23 BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian Asosiatif yang bertujuan untuk menganalisis hubungan antara suatu variabel dengan variabel yang lain, dapat berupa hubungan biasa atau hubungan sebab akibat (Ulum & Juanda, 2018).
B. Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan industri dasar dan kimia yang terdaftar di BEI pada tahun 2018-2020. Sampel penelitian diambil dengan menggunakan metode purposive sampling, dengan kriteria sebagai berikut :
1. Perusahaan industri dasar dan kimia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode 2018-2020,
2. Perusahaan yang melaporkan data pada laporan keuangan menggunakan mata uang asing dan data yang disampaikan tidak lengkap,
3. Perusahaan yang melaporkan data secara lengkap selama periode penelitian tahun 2018-2020.
C. Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, dimana data yang digunakan yaitu laporan keuangan tahunan perusahaan industri dasar dan kimia yang terdaftar di BEI. Laporan keuangan yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah laporan keuangan tahunan perusahaan industri dasar dan kimia periode 2018-2020, sehingga nanti akan menghasilkan data yang bersifat kuantitatif. Sumber data dalam penelitian ini diperoleh dari website Bursa Efek Indonesia www.idx.co.id .
D. Teknik Perolehan Data
Dalam penelitian ini jenis data yang dibutuhkan adalah data sekunder yang berupa laporan keuangan tahunan perusahaan. Dalam memperoleh data ini peneliti menggunakan Teknik dokumentasi dimana peneliti hanya tinggal memanfaatkan data yang tersedia.
E. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
1. Variabel Independen
Independent variable (variabel bebas) artinya variabel yang tidak terikat oleh variabel lain. Jika dinyatakan dalam gambar arah hubungan antar-variabel, variabel independent ditinggalkan oleh anak panah Ulum & Juanda (2018). Variabel Independen penelitian ini adalah leverage, profitabilitas, dan struktur corporate governance.
Leverage
Leverage digunakan untuk mengukur seberapa besar perusahaan dibiayai oleh utang. Adanya hasil dari pengukuran leverage yang tinggi, maka menunjukkan bahwa perusahaan memiliki utang besar dalam melakukan pendanaannya. Variabel ini diukur dengan membandingkan total hutang perusahaan dengan total asset yang dimiliki perusahaan (debt ratio). Adapun rumus debt ratio sebagai berikut:
𝐷𝑒𝑏𝑡 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 = 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐿𝑖𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑖𝑒𝑠
𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑎𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠 𝑥100%
Profitabilitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba atau keuntungan. Apabila hasil pengukuran dari profitabilitas itu tinggi maka menunjukkan semakin baik juga kondisi perusahaan dalam memperoleh keuantungan. Dalam penelitian ini profitabilitas diproksikan dengan Return on Asset (ROA)
𝑅𝑒𝑡𝑢𝑟𝑛 𝑜𝑛 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡 (𝑅𝑂𝐴) = 𝐿𝑎𝑏𝑎 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑎𝑠𝑒𝑡 𝑥 100%
Struktur Corporate Governance
Corporate governance adalah tata kelola perusahaan yang menjelaskan hubungan antara berbagai partisipan dalam perusahaan yang menentukan arah dan kinerja perusahaan. Dan di penelitian ini diukur oleh kepemilikan institusional. Kepemilikan institusional merupakan kepemilikan saham perusahaan yang dimiliki oleh institusi seperti perusahaan asuransi, bank, perusahaan investasi dan kepemilikan institusi lain. Menurut Bodroastuti (2009), kepemilikan institusional yang baik apabila memiliki kepemilikan yang lebih besar dari 5% dari jumlah saham yang beredar, karena dapat mengindikasikan kemampuannya untuk memonitor manajemen.
𝐾𝑒𝑝𝑒𝑚𝑖𝑙𝑖𝑘𝑎𝑛 𝐼𝑛𝑠𝑡𝑖𝑡𝑢𝑠𝑖𝑜𝑛𝑎𝑙 = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑎ℎ𝑎𝑚 𝑝𝑖ℎ𝑎𝑘 𝑖𝑛𝑠𝑡𝑖𝑡𝑢𝑠𝑖
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑎ℎ𝑎𝑚 𝑏𝑒𝑟𝑒𝑑𝑎𝑟 𝑥100%
2. Variabel Dependen
Dependent variable (variabel terikat) adalah variabel yang terikat oleh variabel lain. Dalam gambar arah hubungan antar variabel, variabel dependen merupakan variabel yang dituju oleh anak panah Ulum & Juanda (2018). Variabel dependen dalam penelitian ini adalah financial distress.
Financial distress merupakan tahap penurunan kondisi keuangan yang terjadi sebelum terjadinya kebangkrutan ataupun likuidasi. Dalam penelitian ini, variabel dependennya yaitu financial distress yang menggunakan rumus Altman Z Score sebagai cara untuk melihat risiko kebangkrutan sebuah perusahaan. Adapun rumus dari Altman Z Score yakni sebagai berikut :
𝑍 = 1,2 𝑇1+ 1,4 𝑇2+ 3,3 𝑇3+ 0,6 𝑇4+ 0,99 𝑇5
3. Variabel Moderasi
Variabel moderasi adalah variabel yang dapat memperkuat atau memperlemah diantara variabel. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah likuiditas.
Likuiditas
Likuiditas menggambarkan kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansialnya dalam jangka waktu tidak lebih dari satu tahun. Tingkat likuiditas tinggi menunjukkan perusahaan berada dalam kondisi cukup baik. Perusahaan yang memiliki rasio likuiditas yang tinggi, maka perusahaan tersebut dianggap memiliki kemampuan untuk membayar kewajiban jangka pendeknya dan mempertahankan kelangsungan usaha, maka dari itu akan semakin kecil perusahaan tersebut mengalami financial distress. Sebaliknya, jika semakin rendah rasio likuiditas maka dikhawatirkan akan semakin besar kemungkinan suatu perusahaan mengalami financial distress.
Variabel ini diukur dengan menggunakan quick ratio. Adapun rumus quick ratio adalah :
𝑄𝑢𝑖𝑐𝑘 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 = 𝑎𝑠𝑒𝑡 𝑙𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟 − 𝑝𝑒𝑟𝑠𝑒𝑑𝑖𝑎𝑎𝑛
F. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan analisis statistic yang menggunakan perangkat lunak statistic. Alat analisis data yang digunakan adalah statistic deskriptif, yakni untuk mendeskripsikan variabel-variabel dalam penelitian ini. Analisis data dilakukan dengan bantuan software Stata 15 dengan tahapan sebagai berikut :
1. Statistik Deskriptif
Analisis ini bertujuan untuk menggambarkan masing-masing variabel dalam bentuk hasil distribusi frekuensi, kemudian dilakukan analisis mean standar devisiasi, tingkat capaian responden dan koefisien serta memberikan interprestasi dari analisis tersebut.
2. Analisis Regresi Data Panel
Pemilihan Model Analisis Regresi Data Panel
Data panel adalah data gabungan antara data time series dengan data cross section, karena data ini terdiri atas beberapa objek dengan beberapa sub objek lainnya dalam beberapa periode waktu. Dalam mengestimasi parameter model dengan data panel, terdapat beberapa Teknik, yaitu :
1. Common Effect Model (CEM)
Teknik ini mengasumsikan bahwa data gabungan yang ada, menunjukkan kondisi yang sesungguhnya. Hasil analisis regresi dianggap berlaku pada semua objek pada semua waktu. Kelemahan asumsi ini adalah ketidaksesuaian model dengan keadaan yang sesunguhnya. Kondisi tiap objek saling berbeda, bahkan satu objek pada suatu waktu akan sangat berbeda dengan kondisi objek tersebut pada waktu lain (Winarno, 2015).
Model ini dapat menunjukkan perbedaan konstanta antar objek, meskipun dengan koefisiensi regressor yang sama. Efek tetap disini maksudnya adalah bahwa satu objek, memiliki konstanta yang tetap yang besarnya untuk berbagai periode waktu dan juga koefisien regresinya (Winarno, 2015).
3. Random Effect Model (REM)
Efek rabdom digunakan untuk mengatasi kelemahan metode efek tetap yang menggunakan variabel semu, sehingga model mengalami ketidakpastian (Winarno, 2015).
Adapun Langkah-langkah dalam melakukan pemilihan model data panel adalah sebagai berikut :
1. Uji Chow
Uji Chow adalah pengujian untuk memilih apakah model digunakan, common effect model atau fixed effect model (Widarjono, 2009). dalam pengujian ini dilakukan dengan hipotesis sebagai berikut :
a. H0 = Common Effect Model
b. H1 = Fixed Effect Model
Menurut (Baltagi, 2008), untuk melihat hasil uji chow dapat dilakukan dengan melihat nilai probabilitas chi square. Jika nilai probabilitas chi square > taraf signifikan, maka H1 ditolak atau model yang digunakan
adalah model common effect. Sebaliknya jika nilai probabilitas chi square < taraf signifikan, maka H1 diterima atau model yang digunakan adalah fixed
effect model.
Uji Hausman adalah pengujian statistic untuk memilih apakah fixed effect model atau random effect model lebih tepat digunakan dalam regresi data panel (Gujarati, 2012). Pengujian dilakukan dengan hipotesis berikut: a. H0 = Random Effect Model
b. H1 = Fixed Effect Model
Jika nilai probabilitas uji hausman < taraf signifikansi, maka H1 diterima
atau model yang tepat adalah fixed effect model. Begitupun sebaliknya, jika nilai probabilitas uji hausman > taraf signifikansi, maka H1 ditolak atau
model yang digunakan adalah random effect model.
3. Uji Lagrange Multiplier
Uji Lagrange Multiplier adalah pengujian statistik untuk memilih apakah common effect model atau random effect model lebih tepat digunakan dalam regresi data panel (Gujarati, 2012). Pengujian dilakukan dengan hipotesis berikut:
a. H0 = Common Effect Model
b. H1 = Random Effect Model
Jika nilai probabilitas uji lagrange multiplier < taraf signifikansi, maka H1
diterima atau model yang tepat adalah random effect model. Begitupun sebaliknya, jika nilai probabilitas uji lagrange multiplier > taraf signifikansi, maka H1 ditolak atau model digunakan adalah common effect model.
Regresi Data Panel
Metode analisis data yang digunakan adalah model regresi data panel, yaitu dengan regresi yang digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Model persamaan regresi data panel pada
penelitian ini yang merupakan gabungan data dari data cross section dan data times series adalah sebagai berikut:
Y = α + β1 X1 + β2 X2 + β3 X3 + e
Keterangan:
Y = Financial Distress
Α = Konstanta
β1, β2, β3 = Koefisien regresi variabel independent
X1 = Leverage
X2 = Profitabilitas
X3 = Struktur Corporate Governance
E = Error term
3. Uji Hipotesis
Untuk mengetahui apakah hipotesis (asumsi) yang diajukan ditolak atau diterima, dilakukan uji hipotesis melalui Uji-F, Uji-T dan Uji Koefisien Determinasi (R2) sebagai berikut :
Uji Signifikan Simultan (F-Test)
Uji ini dilakukan untuk mengetahui secara serentak variabel independent mampu menjelaskan variabel dependen secara baik. Pengujian dilakukan dengan menggunakan tingkat signifikansi sebesar 0,05 (α=5%). Dengan ketentuan penolakan dan penerimaan hipotesis adalah sebagai berikut :
1. Jika nilai signifikansi F hitung ≤ 0,05 maka H0 ditolak. Ini berarti bahwa
secara bersama-sama seluruh variabel independent mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.
2. Jika nilai signifikansi F dihitung > maka H0 diterima. Ini berarti bahwa
secara bersama-sama seluruh variabel independent tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.
Uji Signifikan Parsial (t-Test)
Pengujian ini dilakukan untuk menguji apakah secara terpisah variabel independent mampu menjelaskan variabel dependen secara baik. Pengujian dilakukan dengan menggunakan tingkat signifikansi sebesar 0,05 (α=5%). Dengan ketentuan penolakan atau penerimaan hipotesis adalah sebagai berikut :
1. Jika nilai signifikansi t hitung ≤ 0,05 maka H0 ditolak dan menerima H1
(koefisien regresi signifikan). Ini berarti bahwa secara parsial variabel independent tersebut mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.
2. Jika nilai signifikan t hitung > 0,05 maka H0 diterima dan menolak H1
(koefisien regresi tidak signifikan). Ini berarti bahwa secara parsial variabel independent tersebut tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.
Uji Koefisien Determinasi (R2)
Pengujian koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengukur seberapa
jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel terkait. 4. Uji Moderasi
Hubungan langsung antara variabel independen dan variabel dependen, ada kemungkinan dapat dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model statistik, yang disebut dengan istilah variabel moderator atau moderasi. Variabel moderasi adalah variabel independen yang dapat memperkuat atau memperlemah hubungan antar variabel independen lainnya terhadap variabel
(Ghozali, 2005). Berikut persamaan penelitian dengan menggunakan variabel moderating : Y = α + β1 X1 + β2 X2 + β3 X3 + β4 X1.Z + β5 X2.Z + β6 X3.Z + e Keterangan: Y = Financial Distress Α = Konstanta
β1, β2, β3 = Koefisien regresi variabel independent β4, β5, β6 = Koefisien regresi variabel moderating
X1 = Leverage
X2 = Profitabilitas
X3 = Struktur Corporate Governance
Z = Likuiditas