• Tidak ada hasil yang ditemukan

Ad. 1. Memperoleh gambaran sejarah dan identitas Desa Sembir Kota Salatiga dalam konteksgeneologisnya.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Ad. 1. Memperoleh gambaran sejarah dan identitas Desa Sembir Kota Salatiga dalam konteksgeneologisnya."

Copied!
90
0
0

Teks penuh

(1)

Lampiran Kuisioner

Pedoman Pertanyaan

TINDAKAN POLITIK PEMILU YANG DILAKUKAN

PEREMPUAN MARGINAL

(Studi Kasus Pemandu Karaoke Kaum Marginal di Sarirejo Kota Salatiga)

Tujuan Penelitian

1. Mendeskripsikan kesadaran politik perempuan marginal di Desa Sarirejo dalam Pemilu 2014

2. Mendeskripsikan tindakan politik kritis perempuan marginal di Desa Sarirejo dalam Pemilu 2014

3. Menjelaskan dialektika kesadaran politik dan tindakan politik perempuan marginal dalam Pemilu 2014

Item pertanyaan

Ad. 1. Memperoleh gambaran sejarah dan identitas Desa Sembir Kota Salatiga dalam konteksgeneologisnya.

1.1 Apa arti nama Desa Sembir?

1.2 Bagaimana sejarah desa Sembir, sampai terbentuknya sekarang? 1.3 Apa bedanya Desa Sembir dahulu dengan yang sekarang?

1.4 Apakah identitas tersebut (sebenarnya) penting dipertahankan? Alasannya?

1.5 Apakah dengan adanya konsep wisata karaoke Sembir masih tetap banyak peminatnya? Kalau iya alasannya apa?

1.6 Apakah ada ukuran hidup yang berhasil dalam kehidupan masyarakat Desa Sembir? Apakah sudah tercapai? Jelaskan. Apakah belum tercapai? Jelaskan

Ad. 2. Memperoleh profil informan (modal sosial) 2.1 Siapa nama anda? (L/ P)

2.2 Dimana alamat tempat tinggal anda? 2.3 Berapa usia anda?

2.4 Apa pendidikan terakhir anda? 2.5 Sejarah pekerjaan?

2.6 Apa pekerjaan utama anda? 2.7 Apa pekerjaan sampingan anda? 2.8 Apa status pernikahan anda?

2.9 Bila sudah menikah, berapa anak anda?

(2)

2.10 Berapa usia anak anda?

2.11 Apa pendidikan terakhir anak anda?

2.12 Berapakah pendapatan kotor anda perhari/ minggu/ bulan? 2.13 Berapakah pengeluaranl anda perhari/ minggu/ bulan?

Ad. 3. Memperoleh profil informan dalam berorganisasi/ komunitas

3.1 Apa anda tergabung dalam salah satu organisasi di tempat tinggal anda sekarang? Jelaskan!

3.2 Berapa lama anda tergabung dalam komunitas anda saat ini? 3.3 Apa jabatan anda dalam komunitas wilayah anda saat ini?

3.4 Apa komunitas anda memberikan pendidikan politik menjelang pemilu? Jelaskan!

Ad. 4. Memperoleh pengalaman informan dalam pendidikan politik

4.1 Jika anda mendapatkan pendidikan politik, bagaimana anda

memperolehnya? Jelaskan!

4.2 Apa harapan anda dengan adanya pendidikan politik yang dilakukan komunitas anda, bila ada tolong jelaskan!

4.3 Apa yang anda dapatkan dari pendidikan politik? Jelaskan!

4.4 Jika anda tidak mendapatkan pendidikan politik, apa yang anda lakukan? Jelaskan!

Ad. 5. Mendeskripsikan kesadaran politik perempuan marginal di Desa Sarirejo dalam Pemilu 2014

5.1 Apa arti/ makna pemilu menurut pendapat anda?

5.2 Apa pemilu kemarin berguna atau tidak bagi anda dan komunitas anda? Jelaskan!

5.3 Apa penting anda berperan aktif dalam pemilu? Jelaskan! 5.4 Apa penting suara anda dikhawal? Jelaskan!

Ad.6. Memperoleh gambaran sosok pemilih yang cerdas dan bertanggung jawab dalam pemilu 2014

6.1 Apa saja yang menjadi persoalan anda sebagai komunitas sarirejo? Jelaskan!

6.2 Apa saja yang menjadi kebutuhan anda sebagai komunitas sarirejo? Jelaskan!

6.3 Apa pendapat anda tentang calon legislatif yang anda kenal di daerah anda atau sekitar wilayah anda?

6.4 Apa program calon legislatif kemarin sesuai dengan kebutuan masyarakat, khususnya di wilayah anda?

(3)

Ad. 7. Memperoleh gambaran perempuan marginal dalam mengawal dan mengontrol suara mereka dalam pemilu

7.1 Apa pendapat anda tentang partai politik yang ada?

7.2 Apa ada program partai yang tepat untuk masyarakat, khususnya di wilayah anda?

7.3 Partai politik apa yang menjadi favorit anda? Mengapa anda memilih partai tersebut? Jelaskan!

7.4 Bagaimana partai politik itu mewakili atau menjawab kebutuhan anda? 7.5 Caleg mana (siapa) yang anda pilih? Mengapa anda memilih caleg

tersebut?

7.6 Apa masyarakat di wilayah anda sangat antusias saat pemilu 2014?

7.7 Apa pendidikan tentang pemilih dan pemilu sudah dilakukan di wilayah anda?

7.8 Bagaimana anda membangun jejaring untuk kepentingan mengontrol suara anda dan komunitas anda?

(4)

Lampiran 1. Hasil Wawancara dengan Ketua RW 09 desa Sarirejo kota Salatiga

Hasil wawancara dengan Ketua RW 09 Sarirejo 9 Juli 2014

Febri : Namanya siapa bu? Ketua RW : Bu Titik

Febri : Berapa umurnya bu? Ketua RW : 62 tahun

Febri : Statusnya masih menikah bu?

Ketua RW : Iya mbak masih. Anak saya ada 2 tapi sudah berkeluarga semua. Febri : Anak ibu pendidikan terakhirnya apa bu?

Ketua RW : Anak saya semua lulusan STM mbak. Febri : Sudah jadi ketua RW berapa tahun? Ketua RW : 3 tahun besok bulan juli selesai. Febri : Pekerjaan tetap?

Ketua RW : Wirausaha

Febri : Kalau dulu ibu kerjanya apa ya? Ketua RW : Dari dulu sih mbak saya itu wirausaha.

Febri : Sampingan?

Ketua RW : Tidak ada

Febri : Penghasilan perhari/ perbulan? Ketua RW : 150 ribu per hari satu hari satu malam Febri : Pengeluaran berapa?

Ketua RW : Pengeluaran sih banyak sering minus, soalnya kan punya cucu, sodara yang harus dibantu.

(5)

Febri : Biasanya pengeluaran berapa bu? Ketua RW : Biasanya sehari bisa 50 ribu Febri : Terus ini sudah nyoblos bu? Ketua RW : Sudah

Febri : Jam berapa tadi bu?

Ketua RW : Tadi jam 8 saya, tadi saya disini 3 jam terus pulang masak dulu. Febri : Nyoblos siapa bu?

Ketua RW : RHS lho, (sambil ketawa).

Febri : Kenapa bu nyoblos yang tadi ibu coblos?

Ketua RW : Ya saya tadi nyoblos pak jokowi itukan pak jokowi sederhana, orang desa seperti saya, dan dia itu biar pun menjadi pejabat tapi dengan warga kecil perhatikan, dan dia mendatangi warga sampai kampong dipelosok-pelosok.

Febri : Apa harapan ibu kedepan? Ketua RW : Ya semoga apa-apa murah.

Febri : Antusias warga tinggi atau tidak bu? Ketua RW : Ya, kelihatannya tinggi

Febri : Kalau pemandu karaokenya pada nyoblos disini atau tidak bu? Ketua RW : Pemandu karaoke tidak ada yang nyoblos disini ya ada yang

pulang ada yang tidak. Dan yang tidak pulang saya tegur tadi. Saya juga mengancam kalau mereka hanya diam saja didepan rumah saya panggilkan satpol pp. “tidak bu, saya akan masuk” kata mereka.

Febri : Kenapa mereka tidak mau ikut nyoblos?

Ketua RW : Tidak tahu kenapa, soalnya saya mau tanya yang punya rumah tidak ada. Kalau ada yang punya rumah saya tanya sungguh.

Febri : Kalau untuk warga RW 09 ada sosialisasi pemilu bagi warga yang bukan asli RW 09?

(6)

Ketua RW :Tidak, tidak ada mbak. Ya kalau dari PKK itu ada, tapi paling mengajak buat ikut nyoblos dalam rangka pesta rakyat, dan harus mematuhi peraturan.

Febri : Kalau disini paling banyak warganya memilih nomor berapa bu? Ketua RW : Nomor dua

Febri : Kenapa bu?

Ketua RW : Gak tau, tapi yang saya tahu yang saya ceritakan tadi. Pak jokowi merakyat, sederhana, gak pandang bulu.

Febri : Kalau dari tadi pagi suasana TPS sepi atau ramai?

Ketua RW : Jadi mulai jam 7 itu sudah ramai, kalau siang sudah agak sepi, karena mereka pasti pada kerja. Karena yang kerja tidak libur, seperti pegawai toko dan lain-lain.

Febri : Kalau disini PKnya mayoritas orang mana bu?

Ketua RW : Wah, bermacam-macam mbak, itukan pada kontrak semua sistemnya. Kayak dari purwodadi, ambarawa, jawa timur, dll.

Febri : Kalau kabar tentang dolly yang di jawa timur itu mau di tutup ibu tahu?

Ketua RW : Tahu.

Febri : Itu pada lari kemari?

Ketua RW : Tidak ada, karena waktu rapat kemarin sudah ada ketentuan gak menerima anak baru dari dolly.

Febri : Tapi pemilu ini suasananya beda atau tidak?

Ketua RW : Beda mbak, ini warga banyak yang datang. Tapi beda dengan pileg kemarin, karena yang pilpres ini terlalu kepagian.

Febri : Kalau pileg kemarin memang mulai jam brp?

Ketua RW : Jam 8 sampai jam 3 sore. Kalau pilpres ini kan terlalu pagi.

Febri : Selama ini ada kendala apa, mungkin saat kampanye, atau mungkin ada tim sukses?

(7)

Ketua RW : Tidak ada mbak. Tidak ada kampanye disini. Dan ada pun ya di GPD, saya juga heran kenapa tidak ada kampanye.

(8)

Hasil wawancara dengan Ketua RW 09 Sarirejo

Bu Titik : Pak camat dan bujuminten itu orang yang pertama tinggal di daerah sarirejo ini.

Febri : Itu tahun berapa bu?

Bu Titik : Tahunnya kok lupa ya, pokoknya saya bikin rumah diatas itu tahun 73 saya bikin rumah, tapi saya bikin rumah sudah banyak rumah. Jadi 73 kebawah harusnya 56-an itu sudah mulai ada rumah2. Terus saya lama-lama beli tanah disini di kotamadya. Terus ada orang masuk sini bikin rumah. Kalau tanah dulu disini 1 kapling 15 ribu. Saya dulu beli 3 kapling 45 ribu. Tempatnya bu klerek itu pindahan dari salatiga juga terus bu juminten itu pindahan dari salatiga juga. Dulu di salatiga juga ada lokalisasi di karanganyar. Kemudian karanganyar operasi terus digusur, kemudian cari tanah sini. Dan lurahnya yang namanya pak metro karyo mengijinkan. Tapi beliau sudah meninggal.

Febri : Adanya tempat lokalisasi disini tahun berapa?

Bu Titik : Berapa ya, saya sudah disini sudah ada tempat lokalisasi. Febri : Dulu PSK sudah banyak atau belum?

Bu Titik : Ya belum, soalnya dulu cumin ada 3 rumah saja, 1 rumah 3-4 PSK. Paling banyak ya rumahnya pak camat ada 8 PSK. Setelah itu narik-narik mana yang mau jadi mucikari disini. Lama-lama ya banyak. Sampai sekarang. Hanya saja saya lupa kapan penutupan tempat lokalisasi sini. Nanti saya tanyakan dulu kapan ditutupnya, dan sejarah tentang lokalisasi sini. Setiap ada tamu, kalau ikut makan yang punya rumah waktu dulu itu 1000 rupiah, dan PSKnya itu paling rendah 1500-2000 rupiah. Itu sudah orang kaya yang kemari. Terus waktu dulu kan ada PKI itu kemudian PKI digerakkan buat jalan diatas. Yang bikin jadi jalan sampai jadi itu PKI. Sudah 80% jadi jalannya kemudian yang meneruskan orang sini.

Febri : Penting gak sih bu identitas nama sembir atau konsep lokalisasi tetap dipertahankan?

Bu Titik : Gaklah mbak. Soalnya kan sekarang juga sudah berubah jadi wisata karaoke. Kalau soal nama sembir harus dibiasakan mulai

(9)

dari warga sarirejo sendiri menyebut daerahnya bukan lagi sembir tapi sarirejo. Soalnya sembir itu bukan di daerah sini juga mbak. Febri : Semenjak konsep tempat ini dirubah jadi tempat karaokean,

daerah sini tetap ramai atau tidak bu?

Bu Titik : Iya masih sih mbak. Soalnya kan sekarang orang-orang pada suka karaokean. Hanya saja tidak seramai yang dulu.

Febri : Warga sini ada ukuran untuk hidup gak? Bu Titik : Maksudnya gimana ya mbak?

Febri : Umm, maksudnya warga sini merasa berhasil kalau melakukan apa gitu?

Bu Titik : Gak ada sih mbak. Soalnya orang-orang sini yang penting bisa makan, bisa mencukupi kebutuhan sehari-hari. Udah itu aja.

Febri : Oh gitu ya bu... terus ibu di daerah sini gabung sama komunitas atau organisasi tidak? Kalau iya apa?

Bu Titik : Ya paling dasawisma atau PKK mbak. Saya kan juga ketua RW 09 jadi mesti ikut kegiatan-kegiatan dikampung.

Febri : Sudah berapa lama tergabung di organisasi itu bu? Bu Titik : 3 tahun besok bulan juli selesai.

Febri : Memangnya jabatan ibu apa? Bu Titik : Sayajadiketua RW 09 mbak.

Febri : Oya, ibu dapat pendidikan politik dari organisasi ibu?

Bu Titik : Tidak, tidak ada mbak. Ya kalau dari PKK itu ada, tapi paling mengajak buat ikut nyoblos dalam rangka pesta rakyat, dan harus mematuhi peraturan.

Febri : Kalau ibu mendapat pendidikan politik bagaimana ibu

mendapatkannya?

Bu Titik : Ya ikut sosialisasi dari PKK tadi mbak.

Febri : Maksudnya caranya bagaimana ibu bisa dapat?

(10)

Bu Titik : Ya kan dari PKK kota mendapatkan penyuluhan tentang pemilu itu, kemudian disampaikan ditingkat kampung.

Febri : Memang kapan diadakannya itu?

Bu Titik : Wah, kapanya nok. Ibu lupa tuh. Yang jelas ada kok. Terus dari UKSW juga sempat kasih penyuluhan. Itu malah langsung sama KPUnya. Tapi memang tidak semua bisa hadir soalnya tempatnya kan muat orang sedikit.

Febri : Terus harapannya ibu dengan pendidikan politik yang diperoleh warga sini untuk pemilu seperti apa?

Bu Titik : Ya semoga warga tetap ikut nyoblos dan memilih sesuai dengan hati dan nurani mereka. Soalnya juga ini buat masa depan negara kita.

Febri : Apa aja sih bu yang di dapat dari ikut pendidikan politik?

Bu Titik : Ya bagaimana cara mencoblos mbak. Kalau soal dijelaskan tentang visi misi calon saya tidak dapat.

Febri : Misal ibu gak dapat pendidikan politik, apa yang ibu lakukan? Bu Titik : Ya paling cari tau dari teman-teman atau nonton berita di telivisi

mbak.

Febri : Sebenarnya apa makna pemilu buat ibu pribadi? Bu Titik : Pemilu itu kan nantinya ganti seorang pemimpin.

Febri : Pemilu kemarin berguna gak sih buat ibu dan warga disini?

Bu Titik : Ya berguna sih mbak. Soalnya kan kita cari pemimpin yang lebih baik. Jadi mesti ikut nyoblos juga.

Febri : Sebenarnya apa sih yang jadi persoalan warga sini?

Bu Titik : Persoalannya ya banyak sebenarnya mbak. Mulai dari keuangan, pendidikan, sampai kesehatan. Karena di daerah sarirejo kebanyakan pemandu karaoke orang gak punya. Pendidikan juga paling lulus SMP. Kalau soal kesehatan ya sudah pasti penduduk rawan terkena penyakit karena dampak lokalisasi dulu. Kalau sekarang sih mungkin masih ada praktek seksual itu, tapi terselubung.

(11)

Febri : Terus apa sih yang jadi kebutuhan warga sini?

Bu Titik : Kebutuhannya ya itu tadi mbak. Pendapatan yang cukup, pekerjaan yang enak. Bisa mencukupi keluarga dan anak.

Febri : Menurut ibu penting gak ikut dan aktif dalam pemilu?

Bu Titik : Oh, iya penting. Itu kan untuk perubahan juga mbak. Jadi harus ikut nyoblos.

Febri : Terus penting atau tidak suara ibu dikhawal?

Bu Titik : Ya penting juga. Soalnya kan banyak sekali orang-orang yang nakal untuk ganti-ganti kertas coblosan punya orang. Tapi selama ini di sarirejo aman kok. Gak ada yang curang.

Febri : Ohh, terus apa tanggapan ibu soal calon-calon legislatif kemarin? Bu Titik : Aduh, gak tau saya mbak.

Febri : Bu, kira-kira program-program partai yang ada tepat atau tidak dengan kebutuhan warga disini?

Bu Titik : Programnya apa saja saya tidak tau pastinya mbak. Febri : Terus apa pendapat ibu tentang partai-partai yang ada?

Bu Titik : Semua partai sebenarnya bagus-bagus. Hanya saja saya juga tidak terlalu mengerti kerjanya partai itu apa-apa saja.

Febri : Terus bagaimana partai politik bisa menjawab kebutuhan warga sini bu?

Bu Titik : Ya paling tidak lapangan pekerjaan terbuka banyak. Anak-anak dapat pendidikan yang tinggi, apa-apa murah.

Febri : Kalau partai politik. Partai politik apa yang jadi favorit ibu? Dan mengapa partai itu?

Bu Titik : Gak ada mbak. Semua partai politik sama. Semua pingin Indonesia menjadi lebih baik lagi.

(12)

Lampiran 2. Hasil Wawancara dengan Ketua LSM Tegar di desa Sarirejo kota salatiga

Hasil wawancara dengan Ketua LSM Tegar pak Alfred 21 agustus 2014 Febri : Namanya siapa ya pak?

Responden : Alfred Lihurnia Febri : Umurnya berapa? Responden : 50 tahun

Febri : Pekerjaannya apa pak? Responden : Di LSM-LSM mbak.

Febri : Kapan LSM Tegar ini mulai ada? Responden : Tahun 2006 mbak.

Febri : Terus kenapa bapak tertarik bergerak di daerah Sarirejo?

Responden : Jadi saya merasa prihatin dengan masalah sosial yang ada terutama dibidang kesehatan, yang semakin meningkatnya jumlah penderita HIV/ AIDS. Kemudian saya mulai bergerak didaerah-daerah yang rawan terkena virus HIV itu.

Febri : Selain di Sarirejo daerah mana lagi yang bapak gerakkan?

Responden : Di daerah kabupaten Semarang mbak. Tepatnya di Kopeng dan Bandungan. Tapi sekarang Kopeng dan Bandungan sudah tidak terlalu rawan lagi pula LSM dari kabupaten Semarang juga sudah mulai bergerak. Jadi saya lebih fokus lagi ke Sarirejo saja.

Febri : Apa di Kopeng dan Bandungan juga sudah menggunakan nama LSM Tegar saat itu?

Responden : Iya mbak.

Febri : Itu serentak di tahun yang sama yaitu 2006 atau beda-beda saat terjun kewilayah Kopeng dan Bandungan?

Responden : Itu serentak mbak, di Sarirejo ya di Kopeng dan Bandungan.

(13)

Febri : Owh, iya pak. Terus kalau soal nama. Dulu Sarirejo kan lebih dikenal Sembir, sampai sekarang pun orang lebih familiar dengan nama Sembir. Itu bagaimana ceritanya pak?

Reponden : Jadi mbak, orang-orang itu salah kaprah. Sembir itu suatu kampong diatasnya Sarirejo. Yang daerah kebun karet naik itu lho mbak. Nah itu namanya kampong Sembir. Cuman orang-orang taunya Sembir itu ya Sarirejo itu, padahal bukan. Nah yang orang-orang Sembir asli juga marah kalau daerah mereka sering dibuat ejek-ejekan dalam makna negatif. Makannya orang-orang Sarirejo sekarang juga gak mau daerah mereka disebut Sembir, maunya ya desa Sarirejo.

Febri : Owalah. Terus tingkat kesadaran pemandu karaoke (PK) saat ini dalam bidang kesehatan menurut bapak meningkat atau sama saja? Responden : Walah mbak, sekarang ini sudah meningkat ya kira-kira 80%.

Dulu itu saya harus datangi satu-satu PK-PKnya supaya mereka mau diperiksa. Sekarang tinggal dikentongi saja dari balai pertemuan mereka sudah dating sendiri.

Febri : Umm, terus LSM Tegar itu berdiri sendiri atau bekerja sama dengan pemerintah pak?

Responden : Berdiri sendiri dan saat itu kita belum bekerja sama dengan pemerintah. Nah, waktu saya melakukan pendekatan kepemerintah baru dinas kesehatan merespon. Mereka mau berkerja sama.

Febri : Pak, saat belum bekerja sama dengan pemerintah apa yang dilakukan LSM Tegar di daerah yang rawan terkena virus HIV tadi?

Responden : Ya cumin melakukan penyuluhan atau sosialisasi saja mbak. Kita memberikan penyadaran bagi PK-PK saat itu. Memberikan penyadaran bagi orang lain itu kan gak mudah mbak. Sudah sampai saat ini saja kami merasa senang.

Febri : Lalu kegiatan apa saja yang diberikan LSM Tegar selain pemeriksaan rutin tiap minggunya?

Responden : Dulu sempat kita memberikan pelatihan wirausaha atau keterampilan, ya seperti menjahit. Tapi ya gak semuanya kemudian tertarik untuk berpindah profesi mbak. Paling cuman 1-2 orang saja yang akhirnya pulang kampong dan beralih pekerjaan.

(14)

Febri : Owh, kemudian pak, dulu Sarirejo ini kan dikenal sebagai tempat lokalisasi, tapi sekarang-sekarang ini berubah menjadi tempat wisata karaoke, itu sejak kapanya pak?

Responden : Sebenarnya itu masih digodog dari pemerintah daerah dan dinas pariwisata mbak. Apakah nantinya Sarirejo tetap menjadi lokalisasi, atau ditutup atau justru berubah menjadi tempat wisata karaoke. Nah, keputusannya bulan oktober ini. Tapi warga sendiri sudah membiasakan diri dengan merubah daerah mereka menjadi kawasan wisata karaoke, namun tidak menutup kemungkinan masih dilakukan sistem lokalisasi tadi, hanya saja ditutupi dengan tempat karaoke itu.

Febri : Umm, terus pak apa sampai sekarang PK-PK itu apa juga masih bekerja selayaknya PSK-PSK pak?

Responden : Iya itu pasti, dan paling dilakukan di kost-kostan mereka atau mes. Cuman ya sembunyi-sembunyi. Tapi PK-PK itu kalau disebut PSK tidak mau. Mereka maunya disebut PK, dan saya kalau memberikan surat keterangan untuk mahasiswa yang melakukan penelitian dengan nama PK Sarirejo. PK-PK itu saja juga setiap bertemu saya pasti curhat, apapun itu.

Febri : Owh, berarti mereka sudah merasa nyaman sama bapak dalam artian sebagai konsultanya pak?

Responden : Iya pasti itu mbak. (dilanjutkan dengan kami tertawa).

(15)

Lampiran 3. Hasil Wawancara dengan Ketua KPPS 22 RW 09 desa Sarirejo kota Salatiga

Wawancara dengan ketua KPPS TPS 22 Desa Sarirejo 9 Juli 2014 Febri : KPPS namanya bapak siapa?

Ketua KPPS : Pak Sutono

Febri : Umurnya berapa? Ketua KPPS : 70 tahun.

Febri : Kenapa bisa jadi ketua KPPS diminta atau kesediaan sendiri? Ketua KPPS : Itu karena dari tahun 77 tinggal disini itu setiap ada pemilihan

umum, pilkada, pileg, ketuanya pasti saya. Karena disini dulu termasuk daerah tertinggal.Masalahnya dulu sini bekas lokalisasi, jadi banyak yang gak sekolah, saya dianggap kemampuannya lebih jadi dianggap paling lebih.

Febri : Lhoh, memang sejarahnya sembir itu seperti apa pak?

Ketua KPPS : Sebenarnya desa ini bukan sembir namanya tapi Sarirejo mbak. Hanya gara-gara sarirejo dekat dengan daerah yang namanya sembir maka orang-orang menyebutnya sembir. Terus kira-kira 15tahun yang lalu daerah sini merupakan tempat lokalisasi, kemudian berubah menjadi wisata karaoke. Kemudian orang-orang dibiasakan menyebut daerah ini dengan sarirejo. Tapi tetap saja susah mbak. Karena orang-orang taunya daerah sini ya sembir. Nah, terus banyak orang yang datang ke sarirejo ini untuk bekerja. Jadi dari dulu PSK-PSKnya itu kebanyakan orang pendatang mbak. Sampai sekarang PSK disebut jadi PK pemandu karaoke juga masih banyak orang luarnya. PK-PK ini juga banyak yang hanya lulus SD, SMP atau bahkan tidak sekolah. Makannya saya karena lebih tua dan berpengalaman makannya diminta setiap pemilu jadi ketua KPPS. Hanya ini yang terakhir saja. Karena saya sudah semakin tua, dan semakin berat. Biar yang muda-muda yang menggantikan saya mbak.

Febri : Terus pak ada bedanya gak sarirejo yang dulu dengan sarirejo yang sekarang?

(16)

Ketua KPPS : Kalau beda pasti ada mbak. Dulu disini tempat lokalisasi sekarang jadi tempat wisata karaoke. Terus dulu ramai sekali sekarang ya lumayanlah mbak.

Febri : Kenapa pak sampai dulu ramai sekarang tidak?

Ketua KPPS: Ya karena disini jadi tempat wisata karaoke itu mbak. Di Salatiga kan tempat-tempat karaokean kan banyak. Jadi coro-corone kalah saing mbak. Tapi gaklah, disini juga masih tetap ada pelanggan setia kok.

Febri : Terus penting atau tidak pak mempertahankan identitas daerah sini yang dulu tempat lokalisasi sekarang berubah?

Ketua KPPS : Ya penting sih mbak. Soalnya kan itu ciri khas daerah sini. Tapi kalau memang harus berubah ya berubah mbak.Karena kalau gak berubah tempat ini nanti bisa-bisa ditutup. Soalnya dari pihak pemerintahan kota juga sudah kasih peringatan untuk merubah. Tapi ya memang harus dibiasakan dengan keadaan yang baru sekarang mbak. Mulai dari penyebutan nama desa sarirejo sampai aktivitasnya disini.

Febri : Terus untuk hidup apa ada ukuran keberhasilan dalam hidup gak pak?

Ketua KPPS : Maksudnya mbak?

Febri : Ya maksudnya orang-orang sini merasa berhasil kalau mereka seperti apa?

Ketua KPPS: Oh, orang-orang sini merasa berhasil kalau mereka hidup berkecukupan. Paling gak, bisa nyekolahin anak-anaknya sampai tinggi.Ya belum sepenuhnya sih mbak semua warga disini bisa nyekolahin anaknya sampai tinggi.

Febri : Bapak dulu sekolah terakhir apa? Ketua KPPS : Tamat SMP

Febri : Pekerjaan tetap?

Ketua KPPS : Swasta, buka usaha karaokean mbak. Febri : Sebelumnya bapak bekerja apa?

(17)

Ketua KPPS : Dulu saya itu buruh mbak. Disuruh kerja apa saja mau. Nah, semenjak anak saya sudah banyak yang berkeluarga saya buka usaha karaokean. Itu kapannya saya lupa mbak.

Febri : Pekerjaan sampingan? Ketua KPPS : Buruh

Febri : Buruh apa pak?

Ketua KPPS : Ya buruh apa aja mbak. Kalau ada orang butuh tenaga saya pasti saya kerjakan.

Febri : Penghasilan perhari/ perbulan berapa? Ketua KPPS : Ya paling 1,5 juta

Febri : Kalau pengeluarannya berapa pak?

Ketua KPPS : Pengeluaran lebih karena punya usaha karaoke tapi kecil, roomnya cuman 1, PK gak ada kadang PK bawa sendiri tapi gak ada, jadi gak cukup kadang2 1,5 juta-2 juta.

Febri : Punya anak berapa pak?

Ketua KPPS : Anak saya 5 cuman sudah kerja semua, saya dirumah sama cucu saya, perempuan, masih sekolah SMK kelas 3, baru naik kelas. Febri : Terus bapak tergabung dalam suatu organisasi atau komunitas

tidak?

Ketua KPPS : Ya saya terdaftar dalam organisasi seperti PKK bapak-bapak, dan paguyuban karaoke. Iya saya hanya menjadi anggota mbak, kegiatannya paling cuman kumpul-kumpul saja dan bahas soal kampung mau ada kegiatan apa.

Febri : Bapak gabung dengan komunitas atau organisasi bapak sekarang semenjak kapan?

Ketua KPPS : Waduh, saya lupa mbak sudah berapa lama saya bergabung. Semenjak saya punya karaokean itu mbak. Saya lupa kapan tepatnya mbak. Kalau gak salah baru-baru ini juga mbak. Mungkin sudah 4 tahun ini.

Febri : Jabatan bapak di organisasi sebagai apa?

(18)

Ketua KPPS : Ya anggota itu mbak.

Febri : Di organisasi atau komunitas bapak ada pendidikan politik atau tidak?

Ketua KPPS : Kalau soal politik atau pendidikan politik itu tidak disampaikan cara-cara memilihnya sama paguyuban. Hanya saja Cuma dihimbau kalau pas pemilu besok harus tertib, nyaman dan aman.Hanya saja kemarin sempat ada kegiatan sosialisasi dari UKSW untuk kasih penyuluhan tentang pemilu, nah saya hadir tapi tidak masuk kedalam. Yang saya tahu hanya bagaimana tata cara pemilihan. Terus memilih sesuai hati, jangan ada paksaan atau iming-iming.Begitu mbak.

Febri : Kalau bapak mendapatkan pendidikan politik bagaimana bapak mendapatkannya?

Ketua KPPS : Saya gak dapat pendidikan politik itu mbak, tapi saya belajar dari baca koran dan berita di telivisi. Ya paling tentang calonnya siapa-siapa, terus nonton acara debat calon presiden kemarin. Ya semua calon bagus. Hanya saja memang kita harus memilih yang tegas dan penuh tanggung jawab mbak. Biar negara ini kembali aman dan gak ricuh.

Febri : Lalu apa yang bapak dapatkan dari mengikuti pendidikan politik tadi?

Ketua KPPS : Ya bagaimana saya memilih dengan bijak dan sesuai dengan hati saya mbak.

Febri : Terus kalau bapak gak dapat pendidikan politik, apa yang bapak lakukan biar bapak mengerti?

Ketua KPPS : Ya, saya cari tau berita lewat koran dan telivisi tadi mbak. Febri : Makna pemilu sendiri untuk bapak sebenarnya apa sih?

Ketua KPPS : Apa ya mbak ya. Paling pemilu itu pesta rakyat yang nanti rakyat memilih seorang pemimpin dengan pilihannya masing-masing, untuk membuat negara kita menjadi lebih baik lagi.

Febri : Pemilu kali ini berguna atau tidak pak untuk kita semua menurut bapak?

(19)

Ketua KPPS : Ya bergunalah mbak. Kan soalnya kita juga butuh pemimpin yang baru untuk membuat keadaan menjadi lebih baik lagi.

Febri : Oh…sebenarnya yang menjadi persoalan di daerah sarirejo sendiri apa sih pak?

Ketua KPPS : Persoalannya itu ya paling soal ekonomi mbak. Soalnya kebanyakan warga sari rejo itu warga gak punya.

Febri : Terus yang jadi kebutuhan warga disini apa pak?

Ketua KPPS : Sebenarnya yang kami butuhkan itu hidup yang serba berkecukupan, cari kerja gak susah, sekolah murah, apa-apa juga murah.

Febri : Pak, kalau menurut tanggapan bapak berperan aktif dalam pelaksanaan pemilu itu penting gak pak?

Ketua KPPS : Wah, ya penting mbak. Soalnya saya kan termasuk orang yang di tuakan di daerah ini. Jadi saya juga harus memberi contoh yang baik buat anak-anak muda.

Febri : Terus menurut bapak, suara bapak perlu dikhawal atau tidak? Ketua KPPS : Ya kalau itu penting juga mbak. Apalagi saya sekarang jadi ketua

KPPS jadi memang harus mengawal dari awal sampai akhir. Ya kalau pun saya gak jadi ketua KPPS saya juga tetap mengawal suara, karena takutnya nanti kalau terjadi kecurangan.

Febri : Kalau pendapat bapak tentang calon-calon legislatif yang kemarin gimana pak?

Ketua KPPS : Kalau kemarin caleg-caleg gak ada yang dari daerah sini mbak. Cuman yang saya tahu ya biasa mbak, kalau caleg-caleg itu banyak janjinya. Dan setelah jadi ya diam saja gak perjuangin rakyat kecil kayak saya gini ini. Ya saya ikut nyoblos. Lagian saya kan masih ketua KPPS. Ya kalau pemilihan legislative kemarin saya coblos saja sesuka saya. Saya kemarin coblos partai PDIP mbak.Iya karena daerah sini juga kebanyakan PDIP.

Febri : Memangnya bapak tau program-programnya itu tentang apa saja? Ketua KPPS : Nah, kalau itu saya kurang paham mbak.

(20)

Febri : Oh, iya pak. Kalau soal partai yang ada, apa pandangan tentang partai-partai ini?

Ketua KPPS : Ya terlalu banyak partai politik kan sekarang. Jadi saya juga bingung mereka kayak gimana. Yang saya tahu cuman PDIP, Golkar, PAN, Demokrat terus masih banyak lagi.Ya karena daerah sini kantong suranya PDIP ya sudah orang-orang sini pasti kebanyakan pilih PDIP.

Febri : Nah, tiap partai itu kana da programnya pak. Nah, apakah program partai-partai yang ada sudah tepat dengan kebutuhan warga disini?

Ketua KPPS : Kalau untuk soal program-program apa saja yang dibuat tiap partai saya gak tau mbak.

Febri : Kalau partai politik, partai politik apa yang jadi favorit bapak? Ketua KPPS : Ya PDIP itu mbak, soalnya orang-orang sini banyak yang pilih

PDIP. Apalagi memang kantong suaranya PDIP disini.

Febri : Kira-kira pak, bagaimana partai politik tadi bisa menjawab kebutuhan bapak?

Ketua KPPS : Ya dengan memenuhi kebutuhan saya. Yang sudah saya ceritakan tadi mbak.

Febri : Caleg mana yang kemarin bapak pilih?

Ketua KPPS : Asal pilih saja sih mbak. Soalnya banyak pilihannya.

Febri : Jadi pendidikan politik sudah diberikan di daerah sini ya pak? Ketua KPPS : Ya sudah mbak. Ya dari UKSW tadi saya ceritakan itu to

mbak.Tapi memang tidak semua mendapatkannya. Soalnya kemarin yang dapat undangannya hanya pemilik karaokean.Yang pemandu karaoke gak dapat.

Febri : Terus bagaimana bapak membangun jejaring untuk mengkhawal suara yang ada?

Ketua KPPS : Ya paling ngajak warga untuk mencoblos dan ikut memantau suara mereka.

Febri : Terus kalau antusias warga disini tinggi atau tidak?

(21)

Ketua KPPS : Ya, biasa2 saja mbak, data itu ada 333 tapi yg hadir 271. Febri : Jadi yang hadir sudah 80% ya pak?

Ketua KPPS : Iya mbak, kemarin pileg juga 271 daftarnya 304. Febri : Tapi kalau pemilu ini ada kendala kah?

Ketua KPPS : Tidak ada mbak, disini kalau pemilu itu lancar, jadi sepertinya saya ini sudah berpengalaman, seperti anggota KPPS ini kan kayak cucu saya itu sudah nurut sama saya. Sebenarnya saya sudah ingin diganti, tapi sama mereka gak mau diganti, dan ini yang terakhir saya menjadi ketua KPPS biar diganti yang muda2.

Febri : Tadi ikut nyoblos pak?

Ketua KPPS : Iya mbak, tapi tidak dikasih tinta.

Febri : Kenapa?

Ketua KPPS : Lupa mbak tadi. Febri : Nyoblos apa pak tadi?

Ketua KPPS : Saya ini kan rame, saya gasaki anak2 nyoblos prabowo Febri : Kenapa nyoblos prabowo pak?

Ketua KPPS: Ya biar rame, soalnya biar dia ada suara juga. Kalau semua jokowi kasihan prabowo. Nda terhitung 1 atau 2 kan lumayan.

Febri : Tapi kalau warga disini suaranya kemana? Ketua KPPS : Jokowi, soalnya PDInya kan banyak disini. Febri : Harapannya bapak setelah presiden terpilih apa?

Ketua KPPS : Ya visi misi kan sama, pemerintah itu kan seperti visi misinya itu seperti hukum harus betul2 ditegakkan, terus jangan sampe ada kerusuhan, seperti jaman sekarang kan rusuh sekali, kalau ini bukan berarti saya mengingat2 zamannya pak Suharto tapi ternyata zamannya pak harto gak ada kerusuhan rakyatnya makmur semua. Ya gak tau salahnya dimana. Kalau tujuan saya pemilu itu yg penting keamanan, terus kesejahteraan rakyat juga penting, kemudian kan banyak pengangguran lulusan sarjana banyak yg

(22)

nganggur, paling2 lulus sekolah SMP dan perlu dipikirkan itu. Kalau nanti yang jadi begitu2 saja kan percuma.

Febri : Kalau kebanyakan yang jadi pemilih tetap yang di TPS ini, warga asli sini atau pendatang?

Ketua KPPS : Warga sini gak ada yang asli sini, pendatang semua, saya warga salatiga tapi asli kendongan. Kalau dari KTP bukan asli sini gak ada, sebenarnya ada tapi terdaftar, tapi banyak yang gak masuk. Ada 29 anak2 PK terdaftar semenjak legislative, anak2 ini kan sering pindah tempat pindah tempat.

(23)

Lampiran 4. Hasil Wawancara dengan Caleg kota Salatiga

Hasil Wawancara dengan salah seorang caleg yang tidak terpilih Febri : Namanya ibu siapa?

Caleg : Ibu sri suratni Febri : Umurnya berapa? Caleg :Umur 48 th

Febri : Pendidikan terakhir?

Caleg : SLTA

Febri : Sejarah pekerjaan?

Caleg : Dulu juga saya wiraswasta mbak, tapi jualan sembako. Febri : Pekerjaan utama?

Caleg : Ya jualan soto ini mbak Febri : Pekerjaan sampingan? Caleg : Gak ada mbak.

Febri : Anaknya berapa bu?

Caleg : Ada 2 mbak, 1 kuliah udah semester akhir, yg satunya kelas 2 SMP

Febri : Pendapatan perbulan?

Caleg : Ya paling 500rbu sehari mbak. Sama ditambah gaji pensiunnya bapak.

Febri : Kalau pengeluarannya bu?

Caleg : Ya gak mesti mbak. Ini aja saya harus menyediakan 10 juta buat praktek anak saya ke semarang sama magelang.

Febri : Bapak kerja apa bu?

Caleg : Bapak pensiunan PNS bagian keamanan, tapi sampai sekarang masih sering diundang juga kalau disuruh melatih-melatih tim SAR kayak panjat tebing itu.

(24)

Febri : Gaji pensiunan berapa bu? Caleg : Ya cuman 2 juta mbak.

Febri : Kalau di lingkungan rumah ibu ikut komunitas atau organisasi? Caleg : Iya mbak, paling PKK dan dasawisma. Semenjak anak pertama

saya belum lahir, saya sudah ikut kegiatan itu. Saya jadi bendahara PKK mbak dari 2008 sampai sekarang. Ya saya kan dipercaya buat jadi bendahara. Ya itu penilaian dari warga sendiri. Pernah juga jadi sekertaris, itu di dasawisma. Bapak kan dulu juga sempat jadi ketua RW. Jadi saya juga aktif banget. Kalau bapak dulu jadi ketua RW 3 tahun. Suami saya juga dekat dengan orang-orang dipemerintahan.

Febri : Terus kalau komunitas yang lainnya ada? Caleg : Gak ada.

Febri : Terus sempat ikut pendidikan politik?

Caleg : Ya pernah mbak. Itu panjang sekali yang harus saya lakukan, ya saya sosialisasi kemana-mana, ya ikut organisasi di partai. Datang kesana rapat. Saya masuk partai demokrat. Khususnya di dalam partai sendiri saya ikut rapat.

Febri : Kenapa bisa masuk partai demokrat?

Caleg : Pertama saya gak nyangka bakal masuk partai demokrat. Karena sebelum democrat saya ditawarkan masuk di partai PDIP dulu. Kemudian dari pihak PKS juga minta saya jadi caleg. Kemudian ketua fraksi demokrat ngomong kebapak kalau saya diminta masuk kedemokrat mau gak. Tapi bapak bilang ya coba bilang ibu saya. Cuman saya masih belum yakin apa saya pantas buat jadi salah satu pemimpin nantinya, karena saya sadar saya gak punya kemampuan apa-apa. Hanya saja bapak bilang kalau saya harus coba saja. Apalagi saya kan aktif di lingkungan saya, apa itu penilaian partai sampai saya bisa dipilih untuk jadi calegnya. Ya itu untuk menambah pengalaman juga. Akhirnya saya menyetujui untuk jadi caleg di partai demokrat. Tapi saya juga pasrah sama Tuhan. Saya juga kalau soal dana juga gak biasa keluar banyak-banyak.

Febri : Berarti ibu sudah berapa tahun masuk kedalam partai democrat itu sendiri?

(25)

Caleg : Ya baru satu kali masuk yang kemaren, sebelum itu kan satu tahun dulu ikut dalam berbagai macam rapat, jadi dalam satu tahun itu harus mengikuti rapat terus baru bisa maju .

Febri : Kalau di PDIP ibu sempat bergabung?

Caleg : Ga pernah, karena kalau sudah masuk satu ga boleh masuk ke yang lain .

Febri : Ibu tau gasi program apa-apa saja kebutuhan orang –orang atau persoalan yang di hadapi masyarakat argomulyo sendiri?

Caleg : Ya banyak sekali, tapi kenapa saya di kalahkan karena uang ,kenapa disaat pertama-pertama menggebu-gebu untuk mendukung saya karena mungkin karakter saya baik ya , tapi karena semua karena uang mungkin dia lupa.

Febri : Kemarin ibu pas nyaleg keluar uang juga gak sih?

Caleg : Iya iya mbak. Ya meskipun cuman ngasih upah buat orang yang udah bantuin pasang poster saya dijalan-jalan dan nyebarin selebaran sama bikinin seragam buat ibu-ibu PKK di daerah saya, saya juga habis sekitar 15 jutaan mbak.

(26)

Lampiran 5. Hasil Wawancara dengan Pemilik Karaoke

Hasil wawancara dengan pemilik karaoke H-3 sebelum lebaran Febri : Bukanya disini jam berapa?

Ibu Is : Jam 2 mbak

Febri : Namanya siapa bu? Ibu Is : Is indarwati

Febri : Umurnya berapa? Ibu Is : 34 tahun

Febri : Pendidikan terakhir?

Ibu Is : SMA

Febri : Asal daerah?

Ibu Is : Mungkiran, kecamatan kaliwungu, kab.semarang Febri : Pekerjaan utama?

Ibu Is : Pengusaha karaoke

Febri : Dulu sebelum jadi pengusaha karaoke ibu kerja apa?

Ibu Is : Nyales rokok di desa-desa. Kemudian diajak teman kerja di sari rejo sini. Waduh, saya lupa kira-kira tahun berapa tapi saya sudah disini kira-kira 10 tahunan.

Febri : Pekerjaan sampingan? Ibu Is : Tidak ada

Febri : Pendapatan? Ibu Is : 1 juta perbulan Febri : Pengeluaran?

Ibu Is : Perbulan 5,7 juta soalnya saya pinjam di bank. Febri : Sudah menikah?

(27)

Ibu Is : Sudah, punya anak 3 paling besar SMP kelas 2. Febri : Pernah mendapatkan pendidikan politik?

Ibu Is : Tidak. Tidak dapat pendidikan politik itu mbak. Soalnya lagi bangun jadi repot. Kan paguyuban itu dipilihin wakil ketua, ketua, ya saya cuman jadi anggota. Jadi paling ikut kegiatannya yang 1 bulan sekali.

Febri : Ibu ikut komunitas atau organisasi? Kalau iya berapa lama? Ibu Is : Ya baru 5 tahun ini mungkin saya ikut, tapi gak aktif. Paguyuban

karaoke mbak.

Febri : Emangnya di komunitas paguyuban karaoke ibu menjabat sebagai apa?

Ibu Is : Dari dulu aku jadi anggota aja mbak.

Febri : Waktu ada sosialisasi tentang pemilu kemarin di balai desa ibu ikut? Ibu Is : Tidak mbak. Soalnya lagi bangun jadi repot.

Febri : Itu dari komunitas ibu, paguyuban karaoke yang sudah memberikan pendidikan politik atau tidak menjelang pemilu?

Ibu Is : Gak ik mbak. Sebenarnya saya dapat undangan mbak dari paguyuban, yang di undang itu pemilik karaoke. Penyuluhan tentang pemilu itu. Tapi saya sengaja gak datang. Soalnya malas mbak, paling juga cuman dikasih tau cara nyoblos aja.

Febri : Kalau memang ibu tidak dapat pendidikan pemilu, bagaimana ibu dapat pendidikan pemilu?

Ibu Is : Tidak. Tidak dapat pendidikan politik itu mbak. Soalnya lagi bangun jadi repot. Kan paguyuban itu dipilihin wakil ketua, ketua, ya saya cuman jadi anggota. Jadi paling ikut kegiatannya yang 1 bulan sekali.

Febri : Kalau misal ibu mendapatkan pendidikan politik, apa yang ibu harapkan dari pendidikan politik itu?

Ibu Is : Wah, gak mudeng saya mbak. Gak suka juga bahas soal politik-politik.

Febri : Terus sampai sekarang ibu ikut paguyuban karaoke?

(28)

Ibu Is : Tidak ikut lagi mbak, soalnya kegiatannya paling sosialisasi pendapatan, pengeluaran aja.

Febri : Kalau memang ibu gak dapat dan gak ikut pendidikan politik kemarin, terus apa yang ibu lakukan saat pemilu kemarin?

Ibu Is : Ya ikut nyoblos. Pulang kerumah mbak di mungkiran. Tidak mbak, ya seneng aja nyoblosnya. Pak jokowi yang saya coblos. Karena orangnya sederhana.

Febri : Oh, gitu ya..terus disini memang ada berapa room bu? Ibu Is : 3 kamar

Febri : Per room berapa?

Ibu Is : Room 45 ribu PK 50 ribu

Febri : Oh, kembali lagi ke komunitas ibu tadi kira-kira ada perbedaan atau tidak waktu ikut paguyuban atau tidak?

Ibu Is : Kan paguyuban itu dipilihin wakil ketua, ketua, ya saya cuman jadi anggota. Jadi paling ikut kegiatannya yang 1 bulan sekali. Febri : Pendidikan politik sebenarnya penting tidak untuk ibu?

Ibu Is : Ya gak penting mbak, soalnya saya sudah sibuk dengan usaha saya.

Febri : Ibu nyoblos karena terpaksa atau tidak?

Ibu Is : Tidak mbak, ya seneng aja nyoblosnya. Pak jokowi yang saya coblos.

Febri : Kenapa pak jokowi bu? Ibu Is : Karena orangnya sederhana

Febri : Memangnya makna pemilu buat ibu apa sih? Ibu Is : Pemilu itu ya memilih calon pemimpin yang baru.

Febri : Terus pemilu kemarin itu berguna gak buat ibu dan warga disekitar rumah ibu?

(29)

Ibu Is : Ah, biasa saja sih mbak. Orang saya juga gak dapat untung dari pemilu kemarin. Lagian malah saya rugi karena biaya lagi untuk ongkos balik.

Febri : Oh, terus sebenarnya yang menjadi persoalan buat warga di daerah sini apa ya?

Ibu Is : Apa ya mbak. Kalau kayak gituan saya gak ngerti. Coba mbak tanya yang lain aja nanti.

Febri : Terus yang menjadi kebutuhan ibu sendiri dan warga disini apa ya?

Ibu Is : Kalau kebutuhan ya pasti pingin hidup enak, semuanya kecukupan. Apa-apa murah mbak. Gak kayak gini. Cari uang susah, apa-apa mahal juga.

Febri : Kalau soal suara ibu, penting gak sih peran aktif ibu dalam pemilu?

Ibu Is : Biasa aja sih mbak, gak terlalu penting. Paling suara saya gak berpengaruh juga.

Febri : Terus penting gak sih suara ibu dikhawal?

Ibu Is : Wah, malas mbak mending saya habis nyoblos pulang rumah. Febri : Oh, kalau soal calon legislatif kemarin apa pendapat ibu tentang

calon-calonnya?

Ibu Is : Wah,calonnya siapa-siapa saja kemarin saya gak tau mbak. Aku kalau soal politik gak mudeng mbak. Tanya ke yang lain aja mbak. Febri : Nah, kalau caleg-caleg ini nyalon kan pasti ada program, kira-kira

programnya sesuai gak sama kebutuhan ibu atau warga disekitar sini?

Ibu Is : Kalau pun ada program dari caleg pasti cuman omongan saja mbak. Kalau udah terpilih juga pasti udah lupa sama janji-janjinya. Febri : Umm, gitu ya bu. Terus apa pendapat ibu tentang partai-partai

yang ada?

Ibu Is : Wah, mbak Tanya ke yang lain aja. Aku gak mudeng kalau soal politik soalnya.

(30)

Febri : Ada gak bu program partai yang tepat untuk warga disini? Ibu Is : Gak tau aku mbak.

Febri : Oh, iya bu. Kalau partai politik, partai apa yang jadi favorit ibu? Ibu Is : Paling yang saya tau cuman PDIP, Golkar, Demokrat. Itu saja

saya biasa semua, gak ada yang favorit sih mbak.

Febri : Memangnya bagaimana partai politik itu bisa memenuhi kebutuhannya ibu?

Ibu Is : Ya, kalau apa-apa murah, cari kerja gampang, cari uang mudah itu baru mau saya pilih. Tapi selama gak ada perubahan malas aku buat milih mbak.

Febri : Terus caleg mana yang ibu pilih kemarin, dan kenapa pilih caleg itu?

Ibu Is : Kemarin itu aku cuman asal-asal nyoblos mbak. Soalnya aku juga gak kenal sama mereka. Dan mereka juga gak mengerti keadaanku dan apa yang menjadi kebutuhanku.

Febri : Pas pemilu kemarin warga di sini antusias gak dalam menyambut pemilu?

Ibu Is : Aduh, aku gak perhatikan mbak. Aku ngurusi awakku dewe wae durung genah wis ngurusi wong liyo mbak.

Febri : Kalau soal pendidikan pemilu tadi, daerah sini warganya sudah dapat pendidikan politik belum? Dan ibu juga sudah dapat atau belum?

Ibu Is : Gak ada mbak. Lagian kalau misal ada juga aku gak bisa datang. Soalnya aku lagi bangun tempat karaokeanku, jadi mesti nungguin tukang-tukangnya mbak.

Febri : Terus gimana caranya ibu membangun jejaring untuk mengontrol suara ibu?

Ibu Is : Halah mbak, setelah nyoblos kemarin aja aku langsung pulang kok. Percuma juga mbak ditungguin, buang-buang waktu aja. Gaweanku ning omah jek akeh kok.

Febri : Apa harapan ibu untuk pemimpin terpilih besok?

(31)

Ibu Is : Wah, gak mudeng mbak kalau aku yang kayak gitu-gitu.

(32)

Lampiran 6. Hasil Wawancara dengan Pemandu Karaoke Senior

Hasil wawancara dengan pemandu karaoke 14 agustus 2014 Febri : Namanya siapa mbak?

Responden : Tyas

Febri : Umurnya berapa? Responden : 26 tahun

Febri : Mbak tau gak sejarahnya sembir ini gimana?

Responden : Aduh mbak, jangan tanya aku. Soalnya aku pendatang dan gak tau apa-apa tentang daerah sini.

Febri : Aslinya mana mbak? Responden : Purwodadi

Febri : Kok bisa sampai sini gimana ceritanya mbak?

Responden : Ya gimana ya mbak, namanya juga butuh uang. Namanya juga kepepet.

Febri : Sudah punya anak mbak? Responden : Sudah mbak, umurnya 11,5 th

Febri : Oh, pendidikan terakhirnya mbak apa? Responden : Saya dulu SMEA mbak

Febri : Sebelum kerja disini mbak kerja dimana?

Responden : Saya baru kerja disini aja mbak. Kira-kira sudah 4 tahunan saya disini.

Febri : Terus pekerjaan utamanya mbak apa? Responden : Ya cuman jadi pemandu karaoke aja mbak. Febri : Ada pekerjaan sampingan gak mbak? Responden : Gak ada sih mbak.

Febri : Memangnya mbak sudah menikah?

(33)

Responden : Saya sudah cerai sama suami saya mbak.

Febri : Oh, maaf ya mbak. Terus kalau boleh tau mbak anaknya berapa? Responden : Anak saya baru 1 mbak. Ya sekarang ikut neneknya. Soalnya

yang rawat ibu saya. Saya yang cari uang. Febri : Usianya berapa memang mbak?

Responden : Sudah mbak, umurnya 11,5th Febri : Kemarin ikut nyoblos mbak? Responden : Iya

Febri : Pulang purwodadi berarti? Responden : Iya mbak.

Febri : Nyoblos yang mana mbak?

Responden : Aku coblos semua. Saking bingungnya. Febri : Kenapa di coblos semua mbak?

Responden : Gak tau ya mbak, karena saya piker gak terlalu penting, orang siapa aja yang jadi juga sama saja mbak. Orang kan mikirnya kayak gitu kayak gini ya sama aja. Yang penting presiden taulah kebutuhan rakyat. Gak cumin omong tok. Kan kalau belum jadi gitu banyak janjinya. Apalagi rakyat kecilkan butuh diperhatikan. Febri : Sebenarnya persoalannya mbak apa sih?

Responden : Ya biasa mbak soal keuangan dan suamiku. Kalau jadi PK itukan ya sebenarnya bukan kemauan, tapi ya mau gimana lagi. Soalnya saya ditinggal pergi suamiku. Ya bisa kayak gini ya karena kepepet.

Febri : Mbak disini ikut komunitas atau paguyuban? Responden : Iya saya ikut, jadi anggotanya.

Febri : Itu kegiatannya apa aja mbak?

Responden : Paling ya kumpul-kumpul, terus ini pemeriksaan itu juga kegiatan paguyuban.

(34)

Febri : Biasanya ada perkumpulan berapa kali? Responden : 1 bulan sekali mbak.

Febri : Kalau disini tinggal dimana? Responden : Di messnya di café amazone. Febri : Banyak PKnya mbak? Responden :Ya lumayanlah mbak.

Febri : Pendapatan perhari berapa mbak?

Responden : Kalau kita rajin berangkat ya dapat banyak. 500 ribu perhari bisa. Febri : Kalau pengeluaran mbak?

Responden : Ya kalau disini cari uang memang gampang mbak, keluarnya juga cepat. Tapi saya pingin nabung mbak, buat buka usaha kecil-kecilan. Warung atau apa gitu. Target 2 tahun atau berapa tahun terus keluar dari sini, biar gak kerja disini terus. Soalnya gak mungkin juga kerja disini terus. Ya paling tidak perbulan itu saya harus beli kosmetik yang baru. Belum lagi kalau saya bayar latihan fitness. Paling gak ya sebulan bisa 3 juta.

Febri : Terus rencana mbak pingin nikah lagi?

Responden : Ya pingin mbak. Tapi nanti dululah mbak, belum ada yang serius dan cocok. Soalnya cowok disini ya sama aja, cumin mau menuhin nafsu aja mbak.

Febri : Oya, mbak pernah atau sekarang gabung di komunitas atau organisasi gak?

Responden : Iya saya ikut, jadi anggotanya. Ya gak terlalu aktif sih mbak. Febri : Lhoh, kenapa memang mbak?

Responden : Soalnya aku juga malah sering pulang ke Purwodadi ok mbak. Febri : Emang semenjak kapan mbak gabung di paguyuban itu?

Responden : Semenjak saya kerja disini saya gabung sama paguyuban mbak. Soalnya anak baru yang kerja disini harus ikut paguyuban.

(35)

Febri : Kalau memang mbak ikut atau gabung dengan paguyuban itu, mbak menjabat jadi apa?

Responden : Iya saya ikut, jadi anggotanya

Febri : Oh, terus di komunitas mbak kemarin sempat di kasih pendidikan politik menjelang pemilu kemarin gak?

Responden : Tidak ada sih mbak. Cuman itu saja paling bahas kesehatan kalau di LSM atau paguyuban. Lagian saya sering pulang mbak, seminggu 2 kali.

Febri : Kalau mbak dapat pendidikan politik, bagaimana mbak

mendapatkannya?

Responden : Saya gak dapat yang soal politik-politik itu mbak. Soalnya setau saya yang diundang paling kalau acara kayak gitu itu yang punya karaokeannya.

Febri : Harapan mbak kedepan apa?

Responden : Ya mudah-mudahan pak jokowi biasa buat semuanya jadi baik, adil, bisa mensejahterakan PK-PK. Soalnya kalau kerja PK itukan pasti dipandang jelek. Saya kan juga pernah keluar negeri buat kerja, jadi saya juga tau perbedaan luar negeri sama Indonesia. Febri : Memangnya apa yang mbak ingin dapatkan dari pendidikan

politik kalau mbak ikut?

Responden : Wah, aku gak dapat jadi aku gak bisa ngomong apa-apa mbak. Lagian aku juga gak tertarik sama hal-hal yang berbau politik. Ya gak suka aja mbak. Soalnya kayaknya dunia politik itu banyak korupsi.

Febri : Kalau memang mbak gak dapat pendidikan politik, apa yang mbak lakukan untuk menyambut pesta rakyat kemarin?

Responden : Aku coblos semua. Saking bingungnya. Gak tau ya mbak, karena saya piker gak terlalu penting, orang siapa aja yang jadi juga sama saja mbak. Orang kan mikirnya kayak gitu kayak gini ya sam aaja. Yang penting presiden taulah kebutuhan rakyat. Gak cumin omong tok. Kan kalau belum jadi gitu banyak janjinya. Apalagi rakyat kecilkan butuh diperhatikan.

(36)

Febri : Oh, gitu ya mbak. Terus sebenarnya makna pemilu bagi mbak itu apa sih?

Responden : Pemilu itu ya pesta rakyat mbak, kita memilih presiden yang baru. Tapi kalau mbak tanya soal politik aku gak mudeng mbak. Febri : Mbak, menurut mbak pemilu kemarin berguna atau gak buat

mbak dan warga di daerah sini?

Responden : Gak tau aku mbak. Ya mungkin berguna. Tapi mungkin juga biasa saja. Soalnya kalau bagi aku biasa aja sih mbak. Aku tetap begini-begini saja hidupnya.

Febri : Memangnya yang menjadi persoalan mbak dan warga di sekitar sini seperti apa sih?

Responden : Soal keuangan mbak. Lagian disini mau cari uang itu gampang, tapi keluarnya juga cepat.

Febri : Terus yang jadi kebutuhan mbak dan warga daerah sini apa ya? Responden : Kalau aku sih mbak pinginnya apa-apa murah, kebutuhan

sehari-hari tercukupi, gak usah neko-neko.

Febri : Oya mbak, penting gak sih mbak aktif dalam berperan di pemilu kemarin?

Responden : Ah, gak juga mbak. Soalnya aku juga malas mau nyoblos sebenarnya. Karena aku juga gak tau siapa-siapa yang nyalon. Yang aku tau cuman pak Jokowi. Itu pun tau dari teman-teman kalau pak Jokowi orangnya baik. Orangnya baik kalau memang Indonesia tetap begini-begini saja ya sama saja.

Febri : Terus penting gak sih suaranya mbak dikhawal?

Responden : Ah, gak penting mbak. Iya soalnya juga niat aku gak mau milih dua-duanya.

Febri : Oh, gitu ya mbak. Tapi soal pileg kemarin ada caleg yang mbak kenal gak?

Responden : Waduh, aku gak ngerti mbak siapa-siapa calonnya. Soalnya banyak banget sih. Lagian yang harus dicoblos kemarin banyak banget makannya aku malas. Wong yo nak wis dadi do korupsi ek mbak. Meh milih yo males.

(37)

Febri : Oh, kalau soal programnya caleg ada yang tahu gak? Responden : Aku tuh gak tau mbak.

Febri : Ya udah, kalau missal soal partai. Apa pendapat mbak tentang partai politik yang ada?

Responden : Ya yang aku tau cumin partai PDIP, Golkar, Demokrat, PKB, terus apalagi ya. Lupa aku mbak. Wah, gak tau aku mbak. Partai politik itu yang missal ada orang mau jadi DPR harus masuk partai dulu gitu ya mbak. Aku gak mudeng soalnya.

Febri : Terus ada gak mbak program partai yang tepat untuk warga sini? Responden : Walah kuwi meneh. Aku ora reti mbak.

Febri : Oh, iya mbak. Terus ada partai politik yang jadi favoritnya mbak gak?

Responden : Gak ada mbak.

Febri : Kalau memang gak tau program-programnya partai, bagaimana caranya partai politik bisa memenuhi kebutuhannya mbak?

Responden : Mana bisa mbak partai politik menjawab kebutuhan saya. Mau tau saja tidak. Lagian aku juga gak mau tau sihmbak.

Febri : Teruskemarin pas pilegmbakmilihcalegmanaatausiapa?

Responden : Gak ada yang aku pilih mbak. Soalnya aku gak ngerti semuanya. Program-programnya apa saja aku gak ngerti.

Febri : Nah, waktu pemilu 2014 ini, warga disini sangat antusias gak mbak kira-kira, termasuk PK-PKnya?

Responden : Wah, kurang tau mbak. Gak perhatiin soalnya aku.

Febri : Jadi pendidikan politik sudah dilakukan di daerah mbak atau belum kemarin?

Responden : Paling ya penyuluhan dari RT RW tentang tata cara mencoblos. Cuman aku gak datang mbak. Malas, paling cumin disuruh nyoblos aja.

Febri : Ohh, terus gimana mbak membangun jaringan untuk mengontrol suara mbak dan warga disini?

(38)

Responden : Walah, gak perduli aku mbak kontrol-kontrol suara. Ya kalau mau curang ya curang saja. Wong di Indonesia juga sudah banyak yang korupsi kok.

(39)

Lampiran 7. Hasil Wawancara Pemandu Karaoke 1

Hasil Wawancara dengan Pemandu Karaoke tgl 7 Agustus 2014 Febri : Namanya siapa mbak?

Responden 1 : Rena

Febri : Umurnya berapa? Responden 1 : 20 th

Febri : Aslinya mana?

Responden 1 : Salatiga, daerah canden.

Febri : Kenapa bisa sampai sini mbak?

Responden 1 : Karena stress gak lulus sekolah SMA, cuman tamat SMP. Febri : Sebelum kerja disini kerja dimana?

Responden 1 : Saya belum pernah kerja dimana-mana selain disini mbak. Baru pertama kerja ya disini mbak. Katanya sih kerja disini enak, gak terlalu susah dan dapat uangnya juga lumayan. Ya lumayan juga buat keperluan saya sendiri sih mbak.

Febri : Sudah menikah? Responden 1 : Belum nikah mbak. Febri : Pekerjaan sampingan?

Responden 1 : Tidak ada. Cuman nyanyi di café monalisa. Febri : Pekerjaan pokok?

Responden 1 : Jadi PK

Febri : Kalau mbak Rena kenapa bisa kerja disini?

Responden 1 : Ya soalnya kata teman kerja disini enak, gajinya banyak dan kerjanya gak susah. Cuman dampingin orang nyanyi saja.

Febri : Kalau mbak rena pendapatannya berapa?

Responden 1 : 1,5 juta perbulan mbak. Itu saya masih cari sampingan di monalisa bisa sampai 100 ribu.

(40)

Febri : Kalau pengeluaran berapa mbak?

Responden 1 : Ya paling gak sehari bisa 300 ribu. Soalnya tergantung dengan sampingan saya. Kalau sampingan saya dapat banyak ya pengeluaran masih bisa banyak. Biasanya untuk makan, atau beli minum.

Febri : Kalau ini kamu ikut komunitas atau organisasi daerah sini? Responden 1 : Kalau saya gak ikut komunitas apa-apa mbak. Saya gak tertarik

soalnya sama perkumpulan-perkumpulan yang terlalu formal. Febri : Terus gimana caranya mbak dapat pendidikan politik pas pemilu

kemarin? Dan apa harapannya setelah dapat pendidikan politik? Responden 1 : Kemarin itu saya gak dapat pendidikan politik itu mbak. Dan saya

juga gak ada usaha apa-apa. Karena saya juga gak tertarik soal politik. Lagian malas mbak kalau terlalu mikirin kayak gituan. Wah, mbakgak tau saya mbak tentang harapan saya setelah dapat pendidikan politik. Dapat aja gak.

Febri : Loh, mbaknya belum pernah dapat pendidikan politik?

Responden 1 : Walah, gak pernah mbak. Ada pun saya juga gak ikut. Gak tertarik soal politik soalnya.

Febri : Terus kemarin ikut pemilu?

Responden 1 : Kemarin saya itu gak ikut pemilu mbak, saya gak pernah pulang. Febri : Kalau mbak rena kenapa gak ikut nyoblos?

Responden 1 : Karena saya malamnya kan mabuk berat, jadi paginya gak bisa bangun, terus gak ikut nyoblos.

Febri : Sebenarnya makna pemilu buat mbak rena ini seperti apa sih? Responden 1 : Apa sih mbak. Saya gak tau mbak.

Febri : Umm, terus pemilu kemarin berguna gak buat mbak rena dan warga didaerah sini?

Responden 1 : Ya kalau buat saya biasa-biasa saja. Tapi gak tau kalau buat yang lain. Mungkin saja berguna. Coba tanya aja sama yang lain mbak.

(41)

Febri : Oh, memangnya selama ini yang jadi persoalannya mbak rena dan warga di daerah sini apa sih?

Responden 1 : Paling soal saingan mbak. Soalnya disini kerja saingannya banyak. Terus kadang beberapa hari gak dapat pelanggan, jadi gaji saya dipotong. Uang untuk kebutuhan saya jadi terpotong.

Febri : Terus yang jadi kebutuhannya mbak sama warga di sini apa? Responden 1 : Ya gaji yang lebih besar lagi. Biar kebutuhan saya tercukupi.

Terus saya juga bisa dapat pelanggan yang banyak.

Febri : Penting gak sih menurut mbak, kalau mbak berperan aktif di pemilu?

Responden 1 : Gak penting-penting banget mbak. Lagian sama aja ada suara saya atau gak. Paling ntar juga masih banyak juga yang korupsi. Jadi percuma juga saya kasih suara saya mbak.

Febri : Jadi suara mbak juga penting gak untuk pemilu?

Responden 1 : Gak penting mbak. Iya soalnya sama saja yang tadi saya omongin mbak.

Febri : Kalau pilihan legislative kemarin ikut nyoblos gak? Responden 1 : Saya gak ikut mbak.

Febri : Terus kalau mbak rena kenapa gak ikut pilihan legislative?

Responden1 :Waduh, saya gak mudeng mbak. Ikut nyoblos aja gak kemarin. Lagian terlalu banyak pilihan dan saya gak kenal semua jadi malas. Febri : Oh, kalau program-program dari caleg kemarin sesuai gak dengan

kebutuhan mbak sekarang?

Responden 1 : Apalagi program-programnya mbak. Calonnya siapa-siapa aja banyak jadi bingung apalagi programnya. Aduh, coba Tanya ke yang lain aja mbak.

Febri : Memang pendapatnya mbak tentang partai-partai yang ada seperti apa?

Responden 1 : Aduh mbak, gak tau saya.

Febri : Ada gak partai politik yang jadi favoritnya mbak?

(42)

Responden 1 : Gak ada mbak. Terlalu banyak juga sih.

Febri : Terus gimana caranya partai politik agar bisa memenuhi kebutuhannya mbak?

Responden 1 : Kayaknya gak deh. Wong sampai sekarang juga kayak gini-gini aja. Gak ada penyuluhan atau apa.

Febri : Memang caleg mana atau siapa yang mbak pilih kemarin? Responden 1 : Gak ada. Kan kemarin saya gak ikut nyoblos.

Febri : Oh, oya mbak, kalau warga sini antusias gak waktu pemilu kemarin terutama teman-teman PK yang lain?

Responden 1 : Waduh, sayagak perhatikan mbak. Tapi setau saya teman-teman PK banyak yang gak pulang, tapi pada main. Ada yang cuman santai di kos aja. Wah, kenapanya saya gak tau. Ya mungkin malas juga dan gak ada ongkos mungkin.

Febri : Memangnya pendidikan pemilu sudah dilakukan di daerah sini belum sih mbak?

Responden 1 : Sudah mungkin mbak. Soalnya saya juga gak ikut kumpulan apa-apa sih.

Febri : Mbak sempat bangun komunitas atau jaringan buat khawal suara pas pemilu kemarin?

Responden 1 : Gak mudeng saya mbak. Gak ada yang saya lakukan juga pas pemilu kemarin.

(43)

Lampiran 8. Hasil Wawancara Pemandu karaoke 2

Hasil Wawancara dengan Pemandu Karaoke tgl 7 Agustus 2014 Febri : Mbaknya namanya siapa?

Responden 2 : Aya

Febri : Umurnya berapa? Responden 2 : 21 th

Febri : Pendidikan terakhir?

Responden 2 : SMA mbak, mbak cepat ya. Soalnya saya harus kuliah. Febri : Kuliah dimana mbak?

Responden 2 : Di UNNES

Dani : Ambil jurusan apa mbak? Responden 2 : Filsafat.

Febri : Mbak aya kenapa bisa sampai disini?

Responden 2 : Kebetulan mbak. Saya pikir café yang hanya buat minum saja.Gak taunya café plus-plus. Itu pun saya dan teman saya dijebak dengan orang yang sama.

Febri : Emang plus-plusnya yang kayak gimana mbak?

Responden 2 : Ya kadang ada laki-laki yang mau pegang-pegang tubuh kita gitu mbak. Makannya saya juga ngerasa kecewa.

Febri : Terus kenapa masih betah disini mbak?

Responden 2 : Habis butuh uangnya buat biaya kuliah sih mbak. Febri : Sebelum kerja disini kerja dimana mbak?

Responden 2 : Pernah kerja di café sih mbak jadi pelayan. Nah saya pikir disini sama kayak di café-café di Semarang.

Febri : Oh, memang pekerjaan pokoknya mbak apa? Terus

sampingannya apa?

(44)

Responden 2 : Ya cuman jadi PK aja mbak. Soalnya saya kan juga harus kuliah. Jadi waktunya gak banyak.Kalau sampingan sih gak ada.

Febri : Pendapat perhari/ perbulan berapa? Responden 2 : 3-4 jt perbulan mbak.

Febri : Terus kalau pengeluarannya mbak aya berapa perbulan?

Responden 2 : Ya gak tentu mbak. Kadang perhari itu 200ribu bisa habis. Biasa to mbak yang namanya orang kuliah pasti banyak pengeluaran. Yang buat jajanlah, yang buat foto copylah.

Febri : Kalau mbak aya sudah berapa lama disini?

Responden 2 : Kalau saya udah hampir 1 tahun mbak. Saya disini ngekos mbak. Di amazon karaoke itu mbak kerja saya, nah tempat tinggal saya di dekat situ.

Febri : Mbak aya asli mana? Responden 2 : Semarang mbak.

Febri : Kalau ini mbak aya ikut komunitas atau organisasi daerah sini? Responden 2: Gak mbak, saya ikut komunitas dikampus mbak, teater gitu. Kalau

saya gak ikut apa-apa mbak disini.

Febri : Memangnya sudah berapa lama mbak masuk komunitas teater itu?

Responden 2 : Kira-kira setengah tahun ini mbak.

Febri : Mbak jadi pengurus juga dikomunitas tetaer? Responden 2 : Gak mbak. Saya cuman jadi anggota.

Febri : Wah berarti mbak pintar acting dong ya… hehehehe

Responden 2 : Halah biasa aja mbak. Itu saja saya belum terlalu bagus kok mainnya.hehehe

Febri : Pernah dapat pendidikan politik gak mbak disini atau dikomunitas mbak?

Responden 2: Gak pernah mbak, soalnya disini saya juga gak aktif ikut komunitas paguyubannya. Soalnya kan saya juga harus kuliah juga. Paling ya

(45)

cuman cek kesehatan kayak gini. Kalau dikomunitas teater saya juga gak dapat mbak.

Febri : Terus gimana mbak dapat pendidikan politik?

Responden 2 : Saya sih masih sering disinggung-singgung sama dosen saya soal pemilu dan diskusi soal pemilu. Ya kurang lebih saya tau gimana cara memilih dan lain sebagainya.

Febri : Memang apa saja yang didiskusikan mbak?

Responden 2 : Ya mulai dari calon-calon presiden sampai alasan saya memilihnya.

Febri : Terus apa saja yang mbak dapatkan dari ngobrol sama dosen mbak tentang pemilu?

Responden 2 : Pertama jadi tahu calonnya seperti gimana-gimana. Tau visi misinya, terus saya juga jadi tau track recodenya seperti apa.

Febri : Terus kemarin pd ikut pemilu?

Responden 2 : Kalau saya pulang mbak, saya ikut nyoblos. Nyoblos pak jokowi. Febri : Kalau milih pak jokowi karena apa mbak?

Responden 2 : Ya orangnya sederhana, berwibawa, baik.

Febri : Terus tahu program-programnya pak jokowi kemarin?

Responden 2: Gak tau mbak. Tapi saya sempat tau visi misinya. Sempat ikutin beritanya juga, tapi gak sepenuhnya saya mengerti.

Febri : Memangnya makna pemilu buat mbak sendiri apa sih?

Responden 2 : Ya yang jelas untuk mendapatkan sosok pemimpin yang baru mbak. Untuk merubah Indonesia menjadi lebih baik lagi. Terus bisa mensejahterakan rakyatnya, cari pemimpin-pemimpin yang gak korupsi lagi.

Febri : Berarti pemilu kemarin berarti gak buat mbak dan warga disini? Responden 2 : Ya pastilah mbak berguna. Kan kita juga merayakan pesta

demokrasi juga sebagai warga. Jadi pas pemilu kita berhak memilih siapa saja yang jadi pemimpin kita. Asal bagus saja orangnya.

(46)

Febri : Kalau pilihan legislative kemarin ikut nyoblos gak? Responden 2 : Ikut mbak.

Febri : Kenapa mbak ikut?

Responden 2 : Ya buat rame-ramean aja mbak. Kalau kemarin saya nyoblos PDIP yang pasti.

Febri : Mbak tahu program-programnya tiap partai gak?

Responden 2 : Aduh gak tau mbak, asal nyblos aja. Dan lagian buat rame-ramean aja.

Febri : Terus kenapa memilih PDIP tadi?

Responden 2 : Ya karena banyak orang yang nyoblos itu jadi saya ikut-ikutan saja.

Febri : Jadi PDIP itu partai favoritnya mbak?

Responden 2 : Gak juga kok mbak. Orang-orang pada nyoblosnya itu ya saya ikut bikin seru aja. Lagian juga saya pahamnya PDIP karena daerah sini juga banyak warga yang milih partai PDIP.

Febri : Kenapa sih mbak pada milih PDIP?

Responden 2 : Gak ngerti mbak. Mungkin karena jokowi asalnya dari partai PDIP, jadi ya pada suka.

Febri : Lha emang pak jokowi kenapa kok pada suka sama pak jokowi? Responden 2 : Iya soalnya baik dan sederhana tadi mbak yang saya bilang. Febri : Di daerah sini ada yang nyaleg gak mbak?

Responden 2 : Waduh ak gak tau mbak.

Febri : Kalau di daerah tempat tinggal mbak ada caleg yang mbak tau atau kenal?

Responden 2 : Wah, sama aja mbak. Saya gak tau siapa-siapa calegnya. Gak kenal semua mbak. Makannya kemarin itu asal saya coblos. Soalnya saya juga gak tau siapa itu caleg-calegnya.

Febri : Mbak, tau program-programnya caleg kemarin gak?

(47)

Responden 2 : Walah mbak. Ngerti atau kenal orangnya aja saya gak tau, apalagi program-programnya. Lagian juga paling gak ada program yang sesuai dengan kebutuhan orang-orang sini.

Febri : Owalah. Terus apa tanggapan mbak tentang partai politik yang ada?

Responden 2 : Partai politik yang ada sekarang gak menjalankan tugasnya yang memberikan pelatihan atau keterampilan setiap individu yang membutuhkannya. Lagian paling juga partai ada pas mau pemilu atau pas pemilu.

Febri : Memangnya bagi mbak aya penting gak sih mbak ikut berperan aktif di pemilu?

Responden 2 : Ya penting sih mbak, cuman kalau saya gak bisa ikut berperan aktif. Soalnya saya masih banyak kegiatan juga.

Febri : Oh, gitu ya mbak. Oya, terus kemarin mbak kan ikut nyoblos yang pileg, terus ikut pilpres juga. Nah menurut mbak penting gak suaranya mbak dikhawal?

Responden 2 : Ya pentinglah mbak. Soalnya kan sekarang ini banyak orang yang curang. Jangan sampailah suara kita dicurangi. Cuman ya itu tadi mbak. Kalau saya disuruh ikut aktif atau mengawal ya saya gak bisa. Soalnya kegiatan saya itu banyak.

Febri : Memangnya persoalan mbak dan warga didaerah sini itu apa saja sih kalau boleh dijelaskan?

Responden 2 : Persoalannya sih ekonomi mbak. Soalnya kebanyakan orang sini kan orang yang begitu mampu. Dan lagi kalau missal mampu kita gak bakal kerja seperti ini.

Febri : Oh, gitu..terus kalau persoalannya itu jadi kebutuhan mbak sama warga daerah sini apa dong?

Responden 2 : Iya kita sih yang penting bisa makan, sekolah, hidup aman dan nyaman. Semua kebutuhan terpenuhi. Ya baik kebutuhan lahiriah maupun batin. Kalau disini kan batin saya itu rasanya gak tenang mbak. Takut dosa juga, tapi ya mau gimana lagi mbak.Saya butuh uang sih.

(48)

Febri : Umm, terus partai politik itu agar bisa menjawab kebutuhannya mbak gimana caranya?

Responden 2 : Iya yang sudah saya sampaikan tadi mbak. Kalau kebutuhan saya bisa makan, sekolah, hidup aman dan nyaman. Kalau partai atau caleg atau presiden bisa memenuhi kebutuhan saya dan warga sini ya saya dukung mereka.

Febri : Warga daerah sini sangat antusias gak sih mbak pas pemilu 2014 ini?

Responden 2 : Kalau warga di sarirejo ini saya kurang tau. Tapi kalau di daerah Semarang memang sangat antusias warganya. Kemarin pas pemilu saya pulang ke Semarang soalnya.

Febri : Setahu mbak aya, warga di sarirejo sini sudah pernah dapat pendidikan politik atau belum sih?

Responden 2 : Waduh, kur ang tau mbak. Tapi yang jelas saya juga gak dapat pendidikan politik. Saya hanya tau dari berita dan ngobrol dengan dosen saya.

Febri : Terus gimana caranya mbak membangun jaringan untuk

mengontrol suara mbak pas pemilu 2014 ini?

Responden 2 : Gak ada sih mbak yang saya lakukan. Masih banyak kegiatan juga jadi gak sempat untuk ngontrol-ngontrol suara gitu.

Febri : Untuk pemilu 5 tahun yang akan datang lagi, apa yang mbak harapkan berkaitan dengan pendidikan politik?

Responden 2 : Ya semoga, gak pas saya lagi sibuk, dan semua orang mendapatkan pendidikan politik itu. Karena pendidikan politik ini sangat penting untuk membantu masyarakat untuk menentukan pilihannya. Seharusnya yang mengadakan pendidikan politik ini sebenarnya siapa sih mbak?

Febri : Ya salah satunya dari mahasiswa, dosen, partai, LSM, KPU, dan pihak yang memang mempunyai kompetensi dan paham tentang politik mbak. Ya kayak sosialisasi juga, tapi wujudnya dalam berbagai macam. Tapi masyarakatnya bisa meminta dari yang saya sebutkan tadi.

Responden 2 : Owalah, ya kalau warganya gak dapat bisa minta gitu ya mbak.

(49)

Febri : Iyalah mbak, itu kan hak kalian sebagai warga Negara Indonesia. Ya sudah mbak.Mungkin itu dulu yang bisa saya tanyakan.Kalau misal ada yang kelupaan saya mencari mbak lagi, gak apa-apa ya mbak.

Responden 2 : Iya mbak, gak apa-apa. Sama-sama mbak.

(50)

Lampiran 9. Hasil Wawancara Pemandu Karaoke 3

Hasil Wawancara dengan Pemandu Karaoke tgl 7 Agustus 2014 Febri : Kalau boleh tau mbaknya ini namanya siapa? Responden 3 : Vidya

Febri : Umurnya berapa mbak? Responden 3 : 20 th

Febri : Pendidikan terakhir? Responden 3 : SMA

Febri : Kalau mbak vidya, kenapa bisa sampai disini?

Responden 3 : Saya sama aya itu di tipu sama orang yang sama mbak. Dia teman kita.Saya baru saja kerja disini kok.

Febri : Memangnya mbak vidya sebelum kerja disini kerja dimana? Responden 3 : Belum pernah sih mbak. Baru kali ini saya kerja. Soalnya habis

lulus kemarin saya cuman bantu-bantu orang tua dirumah. Febri : Loh, orang tuanya mbak punya usaha?

Responden 3 : Cuman buka warung aja sih mbak ibu. Bapak kerja jadi buruh. Febri : Mbak vidya disini tinggal dimana?

Responden 3 : Ngekos di belakang karaokean amazon mbak. Sama si aya juga. Febri : Alamatnya itu dimana?

Responden 3 : RW 09, Desa Sarirejo, Kelurahan Sidorejo Lor, Kecamatan Sidorejo.

Febri : Jadi pekerjaan pokoknya mbak apa? Dan punya pekerjaan sampingan gak?

Responden 3 : Ya cuman jadi PK ini mbak. Gak ada sampingan apa-apa sih mbak.Baru pertama kali kerja juga, lagian juga takut dapat pekerjaan yang lebih berat dari ini.

Gambar

Foto Daerah Sarirejo Nampak dari depan Balai Pertemuan
Foto Daerah Sarirejo Nampak dari Arah Rumah Makan Ki Penjawi
Foto salah satu pemilik karaoke yang dahulu masih menjadi tempat lokalisasi
Foto TPS RW 09 desa Sarirejo
+6

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan SNI 1726-2012 Tabel 11 mengenai ketidakberaturan vertikal, gedung existing, gedung modifikasi 1 dan modifikasi 2 didefinisikan sebagai gedung

Informasi laporan keuangan diatas pertanggal dan tahun yang berakhir 30 September 2016 diperoleh dari laporan keuangan yang tidak diaudit.. (Dalam Jutaan Rupiah) (Dalam

Perkawinan endogamy bagi Syarifah di Kampung Arab Kelurahan Kademangan apabila ditelaah melalui pemikiran Jasser Auda dari segi Pos-strukturalisme (post structuralism),

Berdasarkan hasil wawancara dengan informan TH bahwa, pemerintah dalam hal ini Dinas Pendidikan Kota Makassar menjalin hubungan yang baik dengan pihak sekolah. Karena

Diisi sesuai dengan permasalahan pasien yang muncul (untuk kolom samping diisi nomor masalah : 1, 2, 3, dst)  focus masalah dapat muncul lebih dari satu dalam satu shift.  Jam :

Pteris Vitatta banyak ditemukan di daerah yang lembab habitat terestial berada di atas permukaan tanah tapi dapat juga dijumpai sebagai epifit dan tembok tembok , pada

PLTMH pada prinsipnya memanfaatkan beda ketinggian dan jumlah debit per detik yang ada pada aliran air saluran irigasi, sungai atau air terjun. Aliran ini akan

Intisari Meningkatnya jumlah peminat jasa asuransi di Indonesia mengakibatkan tingkat pesaingan di dunia asuransi semakin kuat.Tingginya persaingan antar perusahaan