SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Kepelatihan Olahraga
Oleh :
Indah Dias Ekowati Rahayu 1000331
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN
Oleh:
Indah Dias Ekowati Rahayu
Sebuah Skripsi yang Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Kepelatihan Olahraga
© Indah Dias Ekowati Rahayu 2015
Universitas Pendidikan Indonesia
Agustus 2015
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,
SKRIPSI
Indah Dias Ekowati Rahayu
Profil Kondisi Fisik Atlet Bola Basket Putri Tingkat SMA Se Jawa Barat
Disetujui dan disahkan oleh pembimbing:
Pembimbing I,
Alen Rismayadi, M.Pd. NIP. 197612282008121002
Pembimbing II,
Bambang Erawan, M.Pd. NIP. 196907282001121001
Mengetahui:
Ketua Departemen Pendidikan Kepelatihan,
Pembimbing 1 : Alen Rismayadi, M.Pd. Pembimbing 2 : Bambang Erawan, M.pd.
Indah Dias Ekowati Rahayu* 1000331
Skripsi ini dilatar belakangi oleh upaya dalam menciptakan pemain basket yang baik, harus sudah diketahui kebutuhan apa saja yang harus dipersiapkan untuk setiap tahapan. Pada kenyataannya untuk target pencapaian yang harus dicapai oleh atlet pada tingkat sekolah khususnya Sekolah Menengah Atas (SMA) sampai saat ini masih belum ada data yang dapat dijadikan rujukan ataupun patokan target. Sehingga dibutuhkan data untuk dijadikan rujukan ataupun referensi pembanding agar dapat diketahui kebutuhan apa saja yang harus dipenuhi oleh tiap tahapan fisik atlet basket tingkat SMA kelompok putri. Tim basket sekolah tingkat SMA, memiliki pembinaan bagi calon-calon atlet muda. Adapun masalah yang penulis ajukan dalam skripsi ini adalah bagaimana gambaran profil kondisi fisik atlet bola basket putri tingkat SMA Se-Jawa Barat. Metode yang digunakan dalam penelitian ini metode deskriptif. Tujuan penelitian ini adalah memberikan gambaran fisik pemain bola basket putri setingkat SMA. Hasil analisis data yang diperoleh adalah untuk profil kondisi fisik tidak terdapat satupun atlet yang berada pada kategoris sempurna, baik sekali, baik dan kurang dengan presentase 0%, dan terdapat 38 orang atlet berada pada kategori cukup dengan presentase 100%. Berdasarkan hal tersebut di atas maka penulis berkesimpulan bahwa profil fisik tim bola basket tingkat SMA Se-Jawa Barat untuk kelompok putri berada pada kategori
“CUKUP”.
Physical Condition Profil Women’s Basketball Atlete Senior High School Level
Wastern Java
Pembimbing 1 : Alen Rismayadi, M.Pd Pembimbing 2 : Bambang Erawan, M.Pd
Indah Dias Ekowati Rahayu* 1000331
This script based by effort to create a good basketball player. We have to know what is needs that have to prepare in every phase. The fact in every target that have to reach in senior high school athlete level is nothing to be recomended standar. So there need some data that will be recomended or compared refference to know what athlete needs. Specially for woman senior high school athlete. Basketball on senior high school level have development for young athlet. The purpose of this observation to show the picture of physical condition of women senior high school basketball athlete. The method is descriptive method. The result show that 0% athlete reach poor, good, verry good, and perfect condition on their physical condition and 100% athlete reach enough condition. Based on this data, writer concluded that physical condition of woman senior high school basketball athlete of west java is enough.
LEMBAR PENGESAHAN
BAB II KAJIAN TEORITIS A. Hakikat Profil ... 8
A. Metode Penelitian ... 27
BAB IV HASIL PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA A. Hasil Pengolahan Data ... 47
e. Kekuatan Otot Lengan (Hand Dynamometer) ... 51
f. Kekuatan Otot Tungkai (Leg Dynamometer) ... 52
g. Power Otot Lengan dan Bahu (Two Hand Medicine Ball) 53
2. Hasil Konversi Tes Fisik Atlet Bola Basket ... 55
a. Fleksibilitas (Sit and Reach) ... 56
b. Kecepatan (Lari 20 Meter) ... 56
c. Kelincahan (Agility Illinoise Test) ... 57
d. Power Tungkai (Vertical Jump) ... 58
f. Kekuatan Otot Lengan (Hand Dynamometer) ... 59
e. Kekuatan Otot Tungkai (Leg Dynamometer) ... 60
g. Power Otot Lengan dan Bahu (Two Hand Medicine Ball) 61
h. Daya Tahan Lokal Otot Perut (Sit Ups) ... 62
i. (Bleep Test) ... 63
B. Diskusi Penemuan ... 64
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 69
B. Saran ... 69
DAFTAR PUSTAKA ... 71
LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 73
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Masalah
Bola basket atau dalam bahasa indonesia berarti bola keranjang merupakan
olahraga yang populer. Permainan bola basket merupakan cabang olahraga yang
makin banyak digemari oleh para masyarakat terutama oleh kalangan pelajar dan
mahasiswa. Melalui kegiatan olahraga bola basket ini para remaja muda banyak
memperoleh manfaat khususnya dalam pertumbuhan fisik, mental dan sosial.
Olahraga bola basket yang diciptakan oleh Dr. James Naismith pada tahun
1891 ini telah berkembang begitu pesat baik di Indonesia maupun di dunia.
Sejarah bola basket bermula saat Prof. Dr. James Nainsmith mencari alternatif
olahraga saat musim dingin. Olahraga tersebut bertujuan untuk mengembalikan
semangat anak muridnya melakukan latihan dimusim dingin. Pada akhirnya, ia
menemukan sebuah olahraga baru yang dimainkan di dalam ruangan dengan
menggunakan bola dan keranjang sehingga dinamai Basketball atau bola basket.
Bola basket adalah olahraga bola besar yang dimainkan oleh dua regu putra
atau putri secara berkelompok yang terdiri atas dua tim beranggotakan
masing-masing lima orang. Permainan ini bertujuan mencetak poin sebanyak-banyaknya
dengan cara memasukkan bola ke keranjang lawan dan mencegah kemasukkan
bola ke dalam keranjang sendiri. Definisi pertandingan bola basket menurut buku
peraturan resmi bola basket tahun 2010 pasal 1 ayat 1.1 (2010, hlm. 1) ialah :
Bola basket dimainkan oleh dua (2) tim yang masing-masing terdiri dari lima (5) pemain. Tujuan dari masing-masing tim adalah untuk mencetak angka ke keranjang lawan dan berusaha mencegah tim lawan mencetak angka.
Hal yang tidak jauh berbeda diungkapkan pula oleh Budiana dan Lubay
(2013, hlm. 12) menjelaskan bahwa:
Olahraga permainan bola basket sudah banyak mengalami perkembangan
dan modifikasi dalam permainannya. Ini semata-mata dilakukan agar permainan
bola basket lebih menarik untuk dimainkan maupun dilihat. Misalnya, permainan
bola basket three on three, streetball, crusbone, dan slam dunk kontes,
menjadikan olahraga bola basket menjadi olahraga yang bergengsi dan trend
mode di kalangan anak muda. Perkembangan bola basket di Indonesia ini
sangatlah pesat dimana dapat dilihat dari minat para penggemar olahraga bola
basket yang memandang olahraga ini dari segi kebugaran, rekreasi, ataupun untuk
mencapai prestasi.
Di indonesia, untuk meningkatkan prestasi bola basket telah ada kompetisi
yang dulu dikenal dengan nama KOBATAMA (Kompetisi Bola Basket Utama)
sekarang diganti menjadi IBL (Indonesia Basket Ball League). Sedangkan di
Internasional kompetisi yang terkenal bernama NBA (National Basket Ball
Association), yang dipertandingkan di Negara Amerika Serikat. Kepopuleran
pertandingan bola basket di tingkat nasional maupun internasional membawa
pengaruh positif untuk masyarakat terutama untuk para pelajar dan remaja yang
ingin berprestasi di cabang olahraga bola basket.
Perkembangan dan kemajuan cabang bola basket di Jawa Barat banyak di
topang tim-tim sekolah, walau pun peran klub juga cukup besar untuk melahirkan
pemain basket. Namun eksistensi tim sekolah dalam membina siswanya ternyata
mampu memberikan sumbangsih yang cukup besar untuk memajukan cabang
olahraga bola basket. Di Bandung banyak sekali pertandingan bola basket yang
diadakan antar pelajar. Baik yang sifatnya resmi maupun tidak resmi atau hiburan,
karena dari situlah para bibit-bibit atlet mulai tumbuh dan berkembang.
Adapun beberapa sekolah di Jawa Barat yang memiliki komitmen tinggi
mendukung siswa putrinya berprestasi di bidang olahraga bola basket diantaranya
adalah SMAN 1 Baleendah, MA AL-Zaytun Indramayu, SMAN 1 Majalaya,
SMAN 2 Bandung, SMAN 1 Cicalengka, SMAN 13 Bandung, SMAN 1
Margahayu, SMAN 2 Purwakarta, SMA BPK Penabur Cirebon, SMAN 1 Sindang
Indramayu, SMAN 10 Bandung, SMAN 4 Cimahi, SMAN 1 Padalarang, SMA
Trinitas Bandung, SMAN 1 Bandung, SMAN 20 Bandung, SMA 1 BPK Penabur
tersebut termasuk dalam daftar sekolah yang siswa putrinya mengikuti liga DBL
(Developmental Basketball League) 2015 yang berlangsung mulai dari Rabu, 11
Februari 2015 sampai dengan final pada hari Selasa, 24 Februari 2015, di Gor
Pajajaran Bandung.
Selain pertandingan liga PERBASI yang rutin diselenggarakan setiap tahun,
kejuaraan antar pelajar yang diadakan sekolah seakan tak putus dan saling
bergantian. Salah satunya pertandingan kejuaraan basket DBL (Developmental
Basketball League) yang merupakan salah satu dari sekian banyak kejuaraan bola
basket yang ada di Indonesia. DBL Indonesia dianggap sukses mengelola
Development Basketball League (DBL) liga basket pelajar terbesar di Indonesia,
yang pada tahun 2010 telah merambah ke 21 kota di Indonesia, diikuti sekitar
25.000 pemain dan ofisial. DBL adalah kompetisi pertama di Indonesia yang
mengembangkan konsep Student Athlete. Liga ini diniati sebagai liga pelajar
tingkat SMA yang sederhana, tapi diselenggarakan dengan cara yang benar. Tidak
boleh ada pemain profesional atau semipro, tidak boleh ada sponsor rokok,
alkohol, dan minuman berenergi. Pemain harus student athlete.
Kejuaraan yang pertama kali diadakan pada tahun 2004 di Surabaya ini,
awalnya bernama Deteksi Basketball League. Pada tahun 2008, DBL menjadi liga
pertama di Indonesia yang berkolaborasi dengan NBA (National Basketball
Association). Even pertama NBA di Indonesia diadakan di DBL Arena Surabaya
pada Agustus 2008. Dengan kapasitas 5.000 penonton, DBL Arena mulai
dibangun pada 17 Desember 2007, dibuka hanya tujuh bulan kemudian, tepatnya
pada 26 Juli 2008. Mulai 2009, DBL dikelola sepenuhnya secara profesional oleh
DBL Indonesia. Kejuaraan ini telah beberapa kali berganti nama, sambil terus
mempertahankan konsep Student Athlete, mulai2010 DBL berubah nama menjadi
Development Basketball League. Namun kini pada tahun 2015 DBL bernama
Developmental Basketball League.
Setiap cabang olahraga sangat membutuhkan kemampuan fisik yang baik,
disamping keterampilan teknik yang harus baik pula. Begitu pula untuk cabang
olahraga bola basket, dimana kebutuhan komponen fisik dan teknik haruslah
sangat diperhatikan. Kondisi fisik merupakan komponen penting yang tidak bisa
mencapai prestasi tertinggi. Siapa saja atlet yang memiliki kondisi fisik yang baik
memiliki peluang yang besar untuk dapat meraih prestasi terbaik. Menurut
Harsono (1988, hlm. 153) dalam buku coaching menjelaskan, kalau kondisi fisik
baik maka :
1. Akan ada peningkatan dalam kemampuan system sirkulasi dan kerja jantung.
2. Akan ada peningkatan dalam kekuatan, kelentukan, stamina, kecepatan, dan lain-lain komponen kondisi fisik.
3. Akan ada ekonomi gerak yang lebih baik pada waktu latihan.
4. Akan ada pemulihan yang lebih cepat dalam organ-organ tubuh setelah latihan.
5. Akan ada respon yang cepat dari organisme tubuh kita apabila sewaktu-waktu respon demikian diperlukan.
Atlet yang memiliki kondisi fisik yang baik akan lebih cepat dalam
menguasai dan meningkatkan kemampuan tekniknya. Harsono menjelaskan dalam
buku latihan kondisi fisik (2001, hlm. 4) “. . . kalau kondisi fisik atlet baik, maka
dia akan lebih cepat pula menguasai teknik-teknik gerakan yang dilatihkan”,
artinya dengan memiliki kondisi fisik yang prima akan memudahkan atlet untuk
melatih tekniknya agar lebih baik lagi. Sedangkan atlet yang memiliki kondisi
fisik yang kurang, cenderung akan mengalami kesulitan untuk mengasah
tekniknya agar lebih baik lagi. Hal itu menjadikan atlet yang memiliki kondisi
fisik yang prima bila harus melakukan drill atau pengulangan latihan teknik yang
banyak tidak akan cepat lelah dan apabila lelah itu terjadi sekalipun akan terjadi
dalam waktu yang lama. Hal itu akan berbanding terbalik bagi atlet yang memiliki
kondisi fisik yang kurang. Jumlah pengulangan yang dilakukan oleh atlet yang
memiliki kondisi fisik yang kurang akan jauh lebih sedikit bila dibandingkan
dengan atlet yang memiliki kondisi fisik yang prima.
Permainan bola basket adalah permainan yang membutuhkan kesiapan fisik
yang ekstra. Dengan ukuran lapangan 28 x 15 meter, dimainkan oleh 10 orang di
dalam lapangan, dan dengan durasi waktu 4 x 10 menit ditambah overtime 5
menit apabila terjadi skor sama setelah 4 x 10 menit membuat permainan bola
basket ini dituntut untuk dapat mempertahankan kemampuan serta keterampilan
sangatlah dibutuhkan guna menunjang permainan dilapangan agar dapat bermain
dengan sangat maksimal.
Untuk menciptakan pemain bola basket yang baik dan benar, harus kita
ketahui kebutuhan apa saja yang harus dipersiapkan untuk setiap tahapan. Pada
kenyataannya apa saja yang harus dicapai oleh atlet bola basket putri tingkat SMA
sampai saat ini masih belum ada data yang dapat dijadikan rujukan ataupun
patokan target. Sehingga dibutuhkan data untuk dijadikan rujukan ataupun
referensi pembanding agar dapat diketahui kebutuhan apa saja yang harus
dipenuhi oleh atlet bola basket putri tingkat SMA, karena pada tingkat tersebut
merupakan gerbang bagi para bibit muda untuk memasuki gerbang olahraga bola
basket profesional. Dengan adanya hasil penelitian ini diharapkan para pelatih
dapat mempersiapkan para atletnya dengan sebaik mungkin dan juga para atlet
dapat mempersiapkan dirinya semaksimal mungkin.
Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan di atas, penulis tertarik untuk
meneliti “Profil Kondisi Fisik Bola Basket Putri Tingkat SMA Se-Jawa Barat”.
B.Rumusan Masalah
Suatu penelitian tidak lepas dari suatu permasalahan sehingga perlu adanya
penyelesaian permasalah tersebut diteliti, dianalisis, dan dipecahkan. Berdasarkan
uraian latar belakang diatas, maka penulis mengajukan rumusan masalah yaitu,
Bagaimana gambaran kondisi fisik atlet bola basket putri tingkat SMA Se-Jawa
Barat?
C.Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memberikan gambaran kondisi fisik
atlet bola basket putri tingkat SMA Se-Jawa Barat.
D.Manfaat Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan tujuan penelitian, maka diharapkan penulis
melalui penelitian ini adalah :
1. Secara Teoritis
Untuk memperoleh pemahaman secara teoritis yang pada akhirnya dapat
mempersiapkan komponen kondisi fisik agar dapat menjalani suatu
pertandingan dengan baik.
2. Secara Praktik
Hasil penelitian ini dapat dijadikan pembanding dalam memberikan porsi
latihan kondisi fisik sesuai dengan kebutuhan atlet untuk meningkatkan
pencapaian prestasi atlet tersebut.
E.Batasan Penelitian
Batasan penelitian sangat perlu dinyatakan sebagai pembatasan penelitian
itu sendiri agar penelitian lebih terarah dan akan memperoleh suatu gambaran
yang jelas. Oleh karena itu, dalam penelitian ini penulis membatasi masalah
sebagai berikut:
1. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif yang mendata kemampuan
kondisi fisik atlet bola basket putri.
2. Sumber data adalah atlet bola basket putri tingkat SMA.
3. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik purposive
sampling.
F.Penjelasan Oprasional
Untuk memudahkan pemahaman terhadap penelitian ini, terdapat ungkapan
atau istilah yang perlu untuk dijelaskan. Berikut ini adalah masing-masing istilah
tersebut, yaitu:
1. Profil menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah grafik atau ikhtisar
yang memberikan fakta tentang hal-hal khusus. Profil yang dimaksud
dalam penelitian ini adalah menggambarkan keadaan atlet dalam bentuk
grafik mengenai kemampuan fisik atlet bola basket putri tingkat SMA.
2. Fisik menurut website KBBI http://kbbi.web.id/fisik adalah jasmani;
Badan. Fisik disini mengenai komponen kondisi fisik pada cabang
olahraga basket yang didalamnya terdapat komponen seperti fleksibilitas,
kekuatan, kecepatan serta daya tahan.
3. Permainan bola basket menurut Budiana dan Lubay (2013, hlm. 12) adalah
pemain yang bertujuan untuk memasukkan bola sebanyak-banyaknya ke
keranjang lawan dan mencegah kemasukan di keranjangnya sendiri.
G. Struktur Organisasi Skripsi
Untuk mempermudah dalam pembahasan dan penyusunan selanjutnya,
maka berikut ini rencana penulis untuk membuat kerangka penulisan yang akan
diuraikan berdasarkan sistematika penulisan sebagai berikut :
Bab I Memuat tentang pendahuluan yang berisi latar belakang penelitian,
identifikasi dan perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat
penelitian atau signifikasi penelitian, batasan penelitian, penjelasan
operasional dan struktur organisasi skripsi.
BAB II Menerangkan tentang konsep, teori, dan pendapat para ahli terkait
dengan masalah yang diteliti yang berhubungan dengan tujuan
penelitian.
BAB III Berisi penjabaran yang rinci mengenai metode penelitian termasuk
komponen yang lainnya seperti populasi dan sampel, variabel, dan
teknik analisis data.
BAB IV Membahas mengenai hasil penelitian dan pembahasan yang
meliputi pengolahan data untuk menghasilkan temuan yang
berkaitan dengan masalah penelitian, pertanyaan penelitian,
hipotesis, tujuan penelitian dan teknik analisis data.
BAB V Menjelaskan tentang kesimpulan dan saran yang memaparkan hasil
BAB III
PROSEDUR PENELITIAN
A.Metode Penelitian
Sebuah penelitian agar dapat mencapai tujuan dari penelitian tersebut
membutuhkan suatu metode untuk mempermudah penelitian mendapatkan data
hingga selanjutnya melakukan pengolahan dan akhirnya dapat menyimpulkan
hasil dari penelitiannya. Arikunto (2010, hlm. 192) menjelaskan bahwa “Metode
penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data
penelitian”. Sugiyono (2013, hlm. 2) menambahkan “Metode penelitian pada
dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan
kegunaan tertentu”.
Penggunaan metode penelitian disesuaikan dengan permasalahan yang akan
diteliti oleh penulis.Metode yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah
metode kuantitatif deskriptif, hal tersebut sesuai dengan yang dikemukakan oleh
Arikunto (2010,hlm.3) sebagai berikut “Penelitian deskriptif ini merupakan penelitian yang benar-benar hanya memaparkan apa yang terdapat atau terjadi
dalam sebuah kancah, lapangan, atau wilayah tertentu”. Metode deskriptif dapat memecahkan serta menyelidiki masalah yang diteliti serta dapat menggambarkan
keadaan yang terjadi dengan maksud untuk mendapatkan gambaran umum secara
jelas, sistematis, dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat, serta hubungan
fenomena yang diteliti.
B.Populasi dan Sampel 1. Populasi
Populasi dalam suatu penelitian merupakan kumpulan individu atau obyek
yang merupakan sifat-sifat umum. Sedangkan menurut Arikunto (2002, hlm. 108)
“populasi adalah keseluruhan subjek penelitian”. Berdasarkan penelitian tersebut,
maka populasi merupakan keseluruhan elemen yang ada dalam penelitian yang
akan dilakukan.
Sesuai dengan kutipan di atas maka penulis dapat menyimpulkan yang
sekumpulan individu, sekumpulan keluarga, dan sekumpulan unsur lainnya. Dari
sekumpulan unsur tersebut diharapkan akan memperoleh informasi yang dapat
memecahkan masalah penelitian.
Populasi dalam penelitian ini adalah 19 tim bola basket putri tingkat SMA
Se-Jawa Barat yang terdiri dari 228 orang atlet putri yang mengikuti liga DBL
2015 yang diadakan di gor pajajaran Bandung, yang terdiri dari SMAN 1 (satu),
Baleendah, MA AL-Zaytun Indramayu, SMAN 1 (satu) Majalaya, SMAN 2 (dua)
Bandung, SMAN 1 (satu) Cicalengka, SMAN 13 (tiga belas) Bandung, SMAN 1
(satu) Margahayu, SMAN 2 (dua) Purwakarta, SMA BPK Penabur Cirebon,
SMAN 1 (satu) Sindang Indramayu, SMAN 10 (sepuluh) Bandung, SMAN 4
(empat) Cimahi, SMAN 1 (satu) Padalarang, SMA Trinitas Bandung, SMAN 1
(satu) Bandung, SMAN 20 (dua puluh) Bandung, SMA 1 (satu) BPK Penabur
Bandung, SMA Bintang Mulia Bandung, dan SMAN 9 (sembilan) Bandung. Atlet
tim basket putri tingkat SMA dipilih karena peneliti ingin mengetahui bagaimana
kemampuan kondisi fisik tim basket putri tingkat SMA di masing-masing sekolah
untuk siap turun dalam kompetisi DBL antar pelajar ini.
2. Sampel
Sampel merupakan bagian dari jumlah populasi yang diambil oleh peneliti
dengan menggunakan metode pemilihan sampel. Sebagian dari populasi adalah
sampel penelitian. Menurut Sugiyono (2013, hlm. 81) “Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul ditentukan secara representatif (mewakili).
Agar sampel penelitian dapat mewakili populasi, maka peneliti menentukan untuk
mengambil salah satu cara pengambilan sampel yaitu sampel bertujuan atau
purposive sampling. Menurut Nasution (1982, hlm. 113) “Sampling purposive dilakukan dengan mengambil orang-orang yang terpilih oleh peneliti menurut
ciri-ciri spesifik yang dimiliki oleh sampel itu”. Peneliti menentukan sendiri sampel yang diambil karena ada pertimbangan tertentu. Sampel diambil tidak secara acak,
tapi ditentukan sendiri oleh peneliti. Dijelaskan pula oleh Arikunto (2010, hlm.
Sampel dilakukan dengan cara mengambil subjek bukan di dasarkan atas strata, random, atau daerah tetapi di dasarkan atas adanya tujuan tertentu. Teknik ini biasanya dilakukan karena beberapa petimbangan, misalnya alasan keterbatasan waktu, tenaga dan dana sehingga tidak dapat mengambil sampel yang besar dan jauh.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas, peneliti mengambil sampel dari
populasi yaitu berdasarkan tujuan peneliti yang ingin mengetahui kemampuan
kondisi fisik atlet tim bola basket putri tingkat SMA Se-Jawa Barat. Sampel yang
diambil dalam penelitian ini adalah kelompok tim putri tingkat SMA yang masuk
4 (empat) besar pada even DBL tersebut sebanyak 38 orang, yaitu SMA 9
(sembilan) Bandung, SMA 2 (dua) Bandung, SMA Trinitas Bandung dan SMA 20
(dua puluh) Bandung. Pemilihan 4 (empat) sekolah tersebut adalah karena peneliti
ingin berasumsi bahwa even DBL diikuti oleh SMA di Jawa Barat. Hal ini sesuai
dengan tujuan yang diteliti oleh penulis mengenai profil kondisi fisik atlet bola
basket putri tingkat SMA Se-Jawa Barat.
C.Langkah-Langkah Penelitian
Langkah-langkah penelitian disusun agar mempermudah kegiatan yang
harus dilakukan dalam suatu penelitian, diperlukan suatu alur yang dijadikan
pegangan agar penelitian tidak keluar dari ketentuan yang sudah ditetapkan
sehingga hasil yang diperoleh sesuai dengan yang diharapkan.
Adapun langkah-langkah penelitian yang penulis lakukan dalam penelitian
Gambar 3.1
Langkah-Langkah Penelitian (Sumber : Penulis)
D. Instrumen Penelitian
Kualitas hasil penelitian dipengaruhi oleh kualitas instrumen penelitian dan
kualitas pengumpulan data.Instrumen penelitian digunakan sebagai alat untuk
memperoleh data. Instrumen dapat berupa tes, observasi, wawancara, kuisioner,
dan lain-lain. Instrumen harus disesuaikan dengan tujuan penelitiannya. Dalam
penelitian ini, instrumen yang digunakan adalah tes. Sedangkan untuk bentuk Menentukan Populasi
Menentukan Sampel
Menentukan Pendata/Tester
Tes
Mengolah Data
evaluasinya yaitu bentuk evaluasi tes. Tes menurut Arikunto (2006, hlm. 150)
adalah “Serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang
dimiliki oleh individu atau kelompok”.
Sebelum pengambilan data, peneliti harus mempersiapkan alat-alat dan tata
cara pelaksanaan penelitian agar penelitian berjalan sesuai rencana. Alat-alat dan
tata cara penelitian atau instrumen penelitian yang akan digunakan antara lain :
1. Sit and Reach
Tujuan : Untuk mengukur kelentukan dari otot punggung, juga
elastisitas otot hamstring.
Alat/fasilitas : Meteran, Pengaris
Pelaksanaan : Orang coba duduk di bidang datar kedua kaki rapat.
Renggutkan badan ke bawah perlahan-lahan sejauh mungkin, kedua tangan
berhenti pada jangkauan terjauh.
Skor :
Jarak jangkauan yang terjauh yang dapat dicapai oleh orang coba dari dua kali
percobaan, yang diukur dalam cm.
Tabel 3.1
Kriteria Sit and Reach Putri :
(Sumber : Modul Tes & Pengukuran Keolaragaan, 2013)
Rentang Skor Kriteria >24 cm Sempurna
19 – 23 cm Sangat Baik
12 – 18 cm Baik
7 – 11 cm Cukup
Gambar 3.2
Sit and Reach
(Sumber : foto penelitian)
2. Lari 20 Meter
Tujuan : Mengukur komponen kecepatan
Alat : Stopwatch, meteran, lintasan, pluit
Pelaksanaan : Seorang berdiri di belakang garis start, dengan sikap start
melayang. Pada aba-aba “Ya” ia berusaha lari secepat mungkin mencapai garis finish. Setiap orang diberikan kesempatan dua kali tes.
Skor : waktu tempuh yang terbaik dari dua kali pengetesan.
Tabel 3.2
Kriteria Tes Lari 20 Meter Putri :
Rentang Skor Kriteria
- Sempurna
- Sangat Baik
< 3,1 detik Baik
3,1 – 3.3 detik Cukup
Gambar 3.3 Sprint 20 Meter (Sumber : foto penelitian)
3. Tes Kelincahan Illinois Agility Test Petunjuk pelaksanaan Illinois Agility Test
a. Tujuan : Tes ini disusun untuk mengukur kelincahan
b. Alat dan pelaksanaan :
1) Lintasan lari sepanjang 10 m dan lebar 5 m
2) Peluit dan Stopwatch
3) Cone sebagai rintangan
4) Kapur sebagai garis pembatas
5) Blangko dan
6) Alat tulis
c. Petugas : pengatur testee di garis pemberangkatan, pemberangkat testee dan
pencatat hasil.
batas finish, testee diberi kesempatan melakukan tes ini sebanyak 2 kali
kesempatan.
e. Skor : waktu tempuh yang terbaik dari dua kali pengetesan.
Tabel 3.3
KriteriaTes Kelincahan Agility Illinois Test Putri : (Sumber : www.brianmac.co.uk.illinois)
Rentang Skor Kriteria
<17.0 Sempurna
17.0 – 17.9 Baik Sekali
18.0 – 21.7 Baik
21.8–23.0 Cukup
>23.0 Kurang
Catatan : Satuan waktu dalam detik
Gambar 3.4
Tes kelincahan Agility Illinois Test
4. Vertical Jump
Tujuan : Mengukur daya ledak (tenaga eksplosif) otot tungkai.
Alat/Fasilitas :
a. Dinding yang rata dan lantai yang rata dan cukup luas
b. Serbuk kapur dan alat penghapus
c. Formulir pencatatan hasil tes dan alat tulis
d. Meteran
Pelaksanaan : Subyek berdiri tegak dekat dinding. Papan dinding
berskala berada di samping tangan kiri atau kanannya. Kemudian tangan yang
berada dekat dinding diangkat lurus ke atas dan telapak tangan ditempelkan
pada papan berskala, sehingga meninggalkan bekas raihan jarinya. Kedua
tangan lurus berada di samping badan kemudian subyek mengambil sikap
awalan dengan membengkokkan kedua lutut, kemudian subyek meloncat
setinggi mungkin sambil menepuk papan berskala dengan tangan yang terdekat
dengan dinding, sehingga meninggalkan bekas raihan pada papan dinding
berskala. Tanda ini menampilkan tinggi raihan loncatan subyek tersebut.
Subyek diberi kesempatan melakukan sebanyak dua kali loncatan.
Tabel 3.4
Kriteria Vertical Jump Putri :
(Sumber : Modul Tes & Pengukuran keolahragaan, 2013)
Rentang Skor Kriteria
(Catatan : Satuan dalam cm)
Skor : Selisih yang terbesar antara jangkauan sesudah melompat
dengan tinggi jangkauan sebelum melompat, dari dua kali percobaan. Tinggi
Gambar 3.5 Vertical Jump
(Sumber :http://www.basketballhow.com/wp-content/uploads/2013/04/vertical-jump-test.jpg)
5. Leg Dynamometer (Leg Strength)
Tujuan : Mengukur komponen kekuatan otot (tungkai)
Alat/Fasilitas : Leg Dynamometer
Pelaksanaan : Orang coba memakai pengikat pinggang, kemudian
berdiri dengan membengkokkan kedua lututnya sebesar 45 derajat, lalu alat
tersebut dikaitkan pada leg dynamometer. Setelah itu orang coba berusaha
sekuat-kuatnya meluruskan kedua tungkainya. Setelah orang itu ternyata telah
maksimum meluruskan kedua tungkainya, lalu lihat jarum alat tersebut
menunjukkan angka berapa. Angka ini menyatakan besarnya kekuatan otot
tungkai orang tersebut.
Skor : Besarnya kekuatan otot tungkai yang dapat dilihat pada
alat tersebut.Angka yang ditunjukkan oleh jarum alat tersebut menyatakan
Tabel 3.5
Kriteria Leg DynamometerPutri :
(Sumber : Modul Tes & Pengukuran keolaragaan, 2013)
Rentang Skor Kriteria
≥ 242 Sempurna
183 – 241 Sangat Baik
142 – 182 Baik
65 – 123 Cukup
6 – 64 Kurang
(Catatan : Satuan dalam kg)
Gambar 3.6
Leg Dynamometer
(Sumber :http://prohealthcareproducts.com/images/baseline-adolescent-back-legs-chest-dynamometer.jpg)
6. Hand Push Dynamometer
Tujuan : Mengukur komponen kekuatan otot lengan
Alat/fasilitas : Hand Dynamometer
Pelaksanaan :
1. Orang coba berusaha menekan alat dengan kedua tangan secara
bersama-sama sekuat-kuatnya, kemudian alat tersebut menunjukkan besarnya dari
2. Tiap-tiap orang diberi kesempatan masing-masing dua kali percobaan.
Skor :
Kemampuan daya dorong terbesar yang dapat dilakukan oleh orang coba dari
dua (dua) kali percobaan yang dapat dicoba pada alat tersebut.
Tabel 3.6
Kriteria Hand Dynamometer Putri :
(Sumber : Modul Tes & Pengukuran keolaragaan, 2013)
Rentang Skor Kriteria
≥ 45 Sempurna
36 – 44 Sangat Baik
27 – 35 Baik
18 – 26 Cukup
9 – 17 Kurang
(Catatan : Satuan dalam kg)
Gambar 3.7
Hand Dynamometer
(Sumber :http://www.sportstek.net/images/push-pull.jpg)
7. Two Hand Medicine Ball-Put
Tujuan : Mengukur komponen Power (otot lengan dan bahu)
Alat/fasilitas : Bola medicine seberat 3 pound, Pita ukuran, Tali, Kursi
Pelaksanaan : Orang coba duduk tegak di kursi, sambil kedua tangan
kedua tangan mendorong bola tersebut ke depan sejauh mungkin. Sebelum
orang coba mendorong bola medicine, seutas tali dilingkarkan pada dada
orang coba dan ditarik ke belakang, sehingga bdan bersandar pada kursi. Hal
ini untuk mencegahagar orang coba pada waktu mendorong tidak dibantu oleh
gerakan badan ke depan. Orang coba diberi kesempatan 3 (tiga) kali
percobaan.
Skor : Jarak tolakan yang terjauh dari 3 (tiga) kali percobaan,
yang diukur mulai dari tepi luar kursi sampai batas atau tanda dimana bola
medicine tersebut jatuh. Jarak diukur dengan cm.
Tabel 3.7
Kriteria Two Hand Medicine Ball-Put Putri : (Sumber : Modul Tes & Pengukuran keolaragaan, 2013)
Rentang Skor Kriteria
≥ 4,04 Sempurna
3,52 – 4,03 Sangat Baik
2,95 – 3,51 Baik
2,38 – 2,94 Cukup
1,81 – 2,37 Kurang
(Catatan : Satuan dalam m.)
Gambar 3.8
Two Hand Medicine Ball-Put
8. Sit Ups
Tujuan : Mengukur komponen daya tahan lokal otot perut.
Alat : Matras
Pelaksanaan : Orang coba tidur terlentang, kedua tangan saling berkaitan
di belakang kepala, kedua kaki dilipat sehingga lutut membentuk 90 derajat.
Seorang pembantu memegang erat-erat kedua pergelangan kaki orang coba
dan menekannya pada saat orang coba bangun. Orang coba berusaha bangun
sehingga berada dalam sikap duduk dan kedua siku dikenakan pada kedua
lutut dan kemudian dia kembali ke sikap semula. Lakukan gerakan ini secara
berulang-ulang, sampai orang coba tak mampu mengangkat badannya lagi.
Perhatikan agar sikap tungkai selalu membentuk sudut 90 derajat, pada waktu
melakukan sit-ups.
Skor : Jumlah gerakan sit-ups yang betul, yang dapat dilakukan
oleh orang coba.
Tabel 3.8
Kriteria Sit-Ups Putri :
(Sumber : Modul Tes & Pengukuran keolaragaan, 2013)
Rentang Skor Kriteria
≥ 88 Sempurna
69 – 87 Sangat Baik
48 – 68 Baik
29 – 47 Cukup
Gambar 3.9
Sit-Ups
(Sumber :Foto penelitian)
9. Bleep test
Tujuan : Tes Lari Multi Tahap atau Bleep Test memiliki tujuan untuk
mengukur tingkat efesiensi fungsi jantung dan paru-paru, yang ditunjukkan
melalui pengukuran pengambilan oksigen masksimum (maximum oxygen
uptake).
Fasilitas dan alat :
(1)Lintasan datar dan tidak licin
(2)Meteran
(3)Kaset (pita suara)/ file suara bleep test
(4)Kerucut/cones
(5)Stop watch
Petugas :
(1)Pengukur jarak
(2)Petugas start
(4)Pencatat skor
Pelaksanaan :
- Pertama-tama ukurlah jarak sepanjang 20 meter dan beri tanda pada kedua
ujungnya dengan kerucut atau tanda lain sebagai tanda jarak. Siapkan pita
suara kaset/file suara bleep test.
Peserta tes disarankan melakukan pemanasan terlebih dahulu sebelum
mengikuti tes dengan melaksanakan beberapa gerakan seluruh anggota
tubuh secara umum, sekaligus dengan beberapa macam peregangan,
terutama dengan menggerakan otot-otot kaki.
- Hidupkan pita suara/file suara. Jarak antara dua sinyal “TUT” menandai
suatu interval 1 menit.
- Beberapa petunjuk untuk peserta tes telah tersedia dalam kaset. Pita kaset
mengeluarkan sinyal suara “TUT” tunggal pada beberapa interval yang
teratur.
- Peserta test berusaha sampai keujung berlawanan bertepatan dengan saat
sinyal “TUT” pertama berbunyi. Kemudian meneruskan berlari dengan
kecepatan sama, agar dapat sampai keujung lintasan bertepatan dengan
terdengar sinyal “TUT” berikutnya.
- Akhir setiap lari bolak-balik (balikan) ditandai dengan “TUT” tunggal,
sedangkan akhir tiap tahap ditandai dengan sinyal “TUT” tiga kali
berturut-turut, serta oleh pemberi petunjuk dalam rekaman pita tersebut.
- Peserta tes harus selalu menempatkan satu kaki pada atau tepat dibelakang
tanda garis start/finish pada akhir setiap lari.
- Peserta tes harus meneruskan lari selama mungkin sampai tidakmampu
lagi menyesuaikan dengan kecepatan yang telah diatur dalam pita rekaman
sehingga peserta tes secara sukarela harus menarik diri dari tes yang
sedang dilakukan.
- Apabila peserta tes gagal mencapai jarak dua langkah menjelang garis
ujung pada saat terdengar sinyal “TUT”, peserta tes masih diberi kesempatan untuk meneruskan dua kali lari agar dapat memperoleh
- Tes ini bersifat maksimal progresif, artinya cukup mudah pada
permulaannya kemudian meningkat dan makin sulit menjelang saat-saat
terakhir. Agar hasilnya cukup valid, peserta tes harus mengerahkan kerja
maksimal sewaktu menjalani tes ini, dan oleh karena itu peserta tes harus
berusaha mencapai tahap setinggi mungkin sebelum menghentkan tes.
-Tabel 3.9 Kriteria VO2Max
(Sumber : Modul Tes & Pengukuran keolaragaan, 2013)
Rentang Skor Kriteria
E.Lokasi dan Waktu Pelaksanaan Observasi 1. Hari dan Tanggal : Kamis, 26 Maret 2015
Waktu : 03.30
Tempat : SMA Negeri 9 Bandung
2. Hari dan Tanggal :Senin, 27 April 2015 & 4 Mei 2015
Waktu : 04.00 & 10.00
Tempat : SMA Trinitas Bandung
3. Hari dan Tanggal : Jumat, 10 April 2015
Waktu : 10.35
Tempat : SMA Negeri 20 Bandung
4. Hari dan Tanggal : 7 Mei 2015
Waktu : 04.00
F.Prosedur Pengolahan Data
Pengolahan data dilakukan setelah data didapatkan. Pengolahan data diolah
menggunakan rumus-rumus statistika. Pengolahan data penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1. Menghitung Nilai Rata-Rata
Cara menghitung rata-rata dalam penelitian ini, peneliti menggunakan
rumus sebagai berikut :
Cara menghitung rata-rata dalam penelitian ini, peneliti menggunakan
rumus sebagai berikut :
Pengolahan data menghasilkan hasil data, dari data yang diolah kemudian
disederhanakan kedalam persentase menggunakan analisis deskriptif
persentase dengan rumus yang tertera berikut ini :
Keterangan :
DF = Klasifikasi nilai
F = Jumlah skor yang masuk dalam klasifikasi nilai dalam setiap tes N = Jumlah keseluruhan skor
Persentase dari hasil pengolahan data disederhanakan dalam
bentuk diagram batang seperti dibawah ini.
Gambar 3.10 Diagram Batang
4. Memberi Nilai Konversi
Memberi nilai konversi dari setiap kategori komponen kondisi fisik,
dengan sesuai pada table di bawah ini.
Tabel 3.10
Tabel Konversi Nilai Kondisi Fisik
(Sumber : Modul Tes dan Pengukuran Keolahragaan,2013)
5. Norma Kemampuan Fisik
Penentuan kriteria kondisi fisik atlet ditentukan berdasarkan norma yang
telah ditetapkan. Adapun norma untuk kemampuan fisik seperti dijelaskan
pada tabel di bawah ini.
Tabel 3.11
Tabel Norma Kemampuan Fisik
(Sumber : Modul Tes dan Pengukuran Keolahragaan,2013)
Nilai Kriteria Kondisi Fisik
9,5 – 10
7,6 – 9,4
6 – 7,5
4 – 5,9
2 – 3,9
Sempurna (SM)
Baik Sekali (BS)
Baik (B)
Cukup (C)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengolahan, penghitungan, dan penganalisisan data, maka
dapat ditarik kesimpulan profil fisik tim bola basket tingkat SMA kelompok putri
adalah sebagai berikut : Profil kondisi fisik tim bola basket tingkat SMA
kelompok putri berada pada kategori “Cukup”.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian yang telah penulis lakukan dan
kemukakan, ada beberapa hal yang ingin penulis sampaikan sebagai masukan dan
saran sebagai berikut:
1. Bagi para pelatih hendaknya bisa memberikan program latihan yang
sistematis, analisis yang baik, dan jelas bentuk latihannya pada atlet baik
secara fisik, teknik, taktik, mental, maupun yang nantinya bertujuan untuk
menjadikan atlet berprestasi.
2. Bagi para atlet hendaknya menjaga kondisi fisik diluar program latihan, juga
diharapkan agar dapat meningkatkan komponen kondisi fisik yang masih
kurang agar tingkat kondisi fisiknya menjadi lebih baik. Sehingga dapat
bersaing dilevel kompetisi yang lebih tinggi. Serta diharapkan kepada para
atlet agar senantiasa menumbuhkan kesadaran dirinya untuk terus
meningkatkan kemampuannya dan tidak cepat puas dengan kemampuan
yang sudah dimiliki sebelumnya. Sehingga dalam melaksanakan setiap
menu latihan, dapat dilakukan dengan serius, semangat, dan penuh
kesadaran diri akan pentingnya setiap materi yang diberikan oleh pelatih.
3. Bagi para rekan mahasiswa yang akan melakukan penelitian tentang profil
fisik pada permainan bola basket, penulis menganjurkan untuk meneliti
tingkatan yang lebih baik lagi, seperti tim professional NBL, ataupun
Timnas. Sehingga dari hasil penelitian tersebut dapat dijadikan rujukan yang
lebih baik lagi dalam mempersiapkan calon-calon atlet penerus yang siap
4. Bagi para peneliti lanjut yang masih berkaitan dengan penelitian yang
dilakukan penulis, penulis menganjurkan untuk melakukan penelitian lebih
lanjut dengan kajian yang lebih mendalam sehingga hasilnya dapat
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi. Nuril. (2007). Permainan Bola Basket. Solo: Era Intermedia.
Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Bompa, T. O. (1999). Periodization Training For Sport. United States Of America: Versa Press.
Bompa, T. O. (2000). Total Training for Young Champions. United States Of America: Versa Press.
Brittenham, Greg. (1996). Bola Basket Panduan Lengkap Latihan Khusus Pemantapan. Jakarta Utara: PT. RajaGrafindo Persada.
Brown, Lee E, dan Ferrigno, Vince A. (2005) Training For Speed, Agility, and Quickness. USA: Human Kinetics.
Budiana, D., & Lubay, L. H. (2013). Pembelajaran Permainan Bola Basket. Bandung: Prodi PJKR.
Cholil, D. H. (2008). Tes Kemampuan Kondisi Fisik Dasar Cabang-Cabang Olahraga. Bandung: Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga. FPOK UPI.
Giriwijoyo, S., & Sidik, D. Z. (2010). Ilmu Faal Olahraga (Fisiologi Olahraga). Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Harsono. (1988). Coaching dan Aspek-Aspek Psikologi dalam Coaching. Jakarta: CV Tambak Kusuma.
Harsono. (2004). Latihan Kondisi Fisik.
Matjan, B. N. (2010). Ilmu Kesehatan Olahraga. Bandung: Prodi Kepelatihan Olahraga.
Napitupulu et al. (1983). Kamus Istilah Olahraga.
Nasution, S. (1982). Metode Research. Bandung: Jemmars.
Nurhasan., et al. (2008). Modul Tes dan Pengukuran Keolahragaan. Bandung: FPOK.
Sidik, D. J. (2010). Pembinaan Kondisi Fisik. Bandung: UPI.
Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Tim Dosen Basket. (2010). Peraturan Resmi Bola Basket 2010. Bandung: FPOK.
Wissel, Hal. (2000). Step to Success BasketBall. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Sumber Internet :
http:// www.brianmac.co.uk.illinois.jpg
http://www.basketballhow.com/wp-content/uploads/2013/04/vertical-jump-test.jpg
http://prohealthcareproducts.com/images/baseline-adolescent-back-legs-chest-dynamometer.jpg
http://www.sportstek.net/images/push-pull.jpg
http:/kbbi.web.id/fisik
http:/kbbi.web.id/kelompok
http:/kbbi.web.id/klub
http:/kbbi.web.id/profil