REPUBLIK INDONESIA
KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL
AFIRMASI TERHADAP PEMBANGUNAN DAERAH
TERTINGGAL DAN KAWASAN PERBATASAN NEGARA
REPUBLIK INDONESIA
PENDAHULUAN
1
REPUBLIK INDONESIA
9 AGENDA PRIORITAS – NAWA CITA
1.
Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan
memberikan rasa aman kepada seluruh warga negara.
2.
Membuat Pemerintah selalu hadir dengan membangun tata kelola pemerintahan
yang bersih, efektif, demokratis, dan terpercaya.
3. Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan
desa dalam kerangka negara kesatuan.
4.
Memperkuat kehadiran negara dalam melakukan reformasi sistem dan
penegakan hukum yang bebas korupsi, bermartabat, dan terpercaya.
5.
Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia.
6.
Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar Internasional sehingga
bangsa Indonesia bisa maju dan bangkit bersama bangsa-bangsa Asia lainnya.
8.
Melakukan revolusi karakter bangsa.
9.
Memperteguh kebhinekaan dan memperkuat restorasi sosial Indonesia.
7.
Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor strategis
ekonomi domestik.
Pembangunan Daerah
Tertinggal, dan Kawasan
REPUBLIK INDONESIA
UU 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
Pasal 361 ayat 2
Kewenangan Pemerintah Pusat di kawasan perbatasan meliputi seluruh kewenangan tentang pengelolaan dan pemanfaatan kawasan
perbatasan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai wilayah negara.
Pasal 361 ayat 3
Pemerintah Pusat mempunyai kewenangan untuk:
a.
penetapan RDTR;
b.
pengendalian dan izin pemanfaatan ruang; dan
c.
pembangunan sarana dan prasarana kawasan.
Pasal 361 ayat 7
“Pemerintah Pusat wajib membangun kawasan perbatasan agar tidak tertinggal dengan kemajuan kawasan perbatasan di negara tetangga.”
DASAR HUKUM PENGELOLAAN KAWASAN PERBATASAN NEGARA
UU 43 tahun 2008 tentang Wilayah Negara
“KPN adalah bagian wilayah negara yang terletak sepanjang batas wilayah
Indonesia dengan negara lain.” (Pasal 1)
“Untuk mengelola Batas Wilayah Negara dan mengelola Kawasan
Perbatasan pada tingkat pusat dan daerah, Pemerintah dan
pemerintah daerah membentuk Badan Pengelola nasional dan Badan
Pengelola daerah” (Pasal 14)
REPUBLIK INDONESIA
REPUBLIK INDONESIA
DEFINISI DAERAH TERTINGGAL
Sesuai Peraturan Pemerintah Nomor. 78 Tahun 2014
pasal 1 ayat 3 tentang Percepatan Pembangunan Daerah
Tertinggal, yang dimaksud dengan daerah tertinggal
adalah:
“Daerah kabupaten yang wilayah serta
masyarakatnya kurang berkembang dibandingkan
dengan daerah lain dalam skala nasional.”
Peraturan Pemerintah Nomor. 78 Tahun 2014 tentang
Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal, yang
berbunyi :
“Suatu daerah ditetapkan sebagai daerah tertinggal
berdasarkan kriteria : Perekonomian Masyarakat;
Sumber daya Manusia; Sarana dan Prasarana;
Kemampuan Keuangan Daerah; Aksesibilitas; dan
Karakteristik Daerah.”
Page - 2
Kriteria Utama Indikator Arah/
Tanda
Bobot Sumber Data % Indikator % Kriteria
Ekonomi 1 Persentase Penduduk Miskin + 10 20 Susenas
2 Pengeluaran Konsumsi Per Kapita - 10 Susenas
Sumber Daya Manusia (SDM)
3 Angka Harapan Hidup - 10 20 Susenas
4 Rata-rata Lama Sekolah - 5 Susenas
5 Angka Melek Huruf - 5 Susenas
Infrastruktur 6 Persentase desa dengan jenis permukaan jalan utama terluas Aspal/Beton
- 1.5 20 Podes
7 Persentase desa dengan jenis permukaan jalan
utama terluas Diperkeras - 1.5 Podes
8 Persentase desa dengan jenis permukaan jalan
utama terluas Tanah +
1.5 Podes
9 Persentase desa dengan jenis permukaan jalan
utama terluas Lainnya + 1.5 Podes
10 Persentase Rumah Tangga Pengguna Telepon - 2 Susenas
11 Persentase Rumah Tangga Pengguna Listrik - 2 Susenas
12 Persentase Rumah Tangga Pengguna Air Bersih - 2 Susenas
13 Persentase desa yg mempunyai Pasar Tanpa
Bangunan Permanen/Semi Permanen + 2 Podes
14 Jumlah Sarana dan Prasana Kesehatan per 1000
Penduduk - 2 Podes
15 Jumlah Dokter per 1000 penduduk - 2 Podes
16 Jumlah SD dan SMP per 1000 Penduduk - 2 Podes
Kapasitas Keuangan Daerah
17 Kemampuan Keuangan Daerah - 10 10 Kemenkeu
Aksesabilitas 18 Rata-Rata jarak dari Kantor Desa ke Kantor
Kabupaten yang Membawahi +
6.67 20 Podes
19 Persentase Desa dengan Jarak ke Pelayanan
Kesehatan > 5 Km + 6.67 Podes
20 Rata-Rata Jarak dari Desa ke Pelayanan Pendidikan
Dasar + 6.67 Podes
Karakteristik
Daerah 21 Persentase Desa Gempa Bumi 22 Persentase Desa Tanah Longsor ++ 1.431.43 10 PodesPodes
23 Persentase Desa Banjir + 1.43 Podes
24 Persentase Desa Bencana Lainnya + 1.43 Podes
25 Persentase Desa di Kawasan Hutan Lindung + 1.43 Podes
25 Persentase Desa Berlahan Kritis + 1.43 Podes
27 Persentase Desa Konflik 1 tahun terakhir + 1.43 Podes
REPUBLIK INDONESIA
PETA PERSEBARAN DAERAH TERTINGGAL
• Daftar Kabupaten Tertinggal 2015-2019 berdasarkan Daftar 183 Kabupaten Tertinggal dalam RPJMN 2010-2014 dikurangi daftar 70 Kabupaten Tertinggal Terentaskan Tahun 2014 dalam Kepmen PDT 141/2014 ditambah 9 DOB
• Berdasarkan PP 78/2014 tentang Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal, pasal 6 ayat 2 dan 3 bahwa, “(2) Penetapan Daerah Tertinggal sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilakukan berdasarkan usulan Menteri dengan melibatkan kementerian/lembaga terkait dan Pemerintah Daerah. (3) Penetapan Daerah Tertinggal secara nasional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan Peraturan Presiden
REPUBLIK INDONESIA
8
POTRET KETERTINGGALAN
Kondisi Jalan Menuju Desa Sambi, Kab. kotawaringin Kondisi Salah Satu SD di Kabupaten Berau
Dana Desa untuk Drainase di Kab Morowali Kekeringan Desa di Kab Nagekeo Kondisi jalan perbatasan di Kab Sintang
REPUBLIK INDONESIA
REPUBLIK INDONESIA
10
OPTIMALISASI ALOKASI SUMBER DAYA ANTARWILAYAH
Pembangunan Wilayah SUMATERA Pembangunan Wilayah JAWA-BALI Pembangunan Wilayah NUSA TENGGARA Pembangunan Wilayah MALUKU Pembangunan Wilayah PAPUA
Pemerintah Pusat
Pemda Pemda Pemda Pemda
Pemda
(+)
Dana Dekonsentrasi/TP + Dana Transfer Daerah + Dana Otsus +
Dana Desa + Pinjaman/Hibah + Swasta + Perbankan
(-)
(+)
(+)
(+)
(+)
(-)
(-)
(-)
(-)
Dampak alokasi sumberdaya
terhadap perkonomian daerah
(+)
(+)
(+)
(+)
(+)
Pengeluaran Pemerintah Daerah = Penguatan
Perekonomian daerah
Seluruh alokasi sumber daya didorong untuk meningkatkan produktivitas, nilai
tambah, dan daya saing daerah
Pembangunan Wilayah KALIMANTAN Pembangunan Wilayah SULAWESI
Pemda
Pemda
(+)
(+)
REPUBLIK INDONESIA
TRANSFORMASI SOSIAL, BUDAYA,
EKONOMI DAN SUMBER DAYA
SDA
SDM
Pertanian dan
Pertambangan
Manufaktur dan
Jasa
Peningkatan
Kapabil
it
as
(
Day
a Saing
,
Day
a
Tar
ik
dan
Daya Lest
ar
i
)
Berburu dan
Pengumpul
Berpindah dan
Bertani
Masyarakat
Maju
Masyarakat
Tradisional
Berkembang
Masyarakat
Sintesis dan
Daur Ulang
Prasarana
Informasi
Teknologi
Ruang
(darat dan laut)
Jawa dan Sumatera
Papua, Maluku, Nusa Tenggara, Kalimantan
Kalimantan dan Sulawesi
Setiap daerah mempunyai perbedaaan Arah (
Direction
), Besaran (
Magnitude
) dan Kecepatan
(
Speed
) Perubahan Sosial, Ekonomi dan Budaya
Regulasi
Institusi
REPUBLIK INDONESIA
KEGIATAN PRIORITAS Peningkatan sarana dan Prasarana di Daerah Tertinggal dan Kawasan Perbatasan Negara
KEGIATAN PRIORITAS Pelayanan Dasar di Daerah tertinggal dan Kawasan Perbatasan Negara PROYEK PRIORITAS Pembangunan Infrastruktur Pengelolaan Air Bersih Pembangunan/rehabilitasi Ruang Kelas Baru
Pembangunan/rehabilitasi gedung sekolah
Pembangunan/rehabilitasi Puskesmas/Pustu
Pengadaan alat kesehatan
KEGIATAN PRIORITAS Penguatan Kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM)
PROYEK PRIORITAS
Distribusi tenaga pendidik Distribusi tenaga
kesehatan Pengembangan
Kompetensi Fungsional dan Teknis Aparatur Pemda
Penguatan kapasitas tenaga kerja dan pelaku usaha
KEGIATAN PRIORITAS Pengembangan Ekonomi di Daerah Tertinggal dan Kawasan Perbatasan Negara
KEGIATAN PRIORITAS Pengelolaan PLBN, Kedaulatan dan Lintas Batas PROYEK PRIORITAS KEGIATAN PRIORITAS Kelembagaan dan Regulasi Pengelolaan Kawasan Perbatasan PROYEK PRIORITAS Penyediaan akses ketenagalistrikan
PROGRAM PRIORITAS:
PEMBANGUNAN WILAYAH PERBATASAN DAN DAERAH TERTINGGAL
PROYEK PRIORITAS
Pembangunan, Peningkatan Kapasitas, dan Pemeliharaan jalan & jembatan
Pembangunan dermaga Pembangunan dan rehabilitasi bandara Pelayanan angkutan keperintisan Penyediaan Akses Telekomunikasi Penyediaan Moda Transportasi Penyediaan akses ketenagalistrikan PROYEK PRIORITAS Pemberian Bantuan peralatan pengolahan pasca panen
Fasilitasi Pemasaran dan Pengendalian Harga Komoditas Lokal
Pemberian Fasilitas Kredit Usaha Ekonomi Produktif / UMKM
Peningkatan Kapasitas Nelayan/Petani/ Pelaku Ekonomi Kreatif
Perijinan, Kemitraan dan Penguatan Kelembagaan Usaha
Penyediaan Bahan Baku
dan Input Produksi Pembangunan Infrastruktur Pendukung Kawasan PLBN
Patroli Pengamanan Batas dan Tanda Batas Wilayah
Pengelolaan Kawasan Maritim Penataan Kelembagaan Diplomasi Perundingan Harmonisasi Peraturan Perundangan Pengelolaan Wilayah Negara dan Kawasan Perbatasan
Penyusunan RDTR Kawasan Perbatasan
Pembuatan Peta Kawasan Perbatasan, Database Regulasi dan Dokumen Teknis Pengelolaan Perbatasan Pengendalian Pemanfaatan Ruang Kawasan Perbatasan Peraturan tentang Penguatan Kelembagaan Pengelolaan Kawasan Perbatasan Pembangunan dan Peningkatan Prasarana Pemerintahan Kawasan Perbatasan Negara Penyelesaian Segmen Batas Operasionalisasi Unit Pengelola Teknis Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Terpadu
Kerjasama Multilateral Regulasi Eksport Import
REPUBLIK INDONESIA
AFIRMASI PEMBANGUNAN DAERAH
TERTINGGAL DAN PERBATASAN
REPUBLIK INDONESIA 21,830% 11,707% 5,128% 7,845% 8,941% 17,128% 27,423% JAWA KALIMANTAN MALUKU NUSA TENGGARA PAPUA SULAWESI SUMATERA
SHARE TOTAL ALOKASI DAK PER PULAU TAHUN 2017
(%)
PERAN DAK DI DAERAH TERTINGGAL DAN PERBATASAN
•
Spirit DAK: instrumen anggaran untuk mempercepat
pembangunan di daerah yang berkapasitas fiskal
rendah,
terutama
di
daerah
tertinggal
dan
perbatasan.
•
Rata-rata alokasi DAK antara Daerah Tertinggal sudah
lebih basar dari Daerah Non Tertinggal tetapi tidak
signifikan. Seharusnya Daerah Tertinggal mendapatkan
alokasi DAK yang signifikan lebih besar.
•
DAK diharapkan fokus untuk memenuhi pelayanan
dasar di daerah tertinggal sehingga mencapai SPM,
serta meningkatkan aksesibilitas menuju pusat
perekonomian.
•
Proporsi alokasi DAK masih didominasi
Jawa-Sumatera. Diperlukan pengalokasian DAK yang
lebih
memihak
daerah
tertinggal
(desentralisasi
asimentris).
704.514 150.833 106.519 613.789 197.358 46.976 DAU DAK DBHRATA-RATA ALOKASI DANA TRANSFER TA. 2016 (Rp Miliar)
DAERAH NON TERTINGGAL DAERAH TERTINGGAL
REPUBLIK INDONESIA
KEBIJAKAN DAN ALOKASI DAK 2017
DAK 2017
REGULER
PENUGASAN
AFIRMASI
Pendidikan,
Kesehatan dan KB,
Perumahan dan
Permukiman,
Pertanian, Kelautan
dan Perikanan,
Pariwisata, IKM
Pendidikan (SMK),
Kesehatan (RS
Rujukan dan RS
Pratama), Air Minum,
Sanitasi, Jalan, Irigasi,
Pasar, Energi Skala
Kecil
1.
Perumahan
dan
Permukiman
2.
Kesehatan
(Puskesmas)
3.
Transportasi
Total DAK DI 122 Daerah Tertinggal tahun 2017 sebesar Rp 14,9 Triliun
merupakan sumber dana yang sangat
penting dalam mendukung percepatan pembangunan di daerah tertinggal
Kemendes PDTT
berperan strategis dalam mengoptimalkan pemanfaatan Alokasi DAK untuk mendukung
percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal
Reguler Penugasan Afirmasi TOTAL
Dating 4.064.321 8.003.933 2.913.717 14.981.971 Nasional 20.396.248 34.466.763 3.479.199 58.342.210 10.000.000 20.000.000 30.000.000 40.000.000 50.000.000 60.000.000 70.000.000
REPUBLIK INDONESIA
PERKEMBANGAN ALOKASI DAK FISIK KE DAERAH TERTINGGAL
DAN PERBATASAN NEGARA TAHUN 2013-2017
21,830%
11,707%
5,128%
7,845%
8,941%
17,128%
27,423%
JAWA KALIMANTAN MALUKU NUSA TENGGARA PAPUA SULAWESI SUMATERASHARE TOTAL ALOKASI DAK PER PULAU TAHUN
2017 (%)
Rata-rata alokasi seluruh bidang DAK di daerah tertinggal dan perbatasan
telah menunjukkan keberpihakan
karena terus mengalami kecenderungan meningkat setiap tahunnya
DAK Afirmasi di daerah tertinggal dan perbatasan mengalami peningkatan setiap tahunnya dari Rp 2 Triliyun
tahun 2013 menjadi Rp 3,4 Triliun tahun 2017.
Diperlukan keberpihakan pada
daerah perbatasan yang juga merupakan daerah tertinggal
agar pemenuhan
kebutuhan
diprioritaskan untuk
187 kecamatan lokpri, 10 PKSN di 43 kabupaten/kota perbatasan.
2013 2014 2015 2016* 2017 Alokasi 81 83 91 191 120 50 100 150 200 250
Rata-rata Alokasi seluruh bidang DAK di Daerah Tertinggal dan Perbatasan
2013-2017 (Rp. Milyar) 2010 2011 2012 2013 2014 2015* 2016* 2017* Rata-rata DAK SPDT 1.288 1.724 1.950 3.918 4.124 6.366 7.371 5.517 Rata-rata DAK SPKP - 12.500 8.347 16.968 17.610 2.000 4.000 6.000 8.000 10.000 12.000 14.000 16.000 18.000 20.000
Perkembangan Alokasi DAK Afirmasi Daerah Tertinggal dan Perbatasan
6.366 7.371 5.517
*) DAK SPDT & SPKP dihapus dan diganti dengan DAK Afirmasi bidang Transportasi
REPUBLIK INDONESIA
Jawa Kalimantan Maluku Nustra Papua Sulawesi Sumatera Alokasi 10.824 65.437 167.341 101.208 232.488 154.467 112.334 Persentase 1,3% 7,8% 19,8% 12,0% 27,5% 18,3% 13,3% 50.000 100.000 150.000 200.000 250.000
Distribusi Alokasi DAK Afirmasi Transportasi Tahun 2017 per Wilayah Pulau (Rp. Juta)
ARAH KEBIJAKAN
1. Mendukung pengurangan kesenjangan wilayah sesuai Agenda Nawacita ke 3 yaitu Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan, melalui penyediaan sarana dan prasarana transportasi.
2. Mendukung pemerintah daerah tertinggal, kawasan perbatasan, kawasan transmigrasi dan kepulauan dalam rangka meningkatkan aksesibilitas masyarakat khususnya di wilayah periaran terhadap fasilitas perekonomian dan pemerintahan
TARGET DAN SASARAN
Meningkatkan aksesibilitas di 179
kabupaten/ kota yang merupakan daerah
tertinggal, perbatasan, kepulauan,
transmigrasi yang menghubungkan:
kawasan terisolir / pusat produksi menuju pusat distribusi, kecamatan dan ibukota kecamatan
kawasan transmigrasi menuju pusat-pusat pertumbuhan
kawasan perdesaan di kecamatan lokpri perbatasan menuju pusat-pusat pertumbuhan
pulau-pulau kecil berpenghuni menuju kecamatan dan ibukota kecamatan
MENU:
1
MODA TRANSPORTASI DARAT / AIR
2
DERMAGA KECIL / TAMBATAN PERAHU
Kabupaten
1.122
Tertinggal
1.10 PKSN
dan 150
Lokpri
Perbatasan
Negara
1.39 Kawasan
Transmigrasi
1.61
Kabupaten
Kepulauan di
6 Provinsi
LOKASI
PRIORITAS
KEBIJAKAN DAK AFIRMASI TRANSPORTASI 2017
REPUBLIK INDONESIA
18
KEGIATAN YANG TELAH DILAKSANAKAN DI DAERAH
TERTINGGAL DAN PERBATASAN NEGARA TAHUN 2016
No. Kegiatan NO. Kegiatan
1 Pembangunan 7 Pos Lintas Batas Negara (PLBN) 5 diantaranya telah diresmikan Presiden
14 Pembangunan 1.806 rumah bagi warga Komunitas Adat Terpencil (KAT)
2 Pembangunan 206 Pasar Rakyat, dan 7 unit pasar kecamatan 15 Pemberian bahan bangunan kepada 293 rumah warga KAT 3 Pembangunan dan Peningkatan 36 Bandara Perintis 16 Pemberian bantuan Jaminan Hidup pada 3.507 warga KAT
4 Pembangunan/peningkatan 14 pelabuhan/dermaga 17 Pembangunan 3 Rumah Sakit (RS) Pratama, Bantuan 28 paket alat kesehatan di 7 kabupaten
5 Pembangunan jalan paralel perbatasan di Kawasan Perbatasan Wilayah Kalimantan sepanjang 1.619,2 km, pembangunan jalan lintas perbatasan di Papua sepanjang 882,6 km, dan pembangunan jalan sabuk perbatasan di Provinsi NTT sepanjang 151,1 km
18 Distribusi 1.422 orang Nusantara Sehat
6 Pengadaan 7 unit kapal di pulau kecil dan terluar 19 Pelatihan peningkatan keterampilan kerja
7 Pembangunan Sarana dan Prasarana Air bersih di 13 kabupaten 20 Pengembangan 15 Sentra Kelautan Perikanan Terpadu dan penataan 100 kampung nelayan
8 Distribusi Guru Garis Depan sebanyak 6.296 orang 21 Bantuan 27 unit alat pasca panen di 27 kabupaten 9 Pembangunan Sekolah Garis Depan 22 Pemberian 11 unit bantuan traktor dan handtraktor 10 Distribusi tenaga pendidik Sarjana Mendidik di Daerah Terdepan, Terluar,
dan Tertinggal (SM3T) sebanyak 2.296 orang
23 Pembangunan 125 BTS di daerah tertinggal 11 Pembangunan ruang kelas baru (ruang kelas, dan meubeler) di 9
kabupaten
24 Pembangunan 12 Kawasan Internet Masyarakat di 12 kabupaten 12 Pemberian Beasiswa khusus untuk Orang Asli Papua 25 Pembangunan PLTS di 38 unit Kecamatan Lokpri dan daerah tertinggal 13 Pemberian bantuan peralatan kerja, peralatan rumah tangga, dan bibit
tanaman pada 2.039 warga KAT
REPUBLIK INDONESIA
INDIKASI KEGIATAN DI DAERAH TERTINGGAL DAN
PERBATASAN NEGARA TAHUN 2017
No. Kegiatan NO. Kegiatan
1 Pemberian bantuan input produksi di 49 kabupaten 14 Pembangunan/peningkatan 46 SMK 2 Pembangunan 20 embung dan 10 sumur bor di daerah tertinggal yang
rawan pangan
15 Penyediaan layanan sesuai standar di 124 puskesmas di daerah tertinggal dan perbatasan
3 Penyulan petani/nelayan di 49 kabupaten dan pelatihan kewirausahaan 16 Pembangunan 30.000 rumah swadaya
4 Pendampingan 45 koperasi pengelola pasar rakyat 17 Pembangunan rumah bargi 2.099 KK warga KAT 5 Fasilitasi Promosi dan pemasaran dalam negeri di 100 UMKM dan fasilitasi
pembuatan akta koperasi di 100 kelompok pra koperasi
18 Penyediaan air bersih di 55.820 sambungan rumah di kawasan kumuh,
6 Pendampingan penguatan kapasitas bagi 3.777 warga KAT 19 pembangunan 64 MCK di KAT 7 Pembangunan 1.185 km jalan di daerah tertinggal dan kawasan
perbatasan
20 Penempatan 3.000 guru garus depan, 8 Pembangunan/peningkatan 7 dermaga di daerah tertinggal 21 distribusi 3.000 guru SM3T,
9 Peningkatan 48 bandara 22 Peningkatan kualitas aparatur penyelenggara usuran pemerintahan di 122 kabupaten tertinggal
10 Penyediaan layanan informasi akurasi cuaca di bandara di daerah tertinggal
23 Tunjangan khusus guru di daerah tertinggal dan perbatasan 11 Penyediaan layanan 200 bus perintis, 100 kapal perintis dan subsidi trayek
perintis di 250 rute
24 Peningkatan 10 balai latihan kerja di daerah tretinggal
12 Penyediaan akses telekomunikasi di 27 kabupaten tertinggal 25 Penyediaan 55 unit mobile training unit (MTU) du daerah tertinggal 13 Pembangunan 105 unit EBT di 46 daerah tertinggal 26 Pemberian Dana Alokasi Khusus (DAK) Afirmasi
REPUBLIK INDONESIA