• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PERBANDINGAN PEMBANGUNAN WILAYAH PERBATASAN INDONESIA-MALAYSIA (STUDI KOMPARATIF PEMBANGUNAN PERBATASAN SEBATIK- TAWAU)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS PERBANDINGAN PEMBANGUNAN WILAYAH PERBATASAN INDONESIA-MALAYSIA (STUDI KOMPARATIF PEMBANGUNAN PERBATASAN SEBATIK- TAWAU)"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PERBANDINGAN PEMBANGUNAN WILAYAH

PERBATASAN INDONESIA-MALAYSIA (STUDI

KOMPARATIF PEMBANGUNAN PERBATASAN

SEBATIK-TAWAU)

Ary Setiawan Nim. 0802045024

eJournal Ilmu Hubungan Internasional

Volume 1, Nomor 3, 2013

(2)

eJournal Ilmu Hubungan Internasional, 2013, 1 (3), 693-702 ISSN 0000-0000, ejournal.hi.fisip-unmul.org

© Copyright 2013

ANALISIS PERBANDINGAN PEMBANGUNAN WILAYAH PERBATASAN INDONESIA-MALAYSIA (STUDI KOMPARATIF

PEMBANGUNAN PERBATASAN SEBATIK-TAWAU) Ary Setiawan1

NIM.0802045024

Abstract

The purpose of this study is to describe the comparison in policy of social-economy development in border area between Indonesia government and Malaysia government. The result indicate that social-economy development of both area have big different condition. There are a lot of factors that became the background of these imbalance like the policy and human resources factor. The border area of Malaysia having good development, the social-economy is really completed by the realization of education and health facilities and also road access that things has not appeared in border area of Indonesia. In a fact, Indonesian government carry out many of policy in order to change the border area of Indonesia from the backyard to the frontyard of the country, but these policies finally just become a plan that has never done. Actually Indonesia can learn a lot of things in from Malaysia in developing the border area. The involvement from the all side of government is the success secret in developing a border area.

Keywords: Analysis Comparison, Border Development Area Pendahuluan

Perencanaan pembangunan, di suatu negara, tepatnya di daerah-daerah tertinggal seperti daerah perbatasan bisa di anggap sebagai perencanaan untuk memperbaiki penggunaan sumberdaya-sumberdaya publik yang tersedia di daerah tersebut. Secara obyektif wilayah perbatasan memang merupakan wilayah yang sangat tertinggal bila dibandingkan dengan wilayah non perbatasan, apalagi dibandingkan dengan wilayah negara tetangga. Disamping itu, kondisi ketertinggalan wilayah perbatasan juga berdampak pada munculnya berbagai permasalahan akut, baik pada dimensi lokal/domestik, nasional, maupun regional antar bangsa.

Begitu banyak permasalahan yang muncul di wilayah perbatasan, permasalahannya pun dapat dikatakan cukup pelik karena belum dapat terselesaikan dengan baik oleh pemerintah daerah maupun pemerintah pusat hingga sekarang, banyak faktor yang melatar belakangi permasalahan di wilayah perbatasan ini, permasalahan diwilayah perbatasan antar negara sendiri kemudian di bagi kedalam 3 masalah utama sebagai isu strategis yaitu keterbatasan

1 Mahasiswa Program S1 Ilmu Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Mulawarman. Email: D.side76@yahoo.com

(3)

infrastruktur wilayah, tingkat kesejahtraan yang relatif masih rendah serta keamanan wilayah perbatasan.

Dua permasalahan utama dari tiga permasalahan yang ada muncul akibat dari gejala-gejala sosial-ekonomi yang tidak tertata dengan baik sebelumnya, seperti kondisi di wilayah perbatasan Indonesia tepatnya di wilayah perbatasan Kalimantan Timur, mayoritas penduduknya yang masih berprofesi sebagai petani serta pedagang, keadaan jalan antar daerah yang buruk, serta keterbatasan pelayanan publik seperti sekolah dan rumah sakit.

Bandingkan dengan wilayah perbatasan negara tetangga Malaysia, yang memiliki fasilitas komunikasi dan informasi antar desa yang sangat baik di wilayah perbatasan negara Malaysia, aksebilitas yang baik, dimana jalan-jalan sudah di hotmik sampaike desa – desa di wilayah perbatasan Malaysia serta jumlah penduduk yang relatif sama sehingga investasi infrastruktur per kapitanya cukup baik. Dalam mengelola wilayah perbatasannya, banyak alternatif kebijakan dan langkah-langkah yang dapat di ambil oleh pemerintah Indonesia demi untuk memajukan wilayah perbatasannya seperti, meningkatkan aksebilitas di wilayah perbatasan dengan melakukan pembangunan infrastruktur yang mencakup sarana dan prasarana di dalamnya.

Serta mengupayakan pembentukan lembaga-lembaga yang memang secara khusus menangani kegiatan pembangunan di wilayah perbatasan, sehingga pembangunan di wilayah perbatasan lebih fokus, transparan, efektif, efisien dan akuntabel serta menciptakan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi di wilayah perbatasan, guna untuk menggeliatkan perekonomian di wilayah perbatasan, sehingga masyarakat yang ada di wilayah perbatasan tidak bergantung kepada wilayah negara tetangga menyangkut permasalahan ekonominya.

Berdasarkan uraian yang dikemukakan pada latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah mengapa pembangunan sosial-ekonomi di wilayah perbatasan Indonesia tidak berkembang pesat seperti di wilayah perbatasan Malaysia. Adapun tujuan penelitian yang ingin dicapai yaitu untuk membandingkan serta memaparkan mengenai hambatan pembangunan di wilayah perbatasan Indonesia dan Malaysia tepatnya pembangunan di bidang sosial dan ekonomi.

(4)

Analisis Perbandingan Pembangunan Wilayah Perbatasan (Ary Setiawan)

695

Kerangka Konseptual Konsep Kebijakan Publik

Kebijakan (policy) adalah semacam sebuah instrumen pemerintahan, bukan saja dalam arti goverment yang menyangkut di dalamnya aparatur negara, melainkan pula governance yang menyetuh pengelolaan sumberdaya publiknya. Thomas R. Dye (1981 ) memiliki pandangan bahwa kebijakan publik dapat dikatakan sebagai apa yang tidak dilakukan maupun apa yang dilakukan oleh pemerintah, memiliki pokok kajian berupa negara. Kebijakan publik selalu di tindak lanjuti dengan proses implementasi kebijakan.

Tahap implementasi kebijakan dapat dicirikan dan dibedakan dengan tahap pembuatan kebijakan. Pembuatan kebijakan di satu sisi merupakan proses yang memiliki logika bottom-up, dalam arti proses kebijakan diawali dengan penyampaian aspirasi, permintaan atau dukungan dari masyarakat. Sedangkan implementasi kebijakan di sisi lain di dalamnya memiliki logika top-down, dalam arti penurunan alternatif kebijakan yang abstrak atau makro menjadi tindakan konkrit atau mikro. Seperti halnya kebijakan pembangunan yang telah terimplementasi ke dalam sebuah negara sebagai sebuah kebijakan yang telah terbentuk dan siap untuk dijalankan.

Kebijakan pembangunan sangat dipengaruhi oleh kondisi negara dan sosial-ekonomi masyarakatnya. Di negara-negara maju kondisi sosial-sosial-ekonomi masyarakatnya relatif stabil dan kondisi implementasi merupakan tahap yang sangat menentukan dalam sebuah proses kebijakan, tanpa implementasi yang efektif maka keputusan pembuat kebijakan tidak akan berhasil dilaksanakan. Implementasi kebijakan adalah aktivitas yang terlihat setelah dikeluarkan pengarahan yang sah dari suatu kebijakan yang meliputi upaya mengelola input untuk menghasilkan output atau outcomes bagi masyarakat, menghubungkan antara tujuan kebijakan dan realisasinya relatif jauh lebih baik, tingkat pendapatan relatif tinggi, kemiskinan dan pengangguran juga relatif rendah, sehingga sikap dan perilaku masyarakatnya relatif lebih tanggap, santun dan peduli, aktif dan bahkan proaktif serta kritis terhadap masalah-masalah yang terjadi di sekitarnya bahkan yang terjadi di luar negaranya.

Sebaliknya di negara-negara yang sedang berkembang, pada umumnya kondisi sosial-ekonominya belum stabil, masyarakatnya relatif miskin, tingkat pendapatan rendah dan tingkat pengangguran tinggi, sehingga sikap dan perilaku masyarakatnya relatif kurang peduli, pasif dan cenderung anarkis terhadap masalah-masalah yang terjadi bahkan cenderung menjadi bagian dari tambah rumitnya masalah yang ada. Oleh karena itu implementasi dari setiap kebijakan pembangunan berkelanjutan di setiap negara juga sangat beragam. Rancangan kebijakan pembangunan di negara-negara maju pada umumnya sudah berjalan cukup baik, demikian pula dengan implementasinya di lapangan, karena ada kemauan politik yang kuat dari pemerintah dan didukung pula oleh alokasi anggaran yang memadai serta didukung penuh oleh masyarakatnya dan semua pihak terkait.

(5)

Pembangunan berkelanjutan dirancang untuk mencapai tujuan (dimensi) seperti, dimensi ekonomi untuk peningkatan pendapatan masyarakat, pendapatan daerah dan juga pendapatan negara, lalu ada dimensi sosial untuk menjamin terciptanya rasa aman, nyaman, dan damai sehingga terwujud solidaritas sosial yang harmonis bebas dari konflik. Kebijakan pembangunan di negara-negara sedang berkembang dan belum berkembang mungkin saja sudah relatif baik, namun implementasinya di lapangan masih jauh dari harapan atau bahkan belum sama sekali dijalankan, termasuk seperti yang terjadi di Indonesia.

Konsep Pembangunan Ekonomi

Konsep Pembangunan Ekonomi merupakan suatu transformasi struktural dan instutisional yang cepat pada seluruh kehidupan masyarakat yang secara efisien akan membawa hasil dari kemajuan ekonomi bagi sebagaian besar lapisan masyarakat atau populasinya, seperti peranan pemerintah dan perlu adaanya perencanaan ekonomi yang terkoordinasi dan kebijaksanaan-kebijaksanaan ekonomi yang luas dan mendasar, biasanya dipandang sebagai komponen esensial dalam ekonomi pembangunan (Adam Smith, 1776)

Pembangunan Ekonomi (Economic Development) adalah proses pembangunan yang dilakukan oleh suatu negara atau daerah dalam rangka memakmurkan warga negara atau penduduk daerah setempat. Pembangunan ekonomi merujuk pada upaya meningkatkan standar hidup penduduk suatu negara atau bangsa terkait dengan pertumbuhan yang berkelanjutan dari ekonomi yang sederhana menuju ekonomi moderen, yang berpendapatan tinggi.Pembangunan ekonomi mencakup proses dan kebijakan yang diterapkan negara untuk memperbaiki ekonomi, politik, dan kesejahteraan sosial warga negara atau penduduknya.

Investasi asing yang masuk kedalam suatu negara atau daerah tentunya akan membawa suatu dampak perubahan baik sosial maupun ekonomi, karena pembangunan ekonomi ini nantinya pasti akan mempengaruhi kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat lokal yang berhubungan dengan peningkatan kulitas dan standar hidup yang lebih baik. Mengingat dengan adanya investasi asing maka perkembangan suatu negara atau daerah akan terus berlanjut, dan dengan demikian maka akan banyak sarana dan infrastruktur yang dibangun untuk menunjang kehidupan masyarakat.

Metode Penelitian

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan penelitian deskriptif kualitatif, dengan fokus penelitian berupa pembangunan wilayah serta keadaan sosial-ekonomi. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan di sini yaitu berupa studi kepustakaan serta penulis banyak mengumpulkan informasi-informasi dari media cetak serta situs-situs internet yang di rasa cukup relevan. Untuk teknik analisis data sendiri, di sini di gunakan teknik analisis data kualitatif yaitu sebuah analisa yang tidak menggunakan rumus matematika tetapi ia lebih kearah menggambarkan sebuah persoalan berdasarkan fakta-fakta yang ada.

(6)

Analisis Perbandingan Pembangunan Wilayah Perbatasan (Ary Setiawan)

697

Untuk kemudian di susun ke dalam satuan-satuan kategori dan langkah terakhir adalah menafsirkan atau memberikan makna terhadap data-data yang peneliti sedang teliti. Dalam penelitian ini penulis berusaha menggambarkan perbandingan pembangunan sosial-ekonomi yang ada di wilayah perbatasan Indonesia dan Malaysia.

Pembahasan

Wilayah negara Republik Indonesia adalah wilayah yang berbatasan langsung dengan negara Malaysia, Papua New Guinea serta Timor Leste.Kawasan perbatasan negara tersebut tersebar di tiga pulau, empat propinsi dan 15 kabupaten/kota yang masing-masing wilayah memiliki karakteristik kawasan perbatasan yang berbeda-beda. Kondisi sosial dan ekonomi masyarakat yang tinggal di daerah perbatasan pada umumnya jauh lebih rendah dibanding dengan kondisi sosial ekonomi warga negara tetangga.

Hal ini telah mengakibatkan timbulnya berbagai kegiatan ilegal di daerah perbatasan yang dikhawatirkan dalam jangka panjang dapat menimbulkan berbagai kerawanan sosial. Permasalahan mendasar pembangunan di wilayah perbatasan adalah isolasi wilayah, sehingga berdampak terhadap kegiatan pengembangan kawasan pada seluruh bidang pembangunan, termasuk kualitas Sumber Daya Manusia (SDM), pendidikan, kesehatan, infrastruktur, dan pertanian dalam arti luas.

Kawasan perbatasan merupakan suatu manifestasi bagi kedaulatan wilayah sebuah negara. Penanganan masalah perbatasan selama ini memang belum dapat diatasi secara optimal dan kurang terpadu, serta seringkali terjadi tarik-menarik kepentingan antara berbagai pihak baik secara horizontal, sektoral maupun vertical. dan lebih memprihatinkan lagi keadaan masyarakat sekitar daerah perbatasan negara, seperti lepas dari perhatian. Sebagai contoh adalah wilayah perbatasan di Indonesia tepatnya di provinsi Kalimantan Timur Kabupaten Nunukan Kecamatan Sebatik yang pembangunan sosial-ekonomi nya jauh dari kata sempurna jika di bandingkan dengan pembangunan di wilayah perbatasan negara tetangga Malaysia tepatnya yang berbatasan langsung dengan wilayah Sebatik yaitu Tawau.

Banyak faktor yang membuat pembangunan sosial-ekonomi di wilayah perbatasan Indonesia di Sebatik tidak berkembang pesat seperti pembangunan di wilayah perbatasan negara tetangga Malaysia di negara bagian Tawau. Faktor seperti sumber daya manusia, letak geografis serta kebijakan yang di ambil oleh pemerintah yang kemudian hanya menjadi sebuah implementasi tanpa sebuah praktek yang nyata adalah hal-hal yang memang membuat pembangunan sosial-ekonomi di wilayah perbatasan negara Indonesia semakin tertinggal dengan negara tetangganya ini.

Dari faktor sumber daya manusianya, dapat dilihat bahwa masyarakat yang ada di wilayah perbatasan masih kurang akan rasa nasionalisme yang mereka miliki serta pendidikan yang kurang sehingga dapat dengan mudah mendapat

(7)

pengaruh-pengaruh dari luar. Hal ini dapat dilihat dari apa yang mereka lakukan sehari-hari seperti, meraka lebih suka jika harus berbelanja kebutuhan pokok atau melakukan sebagian kegiatan mereka seperti bersekolah, berdagang serta untuk mendapatkan pelayanan kesehatan di wilayah negara tetangga daripada harus melakukannya di wilayah negara sendiri.

Kemudian dari faktor letak geografis, dimana kondisi daerah perbatasan menunjukkan bahwa letak geografis daerah perbatasan di Indonesia tepatnya di wilayah perbatasan Kalimantan Timur sangatlah tidak menguntungkan. Hal ini mengakibatkan kehidupan masyarakat setempat serta pembangunan wilayah perbatasan masih sangat terbatas dan relatif tertinggal jauh apabila dibandingkan dengan daerah-daerah yang terletak dekat dengan pusat pemerintahan, apalagi harus dibandingkan dengan wilayah perbatasan daerah tetangga.

Hal ini mengisyaratkan bahwa diperlukannya peningkatan keserasian pembanguna daerah perbatasan dengan daerah lain yang ada di sekitar wilayah perbatasan. Bentangan kawasan perbatasan antara Indonesia dengan 10 negara tetangga sangat luas dan tipologinya bervariasi, mulai dari tipe pedalaman sampai tipe pulau-pulau terluar. Hal inilah yang mengakibatkan rentang kendali dan penanganan kawasan perbatasan menghadapi tantangan dan kendala yang cukup berat tidak terkecuali wilayah perbatasan di Kallimantan Timur, baik dalam penyediaan sumberdaya dana maupun manusia.

Sedangkan dari sisi faktor kebijakan yang diambil oleh pemerintah Indonesia, Belum ada kebijakan dan strategi nasional pengembangan kawasan perbatasan yang dapat dijadikan acuan berbagai program dan kegiatan, walaupun sudah diamanat kan dalam GBHN 1999 dan Propenas 2000–2004. Tidak berjalan baiknya program-program yang telah disusun oleh pemerintah ini dapat di sebabkan oleh banyak hal, seperti tidak terstrukturnya segala bentuk program yang ada, serta kurangnya keterlibatan dari semua pihak dalam menjalankan program ini.

Sebenarnya pada kenyataan di lapangan ditemukan banyak kebijakan yang tidak saling mendukung dan kurang sinkron satu sama lain. Dalam hal ini, masalah koordinasi yang kurang mantap dan terpadu menjadi sangat perlu untuk ditelaah lebih lanjut. Koordinasi dalam pengelolaan kawasan perbatasan, sebagaimana hendaknya melibatkan banyak instansi, baik instansi terkait di tingkat pusat maupun antar instansi pusat dengan pemerintah daerah.

Pemerintah pusat dan Pemerintah Provinsi harus menyusun indikator Capacity

Building di Provinsi Kaltim terutama berkenaan dengan kualitas Sumber Daya

Manusia, pengetahuan dan pemahaman tentang aspek mikro dan makro batas negara, serta peningkatan daya saing daerah perbatasan baik dalam ukuran nasional maupun regional. Peningkatan kapasitas Sumber Daya Manusia diperlukan mengingat adanya ketimpangan pembangunan di kawasan perbatasan Indonesia.

(8)

Analisis Perbandingan Pembangunan Wilayah Perbatasan (Ary Setiawan)

699

Sampai saat ini pembangunan wilayah perbatasan masih jauh tertinggal bila dibandingkan dengan negara tetangga Malaysia, kesenjangan ini semakin jelas terlihat dari segi sarana dan prasarana seperti infrastruktur sosial dan ekonomi, perbedaan yang mencolok antara perbatasan Indonesia khususnya di provinsi Kalimantan Timur di wilayah sebatik dengan wilayah perbatasan negara Malaysia di wilayah bagian Tawau di tinjau dari segi prasarana dan infrastruktur adalah sebagai berikut:

1. Fasilitas komunikasi dan informasi antar desa yang sangat baik di wilayah negara tetangga malaysia

2. Aksebelitas yang baik, dimana jalan yang sudah di hotmik sampai ke desa-desa di wilayah malaysia

3. Jumlah penduduk di tingkat desa dan kecamatan yang ada di negara tetangga malaysia relatif sama, sehingga investasi infrastruktur perkapitanya lebih baik Bahkan untuk masalah telekomunikasi pun, Malaysia sendiri memegang peranan yang cukup penting bagi warga di perbatasan Sebatik ini, warga di Kecamatan Sebatik Tengah, Pulau Sebatik, Kabupaten Nunukan masih menggantungkan telekomunikasi pada sarana yang dimiliki operator telepon seluler milik negara Malaysia. Kecamatan Sebatik Tengah memiliki wilayah administrasi yang berbatasan langsung dengan negara bagian Sabah, Malaysia. Selain bergantung pada sarana komunikasi Malaysia, warga setempat juga secara ekonomi tergantung pada Malaysia.

Hasil pertanian dan perkebunan mereka dijual ke Tawau, Sabah, sementara untuk memenuhi kebutuhan hidupnya mereka membelinya pula dari wilayah Tawau

dilihat dari kondisi yang seperti dijabarkan diatas, ini jelas mengandung potensi permasalahan yang cukup besar bagi keutuhan sebuah negara, dan oleh sebab itu perlu adanya antisipasi secara matang dengan mengemukakan konsep manajemen perbatasan yang dirasa modern, komprehensif, akurat, efektif serta efisien. Dalam hal ini, kebijakan pengembangan wilayah perbatasan tidak hanya dimaksudkan untuk mengatasi isu perbatasan semata (border policy for border

areas), melainkan lebih di tunjukan untuk mencapai sebuah tujuan yang lebih luas

dan strategis, yaitu memajukan wilayah perbatasan melalui peningkatan pemerataan pembangunan wilayah perbatasan serta peningkatan kesejahtraan masyarakatnya.Jika melihat keadaan yang seperti ini maka akan di dapatkan point yang cukup penting yang harus di perhatikan oleh pemerintah Indonesia guna untuk memanjukan wilah perbatasan yang mereka miliki agar tidak tertinggal jauh oleh negara Malaysia.

Secara umum dalam pengembangan wilayah perbatasan diperlukan suatu pola atau kerangka penanganan wilayah perbatasan yang menyeluruh (holistic), meliputi berbagai sektor dan kegiatan pembangunan, serta koordinasi dan kerjasama yang efektif mulai dari Pemerintah Pusat sampai ke tingkat Kabupaten/Kota. Pola penanganan tersebut dapat dijabarkan melalui penyusunan kebijakan dari tingkat makro sampai tingkat mikro dan disusun berdasarkan proses partisipatif, baik secara horisontal di pusat maupun vertikal dengan

(9)

pemerintah daerah. Sedangkan jangkauan pelaksanaannya bersifat strategis sampai dengan operasional.

Kebijakan pengembangan kawasan perbatasan, baik darat maupun laut, perlu dijabarkan ke dalam strategi umum yang dilaksanakan melalui upaya-upaya seperti penyelarasan kegiatan-kegiatan Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah melalui anggaran pembangunan sektoral dan daerah, yang diarahkan bagi pengembangan kawasan pertumbuhan, dan pengembangan wilayah terpadu kawasan perbatasan, pembentukan lembaga pengembangan kawasan perbatasan nasional yang bertugas menyusun kebijakan dan mengkoordinasikan berbagai kegiatan pengembangan kawasan perbatasan di tingkat pusat, keberpihakan dan perhatian yang lebih besar kepada sektor-sektor di pusat terhadap kawasan perbatasa serta pemberian dukungan dan fasilitasi pengembangan kawasan perbatasan oleh instansi pusat dan pihak investor dalam maupun luar negeri. Kebijakan pembangunan wilayah perbatasan Indonesia, baik darat maupun laut agar tidak semakin tertinggal dengan wilayah perbatasan negara tetangga Malaysia, perlu dijabarkan ke dalam sebuah bentuk strategi umum yang dilaksanakan melalui upaya-upaya seperti penyelarasan kegiatan-kegiatan pemerintah pusat dan pemerintah daerah melalui anggaran pembangunan sektoral dan daerah, yang diarahkan bagi pengembangan kawasan pertumbuhan, dan pengembangan wilayah terpadu kawasan perbatasan, pembentukan lembaga pengembangan kawasan perbatasan nasional yang bertugas menyusun kebijakan dan mengkoordinasikan berbagai kegiatan pengembangan kawasan perbatasan di tingkat pusat, keberpihakan dan perhatian yang lebih besar kepada sektor-sektor di pusat terhadap kawasan perbatasan serta pemberian dukungan dan fasilitasi pengembangan kawasan perbatasan oleh instansi pusat dan pihak investor dalam maupun luar negeri.

Sedangkan strategi umum pengembangan kawasan perbatasan tersebut adalah seperti, Penetapan garis batas antar negara, Peningkatan sarana dan prasarana perbatasan melalui pembangunan pos-pos lintas batas beserta fasilitas bea cukai, imigrasi, karantina dan keamanan, serta sarana dan prasarana fisik lainnya, Penanggulangan kemiskinan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat perbatasan dan pulau-pulau terluar.

Kesimpulan

Pembangunan sosial-ekonomi di kedua wilayah ini sangat jauh berbeda. Perbedaan ini dapat di sebabkan oleh banyak faktor, dari kebijakan yang di ambil oleh pemerintahnya sampai faktor sumber daya manusianya. Apa yang nampak pada wilayah perbatasan Malaysia dimana wilayah perbatasannya benar-benar dijadikan halaman depan (frontyard) bagi negaranya tidak nampak pada wilayah perbatasan di Indonesia. Dari hal seperti ini seharusnya pemerintah Indonesia dapat belajar dari keberhasilan negara tetangganya dalam mengelola wilayah perbatasannya.

(10)

Analisis Perbandingan Pembangunan Wilayah Perbatasan (Ary Setiawan)

701

Banyak alternatif kebijakan dan langkah-langkah yang dapat di ambil oleh pemerintah Indonesia demi untuk memajukan wilayah perbatasannya seperti: 1. Meningkatkan aksebilitas di wilayah perbatasan dengan melakukan

pembangunan infrastruktur yang mencakup saran dan prasarana di dalamnya, 2. Mengupayakan pembentukan lembaga-lembaga yang memang secara khusus

menangani kegiatan pembangunan di wilayah perbatasan, sehingga pembangunan di wilayah perbatasan lebih fokus, transparan, efektif, efisien dan akuntabel.

3. Menciptakan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi di wilayah perbatasan, guna untuk menggeliatkan perekonomian di wilayah perbatasan, sehingga masyarakat yang ada di wilayah perbatasan tidak bergantung kepada wilayah negara tetangga menyangkut permasalahan ekonominya.

Banyak hal sebenarnya yang dapat pemerintah lakukan untuk mengubah wajah perbatasan dari halaman belakang (back yard) menjadi halaman depan (front

yard) sebuah negara, wilayah perbatasan perlu dipercepat pengembangannya hal

ini disebabkan, beberapa alasan sebagai berikut, yaitu kondisi pembangunan kawasan perbatasan relatif tertinggal, dan kondisi sosial ekonomi masyarakat masih sangat tergantung pada negara Tetangga.hanya di butuhkan keseriusan dalam menjalankan setiap kebijakan serta program-program yang di jalankan serta tentunya dibutuhkannya keterlibatan oleh semua pihak guna untuk memajukan pembangunan di wilayah perbatasan.

Mengingat wilayah perbatasan adalah wilayah yang memiliki sumber daya alam yang cukup besar yang jika dikelola secara serius dapat mendatangkan keuntungan bagi negara yang bersangkutan.

(11)

Referensi Buku

Awang Faroek Ishak, 2009, Strategi Pembangunan Kawasan Perbatasan

Kalimantan Timur, Jakarta, Indomedia

BP.KAPET SASAMBA, 2003, Kawasan Perbatasan di Era Otonomi Dearah

Menuju Perdagangan Bebas. Samarinda

Suprayoga Hadi, Program Pembangunan Kawasan Perbatasan, Direktur Kawasan Perbatasan Dan Daerah Tertinggal, BAPPENAS

Internet :

http://www.penataanruang.netStrategi dan Konsepsi Pengembangan Kawasan Perbatasan Negara

http://fe.um.ac.id/wpcontent/uploads/2009/09/MIT_W-PEEP.pdfPembangunan Ekonomi dan Ekonomi Pembangunan

http://Strategi Pembangunan Kawasan Perbatasan Menuju Beranda Depan Negara.net Strategi Pembangunan Kawasan Perbatasan Menuju Beranda Depan Negara

http://www.tribunnews.com/2012/10/12/warga-sebatik-tengah-masih-tergantung-operator-malaysia yang diakses pada tanggal 12 september 2012Wilayah

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi mengenai persepsi terhadap keterlibatan ayah dalam pengasuhan dengan intensi perilaku seksual pranikah pada

Stasiun pintu Stasiun monitor utama R Panduan Pemasangan dalam bahasa Indonesia dapat diakses dari situs

yang berada dibawah naungan Provinsi Jawa Barat, maka moto Dinas Pendidikan.. Provinsi Jawa Barat sama seperti halnya moto Jawa Barat yaitu, Gemah

Tampilan Form Pelatihan Masukkan nama karakter dari coretan huruf pada textbox, tekan tombol “Proses Ekstraksi Ciri” untuk melakukan proses ekstraksi ciri terhadap

1. Hasil pengujian statistik dengan metode T-Test menunjukkan bahwa variasi pada arah serat ampas tebu dengan pola anyaman memberikan pengaruh pada kekuatan tarik

Pengukuran tingkat capaian kinerja SNVT Pelaksanaan Jaringan Pemanfaatan Air Balai Wilayah Sungai Sumatera II dilakukan dengan cara membandingkan antara target dan realisasi

Menurut hemat penulis wacana demokrasi tersebut akan berkaitan dengan wacana kenegaraan, oleh karenanya, mengetahui pola pemikiran antara Amien Rais dan Abdurrahman

Kepala )eksi Penun&ang 0edik mempunyai tugas pokok  memimpin pengoordinasian, peren"anaan keutuhan pelayanan  penun&ang medis, dan melaksanakan kegiatan