• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

Pengambilan keputusan dalam kesehatan masyarakat akan sangat tergantung dari ketersediaan data dan informasi. Sistem informasi yang baik, proses pengumpulan, analisis, visualisasi, interpretasi penggunaan informasi, akan menentukan seberapa baik program kesehatan yang telah berjalan (Abouzahr et al., 2007). Sayangnya di beberapa negara berkembang, proses ini tidak berjalan sebagaimana mestinya dikarenakan berbagai faktor, mulai dari permasalahan pengumpulan data, kualitas data yang buruk serta kurangnya budaya pemanfaatan data untuk pengambilan keputusan.

Sistem Kesehatan Rutin yang dikembangkan oleh Lippeveld pada tahun 1990-an menekankan pada manajemen sistem informasi kesehatan (Aqil et al., 2009). Sistem informasi kesehatan rutin tersebut pada prinsipnya digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa kualitas data dan pemanfaatan informasi sistem kesehatan rutin masih rendah, terutama di negara berkembang. Data bulanan fasilitas kesehatan primer disalah satu propinsi di Afrika Selatan menunjukkan bahwa 2,5% data hilang dan 25% data tidak jelas, serta pemanfaatan data yang sangat minim (Garrib et al., 2008). Keakuratan data primary health care di Disctrict Lahore hanya 47,5% yang akurat dan 35% yang tidak diinput dan dilaporkan (Mahmood & Ayub, 2010).

Studi juga menunjukkan bahwa kualitas data masih sangat rendah di beberapa negara seperti di Mozambik dan Kenya. Di Tanzania ditemukan kelemahan pada kualitas pelaporan, analisis, supervisi dan umpan balik. Masih lemahnya penggunaan informasi untuk perencanaan dan pengambilan keputusan di Negara Brazil dan Korea Selatan, kualitas data yang rendah serta pemanfaatan informasi yang kurang (Mavimbe et al., 2005). Hal ini disebabkan dukungan organisasi (kebijakan, keuangan, sarana penunjang, prosedur pengumpulan data) dan motivasi petugas untuk pengumpulan data, pengiriman data, analisa data dan

(2)

2 penyajian data masih sangat kurang, sehingga dapat mempengaruhi proses pelaksanaan sistem informasi kesehatan khususnya pada ibu hamil.

Sedangkan menurut Aljunid, SM (2012) terdapat kesulitan dalam mengumpulkan dan menyatukan data. Data yang berasal dari asuransi kesehatan hanya meliputi data pembayaran, akan tetapi data non layanan sendiri tidak di temukan pada database. Aljunid, SM (2012) juga menyatakan bahwa meskipun data tersebut dapat diakses, akan tetapi data tersebut dibuat dengan format kurang jelas dan rumit.

Penggunaan informasi merupakan tujuan akhir dari siklus sistem informasi, dimana evaluasi program kesehatan, perencanaan program, dan penelitian kesehatan menjadi bentuk-bentuk dari pengambilan keputusan tersebut. Termasuk program kesehatan ibu dan anak (KIA) yang sedang menjadi perhatian global. Melalui beberapa indikator seperti Angka Kematian Ibu (AKI), dapat diketahui derajat kesehatan masyarakat di suatu negara sehingga dapat menentukan tindakan yang tepat. Menurut data Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007, Angka Kematian Ibu (AKI) 228 per 100.000 kelahiran hidup. Meskipun angka ini telah mengalami penurunan yaitu dari 318 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 1997, namun angka ini masih tergolong tinggi dibandingkan negara ASEAN lainnya. Belum lagi Angka Kematian Bayi (AKB) 34 per 1000 kelahiran hidup dan Angka Kematian Neonatus (AKN) 19 per 1000 kelahiran hidup, menambah beban pelayanan kesehatan di Indonesia yang diharuskan menurun sampai 50%-nya pada tahun 2015 sesuai dengan kesepakatan global. (Kemenkes, 2011)

Berbagai upaya telah dilakukan untuk menekan angka kematian maternal antara lain Safe Motherhood yang dicanangkan pada tahun 1987 oleh WHO untuk menurunkan kematian maternal, namun demikian angka kematian maternal di dunia masih tinggi. Kemudian WHO juga memprakarsai program Making Pregnancy Safer (MPS) tahun 2000. Walaupun menunjukkan penurunan yang bermakna, namun target nasional untuk menurunkan AKI menjadi 125 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2010 juga belum tercapai (WHO 2000a; Hafed 1998; WHO 2008a; JHPIEGO1997).

(3)

3 Upaya penurunan Angka Kematian Ibu di Indonesia tidak dapat lagi dilakukan dengan intervensi biasa, untuk itu diperlukan upaya-upaya terobosan serta peningkatan kerjasama lintas sektor untuk mengejar ketertinggalan penurunan AKI dalam rangka mempercepat pencapaian tujuan pembangunan kesehatan nasional serta Millennium Development Goals (MDGs). Pada tahun 2010 Kementerian Kesehatan meluncurkan Kebijakan Jaminan Persalinan (Jampersal). Program ini berangkat dari persoalan masih banyaknya ibu hamil dan bersalin yang tidak termasuk dalam Program Jamkesmas serta masih tingginya angka kematian ibu dan bayi di Indonesia. Upaya menekan angka ini telah menjadi salah satu concern pemerintah dan telah ditetapkan sebagai bagian integral dari pencapaian tujuan pembangunan. (Kemenkes, 2011)

Dalam upaya mempercepat penurunan AKI dan AKN, tahun 2012 di luncurkan Program Expanding Maternal and Neonatal Survival (EMAS) yang merupakan kerjasama antara Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dan United States Agency for International Development (USAID) yang bertujuan untuk menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Neonatal (AKN) melalui penguatan sistem rujukan yang efektif dan efisien di Rumah Sakit dan Puskesmas. Program EMAS bertujuan untuk menurunkan AKI dan AKN di Indonesia sebesar 25% dengan meningkatkan kualitas dan akses kegawatdaruratan yang setara (USAID, 2012).

Untuk mendukung pemantauan dan evaluasi program kesehatan ibu dan anak diperlukan pencatatan dan pelaporan pelaksanaan program secara rutin. Pencatatan dan pelaporan cakupan program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) sangat diperlukan untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan program KIA yang telah dilaksanakan oleh pemerintah. Data dan informasi tersebut didapatkan dengan cara melakukan pemantauan pelaksanaan program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) secara berkala dan berkesinambungan. Untuk memantau cakupan pelayanan KIA tersebut, dikembangkan sistem Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan Anak (PWS-KIA) yang telah dilakukan sejak tahun 1981 (Depkes, 2003).

(4)

4 Kabupaten Indragiri Hulu memiliki 17 Puskesmas, dan 1 Rumah Sakit Umum yang telah telah melaksanakan Program Jampersal sejak tahun 2011. Adapun hasil pelaksanaan Program Jampersal tahun 2011 adalah sebagai berikut:

Tabel 1. Hasil Rekapitulasi Pencapaian Program Jaminan Persalinan

NO JENIS KEGIATAN JUMLAH

1. Pemeriksaan Kehamilan - K1 - K4 2.698 2.778 2. Persalinan - Normal - Tak maju - Pasca Keguguran 2.375 123 6 3. Pemeriksaan Masa Nifas

- KF 1 - KF 2 - KF 3 2.371 2.480 2.233 Sumber : Dinas Kesehatan Kab. Indragiri Hulu Tahun 2011

Dengan adanya program Jampersal, pencatatan pelayanan menjadi lebih kompleks dimana penyedia layanan kesehatan harus menyediaan data dan informasi yang lebih spesifik dalam pelayanan Jampersal, terutama untuk proses klaim. Kurang baiknya kualitas pencatatan dan pelaporan yang masuk sangat memungkinkan terjadi pencatatan yang kurang baik, seperti misalnya data yang hilang atau keliru, adanya pencatatan ganda atau duplikasi data, yang akan berdampak pada pencapaian program Ibu dan Anak. Sementara petunjuk teknis dan panduan pelayanan Jampersal serta pelaporannya telah tersedia, tidak diketahui bagaimana proses pengolahan informasi tersebut dan bagaimana pengambilan keputusan yang terjadi.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan kondisi tersebut, penelitian merumuskan “Bagaimana kualitas pencatatan dan pelaporan program jaminan persalinan di Kabupaten Indragiri Hulu”

(5)

5 C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Secara umum tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kualitas pencatatan dan pelaporan program jaminan persalinan dan pemanfaatan data pada level Kabupaten.

2. Tujuan Khusus

Tujuan khusus dari penelitian ini adalah :

a. Mendiskripsikan pemanfaatan data Program Jampersal

b. Menilai kualitas pencatatan dan pelaporan data program Jampersal c. Mendiskripsikan mekanisme pencatatan dan pelaporan

d. Mengidentifikasi faktor organisasi yang ada untuk memastikan kualitas data program Jampersal di Tingkat Kabupaten

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan informasi kepada beberapa pihak:

1. Kabupaten Indragiri Hulu : sebagai bahan masukan bagi para pengelola data dan para pengambil keputusan baik di tingkat pengelola Jampersal, dipelaksanaan pelayanan kesehatan maupun pengelola Jampersal di Kabupaten dalam upaya pengembangan dan peningkatan kualitas pencatatan dan pelaporan data program Jampersal di Kabupaten

2. Bagi peneliti sendiri : dapat memberikan pengetahuan dan menambah wawasan ilmu pengetahuan dalam penelitian ilmiah

3. Manfaat ilmiah : dapat menjadi salah satu acuan serta rujukan bagi peneliti lain yang mempunyai minat yang sama guna pengembangan lebih lanjut

E. Keaslian Penelitian

Penelitian tentang Kualitas pencatatan dan pelaporan Program Jaminan Persalinan pada level Kabupaten sepengetahuan penulis belum pernah dilakukan

(6)

6 oleh peneliti lain, akan tetapi ada beberapa penelitian serupa dengan penelitian ini, antara lain :

1. Fitriani (2010) yang meneliti tentang kualitas pencatatan dan pelaporan bidan praktik swasta di Kota Banjarbaru. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan rancangan studi kasus. Faktor-faktor yang mempengaruhi dalam pencatatan pelaporan bidan praktik swasta adalah alat pengumpul data (format), sistem pelaporan dan pengetahuan terhadap informasi yang berkualitas. Kualitas pencatatan pelaporan bidan praktik swasta di Kota Banjarbaru tidak hanya ditentukan oleh faktor teknis dan organisasi atau lingkungan saja tetapi sangat dipengaruhi oleh faktor perilaku sebagai penentu, yang berdampak pada kelengkapan, ketepatan waktu, akurasi maupun relevansi dari laporan yang dihasilkan.

2. Herman (2010) yang meneliti tentang kualitas pencatatan dan pelaporan data program jaminan kesehatan masyarakat (Jamkesmas) di Kabupaten Kutai Timur. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dan kualitatif dengan jenis penelitian studi kasus deskriptif. Penelitian ini menemukan bahwa faktor organisasi pencatatan dan pelaporan belum memadai seperti tidak adanya kunjungan supervisi, pelatihan serta sumber daya program Jamkesmas

3. Ladolima (2009) meneliti tentang sistem pencatatan dan pelaporan puskesmas di Dinas Kesehatan Kabupaten Timor Tengah Selatan. Merupakan penelitian studi kasus dengan pendekatan deskriptif yang bersifat eksploratif, dan hasilnya dari ke 3 (tiga) aspek yang dilihat menunjukkan bahwa dari aspek teknis dan perilaku yang tidak mendukung sehingga pemanfaatan SP2TP belum maksimal, sedangkan dari aspek sistem bahwa SP2TP belum menghasilkan kualitas informasi yang diharapkan baik dari segi ketersediaannya, kelengkapan maupun pemanfaatannya.

4. Mavimbe et al., (2005) melakukan penelitian tentang penilaian kualitas data dari laporan rutin di Mozambik dengan menggunakan metode evaluasi kualitatif dan kuantitatif dengan melakukan pengamatan dan hasilnya menemukan argumen bahwa kualitas data dan konsekuensi dari sistem informasi harus dilihat dari perspektif yang lebih luas, tidak hanya berfokus

(7)

7 hanya di alasan-alasan teknis (alat pengumpulan data dan sistem pelaporan) tetapi juga mekanisme pendukung. D\

Untuk mengetahui lebih jelas tentang persamaan dan perbedaan penelitian-penelitian tersebut diatas dengan penelitian-penelitian ini, maka dapat dilihat perbandingannya yang tersaji pada tabel 2 dibawah ini :

Tabel 2. Gambaran penelitian serupa penelitian ini

Penelitian Tujuan Metode Subjek Penelitian Fitriani (2010) Mengetahui kualitas

pencatatan dan pelaporan bidan praktik swasta

Kualitatif Dinas kesehatan dan Puskesmas

Herman (2010) Untuk menilai kualitas pencatatan dan pelaporan data program Jamkesmas

Kuantitatif dan Kualitatif

Rumah sakit dan Puskesmas Ladolima (2009) Mengevaluasi pelaksanaan sistem pencatatan dan pelaporan terpadu puskesmas Kualitatif Puskesmas Mavimbe et al.,

(2005) Mengetahui kebiasaan dalam penyimpanan dokumen laporan dan mekanisme pendukung untuk menjamin kualitas data Kualitatif dan

Kuantitatif Rumah sakit,di desa dan Puskesmas

Letak kebaruan dalam penelitian ini adalah tujuannya yakni menilai kulaitas pencatatan dan pelaporan data program jaminan persalinan serta melihat pemanfaatan data yang terjadi pada level Kabupaten.

Gambar

Tabel 1. Hasil Rekapitulasi Pencapaian Program Jaminan Persalinan
Tabel 2. Gambaran penelitian serupa penelitian ini

Referensi

Dokumen terkait

Manfaat untuk mahasiswa yaitu sebagai penambah ilmu pengetahuan tentang akuntansi zakat, infak dan sedekah dan laporan keuangan di lembaga amil zakat baik

41 Kadek Indradiradja Kepakisan SMAN 8 Denpasar 42 Nyoman Dinda Widiantini SMAN 2 Singaraja 43 I Putu Krisnanda Sudarta SMAN 2 Amlapura 44 I Putu Indra Dani Febrianta SMAN 1

DAFTAR PENAMBAHAN/PENGURANGAN ASET TETAP 2014 TAHUN 2014. PERIODE : 1 JANUARI S/D 31 DESEMBER

Kesimpulan pada penelitian ini adalah ekstrak tapak liman memiliki potensi aktivitas sitotoksik terhadap sel kanker payudara T47D melalui induksi apoptosis.. Kata kunci:

selaku Ketua Program Studi Teknik Industri Universitas Atma Jaya Yogyakarta, serta selaku Dosen Pembimbing 1 yang telah sabar membimbing, meluangkan waktu, memberikan

Hasil pembelajaran tidak signifikan karena untuk kelas kontrol menggunakan metode ceramah serta media jam langsung sehingga untuk pemahaman peserta didik masih

Bagi peneliti selanjutnya yaitu, (1) Pengukuran rasio likuiditas untuk peneliti selanjutnya disarankan untuk tidak menggunakan rumus current ratio tetapi menggunakan

Berdasarkan hasil dan kesimpulan dari penelitian yang telah diuraikan sebelumnya, maka dalam usaha untuk mengembangkan kemampuan bahasa anak di Play Group Al-Husna