LEMBARAN DAERAH
KABUPATEN DAERAH TINGKAT II GARUT
NOMOR 7 1976 SERI B
SALINAN
PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II GARUT NOMOR 10 TAHUN 1974
TENTANG
PERUNTUKAN PEMANFAATAN AIR PANAS ALAM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEPALA DAERAH TINGKAT II GARUT,
Menimbang : Bahwa air panas alam yang keluar bumi di daerah Tingkat II Garut agar memberikan manfaat yang
sebesar-besarnya bagi kepentingan, kesejahteraan umum, khusus khususnya bagi rakyat Daerah Tingkat II Garut, maka peruntukan dan pemanfaatannya perlu diatur dan dituangkan di dalam suatu Peraturan Daerah.
Menimbang : 1. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Pemerintahan di Daerah ;
2. Undang-undang Darurat Nomor 12 Tahun 1957 tentang Peraturan Umum Retribusi Daerah yo Undang-undang Nomor 1 Tahun 1961 ;
3. Pasal 3 dan 14 Undang-undang Nomor 5 tahun 1960 tentang Unddang-undang Pokok Agraria. 4. Peraturan Daerah nomor 1 Tahun 1974 tentang
Pola Umum Pembangunan Daerah Kabupaten Garut.
Dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Garut,
MEMUTUSKAN
Menetapkan : PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II GARUT TENTANG PERUNTUKAN DAN PEMANFAATAN AIR PANAS ALAM.
Pasal 1
Di dalam Peraturan Daeraj ini yang dimaksud dengan :
a. Kepala Daerah, ialah Bupati Kepala Daerah Tingkat II Garut ; b. Pemerintah Daerah, ialah Pemerintah Daerah Kabupaten
Daerah Tingkat II Garut l ;
c. Daerah, ialah Daerah Kabupaten Tingkat II garut yang meliputi Wilayah Kabupaten Garut ;
d. Air panas, ialah air panas alam yang keluar dari dalam tanah di bagian bumi di Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Garut, yang bermanfaat bagi kesegaran dan kesehatan tubuh manusia.
Pasal 2
(1) Air panas alam yang keluar dari dalam tanah di Wilayah Kabupaten Daerah Tingkat Ii Garut baik yang keluar dengan sendirinya maupun yang karena diussahakan keluarnya atas nama Negara dikuasai oleh pemerintah Daerah.
(2) Arti dikuasai oleh Pemerintah Daerah, dimaksudkan hak menguasai sebagaimana ditetapkan di dalam pasal 2 ayat (2) Undang-undang Nomor 5 tahun 1960, yakni :
a. Wewenang untuk mengatur ddan menyelenggarakan peruntukan, penggunaan, persediaan dan pemeliharaanya ; b. Wawanang untuk menentukan dan mengatur
hubungan-hubungan hukum antara orang-orang dan air panas alam ; c. Wewenang menentukan dan mengatur hubungan-hubungan
hukum antara orang-orang dan perbuatan-perbuatan hukum yang mengenai air panas alam ;
Yang kesemuanya ini diarahkan untuk kepentingan kesejahteraan rakyat pada umumnya berdasarkan Pola Umum Pembangunan Daerah Kabupaten Garut yang telah ditetapkan dengan Peraturan Daerah nomor 1 Tahun 1974.
Pasal 3
(1) Berdasarkan pernyataan tersebut dalam pasal 2 diatas, maka setiap orang berhak memperoleh kemanfaatan dadri pada air panas alam di Ddaerah, Tingkat II Garut.
(2) Untuk memperoleh hak sebagaimana dimaksud didalam ayat (1) pasal ini diberi kesempatan kepada setiap orang untuk mengusahakan tempat pemandian dan atau peristirahatan dengan ketentuan-ketentuan sebagai berikut :
a. Warga Negara Indonesia, yang dibuktikan dengan akta kelahiran atau surat penetapan kewarganegaraan Indonesia yang dikeluarkan oleh Pengadilan Negeri.
b. Mempunyai hak milik atau hak guna atas sebidang tanah di i daerah yang terdapat air panas alam dibuktikan dengan surat
ketetapan hak milik atau hak guna usaha dari Kepala Daerah.
c. Mempunyai status badan hukum atau badan usaha, yang dibuktikan dengan surat akta penditian badan hukum yang bersangkutan atau surat izin usaha dari jawatan perdagangan Kabupaten Garut.
d. Mempunyai izin bangunan dari Pemerintah Daerah. e. Membayar uang retribusi kepada Pemerintah daerah.
f. Sanggup mentaati dan melaksanakan ketentuan-ketentuan yang bersifat melindungi dan memelihara ketertiban, keselamatan, keamanan, kesehatan kebersihan dan adapt istiadat Daerah yang akan ditetapkan oleh Kepala Daerah. g. Memasang daftar tarif pemandian dan peristirahatan yang
jelas dapat terlihat dan terbaca bagi umum, termasuk pula daftar tariff untuk makanan dan minuman.
h. Bersedia dan mengijinkan diadakan pemeriksaan oleh Pemerintah Daerah.
i. Menyelenggarakan pembukuan dan tata laksana usaha yang semestinya.
(3) Bahwa pelaksanaan hal tersebut pada pasal 1 dan pasal 2 diatur oleh surat keputusan Kepala Daerah.
Pasal 4
Tidak mengurangi ketentuan yang dimaksud pasal 3 ayat (2) kepada siapa yang akan memperoleh izin usaha sebagaimana dimaksud, diwajibkan membayar uang jaminan sebesar 5 persen dari modal yang ditanamkan.
Pasal 5
(1) Besarnya uang retribusi untuk pemakaian air panas alam yang diussahakan ditetapkan Rp. 10,- untuk setiap satu meter kubik, dengan perhitungan kurang dari satu meter kubik dan lebih dari setengan meter kubik dihitung bulat menjadi satu meter kubik.
(5) Penyegelan dilakukan oleh pegawai yang pada umumnya berhak melakukan penyelidikan dan pengusutan sesuatu perkara pelanggaran yang bertindak atas kuasa Kepala Daerah dengan suatu perintah yang sah dari atasan pegawai yang bersangkutan, yang disaksikan oleh pegawai lainnya sekurang-kurangnya dua orang dan disaksikan oleh pegawai lainnyadua orang atau sebanyak-banyaknya lima orang. Tindakan (2) Untuk pemungutan retribusinya ditetapkan dengan surat
keputusan Kepala Daerah.
(3) Uang retribusi dibayar pada tiap-tiap bulan sebelum tanggal 15 hari bulan sesudah bulan yang dijalani sejumlah banyak kubikasi yang dipergunakan dalam satu bulan dalam satu bulan almanak oleh siapa yang memperoleh kesempatan sebagaimana ditentukan di dalam pasal 3 ayat (2) Peraturan ini kepada Kas Daerah.
(4) Dengan penetapan pembayaran uang retribusi pemakaian air panas alam yang diusashakan tidak mengurangi kewajiban yang ditentukan didalam peraturan perundangan lain yang menyangkut perpajakan dan retribusi lainnya.
Pasal 6
(1) Barang siapa yang tidak mengindahkan atau memenuhi ketentuan-ketentuan yang diuraikan pada huruf a sampai dengan huruf i ayat (2) Pasal 3 Peraturan Daerah ini dinyatak sebagai pelanggaran.
(2) Pelanggaran terhadap Peraturan Daerah ini dapat dilakukan penutupan terhadap tempat usaha dengan cara melakukan penyegelan terhadap pintu-pintu ruangan pemandian sehingga untuk sementara tidak dapat dipergunakan dan dapat dibuka kembali setelah ketentuan pembayaran yang dimaksud pasal 5 dipenuhi oleh wajib bayar.
(3) Tindakan penyegelan sebagaimana dimaksud ayat 2 pasal ini dilakukan setelah dikeluarkan peringatan 3 kali berturut-turut. (4) Tindakan penyegelan yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah
penyegelan dan pembukaannya kembali dibuatkan berita acara sesuai dengan tata cara dan aturan yang ditentuka di dalam peraturan perundangan.
(6) Jika tinddakan penutupan dengan cara penyegelan itu si pelanggar melakukan pelanngaran yang dimaksud, maka dapat dituntut di muka pengadilan dengan ancaman hukuman setinggi-tingginya 6 bulan atau denda sebanyak-banyaknya Rp. 50.000,-
Pasal 7
(1) Koordinasi dan tata laksana terhadap pelaksanaan Peraturan Daerah ini secara keseluruhan ditetapkan dengan Surat Keputusan Kepala Daerah.
(2) Hasil pungutan retribusi pemakaian air panas alam dan pungutan-pungutan lain yang ditentukan dalam Peraturan Daerah ini ditetapkan sebagai sumber pendapatan daerah yang direncanakan dan dipertanggung jawabkan melalaui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah tiap tahun.
Pasal 8
Dengan tidak mengurangi ketentuan-ketentuan yang ditetapkan didalam Pasal 6 Peraturan Daerah ini, bila ternyata dikemudian hari perlu dilakukan tindakan pengadilan, atau surat paksa maka digunakan kekuasaan sebagimana ditetapkan didalam Undang-undang Daurat Nomor 12 Tahun 1957.
Pasal 9
Peraturan Daerah ini disebut “peraturan tentang Peruntukan, dan pemanfaatan air panas alam” dan mulai berlaku sejak tanggal diundangkannya.
Pasal 10 Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini :
a. Tidak mengurangi berlakunya Peraturan Perundangan dari Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah Tingkat I Jawa Barat ;
b. Segala kebijaksanaan Pemerintah Daerah Tingkat II Garut yang bertentangan dengan Peraturan ini dinyatakan tidak berlaku lagi.
Garut, 16 Desember1974
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Bupati Kepala Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Garut Tingkat II Garut Ketua,
ttd ttd
(EDDY ACHMAD KARTAWIDJAJA) (IR. HASAN WIRAHADIKUSUMAH)
Peraturan Daerah tersebut dianggap telah disahkan berdasarkan ketentuan pasal 69 ayat (1) dan (2) Undang-undang No.5 Tahun 1974.
Diundangkan dalam Lembaran Daerah Kabupaten Daerah Tinhkat II Garut .
Nomor 1 Tahun 1976 Seri B No. 7
SEKRETARIS WILAYAH/ DAERAH TINGKAT II GARUT Ttd