• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Praktek Kerja Industri ( Prakerind ) Terhadap Motivasi Belajar Siswa Kelas XI Teknik Otomotif Kendaraan Ringan Di SMK Negeri 10 Semarang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pengaruh Praktek Kerja Industri ( Prakerind ) Terhadap Motivasi Belajar Siswa Kelas XI Teknik Otomotif Kendaraan Ringan Di SMK Negeri 10 Semarang"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

MAJALAH ILMIAH PAWIYATAN 65

Pengaruh Praktek Kerja Industri ( Prakerind ) Terhadap Motivasi Belajar Siswa

Kelas XI Teknik Otomotif Kendaraan Ringan Di SMK Negeri 10 Semarang

Joko Suwignyo FPTK IKIP Veteran Semarang

Email : jkswgnyo@gmail.com

ABSTRAK

Sekolah Menengah Kejuruan adalah sekolah yang mempersiapkan peserta didik dalam menghadapi pasar kerja, PRAKERIND adalah sistem pendidikan dan pembelajaran yang dilakukan oleh SMK untuk mewujudkan hasil belajar siswa dengan industri, dari hasil diskusi dan pengamatan dengan Ketua Program Studi TOKR beserta guru pembimbing PRAKERIND, siswa kelas XI TOKR SMK Negeri 10 Semarang Tahun Pelajaran 2011 / 2012 masih dalam kategori rendah, sehingga penelitian ini bertujuan Untuk mengetahui pengaruh antara Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) terhadap Motivasi Belajar pada Siswa Kelas XI Teknik Otomotif Kendaraan Ringan di SMK Negeri 10 Semarang Tahun Ajaran 2012/2013, sehingga hasil dari penelitian yang dilakukan ini supaya dapat meningkatkan serta mengembangkan proses pembelajaran Tahun Ajaran selanjutnya. Populasi dalam penelitian ini sebanyak 82 siswa. Sehingga Penetuan jumlah sampel yang digunakan berdasarkan tabel krejcie dan morgan adalah 82 siswa. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif karena penelitian ini mengunakan data nilai PRAKERIND dan angket kuesioner PRAKERIND (variabel X) dan angket kuesioner Motivasi Belajar (variabel Y), Hasil angket PRAKERIND dan Motivasi Belajar sebanyak 82 siswa yang menjawab baik yaitu sebesar 54,8% sedangkan angket Motivasi Belajar yaitu sebesar 66,9%. Dengan demikian apabila nilai PRAKERIND tinggi maka Motivasi Belajar siswa juga akan tinggi, begitu juga sebaliknya apabila nilai PRAKERIND rendah maka Motivasi Belajar siswa akan rendah juga. Berdasarkan hasil uji regresi variabel Praktek Kerja Industri menunjukkan ada pengaruh positif variabel Praktek Kerja Industri terhadap Motivasi Belajar, dengan nilai koefisien regresi sebesar 0,200.hasil tersebut mengidentifikasikan semakin baik PRAKERIND, maka Motivasi Belajar akan semakin meningkat. Sedangkan hasil uji hipotesis (uji t) diperoleh nilai signfikansi t sebesar 0,000 lebih rendah dari 0,05 (ά = 5%) yang menunjukkan Ho ditolak dan Ha diterima, sehingga hipotesis yang menyatakan “ ada pengaruh Praktek Kerja Industri terhadap Motivasi Belajar siswa kelas XI Teknik Otomotif Kendaraan Ringan di SMK Negeri 10 Semarang” dapat diterima. Berdasarkan hasil Hasil Uji koefisien determinasi (R square) menunjukkan bahwa nilai PRAKERIND dan Motivasi Belajar siswa sebesar 0,298. Bahwa hasil tersebut menunjukkan pengaruh hasil PRAKERIND terhadap Motivasi Belajar siswa sebesar 29,8%. Sedangkan selebihnya 70,2%, (100% - 29,8% = 70,2%) dapat dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diteliti, Misalnya Motivasi Belajar, keadaan keluarga, fasilitas dan lain-lain. Maka disimpulkan bahwa H0 ditolak dan Ha diterima artinya bahwa secara parsial terdapat pengaruh yang signifikan antara prakerin terhadap motivasi belajar. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa penelitian ini adalah terdapat pengaruh Praktek Kerja Industri (PRAKERIND) terhadap Motivasi belajar siswa kelas XI Teknik Otomotif Kendaraan Ringan di SMK Negeri 10 Semarang.

(2)

MAJALAH ILMIAH PAWIYATAN 66 PENDAHULUAN

Keberhasilan pendidikan kejuruan tidak hanya tergantung pada pendidik yang selalu dituntut dapat mengajar secara profesional saja, melainkan peran aktif siswa di dalam proses belajar juga sangat menentukan keberhasilan proses pendidikan. Belajar merupakan suatu proses dari seorang individu yang berupaya mencapai tujuan belajar atau yang biasa disebut hasil belajar, merupakan bentuk perubahan perilaku yang relatif menetap. Oleh karena itu untuk mendapatkan hasil belajar yang baik dan maksimal diperlukan persiapan siswa dalam belajar yang baik pula. Persiapan siswa dalam belajar merupakan kebutuhan pokok yang harus dipenuhi oleh siswa dalam mencapai hasil belajar. “Kesiapan untuk belajar jangan hanya diterjemahkan siap dalam arti fisik, tetapi juga diartikan dalam arti psikis dan materiil” Djamarah (2002:35).

Kesiapan fisik misalnya kondisi badan yang sehat dan bugar. Kesiapan psikis misalnya ada hasrat untuk belajar, dapat berkonsentrasi, dan ada motivasi instrinsik. Kesiapan materiil misalnya ada bahan yang dipelajari atau dikerjakan berupa buku bacaan, catatan pelajaran, modul dan job sheet untuk pembelajaran praktek. Kesiapan siswa dalam belajar merupakan kondisi diri siswa yang telah dipersiapkan untuk melakukan suatu kegiatan belajar. Kesiapan diri siswa akan melahirkan perjuangan untuk mencapai apa yang dicita-citakan.

Mengantisipasi permasalahan ini maka peningkatan sumber daya manusia harus menjadi prioritas dalam pembangunan terutama menghadapi era globalisasi, sangat dibutuhkan tenaga kerja yang berkualitas agar mampu membuat produk-pruduk unggulan yang mampu bersaing di pasar bebas. Untuk memenuhi kebutuhan calon tenaga kerja yang berkualitas di maksud dibutuhkan suatu sistem pendidikan dan pelatihan yang berkualitas yakni, sistem pendidikan yang secara langsung terkait dengan tuntutan dan kebutuhan dunia kerja direncanakan dan di evaluasi bersama. Salah satu upaya untuk menghadapi tantangan diatas, telah ditetapkan suatu kebijkan yang bertujuan mewujudkan relevansi pendidikan dengan kebutuhan dunia kerja yang disebut “Keterkaitan dan Kesepadanan” (Link and Match).

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sebagai subsistem pendidikan nasional yang bertanggung jawab dalam menyiapkan SDM tingkat menengah yang handal, dituntut untuk menerapkan prinsip demand driven, job oriented, dan dual based program, yang berorientasi kepada kebutuhan pasar bahkan mampu mengembangkan inovasi untuk mempengaruhi perubahan kebutuhan pasar sehingga dapat mewujudkan kepuasan pelanggan.

Pelaksanaan Praktik Kerja Industri (PRAKERIND) merupakan bagian dari inovasi pada program SMK dimana peserta didik melakukan praktek kerja lapangan (magang) di perusahaan atau industri yang merupakan bagian integral dari proses pendidikan dan

(3)

MAJALAH ILMIAH PAWIYATAN 67 pelatihan di SMK. Pendidikan Sistem Ganda (PSG)/PRAKERIND diilhami oleh dua system (dual based program) yang dilakukan di Jerman. Mulai diberlakukan di Indonesia berdasarkan kurikulum SMK tahun 1994, dipertajam dengan kurikulum SMK edisi 1999 dan dipertegas dengan kurikulum SMK edisi 2004.

Melalui kebijakan pendidikan nasional setiap komponen sistem pendidikan: tenaga, peserta didik, kurikulum, dana, sarana dan prasarana ditata dalam rangka menghasilkan output pendidikan sesuai dengan yang dicita-citakan penataan unsur-unsur pendidikan itu dilaksanakan dalam rangka kebijakan-kebijakan pokok strategi pendidikan nasional yaitu pemerataan, peningkatan kualitas, relevansi, efektifitas dan efisiensi pendidikan dengan mengikut sertakan semua pihak yang terkait dengan pendidikan; pemerintah, keluarga dan masyarakat, (Tilaar dan Nugroho, 2008).

Harapan dari implementasi kebijakan PRAKERIND adalah peningkatan mutu peserta didik agar memiliki kemampuan beradaptasi pada subsistem sekolah dan subsistem lingkungan kerja/dunia industri. Kemampuan beradaptasi antara lingkungan belajar di sekolah dan lingkungan belajar dilapangan akan berdampak pada peningkatan Motivasi Belajar siswa sehingga berpengaruh dengan hasil belajar siswa.

Motivasi adalah suatu pernyataan yang kompleks di dalam suatu organisme yang mengarahkan tingkah laku terhadap suatu tujuan (goal) atau perangsang (incentive). Tujuan adalah yang membatasi/menentukan tingkah laku organisme itu (Ngalim Purwanto, 2007 : 61). Ada tiga komponen utama dalam motivasi yaitu (1) kebutuhan, (2) dorongan, dan (3) tujuan (Dimyati, 2009: 80). Dalam motivasi terkandung adanya keinginan yang mengaktifkan, menggerakan, menyalurkan, mengarahkan sikap dan individu belajar (Dimyati, 2009 : 80). Motivasi adalah kondisi psikologi yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Motivasi selalu mendasari dan mempengaruhi setiap usaha serta kegiatan seseorang untuk untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

Hasil studi pendahuluan pada siswa kelas XI Kompetensi Keahlian Teknik Otomotif Kendaraan Ringan (TOKR), menunjukkan bahwa pada prestasi belajar siswa khususnya motivasi belajar siswa masih kurang menggembirakan. Terbukti banyaknya siswa yang mendapatkan prestasi rendah. Hal ini yang peneliti dapatkan pada saat membaca hasil monitoring pelaksanaan praktik kerja industri (PRAKERIND) dari masing masing guru monitor, masukan dari pihak industri bahwa pada saat siswa melakukan pekerjaan, motivasi belajar siswa masih kurang, sehingga menghambat pada proses produksi. Tentunya hal ini merupakan masalah yang cukup serius mengingat pentingnya motivasi belajar bagi siswa khususnya kompetensi keahlian Teknik Otomotif Kendaraan Ringan, karena motivasi belajar siswa berfungsi sebagai berikut :

1. Mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu. 2. Didasarkan kebutuhan dunia kerja demand-market-driven.

(4)

MAJALAH ILMIAH PAWIYATAN 68 3. Penguasaan kompetensi yang dibutuhkan oleh dunia kerja.

4. Kesuksesan siswa pada hands-on atau performa di dunia kerja.

5. Hubungan erat dengan dunia kerja merupakan kunci sukses pendidikan kejuruan. 6. Responsif dan antisipatif terhadap kemajuan teknologi.

7. Learning by doing dan hands on experience. 8. Membutuhkan fasilitas mutakhir untuk praktik.

9. Memerlukan biaya investasi dan operasional yang lebih besar dari pendidikan umum. SMK Negeri 10 Semarang merupakan salah satu Sekolah Menengah Kejuruan Yang terletak dikota Semarang bagian utara tepatnya dijl. Kokrosono 75 Semarang atau berada di daerah Tanah Mas, serta mempunyai 7 (Tujuh) program Keahlian yaitu TOKR, TSM, RPL, NAUTIKA, PPBK, PPMK, dan TL, dari kalender pendidikan terprogramkan bahwa pelaksanaan Praktek Kerja Industri (PRAKERIND) diadakan bulan Februari sampai dengan April.

Berdasarkan pengamatan di SMK Negeri 10 Semarang tahun ajaran 2012/2013 khususnya kelas XI TOKR yaitu sebanyak 82 orang. Kondisi PRAKERIND di SMK Negeri 10 Semarang disebabkan berbagai faktor salah satunya adalah kesiapan siswa itu sendiri dalam menghadapi proses pembelajaran. Kesiapan belajar siswa tergantung kepada dua faktor yang mempengaruhinya yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern yaitu faktor yang datang dari dalam diri siswa yang terdiri dari faktor fisiologis (karena sakit, karena cacat tubuh) dan faktor psikologis (intelegensi, bakat, minat, motivasi dan faktor kesehatan mental). Faktor ekstern yaitu faktor yang berasal dari luar diri siswa yang terdiri dari lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat.

Praktek Kerja Industri adalah merupakan bagian integral dalam sistem pendidikan di SMK (dual System) yang ditujukan untuk memberikan sarana penguasaan kompetensi bagi siswa yang relevan dengan kebutuhan DU/DI dan praktikan diharapkan dapat memiliki wawasan industrialisasi secara utuh. (Kamajaya)

Dari pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa Praktek Kerja Industri mengandung beberapa pengertian, yaitu: (1) Praktek Kerja Industri terdiri dari gabungan subsistem pendidikan disekolah dan subsistem pendidikan di dunia kerja/industri; (2) Praktek Kerja Industri merupakan program pendidikan yang secara khusus bergerak dalam penyelenggaraan pendidikan keahlian profesional; (3) penyelenggaraan program pendidikan di sekolah dan dunia kerja/industri dipadukan secara sistematis dan sinkron, sehingga mempu mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan; dan (4) proses penyelenggaraan pendidikan di dunia kerja lebih ditekankan pada kegiatan bekerja sambil belajar (learningby doing) secara langsung pada keadaan yang nyata.

Hal ini sejalan dengan konsep pendidikan kecakapan hidup yang dikembangkan oleh Departemen Pendidikan Nasional, yang pada dasarnya pendidikan berorientasi pada

(5)

MAJALAH ILMIAH PAWIYATAN 69 kecakapan hidup ini diselenggarakan untuk mempersiapkan peserta didik dengan bekal kecakapan hidup, baik untuk mengurus dan mengendalikan dirinya sendiri, untuk berinteraksi di lingkungan sekolah dan masyarakat maupun kecakapan untuk bekerja yang dapat dijadikan sebagai sumber penghidupan (Hari Suderadjat, 2003: 21).

Dari beberapa definisi dan pendapat yang dikemukakan para ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa program PRAKERIND ini mengandung beberapa konsep yaitu :

a. Program PRAKERIND terdiri dari gabungan subsistem pendidikan disekolah dan subsistem pendidikan didunia kerja atau industri.

b. Program PRAKERIND merupakan program pendidikan yang secara khusus bergerak didalam penyelenggaraan pendidikan professional.

c. Penyelenggaraan program pendidikan disekolah dan dunia kerja/industri secara sistematis dan sinkron sehingga mampu mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.

d. Proses penyelenggaraan pendidikan didunia kerja/industri lebih ditekankan pada kegiatan bekerja sambil belajar (learning by doing) secara langsung pada setting nyata.

Dengan demikian, pengertian mengenai program PRAKERIND ini terlibat dua pihak yang terlibat yaitu lembaga pendidikan (sekolah) dan lapangan kerja (industri/perusahaan atau instansi tertentu) yang secara bersama-sama menyelenggarakan suatu program pendidikan dan pelatihan kejuruan. Kedua belah pihak tersebut secara sungguh-sungguh terlibat dan bertanggungjawab mulai dari tahap perencanaan program, tahap pelaksanaan, sampai pada tahap evaluasi dan penentuan kelulusan peserta didik, serta upaya pemasarannya.

LANDASAN HUKUM PRAKTEK KERJA INDUSTRI

a. Undang-Undang No. 2 Tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional b. Kepmendikbud No. 0490/U/1992, tentang Sekolah Menengah Kejuruan c. Kepmendikbud No. 080/U/1993, tentang Kurikulum SMK

d. Kepmendikbud No. 323/U/1993, tentang Penyelenggaraan PSG pada SMK

e. Undang Undang Sistem Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas) pasal 3 mengenai tujuan Pendidikan kejuruan merupakan pendidikan menengah yang menasional dan penjelasan pasal (15) yang menyebutkan bahwa persiapkan peserta didik terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu.

f. Dalam pelaksanaan Praktik Kerja Industri (Prakerin) didasarkan pada ketentuan-ketentuan yang tertuang dalam UU No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas. g. Kepmen Pendidikan dan Kebudayaan No. 323/U/1997 tentang penyelenggaraan Prakerin

(6)

MAJALAH ILMIAH PAWIYATAN 70 h. Kepmen Pendidikan dan Kebudayaan No. 080/U/1993 tentang Kurikulum SMK

(UNNES.2006:126).

TUJUAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI

Pada dasarnya tujuan pokok pelaksanaan pendidikan berbasis ganda/Prakerin adalah untuk meningkatkan kualitas lulusan lembaga pendidikan kejuruan, dan berdasarkan landasan hukum yang menjadi acuan pelaksanaan kebijakan Prakerin disekolah menengah kejuruan.

Hal senada juga dikemukakan oleh (Djojonegoro, 1998:75) bahwa penyelenggaraan pendidikan dan PRAKERIND bertujuan: (1) menghasilkan tenaga kerja yang memiliki keahlian profesional, yaitu tenaga kerja yang memiliki tingkat pengetahuan, keterampilan dan etos kerja yang sesuai dengan tuntutan lapangan kerja; (2) meningkatkan dan memperkokoh keterkaitan dan kesepadanan/kecocokan (link and match) antara lembaga pendidikan dan pelatihan kejuruan dengan dunia kerja; (3) meningkatkan efisiensi penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan tenaga kerja berkualitas profesional dengan memanfaatkan sumberdaya pelatihan yang ada di dunia kerja; (4) memberikan pengakuan dan penghargaan terhadap pengalaman kerja sebagai bagian dari proses pendidikan.

Tujuan penyelenggaraan kebijakan pendidikan berbasis ganda/PRAKERIND yang dirumuskan oleh Direktorat pendidikan menengah kejuruan (1994:7) adalah sebagai berikut: a. Menghasilkan tenaga kerja yang memiliki keahlian profesional yaitu tenaga kerja yang

memiliki tingkat pengetahuan, keterampilan, dan etos kerja yang sesuai dengan tuntutan lapangan kerja.

b. Memperkokoh link and match dengan dunia kerja.

c. Meningkatkan efisiensi proses pendidikan dan pelatihan tenaga kerja yang berkualitas professional.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa PRAKERIND dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam bekerja, bersikap/berperilaku, kreatiafitas dan inisiatif, bekerjasama, bertanggung jawab dan mempunyai kualitas kerja dan profesional .

PEMBAHASAN

Hasil analisis yang dilakukan di SMK Negeri 10 Semarang pada siswa kelas XI TOKR mengindikasikan bahwa nilai rata-rata Praktek Kerja Industri (PRAKERIND) dalam kategori cukup yaitu sebesar 76, maka dapat disimpulkan bahwa nilai Praktek Kerja Industri di SMK Negeri 10 Semarang sudah memenuhi nilai Kriteria ketuntasan Minimal ( KKM ).

Sedangkan hasil PRAKERIND dan Motivasi Belajar sebanyak 82 siswa yang menjawab baik, berdasarkan sebaran angket PRAKERIND yaitu sebesar 54,8 %, sedangkan angket Motivasi Belajar yaitu sebesar 66,9%. Dengan demikin apabila nilai

(7)

MAJALAH ILMIAH PAWIYATAN 71 PRAKERIND tinggi maka Motivasi Belajar siswa juga akan tinggi, begitu juga sebaliknya apabila nilai PRAKERIND rendah maka Motivasi Belajar siswa akan rendah juga.

Berdasarkan hasil penelitian Praktek Kerja Industri menunjukkan ada pengaruh positif pada Praktek Kerja Industri terhadap Motivasi Belajar, dengan hasil tersebut mengidentifikasikan semakin baik PRAKERIND, maka Motivasi Belajar akan semakin meningkat. Berdasarkan hasil analisis menunjukan nilai signifikan. berarti bahwa ada pengaruh yang signifikan antara PRAKERIND terhadap Motivasi Belajar. Sehingga hipotesis menyatakan “ ada pengaruh Praktek Kerja Industri terhadap Motivasi Belajar siswa kelas XI Teknik Otomotif Kendaraan Ringan di SMK Negeri 10 Semarang” dapat diterima.

Dapat di jelaskan bahwa pengaruh variabel independent dan dependent yaitu PRAKERIND dan Motivasi Belajar dapat dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diteliti, Misalnya Motivasi Belajar, keadaan keluarga, fasilitas dan lain-lain.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang pengaruh Praktek Kerja Industri (Prakerin) terhadap Motivasi belajar siswa kelas XI Teknik Otomotif Kendaraan Ringan di SMK Negeri 10 Semarang Tahun Pelajaran 2012/2013, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Praktek Kerja Industri siswa mengidentifikan bahwa siswa kelas XI di SMK Negeri 10 Semarang dalam kategori cukup, yaitu sebesar 54,8% berdasarkan hasil angket sebanyak 82 siswa.

2. Motivasi Belajar siswa kelas XI di SMK Negeri 10 Semarang mengidentifikasi bahwa Motivasi Belajar siswa dalam kategori baik yaitu sebesar 66,9% berdasarkan hasil angket sebanyak 82 siswa.

3. Berdasarkan hasil Hasil Uji koefisien determinasi (R square) menunjukkan bahwa nilai PRAKERIND dan motivasi belajar siswa sebesar 0,298. Bahwa hasil tersebut menunjukkan pengaruh hasil PRAKERIND terhadap Motivasi Belajar siswa sebesar 29,8%. Sedangkan selebihnya 70,2%, (100% - 29,8% = 70,2%) dapat dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diteliti, Misalnya Motivasi Belajar, keadaan keluarga, fasilitas dan lain-lain. Maka disimpulkan bahwa H0 berhasil ditolak dan menerima Ha artinya bahwa secara parsial terdapat pengaruh yang signifikan antar PRAKERIND terhadap Motivasi Belajar.

(8)

MAJALAH ILMIAH PAWIYATAN 72 SARAN

Selanjutnya berdasarkan temuan dalam penelitian tersebut di atas, maka disarankan sebagai berikut :

1. Bagi Kepala Sekolah

Memberikan kesempatan dan memprogramkan peningkatan SDM bagi semua guru produktif khususnya bagi pembimbing PRAKERIND, agar Program Praktek Kerja Industri akan lebih meningkatkan Motivasi Belajar siswa di SMK Negeri 10 Semarang.

2. Bagi Guru Pembimbing

Perlu lebih ditingkatkan dalam melaksanakan peranannya sebagai seorang pembimbing agar dapat memberikan contoh teladan kepada peserta didik tentang Praktek Kerja Industri dan Motivasi Belajar, baik di sekolah maupun di lingkungan masyarakat.

3. Bagi Peserta Didik

Peserta didik diharapkan mampu meningkatkan bekal ilmu, sikap dan mental dalam mempersipkan PRAKERIND, sehingga diharapkan setelah mengikuti PRAKERIND Motivasi Belajar peserta didik akan meningkat.

DAFTAR PUSTAKA

A.M, Sardiman. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta : C.V.Rajawali, 1990. Ahmad, Mudzakir. (2007). Psikologi Pendidikan. Bandung : Pustaka Setia.

Algifari. 2000. Analisis Regresi Teori, Kasus dan Solusi. Yogyakarta : BFE

Calhoun, C.C. dan Finch, A.V. (2003). Standar Kompetensi Nasional Bidang Keahlian Teknik Mekanik Otomotif. Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional.

Dalyono. (2005). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. Danielson. (2008). Pendidikan Kejuruan. Jakarta: Gramedia.

Depdiknas, (2009), Pedoman Pelaksanaan Praktek Kerja Industri (SMK). Jakarta: DPMK Departemen Pendidikan Nasional. (2009). Kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan

Program Mesin Otomotif. Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional. Dikmenjur. (2008). Kurikulum SMK. Jakarta: Dikmenjur

Direktorat Dikmenjur (2004), Buku 2 Kurikulum Teknik Mekanik Otomotif Edisi 2004, ___________, Jakarta

Djamarah, Syaiful Bahri. Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru BK, Surabaya : Usaha Nasional, 1994

Hamzah B. Uno. (2010). Teori Motivasi dan Pengukurannya Analisis Bidang Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

(9)

MAJALAH ILMIAH PAWIYATAN 73 Herminanto Sofyan. (1986). Kesiapan Kerja STM Se-Jawa untuk memasuki Lapangan Kerja. Yogyakarta: Jurnal Pendidikan Lembaga Penelitian IKIP Yogyakarta.

Kartini Kartono. (1991). Menyiapkan dan Memandu Karier. Jakarta: Rajawali Pers. M. Iqbal Hasan. (2005). Pokok-Pokok Materi Statistik 2. Jakarta: PT Bumi Aksara M. Ngalim Purwanto. (2006). Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Nana, Sudjana. (2007). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Cetakan ketujuh. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya

Nevi Indaryani. (2007). “Hubungan Praktik Industri dan Motivasi Berprestasi dengan Kesiapan Kerja Siswa Kelas XII Program Keahlian Akuntansi SMK N 1 Pedan Tahun Ajaran 2006/2007”. Abstrak Hasil Penelitian UNY. Yogyakarta: Lembaga Penelitian.

Oemar Hamalik. (2008). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Sardiman A.M. (2009). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Simanjuntak. (1993). Produktivitas Kerja Pengertian dan Ruang Lingkupnya. Jakarta: LP3ES.

Slameto. (2010). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka Cipta. Soetrisno. (2003). Kilas Balik dan Masa depan Pendidikan dan Pelatihan

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta Suharimi Arikunto. (2010). Prosedur Penelitian Pendidikan. Jakarta : PT Rineka Cipta. Sutrisno Hadi. (2004). Analisis Regresi. Yogyakarta: Andi Offset.

Referensi

Dokumen terkait

Sebenarnya kerangka sistem islam secara keseluruhan ini dibentuk berdasarkan kebebasan individu di dalam mencari dan memiliki harta benda dan campur tangan

KLBF: Trend Bearish & Fase Distribusi, didukung Stochas- tic Weak Bullish, Candle Morning Star, Penutupan di atas 1.443 (5-day MA), trend volume meningkat, dapat dorong

Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan sebelumnya, tujuan penelitian Tugas Akhir ini adalah mengembangkan perangkat lunak yang dapat menghitung

Diagnose 2 : Ketidakefektifan pola napas berhubungan dengan hiperventilasi yang ditandai dengan takipneau atau RR lebih dari normal. Tujuan dan kriteria

Bardasarkan hasil perhitungan ,kondisi antrian pada waktu periode hari kerja (Waktu tidak sibuk) dengan peluang adamya pelanggan dalam system 0,92 (Po : 0,08), tidak seramai pada

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Pemurah dan Maha Penyayang, dengan limpah karunia-Nya Penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini dengan judul

11 Tabel Jumlah Guru Ibtidaiyah berdasarkan Mata Pelajaran 12 Tabel Jumlah Guru Tsanawiyah berdasarkan Mata Pelajaran 13 Tabel Jumlah Guru Aliyah berdasarkan Mata Pelajaran 14

Diharapkan penelitian ini dapat berguna sebagai masukan yang bermanfaat dan bahan pertimbangan selanjutnya bagi pihak manajemen PT Permodalan Nasional Madani