• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Logo dan Makna Perusahaan Berikut adalah logo PT PLN (Persero).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Logo dan Makna Perusahaan Berikut adalah logo PT PLN (Persero)."

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Logo dan Makna Perusahaan

Berikut adalah logo PT PLN (Persero).

Gambar 1.1 Logo Perusahaan

Sumber: www.pln.co.id (13 Oktober 2018, pukul 15:12 WIB)

Bentuk, warna dan lambang perusahaan resmi yang digunakan adalah sesuai yang tercantum pada Lampiran Surat Keputusan Direksi Perusahaan Umum Listrik Negara No. : 031/DIR/76 tanggal : 1 Juni 1976, mengenai Pembakuan Lambang Perusahaan Umum Listrik Negara. Adapun makna dari lambang perusahaan sebagai berikut :

a. Bidang persegi panjang vertikal

Menjadi bidang dasar bagi elemen-elemen lambang lainnya, melambangkan bahwa PT PLN (Persero) merupakan wadah atau organisasi yang terorganisir dengan sempurna. Berwarna kuning untuk menggambarkan pencerahan, seperti yang diharapkan PLN bahwa listrik mampu menciptakan pencerahan bagi kehidupan masyarakat. Kuning juga melambangkan semangat yang menyala-nyala yang dimiliki tiap insan yang berkarya di perusahaan ini.

b. Petir atau kilat

Melambangkan tenaga listrik yang terkandung di dalamnya sebagai produk jasa utama yang dihasilkan oleh perusahaan. Selain itu petir pun mengartikan kerja cepat dan tepat para insan PT PLN (Persero) dalam memberikan solusi terbaik bagi para pelanggannya.

(2)

2

c. Tiga Gelombang

Memiliki arti gaya rambat energi listrik yang dialirkan oleh tiga bidang usaha utama yang digeluti perusahaan yaitu pembangkitan, penyaluran, dan distribusi yang seiring sejalan dengan kerja keras para insan PT PLN (Persero) guna memberikan layanan terbaik bagi pelanggannya. Diberi warna biru untuk menampilkan kesan konstan (sesuatu yang tetap) seperti halnya listrik yang tetap diperlukan dalam kehidupan manusia. Di samping itu biru juga melambangkan keandalan yang dimiliki insan-insan perusahaan dalam memberikan layanan terbaik bagi para pelanggannya.

1.1.2 Visi, Misi dan Moto Perusahaan

a. Visi Perusahaan

Diakui sebagai perusahaan kelas dunia yang bertumbuh kembang, Unggul dan tepercaya dengan bertumpu pada potensi insani.

b. Misi Perusahaan

Warnanya yang merah melambangkan kedewasaan PLN sebagai perusahaan listrik pertama di Indonesia dan kedinamisan gerak laju perusahaan beserta tiap insan perubahan serta keberanian dalam menghadapi tantangan perkembangan jaman. 1) Menjalankan bisnis kelistrikan dan bidang lain yang terkait, berorientasi pada

kepuasan pelanggan, anggota perusahaan dan pemegang saham.

2) Menjadikan tenaga listrik sebagai media untuk meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat.

3) Mengupayakan agar tenaga listrik menjadi pendorong kegiatan ekonomi. 4) Menjalankan kegiatan usaha yang berwawasan lingkungan.

c. Moto

Listrik untuk kehidupan yang lebih baik (Electricity for a Better Life).

1.1.3 Sejarah Perusahaan

Memasuki era 1990-an, dengan adanya Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 23 Tahun 1994 pada tanggal 16 Juni 1994, Perusahaan Umum Listrik Negara Distribusi Jawa Barat diubah lagi menjadi Perusahaan Perseroan (Persero) dengan nama PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat sejak tanggal 30 Juli 1994.

(3)

3

Untuk memenuhi tuntutan perubahan dan perkembangan kelistrikan yang dari tahun ke tahun cenderung mengalami peningkatan, maka keluarlah Keputusan Direksi PT PLN (Persero) No. 28.K/010/DIR/2001 tanggal 20 Februari 2001 yang menjadi landasan hukum perubahan nama PT PLN (Persero) distribusi Jawa Barat menjadi PT PLN (Persero) Unit Bisnis Distribusi Jawa Barat.

Pada akhirnya, dengan mengacu pada Keputusan Direksi PT PLN (Persero) No. 120.K/010/DIR/2002 tanggal 27 Agustus 2002, PT PLN (Persero) Unit Bisnis Distribusi Jawa Barat berubah lagi namanya menjadi PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten, di mana wilayah kerjanya meliputi Propinsi Jawa Barat dan Propinsi Banten. Namun, saat ini berdasarkan Keputusan Direksi PT PLN (Persero) No. 0079.P/DIR/2015 per tanggal 2 Oktober 2015 PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten resmi dipisah dan terbagi menjadi PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan PT PLN (Persero) Distribusi Banten.

(4)

4 1.1.4 Struktur Perusahaan PLN Distribusi Jawa Barat

Berikut merupakan struktur organisasi PT. PLN Distribusi Jawa Barat.

Gambar 1.2 Struktur Organisasi PLN Distribusi Jawa Barat

(5)

5

Uraian tugas struktur organisasi PLN Distribusi Jawa Barat:

a. General Manager

Memastikan terlaksananya strategi dan pengelolaan unit sesuai dengan misi dengan mengoptimalkan sumber daya yang tersedia secara efisien, efektif dan sinergis, menjamin pengelolaan distribusi, niaga dan pelayanan pelanggan, melaksanakan

operational performance improvement, meningkatkan mutu, serta memastikan

terlaksananya good corporate governance (GCG) dalam rangka mencapai target kinerja.

b. Manager Perencanaan

Bertanggung jawab untuk memastikan terjadinya perubahan di sistem distribusi ketenagalistrikan yang komprehensif termasuk rencana umum pengembangan tenaga listrik, rencana jangka panjang, rencana kerja dan anggaran perusahaan, mengelola manajemen kinerja, manajemen mutu, serta sistem teknologi informasi.

c. Manager Distribusi

Mengelola aset jaringan distribusi yang meliputi pengendalian pembangunan, operasi, dan pemeliharaan serta keselamatan ketenagalistrikan (K2) dan mengelola material distribusi untuk mencapai target kinerja keandalan, mutu dan efisiensi yang telah diterapkan

d. Manager Niaga dan Pelayanan Pelanggan

Bertanggung jawab atas perencanaan, penyusunan dan mengimplementasikan kebijakan pemasaran, mekanisme niaga dan administrasi niaga dalam mengelola pelanggan maupun calon pelanggan.

e. Manager Keuangan

Bertanggung jawab menjamin terlaksananya pengelolaan manajemen keuangan yang mencakup, perencanaan, penyediaan dan pengendalian anggaran investasi dan operasi, aliran kas pendapatan, aliran kas pembiayaan dan terselenggaranya laporan keuangan sesuai dengan kaidah perusahaan dan prinsip-prinsip akutansi yang berlaku umum sehingga mampu mencapai efektifitas pengelolaan keuangan dalam memberikan kontribusi terhadap peningkatan kinerja perusahaan.

(6)

6

f. Manager SDM dan Organisasi

Mengkoordinasikan pengelolaan fungsi bidang SDM dan umum melalui pengembangan organisasi, pengembangan SDM, administrasi SDM, hubungan industrial, hubungan masyarakat, hukum, bina lingkungan, aset, sarana dan prasarana kantor untuk mendukung pencapaian kinerja organisasi unit.

g. Manager Komunikasi, Hukum, dan Administrasi

Bertanggung jawab menjamin terlaksananya pengelolaan kegiatan komunikasi masyarakat dan hukum serta pengelolaan administrasi dan kesekretariatan termasuk pengelolaan keamanan dan K3 (non instalasi), aset, sarana dan prasarana kantor serta membina lingkungan untuk mendukung kelancaran kerja organisasi.

h. Pejabat Perencana Pengadaan

(7)

7 1.2 Latar Belakang Penelitian

Sebagian negara-negara maju di Asia seperti Jepang, Korea Selatan, dan Singapura yang mayoritas (sekitar 80%) GDP nya disumbangkan dari kontribusi modal manusia. Suatu negara dengan keterbatasan sumber daya alam seperti Jepang, Korea Selatan, dan Singapura mengembangkan ekonomi berbasis pengetahuan. Ekonomi berbasis pengetahuan berguna untuk mendorong inovasi nasional, investasi dibidang pendidikan dan pelatihan, membangun infrastruktur informasi yang kuat, serta kebijakan ekonomi yang menciptakan kondisi stabil dan kondusif (Tjakraatmadja, 2015:4).

Indonesia merupakan salah satu negara berkembang di Asia, yang didominasi oleh ekonomi pasar yang berbasis pada pemanfaatan sumber daya alam dan masih kurangnya pemanfaatan sumber daya manusia, serta menganut nilai-nilai atau budaya barat. Hal tersebut dijelaskan pada gambar 1.3:

Gambar 1.3 Peringkat Dimensi Budaya Di Indonesia

Sumber: www.hofstede-insight.com (13 Oktober 2018, pukul 15:30 WIB)

Dari gambar tersebut dapat diketahui bahwa budaya yang tercipta di Indonesia yaitu

power distance. Hal ini berkaitan dengan fakta bahwa semua individu dalam masyarakat

tidak setara. Dimana anggota perusahaan dan organisasi yang kurang kuat di suatu negara mengharapkan dan menerima bahwa kekuasaan didistribusikan secara tidak merata. Skor yang tinggi (78) menjelaskan bahwa gaya atau budaya yang terjadi di Indonesia yaitu menjadi tergantung pada hierarki, hak yang tidak setara, atasan yang tidak dapat diakses, kontrol manajemen dan pendelegasian. Kekuatan yang terpusat dan manajer

(8)

8

mengandalkan ketaatan anggota timnya. Karyawan berharap diberi tahu apa yang harus dilakukan dan kapan (Hofstede Insight, 2018). Hal ini menjadi tantangan yang cukup sulit untuk perusahaan dalam mengelola pengetahuan dan bersaing.

Sebagai perusahaan monopoli, membuat PLN mengalami beberapa keterbatasan seperti tidak dapat belajar dan bertukar pengetahuan. Hal ini mewajibkan PLN harus belajar dengan perusahaan listrik di negara lain seperti Korea Selatan dan Malaysia. Jika dilihat Korea Selatan sudah memiliki teknologi yang jauh lebih canggih dibandingkan dengan Indonesia. Serta dilihat dari harga listrik per kwh, di Malaysia lebih murah dibandingkan dengan Indonesia. Namun perusahaan PLN tidak kalah unggul karena memiliki value yaitu dari segi pelayanan yang cepat jika ada keluhan dari masyarakat. Oleh sebab itu PLN harus fokus dalam pengelolaan pengetahuan yang ada pada sumber daya manusia yang dimilikinya.

Sebagai salah satu unit PLN terbesar di Indonesia, Kantor PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat menyadari bahwa sumber daya manusia merupakan aset penting dan berharga yang harus dikelola dengan baik untuk meningkatkan kinerja perusahaan. Pengelolaan sumber daya manusia yang dilakukan perusahaan yaitu dengan cara meningkatkan kompetensi dan kapabilitas setiap individu dengan pengetahuan-pengetahuan yang tersebar luas di perusahaan. Proses penyebaran informasi dan pengetahuan yang dilakukan oleh Kantor PLN Distribusi Jawa Barat dengan beberapa cara atau metode. Pengelolaan pengetahuan seperti ini biasa disebut knowledge

management. Knowledge management dapat diartikan sebuah konsep terkait dengan

bagaimana pengetahuan dikelola untuk diciptakan, disimpan, dikembangkan dan ditransfer atau didistribusikan kepada yang membutuhkan untuk menciptakan keunggulan bersaing.

Implementasi knowledge management pada Kantor PLN Distribusi Jawa Barat sudah dimulai sejak tahun 2010. Dengan diterapkannya knowledge management ini memastikan ketersediaan knowledge pada perusahaan yang relevan dan memastikan efektivitas

sharing serta pemanfaatannya bagi pengguna di perusahaan. Penerapannya dengan cara

membangun kesadaran pada semua karyawan akan pentingnya berbagi pengetahuan. Untuk membangun kesadaran masyarakat dalam kegiatan sharing perlu mempertimbangkan dua hal yaitu norma subjektif dan attitude. Subjective Norm (norma subjektif) merupakan kombinasi dari harapan yang dirasakan individu atau kelompok

(9)

9

yang relevan dan keinginan untuk mematuhi harapan tersebut (Azjen & Fishbein dalam Dong et al, 2010:267). Sedangkan Attitude merupakan suatu perasaan yang bersifat suka/tidak suka terhadap suatu obyek atau tindakan (Azjen & Fishbein dalam Dong et al, 2010:267). Dalam hal ini karyawan akan memiliki kesadaran dalam melakukan sharing jika mereka merasa suka dan percaya terhadap orang lain yang dianggapnya penting serta memotivasi. Salah satu bentuk dukungan dari perusahaan PLN untuk kegiatan sharing dengan menyiapkan sistem atau portal online guna mendukung jalannya knowledge

management.

Gambar 1.4 Knowledge Sharing Portal PLN Distribusi Jawa Barat

Sumber: Intranet PLN Distribusi Jawa Barat (22 Oktober 2018)

Penyediaan portal online atau biasa disebut knowledge sharing portal ini dapat diakses semua karyawan dengan intranet. Portal online ini memiliki fungsi untuk menyimpan hasil sharing yang dilakukan karyawan dan menjadi wadah berbagi pengetahuan untuk mendorong inovasi karyawan. Pada portal ini terdapat enam menu yaitu artikel, seminar, inovasi, studi kasus, lain-lain, dan login. Menu artikel memuat artikel atau karya tulis yang berkaitan dengan informasi. Menu seminar memuat hasil dari seminar yang diadakan perusahaan dengan pemateri (expert) dari internal perusahaan maupun eksternal perusahaan. Menu inovasi memuat ide-ide baru yang tercipta di

(10)

10

perusahaan. Menu studi kasus memuat pengamatan dan pengalaman karyawan terhadap permasalahan atau fenomena yang terjadi. Menu lain-lain memuat informasi dan berita secara umum yang berkaitan maupun tidak berkaitan dengan pekerjaan. Menu login untuk akses masuk guna mengunggah konten knowledge sharing dan melakukan sharing.

Kegiatan sharing di PLN Distribusi Jawa Barat ini di dilakukan dengan cara offline (tatap muka) dan online (KS portal). Kegiatan tersebut yaitu seminar, rapat pimpinan, rapat anggota, rapat bulanan, rapat mingguan, Community of Practice (CoP), dan menggunakan sistem informasi (Intranet) seperti Knowledge Sharing portal dan email. Perusahaan memiliki kriteria tersendiri dalam melakukan kegiatan knowledge sharing yaitu adanya satu pemateri (penyampai knowledge atau expert), minimal sepuluh orang penerima knowledge (receiver), dan materi yang disampaikan tidak bersifat mandatory, melainkan bersifat pengetahuan yang sesuai dengan kebutuhan para karyawan. Materi tersebut adalah materi yang berkaitan dengan direktori kompetensi terbaru, pengelolaan bisnis PLN, pengalaman tentang kegagalan atau kesuksesan pelaksanaan pekerjaan, pengetahuan dan pengembangan ide tentang teknologi baru, hasil pelatihan, maupun

benchmark. Serta dalam kegiatan ini penerima pengetahuan memberikan feedback

sebagai bahan evaluasi atau perbaikan serta sebagai ide baru dari hasil knowledge sharing yang telah dilakukan.

Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Ahmad Muldani bagian pengembangan sumber daya manusia yang bertanggung jawab mengelola kompetensi serta knowledge

management di Kantor PLN Distribusi Jawa Barat, pada 22 Oktober 2018, diperoleh

informasi bahwa kegiatan sharing memberikan manfaat yaitu menjembatani kesenjangan pengetahuan yang dimiliki antar individu yang terdiri dari penyampai materi atau expert guna disebarkan secara cepat dan mudah kepada karyawan lainnya melalui offline maupun

online. Knowledge Sharing ini menjadi sarana bagi karyawan yang memiliki pemahaman

dan pengetahuan paling banyak mengenai suatu masalah dan melepaskan ketergantungan dari karyawan tersebut. Sehingga ketika karyawan tersebut meninggalkan perusahaan maka PLN tidak akan kehilangan pengetahuan.

Selanjutnya beliau mengemukakan bahwa kegiatan knowledge sharing di Kantor PLN Distribusi Jawa Barat masih belum optimal, hanya sekitar 10% dari jumlah karyawan yang melakukan kegiatan sharing. Karyawan yang menjadi sasaran pencapaian kegiatan

(11)

11 knowledge sharing yang ada di perusahaan belum menjadi suatu hal yang bersifat

sukarela, mayoritas karyawan di kantor melakukan kegiatan knowledge sharing hanya untuk memenuhi kewajiban dan mendapatkan reward dari perusahaan.

Ibu Anne Setiyani selaku analis pengembangan sumber daya manusia juga menyatakan bahwa knowledge sharing di perusahaan masih tergolong sedikit. Dan diprediksi jumlah karyawan PLN Distribusi Jawa Barat yang memasuki masa pensiun pada tahun 2018-2021 berjumlah sekitar 130 orang atau hampir 50% dari total karyawan ditahun 2018. Hal ini mengindikasikan dalam kurun waktu empat tahun kedepan, PLN akan mengalami pensiun besar-besaran yang mengakibatkan banyaknya pengetahuan yang akan hilang jika pengetahuan yang dimiliki karyawan tersebut belum menjadi pengetahuan perusahaan.

Bapak Ahmad mengatakan kegiatan sharing harus ditingkatkan guna menambah pengetahuan para generasi penerus untuk menggantikan para pendahulu yang akan pensiun dan menjadikan pengetahuan yang dimiliki karyawan sebagai aset perusahaan. Selain itu Bapak Ahmad menjelaskan kendala kegiatan knowledge sharing di PLN yaitu dari sikap karyawan. Karyawan masih belum ada kemauan atau niat serta aktif dalam melakukan knowledge sharing. Sedangkan fasilitas knowledge sharing sudah disediakan oleh perusahaan.

Pernyataan Bapak Ahmad tersebut didukung oleh Ibu Anne yang menyatakan, dengan fasilitas yang sudah disediakan perusahaan diharapkan karyawan aktif dalam kegiatan knowledge sharing guna memunculkan ide baru atau inovasi. Dengan kegiatan tersebut tulisan atau hasil dari knowledge sharing dapat bermanfaat untuk yang membaca dan secara tidak langsung dapat membantu pekerjaan lebih efektif. Knowledge sharing secara tidak langsung juga menciptakan interaksi dan komunikasi sesama karyawan yang komunikatif.

Kegiatan knowledge sharing akan berjalan secara optimal jika seluruh karyawan memiliki perilaku yang konsisten dan kuat dalam melakukan sharing. (Dong et al, 2010:266) menyatakan “ A person’s behavior is determined by the person’s attitudes and

the subjective norms towards the behavior”. Dari pernyataan tersebut dapat diketahui

bahwa perilaku individu ditentukan oleh niat (intention), niat tersebut harus didasari oleh sikap dan norma subjektif yang diyakini sebagai acuan dalam berperilaku.

(12)

12

Niat (intention) yang dianggap mampu meningkatkan penerapan knowledge sharing menurut (Dong et al, 2010:268) terdiri dari : subjective norms, extrinsic rewards, social

trust, sense of self-worth, expected associations, dan attitude toward knowledge sharing behavior.

Berdasarkan fenomena knowledge sharing di PT. PLN Distribusi Jawa Barat, maka perlu upaya strategis guna meningkatkan kegiatan sharing. Oleh karena itu, perlu diteliti lebih lanjut mengenai niat karyawan dalam melakukan knowledge sharing. Berdasarkan hal tersebut, peneliti memilih judul penelitian “Niat Knowledge Sharing pada

Karyawan (Studi Pada PT PLN Distribusi Jawa Barat)”.

1.3 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan sebelumnya mengenai knowledge

sharing pada PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat, penulis merumuskan

permasalahan dari penelitian yang akan dilaksanakan yaitu :

a. Bagaimana pengaruh subjective norm terhadap intention to share knowledge di PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat?

b. Bagaimana pengaruh extrinsic reward terhadap intention to share knowledge di PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat?

c. Bagaimana pengaruh social trust terhadap intention to share knowledge PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat?

d. Bagaimana pengaruh sense of self-worth terhadap intention to share knowledge di PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat?

e. Bagaimana pengaruh expected associations terhadap intention to share knowledge di PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat?

(13)

13 1.4 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan memahami :

a. Pengaruh subjective norm terhadap intention to share knowledge di PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat

b. Pengaruh extrinsic reward terhadap intention to share knowledge di PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat.

c. Pengaruh social trust terhadap intention to share knowledge di PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat.

d. Pengaruh sense of self-worth terhadap intention to share knowledge di PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat.

e. Pengaruh expected associations terhadap intention to share knowledge di PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat.

1.5 Kegunaan Penelitian

Secara khusus, kegunaan dari penelitian ini yang ingin dicapai oleh penulis adalah sebagai berikut :

a. Aspek Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan memperkuat keakuratan dari penelitian sebelumnya yang membahas tentang teori yang sama, yaitu teori

knowledge sharing. Serta diharapkan dapat menjadi referensi tambahan untuk

penelitian selanjutnya. b. Aspek Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi divisi Sumber Daya Manusia perusahaan terkait, yang dapat menjadikan penelitian ini sebagai bahan pertimbangan dalam mempertahankan atau memperbaiki knowledge management demi meningkatkan kegiatan knowledge sharing yang pada akhirnya akan berimbas pada peningkatan kompetensi kerja karyawan dan kinerja perusahaan.

1.6 Sistematika Penulisan Tugas Akhir

Sistematika penulisan tugas akhir disusun sebagai gambaran umum mengenai penelitian yang dilakukan. Sistematika penulisan ini disusun sebagai berikut :

(14)

14 BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisikan mengenai gambaran umum objek penelitian, latar belakang penelitian, identifikasi masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, waktu dan periode penelitian serta sistematika penulisan tugas akhir.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini berisikan mengenai rangkuman teori-teori yang berkaitan dengan tinjauan pustaka penelitian, penelitian terdahulu, kerangka pemikiran, hipotesis penelitian, dan ruang lingkup penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN

Bab ini berisikan jenis penelitian, operasionalisasi variabel dan skala pengukuran, populasi dan sampel, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini akan dijelaskan mengenai pembahasan dari penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti. Data yang akan dijelaskan terkait pula dengan data yang didapatkan melalui penyebaran kuesioner yang telah dilakukan peneliti.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini akan membahas mengenai rangkuman dari keseluruhan proses penelitian yang dilakukan dari awal hingga akhir penelitian dan saran yang didasarkan atas hasil penelitian yang diharapkan akan berguna bagi perusahaan.

Gambar

Gambar 1.2 Struktur Organisasi PLN Distribusi Jawa Barat  Sumber: Hasil Olah Data Peneliti (www.pln.co.id , 13 Oktober 2018)
Gambar 1.3 Peringkat Dimensi Budaya Di Indonesia
Gambar 1.4 Knowledge Sharing Portal PLN Distribusi Jawa Barat  Sumber: Intranet PLN Distribusi Jawa Barat (22 Oktober 2018)

Referensi

Dokumen terkait

Terlaksananya kegiatan  peningkatan kapasitas  pelayanan administrasi  kependudukan  pemerintah kota  setidaknya diikuti 20 ...

Adapun sistematika penulisan untuk penelitian berjudul “Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Loyalitas Pelanggan dengan Kepuasan Pelanggan Sebagai Variabel Intervening

K omisi Penanggulangan AIDS Nasional (KPAN), Kementerian Kesehatan, Nahda- tul Ulama (NU) dan Perkumpulan Ke- luarga Berencana Indonesia (PKBI) menyelengga- rakan Pertemuan

SHASHVAT JEWELS PRIVATE LIMITED SURAT SHASHWAT CREATION (LLP) MUMBAI SHEETAL JEWELLERY HOUSE LLP MUMBAI SHIV NARAYAN JEWELLERS PVT LTD HYDERABAD SHREE HARI KRUPA JEWEL SURAT SHREE

Dari tampilan tersebut user dapat memilih salah satu dari empat modul dengan menekan tombol sesuai dengan perintah yang ada pada tampilan tersebut yaitu “x” untuk memulai

[r]

Menimbang, bahwa untuk meneguhkan dalil gugatannya, Penggugat mengajukan saksi-saksi bernama SAKSI 1 dan SAKSI 2 yang memberikan keterangan di bawah sumpah yang

Kesimpulan dalam penelitian ini adalah Berdasarkan hasil analisis dan interpretasi dari gambar Karikatur Cicak vs Buaya dalam Surat Kabar Jawa Pos Edisi 17 September 2009