• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH TERAPI AKUPRESUR TERHADAP MUAL MUNTAH EFEK SAMPING KEMOTERAPI PADA ANAK USIA SEKOLAH PENDERITA LEUKEUMIA DI RSUP Dr. HASAN SADIKIN BANDUNG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH TERAPI AKUPRESUR TERHADAP MUAL MUNTAH EFEK SAMPING KEMOTERAPI PADA ANAK USIA SEKOLAH PENDERITA LEUKEUMIA DI RSUP Dr. HASAN SADIKIN BANDUNG"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

78

SAMPING KEMOTERAPI PADA ANAK USIA SEKOLAH PENDERITA

LEUKEUMIA DI RSUP Dr. HASAN SADIKIN BANDUNG

Eva Supriatin*, Dian Anggraini* *Sekolah Tinggi Ilmu Keperawatan PPNI Jawa Barat

Jl. Muhammad No. 34A Bandung 40173 Telp. 022-6004498, 022-6121914, Fax.022-6121914

Email: evatarisa@gmail.com

Abstrak

Akupresur adalah tindakan yang sangat sederhana tetapi efektif, mudah dilakukan, memiliki efek samping yang minimal, dapat digunakan untuk mendeteksi gangguan pada pasien dan aplikasi prinsip healing touch pada akupresur menunjukkan perilaku caring yang dapat mendeteksi hubungan terapeutik antara perawat dan pasien (Mehta, 2007). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh terapi akupresur terhadap mual muntah efek samping kemoterapi pada anak usia sekolah yang menderita leukemia di RSHS Bandung. Desain penelitian yang digunakan adalah one group pre-post test design berupa pemberian akupresur pada titik P6 dan St36 sebanyak 2 kali selama 3 menit setiap 6 jam sekali pada hari kedua setelah kemoterapi. Populasi penelitian ini adalah anak usia sekolah penderita leukeumia dengan jumlah sampel 15 orang, teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling. Pengumpulan data menggunakan instrument Rhodes Indekx Nausea,Vomiting & Retching (RINVR). Hasil penelitian menunjukkan penurunan rerata mual muntah setelah akupresur (p value=0,002). Kesimpulan akupresur dapat menurunkan mual muntah akibat kemoterapi pada anak yang menderita leukeumia. Rekomendasi penelitian akupresur dapat diterapkan sebagai terapi non farmakologi untuk mengurangi mual muntah akibat kemoterapi pada anak.

Kata kunci : Akupresur, efek kemoterapi, mual muntah

Abstract

Acupressure is intervention very simple but effective, easy to do, have minimal side effects, can be used to detect disorders in patients and application of the principle of healing touch on acupressure show caring behavior that can detect the therapeutic relationship between nurses and patients (Mehta, 2007). The aim of this study was to determine the effect of acupressure therapy for nausea and vomiting side effects of chemotherapy in school-age children suffering from leukemia in RSHS Bandung. The study design used is one group pre-post test design form of acupressure at the point P6 and ST36 2 times for 3 minutes every 6 hours on the second day after chemotherapy. The study population was of school age children with leukemia with a sample of 15 people, the sampling technique used was purposive sampling. Collecting data using instrument Rhodes Indekx nausea, vomiting and Retching (RINVR). The results showed a mean reduction in nausea and vomiting after acupressure (p value = 0.002). Conclusion acupressure may reduce nausea and vomiting due to chemotherapy in children with leukeumia. Acupressure research recommendations can be applied as a non-pharmacological therapy to reduce chemotherapy-induced nausea and vomiting in children.

(2)

79

PENDAHULUAN

Leukeumia merupakan penyakit kanker nomor satu yang menyerang anak usia 0-14 tahun di dunia. Di Indonesia, leukeumia merupakan penyebab kematian nomor satu untuk golongan kanker pada anak usia 0-14 tahun, sehingga leukeumia tetap dianggap membahayakan kehidupan, walaupun pengobatan saat ini sudah maju (WHO, 2009; Kars, Duijnstee, Pool, Van Delden, & Grypdonck, 2008; IARC, 2008). Pengobatan leukeumia pada anak-anak adalah hanya dengan kemoterapi tanpa disertai dengan pembedahan dan radioterapi (Hockenberry & Wilson, 2007).

Diantara berbagai efek samping akibat kemoterapi, mual muntah merupakan efek samping yang menakutkan bagi penderita dan keluarganya. Kondisi ini menyebabkan stress bagi penderita dan keluarganya yang terkadang membuat penderita dan keluarga memilih untuk menghentikan siklus terapi, dimana apabila siklus ini dihentikan akan berpotensi mempengaruhi harapan hidup anak. Selain itu, jika efek samping ini tidak segera ditangani dengan baik, maka mual muntah dapat menyebabkan terjadinya dehidrasi, ketidakseimbangan elektrolit dan resiko aspirasi pneumonia (Hesket, 2008; Smeltzer, et al., 2008).

Mual muntah akibat kemoterapi telah dilaporkan terjadi diantara 60% dari anak-anak yang menjalani pengobatan kemoterapi (Tyc et al., 1997). Penelitian lain yang dilakukan pada 11 anak, dihasilkan 100% melaporkan mual dan 36% melaporkan muntah saat menjalani pengobatan kemoterapi (Williams, Schmideskamp, Ridder,& Williams, 2006). Adapun batasan mual dan muntah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah mual muntah lambat (delayed) yaitu mual muntah yang terjadi minimal 24 jam setelah pemberian kemoterapi

dan dapat berlangsung sampai 120 jam. Chriss et al. (1985 dalam Grunberg, 2004) Selain itu Grunberg (2004) menyatakan bahwa 57% pasien mengalami mual dan 41% pasien mengalami muntah pada hari kedua sampai hari kelima setelah pemberian kemoterapi. Dalam penelitiannya juga menyatakan bahwa kejadian mual muntah yang paling sering dialami oleh pasien terjadi 48 jam sampai dengan 72 jam setelah pemberian kemoterapi. Atas dasar inilah mual muntah yang akan dibahas dalam penelitian ini hanya mual muntah lambat.

Akupresur merupakan salah satu bentuk fisioterapi dengan memberikan pemijatan dan stimulasi pada titik-titik tertentu pada tubuh. Akupresur adalah tindakan yang sangat sederhana tetapi cukup efektif, mudah dilakukan, memiliki efek samping yang minimal, dapat digunakan untuk mendeteksi gangguan pada pasien dan aplikasi prinsip

healing touch pada akupresur menunjukkan

perilaku caring yang dapat mendeteksi hubungan terapeutik antara perawat dan pasien (Mehta, 2007). Hal ini sejalan dengan penelitian Garett et al. (2003) menyebutkan bahwa relaksasi, guided imagery dan sentuhan terapeutik, efektif untuk mengatasi mual muntah, nyeri dan insomnia.

Pada tahun 2011 di Iran dilakukan penelitian oleh Bastani tentang pengaruh akupresur terhadap 120 anak usia sekolah yang menderita Leukeumia Limphoblastik Akut (LLA). Hasil penelitian menunjukkan bahwa intensitas mual muntah pada anak yang dilakukan akupresur lebih rendah dibandingkan dengan kelompok plasebo. Berdasarkan penjelasan diatas, peneliti tertarik untuk mengetahui tentang Pengaruh Terapi Akupresur terhadap Mual Muntah Efek Samping Kemoterapi pada Anak Usia Sekolah Penderita Leukeumia di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung.

(3)

80 Berdasarkan hal tersebut peneliti tertarik

untuk menjawab penelitian ini, yaitu ‘Bagaimana Pengaruh Terapi Akupresur Terhadap Mual Muntah Efek Samping Kemoterapi pada Anak Usia Sekolah Penderita Leukeumia di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung”.

Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui Pengaruh Terapi Akupresur Terhadap Mual Muntah Efek Samping Kemoterapi pada Anak Usia Sekolah Penderita Leukeumia di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung”.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif menggunakan metode Quasi-experiment

dengan pendekatan desain one group pre-post

test design secara cross-sectional.

Pengamatan dilakukan sebelum dan sesudah intervensi akupresur pada hari kedua setelah dilakukan kemoterapi. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien anak usia sekolah (6-12 tahun) penderita leukeumia yang sedang menjalani kemoterapi dan di hospitalisasi di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung rata-rata per bulan sejumlah 20 orang. Berdasarkan rumus analitis numerik berpasangan sampel dalam penelitian ini sebanyak 15 orang dengan teknik purposive

sampling. Adapun kriteria inklusi dalam

penelitian ini adalah (1) anak usia sekolah (6-12 tahun) yang mendapat kemoterapi, (2) Anak dan keluarga yang kooperatif dan bersedia untuk menjadi responden, (3) anak yang mampu membaca, menulis dan berkomunikasi baik verbal maupun non verbal (4) Anak yang memiliki kesadaran penuh, (5) Rute pemberian kemoterapi melalui intravena. Instrumen yang digunakan untuk mengukur mual muntah adalah instrumen baku yang sudah di uji validitas dan reliabilitasnya, yaitu instrument Rhodes

IndekxNausea,Vomiting & Retching (RINVR)

memiliki reliabilitas internal dari 0,90 sampai 0,98 yang di uji dengan Alpha Cronbach. Analisa Data Univariat

Menggunakan mean, standar deviasi. Analisis Bivariat

Analisis bivariat dilakukan dengan menggunakan Uji T dependent (Paired T Test). Uji ini digunakan untk mengetahui perbedaan antara nilai mual muntah sebelum dilakukan terapi akupresur dengan nilai mual muntah sesudah dilakukan terapi akupresur.

HASIL PENELITIAN

Penelitian dilakukan di lantai 1 ruang kenanga RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung. Pengambilan data dilakukan pada tanggal 24 Agustus – 26 September 2015 dengan total sampel 15 responden. Hasil penelitian disajikan dalam bentuk tabel dan narasi yang didasarkan pada hasil analisis univariat dan bivariat.

Analisis Univariat

a. Karakteristik responden

Karakteristik responden di lihat dari data demorafi dalam kuesioner penelitian. Karakteristik responden terlihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 1.

Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden di R.A1 RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung

Karakteristik Jml % Nilai p Umur 6-9 tahun 7 46,67 0,543 10-12 tahun 8 53,33 Siklus Kemoterapi Ke-2 10 66,7 0,160 Ke-3 4 26,7 Ke-4 1 6,7

Tabel 1menunjukkan bahwa responden dalam penelitian ini ada pada rentang usia 6-12 tahun dimana paling banyak rentang usia 10-12 tahun (53,3%) dengan nilai p = 0,543. Siklus kemoterapi terbanyak pada siklus ke-2 (66,7%).

(4)

81

b. Rata-rata skor mual, retching, dan muntah sebelum dan sesudah intervensi

Tabel 2.

Rata-rata Skor Pretest dan Postest Mual, Retching, dan Muntah di R.A1 RSUP Bandung 24 Agustus – 26 September 2015

No Variabel Rata-rata SD Sebelum akupresur Sesudah akupresur Sebelum akupresur Sesudah akupresur 1 Mual 3,603 3,107 0,817 0,947 2 Retching 2,020 1,489 0,643 0,569 3 Muntah 2,997 2,570 0,918 0,825

Berdasarkan tabel 2, rata-rata semua variabel mengalami penurunan. Analisis Bivariat

Perbedaan rata-rata skor pretest dan postest mual, retching, dan muntah

Tabel 3.

Perbedaan Rata-rata Skor Pretest dan Postest Mual, Retching, dan Muntah di R.A1 RSUP Bandung 24 Agustus – 26 September 2015

No Variabel Pengukuran Rata-rata SD P value

1 Skor Mual Sebelum akupresur Sesudah akupresur 3,603 3,107 0,817 0,947 0,003 2 Skor retching Sebelum akupresur Sesudah akupresur 2,020 1,489 0,643 0,569 0,001

3 Skor muntah Sebelum akupresur Sesudah akupresur

2,997 2,570

0,918

0,825 0,020

Berdasarkan tabel 3, terdapat perbedaan rata-rata skor pretest dan postest mual, retching dan muntah, hal ini dibuktikan p value pada semua variabel lebih kecil dari (0,05). c. Perbedaan selisih rata-rata skor mual,

retching, dan muntah

Tabel 4.

Perbedaan Selisih Rata-rata Skor Mual,

Retching, dan Muntah Muntah di R.A1 RSUP

Bandung 24 Agustus – 26 September 2015

No Variabel Rata-rata SD P value 1 Skor Mual 0,496 0,530 0,000 2 Skor Retching 0,531 0,475 0,004 3 Skor muntah 0,427 0,582 0,003

Pada tabel 4 menunjukkan adanya perbedaan yang bermakna selisih rata-rata mual,

retching, dan muntah, hal ini dibuktikan p value pada semua variabel memiliki nilai

lebihkecil dari (0,05).

PEMBAHASAN

Pada penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh terapi akupresur terhadap mual muntah pada pasien leukeumia yang dilakukan kemoterapi. Hal ini diperkuat di dalam tabel 3 dengan adanya perbedaan rata-rata mual (p=0,003), retching (p=0,001), muntah (p=0,020) sebelum dan setelah terapi akupersur. Hasil uji statistik yang memperlihatkan adanya perbedaan selisih rata-rata mual, retching, dan muntah pada

(5)

82 tabel 4 memberikan gambaran semakin

kuatnya pengaruh terapi akupresur terhadap mual muntah pada pasien leukeumia yang dilakukan kemoterapi.

Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian lain di RS Kanker Darmais Jakarta yang dilakukan oleh Rukayah pada tahun 2013. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh akupresur terhadap 20 anak usia sekolah yang menderita kanker. Rukayah (2013) memberikan kesimpulan bahwa akupresur dapat menurunkan mual muntah akibat kemoterapi.

Pada tahun 2011 di Iran dilakukan penelitian oleh Bastani tentang pengaruh akupresur terhadap 120 anak usia sekolah yang menderita Leukeumia Limphoblastik Akut (LLA). Hasil penelitian menunjukkan bahwa intensitas mual muntah pada anak yang dilakukan akupresur lebih rendah dibandingkan dengan kelompok plasebo (p<0,005). Bastani (2011) memberikan kesimpulan bahwa akupresur dapat menurunkan mual muntah akibat kemoterapi. Penelitian serupa dilakukan oleh Said tahun 2009 di Palestina, penelitian dilakukan untuk membandingkan perbedaan mual dan muntah akibat kemoterapi pada 42 orang wanita yang menderita kanker payudara. Responden dibagi tiga kelompok yang terdiri dari kelompok yang menerima akupresur dengan menggunakan Sea-Band, plasebo akupresur dan perawatan biasa. Hasil penelitian menunjukkan kelompok yang mendapat akupresur mengalami penurunan pada kejadian mual muntah dibandingkan dengan kelompok yang mendapatkan plasebo akupresur dan perawatan biasa.

Terapi akupresur ditujukan untuk mengembalikan keseimbangan yang ada di dalam tubuh, dengan memberikan rangsangan agar aliran energi kehidupan dapat mengalir dengan lancar (DEPKES, 1996). Adapun teori

yang mendasari tindakan akupresur adalah adalah teori Yin dan Yang. Yin dan Yang

merupakan dua aspek yang saling

mempengaruhi, saling bertentangan dan membentuk satu kesatuan yang utuh dalam

suatu keseimbangan yang dinamis.

Terganggunya keseimbangan akan

mengakibatkan suatu keadaan yang abnormal. Dalam ilmu akupresur keadaan ini disebut sebagai suatu kelainan yang menyebabkan orang merasa sakit. Terapi akupresur adalah mengembalikan keseimbangan Yin dan Yang tadi (DEPKES, 1996).

Akupresur untuk mual dan muntah ada pada titik perikardium 6 (Nei Guan); Titik Neiguan (titik pericardium 6) digunakan untuk mencegah mual dan muntah yang berlokasi di antara tendon yaitu flexor carpi radialis dan otot palmaris longus, kira-kira 3 jari di atas

lipatan tangan. Akupresur dapat menstimulasi

pengeluaran nitric oxide yaitu senyawa dalam tubuh yang dapat meningkatkan motilitas usus sehingga diharapkan dapat mengurangi terjadinya mual karena makanan dengan cepat dapat diserap oleh tubuh. Frekuensi muntah juga dapat dikurangi karena secara fisiologis muntah dapat terjadi apabila mual tidak dapat ditoleransi, sehingga diharapkan dengan adanya pemblokan pada stimulasi mual maka rangsang mual tidak akan diteruskan menjadi respon muntah (Synder & Lindquist, 2002). Menurut Shin, Seong, Soe (2007, dalam BMJ,

2009) bahwa akupresur meyakini

perangsangan pada titik perikardium 6 ini sangat berguna untuk mencegah semua jenis

mual dan muntah. Anne Lee dan Lawrence

melakukan penelitian pada tahun 2009 di Inggris pada 4858 partisipan dewasa dengan melakukan stimulasi pada titik P6 di lengan untuk mencegah mual dan muntah pada pasien post operasi. Hasil penelitian menunjukkan stimulasi penekanan pada titik P6 dapat mencegah mual dan muntah pasca operasi.

(6)

83

Pada penelitian ini juga didapatkan bahwa responden berada pada siklus ke-2, 3 dan 4. Grunberg dan Ireland (2005) mengungkapkan bahwa mual muntah akibat kemoterapi dipengaruhi oleh siklus kemoterapi, semakin tinggi siklus kemoterapi biasanya mual muntah semakin hebat. Faktor lain yang mempengaruhi terjadinya mual muntah adalah karakteristik pasien. Karakteristik pasien terdiri dari pengalaman mual muntah sebelumnya, jenis kelamin, usia dibawah 65 tahun, dan riwayat penggunaan alkohol (Grunberg dan Ireland, 2005). Pada penelitian ini usia anak yang menjadi responden dalam penelitian ini sudah ditentukan dalam kriteria inklusi yaitu usia sekolah (6-12 tahun). Hasil analisis pada penelitian ini menunjukkan usia tidak mempengaruhi mual muntah dengan nilai p value = 0,543 (p>0,05). Hasil

penelitian ini bertentangan dengan pernyataan Jordan et al. (2007) yang menyatakan bahwa pasien yang lebih muda lebih mungkin untuk mengalami mual muntah akibat kemoterapi. Hawkins dan Grunberg (2009) menjelaskan bahwa perawat di bangsal onkologi mempunyai peran penting dalam menangani efek kemoterapi yang tidak menguntungkan bagi pasien. Pengkajian yang lebih akurat sebelum pemberian antiemetik dapat mendukung pemberian agen antiemetik yang tepat.

Komunikasi yang lebih efektif dengan pasien dapat meningkatkan hasil penatalaksanaan pada penanganan efek-efek yang merugikan akibat kemoterapi. Menyempatkan waktu untuk berkomunikasi dengan anak dan keluarganya, melibatkan kelurga dalam asuhan keperawatan dan memberikan terapi yang traumatik dapat memperbaiki komunikasi serta tujuan dari perawatan. Standar operasional penanganan mual muntah akibat kemoterapi sangat penting dimiliki oleh institusi pelayanan kesehatan. Apabila hal tersebut belum tersedia, maka perawat harus merencanakan pembuatan standar operasional penanganan mual muntah dan efek-efek merugikan akibat kemoterapi. Pendidikan dan pelatihan bagi perawat baru di bangsal ruang anak merupakan hal penting untuk menurunkan mual muntah akibat kemoterapi.

Keterbatasan Penelitian

1. Pada penelitian ini teknik pelaksanaan terapi akupresur dilanjutkan secara mandiri oleh pasien di rumah. Hal ini menyebabkan peneliti kesulitan untuk mengontrol apakah orang tua pasien melakukan terapi dengan benar dan efektif di rumah. Peneliti juga melibatkan anggota keluarga untuk membantu pasien melakukan terapi akupresur.

(7)

84 2. Membina kepercayaan dengan keluarga

pasien untuk meyakinkan terapi akupresur sebagai alternatif terapi mengatasi mual muntah efek kemoterapi membutuhkan waktu yang agak lama.

Implikasi Bagi Keperawatan

Hasil penelitian ini dapat bermanfaat untuk meningkatkan pelayanan keperawatan. Penelitian ini memberikan gambaran metode lain yang dapat diberikan dalam intervensi keperawatan yang lebih efektif dan efisien untuk proses perawatan klien. Bagi perawat dapat mempermudah pemberian asuhan keperawatan dan mempercepat lama rawat dan kesembuhan anak. Bagi klien, terapi akupresur membantu mengatasi mual muntah akibat kemoterapi. Metode sentuhan akan meningkatkan nilai caring perawat kepada pasien. Pelaksanaan terapi akupresur harus melibatkan orang tua, hal ini akan memudahkan anak membina hubungan saling percaya dan lebih mudah mengekspresikan perasaan anak.

KESIMPULAN

Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa terdapat pengaruh akupresur terhadap mual muntah pada pasien leukeumia anak usia sekolah yang dilakukan kemoterapi di Rumah Sakit Umum Pendidikan Dr. Hasan Sadikin Bandung.

Saran

1. Akupresur dapat dijadikan sebagai pertimbangan intervensi keperawatan dalam merawat pasien anak leukeumia yang mengalami mual muntah akibat kemoterapi sehingga pasien bisa mengikuti siklus kemoterapi sesuai jadwal.

2. Dapat memperkaya bahan ajar perawat mengenai terapi non farmakologi seperti akupresur sebagai terapi komplementer

yang berjalan berdampingan dengan aspek terapi farmakologi dalam menurunkan mual, retching, dan muntah pada pasien leukeumia yang dilakukan kemoterapi. 3. Terapi akupresur dapat dilakukan secara

mandiri oleh pasien di rumah sehingga keadaan umum pasien dapat terjaga dengan baik dan dapat menjalani kemoterapi sesuai jadwal yang telah ditentukan.

Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa terdapat pengaruh akupresur terhadap mual muntah pada pasien leukeumia anak usia sekolah yang dilakukan kemoterapi di Rumah Sakit Umum Pendidikan Dr. Hasan Sadikin Bandung.

DAFTAR PUSTAKA

Alkaissi, A., Ledin, T., Odkvist, LM & Kalman, S. (2005). P6 Acupressure

Increases Tolerance to Nauseogenic Motion Stimulation in Wom.

Dahlan, M. S. (2009). Besar Sampel dan

Cara Pengambilan Sampel dalam Penelitian Kedokteran dan Kesehatan.

Jakarta: Salemba Medika.

Depkes RI. (2010). Profil Kesehatan Indonesia 2010. www.depkes.go.id.

Dibble, S. L., Luce, J., Cooper, B.A. & Israel, J. (2007). Accupresure for

chemoteray-induced nausea and vomiting;A randomized clinical trial. Oncology

Nursing Forum, 34(4), 813-820.

Dharmananda, S. (2006). Neiguan (Pericardium - 6). Available :http://

www.itmonline.org/arts/pc6.htm. Grunberg, S. M. (2004). Chemotherapy

Induced Nausea Vomiting: Prevention, Detection and Treatment-How are we doing? The journal of supportive

(8)

85

Hadibroto, I., & Alam, S. (2006). Seluk beluk

Pengobatan Alternatif dan

Komplementer. Jakarta: PT Bhuana

Ilmu Populer.

Hawkins, R., Grunberg, S.M. (2009).

Chemotherapy-Induced Nausea and

Vomiting: Challenges and

Opportunities for Improved Patient Outcomes. Clinical Journal of Oncology

Nursing, 13(1).55-64.

Hockenberry, M., & Wilson, D. (2007).

Wong’s Nursing Care of Infants and Children. St.Louis: Mosby Elsevier.

Nagla H. et al. (2010). The Effect of

Combining Herbal Therapy with Conventional Chemotherapy on the Incidence of Chemotherapy Side Effects in 2nd Stage Breast Cancer Patients.

Lee, J. et al. (2005). Chemotherapy Induced

Nausea-Vomiting and Functional Status in Women Treated for Breast Cancer.

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian ini untuk memperoleh persamaan matematik dari hubungan antar variabel waktu, suhu dan kekerasan dan menjawab pertanyaan apakah hubungan antar

Timbul perilaku maladaptif dan perubahan psikologis yan bermakna secara klinis (misalnya perilaku seksual atau agresivitas yang tidak sesuai, mood yang labil,

Selain itu juga terdapat delapan orang mahasiswa yang pindah program studi sudah mulai bisa untuk melakukan interaksi dengan baik bersama rekan-rekan sekelas- nya,

Dengan bermujahadah dan bermeditasi seseorang akan sadar bahwa harta dunia ini tidak lantas membuat diri kita bahagia sebab semakin banyak harta yang dimiliki, rasa khawatir

1). Senyawa kimia telah diketahui identitasnya untuk diekstraksi dari organisme. Dalam kasus ini, prosedur yang telah dipublikasikan dapat diikuti dan dibuat

Selamat datang diucapkan kepada para peserta Simposium Kebudayaan Indonesia-Malaysia (SKIM) XII 2011. Saya amat berbangga kerana simposium ini dapat dilaksanakan lagi dengan

Pelbagai masalah negatif dan bencana telah berlaku dalam sistem mata wang kini termasuklah kecelaruan sistem nilai sebenar dan wujudnya perniagaan yang tidak sebenar seperti

adalah untuk meningkatkan kekuatan, meningkatkan daya tahan, meningkatkan kelincahan, meningkatkan kecepatan, serta meningkatkan.. Kemampuan gerak dasar lempar juga memiliki