• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMBANGUNAN E-HEALTH SEBAGAI PENDUKUNG KEBERHASILAN E-GOVERNMENT SEKTOR KESEHATAN Oleh : Arif Kurniadi,M.Kom

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PEMBANGUNAN E-HEALTH SEBAGAI PENDUKUNG KEBERHASILAN E-GOVERNMENT SEKTOR KESEHATAN Oleh : Arif Kurniadi,M.Kom"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

PEMBANGUNAN E-HEALTH SEBAGAI PENDUKUNG KEBERHASILAN E-GOVERNMENT SEKTOR KESEHATAN

Oleh : Arif Kurniadi,M.Kom

ABSTRAK

Telemedicine application is telecommunication, computer and electronics technology in biomedical technique. Telemedicine aims to assist the implementation of medical procedures through the exchange of medical information from one place to another so that is able to improve the quality of human life through increased community health services which we used as E-health. Electronic Medical Records (EMR) is a fundamental part of this application. EMR give data-sharing facilities to provide medical records between health service institutions (hospitals, primary health care, etc.) The use of telemedicine with the EMR data can be accessed quickly to provide a remote medical expertise by using ICT, not depending on where the patient is located or the information is placed. In emergency situations, the availability of telemedicine can be very important because it can improve medical measures to the patient.

Kata kunci: Electronic Medical Records, Telemedicine, E-Government

PENDAHULUAN

Era globalisasi yang datang lebih cepat dari yang diperkirakan telah membuat isu-isu semacam demokratisi, hak asasi manusia, hukum, transparansi, korupsi, civil society, good corporate governance, perdagangan bebas, pasar terbuka dan lain sebagainya menjadi hal utama yang harus diperhatikan oleh setiap bangsa jika tidak ingin diasingkan dari pergaulan dunia. Untuk itu perlu perubahan paradigma manajemen pemerintahan (reposisi peranan) dari yang bersifat internal dan kepentingan birokrasi, menjadi untuk kepentingan eksternal atau masyarakat Jika dahulu di dalam sebuah Pemerintahan lebih berpusat pada sisi birokrasi (supply side), maka saat ini bergeser ke arah masyarakat (demand side), sehingga tuntutan masyarakat terhadap kinerja pemerintahnya menjadi semakin tinggi.

E-Government adalah merupakan bentuk implementasi pelayanan publik yang berbasis teknologi informasi dan komunikasi, sebagai media informasi dan sarana komunikasi interaktif antara Pemerintah dengan pihak-pihak lain baik kelompok

(2)

Implementasi e-Gov dalam penerapannya dimulai dari bentuk layanan yang sederhana yaitu penyediaan informasi dan data-data berbasis komputer tentang pelaksanaan penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan sebagai bentuk wujud keterbukaan (transparansi) dalam pelaksanaan pelayanan publik. Bentuk layanan lainnya dapat dimanfaatkannya sebagai sarana komunikasi baik intern di kalangan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) maupun komunikasi interaktif dengan masyarakat melalui media e-mail, chatting, atau teleconference.

Fungsi utama dari e-Government adalah alat bantu penciptaan perubahan dalam pelayanan dari pemerintah kepada masyarakat yang diharapkan dapat menciptakan berbagai manfaat diantaranya:

(1) Memperbaiki efektifitas dan efisiensi kinerja aparatur dalam proses pemerintahan. (2) Meningkatkan Good Governance dengan kontrol, transparansi, dan akuntabilitas. (3) Memberdayakan masyarakat melalui penciptaan masyarakat baru faham teknologi

dan mampu mengantisipasi perubahan global.

(4) Meningkatkan kualitas pelayanan publik dari pemerintah kepada masyarakat(Yustianto, 2006)

Namun pada kenyataannya masih terjadi sering kurang optimalnya produk-produk Teknologi Informasi (TI) di lingkungan pemerintah dan kurang sinergisnya upaya implementasinya. Permasalahan dalam pembangunan, pengembangan, implementasi dan operasionalisasi teknologi informasi di lingkungan pemerintahan tersebut dapat berupa: (1) Belum mantapnya komitmen aparatur untuk melakukan manajemen perubahan

(change management) menuju terbentuknya Budaya Informasi Digital

(2) Belum mantapnya kelembagaan & kewenangan pengelolaan TI di lingkungan Pemerintah, termasuk kejelasan penanggung jawab data

(3) Keterbatasan kewenangan instansi koordinator untuk mengakses data secara lintas instansi.

Sesuai Instruksi Presiden No.3 tahun 2003 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan e-Government telah menyebutkan bahwa untuk menyelenggarakan pemerintahan yang baik dan meningkatkan layanan publik yang efektif dan efisien melalui pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi diperlukan kesamaan

(3)

pemahaman, keserempakan tindak dan keterpaduan langkah dari seluruh unsur kelembagaan pemerintah. Unsur-unsur tersebut tergambarkan dalam pemetaan kerangka arsitertur E-Government sebagai berikut :

Gambar 1. Kerangka Arsitektur e-Government (Sumber: INPRES No. 3 Tahun 2003)

Aspek ‘Pelayanan Masyarakat’ adalah front-office dari fungsi TI dalam konsep e-Government, sedangkan aspek aspek ‘komunikasi/koordinasi’ adalah fungsi

back-office-nya. Aspek ‘Pengelolaan Data/Informasi’ merupakan aspek antara yang bersifat back-office pada saat fungsinya adalah pengelolaan data/informasi untuk kepentingan internal institusi pemerintah, dan dapat pula bersifat front-office pada saat penyajian data/informasi tersebut dimanfaatkan sebagai salah satu bentuk pelayanan kepada pihak luar, misalnya masyarakat umum. Berdasarkan urutan pelaksanaannya, ketiga aspek tersebut dapat disusun dalam urutan presedensi berikut:

(4)

Gambar 2. Runutan Fungsi TI dalam Kemanfaatan e-Government Sumber : Yusianto P,Prosiding Konferensi Nasional TI & Komunikasi,2006

Implementasi E-Gov pada salah satu lapis pelayanan publik adalah pelayanan dalam bidang kesehatan, namun salah satu masalah utama pelayanan kesehatan masyarakat di Indonesia adalah bagaimana mengatasi relatif tingginya Angka Kematian Ibu (AKI, Maternal Mortality Rate= MMR), dan Angka Kematian Bayi & Balita. Hal ini merupakan masalah mendasar yang dihadapi dalam pelayanan kesehatan masyarakat. Jumlah seluruh Puskesmas (Pusat Pelayanan Kesehatan Masyarakat) di Indonesia, ada lebih dari 7600 (tujuh ribu enam ratus) buah, yang melayani lebih dari separuh penduduk tingkat menengah ke bawah. Untuk pelayanan tersebut, masih dibantu dengan puskesmas keliling, puskesmas pembantu dan pos pelayanan terpadu (Soegijardjo et all., 2006) Karena keterbatasan sumber daya manusia (SDM) pelayanan kesehatan, sistem pelayanan kesehatan primer di Indonesia menggunakan sistem rujukan (referral system), yang mengandalkan pada infrastruktur komunikasi dan transportasi.

Di sisi lain dari kemajuan penggunaan teknologi informasi dan komunikasi begitu melonjak tajam berupa pemakaian telepon seluler dan jaringan internet di Indonesia menurut sumber yaitu seperti yang dikemukakan Menteri Komunikasi dan Informatika Mohammad Nuh pengguna telepon seluler di Indonesia mencapai 60 juta orang sedang pengguna internet sekitar 14,4 juta (Koran Tempo,2007). Dari siniliah bisa kita lihat bahwa sudah saatnya kita memanfaatkan jaringan komunikasi global sebagai media penghubung di bidang peayanan kesehatan masyarakat di Indonesia.

(5)

Dasar hukum penyelenggaraan E-health sebagai penguat keberadaannya adalah sebagai berikut :

(1) Kebijakan Pembangunan Kesehatan Menuju Indonesia Sehat 2010, sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 574/Menkes/SK/IV/2000. (2) Kemunculan dan pertumbuhan teknologi komunikasi dan informasi, menyentuh

banyak lapisan hidup. Ini dicerminkan di dalam Millennium Development Goals (MDG), terutama pada target 18: “In cooperation with the private sector, make available the benefits of new technologies, especially information and communications”.

(3) eHealth for All pada tahun 2012 (3rd eHealth European Ministerial Conference, Tromsoe, Norway), merupakan target dari bagi WHO.

(4) WHO sudah bertahun-tahun mengerjakan aktivitas dengan menggunakan teknologi informasi untuk pelayanan kesehatan dan tujuan medis. Sebagai contoh, konfrensi internasional yang diadakan oleh WHO (Desember 1997) memberikan masukan tentang “ Telematics” yang dimasukkan pada kebijakan WHO.

(5) Negara Anggota WHO sedang menyusun strategi untuk mengembangkan eHealth, dan organisasi lain sudah mempersiapkan strategi untuk teknologi komunikasi dan informasi. eHealth adalah salah satu topik yang dibahas pada Pertemuan Puncak Dunia Masyarakat Informasi di Geneva, Desember 2003 (Supriyatno, 2006)

PERMASALAHAN YANG DIHADAPI

Dari sisi pelayanan medis berupa pelayanan administrasi rekam medis yang sering kita temui adalah kurangnya kesinambungan informasi medis atau tidak akuratnya data catatan medis seorang pasien. yang kadang menyebabkan Medical error. Hal tersebut terjadi karena tidak ada sharing data medical record antar institusi kesehatan di Indonesia, karena setiap institusi memiliki masing-masing medical record. Pada gambar dibawah ini, seorang pasien mempunyai medical record di beberapa institusi kesehatan.

(6)

Gambar 3. EMR yang saling terpisah

Sumber : Supriyatno et all.,Universitas Indonesia Esa Unggul,2006)

SISTEM TELEMEDIKA SEBAGAI SOLUSI PEMECAHAN MASALAH (1) Pengertian Telemedika

Beberapa penyebab terjadinya medical error adalah karena kurang akuratnya medical record dari pasien, itu disebabkan karena medical record pasien tersebar di beberapa institusi kesehatan. Oleh karena dibutuhkan sebuah sistem yang dapat menyimpan historis medical record soerang pasien dari mulai lahir sampai pasien tersebut meninggal. eHealth merupakan aplikasi pelayanan kesehatan yang terdiri dari beberapa komponen, salah satu komponen yang paling penting adalah Electronic Medical Record (EMR) yang terangkum dalam lingkup sistem pelayanan kesehatan jarak jauh yang memanfaatkan jaringan telekomunikasi dan informasi yang dinamakan Telemedika (Telemedicine). Gambar dibawah ini menjelaskan dua institusi kesehatan yang menggunakan data medical record seorang pasien secara bersama-sama.

(7)

Gambar 4. Electronic Medical Record yang terintegrasi Sumber : Supriyatno et all.,Universitas Indonesia Esa Unggul,2006)

Telemedika merupakan aplikasi teknologi elektronika, komputer dan telekomunikasi dalam teknik biomedika, untuk melakukan pertukaran informasi kedokteran dari satu tempat ke tempat lain, guna membantu pelaksanaan prosedur kedokteran, dengan tujuan meningkatkan kualitas hidup manusia melalui peningkatan pelayanan kesehatan masyarakat.

Dengan demikian, dalam sistem telemedika selalu dilakukan pemrosesan informasi kedokteran dan pengiriman & penerimaan informasi kedokteran, serta hasilnya harus menunjang pelaksanaan prosedur kedokteran.

Beberapa jenis informasi kedokteran: teks alfanumerik, sinyal fisiologi, citra kedokteran (statik & dinamik), bunyi & suara, serta kombinasi dari informasi tersebut. Prosedur kedokteran terdiri atas beberapa tahap, termasuk: pengumpulan data pasien, analisis data, menegakkan diagnosa, memberikan terapi, evaluasi dan tindak lanjut. Dengan demikian, pelaksanaan dan/atau aplikasi sistem telemedika selalu mengharapkan dapat meningkatkan pelayanan kesehatan masyarakat.

(8)

(2) Bagian-bagian Sistem Telemedika

Suatu sistem telemedika secara umum terdiri atas bagian-bagian sebagai berikut: (a) Sejumlah Unit (Medical stations) berbasis komputer (PC) atau mikrokontroller (b) Infrastruktur telekomunikasi yang tersedia (baik khusus/dedicated maupun berupa

jaringan publik)

(c) Sejumlah Modul perangkat lunak telemedika (d) Sejumlah Modul perangkat keras telemedika

(e) Sejumlah alat kedokteran/kesehatan dan/atau alat tambahan lainnya

(f) SDM (personil pelayanan kesehatan/operator dan teknik) (Soegijardjo et all., 2006)

Bagian-bagian tersebut dapat berupa peralatan yang telah tersedia secara komersial (yang relatif sangat mahal).

Infrastruktur telekomunikasi yang dipergunakan, dapat berupa jaringan khusus (dedicated, leased line) atau jaringan publik, serta dapat berupa:

(a) jaringan telepon (PSTN)

(b) jaringan telepon bergerak (mobile phone: GSM & CDMA) (c) jaringan telepon satelit

(d) jaringan telekomunikasi radio, terestrial, satelit (e) jaringan internet (dengan berbagai metoda akses)

(f) kombinasi dari jenis-jenis jaringan tersebut (Soegijardjo et all., 2006)

Penggunaan jaringan internet akan dapat membuka wawasan & jenis aplikasi baru, mengingat perkembangan teknologi internet & aplikasinya yang sangat pesat akhir-akhir ini.

Untuk keperluan pelayanan kesehatan masyarakat di Indonesia, akan lebih tepat bila dilakukan pengembangan sistem telemedika secara mandiri.

Pengembangan sistem telemedika berbasis teknologi informasi & komunikasi (ICT) dapat dan lebih baik kita kembangkan sendiri.

(9)

(3) Aplikasi Dasar Sistem Telemedika

Ada banyak jenis aplikasi dasar yang dapat diperoleh dengan sistem telemedika berbasis teknologi informasi & komunikasi (ICT), antara lain:

(a) Pencatatan dan Pelaporan data pasien

(b) Basis Data dan Evaluasi pelayanan kesehatan (c) Pencatatan dan Pelaporan data obat

(d) Tele-koordinasi

(e) Tele-konsultasi sederhana

(f) Pendidikan jarak jauh (bagi masyarakat dan bagi petugas kesehatan) (Soegijardjo et all., 2006)

Dari aplikasi dasar tersebut dapat dikembangkan (diturunkan) pula menjadi sejumlah aplikasi lanjut

(4) Sistem Telemedika berbasis Internet

Untuk implementasi telemedika dapat memanfaatkan infrastruktur telekomunikasi dan informasi berupa saluran internet untuk meminimalkan biaya mengingat untuk membangun infrastruktur telemdiaka secara ideal sangatlah mahal.

Metoda akses internet yang digunakan merupakan kombinasi dari : metoda dial-up melalui PSTN, dial-up melalui telepon genggam, dan wireless LAN.

Gambar berikut menunjukkan diagram blok sederhana sistem telemedika yang menghubungkan beberapa balai pelayanan kesehatan dengan Dinas Kesehatan Propinsi, Kabupaten/kota (Soegijardjo et all., 2006).

(10)

Firewall/Proxy App/Database Server Client Client Client Jaringan RS X Firewall/Proxy App/Database Server Client Client Client DKK Propinsi Firewall/Proxy App/Database Server Client Client Client DKK Kab/Kota Firewall/Proxy App/Database Server Client Client Client Jaringan Puskesmas X

Internet

VPN VPN

(11)

Dari gambar tersebut pada masing-masing balai pelayanan kesehatan (Rumah Sakit, Puskesmas, Balai Pengobatan,dll), DKK (Propinsi, Kabupaten/kota) yang terhubung lewat saluran internet dilengkapi dengan sistem pengamanan jaringan masing-masing. Logika request/permintaan data rekam medis sebagai berikut :

(a) Pada setiap balai pelayanan kesehatan menyimpan database rekam medis pasien masin-masing sehingga menggunakan konsep penyimpanan database menyebar/terdistribusi.

(b) Setiap identitas rumah sakit dengan kunci kode rumah sakit tersimpan di database DKK Propinsi

(c) DKK Propinsi juga menyimpan identitas pasien warganya dengan kunci nomor rekam medis sesuai pelaporan dari DKK Kab/Propinsi yang merupakan laporan terusan dari setiap balai pelayanan kesehatan setempat

(d) Setiap Rumah Sakit / balai kesehatan lainnya yang membutuhkan data rekam medis seorang pasien bisa klarifikasi ke DKK propinsi untuk mengetahui data rekam medis pasien tersebut tersimpan di rumah sakit mana saja, sehingga apabila sudah diketahui rumah sakit/balai pelayanan kesehatan penyimpan data rekam medis pasien tersebut maka rumah sakit tinggal melakukan request/permintaan data ke rumah sakit tujuan, tentunya dengan disertai teknik penyandian (enkripsi-deskripsi).

(e) DKK Propinsi dengan DKK Kabupaten/kota bentuk hubungannya dilengkapi dengan VPN (Virtual private Network) untuk keperluan-keperluan khusus seperti pelaporan atau koordinasi.

(12)

DAFTAR PUSTAKA

Yustianto Purnomo, MANAJEMEN PEMBANGUNAN TEKNOLOGI INFORMASI: TRANSFORMASI MENUJU E –GOVERNMENT,EII Jurnal, 2006

Soegijardjo Soegijoko,Yoke Saadia Irawan, Ediana Sutjiredjeki, ICT-BASED TELEMEDICINE SYSTEM FOR COMMUNITY HEALTHCARE IN INDONESIA), ITB,EII Jurnal, 2006

Koran Tempo, 1 September 2007,

www.tempointeraktif.com/hg/ekbis/2007/09/01/brk,20070901-106713,id.html akses juni 2008

Achmat Supriyatno, Muchammad Romzi, E-HEALTH SOLUSI ENTERPRISE BIDANG KESEHATAN BERBASISKAN OPEN SOURCE, EII Jurnal, 2006

Gambar

Gambar 1. Kerangka Arsitektur e-Government  (Sumber: INPRES No. 3 Tahun 2003)
Gambar 2. Runutan Fungsi TI dalam Kemanfaatan e-Government  Sumber : Yusianto P,Prosiding Konferensi Nasional TI & Komunikasi,2006
Gambar 3. EMR yang saling terpisah
Gambar 4. Electronic Medical Record yang terintegrasi  Sumber : Supriyatno et all.,Universitas Indonesia Esa Unggul,2006)
+2

Referensi

Dokumen terkait

Dari penelitian yang telah dilakukan pada lima kelompok perlakuan dengan konsentrasi berbeda, didapatkan bahwa pemberian kombinasi EEKD dan EEJB mempunyai aktivitas

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui ketahanan bakteri Staphylococcus sciuri terhadap senyawa antimikrobial yang terkandung dalam jahe, kunyit, kencur,

a. Penataan kawasan kumuh. Rencana induk sistem proteksi kebakaran. Penataan bangunan dan lingkungan kawasan perdagangan. Penataan bangunan dan lingkungan kawasan perkantoran.

2. Dalam kegiatan pembelajaran, guru harus banyak memberi kesempatan kepada anak untuk melakukan praktek atau percobaan, serta menemukan sesuatu melalui

Di dalam plot permanen seluas 1 ha yang dibuat oleh Laode, dkk (2011) dilaporkan bahwa jenis pohon Gerunggang (Cratoxylum glaucum) merupakan jenis paling dominan yang tumbuh

Kontribusi adalah sejumlah uang yang ditetapkan oleh Perusahaan Asuransi Syariah atau perusahaan reasuransi syariah dan disetujui oleh pemegang polis untuk dibayarkan kepada

Data hasil sidik ragam menunjukkan bahwa interaksi pemberian mikroorganisme selulolitik dan pupuk anorganik dosis rendah berpengaruh tidak nyata terhadap

Pembilasan secara hidrolis membutuhkan beda tinggi muka air dan debit yang Pembilasan secara hidrolis membutuhkan beda tinggi muka air dan debit yang memadai pada kantong lumpur