• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Universitas Indonesia

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1. Karakteristik Subyek Penelitian

Pada penelitian ini , melibatkan 88 ibu bekerja sebagai pegawai negeri sipil di daerah Jakarta. Pengambilan sampel dilakukan di beberapa instansi pemerintah seperti departemen keuangan, RSCM, dan Rumah Sakit Persahabatan bulan Mei-Juni 2009. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik wawancara dan pengisian kuestioner . Melalui kuestioner peneliti juga mencari karakteristik pada ibu yang bekerja sebagai pegawai negeri sipil.

Berdasarkan tabel 1 diperoleh data sebagian besar ibu bekerja sebagai pegawai negeri sipil berusia 30-39 tahun. Pendidikan terakhir ibu sebagian besar adalah setingkat s1-s3 (70,5%) begitu juga dengan pendididikan terakhir suami. Sebagian besar sampel memiliki jumlah anak sebanyak 2 anak (54,5%)

Tabel 4.1. Distribusi Subyek Penelitian Menurut Umur, Pendidikan Ibu, Pendidikan Suami, dan Jumlah Anak

Karakteristik Frekuensi Persentase

Umur Ibu 20-29 30-39 40-49 14 54 20 15,9 61,4 22,7 Pendidikan Terakhir Ibu

SMU-Akademi S1-S3 26 62 29,5 70,5 Pendidikan Terakhir Suami

Tidak sekolah SD-SLTP SMU-Akademi S1-S3 0 1 22 65 0 1,1 25,0 73,9 Jumlah Anak 1 anak 2 anak

3 anak atau lebih

18 48 22 20,5 54,5 25,0

(2)

4.2 Distribusi Lama Pemberian Asi Pada Ibu Bekerja Sebagai Pegawai Negeri

Dari tabel 2 diperoleh data sebanyak 53 ibu memberikan ASI lebih dari 6 bulan , dan sisanya memberikan ASI kurang dari 6 bulan.

Tabel 4.2.1. Distribusi Lama Pemberian ASI

Lama Pemberian ASI Frekuensi Persentase

<4 bulan 22 25,0

4 bulan – 6 bulan 13 14,8

6 bulan 53 60,2

Pemberian ASI sebagian besar dilakukan oleh kelompok usia 30-39 (61,4%) dan lama pemberian ASI > 6 bulan juga sebagian besar dilakukan oleh kelompok ini. Jika dibandingkan dengan tingkat pendidikan terlihat bahwa tingkat pendidikan sarjana (S1-S3) memiliki lama pemberian ASI > 6 bulan yang paling banyak yaitu sebesar 45,5%. Karena tabel 3 dan tabel 4 tidak memenuhi syarat Uji Chi Square, maka dilakukan penggabungan sel untuk kembali diuji dengan uji Chi-Square. Hasil yang didapatkan yaitu tidak terdapat hubungan antara lama pemberian ASI dengan usia ibu dan dengan pendidikan ibu.

Tabel 4.2.2. Hubungan Lama Pemberian ASI dan Usia Ibu

Usia Lama Pemberian ASI Total Uji Nilai p

<4 bulan 4-6 bulan >6 bulan n % n % n % n %

20-29* 3 3,5 1 1,1 10 11,4 14 15,9 Chi square 0,99 30-39* 14 15,9 9 10,2 31 35,2 54 61,4

40-49 5 5,7 3 3,4 12 13,6 20 22,7 * Data digabung untuk analisis data

(3)

Universitas Indonesia Tabel 4.2.3. Hubungan Lama Pemberian ASI dan Tingkat Pendidikan Ibu

Tingkat pendidikan Ibu

Lama Pemberian ASI Total Uji Nilai p <4bulan 4-6 bulan >6 bulan

n % n % n % n % SD-SLTP* SMU-Akademi* 0 0 6 6,8 0 0 7 3,8 0 0 13 14,8 0 0 26 29,5 Chi-Square 0,112 Sarjana (S1-S3) 16 18,2 6 6,8 40 45,5 62 70,5

* Data digabung untuk analisis data

Pada tabel 5 dapat terlihat bahwa sebagian besar ibu bekerja sebagai pegawai negeri yang memiliki 2 orang anak sebanyak 54,5%. Pegawai negeri yang memilik 1 orang anak sebesar 20,5%. Pemberian ASI > 6 bulan paling banyak dilakukan oleh ibu dengan jumlah anak 2-3 orang sebanyak 28,4 %. Karena tabel 5 tidak memenuhi syarat Uji Chi Square, maka dilakukan penggabungan sel untuk kembali diuji dengan uji Chi-Square. Hasil yang didapatkan yaitu tidak terdapat hubungan antara lama pemberian ASI dan jumlah anak.

Tabel 4.2.4. Hubungan Lama Pemberian ASI dan Jumlah anak

Jumlah Anak Lama Pemberian ASI Total Uji Nilai p <4 bulan 4-6 bulan >6 bulan

n % n % n % n %

1* 6 6,8 1 1,1 11 10,8 18 20,5 Chi-Square 0,168 2* 13 14,8 10 11,4 25 28,4 48 54,5

3 atau lebih 3 3,4 2 2,3 17 19,3 22 25,0 * Data digabung untuk analisis data

4.3 Faktor-Faktor Yang Dapat Mempengaruhi Lama Pemberian Asi

4.3.1 Faktor Dukungan Suami Suami

Sebagian besar ibu (90,9%) mendapatkan dukungan suami dalam pemberian ASI. Dan ibu yang mendapatkan dukungan suami sebanyak 58,0% ibu memberikan ASI kepada bayi nya selama lebih dari 6 bulan. Sedangkan dari 3 ibu yang mendapat larangan dari suami untuk menyusui, seluruhnya memberikan ASI kurang dari 4 bulan.

(4)

Karena tabel 6 tidak memenuhi syarat Uji Chi Square, maka dilakukan penggabungan sel untuk kembali diuji dengan uji Chi-Square. Karena pengujian dengan uji Chi-Square masih belum memenuhi syarat,maka dilakukan uji Kolmogorov Svirnov. Hasil yang didapatkan yaitu terdapat hubungan antara lama pemberian ASI dengan dukungan suami.

Tabel 4.3.1. Hubungan Lama Pemberian ASI dan Dukungan Suami

Dukungan Suami

Lama Pemberian ASI Total Uji Nilai p <4 bulan 4-6bulan >6 bulan

n % n % n % n % Mendukung 16 18,2 13 14,8 51 58,0 80 90,9 Kolmogorov 0,025 Tidak bersikap apa-apa* 3 3,4 0 0 2 2,3 5 5,7 Svirnov Melarang* 3 3,4 0 0 0 0 3 3,4

*Data digabung untuk analisis data

4.3.2 Faktor Pengetahuan Ibu Mengenai ASI

Dari table 7 dapat terlihat, sebanyak 52 orang sampel (59,1%) mempunyai pengetahuan mengenai ASI yang baik, dan 33 orang dari kelompok ini memberikan ASInya hingga lebih dari 6 bulan. Terdapat ibu dengan pengetahuan sedang dan rendah yaitu sebanyak 36 orang sampel (40,9%), dan 1 orang dari kelompok ini memberikan ASI mereka kurang dari 4 bulan. Karena tabel 8 tidak memenuhi syarat Uji Chi Square, maka dilakukan penggabungan sel untuk kembali diuji dengan uji Chi-Square. Hasil yang didapatkan yaitu terdapat hubungan antara lama pemberian ASI dengan pengetahuan ibu.

Tabel 4.3.2. Hubungan Lama Pemberian ASI dan Pengetahuan Ibu

Pengetahuan Ibu Tentang ASI

Lama Pemberian ASI Total Uji Nilai p <4 bulan 4-6 bulan >6 bulan

n % n % n % n %

Baik 11 12,5 12 13,6 29 33,0 52 59,1 Chi-square 0,029 Sedang* 10 11,4 1 1,1 22 25,0 33 37,5

Rendah* 1 1,1 0 0 2 2,3 3 3,4 *Data digabung untuk analisis data

(5)

Universitas Indonesia

BAB V

PEMBAHASAN

5.1 Keterbatasan Penelitian

Metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah wawancara dan pengisian kuestioner pada ibu bekerja sebagai pegawai negeri sipil yang pernah menyusui dan saat ini anaknya berusia kurang dari 10 tahun. Dalam hal ini subyek hanya mengandalkan ingatan mereka. Hal ini dapat menyebabkan terjadinya bias informasi.

Kesulitan dalam mencari subjek penelitian diatasi dengan mempersempit populasi. Peneliti melakukan kunjungan ke beberapa kantor milik pemerintah seperti Departemen Keuangan untuk melakukan wawancara dengan subyek yang memenuhi kriteria inklusi. Lokasi wawancara juga dilakukan di beberapa rumah sakit pemerintah di Jakarta seperti Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (Gedung A,Bagian Ilmu Penyakit Dalam RSCM-FKUI) dan Rumah Sakit Persahabatan. Namun jumlah sampel yang dilakukan di tiap tempat tersebut tidaklah sama. Hal ini juga dapat menyebabkan bias informasi

Kendala lain yang ditemukan adalah masalah komunikasi dan pendekatan personal dimana terkadang kesibukan para pegawai membuat mereka menolak untuk diwawancara, sehingga peneliti harus mencari subyek yang lain.

5.2 Karakteristik Subyek Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian diatas, diperoleh data sebagian besar subyek penelitian berada pada rentang usia 30-39 tahun. Usia ini merupakan dalam usia produktif. Rentang usia ini serupa dengan penelitian yang dilakukan oleh Suyes dkk12, dengan mayoritas berada pada rentang usia 31-40 tahun.

Tingkat pendidikan subyek penelitian sebagian besar adalah sarjana (S1-S3) yang menandakan tingkat pendidikan yang tinggi. Dengan tingkat pendidikan yang cukup tinggi diharapakan pemberian ASI akan lebih lama seperti pada penelitian yang dilakukan oleh Hendriks dkk13 yang menyatakan bahwa ibu dengan pendidikan sarjana memiliki kecenderungan memberikan ASI selama 6-12

(6)

dibandingkan dengan ibu yang tidak mendapatkan pendidikan yang setingkat. Tingginya tingkat pendidikan ibu seharusnya berbanding lurus dengan tingkat pengetahuan ibu mengenai ASI untuk anak mereka, sehingga diharapkan pemberian ASI pada kelompok ini lebih banyak daripada ibu dengan tingkat pendidikan yang lebih rendah. Tingkat pendidikan suami juga paling banyak berada pada tingkat pendidikan sarjana (S1-S3). Tidak terdapatnya hubungan ini mungkin disebebakan adanya faktor dari ibu atau suami yang berpendidikan tinggi memperoleh pengetahuan mengenai susu formula sehingga ibu memiliki kecenderungan untuk memberikan anaknya susu formula dibandingkan ASI.

Ibu bekerja sebagai pegawai negeri sipil sebagian besar memiliki jumlah anak 2. Hal ini dapat mempengaruhi lama pemberian ASI. Dengan jumlah anak yang semakin banyak,ibu lebih memiliki pengalaman mengenai pemberian ASI . Sehingga diharapkan pemberian ASI semakin baik pada anak selanjutnya.

5.3 Distribusi Lama Pemberian ASI Pada Ibu Bekerja Sebagai Pegawai Negeri Sipil

Pada penelitian ini lama pemberian ASI dibagi menjadi 3 kelompok yaitu kurang dari empat bulan, empat sampai enam bulan dan lebih dari enam bulan. Berdasarkan hasil penelitian sebagian besar subyek memberikan ASI lebih dari enam bulan. Hal ini cukup baik dan sesuai dengan rekomendasi pemerintah melalui kebijakan Menteri Kesehatan RI No. 450/Menkes/SK/IV/2004 mengenai pemberian ASI eksklusif sampai bayi berusia enam bulan dan dianjurkan untuk dilanjutkan sampai anak berusia dua tahun14. Pada penelitian ini tidak dinilai pemberian ASI ekslusif atau tidak, tetapi dapat diketahui bahwa pemberian ASI lebih dari enam bulan sudah cukup baik. Tetapi sangat disayangkan masih terdapatnya ibu yang memberikan ASI kurang dari empat bulan.

Ibu yang memberikan ASI lebih dari enam bulan memiliki umur paling banyak pada rentang umur 30-39 tahun. Umur mempengaruhi bagaimana ibu menyusui mengambil keputusan dalarn pemberian ASI eksklusif, semakin bertambah umur maka pengalarnan dan pengetahuan semakin bertambah15.

(7)

Universitas Indonesia

Tingkat pendidikan pada kelompok sarjana (S1-S3) pada ibu bekerja sebagai pegawai negeri sipil memperlihatkan lama pemberian ASI paling lama yaitu lebih dari enam bulan. Melalui uji statistik hal ini tidak bermakna. Berlawanan dengan penelitian yang dilakukan oleh Hendriks dkk13. Perbedaan ini kemungkinan disebabkan karena besar sampel penelitian tidak sama besar yaitu pada penelitian Hendriks dkk lebih besar. Berdasarkan tabel 4 tersebut pada ibu yang berpendidikan tinggi terlihat angka yang besar pada ibu yang memberikan ASI lebih dari 6 bulan dan pada ibu yang memberikan ASI kurang dari 4 bulan. Hal ini mungkin disebabkan adanya penyebaran sampel yang kurang merata.

Kelompok ibu yang memiliki dua orang anak relatif lebih banyak memberikan ASI lebih dari enam bulan dibandingkan dengan ibu yang mempunyai satu orang anak. Hal ini mungkin disebabkan karena ibu memiliki pengalaman atau pengetahuan yang lebih banyak dari anak sebelumnya. Dalam uji statistik menunjukkan dua hal ini tidak bermakna. Sehingga jumlah anak tidak menunjukan pengaruh dalam lama pemberian ASI. Survey yang dilakukan oleh

North Dakota PRAMS pada tahun 2002 juga tidak menunjukan adanya hubungan

antara jumlah anak dengan lama pemberian ASI16.

5.4 Faktor yang Dapat Mempengaruhi Lama Pemberian ASI

Pada penelitian ini dinilai hubungan berbagai faktor yang memberi pengaruh terhadap lama pemberian ASI, adapun faktor-faktor tersebut adalah: faktor dukungan suami dan pengetahuan ibu mengenai ASI.

5.4.1 Faktor Dukungan Suami

Pada penelitian ini menunjukkan sikap suami terhadap istri untuk tetap menyusui bayinya setelah kembali bekerja. Sebagian besar menyusui diatas enam bulan memperoleh dukungan dari suaminya. Hasil ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Mardeyanti17 yang menyebutkan bahwa ibu yang tidak mendapatkan dukungan keluarga akan menurunkan lama pemberian ASI eksklusif. Dukungan suami sangat penting bagi ibu sebagai motivasi pemberian ASI terutama pada ibu bekerja. Dengan adanya dukungan suami, ibu akan merasa lebih nyaman dan

(8)

percaya diri dalam memberikan ASI baik secara menetek maupun melalui ASI perahan. Memerah ASI sangat berguna bagi ibu bekerja terutama ketika sedang tidak membawa anaknya ke tempat kerja.

Masih terdapat suami yang melarang ibu untuk memberikan ASI,meskipun sangat kecil jumlahnya. Hal ini perlu ditelusuri lebih lanjut mengapa suami melarang pemberian ASI pada ibu.Selain itu perlunya informasi tambahan mengenai jenis pekerjaan suami dan pengetahuan suami yang dapat mempengaruhi sikap suami dalam mendukung istri dalam pemberian ASI.

5.4.2 Faktor Pengetahuan Ibu Mengenai ASI

Berdasarkan hasl penelitian ini didapatkan hubungan yang bermakna antara pengetahuan ibu dengan lama pemberian ASI. Sebagian besar pengetahuan ibu sudah baik dan sebagian besar ibu dengan pengetahuan baik tersebut memberikan ASI lebih dari enam bulan. Keadaan ini juga terjadi pada penelitian yang dilakukan oleh Susin dkk18 yang menyatakan pengetahuan yang tinggi akan meningkatkan lama menyusui sampai tiga bulan sebanyak 6.5 kali dan sampai dengan enam bulan sebanyak 1.97 kali. Penelitian yang dilakukan oleh Chezem dkk19 juga menunjukan adanya korelasi yang kuat antara pengetahuan ibu dengan lama pemberian ASI. Dengan tingginya pengetahuan ibu mengenai pemberian ASI, maka diharapkan ibu mengetahui pentingnya pemberian ASI sehingga lama pemberian ASI dapat diperpanjang.

Pengetahuan yang baik ini kemungkinan didukung oleh tingkat pendidikan subyek penelitian yang tinggi, yaitu sebagian besar subjek penelitian adalah ibu dengan tingkat pendidikan sarjana (S1-S3).

Pada pertanyaan pengetahuan “Banyaknya produksi ASI dipengaruhi oleh?” sebanyak lebih dari separuh ibu tidak menjawab secara penuh. Hal ini memperlihatkan ibu belum sepenuhnya mengerti mengenai apa saja yang dapat mempengaruhi produksi ASI. Sebanyak 31.8 % ibu menjawab dengan jawaban yang salah pada pertanyaan “Makanan yang tepat untuk bayi sampai dengan usia 6 bulan adalah?”, hal ini memperlihatkan bahwa ibu belum sepenuhnya percaya

(9)

Universitas Indonesia

kalau ASI saja merupakan makanan yang paling tepat untuk Bayi sampai dengan usia 6 bulan

(10)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan.

Terdapat hubungan antara lama pemberian ASI pada ibu yang bekerja sebagai pegawai negeri dengan dukungan suami kepada istri untuk memberikan bayinya ASI dan pengetahuan ibu mengenai ASI.

6.2 Saran

a. Diperlukan penelitian sejenis yang melibatkan lebih banyak jenis pekerjaan. Diharapkan bias informasi menjadi lebih kecil, dan data yang diperoleh menjadi lebih lengkap.

b. Diperlukan penelitian sejenis mengenai ASI eksklusif.

c. Perlunya kebijakan dari pemerintah untuk meningkatkan pemberian ASI pada ibu yang telah kembali bekerja seperti lebih menyosialisasikan tempat penitipan anak di sekitar lingkungan tempat kerja serta disediakannya fasilitas ruangan untuk menyusui dan memerah ASI di tempat kerja. Hal ini ditujukan agar ibu pekerja dapat melanjutkan menyusui secara eksklusif meskipun meninggalkan bayinya selama bekerja.

d. Perlunya peningkatan kesadaran ibu untuk memberikan ASI kepada bayi dalam jangka waktu yang lebih panjang. Hal ini sesuai dengan banyaknya manfaat ASI bagi anak. Selain itu ibu dapat menambah pengetahuan mengenai ASI dari berbagai sumber informasi baik melalui buku, media cetak dan elektronik, maupun dengan berkonsultasi dengan dokter.

Gambar

Tabel 4.1. Distribusi  Subyek Penelitian Menurut Umur, Pendidikan Ibu,  Pendidikan Suami, dan Jumlah Anak
Tabel 4.2.1. Distribusi Lama Pemberian ASI
Tabel 4.2.4. Hubungan Lama Pemberian ASI dan Jumlah anak
Tabel 4.3.2. Hubungan Lama Pemberian ASI dan Pengetahuan Ibu

Referensi

Dokumen terkait

Salah satu acara unggulan pada stasiun televisi Trans 7 dan merupakan salah satu program acara terlama, jejak petualang hadir sebagai tayangan dokumenter untuk memberikan

Beberapa penelitian di atas memberikan sebuah pemahaman bahwa manajemen pemasaran dalam konteks rumah sakit merupakan upaya yang dapat dilakukan agar

Penelitian ini adalah mengisolasi khitin yang terdapat dalam kilit udang untuk di buat membran komposit khitosan-selulosa yang dipersiapkan dengan proses inversi

Membran komposit khitosan dengan komposisi optimum dipotong menjadi potongan-potongan kecil (1,6 cm x 5,0 cm) dan direndam dalam larutan asam sulfat dengan variasi

If a pronoun replaces a noun in the sentence, it must have the same characteristics as the noun: the same number (singular or plural), the same gender (masculine, feminine, or

Dalam proses belajar mengajar persiapan merupakan langkah awal yang dilakukan oleh guru, dimana guru mempersiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan interaksi

13 Berdasarkan hal tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat dua metode edukasi kesehatan yang cocok untuk digunakan, namun perbedaan tingkat pengetahuan

Pada saat terjadi pelelangan tidak adanya dokumen yang diserahkan kepada pihak pembeli sehingga tidak ada bukti pendukung pada saat terjadi proses penjualan dan