• Tidak ada hasil yang ditemukan

SKRIPSI PERANAN AUDIT MANAJEMEN ATAS FUNGSI PEMASARAN PADA PT.HASJRAT ABADI CABANG KENDARI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SKRIPSI PERANAN AUDIT MANAJEMEN ATAS FUNGSI PEMASARAN PADA PT.HASJRAT ABADI CABANG KENDARI"

Copied!
106
0
0

Teks penuh

(1)

i

PADA PT.HASJRAT ABADI CABANG KENDARI

OLEH :

CHINDY AMELIA LATI NIM. B1C1 12 008

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI 2016

(2)
(3)
(4)
(5)

v

Pemasaran Pada PT. Hasjrat Abadi Cabang Kendari. Skripsi. Jurusan Akuntansi, Program Sarjana Universitas Halu Oleo. Pembimbing : (1) Prof. Dr. H. Hasbuddin, SE., M.Si., Ak., QIA., CA. (2) Tuti Dharmawati, SE., M.Si., Ak., QIA., CA.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peranan audit manajemen atas fungsi pemasaran pada PT. Hasjrat Abadi Cabang Kendari. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu seluruh karyawan yang bekerja pada PT. Hasjrat Abadi Cabang Kendari berjumlah 72 orang, dimana jumlah sampel berjumlah 14 orang. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode purposive sampling. Metode analisis data yang digunakan yaitu analisis deskriptif.

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa peranan audit manajemen atas fungsi pemasaran pada PT. Hasjrat Abadi Cabang Kendari sudah sangat efektif. Hal ini dikatakan sangat efektif karena berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan dapat dilihat bahwa persentase yang diperoleh yaitu sebesar 94,7%. Berdasarkan penelitian yang dilakukan, audit manajemen telah berperan dengan sangat efektif atau memadai dalam membantu pihak manajemen untuk memperbaiki kelemahan-kelemahan yang ada pada perusahaan.

(6)

ABSTRACT

CHINDY AMELIA LATI, 2016. The Role Of Management Audit Of The Marketing Function at PT. Hasjrat Abadi Cabang Kendari. Thesis. Accounting Major. Faculty of Economics and Business. Haluoleo University. Supervisor : (1) Prof. Dr. H. Hasbuddin, SE., M.Si., Ak., QIA., CA . (2) Tuti Dharmawati, SE., M.Si.., Ak., QIA., CA

This research aims to determine the role of a management audit of the marketing function at PT. Hasjrat Abadi Cabang Kendari. The population used in this research that all employees who worked at PT. Hasjrat Abadi Cabang Kendari amounted 72 people, where the number of samples amounted to 14 people. Sampling in this study using purposive sampling method. Data analysis method used is descriptive analysis.

The result showed that the role of a management audit of the marketing function at PT. Hasjrat Abadi Cabang Kendari has been very effective. It is said to be very effective because it is based on the analysis that has been done can be seen that the percentage obtained in the amount of 94.7%. Based on the research, audit management has acted very effectively or adequately in helping the management to correct the weaknesses of the company.

Keywords: The Role of Management Audit, Marketing Function.

(7)

vii

kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas kasih karunia, dan rahmat-Nya, sehingga penyusunan tugas akhir yang berjudul “ Peranan Audit Manajemen Atas Fungsi Pemasaran Pada PT. Hasjrat Abadi Cabang Kendari” dapat terselesaikan sebagaimana mestinya.

Penulis sepenuhnya menyadari seluruh rangkaian kegiatan, dimulai dari penemuan ide penelitian , tahap penyusunan hingga penyelesaian penulisan tugas akhir ini, senantiasa mendapat bantuan dan petunjuk-petunjuk dari berbagai pihak. Secara khusus, ucapan sayang dan terimakasih penulis persembahkan untuk Ayahanda Yan Lati, BE dan Ibunda Agus Patulak, B.Sc yang tak pernah berhenti memberikan segala bentuk kasih sayang, motivasi serta doa kepada penulis demi kesuksesan penulis, terlebih dalam tahap penyelesaian studi. Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada kakak dan adik penulis Marissa Anggraeni Lati, S.Kom dan Tato Anugrah Lati yang selalu mendukung dan memberikan semangat epada penulis, termasuk dalam penyusunan skripsi ini.

Penulis juga menyampaikan rasa hormat, terimakasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada Bapak Prof. Dr. H. Hasbuddin, SE., M.Si., Ak., QIA., CA, selaku pembimbing I dan Ibu Tuti Dharmawati, SE., M.Si., Ak., QIA., CA, selaku pembimbing II, yang telah memberi pertunjuk, bimbingan, dan arahan sejak awal penyusunan hingga selesainya penulisan tugas akhir ini.

(8)

Penulis juga mengucapkan terimakasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada:

1. Rektor Universitas Halu Oleo.

2. Ibu Dr.Hj. Rostin, SE., M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Halu Oleo.

3. Ibu Tuti Dharmawati, SE., M.Si., Ak., QIA., CA, selaku Ketua Jurusan Akuntansi.

4. Bapak Safaruddin, SE., M.SA., CA selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi. 5. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Akuntansi yang telah membagikan ilmunya

kepada penulis.

6. Seluruh staf administrasi di lingkungan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Halu Oleo atas segala bentuk bantuan yang telah diberikan kepada penulis selama studi khususnya staf administrasi Jurusan Akuntansi Bapak Fariah Saleh, Bapak Halifah, SE, dan Ibu Yunita Abas, SH

7. Pimpinan dan seluruh karyawan pada PT. Hasjrat Abadi Cabang Kendari yang telah memberikan kemudahan dan waktu dalam mendukung proses penelitian penulis.

8. Sahabat-sahabat penulis, Rahmi Soraya Fitri,S.Ak, Cahyaniza,S.Ak, Stiffany Suci Delvi Eliyani,S.Ak, Bayu Umbara,S.Ak, Tresna Levia,S.Ak, Marianti,S.Ak, July Ariyanti,S.Ak yang selalu membantu dan memberi dukungan kepada penulis dalam hal apapun.

9. Teman-teman Kelas A Akuntansi 2012, terimakasih atas kebersamaan dan dukungan yang diberikan kepada penulis.

(9)

ix

Embatau, S.Pd (eky), Reza, S.KM (etha), Ikkarnila, S.Si (ikka), La Sadiu, S.Pd (sadiu), dan Jamal terimakasih buat kebersamaannya selama 43 hari di posko.

11. Seluruh teman-teman akuntansi angkatan 2012, senior dan junior yang telah membantu penulis dalam proses perkuliahan di jurusan akuntansi.

12. Semua pihak yang telah banyak membantu dan tidak sempat penulis sebutkan namanya satu persatu.

Penulis menyadari bahwa penyusunan tugas akhir ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang sifatnya membangun penulis terima dengan tangan terbuka. Akhir kata, semoga tugas akhir ini bermanfaat bagi semua pihak.

Kendari, Januari 2017

(10)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... ii

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii

HALAMAN PENGESAHAN ... iv

ABSTRAK ... v

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR SKEMA ... xvi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... ... 5

1.3 Tujuan Penelitian ... 5

1.4 Manfaat Penelitian ... 5

1.5 Ruang Lingkup Penelitian ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu ... 7

2.2 Audit ... 8

2.2.1 Pengertian Audit ... 8

2.2.2 Jenis-Jenis Audit ... 9

2.3 Audit Manajemen ... 11

2.3.1 Pengertian Audit Manajemen ... 11

2.3.2 Ruang Lingkup Audit Manajemen... ... 12

2.3.3 Prinsip Dasar Audit Manajemen... 14

2.3.4 Tahap-Tahap Audit Manajemen ... 16

2.3.5 Standar dalam Audit Manajemen ... 19

2.4 Fungsi Pemasaran ... 20

2.4.1 Pengertian Pemasaran ... 20

2.4.2 Tujuan Pemasaran... 21

2.4.3 Proses Manajemen Pemasaran... 22

2.5 Audit Manajemen Atas Fungsi Pemasaran ... 28

2.6 Peran Audit Manajemen Atas Fungsi Pemasaran…. ... 31

2.7 Kerangka Pikir ... 36

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Obyek Penelitian ... 39

3.2 Jenis dan Sumber Data... 39

3.2.1 Jenis Data ... 39

3.2.2 Sumber Data ... 39

(11)

xi BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Perusahaan ... 45

4.1.1 Sejarah Perusahaan ... 45

4.1.2 Visi dan Misi Perusahaan ... 48

4.1.3 Struktur Organisasi Perusahaan ... 48

4.2 Hasil Penelitian ... 55

4.2.1 Karakteristik Responden... 55

4.2.1.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 56

4.2.1.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Terakhir ... 57

4.2.1.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Kerja ... 58

4.2.2 Peran Audit Manajemen pada PT. Hasjrat Abadi Cabang Kendari ... 59

4.2.3 Fungsi Pemasaran PT. Hasjrat Abadi Cabang Kendari ... 64

4.3 Pembahasan ... 69

4.3.1 Peran Audit Manajemen PT. Hasjrat Abadi Cabang Kendari 69 4.3.2 Fungsi Pemasaran PT. Hasjrat Abadi Cabang Kendari ... 73

4.3.3 Peran Audit Manajemen atas Fungsi Pemasaran pada PT. Hasjrat Abadi Cabang Kendari ... 79

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 82

5.2 Saran ... 82

DAFTAR PUSTAKA ... 84

(12)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1.1.1 Target dan Realisasi Penjualan Tahun 2014-2015

PT. Hasjrat Abadi Cabang Kendari ... 4

3.1 Sampel Penelitian ... 41

4.1 Daftar Produk Motor Yamaha PT. Hasjrat Abadi Cabang Kendari ... 47

4.2 Deskripsi Pembagian dan Pengembalian Kuesioner ... 56

4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 57

4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Terakhir .... 57

4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Kerja ... 58

4.6 Perhitungan Persentase Independensi Berdasarkan Hasil Jawaban Kuesioner ... 59

4.7 Perhitungan Persentase Keahlian Profesional Berdasarkan Hasil Jawaban Kuesioner ... 61

4.8 Perhitungan Persentase Ruang Lingkup Pekerjaan Audit Manajemen Berdasarkan Hasil Jawaban Kuesioner ... 62

4.9 Perhitungan Persentase Pelaksanaan Audit Manajemen Berdasarkan Hasil Jawaban Kuesioner ... 63

4.10 Perhitungan Persentase Efektivitas Lingkungan Pemasaran Berdasarkan Hasil Jawaban Kuesioner ... 64

4.11 Perhitungan Persentase Efektivitas Strategi Pemasaran Berdasarkan Hasil Jawaban Kuesioner ... 65

4.12 Perhitungan Persentase Efektivitas Organisasi Pemasaran Berdasarkan Hasil Jawaban Kuesioner ... 66

4.13 Perhitungan Persentase Efektivitas Sistem Informasi Pemasaran Berdasarkan Hasil Jawaban Kuesioner ... 67

4.14 Perhitungan Persentase Efektivitas Fungsi Pemasaran Berdasarkan Hasil Jawaban Kuesioner ... 69

4.14 Perhitungan Persentase Efektivitas Fungsi Pemasaran Berdasarkan Hasil Jawaban Kuesioner ... 80

(13)

xiii

2.1 Kerangka Pikir Penelitian ... 38 4.1 Struktur Organisasi PT. Hasjrat Abadi Cabang Kendari ... 50

(14)

1 1.1 Latar Belakang

Perkembangan perekonomian yang pesat seperti saat ini membawa dampak bagi perkembangan dunia usaha. Terbukti dari semakin banyaknya jenis produk baik barang maupun jasa yang ditawarkan oleh berbagai perusahaan, mulai dari perusahaan kecil, menengah hingga perusahaan besar sekalipun kepada masyarakat. Hal ini mengakibatkan timbulnya persaingan yang ketat bagi perusahaan yang sejenis. Masyarakat pun menjadi semakin kritis dalam memilih produk yang dinginkan, mengingat dengan banyaknya pilihan yang ada, maka masyarakat akan mempertimbangkan berbagai hal seperti harga, kualitas dan lain sebagainya, kemudian akhirnya memilih produk yang terbaik sesuai pertimbangan mereka.

Seiring dengan perkembangan tersebut, perusahaan dituntut untuk terus meningkatkan kualitasanya. Hal ini dimaksudkan agar perusahaan tetap mempertahankan bahkan meningkatkan pangsa pasar, yang pada akhirnya tidak lain adalah memaksimalkan laba dengan memanfaatkan seluruh sumber daya yang dimiliki secara efektif dan efisien. Perusahaan harus menyadari bagaimana mereka mengenali dan menganalisa kekuatan dan kelemahan yang dimiliki, mengendalikan hambatan yang muncul, serta memaksimalkan peluang dalam dunia bisnis.

(15)

Di dalam suatu perusahaan besar, terdapat berbagai fungsi yang memiliki tanggung jawab masing-masing dan berperan penting bagi kelangsungan hidup perusahaan. Tingkat laba yang diperoleh sangat menentukan kelangsungan hidup perusahaan. Perusahaan dituntut untuk dapat menjalankan fungsi-fungsinya secara tepat dan sesuai dengan standar yang berlaku di perusahaan tersebut agar dapat bertahan dalam dunia bisnis.

Namun pada praktiknya, tidak jarang perusahaan mengalami penurunan kinerja pada salah satu fungsinya yang berdampak pada tingat laba yang diperoleh perusahaan pada periode tertentu. Oleh karena itu, dibutuhkan audit manajemen yang dapat membantu pihak manajemen perusahaan mengatasi masalah penurunan kinerja tersebut.

Audit manajemen (management audit) adalah pengevaluasian terhadap efisiensi dan efektivitas operasi perusahaan. Audit manajemen dirancang secara sistematis untuk mengaudit aktivitas, program-program yang diselenggarakan, atau sebagian dari entitas yang bisa diaudit untuk menilai dan melaporkan apakah sumber daya dan dana telah digunakan secara efisien, serta apakah tujuan dari program dan aktivitas yang telah direncanakan dapat tercapai dan tidak melanggar ketentuan aturan dan kebijakan yang telah ditetapkan perusahaan (IBK Bayangkara, 2008: 2).

Salah satu fungsi yang sangat berperan dalam memperolah laba adalah fungsi pemasaran. Asosiasi Pemasaran Amerika dalam Kotler dan Keller (2008: 6) mendefinisikan pemasaran adalah satu fungsi organisasi dan seperangkat

(16)

proses untuk menciptakan, mengkomunikasikan, dan menyerahkan nilai kepada pelanggan dan mengelola hubungan pelanggan dengan cara yang menguntungkan organisasi dan para pemilik sahamnya. Pemasaran adalah suatu proses sosial yang di dalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain (Kotler dan Keller, 2008: 6).

Audit manajemen yang dilakukan pada suatu perusahaan akan berperan untuk membantu pihak manajemen untuk mengetahui dimana letak kesalahan atau kekurangan yang menjadi kendala perusahaan dalam kegiatan operasionalnya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dan memberikan saran untuk memperbaiki kekurangan tersebut. Audit manajemen yang dilakukan terhadap keseluruhan atau hanya pada bagian tertentu yang ada di perusahaan akan membantu peningkatan kinerja perusahaan yang akan berdampak pula terhadap pencapaian tujuan perusahaan.

PT. Hasjrat Abadi Cabang Kendari adalah salah satu perusahaan yang bergerak di bidang otomotif di Kota Kendari, Provinsi Sulawesi Tenggara. Salah satu aktivitas usaha dari perusahaan ini adalah melakukan pemasaran produk motor. Mengingat bahwa saat ini di Kota Kendari telah banyak perusahaan yang juga menawarkan produk yang serupa dengan PT. Hasjrat Abadi Cabang Kendari, maka mereka dituntut untuk terus meningkatkan kualitas khususnya pada fungsi pemasaran.

(17)

Berikut ini adalah tabel yang menunjukkan target dan realisasi penjualan produk dari PT. Hasjrat Abadi Cabang Kendari dari tahun 2014-2015:

Tabel 1.1

Target dan Realisasi Penjualan Motor PT. Hasjrat Abadi Cabang Kendari 2014-2015

Tahun Target Penjualan (unit) Realisasi Penjualan (unit) Persentase (%) 2014 8.765 7.906 90% 2015 8.400 7.611 91%

Sumber: PT. Hasjrat Abadi Cabang Kendari (2016)

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa pada tahun 2014 target yang ditetapkan adalah sebanyak 8.765 unit, namun realisasinya adalah 7.906 unit. Begitu juga pada tahun 2015, penjualan yang terealisasi adalah sebanyak 7.611 unit sedangkan target yang ditetapkan adalah sebanyak 8.400 unit. Hal ini berarti bahwa dalam 2 tahun berturut-turut, yaitu tahun 2014-2015, PT. Hasjrat Abadi tidak mencapai target penjualan yang telah ditetapkan.

Hal tersebut disebabkan oleh berbagai faktor baik dari internal perusahaan maupun dari eksternal. Faktor internal yang mempengaruhi tidak tercapainya target yang telah ditetapkan oleh perusahaan salah satunya adalah ketersediaan produk yang dipasarkan. Pada saat konsumen memesan produk pada PT. Hasjrat Abadi, kadang kala produk tersebut tidak tersedia pada saat itu juga dan harus dilakukan pemesanan terlebih dahulu yang memakan waktu lama. Faktor internal lainnya adalah kurangnya tenaga sales pada PT. Hasjrat Abadi Cabang Kendari. Pada tahun 2014 dan 2015 terdapat sekitar 15-20 orang sales yang resign dari perusahaan tersebut dan tidak segera ditemukan penggantinya.

(18)

Hal inilah yang juga menjadi salah satu faktor internal penyebab tidak tercapainya target penjualan yang telah ditetapkan oleh perusahaan.

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian yang berjudul “Peranan Audit Manajemen Atas Fungsi Pemasaran pada PT. Hasjrat Abadi Cabang Kendari”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan, yaitu apakah peranan audit manajemen atas fungsi pemasaran pada PT. Hasjrat Abadi Cabang Kendari telah efektif?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peranan audit manajemen atas fungsi pemasaran pada PT. Hasjrat Abadi Cabang Kendari.

1.4 Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi dan memberikan sumbangan konseptual bagi peneliti selanjutnya dalam rangka mengembangkan ilmu pengetahuan dalam dunia pendidikan.

(19)

2. Manfaat Praktis

a. Bagi peneliti, penelitian ini dapat digunakan sebagai suatu sarana untuk menambah wawasan keilmuan, khususnya kajian di bidang akuntansi.

b. Bagi perusahaan, penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan bagi pihak manajemen untuk bias lebih meningkatkan efektivitas dan efisiensi khususnya pada fungsi pemasaran.

c. Bagi pembaca, penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber pengetahuan dan pemikiran yang bermanfaat dalam pembangunan ekonomi melalui ilmu akuntansi.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

Peneliti membatasi ruang lingkup dalam penelitian ini agar dapat terarah dan tidak menyimpang dari permasalahan yang ada, yakni pada peranan audit manajemen atas fungsi pemasaran pada PT. Hasjrat Abadi Cabang Kendari.

(20)

7 2.1 Penelitian Terdahulu

Beberapa penelitian yang relevan dan dapat dijadikan sebagai acuan adalah penelitian yang dilakukan oleh Asrul (2012) dengan judul Peran Audit Internal Dalam Pelaksanaan Pengendalian Intern pada PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk Cabang Kendari. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peran audit internal dalam pelaksanaan pengendalian intern pada PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk Cabang Kendari. Persamaan antara penelitian ini dengan penelitian yang akan penulis lakukan adalah keduanya melihat tentang peranan audit yang dilakukan oleh pihak auditor internal perusahaan sehubungan dengan peningkatan kinerja manajemen perusahaan. Perbedaannya adalah penelitian yang dilakukan oleh Asrul adalah mengenai peran audit internal dalam pelaksanaan pengendalian intern perusahaan secara keseluruhan sedangkan penelitian yang penulis lakukan adalah mengenai peran audit manajemen atas fungsi pemasaran pada PT. Hasjrat Abadi Cabang Kendari.

Gita Juliani (2012) dengan judul Peranan Audit Operasional Dalam Menunjang Sistem Pengendalian Intern Penjualan Pada PT. Indomobil Trada Nasional. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat peran audit operasional pada PT. Indomobil Trada Nasional dalam sistem pengendalian intern penjualan. Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang akan penulis

(21)

lakukan adalah keduanya bertujuan untuk melihat peran audit yang dilaksanakan oleh auditor internal perusahaan. Perbedaannya adalah penelitian ini hanya berfokus pada sistem pengendalian intern penjualan, sedangkan penelitian yang akan penulis lakukan adalah menyangkut seluruh fungsi pemasaran dari PT. Hasjrat Abadi Cabang Kendari.

2.2 Audit

2.2.1 Pengertian Audit

Menurut Arens et al (2008: 4) audit adalah pengumpulan dan evaluasi bukti tentang informasi untuk menentukan dan melaporkan derajat kesesuaian antara informasi itu dan kriteria yang telah ditetapkan. Audit harus dilakukan oleh orang yang kompeten dan independen. Selain itu, Boynton et al (2002: 5) mendefinisikan audit sebagai suatu proses sistematis untuk memperoleh serta mengevaluasi bukti secara objektif mengenai asersi-asersi kegiatan dan peristiwa ekonomi, dengan tujuan menetapkan derajat kesesuaian antara asersi-asersi tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya serta penyampaian hasil-hasilnya kepada pihak yang berkepentingan.

Agoes (2012: 4) menyatakan bahwa audit adalah suatu pemeriksaan yang dilakukan secara kritis dan sistematis, oleh pihak independen, terhadap laporan keuangan yang telah disusun oleh manajemen, beserta catatan-catatan pembukuan dan bukti-bukti pendukungnya, dengan tujuan untuk dapat memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan tersebut. Dari beberapa pengertian

(22)

audit tersebut, dapat disimpulkan bahwa audit adalah proses pengumpulan dan evaluasi bukti-bukti tentang informasi secara objektif yang dilakukan oleh pihak yang independen dan kompeten dengan tujuan menentukan tingkat kesesuaian antara informasi itu dengan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya dan hasilnya akan dilaporkan kepada pihak-pihak yang berkepentingan.

2.2.2 Jenis-jenis Audit

Menurut Agoes (2012:10), jenis audit dibagi menjadi 2, yaitu jenis audit ditinjau dari luas pemeriksaannya (general audit dan special audit), dan jenis audit ditinjau dari jenis pemeriksaannya (management audit, compliance audit, internal audit dan computer audit).

1. Jenis audit ditinjau dari luas pemeriksaan

a. General Audit (Pemeriksaan Umum) merupakan suatu pemeriksaan umum atas laporan keuangan yang dilakukan oleh Kantor Akuntan Publik (KAP) independen dengan tujuan untuk bias memberikan pendapat mengenai keajaran laporan keuangan secara keseluruhan.

b. Special Audit (Pemeriksaan Khusus) merupakan suatu pemeriksaan terbatas (sesuai dengan permintaan auditee) yang dilakukan oleh Kantor Akuntan Publik (KAP) independen, dan pada akhir pemeriksaannya auditor tidak perlu memberikan pendapat terhadap kewajaran laporan keuangan secara keseluruhan. Pendapat yang

(23)

diberikan terbatas pada pos atau masalah tertentu yang diperiksa, karena prosedur audit yang dilakukan juga terbatas.

2. Jenis audit ditinjau dari jenis pemeriksaan

a. Management Audit (Pemeriksaan Operasonal) merupakan suatu pemeriksaan terhadap kegiatan operasi suatu perusahaan yang telah ditentukan oleh manajemen, untuk mengetahui apakah kegiatan operasi tersebut sudah dilakukan secara efektif, efisien, dan ekonomis.

b. Compliance Audit (Pemeriksaan Ketaatan) merupakan pemeriksaan yang dilakukan untuk mengetahui apakah perusahaan sudah mentaati peraturan-peraturan dan kebijakan-kebijakan yang berlaku, baik ditetapkan oleh pihak intern perusahaan (manajemen, dewan komisaris) maupun pihak ekstern (pemerintah, Bapepam, Bank Indonesia, Direktorat Jendral Pajak, dan lain-lain).

c. Internal Audit (Pemeriksaan Intern) merupakan pemeriksaan yang dilakukan internal audit perusahaan, baik terhadap laporan keuangan dan catatan akuntansi perusahaan, maupun ketaatan terhadap kebijakan manajemen yang telah ditentukan.

d. Computer Audit merupakan pemeriksaan yang dilakukan oleh Kantor Akuntan Publik (KAP) terhadap perusahaan yang memproses data akuntansinya dengan menggunakan EDP (Electronic Data Processing) system.

(24)

2.3 Audit Manajemen

2.3 1 Pengertian Audit Manajemen

Arens dan Lobbecke (2003:12) dalam bukunya “Auditing” mendefinisikan audit manajemen adalah evaluasi terhadap seluruh prosedur dan metode organisasi perusahaan, dalam tujuan untuk mengevaluasi tingkat efisiensi dan efektivitas perusahaan. Selain itu menurut Bhayangkara (2008:2) audit manajemen adalah pengevaluasian terhadap efisiensi dan efektivitas operasi perusahaan.

Dalam konteks audit manajemen, manajemen meliputi seluruh operasi internal perusahaan yang harus dipertanggungjawabkan kepada berbagai pihak yang memiliki wewenang yang lebih tinggi. Audit manajemen dirancang secara sistematis untuk mengaudit aktivitas, program-program yang diselenggarakan, atau sebagian dari entitas yang bisa diaudit untuk menilai dan melaporkan apakah sumber daya dan dana telah digunakan secara efisien, serta apakah tujuan program dan aktivitas yang telah direncanakan dapat tercapai dan tidak melanggar ketentuan aturan dan kebijakan yang telah ditetapkan.

Tunggal (2011:36) dalam bukunya “Audit Manajemen dan Audit Keuangan Historis” mendefinisikan audit manajemen atau audit operasional sebagai tinjauan atas bagian tertentu dari prosedur serta metode operasional organisasi tertentu dari prosedur serta metode tersebut. Pada saat pemeriksaan operasional dilaksanakan, manajemen biasanya

(25)

mengharapkan rekomendasi untuk meningkatkan kegiatan operasional perusahaan.

Menurut Agoes (2012:11) management audit-disebut juga operational audit, functional audit, systems audit- adalah suatu pemeriksaan terhadap kegiatan operasi suatu perusahaan termasuk kebijakan akuntansi, dan kebijakan operasional yang telah ditentukan oleh manajemen untuk mengetahui apakah kegiatan operasi tersebut sudah dilakukan secara efektif, efisien, dan ekonomis. Berdasarkan beberapa pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa audit manajemen merupakan suatu pemeriksaan yang sistematis terhadap kegiatan operasi perusahaan untuk mengevaluasi apakah sumber daya telah berjalan secara efektif dan efisien serta apakah tujuan perusahaan yang telah ditetapkan dapat tercapai tanpa melanggar ketentuan atau aturan yang berlaku dan pada akhirnya menghasilkan rekomendasi bagi pihak manajemen untuk dapat meminimalisir kekurangan-kekurangan yang terdapat dalam kegiatan operasi perusahaan.

2.3.1 Ruang Lingkup dan Tujuan Audit Manajemen

Bhayangkara (20014:4) menyatakan ruang lingkup audit manajemen meliputi seluruh aspek kegiatan manajemen. Ruang lingkup ini dapat berupa seluruh kegiatan atau dapat juga hanya mencakup bagian tertentu dari program atau aktivitas yang dilakukan. Periode audit juga bervariasi, bisa untuk jangka satu minggu, beberapa bulan, satu tahun, bahkan untuk beberapa tahun, sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.

(26)

Tujuan audit manajemen adalah untuk mengidentifikasi kegiatan, program, dan aktivitas yang masih mememerlukan perbaikan, sehingga rekomendasi yang diberikan nantinya dapat dicapai perbaikan atas pengelolaan berbagai program dan aktivitas pada perusahaan tersebut, baik dari segi efektivitas, efisiensi, maupun ekonomisasi.

Ada 3 (tiga) elemen pokok dalam tujuan audit, yaitu: 1. Kriteria (criteria)

Kriteria merupakan standar (pedoman, norma) bagi setiap individu/kelompok di dalam perusahaan dalam melakukan aktivitasnya,

2. Penyebab (causes)

Penyebab merupakan tindakan/aktivitas yang dilakukan oleh setiap individu atau kelompok di dalam perusahaan. Penyebab dapat bersifat positif, atau sebaliknya bersifat negatif.

3. Akibat (effect)

Akibat merupakan perbandingan antara penyebab dengan kriteria yang berhubungan dengan penyebab tersebut. Akibat negatif menunjukkan program atau aktivitas berjalan dengan tingkat pencapaian yang lebih rendah dari kriteria yang ditetapkan. Sedangkan akibat positif menunjukkan bahwa program atau aktivitas telah terselenggara secara baik dengan tingkat pencapaian yang lebih tinggi dari kriteria yang ditetapkan (Bhayangkara 2008:4)

(27)

2.3.2 Prinsip Dasar Audit Manajemen

Menurut Bhayangkara (2014:5), ada 7 (tujuh prinsip dasar yang harus diperhatikan agar audit manajemen dapat mencapai tujuan dengan baik, yaitu:

1. Audit dititikberatkan pada objek yang mempunyai peluang untuk diperbaiki.

Sesuai dengan tujuan audit manajemen, yaitu menciptakan perbaikan terhadap program atau aktivitas perushaan, maka audit dititikberatkan pada berbagai hal yang masih memerlukan perbaikan untuk mencapai kondisi optimal dalam pengelolaan sumber daya yang dimiliki perusahaan. Prinsip audit ini mengarahkan audit pada berbagai kelemahan manajemen, baik dalam bentuk operasional yang berjalan tidak efisien dan pencapaian tujuan yang tidak efektif maupun kegagalan perusahaan dalam menerapkan berbagai ketentuan dan peraturan serta kebijakan yang telah ditetapkan.

2. Prasyarat penilaian terhadap kegiatan objek audit.

Penilaian yang akurat baik terhadap kinerja manajemen maupun berbagai program atau metode operasi yang telah dilaksanakan, membutuhkan audit yang saksama. Dari hasil audit yang dilakukan akan diketahui apakah program yang ditetapkan, metode pelaksanaan operasi, atau kebijakan yang ditetapkan manajemen secara efektif dapat mendukung pencapaian tujuan perusahaan. Jadi dengan

(28)

demikian audit merupakan prasyarat yang harus dilakukan sebelum penilaian dilakukan.

3. Pengungkapan dalam laporan tentang adanya temuan-temuan yang bersifat positif.

Di samping menyajikan temuan-temuan yang merupakan kelemahan dalam pengelolaan perusahaan, auditor juga harus menyajikan temuan-temuan yang positif yang biasanya berupa keberhasilan yang dicapai manajemen dalam mengelola berbagai program atau aktivitas dalam operasinya. Hal ini dilakukan untuk memberikan penilaian yang objektif terhadap objek yang diaudit.

4. Identifikasi individu-individu yang bertanggung jawab tehadap kekurangan-kekurangan yang terjadi.

Auditor harus dapat mengidentifikasi dan menemukan individu-individu yang bertanggung jawab terhadap berbagai kelemahan yang terjadi pada perusahaan. Hasil ini penting, arena dengan mengetahui individu-individu tersebut, akan lebih dalam dapat digali permasalahannya dan penyebab terjadinya kelemahan tersebut, sehingga tindakan koreksi yang akan dilakukan menjadi lebih tepat dan lebih cepat.

5. Penentuan tindakan terhadap petugas yang seharusnya bertanggung jawab.

Walaupun auditor tidak memiliki wewenang dalam memberikan sanksi atau tindakan terhadap petugs yang bertanggung jawab

(29)

terhadap kelemahan yang terjadi, tetapi berdasarkan hasil audit yang dilakukan, auditor dapat memberikan berbagai pertimbangan dalam menentukan sanksi yang akan diberikan oleh pihak yang lebih tinggi dari pada petugas yang bersangkutan.

6. Pelanggaran hukum.

Dalam proses audit, tidak tertutup kemungkinan auditor menemukan berbagai pelanggaran terhadap hukum yang berlaku. Pelanggaran dapat berupa penipuan, penggelapan aset-aset perusahaan maupun berbagai kegiatan yang secara sengaja merugikan perusahaan untuk kepentingan pribadi maupun kelompok. Walaupun bukan tugas utama auditor untuk melakukan penyelidikan terhadap pelanggaran hukum, auditor harus segera menyampaikan temuan tersebut kepada atasannya tentang adanya pelanggaran tersebut.

7. Penyelidikan dan pencegahan kecurangan.

Jika terdapat indikasi terjadinya kecurangan (fraud) pada objek audit, auditor harus memberikan perhatian khusus dan melakukan penyelidikan yang lebih dalam terhadap hal tersebut, sehingga diharapkan kecurangan tersebut tidak terjadi.

2.3.3 Tahap-tahap Audit Manajemen

Ada beberapa tahapan yang harus dilakukan dalam audit manajemen, yaitu sebagai berikut:

(30)

1. Audit Pendahuluan

Audit pendahuluan dilakukan untuk mendapatkan informasi latar belakang terhadap objek yang di audit. Di samping itu, pada audit ini juga dilakukan penelaahan terhadap berbagai peraturan, ketentuan, dan kebijakan berkaitan dengan aktivitas yang diaudit, serta menganalisis berbagai informasi yang telah diperoleh untuk mengidentifikasi hal-hal yang potensial mengandung kelemahan pada perusahaan yang diaudit. Dari informasi latar belakang ini, auditor dapat menentukan tujuan audit sementara.

2. Review dan Pengujian Pengendalian Manajemen

Pada tahap ini auditor melakukan review dan pengujian terhadap pengendalian manajemen objek audit, dengan tujuan untuk menilai efektivitas pengendalian manajemen dalam mendukung pencapaian tujuan perusahaan. Dari hasil pengujian ini, auditor dapat lebih memahami pengendalian yang berlaku pada objek audit sehingga dengan lebih mudah dapat diketahui potensi-potensi terjadinya kelemahan pada berbagai aktivitas yang dilakukan. Jika dihubungkan dengan tujuan audit sementara yang telah dibuat pada audit pendahuluan, hasil pengujian pengendalian manajemen ini dapat mendukung tujuan audit sementara tersebut menjadi tujuan audit yang sesungguhnya, atau mungkin ada beberapa tujuan audit sementara yang gugur, karena tidak cukup bukti-bukti untuk mendukung tujuan audit tersebut.

(31)

3. Audit Terinci

Pada tahap ini, auditor melakukan pengumpulan bukti yang cukup dan kompeten untuk mendukung tujuan audit yang telah ditentukan. Pada tahap ini juga dilakukan pengembangan temuan untuk mencari keterkaitan antara satu temuan dengan temuan yang lain dalam menguji permasalahan yang berkaitan dengan tujuan audit. Temuan yang cukup, relevan, dan kompeten dalam tahap ini disajikan dalam suatu kertas kerja audit (KKA) untuk mendukung kesimpulan audit yang dibuat dan rekomendasi yang diberikan.

4. Pelaporan

Tahap ini bertujuan untuk mengkomunikasikan hasil audit termasuk rekomandasi yang diberikan kepada pihak yang berkepentingan. Hal ini penting untuk meyakinkan pihak manajemen (objek audit) tentang keabsahan hasil audit dan mendorong pihak-pihak yang berwenang untuk melakukan perbaikan terhadap berbagai kelemahan yang ditemukan. Laporan disajikan dalam bentuk komprehensif (menyajikan temuan-temuan penting hasil audit untuk mendukung kesimpulan audit dan rekomendasi). Rekomendasi harus disajikan dalam bahasa yang operasional dan mudah dimengerti serta menarik untuk ditindaklanjuti.

5. Tindak Lanjut

Sebagai tahap akhir dari audit manajemen, tindak lanjut bertujuan untuk mendorong pihak-pihak yang berwenang untuk

(32)

melaksanakan tindak lanjut (perbaikan) sesuai dengan rekomendasi yang diberikan. Auditor tidak memiliki wewenang untuk mengharuskan manajemen melaksanakan tindak lanjut sesuai dengan rekomendasi yang diberikan. Oleh karena itu, rekomendasi yang disajikan dalam laporan audit seharusnya sudah merupakan hasil diskusi dengan berbagai pihak yang berkepentingan dengan tindakan perbaikan tersebut. Suatu rekomendasi yang tidak disepakati oleh objek audit akan sangat berpengaruh pada pelaksanaan tindak lanjutnya. Hasil audit menjadi kurang bermakna apabila rekomendasi yang diberikan tidak ditindaklanjuti oleh pihak yang diaudit.

2.3.4 Standar dalam Audit Manajemen

Standar yang digunakan dalam pelaksanaan audit manajemen dapat berasal dari dalam perusahaan itu sendiri dan lingkungan industri perusahaan itu berada. Standar perusahaan dapat berupa tujuan, kebijakan, sasaran, prosedur dan lainnya. Sedangkan standar industri dapat berupa sertifikasi ISO, praktek usaha yang jujur, dan penerapan Good Corporate Governance.

Alejandro R. Gorospe dalam Amin Widjaja Tunggal (2000:5) menyatakan bahwa standar-standar yang digunakan untuk evaluasi dapat dikelompokkan sebagai berikut:

1. Undang-undang dan peraturan pemerintah.

2. Standar perusahaan meliputi rencana program yang disetujui, kebijakan dan prosedur yang ditetapkan, struktur yang sudah

(33)

disetujui, anggaran perusahaan, tujuan perusahaan yang ditetapkan dan prestasi masa lalu.

3. Standar dan praktek industri. 4. Prinsip dan organisasi manajemen.

5. Perusahaan-perusahaan yang maju yang telah memiliki praktek manajemen yang sehat.

6. Pemikiran dan falsafah manajemen.

Adanya penetapan standar dalam pengevaluasian pekerjaan, maka perusahaan mempunyai tolak ukur atau pedoman untuk menilai dan membandingkan hasil operasi fungsi dengan standar yang ditetapkan dan jika terjadi penyimpangan maka dicarilah penyebab serta solusinya.

2.4 Fungsi Pemasaran

2.4.1 Pengertian Pemasaran

Menurut Winer (2007:5) dalam Ramdhani (2014) pemasaran adalah sebuah kegiatan yang mencoba untuk mempengaruhi sebuah pilihan yang akan dibuat oleh seseorang, organisasi maupun institusi. Pemasaran berpengaruh terhadap pilihan mereka terhadap sesuatu yang akan dilakukan, seperti misalnya baju merk apa yang akan dipakai atau mengenai keputusan tujuan wisata. Sedangkan menurut Kotler dan Keller (2008:6) pemasaran adalah suatu proses sosial yang di dalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan dan secara bebas mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain.

(34)

Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pemasaran merupakan salah satu dari kegiatan pokok yang dilakukan oleh pengusaha dalam usahanya untuk mempertahankan kontinuitas perusahaan, untuk berkembang dan untuk mendapatkan laba. Pemasaran yang berhasil dapat menjadi pendorong kuat bagi tercapainya tujuan perusahaan. Sedangkan berhasil tidaknya pencapaian tujuan perusahaan tergantung pada keahlian mereka dalam mengelola bidang pemasaran, produksi, keuangan, maupun bidang lainnya agar perusahaan dapat berjalan lancar.

2.4.2 Tujuan Pemasaran

Menurut Bhayangkara (2014:155) ada beberapa tujuan pemasaran diantaranya:

1. Kelangsungan hidup produk

Tujuan pemasaran ini mengutamakan kemampuan perusahaan bertahan dalam persaingan. Biasanya perusahaan ini memiliki masalah bagaimana memanfaatkan kelebihan kapasitas (idle capacity) yang dihadapinya. Untuk mempertahankan diri, perusahaan ini menetapkan harga yang rendah untuk mendongkrak volume penjualan, sehingga dapat mengoptimalkan pemanfaatan kapasitas yang dimiliki.

2. Maksimisasi laba saat ini

Tujuan pemasaran ini menekankan pada pencapaian laba yang tinggi. Biasanya perusahaan menganalisis permintaan dan biaya apa

(35)

yang menimbulkan perbedaan harga, kemudian perusahaan memilih harga yang memaksimalkan labanya.

3. Kepemimpinan pangsa pasar

Tujuan ini mengutamakan keunggulan di pasar, baik melalui kualitas, produk, pelayanan dan penekanan pada maksimisasi kepuasan pelanggan. Oleh karena semua upaya ini membutuhkan biaya, maka biasanya pada tujuan pemasaran ini, perusahaan menetapkan harga produk yang relatif tinggi (sesuai dengan kualitas yang diberikan).

4. Tujuan lain

Harga bisa juga ditetapkan perusahaan untuk mencapai tujuan pemasaran lainnya, seperti: penetapan harga yang rendah untuk mencegah masuknya pesaing ke dalam pasar, menetapkan harga relatif sama dengan saingan untuk menstabilkan pasar, harga ditetapkan untuk menjaga loyalitas reseller dan mencegah intervensi pemerintah, atau harga sewaktu-waktu diturunkan untuk menarik lebih banyak konsumen mencari produk tersebut di ritel-ritel yang tersedia. Di samping itu, penerapan harga produk harga produk lain di dalam lini perusahaan.

2.4.3 Proses Manajemen Pemasaran

Manajemen pemasaran serangkaian proses yang dilakukan oleh perusahaan untuk menciptakan suatu nilai bagi para pelanggan dan

(36)

membangun hubungan yang kuat dengan mereka agar tercipta suatu nilai dari para pelanggan tersebut. (Kotler dan Amstrong, 2012:29).

Menurut Bhayangkara (2014:119) menyatakan bahwa proses manajemen pemasaran merupakan proses menganalisis peluang pasar, memilih pasar sasaran, mengembangkan bauran pemasaran dan mengelola usaha-usaha pemasaran. Proses ini mengkoordinasikan seluruh aktivitas pemasaran dalam suatu strategi pemasaran yang ditetapkan perusahaan dan sumber daya yang terlibat di dalamnya untuk mencapai tujuan perusahaan.

1. Menentukan Konsumen Sasaran

Ketika menganalisis pasar, perusahaan berusaha memotret keberadaan pasar yang akan dimasuki. Perusahaan melakukan identifikasi terhadap kebutuhan-kebutuhan (permintaan) yang ada dan kemampuan dari berbagai pemain untuk memenuhinya. Dari identifikasi ini akan dapat diketahui kesenjangan yang terjadi antara kebutuhan lengkap dengan karakteristik dan perilakunya serta kemampuan untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Kesenjangan ini melahirkan beberapa peluang bagi perusahaan.

Langkah berikutnya adalah menentukan pasar sasaran. Perusahaan menyadari bahwa tidak mampu untuk memenuhi (memuaskan) kebutuhan seluruh konsumen yang ada di pasar. Ada terlalu banyak perbedaan konsumen dengan beraneka ragam kebutuhan dan perilakunya. Beberapa perusahaan berada dalam posisi

(37)

yang lebih baik untuk melayani segmen pasar tertentu. Berkaitan dengan hal tersebut, perusahaan harus memilih segmen terbaik yang akan dilayani dan merancang strategi yang tepat untuk memperoleh laba yang tinggi dalam melayani segmen tersebut. Proses ini meliputi 3 (tiga) tahapan penting yaitu:

- Segmentasi pasar merupakan proses pengelompokkan pelanggan ke dalam kelompok-kelompok tertentu dengan kebutuhan, karakteristik, atau perilaku yang sama.

- Penetapan pasar sasaran merupakan proses untuk mengevaluasi setiap segmen pasar dan memilih satu atau lebih segmen yang akan dimasuki.

- Penentuan posisi pasar yaitu proses mengatur suatu produk untuk menempati tempat yang jelas, berbeda dan diinginkan relatif terhadap produk-produk saingannya di dalam pikitan konsumen sasaran.

2. Mengembangkan Bauran Pemasaran

Setelah menetapkan posisi pemasarannya, selanjutnya perusahaan harus mengambil keputusan bauran pemasaran yang tepat. Bauran pemasaran adalah seperangkat variabel pemasaran yang dapat dikendalikan dan dapat dipadukan untuk menghasilkan tanggapan yang diinginkan di dalam pasar sasaran. Keputusan bauran pemasaran meliputi keputusan terhadap 4 (empat) variabel penting dalam pemasaran, yang dikenal sebagai 4P yaitu:

(38)

- Product (Produk) mencerminkan kombinasi barang dan/atau jasa yang ditawarkan perusahaan kepada pasar sasaran.

- Price (Harga) mencerminkan pengorbanan yang harus dilakukan konsumen untuk mendapatkan dan menggunakan suatu produk. Keputusan harga merupakan keputusan strategis karena berhubungan erat dengan posisi produk di pasar dan menjadi penopang keunggulan bersaing perusahaan.

- Place (Tempat/saluran distribusi) berkaitan dengan usaha perusahaan menjadikan produk selalu siap sedia untuk konsumen sasaran dalam jumlah dan waktu yang tepat. Keputusan tentang saluran distribusi beraitan dengan efektivitas dan efisiensi penggunaan saluran distribusi.

- Promotion (Promosi) mencerminkan berbagai aktivitas untuk mengkomunikasikan dan mensosialisasikan keunggulan-keunggulan produk kepada konsumennya. Penentuan metode promosi, materi periklanan dan pemilihan media merupakan hal yang sangat penting mempengaruhi keberhasilan dari promosi tersebut mencapai tujuannya.

Pada perkembangannya, menurut Kotler dan Amstrong (2012: 62), teori bauran pemasaran juga disesuaikan dengan kondisi industri dimana industri jasa mengenal 3P tambahan sehingga menjadi 7P, yaitu:

(39)

- Process (Proses) adalah dimana pelayanan menjadi perhatian, penciptaan dan pemberian elemen produk memerlukan desain dan pelaksanaan proses yang efektif.

- Physical Environment (Lingkungan Fisik) adalah desain dari penampilan pelayanan, dari bangunan, landscaping, kendaraan, perabot interior, peralatan, seragam staf, signs, printed materials, dan lainnya yang terlihat memberikan bukti nyata atas kualitas pelayanan perusahaan, fasilitas pelayanan, dan membimbing konsumen melalui proses pelayanan.

- People (Orang) adalah individu yang berinteraksi langsung dengan konsumen, yang membutuhkan keterampilan interpersonal yang baik dan sikap positif.

3. Mengelola Upaya Pemasaran

Pengelolaan upaya-upaya pemasaran melibatkan 4 (empat) fungsi utama manajemen pemasaran, yaitu (i) analisis pemasaran, (ii) perencanaan pemasaran, (iii) implementasi pemasaran, dan (iv) pengendalian pemasaran. perusahaan harus melakukan analisis terhadap lingkungan pemasarannya untuk menentukan berbagai ancaman yang mungkin dihadapi dan beberapa peluang yang mungkin untuk dikelola. Di samping itu, perusahaan juga harus melakukan analisis terhadap kekuatan dan kelemahannya. Hasil analisis pemasaran memberikan gambaran berbagai peluang, ancaman dan kekuatan perusahaan termasuk berbagai kelemahan yang bisa

(40)

menjadi hambatan untuk menghadapi pesaing. Berdasarkan informasi ini, perusahaan kemudian menyusun suatu rencana pemasaran. Rencana pemasaran menentukan terlebih dahulu berbagai program/aktivitas pemasaran yang akan membantu perusahaan di masa yang akan datang, termasuk memutuskan strategi pemasaran yang akan membantu perusahaan untuk mencapai tujuannya.

Implementasi pemasaran menjadikan suatu rencana ke dalam berbagai program/aktivitas, yang secara efektif menerapkan rencana pemasaran yang telah ditetapkan perusahaan. Berbagai bagian dan fungsi yang ada di dalam perusahaan harus bekerja sama dengan baik dalam implementasi rencana ini. Dengan demikian akan tercapai keselarasan tujuan dari berbagai bagian dan fungsi yang ada di dalam perusahaan sesuai dengan rencana.

Bagian terakhir dari rangkaian upaya pemasaran adalah pengendalian pemasaran, yang merupakan proses pengukuran dan evaluasi hasil-hasil strategi dan rencana pemasaran serta pengambilan tindakan-tindakan korektif untuk memastikan bahwa tujuan-tujuan akan tercapai. Pengendalian pemasaran meliputi empat tahapan penting, yaitu: penetapan tujuan pemasaran spesifik, mengukur kinerja di pasar dan mengevaluasi penyebab terjadinya perbedaan antara kinerja yang diharapkan (tujuan) dengan kinerja actual yang dicapai perusahaan dan akhirnya manajemen menentukan tindakan

(41)

perbaikan yang harus dilakukan untuk menutup kesenjangan antara tujuan dengan kinerja aktual.

Pengendalian pemasaran mencakup dua pengendalian penting yang meliputi pengendalian operasi dan pengendalian strategis. Pengendalian operasi menekankan pada audit operasional yang sedang berjalan untuk membandingkan antara kinerja yang telah dicapai dengan rencana tahunan dan menentukan tindakan perbaikan yang harus dilakukan jika terjadi penyimpangan antara kinerja yang telah dicapai dengan rencana yang telah ditetapkan. Sedangkan pengendalian strategis menekankan pada evaluasi apakah strategi yang ditetapkan perusahaan masih sesuai dengan peluang-peluang yang tersedia dan kondisi persaingan yang sedang terjadi.

2.5 Audit Manajemen atas Fungsi Pemasaran

Bhayangkara (2014:115) mendefinisikan audit pemasaran sebagai pengujian yang komprehensif, sistematis, independen dan dilakukan secara periodik terhadap lingkungan pemasaran, tujuan, strategi dan aktivitas perusahaan atau unit bisnis, untuk menetukan peluang dan area permasalahan yang terjadi serta merekomendasikan tindakan untuk meningkatkan kinerja pemasaran perusahaan. Selain itu, Tunggal (2012:159) menyatakan bahwa audit pemasaran merupakan suatu penelaahan dan penilaia atas semua operasi pemasaran secara sistematis, kritis dan tidak memihak dari tujuan dan kebijakan dasar operasi serta asumsi yang mendasari mereka, dan juga prosedur, personel serta asumsi yang berlaku untuk menerapkan kebijakan

(42)

dan mencapai tujuan. Fungsi utamanya adalah menguji dan menilai tujuan dan kebijakan pemasaran yang mengarahkan perusahaan.

Tujuan utama dari audit pemasaran adalah untuk mengidentifkasi ancaman-ancaman yang dihadapi perusahaan dan merencanakan perbaikan yang diperlukan untuk mengeliminasi ancaman yang dihadapi perusahaan dan merencanakan perbaikan yang diperlua untuk mengeliminasi ancaman tersebut. Sedangkan manfaat yang diperoleh dari audit ini adalah hasilnya dapat memberikan gambaran yang objektif tentang kinerja pemasaran perusahaan dan berbagai kekurangan yang terjadi dalam pengelolaan upaya pemasaran yang masih memerlukan perbaikan.

Menurut Bhayangkara (2014:117), audit pemasaran dapat mencakup 6 (enam) wilayah utama dalam pemasaran sebagai berikut:

1. Audit Lingkungan Pemasaran

Audit terhadap lingkungan pemasaran mencakup penilaian terhadap pelanggan, pesaing dan berbagai faktor lain yang memiliki pengaruh terhadap perusahaan. Audit ini meliputi aspek lingkungan makro seperti ekonomi, teknologi, sosial dan politik.

2. Audit Strategi Pemasaran

Audit ini bertujuan untuk menentukan bahwa perusahaan telah menetapkan strategi yang selaras dengan tujuannya, sesuai dengan lingkungan yang dihadapi. Sering terjadi bahwa tujuan dan strategi tidak secara jelas dinyatakan dan kemudian auditor harus menentukan pernyataan tujuan untuk kepentingan pengevaluasiannya.

(43)

3. Audit Organisasi Pemasaran

Audit ini menilai kemampuan organisasi pemasaran dalam mencapai tujuan perusahaan. Audit ini menentukan kemampuan tim pemasaran untuk secara efektif berinteraksi dengan bagian-bagian lain seperti litbang, keuangan, pembelian dan sebagainya.

4. Audit Sistem Pemasaran

Audit ini menganalisis prosedur yang digunakan perusahaan untuk memperoleh informasi perencanaan dan pengendalian operasi pemasaran. Hal ini berhubungan dengan penilaian apakah perusahaan telah memiliki motode yang memadai atau tidak, untuk digunakan mengerjakan tugas-tugas rutin di bidang pemasaran.

5. Audit Produktivitas Pemasaran

Audit ini menganalisis produktivitas dan profitabilitas produk, kelompok pelanggan, atau unit analisis yang lain di dalam pemasaran. Analisis biaya pemasaran adalah salah satu metode untuk menganalisis profitabilitas dan produktivitas pemasaran.

6. Audit Fungsi Pemasaran

Audit ini merupakan audit vertikal atau analisis secara mendalam terhadap setiap elemen bauran pemasaran seperti produk, harga, distribusi, tenaga penjual, periklanan, promosi, dan lain-lain.

2.6 Peran Audit Manajemen Atas Fungsi Pemasaran

Audit manajemen adalah audit terhadap manajemen suatu organisasi secara keseluruhan untuk menilai apakah unsur-unsur manajemen telah

(44)

direncanakan, dijalankan, dan dikendalikan dengan prinsip-prinsip manajemen yang baik dan benar sehingga organisasi melalui fungsi-fungsinya dapat mencapai tujuan yang ditetapkan.

Persaingan yang ketat menuntut perusahaan untuk mengembangkan segala upaya agar menjadi unggul dalam persaingan. Akan tetapi di sisi lain perusahaan memiliki keterbatasan sumber daya sehingga agar dapat tetap bertahan dalam persaingan perusahaan harus berupaya untuk mencapai keunggulan melalui efektivitas dan efisiensi karena efektivitas dan efisiensi membuat adanya kemampuan untuk menggunakan sumber daya yang minim tersebut untuk hasil yang maksimal.

Siagian (2001: 13) mengatakan bahwa kalangan manajemen menunjukkan sambutan terhadap perkembangan audit manajemen karena jika digunakan dengan tepat maka audit manajemen bisa member manfaat yang besar yaitu:

1. Memungkinkan manajemen mengidentifikasikan kegiatan operasional dalam perusahaan yang tak memberikan kontribusi dalam perolehan keuntungan.

2. Membantu manajemen dalam peningkatan produktivitas kerja dari berbagai komponen organisasi.

3. Memungkinkan manajemen mengidentifikasikan hambatan dan kendala yang dihadapi dalam mengkoordinasikan berbagai kegiatan dan mengambil langkah strategik untuk mengatasi dan menghilangkannya.

(45)

4. Memantapkan penerapan pendekatan kesisteman dalam menjalankan roda organisasi.

5. Memungkinkan manajemen pada berbagai tingkat menentukan strategi yang tepat.

6. Membantu manajemen merumuskan pedoman teknis operasional bagi para pelaksana berbagai kegiatan dalam perusahaan yang akan membantu para tenaga kerja operasional melakukan kegiatan masing-masing dengan tingkat efisiensi dan efektifitas yang lebih tinggi.

7. Mengidentifikasikan dengan tepat berbagai masalah dan tantangan yang dihadapi dalam manajemen sumber daya manusia.

8. Membantu manajemen menilai perilaku bawahan dalam menyediakan informasi bagi pimpinan sesuai dengan kebutuhan pimpinan pada berbagai hierarki perusahaan.

Audit manajemen dilakukan oleh auditor internal. Menurut Hiro Tugiman (2006: 16) yang dikutip dari Standar Profesional Audit Internal, kriteria audit internal yang memadai meliputi:

1. Independensi

Auditor yang independen adalah auditor yang tidak terpengaruh oleh berbagai kekuatan yang berasal dari luar diri auditor dalam mempertimbangkan fakta yang dijumpainya dalam pelaksanaan audit. Dengan adanya independensi, pelaksanaan audit internal dapat dilaksanankan secara efektif dan hasil audit akan objektif.

(46)

Hiro Tugiman (2006: 20) mengemukakan bahwa para auditor internal dianggap mandiri apabila dapat melaksanakan pekerjaannya secara bebas dan objektif. Kemandirian para auditor internal dapat memberikan penilaian yang tidak memihak dan tanpa prasangka, hal mana yang sangat diperlukan atau penting bagi pemeriksaan sebagaimana mestinya.

2. Kemampuan Profesional

Menurut Hiro Tugiman (2006:27) kemampuan profesional merupakan tanggung jawab bagian audit internal dan setiap auditor internal. Pimpinan audit internal dalam setiap pemeriksaan haruslah menugaskan orang-orang secara bersama atau keseluruhan memiliki pengetahuan, kemampuan, dan berbagai disiplin ilmu yang diperlukan untuk melaksanakan pemeriksaan secara tepat dan pantas.

Hiro Tugiman (2006: 27) juga mengatakan bahwa auditor internal harus:

a) Mengetahui standar profesional dalam melakukan pemeriksaan. b) Memiliki pengetahuan, kecakapan, dan berbagai disiplin ilmu yang

penting dalam pelaksanaan pemeriksaan.

c) Memiliki kemampuan untuk menghadapi orang lain dan berkomunikasi secara efektif.

d) Meningkatkan kemampuan teknisnya melalui pendidikan yang berkelanjutan.

(47)

e) Melaksanakan ketelitian profesional yang sepantasnya dalam melakukan pemeriksaan.

3. Ruang Lingkup Pekerjaan Audit Internal

Menurut Hiro Tugiman, (2006:41) ruang lingkup pekerjaan audit internal meliputi pengujian dan evaluasi terhadap kecukupan dan keefektifan sistem pengendalian internal yang dimiliki oleh perusahaan dan kualitas pelaksanaan tanggung jawab. Lingkup pekerjaan pemeriksa internal harus meliputi pengujian dan evaluasi terhadap kecukupan serta efektivitas sistem pengendalian internal yang dimiliki organisasi dan kualitas pelaksanaan tanggung jawab yang diberikan.

1) Keandalan Informasi

Pemeriksa internal haruslah memeriksa keandalan (reliabilitas dan integritas) informasi keuangan dan pelaksanaan pekerjaan dan cara-cara yang dipergunakan untuk mengidentifikasi, mengukur, mengklasifikasi, dan melaporkan suatu informasi tersebut.

2) Kesesuaian dengan kebijaksanaan, rencana, prosedur, dan peraturan perundang-undangan

Pemeriksa internal haruslah memeriksa sistem yang telah ditetapkan untuk meyakinkan apakah sistem tersebut telah sesuai dengan kebijaksanaan, rencana, prosedur, hukum, dan peraturan yang memiliki akibat penting terhadap pekerjaan-pekerjaan atau operasi-operasi, laporan-laporan serta harus menentukan apakah organisasi telah memenuhi hal-hal tersebut.

(48)

3) Perlindungan terhadap harta

Pemeriksa internal haruslah memeriksa alat atau cara yang dipergunakan untuk melindungi harta atau aktiva, dan bila dipandang perlu, memverifikasi keberadaan berbagai harta organisasi.

4) Penggunaan sumber daya secara ekonomis dan efisien

Pemeriksa internal harus menilai keekonomisan dan efisiensi penggunaan sumber yang ada.

5) Pencapaian tujuan

Pemeriksa internal haruslah menilai pekerjaan, operasi, atau program untuk menentukan apakah hasil-hasil yang dicapai sesuai dengan tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan, dan apakah suatu pekerjaan, operasi, atau program telah dijalankan secara tepat dan sesuai dengan rencana.

4. Pelaksanaan Audit Internal

Hiro Tugiman (2006:53) menyatakan bahwa kegiatan pemeriksaan harus meliputi perencanaan pemeriksaan, pengujian dan pengevaluasian informasi, pemberitahuan hasil dan menindaklanjuti (follow up).

Fungsi pemasaran sebagai bagian dari fungsi yang ada di perusahaan harus juga menunjang terciptanya efektivitas dan efisiensi perusahaan melalui penciptaan efektivitas dan efisiensi fungsi pemasaran. Untuk mengevaluasi sejauh mana efektivitas dan efisiensi fungsi pernasaran telah dicapai, diperlukan alat bantu sebagai indikator. Audit manajemen fungsi pemasaran dalam hal ini dapat dipilih sebagai alat bantu tersebut.

(49)

Audit manajemen fungsi pemasaran dengan tinjauan penelitian berbagai sasaran yang ada dalam fungsi pemasaran diharapkan berguna untuk memberikan informasi tentang letak ketidakefektifan fungsi pemasaran sehingga dapat dilakukan perbaikan. Audit manajemen fungsi pemasaran yang dilakukan secara berkala dan teratur akan membuat pemasaran semakin mendekati efektivitas dan efisiensi yang sempurna.

2.7 Kerangka Pikir

Pelaksanaan audit manajemen sangat membantu pihak perusahaan dalam meningkatkan kinerja seluruh bagian atau fungsi yang ada di dalam perusahaan tersebut. Berbagai kekurangan yang terdapat dalam perusahaan dapat diidentifikasi dengan dilakukannya audit manajemen yang kemudian menghasilkan rekomendasi yang akan berguna bagi pihak manajemen dalam memperbaiki kekurangan-kekurangan tersebut. Pada PT. Hasjrat Abadi Cabang Kendari, audit manajemen dilakukan terhadap seluruh fungsi yang ada di perusahaan, termasuk fungsi pemasaran. Fungsi pemasaran adalah salah satu fungsi yang sangat berperan penting dalam pencapaian tujuan perusahaan karena menyangkut aktivitas utama perusahaan yaitu perdagangan motor.

Pada tahun 2014-2015 PT. Hasjrat Abadi tidak mencapai target penjualan yang telah ditetapkan. Pada tahun 2014 target yang ditetapkan adalah sebanyak 8.765 unit, namun realisasinya adalah 7.906 unit. Begitu juga pada tahun 2015, penjualan yang terealisasi adalah sebanyak 7.611 unit sedangkan target yang ditetapkan adalah sebanyak 8.400 unit. Hal ini

(50)

disebabkan oleh berbagai faktor di antaranya kurangnya tenaga pemasar/sales pada PT. Hasjrat Abadi Cabang Kendari. Faktor lain penyebab tidak tercapainya target penjualan PT. Hasjrat Abadi Cabang Kendari adalah ketersediaan produk yang kurang memadai.

Berdasarkan uraian di atas, maka kerangka pikir penelitian dapat digambarkan pada skema 2.1.

(51)

Skema 2.1

Kerangka Pikir Penelitian

STUDI TEORITIS

- Peran Audit Manajemen  Independensi  Keahlian Profesional  Ruang Lingkup Pekerjaan

Audit  Pelaksanaan Audit (Hiro Tugiman,2006) - Fungsi Pemasaran  Lingkungan Pemasaran  Strategi Pemasaran  Organisasi Pemasaran  Sistem Informasi Pemasaran  Fungsi Pemasaran (Bhayangkara, 2014)

- Peranan Audit Manajemen Atas Fungsi Pemasaran

FAKTA EMPIRIS 1. Penelitian Terdahulu

- Asrul (2012)

Peran Audit Internal Dalam Pelaksanaan Pengendalian Intern pada PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk Cabang Kendari. - Gita (2012)

Peranan Audit Operasional Dalam Menunjang Sistem Pengendalian Intern Penjualan Pada PT. Indomobil Trada Nasional.

2. Fenomena yang terjadi pada PT. Hasjrat Abadi Kendari.

PT. Hasjrat Abadi Cabang Kendari pada tahun 2014-2015 tidak mencapai target penjualan yang telah ditetapkan. Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor di antaranya, kurangnya tenaga pemasar dan ketersediaan produk yang kurang memadai.

RUMUSAN MASALAH

Apakah peranan audit manajemen fungsi pemasaran pada PT. Hasjrat Abadi Cabang

Kendari telah efektif?

ANALISIS DESKRIPTIF

HASIL DAN PEMBAHASAN

(52)

39 BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian

Objek penelitian ini adalah peran audit manajemen atas fungsi pemasaran pada PT. Hasjrat Abadi Cabang Kendari yang beralamat di Jl. Ahmad Yani No. 62 Kendari, Sulawesi Tenggara. Penelitian ini dirancang sebagai penelitian explanatory (penelitian yang bersifat menjelaskan).

3.2 Jenis dan Sumber Data 3.2.1 Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Data kualitatif adalah data yang disajikan bukan dalam bentuk angka-angka.

b. Data kuantitatif adalah data yang disajikan dalam bentuk angka-angka. 3.2.2 Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari objek yang diteliti. Menurut Sugiyono (2014:137) data primer adalah sumber data yang yang langsung memberikan data kepada pengumpul

(53)

data. Data dalam penelitian ini adalah data yang diambil langsung dari pihak yang berhubungan dengan objek penelitian pada PT. Hasjrat Abadi Cabang Kendari.

2. Data Sekunder

Data sekunder, yaitu data yang diperoleh peneliti secara tidak langsung dari objek penelitian. Menurut Sugiyono (2014:137) data sekunder adalah sumber data yang tidak memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau dokumen. Data dalam penelitian ini adalah data-data yang diperoleh dari berbagai literatur atau artikel yang berhubungan dengan objek penelitian.

3.3 Populasi Dan Sampel

Menurut Sugiyono (2014:115), populasi adalah wilayah generalisasi terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu. ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan yang bekerja pada PT. Hasjrat Abadi Cabang Kendari yang berjumlah 72 orang.

Sedangkan sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono 2014:116). Sampel pada penelitian ini ditentukan dengan cara purposive sampling, yaitu bentuk penarikan sampel dengan menggunakan kriteria-kriteria tertentu. Adapun kriteria yang digunakan adalah:

(54)

1. Sampel merupakan karyawan yang bekerja pada PT. Hasjrat Abadi Cabang Kendari.

2. Sampel yang dipilih adalah karyawan yang bertanggung jawab pada setiap bagian pada PT. Hasjrat Abadi Cabang Kendari.

3. Karyawan yang mengerti dengan objek yang diteliti berhubungan dengan audit manajemen dan fungsi pemasaran.

Adapun karyawan yang akan dijadikan sampel adalah sebagai berikut: Tabel 3.1

Sampel Penelitian

No Bagian Jumlah (orang)

1 Kepala Cabang 1

2. Kabag. Adm.Keu 1

3 Sales Internal Control 1

4 Promosi 1

5 Kasie. Yamaha 1

6 Kasie. Adm. Sales 1

7 Kasie. Keuangan 1 8 Kasie. Pembukuan 1 9 Kasie. Umum 1 10 Counter Sales 3 11 Sales 2 Total 14

Sumber: PT. Hasjrat Abadi Cabang Kendari 2016 3.4 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu: 1. Wawancara, yaitu proses tanya jawab secara langsung kepada narasumber

(55)

2. Kuesioner, yaitu cara pengumpulan data dengan memberikan atau menyebar daftar pertanyaan kepada responden.

3. Observasi, yaitu metode yang mengamati secara langsung objek yang diteliti sehingga diperoleh gambaran dengan jelas dan sebenarnya mengenai perusahaan serta masalah yang dihadapi oleh perusahaan.

4. Dokumentasi merupakan metode pengumpulan data dengan mencatat data atau dokumen-dokumen yang ada di perusahaan yang berhubungan dengan penelitian.

3.4 Metode Analisis Data

Metode analisis data yang dilakukan adalah metode analisis deskriptif, yaitu dengan cara melakukan analisis mengenai informasi-informasi dan data yang berhasil diperoleh baik yang dilakukan dengan wawancara maupun observasi. Selain itu penulis juga melakukan perhitungan nilai persentase hasil jawaban para responden menggunakan perhitungan:

X 100 %

Persentase skor yang diperolah selanjutnya dibandingkan dengan kriteria interpretasi skor kuesioner sesuai dengan yang dikemukakan oleh S. Nasution (2003: 61) sebagai berikut:

< 59% = (tidak memadai) dikatakan peranan audit manajemen atas fungsi pemasaran tidak efektif.

(56)

60% - 69% = (kurang memadai) dikatakan peranan audit manajemen atas fungsi pemasaran kurang efektif.

70% - 79% = (cukup memadai) dikatakan peranan audit manajemen atas fungsi pemasaran cukup efektif.

80% - 89% = (memadai) dikatakan peranan audit manajemen atas fungsi pemasaran efektif.

90% - 100% = (sangat memadai) dikatakan peranan audit manajemen atas fungsi pemasaran sangat efektif.

3.5 Definisi Operasional

1. Audit Manajemen adalah sistem pemeriksaan internal terhadap suatu bagian yang terdapat pada PT. Hasjrat Abadi Cabang Kendari.

2. Fungsi Pemasaran adalah suatu bagian dalam PT. Hasjrat Abadi Cabang Kendari yang melakukan kegiatan pemasaran dimulai dari perencanaan, pengorganisasian, dan pengendalian.

3. Peranan Audit Manajemen atas Fungsi Pemasaran adalah kewajiban yang harus dipenuhi dari pelaksanaan audit manajemen pada PT. Hasjrat Abadi Cabang Kendari khususnya atas fungsi pemasaran pada.

4. Lingkungan Pemasaran adalah para pelaku dan kekuatan-kekuatan di luar pemasaran yang mempengaruhi kemampuan PT. Hasjrat Abadi Cabang Kendari untuk mempertahankan hubungan yang berhasil dengan pelanggan.

(57)

5. Strategi Pemasaran adalah suatu cara yang berhubungan dengan pemasaran yang telah direncanakan oleh pihak PT. Hasjrat Abadi Cabang Kendari yang akan dilakukan untu mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

6. Organisasi Pemasaran adalah bagian dalam PT. Hasjrat Abadi Cabang Kendari yang khusus menangani berbagai aktivitas pemasaran dalam rangka pencapaian tujuan pemasaran perusahaan.

7. Sistem Informasi Pemasaran adalah orang, peralaan dan prosedur untuk mengumpulkan, memilah, menganalisis, mengevaluasi dan mendistribusikan informasi yang dibutuhkan pihak pengambil keputusan pemasaran pada PT. Hasjrat Abadi Cabang Kendari.

8. Kebijakan Promosi adalah kebijakan PT. Hasjrat Abadi Cabang Kendari menyangkut kegiatan untuk mempromosikan produk yang dipasarkan.

9. Independensi adalah sikap yang harus dimiliki oleh auditor internal yang melakukan audit manajemen pada PT. Hasjrat Abadi Cabang Kendari.

10. Keahlian profesional adalah kemampuan yang harus dimiliki oleh auditor internal yang melakukan audit manajemen pada PT. Hasjrat Abadi Cabang Kendari.

11. Ruang Lingkup Pekerjaan Audit Internal adalah cakupan pemeriksaan yang dilakukan pada PT. Hasjrat Abadi Cabang Kendari yang harus meliputi semua aktivitas yang ada di perusahaan.

12. Pelaksanaan Audit Internal adalah proses kegiatan audit manajemen yang dilakukan oleh auditor internal PT. Hasjrat Abadi.

Gambar

Tabel 3.1  Sampel Penelitian
Tabel 4.3 di atas menunjukkan bahwa responden pria berjumlah 9  orang  atau  sebesar  64,3%,  dan  responden  wanita  berjumlah  5  orang  atau  35,7%
Tabel  4.4  di  atas  menunjukkan  bahwa  jumlah  responden  dengan  tingkat  pendidikan  terakhir  S-1  berjumlah  8  orang,  yaitu  sebesar  50%,  tingkat  pendidikan  terakhir  D-3  berjumlah  2  orang,  yaitu  sebesar  14,3%,  dan  dengan  tingkat  pen
Tabel  4.10  di  atas  menunjukkan  perhitungan  persentase  efektivitas  lingkungan  pemasaran  dari  hasil  kuesioner  yang  telah  disebar  sesuai  jumlah  pertanyaan  dan  jumlah  responden

Referensi

Dokumen terkait

Melalui audit operasional, manajemen perusahaan dapat mengetahui pelaksanaan kegiatan operasi, masalah yang ada dalam kegiatan dan juga cara-cara untuk mengatasi

Audit operasional atas fungsi sumber daya manusia adalah proses pemeriksaan dan penilaian secara sistematis, obyektif, komprehensif, dan terdokumentasi terhadap

prestasi manajemen yang bertanggungjawab atas kegiatan tersebut serta dapat digunakan untuk mencari sebab teijadinya penyimpangan apabila hasil dicapai tidak sesuai dengan apa

Nely Entriliyani dkk 2016 audit operasional adalah suatu pemeriksaan terhadap kegiatan operasi suatu perusahaan, termasuk kebijakan akuntansi dan kebijakan operasional yang

Berdasarkan beberapa pengertian audit diatas dapat disimpulkan bahwa audit adalah pemeriksaan yang dilakukan oleh seorang auditor dengan mengumpulkan dan mengevaluasi

Tahap selanjutnya adalah melakukan review dan pengujian terhadap pengendalian manajemen objek audit. Dengan tujuan untuk menilai efektivitas.. pengendalian

Jika dalam perusahaan terdapat hanya satu unit kerja yang bertanggung jawab untuk melakukan semua jenis pembelian bagi perusahaan, pelaksana audit perlu mempelajari bagan

Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan secara mendalam dibidang audit khususnya mengenai audit manajemen fungsi keuangan dan untuk memenuhi salah satu syarat