• Tidak ada hasil yang ditemukan

IV STUDI KASUS. sebagai stasiun awal. Rute 5 meliputi stasiun. 3, 9, 13, 14, 15, 16, 17 dengan stasiun 3. 4, 10, 15, 18, 19, 22, 23 dengan stasiun 4

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "IV STUDI KASUS. sebagai stasiun awal. Rute 5 meliputi stasiun. 3, 9, 13, 14, 15, 16, 17 dengan stasiun 3. 4, 10, 15, 18, 19, 22, 23 dengan stasiun 4"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

IV STUDI KASUS

Misalkan pada suatu daerah terdapat jaringan rel kereta. Jaringan rel kereta tersebut memiliki 23 stasiun dengan 23 edge antarstasiun. Gambar jaringan dapat dilihat pada Gambar 6. Angka di setiap simpul/verteks menyatakan stasiun, sedangkan angka pada setiap edge menyatakan banyaknya penumpang pada edge (rute kereta antarstasiun) tersebut. Setiap edge terdiri atas dua jalur yang memiliki arah yang berbeda. Arah 1 merupakan arah perjalanan kereta yang menjauhi stasiun awal, sedangkan arah 2 merupakan arah perjalanan kereta yang mendekati stasiun awal. Banyaknya penumpang yang tertera pada Gambar 6 merupakan banyaknya penumpang antarstasiun pada setiap arah. Jaringan

tersebut memiliki 5 rute kereta. Rute 1 meliputi stasiun 1, 6, 12, 13, 14, 15 dengan stasiun 1 sebagai stasiun awal. Rute 2 meliputi stasiun 2, 7, 8, 12, 13, 14, 15 dengan stasiun 2 sebagai stasiun awal. Rute 3 meliputi stasiun 3, 9, 13, 14, 15, 16, 17 dengan stasiun 3 sebagai stasiun awal. Rute 4 meliputi stasiun 4, 10, 15, 18, 19, 22, 23 dengan stasiun 4 sebagai stasiun awal. Rute 5 meliputi stasiun 5, 11, 17, 20, 21, 22, 23 dengan stasiun 5 sebagai stasiun awal.

Perjalanan kereta dimulai dari stasiun awal ke stasiun tepat setelahnya sampai ke stasiun akhir kemudian kembali ke stasiun awal untuk setiap rutenya. Pada setiap rute, kereta harus berhenti di setiap stasiun secara berurut.

Gambar 6 Jaringan rel kereta.

Tipe kereta yang tersedia ada 8 tipe. Setiap tipe kereta memiliki karakteristik dan biaya masing-masing. Karakteristiknya terdiri dari waktu perjalanan kereta antarstasiun, waktu maksimum dan minimum perjalanan kereta antarstasiun, waktu tunggu kereta di stasiun, kapasitas tiap gerbong, serta waktu kereta dari stasiun awal sampai kembali lagi ke stasiun tersebut (cycle time). Setiap rute memiliki jarak tertentu dan akan dilalui satu tipe kereta. Biayanya terdiri dari biaya tetap mesin kereta dan gerbong kereta, biaya taktetap mesin kereta dan gerbong kereta. Pada kasus kali ini, waktu periodiknya adalah 60 menit (P = 60

menit). Jadi selisih waktu keberangkatan kereta di stasiun awal untuk setiap rute adalah 60 menit. Data yang ada dapat dilihat pada Lampiran 2. Data dan jaringan rute rel kereta pada karya ilmiah ini merupakan data hipotetik. Banyaknya gerbong yang tersedia adalah 2, 4, 6, atau 8 gerbong pada setiap tipe kereta. Data yang ada kemudian diolah dalam program dengan menggunakan perangkat lunak LINGO 11.0.

Pada pembahasan penyelesaian masalah karya ilmiah ini akan dijelaskan penyelesaian setiap subprolem beserta penyelesaian tahapan setiap subproblem. Penyelesaian masalah ini

(2)

tidak dapat dilakukan dalam satu tahap. Terdapat 4 tahapan yang diperlukan dalam memecahkan setiap subproblem yang ada. Tahapannya yaitu pemilihan kereta, penjadwalan tahap I, penjadwalan tahap II (perbaikan jadwal dengan penundaan waktu tiba atau waktu keberangkatan), kemudian pemeriksaan kefisibelan.

Pada tahap 1, yaitu pemilihan kereta, data yang diperlukan adalah waktu keberangkatan kereta dari stasiun awal sampai kembali lagi ke stasiun tersebut (cycle time), selisih waktu keberangkatan antarkereta dari stasiun awal, biaya tetap mesin kereta dan gerbong kereta, biaya taktetap mesin kereta dan gerbong kereta, jarak setiap rute, kapasitas gerbong kereta, kapasitas penumpang antarstasiun. Tahap ini hanya menggunakan sebagian formulasi model MCSP yaitu fungsi objektif (1), serta kendala (2) dan (3) yang terdapat di Bab III. Pada tahap 2, penjadwalan tahap I, data yang diperlukan adalah waktu perjalanan kereta antarstasiun dan waktu tunggu kereta di stasiun. Pada tahap ini formulasi yang digunakan yaitu persamaan (5) dan (6) yang terdapat pada Bab III.

Pada tahap 3, penjadwalan tahap II, data yang diperlukan adalah waktu keberangkatan dan kedatangan kereta yang diperoleh dari tahap 2. Formulasi yang digunakan pada tahap ini yaitu kondisi (7), fungsi objektif (8), kendala (9), serta persamaan (10), (11), (12), (13), (14), (15), (15), dan (17) pada Bab III. Pada tahap 4, pemeriksaan kefisibelan, data yang diperlukan adalah waktu perjalanan maksimum dan minimum, serta waktu keberangkatan dan kedatangan yang diperoleh dari tahap 3. Pada tahap ini fomulasi model MCSP yang digunakan yaitu kendala (4) pada Bab III.

1. Subproblem 1

Pada Subproblem 1, himpunan tipe kereta yang dapat digunakan pada suatu rute masih lengkap.

 Tahap 1

Data yang ada pada tahap 1 ini dimasukkan ke dalam program menggunakan perangkat lunak LINGO 11.0 (dapat dilihat di Lampiran 4) dan diperoleh hasil pada Tabel 13 Lampiran 3.

Pada rute 1 terpilih kereta tipe 5 dengan banyaknya gerbong adalah 4. Pada rute 2 terpilih kereta tipe 7 dengan banyaknya gerbong adalah 6. Pada rute 3 terpilih kereta tipe 5 dengan banyaknya gerbong adalah 6. Pada rute 4 terpilih kereta tipe 4 dengan banyaknya gerbong adalah 6. Pada rute 5

terpilih kereta tipe 5 dengan banyaknya gerbong adalah 6. Pemilihan kereta ini mengeluarkan biaya Rp 76.602.000,-. Biaya ini menjadi batas bawah untuk biaya minimum pada proses selanjutnya.

 Tahap 2

Pada tahap selanjutnya dibuat penjadwalan tahap I dari tipe kereta yang terpilih. Penjadwalan dibuat dengan perangkat lunak LINGO 11.0 (dapat dilihat di Lampiran 4). Penjadwalannya dibuat untuk satu perjalanan kereta dari stasiun awal kembali ke stasiun awal lagi. Jeda kereta berikutnya pada rute yang sama adalah 60 menit. Hasil penjadwalan tahap I dapat dilihat pada Tabel 1.

 Tahap 3

Dari penjadwalan tahap I didapat bahwa terjadi tabrakan kereta di rute 4 dan 5 antara stasiun 22 dan 23 pada arah 2. Pada rute 4 dan 5 berturut-turut kereta berangkat dari stasiun 23 ke 22 pada menit ke-379 dan menit ke-384 sedangkan kereta datang di stasiun 22 dari 23 pada menit ke-439 dan menit ke-437 dengan kecepatan kereta konstan untuk setiap kereta. Oleh karena itu, dilakukan penjadwalan tahap II dengan melakukan penundaan yang efektif antara waktu keberangkatan atau waktu tiba di rute 4 atau rute 5 dengan perangkat lunak LINGO 11.0 (dapat dilihat di Lampiran 4). Dari proses ini, didapatkan hasil bahwa penundaan terjadi pada kedatangan kereta di stasiun 22 dari stasiun 23 pada rute 5 selama 2 menit, tetapi keberangkatan kereta dari stasiun 23 ke stasiun 22 tidak mengalami penundaan. Hal ini mengakibatkan kecepatan kereta di rute 5 mengalami penurunan antara stasiun 22 dan 23 pada arah 2 dibandingkan dengan sebelum penundaan tetapi kecepatannya tetap konstan sehingga tidak terjadi tabrakan. Perbaikan penjadwalannya dapat dilihat pada Tabel 2.

 Tahap 4

Pada tahap berikutnya dilakukan pemeriksaan kefisibelan perjalanan antarstasiun setelah dilakukan penjadwalan. Pemeriksaan dilakukan dengan perangkat lunak LINGO 11.0 (dapat dilihat di Lampiran 4). Pada tahap ini didapat hasil bahwa rute 5 antara stasiun 22 dan 23 takfisibel pada arah 2. Hal ini dikarenakan waktu perjalanan tidak berada pada rentang waktu perjalanan minimum dan maksimum akibat penundaan kereta pada tahp sebelumnya. Karena kendala (5) tidak terpenuhi, dapat disimpulkan bahwa Subproblem 1 takfisibel.

(3)

Tabel 1 Penjadwalan kereta tahap I Subproblem 1 R1,K5,C2 Waktu Stasiun (dalam menit) 1 6 12 13 14 15 1 Datang 0 63 123 184 249 309 Berangkat 6 70 131 191 255 - 2 Datang 620 556 495 435 371 - Berangkat - 563 503 442 377 317 R2,K7,C3 Waktu Stasiun (dalam menit) 2 7 8 12 13 14 15 1 Datang 0 61 123 183 242 305 370 Berangkat 7 67 129 190 248 315 - 2 Datang 743 683 621 560 502 435 - Berangkat - 689 627 567 508 445 380 R3,K5,C3 Waktu Stasiun (dalam menit) 3 9 13 14 15 16 17 1 Datang 0 60 121 186 246 311 376 Berangkat 6 66 128 192 254 319 - 2 Datang 752 692 630 566 504 439 - Berangkat - 698 637 572 512 447 382 R4,K4,C3 Waktu Stasiun (dalam menit) 4 10 15 18 19 22 23 1 Datang 0 65 131 187 244 302 371 Berangkat 6 73 137 193 250 311 - 2 Datang 745 677 613 557 500 439* - Berangkat - 685 619 563 506 448 379* R5,K5,C3 Waktu Stasiun (dalam menit) 5 11 17 20 21 22 23 1 Datang 0 54 119 183 245 313 375 Berangkat 7 60 125 192 253 322 - 2 Datang 752 699 634 567 506 437* - Berangkat - 705 640 576 514 446 384* Tabel 2 Penjadwalan tahap II Subproblem 1 untuk rute 5

R5,K5,C3 Waktu Stasiun (dalam menit) 5 11 17 20 21 22 23 1 Datang 0 54 119 183 245 313 375 Berangkat 7 60 125 192 253 322 - 2 Datang 752 699 634 567 506 439* - Berangkat - 705 640 576 514 446 384 2. Subproblem 2

Pada Subproblem 2, himpunan tipe kereta yang dapat digunakan pada suatu rute berkurang. Himpunan tipe kereta yang dapat digunakan pada suatu rute di Subproblem 2 adalah himpunan kereta seluruhnya dikurangi himpunan penyelesaian pada Subproblem 1 yang takfisibel yaitu kereta 5 pada rute 5.  Tahap 1

Data yang ada dimasukkan dalam program dengan menggunakan perangkat lunak LINGO 11.0 (dapat dilihat di Lampiran 4) kemudian diperoleh hasil pada Tabel 14 Lampiran 3. Pada rute 1 terpilih kereta tipe 5 dengan banyaknya gerbong adalah 4. Pada rute 2 terpilih kereta tipe 7 dengan banyaknya gerbong adalah 6. Pada rute 3 terpilih kereta tipe 5 dengan banyaknya gerbong adalah 6.

(4)

Pada rute 4 terpilih kereta tipe 4 dengan banyaknya gerbong adalah 6. Pada rute 5 terpilih kereta tipe 7 dengan banyaknya gerbong adalah 6. Pada pemilihan kereta ini biaya minimumnya sejumlah Rp 77.392.000,. Biaya ini menjadi batas bawah terbaru pada proses selanjutnya.

 Tahap 2

Pada tahap selanjutnya dibuat penjadwalan tahap I dari tipe kereta yang terpilih. Penjadwalan dibuat dengan perangkat lunak LINGO 11.0 (dapat dilihat di Lampiran 4). Penjadwalannya dapat dilihat pada Tabel 3.  Tahap 3

Dari penjadwalan tahap I didapat bahwa terjadi tabrakan kereta di rute 4 dan 5 antara stasiun 22 dan 23 pada arah 1. Pada rute 4 dan 5 berturut-turut kereta berangkat dari stasiun 22 ke 23 pada menit ke-311 dan menit ke-320 sedangkan kereta datang di stasiun 23 dari 22 pada menit ke-371 dan menit ke-361 dengan

kecepatan kereta konstan untuk setiap kereta. Oleh karena itu, dilakukan penjadwalan tahap II dengan melakukan penundaan yang efektif antara waktu keberangkatan atau waktu tiba di rute 4 atau rute 5 dengan perangkat lunak LINGO 11.0 (dapat dilihat di Lampiran 4). Dari proses ini, didapatkan hasil bahwa penundaan terjadi pada keberangkatan kereta dari stasiun 22 ke stasiun 23 pada rute 4 selama 2 menit, tetapi kedatangan kereta di stasiun 23 dari stasiun 22 tidak mengalami penundaan. Hal ini mengakibatkan kecepatan kereta di rute 4 harus ditingkatkan antara stasiun 22 dan 23 pada arah 1 dibandingkan dengan sebelum penundaan tetapi kecepatannya tetap konstan sehingga tidak terjadi keterlambatan waktu kedatangan kereta di stasiun 23 dari stasiun 22 pada rute 4. Perbaikan penjadwalannya dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 3 Penjadwalan kereta tahap I Subproblem 2

R1,K5,C2 Waktu Stasiun (dalam menit) 1 6 12 13 14 15 1 Datang 0 63 123 184 249 309 Berangkat 6 70 131 191 255 - 2 Datang 620 556 495 435 371 - Berangkat - 563 503 442 377 317 R2,K7,C3 Waktu Stasiun (dalam menit) 2 7 8 12 13 14 15 1 Datang 0 61 123 183 242 305 370 Berangkat 7 67 129 190 248 315 - 2 Datang 743 683 621 560 502 435 - Berangkat - 689 627 567 508 445 380 R3,K5,C3 Waktu Stasiun (dalam menit) 3 9 13 14 15 16 17 1 Datang 0 60 121 186 246 311 376 Berangkat 6 66 128 192 254 319 - 2 Datang 752 692 630 566 504 439 - Berangkat - 698 637 572 512 447 382 R4,K4,C3 Waktu Stasiun (dalam menit) 4 10 15 18 19 22 23 1 Datang 0 65 131 187 244 302 371* Berangkat 6 73 137 193 250 311* - 2 Datang 745 677 613 557 500 439 - Berangkat - 685 619 563 506 448 379 R5,K7,C3 Waktu Stasiun (dalam menit) 5 11 17 20 21 22 23 1 Datang 0 56 118 180 245 313 361* Berangkat 9 65 125 187 253 320* - 2 Datang 723 667 607 545 479 412 - Berangkat - 676 614 552 487 419 371

(5)

Tabel 4 Penjadwalan tahap II Subproblem 1 untuk rute 4 R4,K4,C3 Waktu Stasiun (dalam menit) 4 10 15 18 19 22 23 1 Datang 0 65 131 187 244 302 371 Berangkat 6 73 137 193 250 320* - 2 Datang 745 677 613 557 500 439 - Berangkat - 685 619 563 506 448 379  Tahap 4

Pada tahap berikutnya dilakukan pemeriksaan kefisibelan perjalanan antarstasiun setelah dilakukan penjadwalan. Pemeriksaan dilakukan dengan perangkat lunak LINGO 11.0 (dapat dilihat di Lampiran 4). Pada tahap ini didapat hasil bahwa rute 4 antara stasiun 22 dan 23 takfisibel pada arah 1. Hal ini dikarenakan waktu perjalanan tidak berada pada rentang waktu perjalanan minimum dan maksimum. Dapat disimpulkan Subprobem 2 takfisibel karena kendala (5) tidak terpenuhi. 3. Subproblem 3

Pada Subproblem 3, himpunan tipe kereta yang dapat digunakan pada suatu rute berkurang. Himpunan tipe kereta yang dapat digunakan pada suatu rute di Subproblem 3 adalah himpunan kereta pada Subproblem 2 dikurangi himpunan penyelesaian pada subproblem 2 yang takfisibel yaitu kereta 4 pada rute 4.

 Tahap 1

Data yang ada dimasukkan dalam program dengan menggunakan perangkat lunak LINGO 11.0 (dapat dilihat di Lampiran 4) kemudian diperoleh hasil pada Tabel 15 Lampiran 3. Pada rute 1 terpilih kereta tipe 5 dengan banyaknya gerbong adalah 4. Pada rute 2 terpilih kereta tipe 7 dengan banyaknya gerbong adalah 6. Pada rute 3 terpilih kereta tipe 5 dengan banyaknya gerbong adalah 6. Pada rute 4 terpilih kereta tipe 7 dengan banyaknya gerbong adalah 6. Pada rute 5 terpilih kereta tipe 7 dengan banyaknya gerbong adalah 6. Pada pemilihan kereta ini

biaya minimumnya sejumlah Rp 78.478.000,-. Biaya ini menjadi batas bawah terbaru pada proses selanjutnya.

 Tahap 2

Pada tahap selanjutnya dibuat penjadwalan tahap I dari tipe kereta yang terpilih. Penjadwalan dibuat dengan program menggunakan perangkat lunak LINGO 11.0 (dapat dilihat di Lampiran 4). Hasil penjadwalannya dapat dilihat pada Tabel 5. Dari penjadwalan tahap I didapat bahwa tidak terjadi tabrakan antarkereta yang melalui stasiun dan jalur yang sama pada arah yang sama. Oleh karena itu, tidak dilakukan tahap 3 yaitu penjadwalan tahap II.

 Tahap 4

Pada tahap berikutnya dilakukan pemeriksaan kefisibelan perjalanan antarstasiun setelah dilakukan penjadwalan. Pemeriksaan dilakukan dengan perangkat lunak LINGO 11.0 (dapat dilihat di Lampiran 4).

Pada tahap ini diperoleh hasil bahwa seluruh kendala terpenuhi maka solusi yang ada pada Subproblem 3 fisibel. Karena penjadwalan yang ada fisibel, maka proses dihentikan dan didapatkan solusi yang optimal pada Subproblem 3 yaitu rute 1 terpilih kereta tipe 5 dengan banyaknya 4 gerbong, rute 2 terpilih kereta tipe 7 dengan banyaknya 6 gerbong, rute 3 terpilih kereta tipe 5 dengan banyaknya 6 gerbong, rute 4 terpilih kereta tipe 7 dengan banyaknya 6 gerbong, dan rute 5 terpilih kereta tipe 7 dengan banyaknya 6 gerbong dengan biaya minimum Rp 78.478.000,-.

Tabel 5 Penjadwalan kereta tahap I Subproblem 3

R1,K5,C2 Waktu Stasiun (dalam menit) 1 6 12 13 14 15 1 Datang 0 63 123 184 249 309 Berangkat 6 70 131 191 255 - 2 Datang 620 556 495 435 371 - Berangkat - 563 503 442 377 317

(6)

Penjadwalan kereta tahap I Subproblem 3 (Lanjutan) R2,K7,C3 Waktu Stasiun (dalam menit) 2 7 8 12 13 14 15 1 Datang 0 61 123 183 242 305 370 Berangkat 7 67 129 190 248 315 - 2 Datang 743 683 621 560 502 435 - Berangkat - 689 627 567 508 445 380 R3,K5,C3 Waktu Stasiun (dalam menit) 3 9 13 14 15 16 17 1 Datang 0 60 121 186 246 311 376 Berangkat 6 66 128 192 254 319 - 2 Datang 752 692 630 566 504 439 - Berangkat - 698 637 572 512 447 382 R4,K7,C3 Waktu Stasiun (dalam menit) 4 10 15 18 19 22 23 1 Datang 0 66 133 201 262 323 371 Berangkat 10 74 143 209 269 330 - 2 Datang 742 678 609 543 483 422 - Berangkat - 686 619 551 490 429 381 R5,K7,C3 Waktu Stasiun (dalam menit) 5 11 17 20 21 22 23 1 Datang 0 56 118 180 245 313 361 Berangkat 9 65 125 187 253 320 - 2 Datang 723 667 607 545 479 412 - Berangkat - 676 614 552 487 419 371

Tabel 5 merupakan penjadwalan akhir pada penyelesaian masalah ini. Ilustrasi perjalanan kereta dari penjadwalan akhir (Tabel 5) dapat dilihat pada Lampiran 5. Waktu yang ada tertera dalam satuan menit dihitung dari waktu tiba kereta pada stasiun awal. Waktu tersebut diperuntukkan kereta pertama pada setiap rute. Kereta berikutnya memiliki jeda 60 menit (P = 60 menit) setelahnya dengan kereta pertama pada

seluruh waktu tiba dan waktu berangkat untuk setiap rute. Begitu seterusnya sampai kereta terakhir yang dioperasikan untuk setiap rute. Langkah-langkah penyelesaian masalah dalam karya ilmiah ini dapat dilihat pada Gambar 7. Ada 3 subproblem dalam penyelesaian kasus di karya ilmiah ini. Solusi optimal diperoleh pada Subproblem 3 dengan biaya minimum Rp 78.478.000,-.

Gambar

Tabel 1  Penjadwalan kereta tahap I Subproblem 1  R1,K5,C2     Waktu  Stasiun (dalam menit) 1 6 12 13  14  15 1 Datang 0 63 123 184 249  309  Berangkat  6  70  131  191  255  -  2  Datang  620  556  495  435  371  -  Berangkat  -  563  503  442  377  317
Tabel 4  Penjadwalan tahap II Subproblem 1 untuk rute 4  R4,K4,C3     Waktu  Stasiun (dalam menit) 4 10 15 18  19  22  23 1 Datang 0 65 131 187 244 302 371 Berangkat  6  73  137  193  250  320* -  2  Datang  745  677  613  557  500  439  -  Berangkat  -  6
Tabel  5  merupakan  penjadwalan  akhir  pada  penyelesaian  masalah  ini.  Ilustrasi  perjalanan  kereta  dari  penjadwalan  akhir  (Tabel  5)  dapat  dilihat  pada  Lampiran  5

Referensi

Dokumen terkait

Untuk metode penelitian penulis menggunakan metode deskriptif yaitu suatu metode yang dimaksudkan untuk membuat gambaran secara faktual dan akurat mengenai penilaian kinerja

1) Balas jasa sangat memuaskan (SP) berarti balas jasa yang diberikan perusahaan telah sesuai dengan jenjang pendidikan dan masa kerja karyawan, beban pekerjaan karyawan,

Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh penggunaan media serbuk daun sukun dalam elektrolisis air menggunakan elektroda stainless steel dan stainless steel/Fe-Co-Ni,

Dalam suasana basa dengan fosfor, kalsium membentuk kalsium fosfat yang tidak larut air yang dapat menyebabkan absorpsi kalsium (Winarno, 2004).. 2.5 Akibat Kekurangan Dan

Menurut Waluyo (1987:83), penyair menggunakan bahasa yang bersusun-susun atau berpigura sehingga disebut bahasa figuratif. Bahasa figuratif adalah bahasa yang

pendek. Dari hasil penelitian menunjukan tingkat keterampilan yang mengikuti ekstrakuliker bulu tangkis di SMPN 18 Pontianak dalam test lob katagori nya baik sebesar

Tabel 4.11 Tanggapan Guru terhadap Kejelasan Tujuan Pembelajaran No. Tujuan pembelajaran dimaksudkan agar arah kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan memiliki orientasi

Verryn Stuart dikutip Martono (2002:20) bahwa Bank merupakan salah satu usaha lembaga keuangan yang bertujuan memberikan kredit baik dengan alat pembayaran sendiri