UPAYA KELOMPOK KERJA (POKJA) BINA LANSIA
DALAM MENINGKATKAN KESEHATAN PARA LANSIA
Oleh :
IIS SRI ARDIANTI
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH
ABSTRAK
Penelitian ini bertitik tolak dari permasalah dibidang kesehatan telah mampu meningkatkan umur harapan hidup dan peningkatan umur penduduk lanjut usia dan memerlukan pembinaan bersama, yang menuntut semua pihak untuk meningkatkan kesehatan para lansia sebagai bukti adanya peningkatan kesehatan masyarakat serta mengatasi berbagai permasalahan yang memerlukan perhatian khusus dari berbagai pihak untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal bagi para lansia khususnya di Desa Cikidang Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat
Tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Untuk memperoleh data informasi tentang para lansia dalam mengikuti kegaiatan Pokja Bina lansia dalam upaya peningkatan kesehatan para lansia 2. Untuk memperoleh data dan informasi tentang pelaksanaan kegiatan Pokja Bina Lansia dalam meningkatkan kesehatan para lansia 3. Untuk memperoleh data dan informasi tentang factor penghambat dan pendukungnya dalam pelaksanaan Pokaj Bina Lansia
Teknik pengambilan sampel dalam penelelitian ini menggunakan system sampling, dan Metode yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pengumpulan data menggunakan teknik angket, wawancara , observasi dan studi literatut
Setelah melakukan pengolahan data dari hasil penelitian ini diperoleh kesimpulan sebagai berikut kader yang berfungsi sebagai pembimbing dan motivator bagi para lansia. Dengan member arahan bahwa kesehatan itu sangat penting turut mendukung pada kebersihan, kesehatan individu dan lingkungan sekitar, sehingga para dapat termotivasi dan mereka ikut aktif mengikuti kegiatan Pokja Bina Lansia seperti pemeriksan kesehatan rutin, senam bugar kesehatan, pengajian dan lain-lain, sehingga pengetahuan dan wawasannya tentang kesehatan meningkat dalam mencapai derajat kesehatan yang optimal
Yang menjadi hambatan dalam pelaksanaan program kegiatan adalah tentang kehadiran para kader, kadang tidak tepat waktu dan dalam komunikasi, sebagian besar respond apabila ada materi yang tidak jelas atau tidak mengerti. Sedangkan yang menjadi pendukung adalah pemerintah memberikan perhatiannya terhadap para lansia untuk menyemangati hidupnya.
Kata Kunci : Bina Lansia, Kesehatan
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Tujuan pembangunan kesehatan adalah untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal (Undang-undang Kesehatan 1992, pasal 3). Sebagaimana
tercantum dalam (GBHN 1993 : 190 ) sebagai berikut ;
Upaya perbaikan kesehatan masyarakat terus ditingkatkan antara lain melalui pencegahan dan pemberantasan penyakit menular , penyehatan lingkungan pemukiman perbaik an gizi, penyedian air bersih, penyuluhan kesehatan , serta pelayanan
kesehatan ibu dan anak. Perlindungan terhadap bahaya penyalah gunaan obat, zat adiktif, dan narkotika, terutama bagi generasi muda serta pencemaran lingkungan perlu diberikan perhatian khusus juga pengawasan ketat terhadap obat, makanan dan minuman. Penelitian dan pengembangan kesehatan perlu terus dilanjutkan antara lain untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan.
Untuk mencapai kesehatan yang diinginkan, maka para petugas Pokja harus mampu memberikan penyuluhan yang sifatnya mendorong kepada masyarakat agar mereka tergugah dan ingin melaksnaakan, untuk pelaksanaannya diperlukan teknik penerangan yang disesuaikan dengan kondisi daerah dan bahasa yang dapat dimengerti dan dipahami oleh para lanjut usia .
Kegiatan Pokja Bina lansia ini merupakan kegiatan yang menyeluruh dan terpadu yang berusaha / berupaya untuk meningkatkan kesejahteraan para lansia yang termasuk didalamnya peningkatan kesehatan para lansia melalui kepedulian dan peran serta sehingga dapat terwujud lansia yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, sehat, produktif, dan mandiri.
Melalui kegiatan Pokja Bina lansia di bidang kesehatan bertujuan agar ada wahana yang dapat dijadikan pusat aneka kegiatan kelompok lansia untuk meningkatkan pengetahuan, wawasan, dan kondisi kesehatan para lansia supaya memiliki kondisi sehat jasmani dan rohani dalam mencapai derajat kesehatan yang optimal. Hal ini menginat tidak semua orang lansia dapat melanjutkan kegiatan dan minatnya karena perubahan-perubahan fifiologis dan psikologisnya. Mereka yang sudah tua menyadari kehilangan-kehilangan kemampuan dan merasa bergantung pada orang lain walaupun tidak selalu diakuinya. Yang menjadi permasalahannya didasarkan atas beberapa gejala yang ada di lapangan, bahwa :
Sebagai dampak dari keberhasilan pembangunan khususnya dibidang kesehatan telah mampu meningkatkan umur harapan hidup dan peningkatan umur penduduk lanjut usia dan memerlukan pembinaan bersama, yang menuntut semua pihak untuk
meningkatkan kesehatan para lansia sebagai bukti adanya peningkatan kesehatan masyarakat. Hal inilah yang mendorong terbentuknya kegaiatan Pokja Bina lansia,yang diharapkan sebagai wadah bagi masyarakat lanjut usia dalam memelihara kesehatannya. Permasalahan pada usia lanjut adalah kesehatan, sehingga memerlukan perhatiandan upaya khusus dibidang kesehatan, agar kesehatan para lanjut usia dapat meningkatkan dan terpelihara dengan baik, produktif dan berguna sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan yang mereka miliki.
B. Tujuan penelitian
1. Untuk memperoleh data informasi tentang para lansia dalam mengikuti kegaiatan Pokja Bina lansia dalam upaya peningkatan kesehatan para lansia di Desa Cikidang 2. Untuk memperoleh data dan informasi
tentang pelaksanaan kegiatan Pokja Bina Lansia dalam meningkatkan kesehatan para lansia di Desa Cikidang
3. Untuk memperoleh data dan informasi tentang factor penghambat dan pendukungnya dalam pelaksanaan Pokaj Bina Lansia di desa Cikidang
C.Kegunaan Penelitian
1. Dapat memberikan tambahan pengetahuan, wawasan, dan pengalaman khususnya yang berkaitan denga Pokja Bina lansia Desa Cikidang
2. Pengembangan ilmu pengetahuan kesehatan yang menyangkut upaya peningkatan kesehatan terutama yang berkaitan dengan para lansia yang memerlukan perhatian khusus dibidang kesehatan.
3. Sebagai bahan skripsi untuk memenuhi persyaratan dalam menemouh ujian Sarjana Pendidikan Luar Sekolah
D.Anggapan Dasar
1. Kegiatan belajar yang dilakukan oleh setiap warga masyarakat tidak hanya terbatas untuk mengetahui atau belajar sesuatu ( learning how to learn ) tidak pula belajar untuk memecahkan masalah yang timbul dalam kehidupan ( learning how solve problem ). Kegiatan belajar yang mereka
lakukan terarah untuk kemajuan ( learning how to be ) (Djudju Sudjana, 1991 : 160 )
E. Sistematika Penulisan
Mengawali penelitian pada Bab I, Pendahuluan yang meliputi Latar Belakang Masalah, Identifikasi Masalah, Perumusan Masalah, Kegunaan Penelitian, Tujuan Penelitian, Anggapan Dasar, Pertanyaan Penelitian, Penjelasan Istilah, Metode dan Teknik Penelitian, Populasi dan Sampel, dan Sistematika Penulisan, adapun Bab II, mengemukanan tentang Kajian Teori yang berhubungan antara masalah diteliti seperti konsep dari penyuluh, Kesehatan Ibu dan anak, dan Peningkatan Kesehatan keluarga, selanjutnya Bab III, menguraikan Metodelogi Penelitian, alat pengumpulan data, populasi dan sampel penelitian penyususnan alat pengumpul data, prosedur pengolahan data, dan teknik aanalisis data., kemudian Bab IV, membahas tentang proses analisis dan interprestasi data, menguraikan obyek wilayah penelitian yang menjelaskan mengenai keadaan kegiatan yang berlangsung , serta proses pengolahan dan penampilan hasil pengolahan data, dan terakhir Bab V, menguraikan Kesimpulan dan Saran dari hasil penelitian.
TINJAUAN PUSTAKA
A.Pembangunan Kesehatan Masyarakat
Pembangunan kesehatan masyarakat merupakan salah satu aspek dari pembangunan desa, merupakan sebagaian pembangunan yang ada di desa yang tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya. Sebagaimana dijelaskan oleh Uton Muchtar Rafei 1997 : 5, bahwa : “ Pembangunan kesehatan adalah usaha meningkatkan kesehatan masyarakat melalui usaha-usaha swadaya masyarakat yang merupakan bagian integral dari pembangunan desa keseluruh dalam rangka meningkatkan mutu hidup dan kesejahteraan masyarakat “
Oleh karena itu pembangunan kesehatan merupakan usaha swadaya masyarakat, maka dalam usahanya harus melibatkan semua elemen-elemen yang penting pada tingkat masyarakating pada
tingkat masyarakat dalam memberi masukan pada status kesehatan masyarakat
Pengertian lain tentang pembangunan kesehatan masyrakat , yaitu : “Pembangunan kesehatan masyarakat adalah rangkaian swadaya masyarakat dalam pembangunan kesehatan yang merupakan bagaian integral dari pembangunan nasional dan pembangunan desa khususnya, yang dilakukan malalui pendekatan lintas program dan lintas sektoral “ ( Subdit Kesehatan Masyarakat Prop Jabar, 1987:62 )
B. Tujuan, dan Sasaran Penyuluhan Kesehatan
1. Tujuan Penyuluh Kesehatan
Penyuluh kesehatan merupakan suatu kegiatan oleh karena itu tidak lepas dari tujuan Depkes yaitu : meningkatkan kemampuan masyarakat untuk menolonong diri sendiri dalam bidang kesehatan dengan melaksnakan cara hidup sehat dan dapat berperan serta aktif dalam upaya kesehatan
2. Sasaran Penyuluh Kesehatan
Sebagai sasaran dari kegiatan pokok penyuluhan kesehatan diserasikan dengan sasaran program kesehatan yang ditunjang. Karena melaksanakan kegiatan penyuluhan kesehatan tidak sekedar menyampaikan informasi saja, tetapi hendaknya meruapakan suatu rangkaian kegiatan yang terencana dan berkesinambungan. Oleh karena itu, kegaiatan penyuluh kesehatan perlu dikembangkan
C.Hubungan perubahan tingkah laku dengan penanganan masalah kesehatan
Setiap program kesehatan dikembangkan dengan tujuan untuk memecahkan masalah kesehatan yang timbul. Masalah yang ditetapkan sebagai prioritas, merupakan masalah yang akan ditanggulangi melalui kegiatan penyuluhan edukatif yang merupakan upaya penelitian terhadap segi prilaku dari masalah kesehatan, karena tujuan penyuluhan pada dasarnya diarahkan pada perubahan perilaku
D.Beberapa factor yang perlu diperhatikan dalam proses komunikasi penyuluhan kesehatan
Hubungan kader dasa wisma dengan sesama kader bermula dari adanya hubungan komunikasi, aksi dan reaksi yang pada akhirnya mengakibatkan interaksi diantara mereka. Hubungan interakasi ini pada akhirnya juga membawa akibat perubahan penyesuaian ( adjustive change ). Hubungan antar pribadi (interpersonal) di dalam kelompok itu bukan sekedar interaktif belaka, seperti halnya akan berakibat maca-macam, seperti kerja sama ( cooperative ), persaingan (completion), pertentangan integrasi, kompromi, dan lain-lain
E.Konsep Kesehatan Lansia
1. Ruang Lingkup Kesehatan Lansia
Ruang lingkup kesehatan disetiap daerah berbeda satu sama lain tergantung dengan perbedaan situasi dan kondisi sebagai akibat kemajuan tergantung dengan yang diperoleh masyarakat masing-masing. Membicarakan masalah tentang ruang lingkup setidaknya ada tiga hal yang harus dipertanyakan yaitu : a). Seberapa besar permasalahan yang timbul karena adanya factor tersebut ? b). Sejauhmana kesiapan kita menghadapi kehidupan masyarakat yang banyak lanjut usianya.. c). Peran serta yang bagaimana yang diharapkan oleh masyarakat untuk menangani permasalah lanjut uisa
2. Tujuan Kesehatan Lansia
Jika tujuan umum diperinci maka secara garis besar dibedakan atas : Melakukan perbaikan, yakni memodifikasi kebiasaan para lansia terhadap kesehatan dan kesejateraan masyarakat. Melakukan pencegahan dalam arti mengefesienkan pengaturan kebiasaan-kebiasaan yang buruk untuk meningkatkan kesehatan dan kesejateraan hidup manusia lanjut usia untuk menghidarkan dari bahaya berbagai bibit penyakit baik rohani maupun jasmani
PEMBAHASAN PENELITIAN
Berdasarkan data yang diperoleh jumlah para lansia yang menjadi sampel
dalam penelitian ini berjumlah 30 orang. Sedangkan untuk mengetahui tingkat pendidikan responden, diperoleh data lulusan SD sebanyak 30 %, lulusan SLTP 43,33 % dan SLTA 26,67 % hal ini dapat dikatakan pendidikan responden hampir seimbang antara SD dan SLTP walaupun ada juga lulusan SLTA Mengenai pekerjaan responden data menunjukkan bahwa sebagian besar adalah ibu rumah tangga 60 %, pensiunan 23,33 % wiswasta 6,67 dan buruh 10 %
Mengenai hambatan dalam kegiatan penyuluhan hampir setengahnya responden 46,67 % menyatakan mengalami hambatan. Hambatan itu berupa malu bertanya jika ada materi yang tidak dimengerti karena mungkin masalah pendidikan sangat berpengaruh terhadap mereka, sehingga mereka merasa rendah diri tidak ada keberanian untuk bertanya
Berdasarkan hasil analisa /hasil pengolahan data di lapanganadanya kegiatan yang menggambarkan system pendidikan Non Formal /. PLS pada pelaksanaan upaya Pokja Bina lansia terlihat pada aspek tujuan, sumber belajar, waktu, temapt, metode fasilitas /sarana serta warga belajarnya disamping hal-hal yang menunjukkan adanya proses pelaksanaan kegiatan yang terencana , terraih dan berkesimbangan.
KESIMPULAN
Untuk berhasilnya pelaksanaan program pembinan lansia pada Pokja Bina Lansia ini sangaat ditentukan oleh adanya kader yang berfungsi sebagai pembimbingt ditentukan oleh adanya kader yang berfungsi sebagai pembimbing dan motivator bagi para lansia. Dengan member arahan bahwa kesehatan itu sangat penting turut mendukung pada kebersihan, kesehatan individu dan lingkungan sekitar, sehingga para dapat termotivasi dan mereka ikut aktif mengikuti kegiatan Pokja Bina Lansia seperti pemeriksan kesehatan rutin, senam bugar kesehatan, pengajian dan lain-lain, sehingga pengetahuan dan wawasannya tentang kesehatan meningkat dalam mencapai derajat kesehatan yang optimal.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi ( 1998), Prosedur Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta, Rina Cipta
Astawa, Made, dan Wahyuni Mitha (1997 ), Gizi Dan Kesehatan Usia Lanjut Dinas Kesehatan DT I Jawa Barat BKKBN, Propinsi Jawa Barat ( 1995 )
Pedoman Keluarga Lansia
Cannadian, Z Panjaitan (tanpa Tahun) Tetap Bugar Sampai Tua
Depdikbud Sosial (1984), Pola Dasar Pembangunan Bidang Kesejateraan Sosial, Departemen Penyuluhan dan Bimbingan Sosial
Depkes ( 2002), Majalah Buletin RS Hasan Sadikin Edisi XXII, Bandung
Depkes RI (1992). Sistem Kesehatan Nasional Jakarta
Encang Indah (1985) Ilmu Kesehatan Masarakat
GBHN RI (1999 -2004) Citra Umbara, Bandung
Harsoyo ( 1989) Pengantar Atropologi Bandung Bina Cipta
Ibrahim dan Sudjana Nana ( 1989), Penelitian dan Penilaian Pendidikan Jakarta, sinar Baru
Kartono Kartini ( 1990 ). Praktek Metodologi Bandung Mandor Maju
Karnaeni ( 1993 1-4) Kebijakan Pemerintah Dalam Pembinaan Usia lanjut Nasir Muhamad (1985) Metode Penelitian
Jakarta Ghalia Indonesia
Mappriari Adi (1983) Pendidikan Orang
Dewasa PT Gramedia Pustaka
Utama Jakarta
Sudjana Djudju (1991) Pendidikan Luar
Sekolah Wawasan sejarah
Perkembangan Filsafat dan Teori Pendukung Azas Bandung Nusantara Sudjana Djudju (1992) Pengantar
Manajemen Pendidikan Luar
Sekolah Bandung , Nusantara Press Sudjana Djudju ( 1993) Strategi
Pembelajaran Dalam Pendidikan Luar Sekolah Bandung, Nusantara Press
Sudjana Djudju ( 1996) Pendidikan Luar
Sekolah Wawasan Sejarah
Perkembangan Falsafah dan Teori Pendukung Azas Bandung Nusantara Press
Subasar Suyatna (1997), Metode Sosial (Diktat perkuliah ), Jurusan PLS PLS FIP IKIP Bandung
Soehartono Irawan ( 1985) Metode Statistika, Bandung Tarsito
Surachmad Winarno (1973) Dasar dan Teknik Interaksi Belajar, Bandung