertinggal

berdasarkan kriteria : Perekonomian Masyarakat;

Sumber daya Manusia; Sarana dan Prasarana;

Kemampuan Keuangan Daerah; Aksesibilitas; dan

Karakteristik Daerah.”

Page - 2

Kriteria Utama Indikator Arah/

Tanda

Bobot Sumber Data % Indikator % Kriteria

Ekonomi 1 Persentase Penduduk Miskin + 10 20 Susenas

2 Pengeluaran Konsumsi Per Kapita - 10 Susenas

Sumber Daya Manusia (SDM)

3 Angka Harapan Hidup - 10 20 Susenas

4 Rata-rata Lama Sekolah - 5 Susenas

5 Angka Melek Huruf - 5 Susenas

Infrastruktur 6 Persentase desa dengan jenis permukaan jalan utama terluas Aspal/Beton

- 1.5 20 Podes

7 Persentase desa dengan jenis permukaan jalan

utama terluas Diperkeras - 1.5 Podes

8 Persentase desa dengan jenis permukaan jalan

utama terluas Tanah +

1.5 Podes

9 Persentase desa dengan jenis permukaan jalan

utama terluas Lainnya + 1.5 Podes

10 Persentase Rumah Tangga Pengguna Telepon - 2 Susenas

11 Persentase Rumah Tangga Pengguna Listrik - 2 Susenas

12 Persentase Rumah Tangga Pengguna Air Bersih - 2 Susenas

13 Persentase desa yg mempunyai Pasar Tanpa

Bangunan Permanen/Semi Permanen + 2 Podes

14 Jumlah Sarana dan Prasana Kesehatan per 1000

Penduduk - 2 Podes

15 Jumlah Dokter per 1000 penduduk - 2 Podes

16 Jumlah SD dan SMP per 1000 Penduduk - 2 Podes

Kapasitas Keuangan Daerah

17 Kemampuan Keuangan Daerah - 10 10 Kemenkeu

Aksesabilitas 18 Rata-Rata jarak dari Kantor Desa ke Kantor

Kabupaten yang Membawahi +

6.67 20 Podes

19 Persentase Desa dengan Jarak ke Pelayanan

Kesehatan > 5 Km + 6.67 Podes

20 Rata-Rata Jarak dari Desa ke Pelayanan Pendidikan

Dasar + 6.67 Podes

Karakteristik

Daerah 21 Persentase Desa Gempa Bumi 22 Persentase Desa Tanah Longsor ++ 1.431.43 10 PodesPodes

23 Persentase Desa Banjir + 1.43 Podes

24 Persentase Desa Bencana Lainnya + 1.43 Podes

25 Persentase Desa di Kawasan Hutan Lindung + 1.43 Podes

25 Persentase Desa Berlahan Kritis + 1.43 Podes

27 Persentase Desa Konflik 1 tahun terakhir + 1.43 Podes

(7)

REPUBLIK INDONESIA

PETA PERSEBARAN DAERAH TERTINGGAL

• Daftar Kabupaten Tertinggal 2015-2019 berdasarkan Daftar 183 Kabupaten Tertinggal dalam RPJMN 2010-2014 dikurangi daftar 70 Kabupaten Tertinggal Terentaskan Tahun 2014 dalam Kepmen PDT 141/2014 ditambah 9 DOB

• Berdasarkan PP 78/2014 tentang Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal, pasal 6 ayat 2 dan 3 bahwa, “(2) Penetapan Daerah Tertinggal sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilakukan berdasarkan usulan Menteri dengan melibatkan kementerian/lembaga terkait dan Pemerintah Daerah. (3) Penetapan Daerah Tertinggal secara nasional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan Peraturan Presiden

(8)

REPUBLIK INDONESIA

8

POTRET KETERTINGGALAN

Kondisi Jalan Menuju Desa Sambi, Kab. kotawaringin Kondisi Salah Satu SD di Kabupaten Berau

Dana Desa untuk Drainase di Kab Morowali Kekeringan Desa di Kab Nagekeo Kondisi jalan perbatasan di Kab Sintang

(9)

REPUBLIK INDONESIA

(10)

REPUBLIK INDONESIA

10

OPTIMALISASI ALOKASI SUMBER DAYA ANTARWILAYAH

Pembangunan Wilayah SUMATERA Pembangunan Wilayah JAWA-BALI Pembangunan Wilayah NUSA TENGGARA Pembangunan Wilayah MALUKU Pembangunan Wilayah PAPUA

Pemerintah Pusat

Pemda Pemda Pemda Pemda

Pemda

(+)

Dana Dekonsentrasi/TP + Dana Transfer Daerah + Dana Otsus +

Dana Desa + Pinjaman/Hibah + Swasta + Perbankan

(-)

(+)

(+)

(+)

(+)

(-)

(-)

(-)

(-)

Dampak alokasi sumberdaya

terhadap perkonomian daerah

(+)

(+)

(+)

(+)

(+)

Pengeluaran Pemerintah Daerah = Penguatan

Perekonomian daerah

Seluruh alokasi sumber daya didorong untuk meningkatkan produktivitas, nilai

tambah, dan daya saing daerah

Pembangunan Wilayah KALIMANTAN Pembangunan Wilayah SULAWESI

Pemda

Pemda

(+)

(+)

(11)

REPUBLIK INDONESIA

TRANSFORMASI SOSIAL, BUDAYA,

EKONOMI DAN SUMBER DAYA

SDA

SDM

Pertanian dan

Pertambangan

Manufaktur dan

Jasa

Peningkatan

Kapabil

it

as

(

Day

a Saing

,

Day

a

Tar

ik

dan

Daya Lest

ar

i

)

Berburu dan

Pengumpul

Berpindah dan

Bertani

Masyarakat

Maju

Masyarakat

Tradisional

Berkembang

Masyarakat

Sintesis dan

Daur Ulang

Prasarana

Informasi

Teknologi

Ruang

(darat dan laut)

Jawa dan Sumatera

Papua, Maluku, Nusa Tenggara, Kalimantan

Kalimantan dan Sulawesi

Setiap daerah mempunyai perbedaaan Arah (

Direction

), Besaran (

Magnitude

) dan Kecepatan

(

Speed

) Perubahan Sosial, Ekonomi dan Budaya

Regulasi

Institusi

(12)

REPUBLIK INDONESIA

KEGIATAN PRIORITAS Peningkatan sarana dan Prasarana di Daerah Tertinggal dan Kawasan Perbatasan Negara

KEGIATAN PRIORITAS Pelayanan Dasar di Daerah tertinggal dan Kawasan Perbatasan Negara PROYEK PRIORITAS Pembangunan Infrastruktur Pengelolaan Air Bersih Pembangunan/rehabilitasi Ruang Kelas Baru

Pembangunan/rehabilitasi gedung sekolah

Pembangunan/rehabilitasi Puskesmas/Pustu

Pengadaan alat kesehatan

KEGIATAN PRIORITAS Penguatan Kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM)

PROYEK PRIORITAS

Distribusi tenaga pendidik Distribusi tenaga

kesehatan Pengembangan

Kompetensi Fungsional dan Teknis Aparatur Pemda

Penguatan kapasitas tenaga kerja dan pelaku usaha

KEGIATAN PRIORITAS Pengembangan Ekonomi di Daerah Tertinggal dan Kawasan Perbatasan Negara

KEGIATAN PRIORITAS Pengelolaan PLBN, Kedaulatan dan Lintas Batas PROYEK PRIORITAS KEGIATAN PRIORITAS Kelembagaan dan Regulasi Pengelolaan Kawasan Perbatasan PROYEK PRIORITAS Penyediaan akses ketenagalistrikan

PROGRAM PRIORITAS:

PEMBANGUNAN WILAYAH PERBATASAN DAN DAERAH TERTINGGAL

PROYEK PRIORITAS

Pembangunan, Peningkatan Kapasitas, dan Pemeliharaan jalan & jembatan

Pembangunan dermaga Pembangunan dan rehabilitasi bandara Pelayanan angkutan keperintisan Penyediaan Akses Telekomunikasi Penyediaan Moda Transportasi Penyediaan akses ketenagalistrikan PROYEK PRIORITAS Pemberian Bantuan peralatan pengolahan pasca panen

Fasilitasi Pemasaran dan Pengendalian Harga Komoditas Lokal

Pemberian Fasilitas Kredit Usaha Ekonomi Produktif / UMKM

Peningkatan Kapasitas Nelayan/Petani/ Pelaku Ekonomi Kreatif

Perijinan, Kemitraan dan Penguatan Kelembagaan Usaha

Penyediaan Bahan Baku

dan Input Produksi Pembangunan Infrastruktur Pendukung Kawasan PLBN

Patroli Pengamanan Batas dan Tanda Batas Wilayah

Pengelolaan Kawasan Maritim Penataan Kelembagaan Diplomasi Perundingan Harmonisasi Peraturan Perundangan Pengelolaan Wilayah Negara dan Kawasan Perbatasan

Penyusunan RDTR Kawasan Perbatasan

Pembuatan Peta Kawasan Perbatasan, Database Regulasi dan Dokumen Teknis Pengelolaan Perbatasan Pengendalian Pemanfaatan Ruang Kawasan Perbatasan Peraturan tentang Penguatan Kelembagaan Pengelolaan Kawasan Perbatasan Pembangunan dan Peningkatan Prasarana Pemerintahan Kawasan Perbatasan Negara Penyelesaian Segmen Batas Operasionalisasi Unit Pengelola Teknis Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Terpadu

Kerjasama Multilateral Regulasi Eksport Import

(13)

REPUBLIK INDONESIA

AFIRMASI PEMBANGUNAN DAERAH

TERTINGGAL DAN PERBATASAN

(14)

REPUBLIK INDONESIA 21,830% 11,707% 5,128% 7,845% 8,941% 17,128% 27,423% JAWA KALIMANTAN MALUKU NUSA TENGGARA PAPUA SULAWESI SUMATERA

SHARE TOTAL ALOKASI DAK PER PULAU TAHUN 2017

(%)

PERAN DAK DI DAERAH TERTINGGAL DAN PERBATASAN

Spirit DAK: instrumen anggaran untuk mempercepat

pembangunan di daerah yang berkapasitas fiskal

rendah,

terutama

di

daerah

tertinggal

dan

perbatasan.

Rata-rata alokasi DAK antara Daerah Tertinggal sudah

lebih basar dari Daerah Non Tertinggal tetapi tidak

signifikan. Seharusnya Daerah Tertinggal mendapatkan

alokasi DAK yang signifikan lebih besar.

DAK diharapkan fokus untuk memenuhi pelayanan

dasar di daerah tertinggal sehingga mencapai SPM,

serta meningkatkan aksesibilitas menuju pusat

perekonomian.

Proporsi alokasi DAK masih didominasi

Jawa-Sumatera. Diperlukan pengalokasian DAK yang

lebih

memihak

daerah

tertinggal

(desentralisasi

asimentris).

704.514 150.833 106.519 613.789 197.358 46.976 DAU DAK DBH

RATA-RATA ALOKASI DANA TRANSFER TA. 2016 (Rp Miliar)

DAERAH NON TERTINGGAL DAERAH TERTINGGAL

(15)

REPUBLIK INDONESIA

KEBIJAKAN DAN ALOKASI DAK 2017

DAK 2017

REGULER

PENUGASAN

AFIRMASI

Pendidikan,

Kesehatan dan KB,

Perumahan dan

Permukiman,

Pertanian, Kelautan

dan Perikanan,

Pariwisata, IKM

Pendidikan (SMK),

Kesehatan (RS

Rujukan dan RS

Pratama), Air Minum,

Sanitasi, Jalan, Irigasi,

Pasar, Energi Skala

Kecil

1.

Perumahan

dan

Permukiman

2.

Kesehatan

(Puskesmas)

3.

Transportasi

Total DAK DI 122 Daerah Tertinggal tahun 2017 sebesar Rp 14,9 Triliun 

merupakan sumber dana yang sangat

penting dalam mendukung percepatan pembangunan di daerah tertinggal

Kemendes PDTT

berperan strategis dalam mengoptimalkan pemanfaatan Alokasi DAK untuk mendukung

percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal

Reguler Penugasan Afirmasi TOTAL

Dating 4.064.321 8.003.933 2.913.717 14.981.971 Nasional 20.396.248 34.466.763 3.479.199 58.342.210 10.000.000 20.000.000 30.000.000 40.000.000 50.000.000 60.000.000 70.000.000

(16)

REPUBLIK INDONESIA

PERKEMBANGAN ALOKASI DAK FISIK KE DAERAH TERTINGGAL

DAN PERBATASAN NEGARA TAHUN 2013-2017

21,830%

11,707%

5,128%

7,845%

8,941%

17,128%

27,423%

JAWA KALIMANTAN MALUKU NUSA TENGGARA PAPUA SULAWESI SUMATERA

SHARE TOTAL ALOKASI DAK PER PULAU TAHUN

2017 (%)

Rata-rata alokasi seluruh bidang DAK di daerah tertinggal dan perbatasan

telah menunjukkan keberpihakan

karena terus mengalami kecenderungan meningkat setiap tahunnya

DAK Afirmasi di daerah tertinggal dan perbatasan mengalami peningkatan setiap tahunnya dari Rp 2 Triliyun

tahun 2013 menjadi Rp 3,4 Triliun tahun 2017.

Diperlukan keberpihakan pada

daerah perbatasan yang juga merupakan daerah tertinggal

agar pemenuhan

kebutuhan

diprioritaskan untuk

187 kecamatan lokpri, 10 PKSN di 43 kabupaten/kota perbatasan.

2013 2014 2015 2016* 2017 Alokasi 81 83 91 191 120 50 100 150 200 250

Rata-rata Alokasi seluruh bidang DAK di Daerah Tertinggal dan Perbatasan

2013-2017 (Rp. Milyar) 2010 2011 2012 2013 2014 2015* 2016* 2017* Rata-rata DAK SPDT 1.288 1.724 1.950 3.918 4.124 6.366 7.371 5.517 Rata-rata DAK SPKP - 12.500 8.347 16.968 17.610 2.000 4.000 6.000 8.000 10.000 12.000 14.000 16.000 18.000 20.000

Perkembangan Alokasi DAK Afirmasi Daerah Tertinggal dan Perbatasan

6.366 7.371 5.517

*) DAK SPDT & SPKP dihapus dan diganti dengan DAK Afirmasi bidang Transportasi

(17)

REPUBLIK INDONESIA

Jawa Kalimantan Maluku Nustra Papua Sulawesi Sumatera Alokasi 10.824 65.437 167.341 101.208 232.488 154.467 112.334 Persentase 1,3% 7,8% 19,8% 12,0% 27,5% 18,3% 13,3% 50.000 100.000 150.000 200.000 250.000

Distribusi Alokasi DAK Afirmasi Transportasi Tahun 2017 per Wilayah Pulau (Rp. Juta)

ARAH KEBIJAKAN

1. Mendukung pengurangan kesenjangan wilayah sesuai Agenda Nawacita ke 3 yaitu Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan, melalui penyediaan sarana dan prasarana transportasi.

2. Mendukung pemerintah daerah tertinggal, kawasan perbatasan, kawasan transmigrasi dan kepulauan dalam rangka meningkatkan aksesibilitas masyarakat khususnya di wilayah periaran terhadap fasilitas perekonomian dan pemerintahan

TARGET DAN SASARAN

Meningkatkan aksesibilitas di 179

kabupaten/ kota yang merupakan daerah

tertinggal, perbatasan, kepulauan,

transmigrasi yang menghubungkan:

kawasan terisolir / pusat produksi menuju pusat distribusi, kecamatan dan ibukota kecamatan

kawasan transmigrasi menuju pusat-pusat pertumbuhan

kawasan perdesaan di kecamatan lokpri perbatasan menuju pusat-pusat pertumbuhan

pulau-pulau kecil berpenghuni menuju kecamatan dan ibukota kecamatan

MENU:

1

MODA TRANSPORTASI DARAT / AIR

2

DERMAGA KECIL / TAMBATAN PERAHU

Kabupaten

1.122

Tertinggal

1.10 PKSN

dan 150

Lokpri

Perbatasan

Negara

1.39 Kawasan

Transmigrasi

1.61

Kabupaten

Kepulauan di

6 Provinsi

LOKASI

PRIORITAS

KEBIJAKAN DAK AFIRMASI TRANSPORTASI 2017

(18)

REPUBLIK INDONESIA

18

KEGIATAN YANG TELAH DILAKSANAKAN DI DAERAH

TERTINGGAL DAN PERBATASAN NEGARA TAHUN 2016

No. Kegiatan NO. Kegiatan

1 Pembangunan 7 Pos Lintas Batas Negara (PLBN) 5 diantaranya telah diresmikan Presiden

14 Pembangunan 1.806 rumah bagi warga Komunitas Adat Terpencil (KAT)

2 Pembangunan 206 Pasar Rakyat, dan 7 unit pasar kecamatan 15 Pemberian bahan bangunan kepada 293 rumah warga KAT 3 Pembangunan dan Peningkatan 36 Bandara Perintis 16 Pemberian bantuan Jaminan Hidup pada 3.507 warga KAT

4 Pembangunan/peningkatan 14 pelabuhan/dermaga 17 Pembangunan 3 Rumah Sakit (RS) Pratama, Bantuan 28 paket alat kesehatan di 7 kabupaten

5 Pembangunan jalan paralel perbatasan di Kawasan Perbatasan Wilayah Kalimantan sepanjang 1.619,2 km, pembangunan jalan lintas perbatasan di Papua sepanjang 882,6 km, dan pembangunan jalan sabuk perbatasan di Provinsi NTT sepanjang 151,1 km

18 Distribusi 1.422 orang Nusantara Sehat

6 Pengadaan 7 unit kapal di pulau kecil dan terluar 19 Pelatihan peningkatan keterampilan kerja

7 Pembangunan Sarana dan Prasarana Air bersih di 13 kabupaten 20 Pengembangan 15 Sentra Kelautan Perikanan Terpadu dan penataan 100 kampung nelayan

8 Distribusi Guru Garis Depan sebanyak 6.296 orang 21 Bantuan 27 unit alat pasca panen di 27 kabupaten 9 Pembangunan Sekolah Garis Depan 22 Pemberian 11 unit bantuan traktor dan handtraktor 10 Distribusi tenaga pendidik Sarjana Mendidik di Daerah Terdepan, Terluar,

dan Tertinggal (SM3T) sebanyak 2.296 orang

23 Pembangunan 125 BTS di daerah tertinggal 11 Pembangunan ruang kelas baru (ruang kelas, dan meubeler) di 9

kabupaten

24 Pembangunan 12 Kawasan Internet Masyarakat di 12 kabupaten 12 Pemberian Beasiswa khusus untuk Orang Asli Papua 25 Pembangunan PLTS di 38 unit Kecamatan Lokpri dan daerah tertinggal 13 Pemberian bantuan peralatan kerja, peralatan rumah tangga, dan bibit

tanaman pada 2.039 warga KAT

(19)

REPUBLIK INDONESIA

INDIKASI KEGIATAN DI DAERAH TERTINGGAL DAN

PERBATASAN NEGARA TAHUN 2017

No. Kegiatan NO. Kegiatan

1 Pemberian bantuan input produksi di 49 kabupaten 14 Pembangunan/peningkatan 46 SMK 2 Pembangunan 20 embung dan 10 sumur bor di daerah tertinggal yang

rawan pangan

15 Penyediaan layanan sesuai standar di 124 puskesmas di daerah tertinggal dan perbatasan

3 Penyulan petani/nelayan di 49 kabupaten dan pelatihan kewirausahaan 16 Pembangunan 30.000 rumah swadaya

4 Pendampingan 45 koperasi pengelola pasar rakyat 17 Pembangunan rumah bargi 2.099 KK warga KAT 5 Fasilitasi Promosi dan pemasaran dalam negeri di 100 UMKM dan fasilitasi

pembuatan akta koperasi di 100 kelompok pra koperasi

18 Penyediaan air bersih di 55.820 sambungan rumah di kawasan kumuh,

6 Pendampingan penguatan kapasitas bagi 3.777 warga KAT 19 pembangunan 64 MCK di KAT 7 Pembangunan 1.185 km jalan di daerah tertinggal dan kawasan

perbatasan

20 Penempatan 3.000 guru garus depan, 8 Pembangunan/peningkatan 7 dermaga di daerah tertinggal 21 distribusi 3.000 guru SM3T,

9 Peningkatan 48 bandara 22 Peningkatan kualitas aparatur penyelenggara usuran pemerintahan di 122 kabupaten tertinggal

10 Penyediaan layanan informasi akurasi cuaca di bandara di daerah tertinggal

23 Tunjangan khusus guru di daerah tertinggal dan perbatasan 11 Penyediaan layanan 200 bus perintis, 100 kapal perintis dan subsidi trayek

perintis di 250 rute

24 Peningkatan 10 balai latihan kerja di daerah tretinggal

12 Penyediaan akses telekomunikasi di 27 kabupaten tertinggal 25 Penyediaan 55 unit mobile training unit (MTU) du daerah tertinggal 13 Pembangunan 105 unit EBT di 46 daerah tertinggal 26 Pemberian Dana Alokasi Khusus (DAK) Afirmasi

(20)

REPUBLIK INDONESIA

Terima Kasih.

Referensi

Dokumen terkait

Model kelembagaan pengelolaan DAS wilayah perbatasan negara guna mewujudkan pembangunan berkelanjutan disesuaikan dengan tahapan pembangunan, karakteristik masyarakat,

Berdasarkan hasil penelitian tersebut prioritas utama pengembangan pembangunan Kecamatan Sumberbaru Sebagai Kawasan Perbatasan di Kabupaten Jember adalah

Diktum KESATU ditetapkan berdasarkan kategori Desa yang termasuk dalam wilayah pinggiran, yaitu Desa dalam kawasan perdesaan, perbatasan, dan daerah tertinggal dengan

Untuk tahun anggaran 2012 dan seterusnya, penyusunan rencana aksi pengelolaan batas wilayah negara dan kawasan perbatasan disusun oleh BNPP setelah sebelumnya dibahas dalam

Perbedaaan pengembangan kawasan berikat di kawasan perbatasan dan di luar kawasan perbatasan adalah : (i) Di kawasan perbatasan, pembangunan kawasan berikat ditujukan untuk

Namun setelah terbentuknya BNPP, BPP Provinsi dan BPP Kabupaten Kapuas Hulu, penyusunan perencanaan pembangunan kawasan perbatasan Kabupaten Kapuas Hulu pada Lokasi

Kebijakan pembangunan wilayah perbatasan Indonesia, baik darat maupun laut agar tidak semakin tertinggal dengan wilayah perbatasan negara tetangga Malaysia, perlu

Karena itu dalam artikel ini akan di bahas keadaan pembangunan di dalam cakupan lingkup kawasan perbatasan Indonesia, khususnya yaitu perbatasan wilayah Nusa Tenggara Timur NTT yang