• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. PT. Unilever Indonesia tbk. ( Perseroan ) didirikan pada tanggal 5 Desember 1933

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. PT. Unilever Indonesia tbk. ( Perseroan ) didirikan pada tanggal 5 Desember 1933"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 3

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

3.1 Perkembangan Perusahaan

PT. Unilever Indonesia tbk. (“Perseroan”) didirikan pada tanggal 5 Desember 1933 dengan nama Lever’s Zeepfabrieken N.V. dengan akta No.23 Mr. A.H. van Ophuijsen, Notaris di Batavia, disetujui oleh Gouverneur Geneeral van Nederlandsch-Indie dengan surat N0.14 tanggal 16 Desember 1933, didaftarkan di Raad van Justitie di Batavia dengan No.302 pada tanggal 22 Desember 1933 dan diumumkan dalam Javasche Courant tanggal 9 Januari 1934 tambahan No.3.

Nama Perseroan diubah menjadi “PT.Unilever Indonesia” dengan akta No.171 tanggal 22 Juli 1980 dan Notaris Ny. Kartini Muljadi SH. selanjutnya perubahan nama Perseroan menjadi “PT. Unilever Indonesia Tbk”, dilakukan dengan akta No.92 tanggal 30 Juni 1997 dari notaris Tn. Mudofir Hadi SH. Akta ini disetujui oleh Menteri Kehakiman dalam surat keputusan No. C2-1.049HT.01.04 TH.98 tanggal 23 Februari 1998 dan diumumkan dalam Berita Negara No.2620 tanggal 15 Mei 1998 tambahan No.39.

Pada tanggal 16 November 1981 Perseroan mendapat izin Ketua Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM) No.SI-009/PM/E/1981 untuk menawarkan 15% sahamnya di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya.

Berdasarkan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan tanggal 24 Juni 2003, para pemegang saham menyetujui untuk melakukan pemecahan saham (Stock Split) dengan mengubah nilai nominal saham dari Rp.100 (Rupiah penuh) menjadi Rp.10 (Rupiah penuh) per lembar saham. Perubahan ini diaktakan dengan akta No.46 tanggal 10 Juli 2003 dari Notaris Singgih Susilo SH dan disetujui oleh Menteri Kehakiman dan Menteri Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam surat keputusan No. C-17533 HT.01.04 TH.2003.

Kegiatan usaha Perseroan meliputi pembuatan sabun, deterjen, margarin, makanan berinti susu, es krim, minuman dengan bahan pokok teh dan produk-produk kosmetik.

(2)

Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan tanggal 13 Juni 2000, yang diaktakan dengan akta No.82 tanggal 14 Juni 2000 dari Notaris Singgih Susila SH, Perseroan juga bertindak sebagai distributor utama untuk produk-produk Perseroan dan penyedia jasa penelitian pemasaran. Akta ini telah disetujui oleh Menteri Hukum dan Perundang-Undangan (dahulu Menteri Kehakiman) Republik Indonesia dengan surat keputusan No. C-18482 HT.01.04 TH.2000.

Perseroan mulai beroperasi secara komersial tahun 1933. Kantor Perseroan berlokasi di Jalan Jendral Gatot Subroto Kav.15 Jakarta. Pabrik Perseroan berlokasi di jalan jababeka 9 Blok D, Jalan Jababeka Raya Blok O, Kawasan Industri Jababeka Cikarang, Bekasi, Jawa Barat dan Jalan Rungkut Industri IV No. 5-11, Kawasan industri Rungkut, Surabaya, Jawa Timur.

Pada Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa tanggal 8 Desember 2003 Perseroan telah mendapatkan Persetujuan Pemegang Saham Minoritas untuk mengakuisisi saham PT. Knorr Indonesia (“PT KI”) dari Unilever Overseas Holdings Limited (pihak yang mempunyai hubungan istimewa). Akuisisi ini dinyatakan efektif pada saat perjanjian Jual-Beli antara Perseroan dan Unilever Overseas Holdings Limited ditandatangani pada tanggal 21 Januari 2004. Pada tanggal 30 Juli 2004, Perseroan melakukan penggabungan usaha dengan PT KI di mana penggabungan usaha ini dicatat dengan menggunakan metode seperti penyatuan kepemilikan. Perseroan adalah pihak yang menerima penggabungan usaha ini sesuai dengan keputusan Badan Koordinasi Pasar Modal (BKPM) No. 740/III/PMA/2004 tanggal 29 Juli 2004.

3.1.1 Misi

“Menambah vitalitas dalam kehidupan”.

PT. Unilever Indonesia Tbk. Memenuhi kebutuhan nutrisi, kebersihan dan perawatan pribadi sehari-hari dengan produk-produk yang membantu para konsumen merasa nyaman, berpenampilan baik dan lebih menikmati hidup.

(3)

3.1.2 Kegiatan-kegiatan PT. unilever Indonesia Tbk.

• Home Care “Menjadi tanggung jawab sosial pribadi”

Di tahun 2004, Home Care menghadapi tantangan pasar yang ketat, terutama di kategori deterjen dan sabun mandi. Unilever merasa bangga bahwa produk-produknya menguat di pasaran. Unilever juga mendorong para karyawannya untuk secara sukarela memberikan kontribusinya pada masyarakat. Dari masyarakat Unilever belajar banyak tentang berbagi dan bercita-cita tinggi. Pada akhirnya, tanggung jawab sosial bukan hanya sekedar tanggung jawab perusahaan, tetapi menjadi tanggung jawab sosial pribadi.

• Personal Care “Membantu sesama menjadi suatu kebutuhan”

Secara keseluruhan, Personal Care sekali lagi menikmati pertumbuhan pesat meskipun persaingan pasar sangat ketat. Keberhasilan ini didukung oleh inovasi luar biasa dari Skin Care, Oral Care, Hair Care dan Deodorant. Dengan memberi lebih kepada masyarakat, sesungguhnya membantu Unilever dalam menjalankan bisnis secara berkesinambungan dengan memperkaya pengetahuan Unilever tentang masalah kesehatan dan kebersihan pada masyarakat di sekitar Unilever. Membantu sesama kini menjadi suatu kebutuhan, lebih daripada sekedar kewajiban.

• Foods “Memberdayakan perempuan Indonesia di rumah”

Sekali lagi Unilever mencatat keberhasilan dengan meraih peningkatan 2 digit di tahun 2004. Unilever memastikan tercapainya target laba yang ditentukan, dan secara progresif meningkatkan marjin melalui efisiensi yang lebih tinggi. Sejalan dengan perkembangan bisnis, Unilever akan membutuhkan pengadaan bahan baku yang lebih banyak. Karena itu Unilever akan terus mendorong terciptanya harga yang stabil dan mengembangkan mekanisme penghargaan bagi para petani rekanan Unilever dengan semangat kerjasama yang saling menguntungkan.

• Ice Cream “Membangun kerjasama secara berkesinambungan”

Tim Ice Cream sekali lagi menyumbangkan pertumbuhan kuat atas penjualan dan laba di tahun 2004, dengan serangkaian inovasi sehat. Penjualan in-home, melalui anjungan

(4)

penjualan modern/pasar swalayan, menunjukkan pertumbuhan yang kuat. Hasil ini, Unilever yakin adalah berkat hubungan erat Unilever dengan konsumen, pelanggan dan masyarakat. Sebagai bagian dari tanggung jawab sosial, Unilever memegang komitmen untuk memanfaatkan sumber lokal. Melalui kegiatan “Community Connection”, Unilever telah berbagi saat-saat bahagia dengan anak-anak, terutama dengan mereka yang kurang beruntung. • Supply Chain “Memilih untuk melibatkan masyarakat dalam rantai pasokan Unilever”

Unilever bertekad untuk melibatkan masyarakat di sekitar pabrik dalam proses usaha Unilever dengan demikian Unilever dapat tumbuh bersama masyarakat secara berkesinambungan. Unilever yakin bahwa kepedulian pada masyarakat merupakan salah satu aspek penting dalam pertumbuhan bisnis yang menguntungkan secara berkesinambungan, dan menjadi nilai yang diyakini oleh rekanan Unilever apabila ingin berhasil.

• Development “Peduli lingkungan adalah bagian dari tugas Unilever”

Unilever bertanggung jawab kepada lingkungan sebagaimana tercermin dalam komitmen untuk menggunakan bahan baku yang ramah lingkungan pada produk dan kemasannya. Tak kalah penting, untuk tim Development, Unilever yakin telah mencapai tahap lanjut dari perjalanan budaya melayani dan akan terus memberikan yang terbaik bagi pelanggan Unilever konsumen dan masyarakat pada umumnya.

• Customer Care “saat kenyataan mewarnai hubungan Unilever dengan masyarakat setiap hari”

“Saat kenyataan” merupakan saat-saat ketika karyawan Unilever berinteraksi dengan konsumen yang akan menentukan terjadi atau tidaknya transaksi penjualan. Unilever yakin bahwa kesuksesan bisnis harus dibangun atas dasar hubungan berharga. Komitmen Unilever untuk memastikan bahwa hubungan tersebut mencerminkan kepercayaan timbal-balik, seperti yang terlihat pada saat Unilever berhubungan dengan pelanggan, konsumen dan masyarakat. • Corporate Relations “Menjalin hubungan dengan masyarakat sebagai pihak yang penting”

Corporate Relations memainkan peran penting dalam berhubungan dengan tiga pihak utama Perseroan, yaitu: masyarakat, pemerintah dan media. Untuk mempererat ikatan antara

(5)

karyawan dan masyarakat Unilever menyelenggarakan program “Community Connection”. Karyawan Unilever dapat ambil bagian dalam aktivitas bersama masyarakat. Unilever yakin, hal ini dapat membangun kesan positif pada masyarakat. Unilever berkembang bersama masyarakat berlandaskan prinsip kesinambungan dan keuntungan bersama.

• Human Resources “Mengembangkan manusia seutuhnya - pikiran dan jiwa”

Unilever percaya pada pengembangan karyawan seutuhnya, meliputi pikiran dan jiwa karyawan. Unilever berupaya untuk menyentuh jiwa mereka, lebih dari sekedar pelatihan keahlian dan kemampuan. Apabila Unilever mampu meyakinkan karyawan untuk menuangkan pikiran dan jiwa mereka dalam pekerjaan, maka karyawan bisa terdorong sendiri dan siap melakukan hal-hal besar.

3.1.3 Prinsip PT. unilever Indonesia Tbk.

• Standar perilaku

PT.unilever melaksanakan kegiatan dengan kejujuran, integritas dan keterbukaan, dengan menghormati Hak Asasi Manusia dan kepentingan para karyawannya, begitu pula dengan kepentingan relasi yang sah.

• Mematuhi hukum

Semua Perseroan Unilever dan para karyawannya berkewajiban mematuhi ketentuan hukum dan peraturan masing-masing negara di tempat mereka melaksanakan usahanya.

• Karyawan

Unilever memiliki komitmen pada keanekaragaman dalam lingkungan kerja yang diwarnai oleh sikap saling percaya dan hormat di mana semua memiliki rasa tanggung jawab atas kinerja dan reputasi Perseroan. Unilever akan merekrut, mempekerjakan dan mengembangkan para karyawan hanya atas dasar kualifikasi dan kemampuan yang dibutuhkan bagi pekerjaan yang harus dilakukan. Unilever memiliki komitmen untuk menyediakan kondisi kerja yang aman dan sehat. Unilever tidak akan menggunakan sarana kerja apapun yang bersifat paksa atau

(6)

mempekerjakan anak. Unilever memiliki komitmen untuk bekerja dengan karyawan demi mengembangkan dan memperkuat keterampilan dan kemampuan setiap individu.

• Konsumen

Unilever memiliki komitmen untuk menyediakan produk bermerek dan pelayanan yang secara konsisten menawarkan nilai dari segi harga dan kualitas, yang aman bagi tujuan pemakaiannya. Produk-produk dan pelayanan-pelayanan akan diberi label, diiklankan dan dikomunikasikan secara tepat dan semestinya.

• Pemegang saham

Unilever melaksanakan kegiatan usahanya sesuai dengan prinsip tata kelola korporasi yang baik setaraf internasional. Unilever menyediakan informasi atas kegiatannya, struktur dan situasi finansial serta kinerja kepada pemegang saham pada waktunya secara teratur dan dapat diandalkan.

• Mitra usaha

Unilever memiliki komitmen untuk menjalin hubungan yang saling bermanfaat dengan para pemasok, pelanggan dan mitra usaha. Dalam jalinan bisnis Unilever mengharapkan mitranya untuk mematuhi prinsip bisnis yang selaras dengan prinsip Unilever.

• Keterlibatan pada masyarakat

Unilever berupaya menjadi warga negara korporasi yang dapat diandalkan, dan sebagai bagian integral dari masyarakat, memenuhi kewajiban terhadap masyarakat dan komunitas setempat. • Kegiatan umum

Perseroan Unilever diharapkan untuk membela dan menggerakkan kepentingan bisnisnya yang sah. Unilever akan bekerjasama dengan instansi pemerintah dan organisasi lainnya, baik secara langsung maupun asosiasi-asosiasi dalam rangka mengembangkan usulan legislasi dan peraturan lainnya yang mungkin mempengaruhi kepentingan bisnis.

• Lingkungan

Unilever memiliki komitmen untuk terus-menerus mengadakan perbaikan dalam pengelolaan dampak lingkungan dan mendukung sasaran jangka panjang untuk mengembangkan suatu

(7)

bisnis yang berdaya tahan. Unilever akan bekerja melalui kemitraan dengan pihak lain untuk menggalakkan kepedulian lingkungan, meningkatkan pemahaman akan masalah lingkungan dan menyebarluaskan budaya karya yang lain.

• Inovasi

Dengan upaya melaksanakan inovasi ilmiah demi memenuhi kebutuhan konsumen, Unilever akan senantiasa merujuk pada keinginan konsumen dan masyarakat. Unilever bekerja atas dasar ilmu yang tepat dan menerapkan standar keamanaan produk secara ketat.

• Persaingan

Unilever percaya akan persaingan yang ketat namun sehat dan Pengembangan Perundang-Undangan tentang persaingan yang sesuai. Perseroan Unilever beserta karyawannya akan melakukan kegiatannya sesuai dengan prinsip persaingan sehat dan semua peraturan yang berlaku.

• Integritas bisnis

Unilever tidak menerima ataupun memberi, entah secara langsung atau tidak langsung, suapan atau keuntungan lainnya yang tidak pantas demi keuntungan bisnis atau finansial. Tidak satu pun karyawan yang boleh menawarkan, memberi, ataupun menerima hadiah atau pembayaran yang merupakan, atau dapat diartikan yang merupakan sarana suap. Tidak ada transaksi dana atau aset yang disembunyikan atau tidak dicatat. Semuanya akan dicatat dan dibuktikan. • Benturan kepentingan

Semua karyawan Unilever diharapkan menghindarkan diri dari kepentingan pribadi dan kepentingan finansial yang dapat bertentangan dengan prinsip pribadi mereka terhadap Perseroan. Para karyawan Unilever tidak dibenarkan mencari keuntungan bagi dirinya sendiri atau bagi orang lain melalui penyalahgunaan kedudukan mereka.

• Kepatuhan-kepatuhan pelaporan

Kepatuhan terhadap prinsip-prinsip ini merupakan unsur utama dalam meraih keberhasilan bisnis. Direksi Unilever bertanggung jawab agar prinsip ini dikomunikasikan, dipahami dan dipatuhi oleh seluruh karyawan.

(8)

3.1.4 Kerjasama

• Pada tanggal 22 November 2000 Perseroan mengadakan perjanjian kerjasama dengan PT. anugrah Indah Pelangi, untuk mendirikan sebuah perusahaan baru dengan nama PT. Anugrah lever (“PT AL”) yang bergerak dalam bidang produksi, pengembangan, pemasaran dan penjualan kecap , sambal, dan saus lainnya dengan merek Bango, Parkiet dan Sakura serta merek lainnya di bawah lisensi Perseroan kepada PT AL.

• Pada tanggal 3 Juli 2002 Perseroan mengadakan perjanjian kerjasama dengan Texchem resources Berhad, untuk mendirikan sebuah perusahaan baru dengan nama PT. Technopia Lever yang bergerak dalam bidang distribusi, ekspor dan impor barang dagangan dengan merek Domestos Nomos. Pada tanggal 7 November 2003, Texchem resources Berhad mengadakan perjanjian jual-beli saham dengan Technopia singapore. Pte. Ltd., di mana Texchem resources Berhad setuju untuk menjual penyertaannya di PT. Technopia Lever kepada Technopia Singapore. Pte. Ltd.

3.1.5 Prestasi dan Penghargaan

• Finance Asia Award

Best Managed Companies 2004, Best Corporate Governance and Most Commited to strong dividend policy dari majalah Finance Asia

• Finance Asia Award

Mr. Desmond G. Dempsey sebagai Best CFO di Indonesia • IBBA Award

10 penghargaan (Sunlight, Molto, Rinso, Royco, Pond’s, Citra, Pepsodent, Lux, Lifebuoy soap dan Sunsilk) dari majalah SWA & MARS Research agency

• Investor Award

Top Listed Company 2004 di sektor produk rumah tangga dari majalah Investor • The Asset Award

(9)

Best Corporate Governance Award 2004 dari The Asset Magazine • Penghargaan wajib Pajak Patuh

Unilever dinyatakan sebagai salah satu wajib pajak patuh dari Direktorat Jenderal Pajak • Investor Award

Top Performing Listed Company 2004 dari majalah Investor

3.2 Penjelasan Mengenai produk

Sunsilk merupakan produk sampo kecantikan yang ditujukan khusus untuk wanita Indonesia dengan usia antara 15-35 tahun yang terdiri dari beberapa varian untuk merespon kebutuhan yang berbeda-beda. Sunsilk mulai diproduksi di Indonesia pada tahun 1950 dan Sunsilk Conditioner mulai diproduksi pada tahun 1970.

Sunsilk Hair Nourisher diluncurkan dengan maksud agar setelah berkeramas, kutikula rambut yang terbuka akibat pemakaian sampo dapat tertutup kembali sehingga manfaat dari sampo tetap terjaga.

Varian dari Sunsilk Hair Nourisher :

• Sunsilk Full and Bouncy Hair Nourisher, diformulasikan dengan jojoba essence, untuk membuat rambut lepek menjadi berkembang dan lebih bervolume

• Sunsilk Healthy and Strong Hair Nourisher, diformulasikan khusus dengan ekstrak ginseng untuk menjadikan rambut rapuh tetap kuat

• Sunsilk Soft and Smooth Hair Nourisher, diformulasikan khusus dengan Rice Extract untuk membuat rambut kering dan rusak terasa lembut dan halus

(10)

3.3 Kondisi Bisnis Perusahaan

Kondisi bisnis perusahaan dapat dilihat dari kondisi persaingan PT. Unilever Indonesia Tbk. dalam industri. Kondisi ini dapat digambarkan dengan analisis Porter yang menjelaskan lima elemen kekuatan yang dimiliki perusahaan dalam menghadapi persaingan yang ada.

PT. Unilever Indonesia Tbk. merupakan perusahaan Perseroan. Bila dilihat ke dalam jenis pasarnya PT. Unilever Indonesia Tbk. termasuk dalam jenis pasar persaingan monopolistis yang dapat didefinisikan sebagai suatu pasar di mana terdapat banyak produsen menghasilkan barang yang berbeda corak.

Gambar 3.1

Aplikasi Teori Analisa Five Competive Force Porter pada PT. Unilever Indonesia Tbk. Sumber : PT. Unilever Indonesia Tbk.

Ancaman Pendatang baru

PT. P & G

Daya Tawar Pembeli

Individu

Ancaman Produk Subtitusi

1. Shampoo + Conditioner 2. Vitamin rambut

Daya Tawar Pemasok - Industri PT. Unilever Idonesia Tbk Pesaing 1. PT. P & G 2. PT. Wings

(11)

Menurut Rangkuti (2002, P12 – 15), terdapat lima kekuatan kompetitif Porter yang akan menentukan keunggulan bersaing dalam industri, yaitu:

1. Ancaman pendatang baru

Bisnis ini tidak akan banyak mengalami kesukaran bagi para pendatang baru, pendatang baru pada dasarnya harus berusaha memproduksi barang yang lebih menarik dari yang sudah ada di pasar, dan harus dapat meyakinkan konsumen akan kebaikan mutu barang tersebut. Hal ini dikarenakan produk-produk yang diproduksi oleh PT. Unilever sudah menjadi brand/image yang mempunyai pelanggan setia dan pangsa pasar yang besar. Tetapi, ancaman pendatang baru bagi PT. Unilever sangat tinggi, Seperti PT. P&G yang mengeluarkan Rejoice Long yaitu conditioner untuk rambut lurus panjang dan mempercepat pertumbuhan rambut.

2. Ancaman produk pengganti (Threat of substitor product or service)

Produk pengganti conditioner Sunsilk adalah Shampoo+Conditioner dari PT. LION WINGS. Namun produk pengganti, seperti Shampoo+conditioner yang pemakaiannya lebih praktis cenderung relatif mahal. Produk pengganti berikutnya yaitu vitamin rambut dari PT. Kinocare Era Kosmetindo untuk menghaluskan dan melindungi rambut akibat sinar UV. Produk conditioner dari PT. Unilever memiliki kedua fungsi dari produk tersebut, conditioner Sunsilk selain pemakaiannya menghemat waktu, menghaluskan rambut, juga melindungi rambut dari akibat buruk sinar UV. Kelebihan yang ditawarkan Unilever didukung dengan harga yang murah membuat produk ini tetap laku di pasaran. Karena itu, Unilever selalu menyediakan produk di pasar sehingga konsumen tidak sulit mencari produknya dan beralih membeli produk pengganti.

3. Kekuatan tawar-menawar pemasok (Bargaining power of suppliers)

Dalam hal pemasok PT. Unilever tidak mengalami masalah, karena semua kebutuhan untuk proses produksi dipasok dari grup atau unit bisnis milik PT. Unilever Indonesia sendiri.

(12)

4. Kekuatan tawar-menawar pembeli (Bargaining power of buyers/customers)

Kekuatan daya tawar pembeli bersifat lemah, karena banyaknya produk yang tersedia di pasaran, harga bukanlah penentu konsumen akan membeli produk tetapi dari sifat barang yang dihasilkannya. Untuk itu perusahaan harus memperbaiki mutu dan desain barang, melakukan iklan yang terus-menerus, memberikan syarat penjualan yang menarik. Perbedaan ini menyebabkan konsumen bersifat memilih, sehingga apabila konsumen sudah percaya dengan satu produk, maka walaupun harga dinaikkan konsumen akan tetap membeli produk tersebut.

5. Persaingan sesama industri (Rivalry among exiting competitors)

Perusahaan menghadapi persaingan yang cukup ketat dari pesaing utamanya yaitu PT. Procter & Gambler (PT. P&G) yang juga memproduksi produk yang sama yaitu produk Hair Care. P&G merupakan pesaing yang cukup kuat, karena produk-produk P&G sudah dikenal oleh masyarakat dan memiliki pangsa pasar yang cukup besar. Seperti produk Pantene dan Rejoice. Setelah P&G pesaing berikutnya yaitu PT. WINGS yang juga memproduksi produk Hair Care seperti Zink shampoo+Conditioner. Persaingan yang cukup ketat ini dikarenakan, banyaknya perusahaan yang bergerak dalam industri yang sama dan memproduksi produk yang sama. PT. Uniliver dapat dijadikan kekuatan untuk bersaing, dengan meminimalisasikan waktu penggunaan produk, yang hanya membutuhkan waktu semenit (60 detik) dan hasilnya pun jauh lebih baik dari hasil yang diberikan oleh shampoo+conditioner. Dalam menghadapi persaingan yang cukup ketat Unilever melakukan program pemasaran berupa promosi yang gencar dan besar-besaran untuk mempertahankan posisinya di pasaran.

(13)

3.4 Struktur Organisasi dan Uraian Pekerjaan 3.4.1 Struktur Organisasi

Struktur Organisasi PT. Unilever Indonesia Tbk.

Gambar 3.2

Struktur Organisasi PT. Unilever Indonesia Tbk. Sumber : Laporan Tahunan 2004 PT. Unilever Indonesia Tbk.

Dewan Komisaris Presiden Komisaris Presiden Direktur Komisaris independen Direksi Komisaris Komisaris Komisaris Direktur Chief Financial Officer Direktur Foods Direktur Personal Care Direktur Customer Care Direktur Ice Cream Direktur Human Resources Direktur Supply Chain Direktur Corporate Relations Direktur Home Care Komite Komite Group Audit Financial Controller

Commercial Manager Divisi Corporate Relation Manager

Communication Manager General Manager Yayasan ULI PEDULI Legal Services Manager

General Affairs

CorporateSecretary Akuntan Publik

(14)

Dewan Komisaris

Presiden Komisaris : Louis Willem Gunning Komisaris Independen : Robby Djohan (Ketua Komite)

Anggota Komite : Tjan Hong Tjhiang Anggota Komite : Benny Redjo Setyono Komisaris : Theodore Permadi rachmat Komisaris : Kuntoro Mangkusubroto Komisaris : Cyrillus Harinowo

Direksi

Presiden Direktur : Maurits Lalisang Direktur Vice Chairman/ : Desmond G. Dempsey Chief Financial Officer

Direktur Development : Muhammad Saleh dan Corporate Relations

Direktur Supply Chain : Mohammad Effendi Direktur Human Resources : Josef Bataona

Direktur Ice Cream : Surya Dharma Mandala Direktur Customer Care : Andreas Rompis

Direktur Personal Care : Deborah Herawati Sadrach Direktur Foods : Rostinawati Leli

(15)

3.4.2 Uraian Pekerjaan

• Dewan Komisaris

Dewan Komisaris melakukan pengawasan atas pengurusan Direksi dalam menjalankan perseroan, sebagaimana ditentukan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan dari waktu ke waktu, dan memberi nasehat kepada Direksi serta melaksanakan hal-hal lain, seperti ditentukan dalam Anggaran Dasar Perseroan.

• Direksi

Tugas pokok Direksi adalah memimpin dan mengelola Perseroan sesuai dengan tujuan-tujuan Perseroan, yaitu: Menguasai, Memelihara dan Mengurus kekayaan Perseroan untuk kepentingan Perseroan. Chief Financial Officer bertanggung jawab untuk hubungan dengan investor, dengan keterlibatan seluruh anggota Direksi.

• Komite Audit

Peranan Komite Audit adalah membantu Dewan Komisaris memenuhi tanggung jawab pengawasan berkaitan dengan integritas Laporan Keuangan Perseroan, pengendalian internal, kepatuhan terhadap hukum dan peraturan, kinerja serta keterampilan dan independensi akuntan publik dan kinerja fungsi audit internal.

Aktivitas utama Komite Audit di tahun 2004, yaitu:

∗ Mengkaji ulang laporan keuangan kuartalan dan tahunan.

∗ Mengkaji ulang kebijakan dan administrasi akuntansi untuk menjamin kesesuaian dengan hukum, peraturan dan standar yang berlaku

∗ Mengkaji ulang kepatuhan terhadap regulasi, prinsip bisnis, pengendalian resiko korporasi dan tata kelola korporasi yang baik

∗ Mengkaji ulang laporan audit internal dan tindak lanjut berikutnya, lingkup dan program audit serta anggaran dan sumber daya yang dibutuhkan

∗ Diskusi secara independen dengan akuntan publik

(16)

• Pengendalian Risiko Perseroan

Tim pengendalian resko perseroan diketuai oleh Chief Financial Officer, dengan anggotanya yang terdiri dari Group Audit Manager, Financial Controller, Commercial Manager Divisi dan Corporate secretary. Tujuannya adalah untuk membantu direksi dalam melaksanakan kewajibannya memastikan sistem pengendalian internal yang efektif.

• External Affairs dan Corporate Relations

Dipimpin oleh Direktur Corporate Relations, dengan anggota yang terdiri dari Corporate Relations Manager, Communication Manager, General Manajer yayasan ULI PEDULI, Corporate Secretary, Legal service Manager dan General Affairs. Bertugas untuk membantu Direksi sehubungan dengan hal-hal eksternal yang berdampak pada bisnis dan memberi masukan kepada Direksi tentang tanggung jawab sosial Perseroan dan mengkaji ulang strategi Corporate Relations Perseroan.

Referensi

Dokumen terkait

4am"ung dapat disimpulkan "a!wa cairan #ang diperiksaa mempun#ai keadaan ,isik tidak "erwarna$ tidak "er"au$tidak ada lendir$ tadak ada sisa makanan$ tidak

Bagi yang melanggaraturan tidak ter tulis akan mendapat sanksi  juga.Sanksinya bisa ditentukan oleh masyarakat.Contohnya, aturan untuk selalu menjaga kebersihanlingkungan

Apabila kita menggunakan browser untuk mengakses sebuah situs internet, maka umumnya perangkat lunak yang sama dapat digunakan untuk proses FTP, dengan perintah sebagai berikut:

Data tidak tersedia Reference electrode kit,ISE Reference,Potassium MicroVolume Electrode,Sodium MicroVolume Electrode, Calcium MicroVolume Electrode,Chloride MicroVolume

Untuk itulah maka Pengelolaan wilayah pesisir Kota Ambon sebagai Kota Pantai (Water Front City) yang merupakan isu sentral dalam pedoman Perencanaan Tata Ruang Wilayah

Direktur Medik dan Kepera/atan untuk Direktur Medik dan Kepera/atan untuk diteruskan kepada Ketua kelompok Staf diteruskan kepada Ketua kelompok Staf Medis *untuk didokumentasikan

Terdapat 2 IPR (Ijin Pertambangan Rakyat), yaitu milik Darso, dan Klp.Sengon dengan bahan galian batu putih dan jenis hasil produksi berupa batu andesit dan

Untuk mengetahui cara-cara apa saja yang dilakukan pemuka agama Islam dalam membimbing dan membentuk kepribadian remaja di Desa Sei Kepayang Tengah Kabupaten