• Tidak ada hasil yang ditemukan

Mabes TNI-AL Cilangkap, Kamis, 26 Januari 2011

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Mabes TNI-AL Cilangkap, Kamis, 26 Januari 2011"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

1 SAMBUTAN

KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL RI PADA ACARA PENANDATANGANAN PIAGAM KESEPAKATAN BERSAMA ANTARA KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL DENGAN KEPALA STAF TENTARA NASIONAL INDONESIA

ANGKATAN LAUT

Mabes TNI-AL Cilangkap, Kamis, 26 Januari 2011

Assalamuálaikum WrWb. Yang saya hormati :

- Bapak Laksamana TNI Suparno, Kepala Staf TNI AL

- Bapak Zulkifli Zaini, Direktur Utama Bank Mandiri

- Bapak Prof.Dr. Bedjo Sujanto, Rektor Univ Negeri Jakarta

- Bapak Ignatius Jonan, Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia

(2)

2 Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT Tuhan Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang berkat limpahan rahmat serta karunia-Nya jualah kita semua dapat dipertemukan di tempat ini untuk

bersama-sama menghadiri acara

Penandatanganan Piagam Kesepakatan Bersama antara Kepala Perpustakaan Nasional dengan Kepala Staf Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut.

Bapak Kepala Staf TNI-AL dan hadirin yang berbahagia,

Berbahagia sekali pada hari ini saya dapat bertemu kembali dengan Bapak Laksamana TNI Suparno beserta jajarannya di Mabes TNI-AL, yang sudah barang tentu memiliki perhatian, apresiasi dan respons yang sangat baik terhadap pengembangan perpustakaan, minat baca dan kepustakawanan sebagai sarana mencerdaskan dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM), khususnya pengelolaan perpustakaan di lingkungan TNI-AL, termasuk mobil pintar yang akan dikelola TNI-AL.

(3)

3 Keberadaan perpustakaan di seluruh daerah saat ini sangat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. Kemajuan demi kemajuan yang berkembang, sehingga membawa manfaat bagi masyarakat Indonesia, itu menandakan bahwa lembaga perpustakaan keberadaannya sangat memberi inspiratif bagi kemajuan intelektualitas masyarakat kita, hal ini, tentunya tidak lepas dari peran dan kerja sama bapak/ibu dari berbagai komponen masyarakat termasuk aparatur negara seperti TNI-AL, terlebih lagi kinerja para tentara kita, khususnya angkatan laut sepatutnyalah kita hargai, termasuk dalam membantu masyarakat kita dalam berbagai hal.

Hadirin yang saya hormati,

Berdasarkan kewenangan masing-masing antara Perpustakaan Nasional RI dan TNI-AL, hari ini menjadi saksi sejarah dalam kesepakatan untuk bekerjasama, tentunya saling menguntungkan dalam bidang pengembangan sumber daya perpustakaan, sehingga pengembangan

(4)

4 perpustakaan di Indonesia menjadi lebih cepat, berdayaguna bagi masyarakat, dan sesuai dengan arah kebijakan nasional yang sudah digariskan oleh Presiden demi kepentingan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.

Saya berharap dengan kerjasama ini dapat tumbuh dan berkembang perpustakaan-perpustakaan yang ada di tanah air, khususnya di daerah-daerah perbatasan di Indonesia yang menjadi wilayah pesisir pantai dan masuk dalam teritorial laut Indonesia. Karena untuk mencapai wilayah-wilayah tersebut, tanpa bantuan dan kerjasama dari TNI-AL tidaklah mungkin kita dapat menjangkaunya. Selain itu, pengembangan perpustakaan keliling dengan mobil pintar-nya, yang nantinya di kelola oleh TNI-AL dapat memperkaya armada mobil perpustakaan keliling yang selama ini ada dan melayani masyarakat di seluruh Indonesia.

(5)

5 Hadirin Sekalian yang Berbahagia,

Undang-undang Nomor 43 Tahun 2007 Tentang Perpustakaan juga mengamanatkan tentang pembudayaan kegemaran membaca masyarakat yang menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari seluruh komponen masyarakat dan pemerintah. Semua mempunyai kewajiban yang sama dalam mencerdaskan anak bangsa, generasi penerus bangsa Indonesia. Setahu saya, TNI-AL sudah banyak memiliki lembaga Perpustakaan dan dari berbagai kesatuan di jajaran TNI-AL. Ada Perpustakaan Mabes TNI-AL, Perpustakaan Akademi Angkatan Laut, Perpustakaan Kobangdikal, Perpustakaan Koarmabar, Perpustakaan Koarmatim, Perpustakaan Sekolah Staf Komando TNI-AL, Perpustakaan Korps Marinir

Ini semua merupakan kekuatan dan peluang yang telah dimiliki TNI-AL untuk membantu pemerintah dalam mencerdaskan masyarakat Indonesia melalui perpustakaan. Perpustakaan yang ada dilingkungan

(6)

6 TNI-AL itu disebut Perpustakaan Khusus, yang dapat diberdayakan khusus di lingkungan atau jajaran di TNI-AL, namun dengan keberadaan mobil pintar milik TNI-AL dapat menambah jangkauan layanan yang bukan saja diperuntukkan di jajaran TNI-AL tetapi dapat diberdayakan langsung ke masyarakat.

Perlu kami sampaikan pula bahwa sejak tahun 2008 Perpustakaan Nasional juga telah mengembangkan Kapal Perpustakaan Keliling untuk wilayah perairan dan kepulauan di Indonesia, yang sampai tahun 2011 sudah ada 8 (delapan) kapal perpustakaan keliling terapung yang telah diserahkan ke daerah. Mudah-mudahan dengan adanya kerjasama dengan Mabes TNI-AL juga dapat dikembangkan Kapal Perpustakaan Keliling oleh TNI-AL, dan Perpusnas siap membantu untuk pengembangan koleksinya. Demikian yang dapat saya sampaikan. Mohon maaf atas segala kekurangan dan terima kasih atas perhatiannya. Semoga kerjasama ini dapat berjalan dengan baik, sesuai dengan harapan dan tujuan

(7)

7 yang sama dalam pengembangan perpustakaan di Indonesia.

Wabillahittaufiq Walhidayah Wassalamuálaikum Wr.Wb.

Kepala Perpustakaan Nasional,

(8)

8 SAMBUTAN

KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL RI PADA

PEMBUKAAN KONVENSI NASIONAL RANCANGAN STANDAR

KOMPETENSI KERJA NASIONAL INDONESIA (RSKKNI)

SEKTOR KEBUDAYAAN, HIBURAN DAN REKREASI BIDANG PERPUSTAKAAN

Hotel Menara Peninsula Jakarta Tanggal 12 Januari 2012 Yang Terhormat :

1. Para Narasumber, dari :

a. Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi; b. Kementerian Pendayagunaan Aparatur

Negara dan Reformasi Birokrasi; c. Badan Kepegawaian Negara; d. Badan Nasional Sertifikasi Profesi;

e. Tim Teknis RSKKNI Bidang Perpustakaan; f. Tim Perumus SKKNI Bidang Perpustakaan.

(9)

9 2. Para peserta konvensi dari unsur:

a. Akademisi; b. Asosiasi profesi;

c. Asosiasi perpustakaan (asosiasi industri); d. Pengguna tenaga pustakawan (para kepala

perpustakaan berbagai jenis perpustakaan); e. Praktisi (pustakawan);

f. Pemerintah;

g. Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Bidang Perpustakaan.

3. Para Pejabat Fungsional Pustakawan dan pejabat Struktural di Lingkungan Perpustakaan Nasional RI.

4. Para Undangan yang saya hormati.

Assalamu’alaikum Warahmatullahi wabaraktuh, Selamat Pagi, Salam Sejahtera Untuk Kita Semua,

Puji sykukur kita panjatkan kepada Allah SWT karena atas berkat dan RahmatNya-lah kita selalu sehat wal-afiat dan dapat hadir pada kegiatan hari

(10)

10 ini, Kamis tanggal 12 Januari 2012 dalam rangka Konvensi Nasional, yaitu pertemuan para pemangku kepentingan (stakeholder) untuk mencapai dan memperkuat kesepakatan dalam menetapkan Rancangan Standar Kompentensi Kerja Nasional Indonesia (RSKKNI) Bidang Perpustakaan menjadi Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) Bidang Perpustakaan.

Hadirin yang berbahagia,

Sebagaimana kita ketahui, Bahwa pemberlakuan era keterbukaan perdagangan dan persaingan bebas di kawasan ASEAN tahun 2015 (AEC= Asean

Economic Community) tinggal beberapa tahun lagi.

Setelah itu pada tahun 2020 akan menyusul pemberlakuam keterbukaan dan persaingan bebas se-Asia Pasifik. Kondisi ini merupakan peluang sekaligus tantangan dan atau bahkan menjadi suatu ancaman yang perlu diperhatikan dengan seksama. Dalam era tersebut menuntut masyarakat atau bangsa hidup cerdas, inovatitf dan kompetitif. Untuk menyiapkan kondisi tersebut, kita masyarakat

(11)

11 perpustakaan bisa berperan dan berbuat sebaik mungkin, khususnya dalam hal pelayanan prima terhadap pemustaka, peningkatan minat baca melalui peran perpustakaan, serta penyiapan pustakawan yang kompeten dan professional.

Mencermati tantangan tersebut, kita semua perlu menyatukan pikiran, kekuatan dan langkah yang seiring dan sinergis, guna mengantisipasi dan mempersipakan diri dalam menghadapi datangnnya era persaingan produk barang dan jasa serta, tenaga kerja yang mungkin dapat menggeser dan menggantikan produk dan tenaga kerja professional dalam negeri. Semua ini sangat mendesak dan perlu dilakukan secara serentak dan terarah oleh semua sektor, karena pada era tersebut siapa yang akan tetap bertahan dan muncul sebagai pemenang adalah hanya mereka-mereka yang mampu menyediakan produk-produk barang dan jasa dan tenaga kerja yang berkualitas, dan sesuai dengan harapan pasar. Hal ini bisa terwujud bila kita memiliki dan menerapkan standar yang sesuai dan tepat, baik untuk produk, proses, manajemen,

(12)

12 maupun sumber daya manusia yang melaksanakan. Kondisi ini juga berlaku dan dituntut untuk lembaga perpustakaan sebagai lembaga jasa pendukung utama pencerdasan masyarakat dan pelaksanaan pendidikan nasional.

Perpustakaan Nasional RI selaku Instansi Teknis/Pembina Perpustakaan berkewajiban membangun sistim standarisasi akreditasi dan sertifikasi nasional di bidang perpustakaan dan pustakawan. Hal ini sejalan dengan ketentuan yang tertuang dalam Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2007 tetang Perpustakaan. Dalam Undang-Undang tersebut, ditegaskan bahwa Pustakawan adalah seseorang yang memiliki Kopetensi yang diperoleh melalui pendidikan dan/atau pelatihan kepustakawanan serta mempunyai tugas dan tanggungjawab untuk melaksanakan pengelolaan dan pelayanan perpustakaan. Selanjutnya, dalam pasal 29 ayat (2) dipertegas bahwa, Pustakawan sebagaimana dimaksud harus memenuhi Kulaifikasi sesuai dengan standar nasional perpustakaan. Untuk keperluan ini Perpustakaan Nasional RI

(13)

13 memiliki dan mengikuti skema yang dikembangkan Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) dan Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi.

Karena itu, pustakawan sebagai salah satu pekerja professional di perpustakaan dituntut untuk memiliki kualifikasi dan kompetensi sesuai standar yang dipersyaratkan yaitu Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI). Sehingga, pada eranya nanti tidak diragukan lagi bahwa kompetensi dan sertifikasi pustakawan adalah sesuatu yang tak dapat dihindari serta merupakan prasyarat utama. Hadirin yang berbahagia,

Sejauh ini Perpustakaan Nasional RI, telah berhasil menyusun Rancangan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (RSKKNI) bidang perpustakaan. Rancangan tersebut meliputi ketentuan dan rincian unit kompetensi yang diperlukan oleh seorang Pustakawan. Yaitu mulai dari kompetensi umum atau mekanisme yang harus dilalui agar RSKKNI ini dapat diberlakukan. Di antaranya adalah Konvensi

(14)

14 seperti yang dilaksanakan hari ini. Maka pada kesempatann ini, saya harap Saudara-saudara dapat berpartisipasi untuk memberi masukan dan pengayaan agar standar menjadi lebih sempurna sehingga RSKKNI ini dapat segera ditetapkan menjadi SKKNI.

SKKNI Bidang Perpustakaan ini telah ditunggu berbagai pihak, yaitu mulai dari pustakawan hingga para produsen dan pengguna jasa pustakawan, karena SKKNI merupakan modal utama yang perlu dimilki dalam rangka pemberlakuan system sertifikasi kompetensi kerja Pustakawan di Indonesia. Standar ini nantinya akan menjadi salah satu patokan pembuatan kurikulum minimal bagi lembaga pendidikan baik formal maupun nonformal. Selain itu, merupakan bahan utama untuk membuat materi uji kompetensi serta menjadi scuan penting untuk para pengelola Lembaga Sertifikasi Profesi Pustakawan dalam menyiapkan sarana dan prasarana uji kompetensi.

(15)

15 Sehubungan dengan itu, kepada peserta sekalian, dalam konvensi ini saya yakin Saudara-saudara dapat menyumbangkan pemikirannya dengan mengedepankan kepentingan bersama guna mempercepat terwujudnya system sertifikasi pustakawan di Indonesia. Silakan mendiskusikan, membahas dan menyempurnakan hal-hal yang prinsipil saja (jangan terlalu membicarakan editorial karakter dan kata), sehingga dapat diperoleh kesepakatan dan mempercepat keberadaan sistim standarisasi sertifikasi pustakawan yang menguntungkan semua pihak, baik untuk profesionalisme Pustakawan, maupun untuk kebutuhan pemenuhan praktis di pasar yang menggunakan tenaga atau jasa pustakawan. Sehingga semua pembahasan dan pertimbangan serta masukan dalam tahap terakhir proses perumusan SKKNI ini dapat mulus dan lebih cepat serta harmonis dalam rangka membangun perpustakaan dan pustakawan di Inonesia.

(16)

16 Hadirin yang berbahagia,

Sebelum saya menutup sambuatan pembukaan ini, saya informasikan pula bahwa seiring dengan proses penetapan SKKNI ini, Perpustakaan nasional RI juga telah mempersipakan berbagai hal berkaitan dengan pemberlakuan sertifikasi kompetensi kerja pustakawan ini. Di antaranya adalah pelatihan para asesor kompetensi dan asesor lisensi. Asesor Kompetensi para pustakawan yang memiliki wewenang untuk menguji kompetensi para pustakawan yang mengajukan uji kompetensi (TUK) lembaga sertifikasi profesi (LSP). Selain itu, Perpustakaan Nasional RI secara simultan, juga sedang melakukan penyusunan pedoman umum untuk uji sertifikasi dan lisensi LSP Pustakawan Nasional RI serius menanggapi kebutuhan dan tuntutan pustakwan dan pasar, sehingga program dan kegiatan pada semua unit terkait diarahkan dalam rangka merealisasikan sertifikasi kerja para Pustakawan di Indonesia ini.

(17)

17 Hadirin yang berbahagia,

Akhirnya, pada kesempatan yang baik ini, saya berharap Konvensi Nasional ini dapat berjalan dengan lancer sehingga dapat menghasilan suatu kesepakatan bersama agar RSKKNI Bidang Perpustakaan dapat segera ditetapkan menjadi SKKNI Bidang Perpustakaan yang dapat diberlakukan bagi pustakawan PNS maupun swasta di Indonesia.

Tak lupa saya mengucapkan terima kasih atas kehadiran dan dukungan para narasumber. Kemudian kepada para peserta konvensi saya ucapkan selamat bekerja, semoga Saudara sekalian dapat menyumbangkan pemikiran terbaik sehingga tujuan yang telah ditetapkan dalam pertemuan ini dapat tercapai.

Dengan Mengucapkan “Bismillahir Rohmaanir Rohiim” Konvensi Nasional RSKKNI Sektor Kebudayaan, Hiburan dan Rekreasi Bidang

(18)

18 Perpustakaan ini saya buka secara resmi. Semoga Allah SWT meridhoi pertemuan ini.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi wabaraktuh.

Jakarta, 12 Januari 2012

Kepala Perpustakaan Nasional RI,

Referensi

Dokumen terkait

a. Pembangunan komitmen Bupati, Perangkat Daerah Lintas Sektor, Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana Kabupaten Pati, Camat,

Maksud dan tujuan yang hendak dicapai dari penelitian ini adalah untuk mempelajari pengaruh konsentrasi nanas bubuk dan madu yang tepat dalam pembuatan cokelat

Pembuatan Lapisan Tipis Titania pada plat kaca dengan metoda celupan ini yang memberikan hasil paling baik, paling transparan yaitu pelapisan dengan konsentrasi TIP 0.5M. Uji

September, 2016. Tujuan dari penelitian ini adalah: 1) Untuk mengetahui pengaruh kreativitas belajar terhadap hasil belajar. 2) Untuk mengetahui pengaruh kemampuan komunikasi

Semakin cepat pergerakan ion-ion akan menimbulkan gesekkan antara ion yang semakin besar sehingga temperatur larutan semakin tinggi dan semakin lama suatu larutan

Sementara itu, tokoh masyarakat (termasuk tokoh adat) dapat mensosialisasikan HIV/AIDS serta narkoba dalam kelompok keluarga untuk mendorong keterlibatan mereka dalam

suhu udara semakin rendah (gradient suhu), tetapi curah hujan semakin tinggi (khususnya pada lereng hadap angin) seperti yang dijelaskan oleh Braak (1928). 4) ITCZ :

Contoh khas dari tipe ini adalah tipe pintu segmen ganda (hook type gate). Pintu ini dipakai dengan tinggi sampai 20m dan lebar sampai 50 m. Pintu segmen atau radial, memiliki