1 BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian
Kota Bandung adalah salah satu kota besar di Indonesia yang memiliki pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi, hasil survey yang dilakukan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jawa Barat menyebutkan bahwa pertumbuhan ekonomi Kota Bandung termasuk dalam urutan kedua tertinggi di Indonesia. BI Jabar menyatakan, bahwa pertumbuhan ekonomi Kota Kembang mencapai 8,5 persen (republika.co.id).
Tingginya pertumbuhan ekonomi di Kota Bandung didukung dengan banyaknya angka usia produktif yang terdapat di kota ini. Populasi penduduk Kota Bandung sendiri menurut data dari bandungkota.bps.go.id tahun 2014 berdasarkan hasil proyeksi penduduk mencapai 2.470.802 jiwa, dengan komposisi 50,53 persen penduduk laki-laki dan 49,47 persen penduduk perempuan. Jika dilihat dari kelompok umur, penduduk kota bandung didominasi dengan kelompok umur usia produktif yakni mencapai 71,93 persen dengan rentan usia 15-64. Menurut Nurhasikin (2013) manusia dikatakan usia produktif ketika berusia pada rentang 15-64 tahun. Sebelum 15 tahun, atau setelah 64 tahun tidak lagi masuk ke dalam usia produktif.
Dilihat dari tingkat pendidikan masyarakat Kota Bandung didominasi dengan tingkat pendidikan tamat SMU atau sebanyak 527.983 orang, terbesar kedua adalah dengan tingkat pendidikan terakhir yakni tamat SD atau sebanyak 432.147 orang. Sedangkan untuk tingkat pendidikan perguruan tinggi yaitu sebanyak 325.865 orang.
Jika dilihat dari segi konsumsifitas, berdasarkan hasil Susesnas 2014 diketahui bahwa pengeluaran konsumsi masyarakat Kota Bandung tahun 2014 sebanyak 69,08 persen dan merupakan konsumsi non makanan, sedangkan
2 konsumsi untuk makanan sebesar 30,92 persen. Dibandingkan tahun 2013 terdapat peningkatan sebesar 6,44 persen untuk konsumsi non makanan dan penurunan yang sama untuk konsumsi makanan (bandungkota.bps.go.id)
1.2 Latar Belakang Penelitian
Sebagai salah satu negara yang termasuk dalam Emerging Market memiliki tingkat PDB yang cukup tinggi, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan Produk Domestik Bruto (PDB) per kapita pada 2014 dengan menggunakan perhitungan dasar tahun 2010 sebesar Rp 41,81 juta per kapita per tahun, terjadi peningkatan yang cukup baik dibandingkan dua tahun terakhir dimana pada tahun 2012 tercatat pendapatan per kapita per tahun di indonesia sebesar Rp 35,11 juta dan pada 2013 pendapatan per kapita di indonesia sebesar Rp 38,28 juta (bisniskeuangan.kompas.com). Namun, peningkatan PDB di Indonesia tidak serta merta diikuti oleh peningkatan Gross National Saving, tercatat Gross National Saving per PDB Indonesia tahun 2015 sebesar 30,87%. Angka tersebut di bawah Cina yang sebesar 48,87%, Singapura 46,73% dan korea sebesar 35,11%. (pikiran-rakyat.com)
Gambar 1.1 Grafik GDP per kapita Indonesia dan Gross National Saving
3 Oleh sebab itu, Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengungkapkan peningkatan pendapatan masyarakat Indonesia belum diikuti pengelolaan keuangan yang baik. Menurut hasil Survei Nasional Literasi Keuangan OJK 2013 mencatat, tingkat pengetahuan keuangan masyarakat Indonesia sebesar 21,84 persen atau baru sekitar seperlima penduduk indonesia yang memiliki kategori well literate (ekbis.sindonews.com).
Disisi lain Indonesia adalah negara dengan populasi penduduk yang banyak, sekitar 250 juta jiwa atau negara dengan penduduk terpadat ke-4 di dunia, dengan kata lain Indonesia memiliki potensi dalam kemajuan ekonomi. Salah satu kekuatan penting dalam demografi di Indonesia yang berkaitan dengan perekonomian adalah penduduk usia dewasa muda di indonesia atau dapat dikatakan sebagai usia produktif yang cukup tinggi. Rata-rata usia penduduk Indonesia adalah 28,2 tahun, hal tersebut menunjukkan besarnya potensi Indonesia dalam hal produktifitas dan kreatifitas (indonesia-investments.com).
Tabel 1.1 Persentase Gabungan Total Populasi
Sumber: www.indonesia-investments.com
Namun, banyaknya populasi usia produktif di Indonesia tidak diimbangi dengan minat atau pengetahuan masyarakat dewasa muda dalam hal produk produk keuangan dan perencanaan keuangan jangka panjang. Menurut Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dijelaskan bahwa pengetahuan dari masyarakat terhadap produk-produk industri keuangan masih rendah, atau hanya sekitar 43%. Masyarakat yang memiliki pengetahuan terhadap produk produk industri keuangan masih didominasi oleh pekerja formal yakni sebesar 45,62% (neraca.co.id).
4 Oleh karena itu, pihak bidang edukasi dan perlindungan konsumen Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terus melakukan edukasi mengenai pengetahuan produk keuangan pada usia produktif antara 15-40 tahun untuk meningkatkan minat dan pengetahuan masyarakat usia produktif atas jasa dan produk-produk keuangan (ekbis.sindonews.com). Pada beberapa tahun belakangan, praktik manajemen keuangan pada kalangan muda mendapatkan perhatian lebih dari organisasi, seperti pemerintah, kelompok lembaga keuangan, universitas dan lainnya (Mien dan Thao, 2015). Perhatian ini guna meningkatkan pengetahuan terhadap produk-produk keuangan.
Dewasa muda sering memulai karir tanpa pernah bertanggung jawab dengan keuangan pribadi mereka (Borden et al., 2008). permasalahan yang dihadapi oleh usia dewasa yang tergolong kelas menengah di Indonesia adalah ketidakmampuan mereka dalam mengalokasikan dana darurat, kebanyakan masyarakat indonesia tidak memiliki perencanaan dalam hal dana darurat. Selain itu masyarakat kelas menengah di Indonesia tidak dapat memisahkan antara keinginan dan kebutuhan bagi dirinya, ketidakmampuan memisahkan keinginan dan kebutuhan akan menjadi suatu bumerang dimasa mendatang (finansialku.com). Itu adalah poin bahwa generasi dewasa muda jarang melakukan praktik dalam mengatur skill keuangan dasar, seperti penganggaran, membangun perencanaan tabungan atau perencanaan kebutuhan jangka panjang (Birari dan Patil, 2014).
Di Amerika, golongan dewasa muda lebih banyak menggunakan kartu kredit dibandingkan mengalokasikan dananya untuk menabung. Studi oleh Bankrate.com menyebutkan bahwa kemudahan untuk menggunakan kartu kredit terus diminati namun kemudahan dalam hal menabung tidak, hal tersebut menggambarkan belum sadarnya masyarakat untuk merencanakan keuangannya dalam jangka panjang (freep.com). Kalangan dewasa muda tumbuh dalam budaya yang difasilitasi hutang dengan gaya hidup yang mahal dan mudah dalam penggunaan kredit (Dugas, 2001).
Disisi lain masyarakat Indonesia cenderung semakin konsumtif setiap tahunnya, hal tersebut tercermin dari menurunnya Margin Propensity to Save
5 (MPS) dan meningkatnya Margin Propensity to Consumption (MPC) selama tiga tahun terakhir sejak 2015, berdasarkan data yang diolah dari World Bank menunjukkan bahwa budaya konsumsi masyarakat Indonesia terus meningkat namun budaya untuk menabung terus menurun selama 3 tahun terakhir (pikiran-rakyat.com). Hasil survei litbang kompas yang dilakukan Maret-April 2012 di enam kota besar di Indonesia (Jakarta, Yogyakarta, Bandung, Medan dan Makasar) menunjukkan berkembang dengan cepatnya masyarakat kelas menengah yang berjumlah 50,3 %. Sikap konsumtif yang sempat tertahan pada saat krisis ekonomi kembali meningkat, hal ini tercermin dari penjualan barang konsumsi dengan rata rata peningkat penjualan sebesar 19,2 persen per tahun, pinjaman dana untuk kendaraan dari perbankan tumbuh 29,33 persen per akhir januari 2012, pertumbuhan pasar elektronik mencapai 17 persen yang sebagian dipicu pembelian ponsel. (nasional.kompas.com)
Bandung sebagai salah satu kota besar di Indonesia mendapatkan predikat sebagai kota kreatif, hal ini salah satunya karena ditopang jumlah penduduk usia muda atau produktif yang jumlahnya melebihi dari 50%. Data Badan Pusat Statistik menunjukkan jika penduduk Kota Bandung termasuk pada piramida ekspansif. Artinya, komposisi penduduk Kota Bandung didominasi oleh kelompok muda yaitu, kelompok umur 15 sampai 19 tahun, 20 sampai 24 tahun, dan 25 sampai 29 tahun merupakan kelompok umur dengan jumlah penduduk yang paling banyak di Kota Bandung. Total penduduk usia produktif di Kota Bandung 2014 sebanyak 71,93 persen dari total penduduk (bandungkita.net). Dengan besarnya tingkat masyarakat usia produktif yang ada di Kota Bandung membuat penulis melakukan penelitian terkait personal financial management behaviour pada masyarakat usia produktif di Kota Bandung dengan rentang usia 15-34 tahun.
1.3 Perumusan Masalah
Dalam studi literatur Mien & Thao (2015), Lee dan Miller (2012), Navickas et al., (2014) peneliti menemukan bahwa terdapat hubungan antara financial knowledge, financial attitude, locus of control dan personal financial management behavior.
6 Penelitian ini dilakukan untuk melihat pengaruh personal financial management behavior terhadap financial knowledge, financial attitude, dan external locus of control pada masyarakat usia produktif di Kota Bandung. Dimana usia produktif sering dikaitkan dengan perilaku konsumtif dan tidak memikirkan perencanaan keuangan jangka panjang.
1.4 Pertanyaan Penelitian
1. Bagaimana financial knowledge, financial attitude, external locus of control dan personal financial management behavior pada masyarakat usia produktif di Kota Bandung?
2. Apakah terdapat pengaruh antara financial knowledge, financial attitude dan external locus of control terhadap personal financial management behavior?
3. Apakah terdapat pengaruh antara financial knowledge terhadap personal financial management behavior?
4. Apakah terdapat pengaruh antara financial attitude terhadap personal financial management behavior?
5. Apakah terdapat pengaruh antara external locus of control terhadap personal financial management behavior?
1.5 Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui bagaimana financial knowledge, financial attitude, external locus of control dan personal financial management behavior pada masyarakat usia produktif di Kota Bandung.
2. Untuk mengetahui pengaruh financial knowledge, financial attitude, dan external locus of control terhadap personal financial management behavior.
3. Untuk mengetahui pengaruh financial knowledge terhadap personal financial management behavior.
7 4. Untuk mengetahui pengaruh financial attitude terhadap personal
financial management behavior.
5. Untuk mengetahui pengaruh external locus of control terhadap personal financial management behavior.
1.6 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kegunaan dan manfaat sebagai berikut:
a. Bagi OJK
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi regulator dalam hal ini OJK dalam memberikan pengetahuan keuangan pada masyarakat usia produktif di Kota bandung
b. Bagi Penduduk Kota Bandung
Penelitian ini diharapkan dapat membuat masyarakat usia produktif Kota Bandung memiliki manajemen keuangan pribadi yang lebih baik dalam hal perencanaan dan pengetahuan keuangan dikemudian hari. c. Bagi Praktisi dan Akademisi
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu ekonomi. Dan diharapkan dapat menjadi tambahan informasi bagi para pembaca serta menjadi rujukan bagi peneliti yang akan mengembangkan penelitian sejenis.
1.7 Ruang Lingkup Penelitian 1.7.1 Variabel Penelitian
Variabel independen dari penelitian ini adalah personal financial management behavior dengan variabel dependen adalah financial knowledge, financial attitude, dan external locus of control.
8 1.7.2 Lokasi dan Objek Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Kota bandung. Dengan objek penelitian ini adalah masyarakat usia produktif dengan rentang 15-34 tahun di Kota Bandung.
1.7.3 Periode Penelitian
Waktu penelitian ini ditargetkan kurang lebih selama 4 bulan dengan periode penelitian sejak September 2016 hingga Desember 2016.
1.8 Sistematika Penulisan Tugas Akhir BAB I: PENDAHULUAN
Bab ini merupakan penjelasan secara umum mengenai objek penelitian, latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan dan kegunaan diadakannya penelitian serta sistematika dari penelitian.
BAB II: TINJAUAN PUSTAKA DAN LINGKUP PENELITIAN Bab ini berisikan penjelasan dari literatur penelitian yang berkaitan dengan teori penelitian yang mendukung solusi permasalahan, penelitian terdahulu dan kerangka pemikiran.
BAB III: METODE PENELITIAN
Pada bab ini dipaparkan tentang metode penelitian yang meliputi jenis penelitian yang dilakukan, variabel, jenis dan sumber data, populasi dan sampel, metode pengumpulan data, dan teknik analisis data.
BAB IV: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini berisi tentang analisis data yang menitik beratkan pada hasil olahan data sesuai dengan metode yang digunakan. Interpretasi hasil analisis dari objek penelitian sesuai dengan uji statistik yang digunakan.
9 BAB V: KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisikan kesimpulan dari analisis dan pembahasan dari bab – bab sebelumnya dan saran yang dapat diterapkan oleh masyarakat yang menjadi objek penelitian dan juga regulator dalam hal peningkatan pemahaman keuangan bagi masyarakat usia produktif di Kota Bandung.