• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pembuatan Purwarupa Alat Peraga Astronomi Untuk Siswa Tunanetra

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pembuatan Purwarupa Alat Peraga Astronomi Untuk Siswa Tunanetra"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

Fitri Nur Hikmah / Pembuatan Purwarupa Alat Peraga Astronomi Untuk Siswa Tunanetra 253

Prosiding Pertemuan Ilmiah XXVIII HFI Jateng & DIY, Yogyakarta, 26 April 2014 ISSN : 0853-0823

Pembuatan Purwarupa Alat Peraga Astronomi Untuk Siswa

Tunanetra

Fitri Nur Hikmah, Yudhiakto Pramudya Magister Pendidikan Fisika Universitas Ahmad Dahlan Jl. Pramuka 42, Sidikan, Umbulharjo,Yogyakarta 55161 fitri_nuhi@yahoo.com

Abstrak – Siswa tunanetra memiliki keterbatasan dalam penglihatan sehingga mendapat hambatan dalam kegiatan

pembelajaran konsep Astronomi dalam pengenalan benda langit yang menuntut peran aktif visual. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan produk purwarupa alat peraga Astronomi untuk siswa tunanetra ditinjau dari kelayakannya serta respon siswa tunanetra terhadap purwarupa alat peraga Astronomi. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan R & D dengan desain penelitian model 4-D (Four D Models) yang memiliki 4 tahap, yaitu: define, design, develop serta disseminate. Tahapan yang dilakukan hanya sampai pada tahap develop dengan uji coba terbatas yang melibatkan empat orang siswa tunanetra SMA Muhammadiyah 4 Yogyakarta, seorang guru SMA Muhammadiyah 4 Yogyakarta dan seorang ahli media. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara dan kuesioner melalui angket. Metode analisis data yang digunakan adalah diskriptif kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa produk purwarupa alat peraga Astronomi untuk anak tunanetra layak digunakan dan produk purwarupa mendapat respon baik dari siswa tunanetra.

Kata kunci: pengembangan, purwarupa, sistem tata surya, gerhana, astronomi, tunanetra

Abstract – Students with visual impairments have limitations in vision that challenged the concept of learning activities

Astronomy in the introduction of celestial bodies active visually demanding role . This study aims to develop a prototype product props Astronomy for blind students in terms of their feasibility and visually impaired students' responses to the prototype props Astronomy . This research is the development of R & D to design the research model of 4 - D ( Four D Models ) which has a 4 -step process: define, design , develop and disseminate . Steps being taken only to the extent to develop limited trial involving four blind students of SMA Muhammadiyah Yogyakarta 4 , a high school teacher and a 4 Yogyakarta Muhammadiyah media expert . The technique of collecting data using interviews and questionnaires through questionnaires . Data analysis method used is descriptive qualitative . The results of this study indicate that the product prototype props Astronomy for blind children fit for use and product prototypes received good response from the students with visual impairments .

Key words: development, prototype, solar system, eclipses, astronomy, blind

I. PENDAHULUAN

Anak berkelainan atau anak luar biasa adalah anak yang memiliki kelainan atau penyimpangan dari rata-rata anak normal dalam aspek fisik, mental, dan sosial, sehingga untuk pengembangan potensinya perlu layanan pendidikan khusus sesuai dengan karakteristiknya [1]. Berdasarkan pengertian tersebut anak berkelainan pada pendidikan Indonesia meliputi anak tunanetra, anak tunarungu, anak tunawicara, anak tunadaksa (kelainan aspek fisik), anak tunagrahita (kelainan aspek mental), dan anak tunalaras (kelainan sosial emosi).

Definisi tunanetra dalam kamus besar bahasa Indonesia adalah tidak dapat melihat. Pada proses belajar membaca dan menulis anak tunanetra menggunakan cara yang khusus yaitu menggunakan huruf Braille. Strategi pembelajaran anak tunanetra pada dasarnya sama dengan orang yang awas, hanya dalam pelaksanaannya memerlukan modifikasi sehingga pesan atau materi pelajaran yang disampaikan dapat diterima oleh tunanetra melalui indera-indera yang masih berfungsi.

Pada pembelajaran Fisika, anak tunanetra kehilangan fungsi persepsi visual dalam belajar. Fisika merupakan pelajaran yang membutuhkan penalaran dan pemahaman. Oleh karena itu, diperlukan suatu media untuk

mempermudah bagi siswa tunanetra dalam memahami konsep yang dimaksud. Salah satu konsep Fisika yang banyak memerlukan persepsi visual adalah konsep Astronomi. Astronomi adalah ilmu yang mempelajari benda-benda langit seperti bintang, komet, planet, dan galaksi serta fenomena-fenomena alam yang terjadi di luar atmosfer Bumi seperti radiasi latar belakang kosmik [2]. Keindahan obyek langit biasanya ditampilkan pada gambar-gambar dan video. Tampilan gambar dapat mendukung pembelajaran untuk memberikan ruang visualisasi, pemahaman, dan penggunaan representasi mental [3].

Keindahan obyek langit tersebut akan menjadi tidak menarik bagi orang yang tidak dapat menikmatinya secara langsung karena memiliki keterbatasan, seperti keterbatasan indera penglihatan seperti anak tunanetra. Berdasarkan keterbatasan dari anak tunanetra dalam menikmati keindahan obyek langit pada ilmu astronomi, maka diperlukan model pembelajaran yang mampu menggunakan indera selain indera penglihatan, misal indera peraba dan indera pendengaran.

Dari hasil wawancara dengan siswa tunanetra, peneliti memperoleh informasi bahwa ketertarikan siswa tunanetra terhadap ilmu pengetahuan alam sangat besar.

(2)

Prosiding Pertemuan Ilmiah XXVIII HFI Jateng & DIY, Yogyakarta, 26 April 2014 ISSN : 0853-0823

Namun, ketersediaan sumber belajar sangat minim. Hal ini membuat peneliti merasa perlu membuat perangkat pembelajaran yang dapat menjelaskan konsep Astronomi untuk anak tunanetra. Perangkat yang dibuat diharapkan dapat membantu meningkatkan persepsi visual siswa tunanetra terhadap konsep Astronomi.

II. LANDASAN TEORI

A. Purwarupa

Purwarupa juga disebut prototype atau arketipe adalah bentuk awal (contoh) atau standar ukuran dari sebuah model [4]. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia pengertian purwarupa adalah rupa yang pertama atau rupa awal. Sehingga, purwarupa dapat disebut sebagai rupa awal yang dibuat untuk mewakili skala sebenarnya sebelum dikembangkan atau justru dibuat khusus untuk pengembangan sebelum dibuat dalam skala sebenarnya. B. Anak Tunanetra

Dalam pendidikan luar biasa, anak dengan gangguan penglihatan lebih akrab disebut dengan anak tunanetra. Pengertian tunanetra tidak saja mereka yang buta, tetapi mencakup juga mereka yang mampu melihat, tetapi terbatas sekali dan kurang dapat dimanfaatkan untuk kepentingan hidup sehari-hari terutama dalam belajar. Jadi anak-anak dengan kondisi penglihatan yang termasuk setengah melihat, low vision, atau rabun adalah bagian dari kelompok anak tunanetra.

Berdasarkan uraian diatas, pengertian anak tunanetra adalah individu yang indera penglihatannya (kedua-duanya) tidak berfungsi sebagai saluran penerima informasi dalam kegiatan sehari-hari seperti halnya orang awas [5]. Anak tunanetra belajar membaca dan menulis menggunakan cara khusus yaitu menggunakan huruf Braille. Pusat membaca tunanetra ada pada jari, yaitu dengan cara meraba huruf Braille menggunakan jari mereka. Huruf-huruf Braille hanya menggunakan kombinasi antara titik dan ruang kosong atau spasi [6]. Sedangkan untuk menulis mereka menggunakan alat yang disebut reglet.

Pada penelitian ini, peneliti mengembangkan produk purwarupa alat peraga Astronomi untuk siswa tunanetra yang dilengkapi dengan keterangan huruf Braille pada alat peraga dan Lembar Kerja Siswa (LKS) Braille. LKS ini berisi tentang materi dan petunjuk penggunaan alat peraga sistem tata surya dan gerhana. Hal ini ditujukan agar mudah digunakan oleh siswa tunanetra.

III. METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan di SMA Muhammadiyah 4 Yogyakarta (Sekolah Inklusi). Penelitian yang dilakukan adalah penelitian pengembangan atau Research and Development (R&D) yang hasilnya berupa purwarupa alat peraga Astronomi. Penelitian R&D adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu dan menguji keefektifan produk tersebut [7].

Prosedur dalam penelitian ini mengadaptasi pada pengembangan model 4-D (Four D Models) yang dikemukakan oleh Thiagarajan dan Semmel (1974) [8]. Model ini terdiri dari 4 tahap pengembangan, yaitu

Define, Design, Develop, dan Disseminate yang terdapat pada Gambar 1.

Gambar 1. Alur Penelitian Model 4-D

Dalam penelitian ini data diambil dengan menggunakan angket. Ada 2 jenis angket, yaitu angket kelayakan media perangkat yang dinilai oleh guru dan ahli media serta angket respon dari siswa tunanetra.

Jawaban angket pada penelitian ini menggunakan skala Guttman berupa data interval atau rasio dikotomi (dua alternatif). Jawaban dibuat skor tertinggi 1 dan terendah 0. Analisa dilakukan seperti pada skala Likert [3]. Teknik analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1) Menghitung skor rata-rata dari setiap kriteria yang dinilai dengan rumus sebagai berikut [9]:

(1) Keterangan:

= rata-rata

= jumlah seluruh data = banyaknya data 2) Menghitung Persentase.

Data yang diperoleh juga dihitung dengan menggunakan persentase. Rumus untuk menghitung persentase yaitu:

(2) Keterangan:

NP : persentase

R : skor yang diperoleh

SM : skor maksimal dari aspek yang diharapkan Jika dari analisis tersebut diperoleh hasil baik, maka produk berupa purwarupa alat peraga Astronomi siap digunakan sebagai media pembelajaran sistem tata surya dan gerhana. Namun, jika belum memenuhi kualitas baik, maka produk direvisi sehingga memenuhi kualitas dan layak digunakan sebagai media pembelajaran sistem tata surya dan gerhana.

(3)

Fitri Nur Hikmah / Pembuatan Purwarupa Alat Peraga Astronomi Untuk Siswa Tunanetra 255

Prosiding Pertemuan Ilmiah XXVIII HFI Jateng & DIY, Yogyakarta, 26 April 2014 ISSN : 0853-0823

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Untuk mendapatkan gambaran hasil penelitian yang telah dilakukan, akan diuraikan data hasil penelitian dari proses awal hingga dihasilkan produk berupa purwarupa alat peraga Astronomi untuk anak tunanetra. Pelaksanaan pengembangan perangkat pembelajaran ini menggunakan penelitian Four D Models dengan tahap-tahap berikut ini: 1. Tahap Pendefinisian (Define)

Pada tahap ini, peneliti melakukan wawancara kepada empat siswa tunanetra di SMA Muhammadiyah 4 Yogyakarta mengenai konsep Astronomi khususnya tentang Sistem Tata Surya. Data hasil wawancara dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Hasil Wawancara

No. Pertanyaan Siswa Σ (%)

A B C D 1 Apa yang dimaksud dengan

sistem tata surya? 0 0 0 1 1 25 2 Apa susunan dari sistem tata

surya? 1 1 1 1 4 100

3 Apa pusat dari sistem tata

surya? 1 1 1 1 4 100

4

Ada berapa planet yang ada di dalam tata surya dan sebutkan ?

0 1 0 0 1 25

5

Diplanet mana kita tinggal dan berada diurutan keberapa dalam sistem tata surya?

1 1 1 1 4 100 6 Apa satelit alami dari bumi? 1 1 1 1 4 100 7 Disebut apa orang yang pergi

ke luar angkasa? 1 1 1 1 4 100 8

Siapakah orang yang pertama kali menginjakkan kakinya di bulan?

0 1 0 1 2 50 9 Apa planet terbesar dari

sistem tata surya? 1 1 0 1 3 75 10 Apa planet terkecil dari

sistem tata surya? 0 0 0 0 0 0 11

Apa nama planet yang sudah tidak diakui sebagai planet dalam tata surya kita?

1 1 1 1 4 100

12 Apa nama planet yang

disebut planet bercincin? 0 1 1 1 3 75 13 Apa yang mengakibatkan

terjadinya siang dan malam? 1 1 1 1 4 100 14 Berapa lama bumi berotasi

terhadap matahari? 1 1 1 1 4 100 15 Apa yang dimaksud dengan

revolusi bumi? 1 1 1 1 4 100 16 Berapa lama bumi berevolusi

terhadap matahari? 1 1 1 1 4 100 17 Ada berapa macam gerhana?

Jelaskan! 0 1 1 1 3 75

Dari hasil wawancara tentang konsep Astronomi dengan siswa tunanetra, dapat diidentifikasi bahwa pemahaman mereka tentang konsep Sistem Tata Surya dan Gerhana masih belum maksimal. Hal ini terlihat dari persentase yang telah disajikan pada tabel 1. Dimana nilainya kurang dari 100% pada butir pertanyaan 1, 4, 8, 9, 10, 12, dan 17. Oleh sebab itu, peneliti memutuskan untuk mengembangkan perangkat purwarupa alat peraga

Astronomi yang terdiri dari Sistem Tata Surya dan Gerhana.

2. Tahap Perancangan (Design)

Pada tahap ini peneliti menentukan bahan dan ukuran yang tepat untuk membuat purwarupa astronomi yang cocok untuk anak tunanetra. Bahan yang digunakan adalah bahan dari kayu dan untuk ukuran miniatur matahari, bulan dan planet lainnya dibuat sedemikian rupa sehingga terlihat memiliki ukuran yang proposional. Sedangkan untuk asteroid, umbra, dan panumbra dibuat dari kertas amplas yang berbeda tingkat kekasarannya. Adapun rancang awal dari peraga terlihat pada Gambar 2.

Gambar 2. Rancang awal peraga Astronomi 3. Tahap Pengembangan (Develope)

Rancang perangkat awal sudah disempurnakan sampai mencapai bentuk yang paling sesuai. Peneliti mendapat pengarahan dari pembimbing bahwa agar purwarupa mudah digunakan maka dilengkapi dengan petunjuk penggunaannya yang terdapat di Lembar Kerja Siswa (LKS) dalam bentuk Braille. Produk akhir purwarupa dari kotak Sistem Tata Surya berdimensi 60cm x 30cm x 30cm dan kotak Gerhana berdimensi 48cm x 30cm x 28cm. Adapun bentuk akhir dari purwarupa peraga Astronomi seperti yang ditampilkan pada Gambar 3.

(a)

(b)

Gambar 3. Bentuk akhir purwarupa (a) Sistem Tata Surya dan (b) Gerhana

(4)

Prosiding Pertemuan Ilmiah XXVIII HFI Jateng & DIY, Yogyakarta, 26 April 2014 ISSN : 0853-0823

Setelah itu, dilakukan uji kelayakan produk melalui angket penilaian oleh Guru SMA Muhammadiyah 4 Yogyakarta dan Ahli Media. Adapun hasil dari penilaian kelayakan produk tersaji dalam Tabel 2 dan Tabel 3 Tabel 2. Validitas Penilaian Purwarupa Sistem Tata Surya

No . Aspek penilaian Skor Rata2 Penilaian Skor Rata2 Ideal Persentase Penilaian (100%) Kategori Kualitas 1 Kualitas Konstruksi 6 6 100% Baik (B) 2 Aspek Teknis 6 6 100% Baik (B) 3 Kejelasan Tulisan Braille 2 2 100% Baik (B) Jumlah 14 14 100% Baik (B)

Tabel 3.. Validitas Penilaian Purwarupa Gerhana

No. Aspek penilaian Skor Rata2 Penilaian Skor Rata2 Ideal Persentase Penilaian (100%) Kategori Kualitas 1 Kualitas Konstruksi 6 6 100% Baik (B) 2 Aspek Teknis 6 6 100% Baik (B) 3 Kejelasan Tulisan Braille 2 2 100% Baik (B) Jumlah 14 14 100% Baik (B)

Berdasarkan Tabel 2 dan 3, hasil penilaian kevalidan produk purwarupa bernilai 100% yang dinyatakan dalam kategori baik. Dari hasil angket tersebut dinyatakan bahwa produk purwarupa alat peraga Astronomi sudah layak digunakan sebagai perangkat pembelajaran bagi siswa tunanetra.

Setelah produk dinyatakan layak, produk purwarupa diuji coba terbatas kepada siswa tunanetra kelas XII SMA Muhammadiyah 4 Yogyakarta. Hasil dari uji coba yang dilakukan menunjukkan bahwa siswa tunanetra dapat meletakkan dengan tepat dan benar miniatur matahari, planet, dan bulan sehingga membentuk susunan Sistem Tata Surya dan Gerhana. Hal ini menunjukkan bahwa siswa tunanetra juga dapat membedakan ukuran-ukuran dari setiap miniatur tersebut. Setelah uji coba dilaksanakan, siswa tunanetra mengisi angket respon terhadap penggunaan purwarupa alat peraga Astronomi. Hasil respon siswa tersaji dalam Tabel 4 dan 5.

Berdasarkan Tabel 4 dan 5, hasil dari respon siswa tunanetra menyatakan bahwa purwarupa Sistem Tata Surya bernilai 97,92% dengan kategori baik dan purwarupa Gerhana bernilai 100% dengan kategori baik. Dari hasil penilaian tersebut dapat disimpulkan bahwa respon siswa tunanetra terhadap penggunaan purwarupa alat peraga Astronomi dinilai baik.

4. Tahap Penerapan (Dessiminate)

Penelitian ini menggunakan uji coba terbatas sehingga produk yang dihasilkan hingga tahap pengembangan. Purwarupa alat peraga Astronomi belum diterapkan dalam proses pembelajaran di sekolah inklusi ataupun SMA Luar Biasa.

Tabel 4. Respon Siswa Terhadap Purwarupa Sistem Tata Surya

No Aspek Tanggapan Skor Rata2 Skor Rata2 Ideal Persentase (%) Kategori 1 Kualitas Konstruksi 16 16 100% Baik 2 Aspek Teknis 19 20 95% Baik 3 Kejelasan Tulisan Braille 12 12 100% Baik Jumlah 47 48 97.92% Baik

Tabel 5. Respon Siswa Terhadap Purwarupa Gerhana

No. Aspek Tanggapan Skor Rata2 Skor Rata2 Ideal Persentase (%) Kategori 1 Kualitas Konstruksi 16 16 100% Baik 2 Aspek Teknis 28 28 100% Baik 3 Kejelasan Tulisan Braille 12 12 100% Baik Jumlah 56 56 100% Baik V. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis yang telah dilakukan terhadap temuan-temuan selama uji coba kelayakan produk purwarupa alat peraga Astronomi yang telah dikembangkan dapat disimpulkan sebgai berikut:

1. Produk purwarupa alat peraga Astronomi untuk anak tunanetra layak digunakan.

2. Respon siswa tunanetra terhadap penggunaan purwarupa alat peraga Astronomi baik

UCAPAN TERIMA KASIH

1. Lembaga Penelitian dan Pengembangan (LPP) UAD Yogyakarta karena telah mendanai penelitian ini melalui Dr. Yudhiakto Pramudya.

2. SMA Muhammadiyah 4 Yogyakarta karena memberikan ijin untuk melakukan penelitian.

PUSTAKA

[1] Efendi, Mohammad. 2006. Pengantar Psikopedadogik Anak Berkelainan. Jakarta: Bumi Aksara.

[2] Anonim, Astronomi, 2014. Website: http://id.wikipedia.org/wiki/Astronomi diakses tanggal 2 Januari 2014.

[3] Pena, B.M, Gil Quilez, M.J. (2010). The Importance of images in astronomy education, International Journal of Science Education. Vol 23. No.11, 1125-1135.

(5)

Fitri Nur Hikmah / Pembuatan Purwarupa Alat Peraga Astronomi Untuk Siswa Tunanetra 257

Prosiding Pertemuan Ilmiah XXVIII HFI Jateng & DIY, Yogyakarta, 26 April 2014 ISSN : 0853-0823

[4] Anonim, Purwarupa, 2013. Website: http://id.wikipedia.org/wiki/Purwarupa diakses tanggal 10 Januari 2014.

[5] Somantri, Sutjihati. 2007. Psikologi Anak Luar Biasa. Bandung: Refika Aditama.

[6] Anonim, Braille, 2013. Website: http://id.wikipedia.org/wiki/Braille diakses tanggal 1 Januari 2014.

[7] Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

[8] Trianto. 2010. Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta: Bumi Aksara.

[9] Subana, Rahadi dan Sudrajat. 2000. Statistik Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia.

TANYA JAWAB Emy Kustinah, UAD

? Urutan planet dalam gambar? Mengapa tidak dibuat melingkar agar dapat melihat revolusinya? Apakah tidak menimbulkan miss komunikasi dalam pembelajaran?

Fitri Nur Hikmah, UAD

@ Purwarupa sistem tata surya hanya untuk menjelaskan /mendeskripsikan bahwa susunan dari tata surya diawali dari merkurius, venus, bumi, mars, jupiter, saturnus, neptunus, dan uranus yang semua berpusat di matahari, untuk penjelasan revolusi planet dijelaskan dalam modul pembelajaran. Berdasarkan wawancara mengenai konsep tata surya para tunanetra sudah mengetahui bahwa planet itu melakukan revolusi terhadap matahari.

Gambar

Gambar 1.  Alur Penelitian Model 4-D
Gambar 3.  Bentuk akhir purwarupa (a) Sistem Tata Surya  dan (b) Gerhana
Tabel 2. Validitas Penilaian Purwarupa Sistem Tata Surya  No .  Aspek  penilaian  Skor  Rata2  Penilaian  Skor  Rata2 Ideal  Persentase Penilaian (100%)  Kategori Kualitas  1  Kualitas  Konstruksi  6  6  100%  Baik (B)  2  Aspek  Teknis  6  6  100%  Baik (

Referensi

Dokumen terkait

Menurut Gagne, Wager, Goal, & Keller [6] menyatakan bahwa terdapat enam asusmsi dasar dalam desain instruksional. Keenam asumsi dasar tersebut dapat dijelaskan

Pengaruh rasio total asset turn over terhadap perubahan harga saham adalah semakin cepat tingkat perputaran aktivanya maka laba bersih yang dihasilkan akan

Artikel ini merupakan bagian dari Penelitian Tindakan Kelas. Penulisan artikel ini dilatarbelakangi oleh kurangnya kemampuan guru dalam mengenalkan kosakata bahasa Inggris

Jadi dalam penelitian ini fenomena yang akan diteliti adalah mengenai keadaan penduduk yang ada di Kabupaten Lampung Barat berupa dekripsi, jumlah pasangan usia

Terima kasih kepada seluruh Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik yang telah memberikan ilmu dan arahan untuk menyelesaikan skripsi ini dengan

Hasil analisis validasi media buku saku yang dilakukan oleh tujuh orang validator menyatakan bahwa buku saku hasil inventarisasi tumbuhan berpotensi tanaman hias

sama halnya dengan Discharge Planning yang ada di RSU Sari Mutiara Medan, dari hasil survey peneliti di ruang rawat inap merak Lantai II Gedung Lama RSU Sari Mutiara

Bersama dengan ini, kami mengucapkan banyak terima kasih untuk semua bantuan yang berupa saran, petunjuk, bimbingan, dukungan, dan kesempatan yang telah diberikan selama